Anda di halaman 1dari 2

DOA DAN PERSEKUTUAN1

Bacaan : MATIUS 18 : 15 - 20

Jemaat Tuhan sekalian !


Dalam kehidupan berjemaat, pertanyaan-pertanyaan kritis sering dikemukakan.
Antara lain : apa bedanya berdoa sendiri dan berdoa bersama ? Bukankah lebih
baik, lebih tenang, lebih kosentrasi, jika saya berdoa sendiri di rumah,
daripada berdoa bersama pada persekutuan doa ataupun pada persekutuan
beribadah ? Ada juga yang bertanya : apakah tidak sama jika saya
mendengarkan khotbah di TV dengan khotbah Pendeta ataupun Penatua pada
Ibadah Minggu di gedung Gereja ?
Menurut saya, pertanyaan-pertanyaan seperti di atas perlu ditanggapi. Kita
mengharapkan kedewasaan warga jemaat. Warga jemaat dikatakan dewasa jika
apa yang mereka lakukan, tidak dilakukan sekedar kebiasaan atau karena
aturan (ortodoksi), tetapi didasarkan pada suatu pemahaman yang benar.
Lalu, apa hubungan antara pertanyaan-pertanyaan di atas dengan bacaan kita
ini ?
Matius 18 membicarakan tentang bagaimana hidup bersama di dalam jemaat.
Secara khusus pada ayat 19 dan 20, Tuhan Yesus menerangkan betapa
pentingnya orang-orang yang percaya kepada-Nya bergabung dan membentuk
sebuah jemaat. Dalam hal berdoa, Tuhan Yesus menerangkan bahwa doa yang
dipanjatkan bersama-sama (sekalipun hanya dua orang saja) adalah sangat
kuat. Menurut Prof. W. Barclay dan Prof. W. Grundmann, dalam doa yang
dinaikkan bersama-sama, permintaan-permintaan yang berkenaan dengan
kepentingan kita sendiri akan berkurang, sehingga doa yang kita naikkan
bersama-sama adalah lebih murni. Allah akan mengabulkan doa itu, walaupun
dengan cara yang sesuai dengan hikmat-Nya. Acapkali Ia mengabulkan doa kita
dengan cara yang lain dari yang kita harapkan.
Masih dalam hubungannya dengan berdoa, pada ayat 20, Kristus memberi suatu
janji lagi bahwa Ia sendiri akan hadir di mana dua atau tiga orang berkumpul
dalam nama-Nya, yang berarti sebagai orang yang percaya kepada Kristus dan
mau menaati Kristus. Memang dalam naskah Yunani ada tertulis kata: “Aku ada
di tengah-tengah mereka”. Tetapi dalam bahasa Yunani, kata “ada” kadang-
kadang dipakai untuk menandakan sesuatu hal yang “ pasti akan ada”. Di sini
Yesus berkata tentang masa depan setelah Ia naik ke sorga. Walaupun Ia
sudah naik ke sorga, namun Ia akan hadir secara rohani di mana orang-orang

1
Disusun sebagai salah satu materi Teguh Melangkah edisi 08 tahun 2004.
1
Kristen berkumpul. Janji ini harus kita hubungkan dengan ayat 15-19, di mana
orang-orang Kristen berkumpul untuk membicarakan bagaimana mereka akan
menasihati dan menindak seorang saudara yang hidup dalam dosa.
Dalam Misyna, yakni buku yang berisi ucapan-ucapan para rabi Yahudi, ada
tertulis bahwa “di mana dua orang duduk bersama-sama untuk membicarakan
Taurat Allah, di situ Syekina (yaitu kehadiran Allah) tinggal di tengah-tengah
mereka”. Memang pada zaman Kristus Misyna belum dibukukan, tetapi ada
kemungkinan bahwa ucapan itu sudah dikenal orang pada zaman Yesus, sehingga
terbuka kemungkinan pula bahwa Yesus dengan sengaja mengganti Syekina
(Kehadiran Allah) dengan kehadiran-Nya karena di dalam Yesus, Allah turut
hadir (lihat Matius 1 : 23).
Jemaat Tuhan sekalian.
Nyatalah bahwa hidup bersama atau hidup bersekutu sebagai suatu jemaat
adalah kehendak Tuhan sendiri. Sebagai Bapa, Ia sendiri mengharapkan bahwa
anak-anak-Nya di bumi ini hidup dalam suatu kerukunan yang diperlihatkan
melalui persekutuan. Seorang bapak (bapak T.T. Polo) yang hidup di daerah
Penanto berpesan kepada anak-anaknya : “Tidak ada yang lebih saya harapkan
dari kalian, selain melihat kalian hidup rukun sebagai kakak-beradik; saudara-
bersaudara”.
Begitu pentingnya hidup yang rukun, hidup yang bersekutu, hidup yang
berjemaat, sehingga Tuhan Yesus sendiri berkata : “ Jika dua orang dari padamu di
dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku
yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka." Amin ✍

Anda mungkin juga menyukai