Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Ekklesia Menurut Perjanjian Baru

“Ekklesia yang berasal dari bahasa Yunani tersebut memiliki pengertian “perkumpulan” atau “orang-
orang yang dipanggil keluar.” Ekklesia juga berarti gereja. Bukan bangunan gerejanya akan tetapi
gereja itu sendiri adalah umat Tuhan. Sebab di perjanjian baru, ekklesia sering merujuk pada umat-
umat Kristus yang  percaya dan beribadah pada-Nya. Setelah Yesus naik ke sorga, murid-murid dan
pengikut-Nya melakukan persekutuan di rumah-rumah. Lalu, mengapa kehidupan gereja dalam
perjanjian baru dan perjanjian lama berbeda? Berikut pembahasannya. (baca juga: Gereja Terbesar di
Indonesia)

Pengertian Eklesia dalam Perjanjian Baru 

Ekklesia di dalam perjanjian baru memiliki sifat yang berbeda dengan yang ada di perjanjian lama.
Terjadi pembaharuan dalam hubungan dengan Allah, komunikasi dengan Allah, dan cara pandang
gereja itu sendiri. Misalkan seperti yang kita ketahui didalam perjanjian lama dikenal dengan adanya
korban bakaran sebagai persembahan yang harum di hadapan Tuhan. Akan tetapi di dalam perjanjian
baru, tidak lagi menggunakan tradisi tersebut. (baca juga: Penciptaan Manusia)

Sebab Yesus yang disebut Anak Domba Allah telah mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa
umat manusia. Karena Bapa menginginkan hubungan yang dekat dengan ciptaan-Nya. Di masa
perjanjian baru, ekklesia yang memiliki arti gereja, bermaksud memberitahu setiap kita bahwa gedung
gereja bukan lah suatu penghalang untuk kita beribadah, sebagai berikut:

1. Kelompok orang-orang yang percaya pada Kristus

Orang-orang yang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat disebut umat Tuhan. Mereka
berkumpul dan bersekutu bersama. Kelompok orang-orang tersebut menerima janji Tuhan dan
menantikannya didalam persekutuan orang-orang percaya tersebut. Sebab ada tertulis di Alkitab “Dan
biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi
suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus
berkenan kepada Allah.” (1 Petrus 2:5) (baca juga: Hukum Tabur Tuai)

Kelompok orang-orang tersebut juga adalah saksi Tuhan untuk memberitakan berita keselamatan.
“Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-
orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para
nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” (Efesus 2:19-20) Karena mereka semua sudah
dianggap Tuhan sebagai partner kerja Allah dan Yesuslah patokan kita dalam berbuat segala sesuatu.
Sebab memang jelas kita sebagai umat Tuhan disuruh Tuhan untuk memisahkan diri dari dunia dan
berkumpul dalam satu persekutuan umat Allah. “Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan
pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku
akan menerima kamu.” (2 Korintus 6:17). (baca juga: Hukum Kasih Dalam Alkitab)

2. Pertemuan yang berkualitas dan terjalin seperti keluarga

Persekutuan mereka bukan seperti persekutuan biasa. Tetapi didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan
yang berkualitas dan hubungan diantara mereka sudah seperti keluarga dalam satu iman kepercayaan.
Bukti bahwa mereka seperti keluarga terdapat pada Kisah Para Rasul 2:44-47 yang berbunyi “Dan
semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah
kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-
bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan
dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah
masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah
mereka dengan orang yang diselamatkan.” (baca juga: Asal Usul Manusia Menurut Agama Kristen)

Selain itu, pertemuan yang mereka lakukan sifatnya konsisten dan terus menerus. Sehingga lambat
laun hubungan yang tercipta pun semakin erat dan tidak ada yang menyendiri. Semuanya melakukan
apa yang harus dilakukan. “Dan setiap hari mereka melanjutkan pengajaran mereka di Bait Allah dan
di rumah-rumah orang dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.” (Kisah Para Rasul
5:42) (baca juga: Pengertian Kitab Injil)

3. Suatu kehidupan yang harmonis

Gereja dalam perjanjian baru berbeda dengan gereja pada perjanjian lama. Kehidupan gereja pada
perjanjian baru bersifat dinamis dan melibatkan seluruh anggota untuk dapat terlibat. Kehidupannya
sama seperti tubuh yaitu tidak dapat dipisahkan dan memiliki fungsi masing-masing. “Karena sama
seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak,
merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.” (1 Korintus 12:12) (baca juga: Makna Doa Bapa
Kami)

Oleh sebab itu mereka tidak dapat dipisahkan dan menjalani semuanya bersama. “Karena itu
jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati,
semua anggota turut bersukacita.” (1 Korintus 12:26) Seperti yang tertulis didalam ayat
tersebut lah kehidupan gereja pada masa perjanjian baru. Selain menderita dan merasakan
sukacita bersama-sama, mereka juga saling melayani, saling membutuhkan, dan hidup kudus
di hadapan Tuhan. Karena mereka semua anggota Kristus maka yang menjadi pemimpin
adalah Kristus sendiri. Mereka diberi pengajaran-pengajaran, nasihat, arahan dan pedoman
untuk melangkah dalam hal pelayanan. Sehingga mereka menjadi semakin kuat didalam
Tuhan dan tidak takut dengan rintangan yang menghadang. Karena mereka percaya bahwa
ada Kristus didalam mereka. (baca juga: Kristen Ortodoks) kepentingan masing-masing.
Tetapi mereka sehati dan sepikir seturut dengan pikiran Allah. Tidak ada yang lebih berkuasa
tetapi mereka semua sama yaitu satu kesatuan didalam Kristus. Sedangkan dalam perjanjian
lama, Tuhan banyak berperan. Seperti dalam kisah Musa dan bangsa Israel. Hanya Musa yang
dekat dengan Allah dan meminta segala sesuatunya langsung pada-Nya. Tuhan pun memiliki
pribadi yang berbeda di dalam kisah itu. Dia adalah Tuhan yang harus disegani dan
kedekatannya dengan bangsa Israel tidak lah secara langsung. Didalam perjanjian baru dapat
kita lihat bahwa hubungan antara manusia dengan Allah sangatlah

4. Bergerak dan melayani bersama Kristus

Tuhan adalah pemimpinnya dan mereka adalah anggotanya. Hal ini bukan berarti aikan bahwa
hubungan antara manusia dengan Allah sangat dekat. (baca juga: Air Bah) hanya Tuhan lah yang
bekerja dan anggota tidak. Akan tetapi mereka saling berpegangan tangan dan bersama-sama
melayani Tuhan. Mereka bukan lagi orang yang dengan ego dan berbeda. Di perjanjian baru diur

Sebab ada tertulis “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di
tengah-tengah mereka.” (Matius 18:20). Dimana ada orang yang bersatu dan memanggil nama Tuhan,
maka Tuhan akan hadir di tengah-tengah kita. Gereja dalam perjanjian baru pun memberitahu kita
bahwa hubungan antar sesame umat manusia pun penting di jalin. Sehingga ada kesinambungan
antara hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia. Maka beribadah lah sesuai
dengan apa yang diajarkan dalam perjanjian baru. Sebab perjanjian baru ada untuk mengganti
perjanjian lama. Milikah hubungan yang dekat dengan Allah sampai Tuhan bilang bahwa kita adalah
gereja-gereja Allah yang sejati. (baca juga: Renungan Singkat Kristen)

Anda mungkin juga menyukai