Definisi Perawatan
Perawatan menurut supandi (1990) adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas
yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan kualitas peralatan agar
tetap berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya.
Dari pengertian tersebut diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa :
Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses produksi.
Peralatan yang dapat digunakan terus untuk berproduksi adalah hasil
adanya perawatan.
Aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian peralatan,
bahan pekerjaan, cara penanganan dan lain-lain.
Aktivitas perawatan harus dikontrol berdasarkan pada kondisi yang terjaga.
Istilah perawatan dapat diartikan sebagai pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga
atau memperbaiki setiap fasilitas, seperti bagian dari pabrik, peralatan, gedung
beserta isinya, sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
6
7
Dalam hal ini gabungan dari istilah “perawatan” dan “perbaikan” (maintenance
and repair) sering digunakan karena sangat erat hubungannya. Maksud dari
penggabungan tersebut ialah:
Perawatan sebagai aktivitas untuk mencegah kerusakan.
Perbaikan sebagai aktivitas untuk memperbaiki kerusakan.
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan dapat dibagi
menjadi dua cara :
8
Perawatan preventif ini penting diterapkan pada industri- industri yang proses
produksinya kontinyu atau memakai sistem otomatis, misalnya :
Pabrik kimia, industri pengerolan baja, kilang minyak, produksi massal,
dan sebagainya.
Apabila terjadi kemacetan produksi karena adanya kerusakan dapat
menimbulkan biaya yang sangat tinggi.
Apabila terjadi kerusakan kecil pada bagian fasilitas yang vital dapat
mengakibatkan kegagalan seluruh proses.
Apabila kegagalan atau kerusakan yang terjadi sangat membahayakan,
seperti pada ketel, bejana bertekanan, alat pengangkat dan sebagainya.
Kegiatan preventive maintenance dibagi menjadi dua kelompok :
1. Subjective Monitoring
Monitoring yang dilakukan dengan menggunakan indera seperti
mendengarkan, melihat, menyentuh, merasakan, dan membaui,
kemudian mengestimasi kondisi berdasarkan indera tersebut.
9
perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indera atau dengan alat-alat
monitor canggih.
Teknik-teknik dan alat bantu yang dipakai dalam memonitor kondisi ini adalah
untuk efisiensi kerja agar kelainan yang terjadi dapat diketahui dengan cepat dan
tepat. Perawatan dengan sistem monitoring sangat penting dilakukan untuk
mendapatkan hasil yang realistis tanpa melakukan pembongkaran total untuk
menganalisisnya
PERAWATAN
PERAWATAN PERAWATAN
YANG DIRENCANAKAN TAK DIRENCANAKAN
Perawatan Perawatan
Preventif korektif
Pada dasarnya, tidak semua bentuk perawatan cocok diterapkan pada setiap mesin
atau peralatan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan beberapa pertimbangan dalam
memilih metode peramalan yang tepat, karena pemilihan strategi perawatan yang
sesuai dapat menghasilkan kondisi mesin/peralatan yang optimum. Terdapat
beberapa faktor yang dapat dijadikan acuan dalam memilih metode perawatan
yang cocok, yaitu :
Jumlah mesin/peralatan yang digunakan.
Umur masin-masin mesin yang digunakan.
Tingkat produksi perusahaan.
Tingkat keahlian teknisi yang dimiliki perusahaan.
Pelaksanaan kegiatan perawatan tidak terlepas dari penjadwalan perawatan.
Penjadwalan perawatan untuk tiap komponen pada setiap mesin dapat berbeda,
bergantung pada lamanya selang waktu kerusakan dan kapasitas kerja yang
dimiliki mesin atau komponen yang bersangkutan.
Oleh karena itu, penggunaan nilai mean time to failure (MTTF) sebagai acuan
dalam membuat penjadwalan perawatan sangatlah penting untuk menghindari
terjadinya tindakan perawatan yang terlalu sering atau perawatan yang jarang
dilakukan. Apabila tindakan perawatan terlalu sering dilakukan, maka dapat
menimbulkan pemborosan baik dari segi biaya, tenaga kerja, maupun waktu.
Sedangkan bila tindakan perawatan jarang dilakukan maka kemungkinan
terjadinya kerusakan dini pada suatu mesin atau komponen akan semakin besar.
12
Kaidah Perawatan
Kaidah perawatan merupakan acuan dalam melaksanakan kegiatan perawatan
yaitu sebagai bahan untuk melakukan analisa awal terhadap mesin atau sistem
yang akan dirawat. Acuan-acuan tersebut meliputi acuan-acuan tentang apa yang
dimaksud dengan perawatan sistem, kelaikan sistem, kemampuan operasional,
kesiapan sistem (Availability), keandalan sistem (Reliability) dan penggunaan
sumber daya.
a. Perawatan Sistem
Perawatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar sistem
berada selalu dalam keadaan siap pakai (Serviceable) atau memulihkan
kembali kondisi sistem kedalam kondisi siap pakai.
b. Kelaikan Sistem
Kelaikan sistem adalah kemampuan terancang pada suatu sistem untuk
melaksanakan fungsinya secara aman dan dalam batasa-batas kondisi
operasional yang telah ditetapkan, ditentukan oleh besaran konfigurasi,
standar konstruksi, spesifikasi performansi dan spesifikasi teknis.
c. Kemampuan Operasional
Kemampuan operasional adalah kemampuan yang dimiliki oleh
mesin/sistem untuk melakukan bermacam- macam operasi sesuai dengan
yang diharapkan atau diperlukan.
d. Kesiapan (Availability)
Kesiapan (availability) adalah keadaan siat suatu mesin/peralatan baik
dalam jumlah (kuantitas) maupun kualitas sesuai dengan kebutuhan yang
digunakan untuk melaksanakan proses operasi. Kesiapan (avalability)
tersebut dapat digunakan untuk menilai keberhasilan atau efektifitas dari
kegiatan perawatan yang telah dilakukan.
e. Keandalan (Reliability)
Keandalan (reliability) merupakan kemungkinan suatu sistem atau
peralatan mampu melaksanakan misi atau fungsi tertentu pada kondisi
tertentu tanpa adanya kegagalan.
13
λt
Early failures
Random failures
Wearout failures
t
A B C
Konsep Maintenabilitas
Maintenabilitas suatu perawatan didefinisikan sebagai probabilitas peralatan yang
rusak, akan beroperasi kembali dalam periode waktu perawatan tertent, dimana
tindakan perawatan seperti perbaikan (repair), overhaul atau penggantian
(replacement) dilakukan. Maintenabilitas berkaitan erat dengan standar desain
15
Dimana :
g(t) adalah fungsi kepadatan probabilitas waktu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tindakan perawatan. Untuk nilai MTTR (Mean Time To
Repair) atau rataan waktu untuk tindakan perbaikan digunakan rumus :
m
i Ti
i 1
MTTR m
i
i 1
Dimana :
Ti : Waktu perawatan yang dibutuhkan terhadap komponen yang rusak.
M : Jumlah komponen yang diperbaiki dalam perawatan
λ : Laju kerusakan komponen i.
Konsep Availabilitas
Availabilitas berhubungan dengan probabilitas suatu peralatan untuk melakukan
operasi secara memuaskan pada kondisi dan periode tertentu. Secara matematis
availabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut :
uptime
Availabilitas
uptime downtime
Konsep availabilitas mengandung dua komponen utama, yaitu :
a. Maintenability
b. Reliability
Distribusi Kerusakan
Pada dasarnya, terdapat beberapa macam bentuk distribusi kerusakan yang dapat
digunakan dalam kebijakan perawatan, seperti Distribusi Hipereksponensial,
Eksponensial, Weibull, dan Normal,. Distribusi yang memiliki laju kerusakan
konstan disebut juga exponential probability distribution. Distribusi eksponensial
merupakan distribusi yang penting pada distribusi reliability. Distribusi lain yang
dapat digunakan adalah distribusi weibull, normal. Ketiga distribusi ini memiliki
fungsi laju kerusakan yang tidak konstan sehingga hal ini memberikan alternatif
lain yang dapat digunakan selain distribusi kerusakan eksponesial yang telah ada.
17
Salah satu distribusi kerusakan yang paling berguna untuk menentukan re liabilitas
adalah distribusi weibull. Distribusi weibull dapat digunakan untuk memodelkan
laju kerusakan yang meningkat maupun menurun. Pada tugas akhir ini distribusi
yang digunakan adalah distribusi weibull, alasan pemilihan distribusi ini sebagai
distribusi kerusakan yang menggambarkan kondisi kerusakan mesin saat ini
adalah karena distribusi weibull memiliki keunggulan dibandingkan dengan
distribusi yang lain. Distribusi ini sangat fleksibel terhadap berbagai fungsi
distribusi kerusakan, fleksibilitas ini dikarenakan distribusi weibull memiliki
parameter bentuk (β) sehingga karakteristik distribusi yang memiliki laju
meningkat, menurun dan konstan dapat ditunjukkan oleh nilai parameter bentuk
tersebut. Berikut ini pola distribusi kerusakan untuk berbagai nilai β yaitu :
β < 1, maka distribusi weibull tersebut mengikuti distribusi hipereksponensial
β = 1, maka distribusi weibull tersebut mengikuti distribusi eksponensial
β > 1, maka distribusi weibull tersebut mengikuti distribusi normal.
Terdapat dua macam distribusi weibull yang dapat digunakan, yaitu distribusi
weibull dua parameter dan distribusi weibull tiga parameter. Sesuai dengan
namanya distribusi weibull dua paramater mempunyai dua buah parameter, yaitu :
Parameter bentuk (β)
Merupakan parameter yang menggambarkan bentuk dari distribusi
kerusakan.
Parameter skala (θ)
Merupakan parameter yang menggambarkan umur karakteristik dari
alat/komponen.
f(t)
Area = 1.0
t
Gambar 2.3 Fungsi kepadatan probabilitas
Sumber : Ebeling (1997)
F(t)
1.0
r(t)
t
Fungsi laju kerusakan
Gambar 2.5 Fungsi laju kerusakan
Sumber : Jardine (1973)
d. Fungsi keandalan
merupakan probabilitas suatu alat/ komponen dapat berfungsi sampai suatu
periode t
t
R(t) e ..........................(2.7)
R(t)
1.0
r(t)
2 K 2 1 K 2 .e 2.t 12 K
K 1 K .e 2.t 12 K
Pola grafik dari masing- masing fungsi pada distribusi hipereksponensial
mendekati pola berikut ini :
f(t)
F(t)
t
Fungsi kumulatif kerusakan
R(t)
t
Fungsi keandalan
r(t)
t
Fungsi laju kerusakan
2. Distribusi Eksponensial
Distribusi yang menggambarkan suatu kerusakan dari mesin yang
disebabkan oleh kerusakan pada salah satu komponen dari mesin atau
peralatan yang menyebabkan mesin terhenti. Dalam hal ini kerusakan
tidak dipengaruhi oleh unsur pemakaian peralatan. Fungsi- fungsi yang
terdapat dalam distribsi ini adalah :
a. Fungsi kepadatan probabilitas f(t)
f(t) .e.t
Untuk t > 0
Dimana : λ = Rata-rata nilai kedatangan kerusakan
F(t)
t
Fungsi kumulatif kerusakan
R(t)
t
Fungsi keandalan
r(t)
t
Fungsi laju kerusakan
3. Distribusi Normal
Dapat digunakan jika pengaruh suatu random diakibatkan oleh sejumlah
besar variasi random yang tidak bergantungan (saling bebas/independen)
yang kecil atau sedikit. Fungsi- fungsi yang terdapat dalam distribsi ini
adalah :
a. Fungsi kepadatan probabilitas f(t)
t 2
2
1
f(t) .e 2
. 2
Dengan ketentuan : - ~ < t < ~
Dimana : μ = Rata-rata dari distribusi
σ = Standar deviasi distribusi
. 2
F(t) . e
. 2 t
2
R(t) . e dt
Pola grafik dari masing- masing fungsi pada distribusi normal mendekati
pola berikut ini :
25
f(t)
t
Fungsi kepadatan probabilitas
F(t)
1.0
R(t)
1.0
Fungsi keandalan
26
r(t)
t
Fungsi laju kerusakan
Pengujian Identik
Pengujian identik bertujuan untuk membuktikan data waktu antar kerusakan
memiliki sifat identik. Data identik menujukkan bahwa data satu dengan data
yang lainnya memilki sifat yang seragam. Salah satu metode pengujian yang
umum digunakan adalah Analysis of variance (ANOVA). Langkah- langkah dalam
pngujian identik dengan menggunakan ANOVA adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Hipotesis
H0 : Data 1 = Data 2 = Data 3 = .....= Data n
H1 : Minimal satu Data i terdapat tanda tidak sama dengan.
b. Menentukan nilai dari α
c. Menghitung nilai treatment (T) dengan menggunakan rumus :
T= x ij
j i
d. Menghitung nilai Sum of Square Total (SST ) dan nilai derajat kebebasan
total (VT ) dengan menggunakan rumus :
T2
SST x 2 ij
j i nk
n = Jumlah Baris
k = Jumlah Kolom
VT = nk-1
e. Menghitung nilai Sum of Square treatment (SST r) dan derajat
kebebasannya (VT r) dengan menggunakan rumus :
27
SSTr
x2 j T2
n nk
VT r = k-1
f. Menghitung nilai error (SSE) dan derajat kebebasannya (VE) dengan
menggunakan rumus :
SSE = SST -SSTr
VE = k(n-1)
g. Membandingkan nilai Fvalue dengan Ftabel
MS Tr
Fvalue =
MS E
Untuk nilai Ftabel dilihat pada tabel
h. Kesimpulan dari
Fvalue Ftabel Maka H0 diterima
Fvalue > Ftabel Maka H0 ditolak dan H1 diterima
r 1
k2 =
2
28
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai intercept (a) dan slope (b),
kemudian menghitung nilai θ dan nilai β dengan cara berikut :
n x i yi x i yi
b
n x i x i
2 2
yi b x i
a
n n
29
β = b ..........................(2.38)
exp a / ..........................(2.39)
Model Perawatan
Tm Tr Tm
Jadi dalam periode perawatan perawatan ini terdapat dua jenis waktu terhentinya
mesin dalam berproduksi, yaitu penghentian untuk dilakukan perawatan
pencegahan (preventive maintenance) dan penghentian untuk dilakukan perbaikan
kerusakan (corrective maintenance).
Kedua siklus dari model age replacement tersebut dapat terlihat jelas pada gambar
berikut ini :
Perawatan Perawatan
pencegahan perbaikan
Operasi Tp Operasi Tf
tp+Tp
Siklus 1 Siklus 2
Tf tp Tp Tf
0 t
C ( tp)
C p .R(tp) C f (1 R(tp))
t Tp R(tp) t. f (t) dt Tf 1 R(tp)
t
Dari persamaan tersebut akan dicari harga tp yang memberikan nilai C (tp) yang
paling optimum
Model ini dapat menjamin semua komponen dalam sistem akan diganti sebelum
masa potensial kritis rusaknya MTTF. Keuntungan lainnya adalah
penjadwalannya yang lebih sederhana, karena penentuan waktu perawatannya
hanya dilakukan satu kali saja dan tetap. Prosedur dari model ini adalah :
Strategi model ini adalah melakukan penggantian kerusakan yang terjadi
dalam interval (0,tp ) dengan mengabaikan frekuensi penggantian
pencegahan setiap selang waktu tp sekali secara konstan dengan
mengabaikan umur komponen, sehingga pada model ini akan terdapat
kemungkinan terjadinya penggantian komponen yang masih baru dipasang.
Setelah penggantian kerusakan harus mengalami penggantian lagi pada
saat tiba waktu penggantian pencegahan yang dilakukan dalam kurun
waktu yang relatif berdekatan.
Kebijakan penggantian pencegahan dengan model ini dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
34
Penggantian
Penggantian kerusakan
pencegahan
0 tp
Dimana :
T 1 i 1
H (T ) 1 H(T i 1) . f(t)dt ; T 1
i 0 i
Misal 0 = t(1) ≤ t(2) ≤ ... ≤ t(n) menunjukkan sampel lengkap dan berurutan dari
fungsi distribusi F(t;z) . anggap S sebagai waktu total yang dihasilkan pada umur
oleh satu kerusakan pada waktu kurang dari atau sama dengan t. Maka harga TTT
pada waktu ti manapun didefinisikan sebagai :
1
S (ti ; zi) = n R ( t; z)dt
0
φ (ui) = S(ti)
S(tn )
5. Setelah mengetahui nilai distribusi fungsi F(t) dan nilai TTT yang
diskalakan (φi ) maka kedua nilai tersebut di plot untuk mencari nilai
selang waktu perawatan yang optimum.
6. Berdasarkan hasil plot tersebut ditarik garis dari titik (-c/a , 0) dengan
kemiringan terbesar yang memungkinkan agar bersinggungan dengan TTT
plot pada suatu titik tertentu. Titik inilah yang merupakan titik yang
memiliki nilai ti yang menunjukkan selang waktu perawatan yang
optimum.