(SAP)
A. Latar Belakang
Korupsi adalah suatu bentuk ketidakjujuran atau tindak yang dilakukan oleh seseorang
atau suatu organisasi yang dipercayakan dalam suatu jabatan kekuasaan,untuk
memperoleh keuntungan yang haram atau penyalahgunaan kekuasaan untuk keuntungan
pribadi seseorang.
B. Tujuan
● Tujuan Umum
Setelah diberi penyuluhan tentang nilai anti korupsi berani diharapkan audiens
mengerti apa itu nilai anti korupsi berani dan bagaimana penerapannya dalam
keseharian.
● Tujuan Khusus
C. Sasaran
● Mahasiswa
D. Waktu Pelaksanaan
● 02 Agustus 2023
E. Metode
● Ceramah
● Tanya jawab
F. Media
● Poster
G. Kegiatan Pelaksanaan
H. Evaluasi
1. Apa pengertian nilai anti korupsi berani
2. Apa saja contoh nilai anti korupsi berani
3. Bagaimana cara penerapan nilai anti korupsi berani
I. Materi
NILAI ANTI KORUPSI BERANI
A. Pengertian
Kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio atau corruptus. Corruptio
memiliki arti beragam yakni tindakan merusak atau menghancurkan. Corruptio juga
diartikan kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.
Kata corruptio masuk dalam bahasa Inggris menjadi kata corruption atau dalam
bahasa Belanda menjadi corruptie. Kata corruptie dalam bahasa Belanda masuk ke
dalam perbendaharaan Indonesia menjadi korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau
orang lain.Definisi lainnya dari korupsi disampaikan World Bank pada tahun 2000,
yaitu “korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan publik untuk keuntungan pribadi".
Bagi bangsa Indonesia, korupsi sudah menjadi permasalahan yang amat serius,
dimana sudah mengakar dalam setiap bidang kehidupan, yang menyebabkan kerugian
materil dan immateriil. Perekonomian nasional mengalami kerugian materiil sementara
moral dan mentalitas immaterial bangsa Indonesia hilang yang pada akhirnya sulit
diperbaiki. Korupsi di Indonesia telah ada sejak zaman raja-raja yang akhirnya berlanjut
hingga masa penjajahan Belanda. Sejarawan UGM Suhartono memaparkan hal tersebut
dalam Seminar Hasil Riset Humaniora Antar Klaster dan juga memaparkan bagaimana
korupsi di Indonesia sudah mengakar sejak zaman feodal. Ia mengatakan, birokrasi
tradisional yang muncul pada era feodal merupakan bibit munculnya cara berpikir yang
korup. Selain menyebutkan bahwa kronologi korupsi di Indonesia dapat ditelusuri
kembali pada struktur sosial yang ada, menurutnya tidak ada perubahan besar dalam
keberlanjutan sosial budaya, sehingga korupsi terus berlangsung selama puluhan tahun. Ia
menekankan sejak dulu cara-cara permisif, tanpa kontrol maupun pengawasan yang
berhubungan dengan sikap korup yang ditumbuhkan bangsa Indonesia. Dikutip oleh
James dan Mochtar, Theodore M. Smith juga memberikan informasi terkait bagaimana
korupsi terjadi di Indonesia. Ia menganalisis sebagian besar kasus korupsi di Indonesia
disebabkan oleh faktor budaya,politik maupun ekonomi. Dirinya juga menekankan terkait
sebab faktor utama korupsi di Indonesia masih merajalela ialah dikarenakan faktor
sejarah yang diperuntukan oleh feodalisme bangsa Selain itu, faktor-faktor lain yang
disebutkan dalam analisis, yaitu akibat negatif dari sistem feodal, faktor budaya, faktor
ekonomi terkait rendahnya kemakmuran, bentuk pemerintahan masih terpusat, politik
kotor akibat kepentingan individu.
Wertheim menganalisis bahwa faktor budaya merupakan faktor bertumbuhnya
korupsi di asia tenggara termasuk indonesia sendiri. Ia menyebut hubungan
kekeluargaan dalam budaya bangsa sebagai penyebab korupsi. Ia juga menjelaskan
bahwa kesetiaan kepada kerabat acapkali lebih terlihat daripada kesetiaan kepada
masyarakat. Ini sering mengarah pada situasi di mana seseorang dalam posisi strategis
memprioritaskan miliknya sendiri dan menyalahgunakan kekuasaannya untuk
kepentingan orang yang dicintainya. Dari penjelasan diatas bisa kita cermati
bahwasannya korupsi pada intinya ialah suatu fenomena yang sudah berlangsung
selama berabad-abad dan sangat sulit untuk diatasi. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam jurnal asing amien rais bahwa korupsi sulit diberantas dikarenakan korupsi
sendiri sudah menjadi suatu kebiasaan atau “way of life”. Pada dasarnya korupsi
adalah prilaku yang biasa dilaksanakan untuk mencari keuntungan. Untuk meraih
keuntungan tersebut ada kecenderungan menggunakan cara-cara yang tidak baik,
seperti suap, pemerasan, bonus, dll. Mengacu pada UU No. 31 Tahun 1999 jo Undang-
Undang No 20 Tahun 2001 mengenai tindak pidana korupsi yang memuat beberapa
perbuatan yang bisa diklasifikasikan sebagai tindak pidana korupsi ialah antara lain :
a. Adanya kerugian negara
b. Suap
c. Penyalagguna kedudukan
d. Pemerasan
e. Kecurangan
f. Pengadaan barang dan jasa
g. Gratifikasi
h. Percobaan, permufakatan jahat maupun pembantuan tindak pidana korupsi
i. Dan jenis perbuatan yang berhubungan dengan tindak pidana korupsi.
Tindakan korupsi di atas sering dilakukan di Indonesia. Menurut statistik KPK,
penyuapan adalah bentuk korupsi yang paling umum. Korupsi pengadaan barang dan
jasa menyusul di urutan kedua, dan penyalahgunaan anggaran di urutan ketiga. Daerah
dengan tingkat korupsi tertinggi ada di pemerintah pusat, disusul sumatera utara,
jakarta, jabar. Kemudian berdasarkan lembaga yang paling korup, KPK sendiri
memberikan gambaran yang paling tinggi yaitu lembaga/kementrian total 274 kasus,
kemudian dewan negara/lembaga kota sebanyak 181 kasus, dan lembaga provinsi
dengan total 99 kasus. Badan korup terakhir adalah DPR/DPRD dengan 61 kasus.
Menurut data KPK, di antara profesi dan tugas yang paling korup yaitu orang yang
menjalankan pekerjaan dan tugas swasta sebanyak 184 kasus. Sebanyak 175 kasus
yaitu profesi eselon I/II/III. 145 kasus ialah DPR/DPRD yang merupakan profesi
terkorup no 3. Kemudian hakim, terdapat 17 hakim yang terlibat sejak tahun 2004
sampai 2007. Itulah yang seolah menyatakan bahwa korupsi tidaklah suatu perilaku
yang dan dilarang yang bisa berdampak bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat luas.
Pada dasarnya adanya PAK ialah merupakan langkah mencegah korupsi yang
dimulai dengan mengimplementasikan nilai anti korupsi di setiap pribadi diri seseorang,
terkhusus bagi anak sekolah sebagai pemuda yang mempunyai tanggung jawab dalam
memimpin masa depan negara. PAK dapat dimengerti sebagai cara yang sadar sekaligus
sistematis untuk membekali anak muda dengan nilai, ilmu pengetahuan maupun
ketrampilan yang dibutuhkan supaya mereka bisa mencegah kemungkinan korupsi terjadi.
PAK tahun 2005 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Lituania menunjukkan
tugas utama pelatihan tersebut adalah membekali siswa dengan pemahaman bagaimana cara
membedakan kejahatan lain dengan kejahatan korupsi. Dimana tujuan umum PAK adalah :
pembentukan informasi mengenai bentuk maupun aspek korupsi, perubahan prilaku
maupun konsep mengenai korupsi, pengembangan ketrampilan maupun kesanggupan untuk
memberantas. Hendaknya sekolah mempertimbangkan berbagai aspek yang berkaitan
dengan pendidikan antikorupsi hal tersebut merupakan sebuah tujuan yang ingin digapai,
aspek tersebut adalah :
b. Kemajuan sikap
PAK juga dapat mengembangkan perilaku anak muda, seperti halnya pendidikan
karakter maupun nilai, dimana sikap merupakan keinginan seseornag dalam menilai
suatu objek melalui perilakunya berdasarkan informasi emosional.
c. Transformasi prilaku
Perubahan perilaku yang sudah lama ada tidaklah mudah, dan perilaku itu
bertolakbelakang antara perilaku yang diharapkan oleh tenaga pendidik, misalnya
menyontek saat ulangan di sekolah yang sering terjadi di kalangan siswa.
d. Perspektif Moral
Perbuatan baik/buruk secara moral bisa dikenali dari dampaknya, baik perbuatan
itu mengganggu atau menimbulkan kerugian yang menimpa orang lain, perbuatan itu
juga dapat dikenali dari niatnya.
d. FaktorOrganisasi
Adanya budaya organisasi bisa menciptakan korupsi sekaligus berdampak besar
bagi anggota-anggotanya. Dengan demikian apabila budaya organisasi susah dikelola
dengan baik bisa menyebabkan kondisi yang tidak menguntungkan di sebuah
organisasi. Aspek-aspek sebuah organisasi bisa berkontribusi terhadap korupsi sendiri.
1. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah
tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. Dalam
berbagai buku juga disebutkan bahwa jujur memiliki makna satunya kata dan
perbuatan. Jujur ilah merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam anti
korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang tidak akan mendapat kepercayaan
dalam berbagai hal, termasuk dalam kehidupan sosial. Bagi seorang mahasiswa
kejujuran sangat penting dan dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan
kecurangan akademik, misalnya tidak mencontek, tidak melakukan plagiarisme
dan tidak memalsukan nilai. Lebih luas, contoh kejujuran secara umum
dimasyarakat ialah dengan selalu berkata jujur, jujur dalam menunaikan tugas dan
kewajiban, misalnya sebagai seorang aparat penegak hukum ataupun sebagai
masyarakat umum dengan membaya pajak.
2. Kepedulian
3. Kemandirian
Di dalam beberapa buku pembelajaran, dikatakan bahwa mandiri berarti dapat
berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain
dalam berbagai hal. Kemandirian dianggap sebagai suatu hal yang penting harus
dimiliki oleh seorang pemimpin, karena tampa kemandirian seseorang tidak akan
mampu memimpin orang lain.
4. Kedisiplinan
Definisi dari kata disiplin ialah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan.
Sebaliknya untuk mengatur kehidupan manusia memerlukan hidup yang disiplin.
Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai tujuan dengan waktu yang
lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dngan nilai-nilai
antikorupsi lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam
berbagai hal. Kedisiplinan dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk
kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan
dan ketentuan yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu, dan
fokus pada pekerjaan.
5. Tanggung jawab
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Seseorang yang
memiliki tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas
dengan lebih baik. Seseorang yang dapat menunaikan tanggung jawabnya sekecil
apa-pun itu dengan baik akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain.
Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk
belajar dengan sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik,
mengerjakan tugas akademik dengan baik, menjaga amanah dan kepercayaan
yang diberikan.
6. Kerja Keras
7. Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan
masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan
untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya hidup
yang sederhana, seseorang juga dibina untuk memprioritaskan kebutuhan diatas
keinginannya.
8. Keberanian
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan
sosial, secara jelas dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5, serta UUD
1945. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai
dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proposional dan tidak
melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam konsepsi bangsa
Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks
pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi
ideologi. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam
kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
Berani adalah tidak takut menghadapi bahaya atau kesulitan. Orang yang berani
memiliki hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar, pantang mundur dan tidak
gentar. Keberanian diperlukan untuk mencegah korupsi dan melaporkan tindak pidana
korupsi kepada pihak berwenang. Keberanian tentu saja mesti dilandasi dengan
kebenaran. Berani karena benar. Seseorang yang berani melaporkan tindak pidana
korupsi karena dia yakin bahwa itu adalah tindakan yang benar dan korupsi adalah
kejahatan. Nilai keberanian perlu dimiliki oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya
korupsi. Nilai keberanian inilah perlu dimiliki oleh Sobat untuk mencegah terjadinya
korupsi.
Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab dan sebagainya.
Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan semakin
matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika
pengetahuannya juga kuat.
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran, berani mengaku kesalahan, berani bertanggung jawab, dan berani
menolak kebatilan. Ia tidak akan menoleransi adanya penyimpangan dan berani
menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran
walaupun semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak takut tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan, serta keberanian akan
semakin malang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika
pengetahuannya juga kuat. Untuk mengembangkan sikap mahasiswa harus
mempertimbangkan berbagai masalah dengan sebaik-baiknya.
Pengetahuan yang mendalam menimbulkan perasaan percaya kepada diri
sendiri.Jika mahasiswa menguasai masalah yang dia hadapi, dia pun akan menguasai diri
sendiri. Di mana pun dan dalam kondisi apa pun sering kali harus diambil keputusan
yang cepat dan harus dilaksanakan dengan cepat pula.
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan
dikampus dan di luar kampus. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk:
(4) Menolak suap dari atasan untuk melakukan hal- hal yang menyimpang.