Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pewarnaan Gram adalah metode pewarnaan yang digunakan untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar yaitu Gram-positif
dan Gram-negatif. Denmark Hans Christian Gram adalah Nama yang
mengembangkan teknik ini. Bakteri Gram positif mempertahankan pewarna
kristal violet sedangkan bakteri Gram-negatif tidak. Setelah mencuci,
counterstain ditambahkan (umumnya safranin atau fuchsine) yang akan
mewarnai bakteri Gram-negatif menjadi warna merah, dan pada bakteri
Gram-positif akan berwarna ungu dari Kristal violet (Yunus, R., Mongan, R.,
& Rosnani. (2017).
Kristal violet Merupakan pewarna primer (utama) yang akan memberi
warna mikroorganisme target. Kristal violet bersifat asam sehingga mampu
berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat basa, dengan begitu sel
mikroorganisme yang transparan akan terlihat berwarna Ungu(Irawati., Aprilita
H., Hidayat,N., 2018)
Warna ungu yang terdapat pada tumbuhan salah satunya adalah pada
ubi jalar ungu. Pewarna alami dapat diperoleh pada setiap tanaman yang
mengandung pigmen alam yaitu antosianin. Antosianin merupakan kelompok
pigmen yang bewarna merah sampai biru. Antosianin mudah ditemukan pada
tubuhan bagian seperti daun, buah, kelopak bunga dan umbi (Husna, N.
Novita, M., & Rohaya, S., 2013).
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas poiret) dapat dijadikan pewara alami
karena kandungan pigmen antosianin yang cukup tinggi. Warna ungu pada
ubi jalar disebabkan oleh adanya pigmen antosianin yang tersebar dari bagian
kulit sampai ke daging umbinya. Kandungan antosianin yang tinggi pada ubi
jalar ungu mempunyai stabilitas yang tinggi di banding antosianin dari
sumber lain. Antosianin merupakan metabolit sekunder golongan flavonoid
dan polifenol yang dapat berperan sebagai antioksidan. Zat antosianin juga

1
2

memiliki sifat amfoter yaitu mampu bereaksi baik dalam suasana asam
maupun basa. Jika suasana asam akan berwarna merah dan pada suasana basa
akan berwarna ungu (Husna N. Novita, M., & Rohaya, S., 2013).
Dengan menggunakan ubi jalar ungu sebagai zat pewarna alternatif
pengganti kristal violet maka dapat memanfaatkan sumber daya alam yang
tersedia. Seperti yang ketahui Indonesia merupakan negara yang kaya dengan
sumber daya alam yang melimpah. Salah satu sumber daya alam yang
mempunyai potensi besar adalah hasil pertanian, modal yang penting dalam
proses pemenuhan kebutuhan masyarakat. Umbi-umbian yang merupakan
salah satu hasil pertanian yang cukup banyak dengan produktivitas sembilan
juta juta ton pertahun. Dengan menggunakan ubi jalar ungu sebagai zat
alternatif pengganti kristal violet, maka hasil pertanian dapat dimanfaatkan
dan membuat inovasi baru mengenai pengolahan ubi jalar ungu sebagai zat
alternatif (Husna N. Novita, M., & Rohaya, S., 2013).
Penggunaan sari ubi jalar ungu sebagai zat alternatif Kristal violet
tentu saja memiliki kekurangan yaitu ubi jalar ungu memiliki kadar
antioksidan sangat tinggi sehingga sari ubi jalar ungu dapat mengalami basi
yang sangat cepat, sari ubi jalar ungu hanya dapat dipakai sekali.
Penelitian sebelumnya didapatkan hasil pada eksperimen dengan
pewarnaan Gram degan menggunakan sari ubi jalar ungu didapatkan bakteri
berbentuk coccus, bewarna violet kemerahan bakteri gram positif ( S. aureus).
Dengan menggunakan macam-macam zat alternatif sebagai pengganti
pewarnaan bakteri ini maka manusia dapat memanfaatkan segala sesuatu
yang tersedia di alam, karena Allah SWT menciptakan semuanya tidak sia-
sia.
Sebagaimana seperti dalam firman-Nya Q.S Al-Imran ayat 191 :
َِ ْ‫تَو ْاْلس‬
َ‫ضَستٌَّاَها‬ َِ ‫قَالسَّوٰ ٰى‬ َّ ٰ ََ‫الَّ ِزيْيََي ْز ُكشُوْ ى‬
َْ ِ‫للاَقِيا ًهاَ َّوقُعُىْ دًاَوَّع ٰلىَ ُجٌُىْ تِ ِه َْنَويتف َّكشُوْ ىََف‬
َِ ‫يَخ ْل‬
‫لَ ُسث ْٰحٌكََفقٌِاَعزابََالٌَّاس‬ َ ً ‫خل ْقثََ ٰهزاَتا ِط‬
Artinya : “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri,
duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah
3

Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami


dari azab neraka.” (QS Al imran : 191) (AlQuran, 2007).

Q.S An-nahl ayat 69 :


َ‫يَتُطُىْ ًِهاَششابََ ُّه ْخت ِلفََا ْلىاًُهََۖ ِفيْ َِه‬ َ‫كَ ُرلُ ً ا‬
َُ ‫لَي ْخ ُش‬
َْ ‫جَ ِه‬ َِ ‫يَ ُسثُلََس ِّت‬ َْ ‫تَفا ْسلُ ِك‬ َِ ‫لَالثَّو ٰش‬
َِّ ‫يَ ُك‬ َْ ‫ثُ ََّنَ ُك ِل‬
َْ ‫يَ ِه‬
َ‫يَ ٰرلِكََ ْٰلي َةًَلِّقىْ مََيَّتف َّك ُشوْى‬ َِ ‫ِشف ۤاءََلِّلٌَّ ا‬
ََّ ِ‫اسَا‬
َْ ِ‫ىَف‬
Artinya : “kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut
lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang
yang berpikir.” (Q.S An-nahl ayat 69) (AlQuran, 2007).
Rasulullah Sallallahu alaihi wa sallam bersabda :
َِ‫ىَللا‬ ِ ُ ‫َفإِراَأ‬،‫لَداءََدواء‬
َِ ‫صيْةََدوا َُءَال َّذا َِءَتشأََ ِتإ ِ ْر‬ َِّ ‫لِ ُك‬
Artinya : “Semua penyakit ada obatnya. Jika cocok antara penyakit
dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin Allah.” [HR. Muslim] (Majjah,
2010).
Maka sebagai umat manusia harus mampu memanfaatkan sumber
daya alam Ciptaan-Nya, dengan bahan alami yang nudah didapatkan seperti
penggunaan zat alternatif yang dimanfaatkan untuk pewarnaan bakteri.
Bakteri apapun pasti menyebabkan penyakit, termasuk bakteri Streptococcus
sp dan Escherichia coli, apapun penyakitnya pasti ada obatnya.
Streptococcus sp merupakan bakteri Gram positif. bakteri
Streptococcus menyebabkan penyakit infeksi Streptococcus. Bakteri
Streptococcus terbagi menjadi dua tipe, yakni tipe A dan tipe B. Bakteri
Streptococcus tipe A dapat hidup di kulit dan tenggorakan, dan ditularkan
melalui kontak langsung, misalnya melalui sentuhan kulit. Bakteri
Streptococcus tipe B dapat hidup di usus, vagina, dan bagian akhir dari usus
besar (rektum), serta tidak menimbulkan masalah. Terdapat faktor pemicu
4

yang mempengaruhi, seperti umur dan kondisi kesehatan, sehingga bakteri ini
dapat menimbulkan masalah (Pratami., 2013)
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif, Escherichia coli
merupakan anggota flora usus normal, pada kondisi tertentu dapat
menyebabkan infeksi usus dengan gejala diare karena daya penetrasi yang
merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi
sekresi cairan di usus, serta meningkatkan daya lekat kuman (Huda, 2013).
Pengelolaan daging ubi jalar ungu sebagai pengganti zat pewarna
utama kristal violet dapat menjadi hal yang sangat berguna dan dapat di
manfaatkan dengan baik. Selain itu bahan baku ubi jalar ungu mudah di
peroleh dibandingkan dengan zat pewarna kristal violet yang umumnya
mempunyai harga yang mahal. Tidak hanya dari harga, zat pewarna kristal
violet merupakan bahan campuran cairan yang mudah terbakar, berbahaya
jika tertelan, menyebabkan kerusakan mata yang serius, dan sangat toksik
pada kehidupan perairan dengan efek jangka panjang (Misbach & Yuniarty,
2016).
Jadi untuk pewarnaan gram yang lebih hemat dan aman yaitu
menggunakan ubi jalar ungu sebagai zat pewarna alternatif pengganti zat
utama kristal violet.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada penelitian
ini adalah “Bagaimana penggunaan sari ubi jalar ungu sebagai zat alternatif
pengganti kristal violet pada pewarnaan bakteri Streptococcus sp dan
Escherichia coli?.

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hasil penggunaan sari ubi jalar ungu sebagai zat
alternatif pengganti kristal violet pada pewarnaan bakteri Streptococcus sp
dan Escherichia coli
5

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian tersebut dapat menambah pengetahuan,
pengalaman, wawasan dan keterampilan dalam bidang bakteriologi.

2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi laboratorium yang
mempunyai kendala dalam segi biaya, ubi jalar ungu dapat menjadi
solusi pengganti pewarna utama Kristal violet.
3. Akademik
Menambah pengetahuan mahasiswa/mahasiswi STIKes
Muhammadiyah Ciamis tentang manfaat ubi jalar ungu sebagai zat
alternatif pengganti pewarna utama kristal violet.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh Tuty Yuniarty pada
tahun 2016 dengan judul ”Pemanfaatan sari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas
poiret) sebagai zat pewarna pada pewarnaan Staphylococcus aureus”
persamaan dengan penelitian sebelumnya berkaitan dengan zat alternative
untuk pewarnaan bakteri, adapun perbedaan dengan penelitian sebelumnya
adalah penelitian ini Streptococcus sp dan Escherichia coli.

Anda mungkin juga menyukai