Ega DKK
Ega DKK
php/journey
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran enzim untuk metabolisme organisme katalis
sebagai biologis. Katalis, bahkan dalam jumlah yang sangat kecil, memiliki kemampuan unik
untuk reaksi kimia berlangsung tanpa enzim itu sendiri dikonsumsi atau diubah setelah reaksi
selesai. Mewujudkan ilmu tentang enzim yang terpaut dan terkait dalam Al-Qur'an dan Hadis.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif (buku, jurnal,
dokumen) melalui kajian masalah peran enzim dalam Al-Qur'an dan Hadis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan hubungan dengan enzim,
contoh jenis-jenis enzim, komponen-komponen yang terdapat dalam enzim, sifat-sifat enzim,
serta cara kerja enzim dan faktor-faktor yang mempengaruhi enzim.
PENDAHULUAN
Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan makanan maupun proses
metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi,
yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi (suatu bentuk dengan tingkat
energi tertinggi) dalam suatu reaksi kimiawi. Enzim berperan sangat penting bagi
metabolisme tubuh.
Enzim merupakan protein yang khusus disintesis oleh sel hidup untuk mengkatalisis
reaksi yang berlangsung di dalamnya (Martoharsono, 2006). Enzim dikenal memiliki dua tipe
yaitu enzim ekstraseluler (berfungsi diluar sel) dan enzim intraseluler (berfungsi didalam sel).
(Pelczar dan Chan, 2010). Selulase merupakan salah satu enzim ektraseluler (Maryandinin,
2009). Enzim merupakan salah satu dari ciptaan Allah Subhanahu wata’ala. Kegunaan utama
enzim bagi organisme adalah sebagai katalis hayati. Katalis, walaupun dalam jumlah yang
amat sedikit, mempunyai kemampuan unik untuk mempercepat berlangsungnya reaksi
kimiawi tanpa enzim itu sendiri terkonsumsi atau berubah setelah reaksi selesai(Pelczar dan
Chan, 2010). Tetapi selain itu ada juga enzim ektraseluler yang memiliki bermacam-macam
kegunaan dan hikmah. Allah menciptakan segala sesuatu di Bumi pasti memiliki hikmah
yang besar. Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Shaad ayat 27:
Artinya :
dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya secara
bathil (tanpa hikmah). yang demikian itu adalah anggapan orang- orang kafir, Maka
celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Asy-Syuyuti dan Jalaludin (1505) dalam tafsir jalalain menjelaskan bahwa yang
dimaksut tanpa bathil dalam ayat tersebut adalah memiliki hikmah jadi semua cinptaan Allah
pasti memiliki hikmah termasuk enzim. Enzim merupakan produk bioteknologi yang menarik
perhatian karena peranannya dalam berbagai bidang, terutama bidang industri. Salah satu
enzim yang berpotensi dalam bidang industri adalah selulase. Selulase dapat diaplikasikan
dalam industri kertas, tekstil, makanan, dan detergen. Selain itu, enzim ini digunakan untuk
meningkatkan kualitas nutrisi pakan ternak dan berperan penting dalam biokonversi selulosa
menjadi berbagai komoditas senyawa kimia (Ibrahim dan El-diwany,2007). Industri-industri
yang memanfaatkan selulase umumnya beroperasi pada suhu tinggi sehingga dibutuhkan
enzim yang memiliki stabilitas dan aktivitas yang tinggi pada kondisi suhu tersebut. Kegiatan
yang saat ini semakin intensif dilakukan adalah eksplorasi mikroba termofilik yang dapat
menghasilkan selulase termostabil dari berbagai sumber alam. Pemanfaatan enzim
termostabil dalam bidang industri sangat menguntungkan karena laju reaksi lebih cepat,
mengurangi resiko kontaminasi, mengurangi biaya pendinginan pada proses fermentasi skala
besar, kelarutan substrat yang tinggi, dan menurunkan viskositas media tumbuh (Edwards,
1990 dan Hartanti, 2010). Enzim dapat dihasilkan dari tanaman, hewan dan mikrobia tetapi
enzim dari mikrobia menunjukan hasil yang lebih besar dan lebih mudah untuk memperbaiki
produktivitasnya (Hidayat dkk, 2006).
Organisme yang sering digunakan sebagai penghasil enzim termostabil adalah
mikroba, seperti bakteri dan fungi. Hal ini karena biodeversitas mikroba tinggi sehingga
menyediakan sumber enzim yang dapat dieksplorasi secara terus-menerus. Mikroba dapat
memproduksi enzim dengan laju yang sangat cepat dan dengan biaya yang rendah. Hal ini
terkait dengan kultivasi mikroba dan pemurnian enzim yang dihasilkan. Laju produksi enzim
dapat ditingkatkan melalui seleksi galur, induksi mutan, dan memperbaiki kondisi kultur.
Selain itu, dapat dilakukan melalui rekayasa genetik sehingga dapat menyediakan berbagai
jenis enzim, bahkan yang berasal dari mikroba yang hidup pada lingkungan yang ekstrim
(Ratledge dan Kristiansen,2001).
Mikroba termasuk dalam makhluk ciptaan Allah Subhanahu wata’ala. Dalam penciptaan
makhluknya Allah selalu menunjukan sifat-sifatnya, salah satunya yaitu sifat kuasa Allah.
Allah mampu menciptakan mikroba dapat hidup dalam suhu tinggi dengan kekuasaanya.
Dalam Al Qur’an Allah berfirman dalam surat Al Maidah ayat 120 sebagai berikut :
َٰ ِ َُت ُه ْلك
ِلِل َِ ض السَّوٰ ٰى ََّ ل َع ٰلً ۗ َوه ََُى فِ ُْ ِه
َ ِ ي َو َها َو ْاْلَ ْز َِّ ش ٍْءَ ُك َ
َࣖ قَ ِدَْس
Artinya :
kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Selain ayat diatas Allah menerangkan bahwa dibumi ini Allah menciptakan ciptaan
yang bermacam-macam ukurannya dan menundukannya untuk manusia. Bakteri meskipun
kecil tapi memiliki kemampuan yang luar biasa. Allah telah menundukan bakteri yang luar
biasa ini untuk manusia sehingga mampu dimanfaatkan oleh manusia. Dalam Al Qur’an
surat An Nahl ayat 13 Allah berfirman sebagai berikut:
َ ِ ِى اَ ْل َىاًُهَ ُه ْخحَ ِلفًا ْاْلَ ْز
ض فًِ لَ ُك َْن ذَ َزَا َ َو َها َْ ِِلّقَ ْىمَ َ ْٰلََ َةً ٰذ ِلكََ ف
ََّ ٍ ۗا
28
Ega Arya Saputra dan Amalliya Santri
Artinya :
dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-
lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Mikroba mampu hidup dan ditemukan pada kondisi yang ekstrim seperti suhu,
salinitas, pH yang relatif tinggi atau rendah dan lingkungan yang berkadar garam tinggi
dimana organisme lain tidak dapat hidup. Mikroba yang dapat hidup dan tumbuh pada
lingkungan panas dikenal sebagai mikroba termofilik (Madigan dkk, 2000). Mikroorganisme
termofilik merupakan mikroorganisme yang tahan terhadap suhu tinggi dengan suhu optimum
pertumbuhan mencapai lebih dari 60 derajat Celsius (Trismilah dan Sumaryanto, 2005).Pada
lingkungan suhu tinggi, mikroba termofilik misalnya bakteri dapat menghasilkan enzim
dengan sifat tahan terhadap suhu tinggi yang dikenal sebagai enzim termostabil.
Enzim termostabil ini sedang mendapat perhatian besar, karena enzim-enzim ini
sangat cocok untuk proses industri yang memerlukan suhu tinggi. Ketahanannya terhadap
suhu menyebabkan enzim termostabil memiliki nilai komersial yang sangat tinggi (Agustien,
2010 dan Sari, 2012). Salah satu pemanfaatan bakteri termofilik yaitu sebagai penghasil
berbagai enzim yang bersifat termostabil. Enzim yang dapat dihasilkan dari mikroorganisme
termofilik antara lain selulase (Meriyandini, 2009),α-amilase, kitinase (Rahayu, 1999) dan
lipase (Tika, 2007). Setelah di lakukan indentifikasi masalah yang sudah kami teliti, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana keterikatan enzim berdasarkan al
qur'an? Berdasarkan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas, maka tujuan yang
hendak di capai adalah menggabungkan ilmu tentang enzim yang terpaut dan berhubungan di
dalam al qur'an agar tidak hanya mengetahui makna enzim itu saja, melainkan ada banyak
kaitan yang berhubungan dengan al qur'an.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library reserach) dengan metode
pendekatan pendekatan kualitatif, yakni serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca serta mencatat dan mengola data penelitian (Zed,
2008). Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi sumber data penelitian
dari bahan-bahan koleksi perpustakaan saja (tanpa observasi dan wawancara), terutama
berupa buku, artikel jurnal, majalah ilmiah. Buku, artikel (jurnal dan majalah) melalui studi
masalah peran enzim dalam al- qur’an.
Untuk mengumpulkan data, peneliti melakukan Melakukan pencarian data melalui
media buku, dokumen, dan jurnal yang berhubungan dengan enzim dan al – qur’an, Memilah
dan menyaring lalu menyatukan data yang telah di cari dari berbagai sumber, untuk
menemukan tentang kaitan antara enzim yang berhubungan dengan Al – Qur’an.
29
Ega Arya Saputra dan Amalliya Santri
Komponen Enzim
Komponen Enzim Sebagian besar enzim, terdiri atas dua komponen penyusun, yakni protein
(apoenzim) dan non-protein (gugus prostetik). Apoenzim adalah komponen paling dominan
dalam struktur enzim.Selain itu, apoenzim ini bersifat labil karena mudah dipengaruhi oleh
perubahan suhu dan pH, serta tidak tahan panas.Adapun gugus prostetik terdiri dari ion
anorganik dan ion organik kompleks.Ion anorganik dalam gugus prostetik disebut sebagai
kofaktor.Fungsi kofaktor ialah katalis yang mampu meningkatkan kerja enzim. Sedangkan
ion organik dalam gugus prostetik disebut koenzim, yang berfungsi untuk memindahkan zat
kimia dari satu enzim ke enzim lain. Dari komponen enzim ini dapat kita lihat ada beberapa
macam komponennya dan dari komponen inilah sebagai salah satu bagian dari peran enzim
bagi metabolisme bagi tubuh.
30
Ega Arya Saputra dan Amalliya Santri
Enzim bertindak sebagai katalis dalam organisme hidup. Enzim mengatur laju reaksi kimia
tanpa dirinya sendiri berubah dalam proses tersebut. Molekul yang bekerja dengan enzim
disebut dengan istilah substrat.Substrat berikatan dengan suatu daerah pada enzim yang
disebut tapak aktif. Ada dua model cara kerja enzim. Pada model gembok dan kunci (Lock
and key), situs aktif enzim dibentuk secara tepat untuk menampung substrat tertentu.
Sementara di model induced-fit atau kecocokan yang terinduksi, situs aktif dan media tidak
cocok satu sama lain, tetapi keduanya mengubah bentuknya agar terhubung. Cara kerja enzim
sangat komplek terdapat pada gambar di atas, sudah menunjukkan bahwa cara kerja enzim
memiliki tahapan – tahapan yang berurutan agar menciptakan proses metabolisme yang
semestinya.
31
Ega Arya Saputra dan Amalliya Santri
3.) pH
32
Ega Arya Saputra dan Amalliya Santri
33
Ega Arya Saputra dan Amalliya Santri
menjaga kesehatan secara keseluruhan. apa yang harus dilakukan /dihindari oleh seseorang
untuk mendapatkan karakteristik lambung dan usus yang baik. selama bertahun-tahun dari
shinya seorang ahliendoscopi pencernaan di new york mengatakan bahwa yang ikut ambil
bagian dalam seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan adalah
enzim. Namun ada juga enzim yang membantu mengikat dua molekul menjadi satu untuk
menghasilkan molekul baru, Enzim memiliki banyak jenis, mempunyai komponen, sifat sifat
di antaranya adalah mempercepat laju reaksi. Enzim mengatur laju reaksi kimia tanpa dirinya
sendiri berubah dalam proses tersebut. Faktor yang mempengaruhi enzim yaitu antaranya
suhu, di pengaruhi oleh substrat, ph dan ada tidaknya aktivator dan inhibitor. Enzim
mengkatalisasi banyak aspek dari metabolisme sel yang mempunyai fungsi Sebagai
Pencernaan makanan di mana molekul nutrisi yang besar seperti protein, karbohidrat, dan
lemak dipecah menjadi molekul yang lebih kecil.
REFERENSI
Ariyanti, E., Fadly, W., Anwar, muhamad kkhoirul, & Sayekti, T. (2021). Jurnal Tadris IPA
Indonesia. Analisis Kemampuan Membuat Kesimpulan Menggunakan Model Contextual
Teaching and Learning Berbasis Education for Sustainable Development, 1(2), 99–107.
Ferdinal, F. (2006). Enzim : Peranan Biologik , Transformasi Ganas dan Transduksi Sinyal.
11(1), 1–16.
Handayani, D., Soeadmadji, D. W., & Aris Widodo, M. (2003). Enzim Lipoprotein Lipase
Suatu Alternatif Pemeriksaan Gangguan Metabolisme Lemak Pada Penderita Dm Tipe 2
in Vitro (Lipoprotein Lipase Enzyme As an Alternativetest To Diagnose Lipid
Metabolism Disturbances in Diabetes Type 2). Kedok. Unibraw, XIX(2).
Kusumaningrum, A., Wayan Gunam, I. B., & Mahaputra Wijaya, I. M. (2019). OPTIMASI
SUHU DAN pH TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ENDOGLUKANASE
MENGGUNAKAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM). Jurnal
Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 7(2), 243.
https://doi.org/10.24843/jrma.2019.v07.i02.p08
Meryandini, A., Widosari, W., Maranatha, B., Sunarti, T. C., Rachmania, N., & Satria, H.
(2010). Isolasi Bakteri Selulolitik Dan Karakterisasi Enzimnya. Makara Journal of
Science, 13(1), 33–38. https://doi.org/10.7454/mss.v13i1.369
Purwani, N. N. (2018). Enzim : Aplikasi di Bidang Kesehatan Sebagai Agen Terapi.
QUANTUM: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 9(2), 168–176.
Ramadhani, P., Rukmi, I., & Pujiyanto, S. (2015). Produksi Enzim Protease Dari a.Niger
Pam18a Dengan Variasi Ph Dan Waktu Inkubasi. Jurnal Akademika Biologi, 4(2), 25–
34.
Sanjaya, W. T. A., Giyanto, ., Widyastuti, R., & Santosa, D. A. (2020). Keanekaragaman
Enzim Invertase, Pengembangan Strain Unggul Dan Teknologi Produksinya. Jurnal
Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI), 7(1), 146–165.
https://doi.org/10.29122/jbbi.v7i1.3705
Syafira, S., & Rostinawati, T. (2018). Review Artikel : Produksi Enzim Asparaginase Dengan
Teknologi Dna Rekombinan. Farmaka, 17(3), 78–83.
Yustiningsih, M. (2018). Pemodelan Dan Rekonstruksi Metabolisme : Tinjauan Dari
Perkembangan Sistem Biologi. Mangifera Edu, 3(1), 44.
https://doi.org/10.31943/mangiferaedu.v3i1.245
(Oksidatif et al., 2017)Khotimah, Dwi Fitri & Faizah, Ulinnuha Nur & Syaketi, T. (2021).
Protein sebagai zat penyusun dalam tubuh manusia: tinjauan sumber protein menuju sel.
Journal PISCES, 1(1), 60–69.
Meryandini, A., Widosari, W., Maranatha, B., Sunarti, T. C., Rachmania, N., & Satria, H.
(2010). Isolasi Bakteri Selulolitik Dan Karakterisasi Enzimnya. Makara Journal of
34
Ega Arya Saputra dan Amalliya Santri
35