Anda di halaman 1dari 29

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI ETIL

ASETAT DAUN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DENGAN METODE DPPH


(2,2-difenil-1- pikrilhidrazil)

HALAMAN JUDUL
PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Siti Hanifah Mardianti


J500170012

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

i
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI ETIL
ASETAT DAUN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DENGAN METODE DPPH
(2,2-difenil-1- pikrilhidrazil)

HALAMAN JUDUL
PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Siti Hanifah Mardianti


J500170012
ACC Proposal 23/11/20

dr. Devi Usdiana Rosyidah

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

ii
PROPOSAL SKRIPSI
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI ETIL
ASETAT DAUN MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) DENGAN METODE DPPH
(2,2-difenil-1- pikrilhidrazil)

Yang diajukan Oleh :

Siti Hanifah Mardianti

J500170012

Telah disetujui untuk diajukan kepada Tim Desk Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari Senin, tanggal 23 November 2020

Kepala Biro Skripsi

dr. Nur Mahmudah, M.Sc

NIK.1769
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................................3

C. Tujuan Penelitian...........................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................4

A. Landasan Teori..............................................................................................4

B. Kerangka Konsep.........................................................................................12

C. Hipotesis......................................................................................................13

BAB III..................................................................................................................14

METODE PENELITIAN.......................................................................................14

A. Rancangan Penelitian..................................................................................14

B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................14

C. Variabel Penelitian.......................................................................................14

D. Definisi Operasional...................................................................................15

E. Instrumen Penelitian...................................................................................15

F. Prosedur Penelitian......................................................................................16

G. Analisis Data................................................................................................18

H. Alur Penelitian............................................................................................19

I. Jadwal Penelitian.........................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi yang semakin maju
membuat gaya hidup seseorang berubah menjadi kurang sehat, seperti kebiasaan
mengonsumsi makanan cepat saji, terkena paparan asap rokok, sinar UV, radiasi,
polusi, ion logam berat, alergen, obat-obatan, racun, dan pestisida dapat
berkontribusi pada peningkatan produksi radikal bebas dalam sel [ CITATION
Sar151 \l 1033 ].
Radikal bebas seperti Reactive Oxygen Species (ROS) dan Reactive
Nitrogen Species (RNS) diketahui dapat menyebabkan kerusakan pada
biomolekul seluler. Semakin tinggi beban radikal bebas menyebabkan
ketidakseimbangan dalam homeostatis antara oksidan dan antioksidan dalam
tubuh yang dikenal sebagai stres oksidatif. Stres oksidatif dapat menyebabkan
penuaan dan berbagai penyakit degeneratif seperti jantung koroner, stroke, dan
diabetes mellitus. Antioksidan menawarkan ketahanan terhadap stres oksidatif
dengan menghambat radikal bebas [CITATION Ate18 \l 1033 ].
Beberapa prevalensi penyakit degeneratif di Indonesia, diantaranya
penyakit jantung koroner menurut provinsi menunjukkan angka prevalensi
sebesar 1,5% pada populasi umur lebih dari atau sama dengan 15 tahun.
Prevalensi penyakit stroke adalah 12,1 per seribu penduduk. Sedangkan
prevalensi penyakit diabetes mellitus pada populasi umur lebih dari atau sama
dengan 15 tahun, baik menurut diagnosis dokter maupun gejala, mencapai 2,1%,
meningkat 1% dari tahun 2007 [ CITATION Ris13 \l 1033 ].
Di negara berkembang, sebagian besar penduduknya masih terus
menggunakan obat tradisional. Demikian pula penggunaan obat tradisional di
Asia terus meningkat, meskipun banyak beredar obat kimia. Indonesia
merupakan Negara tropis yang kaya dengan tumbuhan yang secara turun
temurun digunakan sebagai obat tradisional [CITATION Mur14 \l 1033 ].
2

Al-Qur’an telah menggariskan tentang beragam manfaat yang bisa


diambil oleh manusia dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang diciptakan
oleh Allah SWT. Al-Qur’an surah Yunus (10) ayat 24 menjelaskan sebagai
berikut:
ۤ
ِ ‫ض ِم َّما یَ ۡا ُک ُل النَّاسُ َو ااۡل َ ۡن َعا ُم ؕ َح ٰتّی اِ َذ ۤا اَ َخ َذ‬
‫ت‬ ِ ‫ات ا َ ۡر‬
‫اختَلَطَ بِ ٖہ نَبَ ُ اۡل‬ ۡ َ‫ء ف‬oِ ‫ء اَ ۡنزَ ۡل ٰنہُ ِمنَ ال َّس َمٓا‬oٍ ‫اِنَّ َما َمثَ ُل ۡال َح ٰیو ِۃ ال ُّد ۡنیَا َک َمٓا‬

ِ ‫ااۡل َ ۡرضُ ُز ۡخ ُرفَہَا َو ا َّزیَّن َۡت َو ظَ َّن اَ ۡہلُہَ ۤا اَنَّہُمۡ ٰق ِدر ُۡونَ َعلَ ۡیہَ ۤا ۙ اَ ٰتہَ ۤا اَمۡ ُرنَا لَ ۡیاًل اَ ۡونَہَارًا فَ َج َع ۡل ٰنہَا َح‬
ِ ۡ‫ص ۡیدًا َکا َ ۡن لَّمۡ ت َۡغنَ بِااۡل َم‬
ؕ‫س‬
َ ِ‫ک َٰذل‬
ِ ‫ک نُفَصِّ ُل ااۡل ٰ ٰی‬
‫ت لِقَ ۡو ٍم یَّتَفَ َّکر ُۡون‬
Artinya: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air
yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan
subur, di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak.” (QS Yunus
(10) ayat 24). Dari ayat tersebut dapat diartikan bahwa Allah SWT telah
menciptakan tumbuh-tumbuhan yang dapat diambil berkah dan manfaatnya
untuk umat manusia.
Meniran (Phyllanthus niruri L.) adalah salah satu tanaman yang tumbuh
secara liar, meniran dapat tumbuh di tempat yang berbatu dan lembab.
Tumbuhan ini biasa tumbuh di tepi sungai, semak dan tempat liar
lainnya[CITATION Lul19 \t \l 1057 ]. Kandungan senyawa kimia yang terdapat
pada herba meniran antara lain saponin, falavonoid, polifenol, filantin,
hipofilantin, dan garam kalium. Senyawa-senyawa tersebut berinteraksi satu
sama lain sehingga dapat meningkatkan aktivitas antioksidannya. [ CITATION
Tam19 \l 1033 ] Pada masyarakat umum tanaman ini sering dimanfaatkan
sebagai pengobatan sakit kuning, demam, radang hati, diare, membantu proses
penyembuhan luka, dan hepatitis (Luliana, Desnita, & Sehro, 2019). Meniran
juga mengandung senyawa terpenoid yang berfungsi sebagai antibakteri.
Masyarakat Jawa Barat biasa menggunakan meniran sebagai obat gatal-gatal
dengan cara meminum air rebusan meniran[CITATION Riv13 \l 1057 ].
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Risma, dkk. (2019),
menyatakan bahwa esktrak etanol 70% herba meniran memenuhi standarisasi
mutu simplisia dan ekstrak, uji aktivitas antioksidan menunjukkan hasil bahwa
ekstrak etanol 70% berpotensi memberikan efek farmakologis dengan hasil
IC50: 17,55 bpj; 17,64 bpj; 17,59 bpj termasuk antioksidan kuat. Namun,
3

penelitian tersebut masih terbatas pada tingkat ekstrak, sehingga kebaruan dari
penelitian ini dilakukan pemisahan lebih lanjut atau fraksinasi menggunakan etil
asetat untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak hasil fraksinasi.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian
untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol dan fraksi etil asetat
herba meniran dengan metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki
aktivitas antioksidan terhadap DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil)?
2. Apakah fraksi etil asetat herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki
aktivitas antioksidan terhadap DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil)?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan fraksi etil
asetat herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dengan menggunakan metode
DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil).

1. Manfaat teoritis :
a. Untuk menambah wawasan dalam bidang farmakologi khususnya dalam
herbal medicine tentang antioksidan dari herba meniran (Phyllanthus
niruri L.).
b. Sumber informasi dan referensi bagi peneliti lain untuk melanjutkan dan
mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Manfaat praktis :
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang ilmiah kepada masyarakat
dalam memahami manfaat antioksidan dari daun meniran (Phyllanthus niruri
L.).
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
a. Radikal Bebas
Radikal bebas atau sering juga disebut reactive oxygen species (ROS)
berasal dari bahasa latin radicalis adalah suatu bahan kimia yang dapat berupa
atom maupun molekul yang tidak memiliki elektron berpasangan pada lapisan
luarnya. Sifat dari radikal bebas adalah sangat reaktif dan memiliki waktu
paruh yang sangat cepat. Radikal bebas akan segera bereaksi dengan cepat
dengan mengambil elektron molekul disekitarnya. Radikal bebas dapat
merusak jaringan normal terutama apabila jumlahnya terlalu banyak. Akibat
dari radikal bebas dalam jumlah besar adalah gangguan produksi DNA, lapisan
lipid pada dinding sel, pembuluh darah, produksi prostaglandin, dan kerusakan
sel mengurangi kemampuan sel untuk beradaptasi terhadap lingkungannya
[ CITATION Kur15 \l 1033 ].

Kadar Reactive Oxygen Species (ROS) yang tinggi menyebabkan


penimbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah dan akibatnya timbulah
atherosklerosis atau lebih dikenal dengan penyakit jantung koroner. Umumnya
radikal bebas diperlukan bagi kelangsungan beberapa proses fisiologis dalam
tubuh, terutama untuk transportasi elektron. Radikal bebas dalam kadar normal
dibutuhkan untuk perkembangan sel dan juga membantu sel darah putih atau
leukosit untuk menghancurkan atau memakan kuman yang masuk ke dalam
tubuh. Oleh sebab itu radikal bebas juga berperan dalam sistem imun dalam
tubuh manusia. [CITATION Huy17 \l 1033 ].

Apabila terjadi ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan


yang disebut stres oksidatif maka akan mengganggu kerja sistem imun. Sistem
imun yang melemah dapat ditemukan pada perokok baik aktif maupun pasif,
hal ini disebabkan pembakaran asap rokok yang menghasilkan radikal bebas
5

berkali-kali lipat dibandingkan dengan radikal bebas pada metabolisme tubuh


pada keadaan normal. Secara alami dalam tubuh manusia telah memiliki
mekanisme pertahanan terhadap radikal bebas, yaitu antioksidan endogen
intrasel yang terdiri atas enzim-enzim yang disintesis oleh tubuh seperti
Superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation peroksidase.
[ CITATION Fra18 \l 1033 ]

Dalam Tubuh manusia radikal bebas dapat berasal dari dua sumber yaitu
endogen dan eksogen.

a) Sumber endogen
1. Oksidasi Enzimatik
Enzim katalase adalah antioksidan endogen yang dapat
menangkap radikal bebas dengan cara mengkatalisis hidrogen
peroksida (H2O2) menjadi H2O dan O2 serta mencegah pembentukan
gelembung CO2 dalam darah.
2. Respiratory Burst
Merupakan proses dimana sel fagositik menggunakan oksigen
dalam jumlah yang besar pada proses fagositosis. Sekitar 70-90 %
penggunaan oksigen tersebut berperan dalam produksi superoksida
yang merupakan bentukan awal dari radikal bebas.
b) Sumber eksogen
1. Obat-obatan
Obat-obatan dapat berperan dalam peningkatan produksi radikal
bebas dengan cara peningkatan tekanan oksigen. Jenis obat-obatan
tersebut dapat berupa obat golongan antibiotik quionoid, obat kanker,
serta penggunaan asam askorbat yang berlebih dapat mempercepat
peroksidasi lipid.
2. Radiasi
Pengunaan Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan
jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi di bagi menjadi
radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik
6

dapat berupa sinar X dan sinar gamma sedangkan radiasi partikel


dapat berupa partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan beta.
3. Asap Rokok
Tiap hisapan rokok mengandung jumlah senyawa oksidan yang
sangat besar, meliputi aldehid, proxida, epoxida, dan radikal bebas
lain yang bersifat reaktif dan destruktif. Pada perokok juga ditemukan
peningkatan netrofil pada saluran pernafasan bawah yang
berkontribusi dalam produksi radikal bebas.

Pembentukan radikal bebas dibagi menjadi menjadi tiga tahapan reaksi


sebagai berikut:

a) Tahapan Inisiasi, merupakan tahapan awal dalam pembentukan radikal


bebas.
RH + OH  R • + H2O
b) Tahapan Propogasi, merupakan Tahapan pemanjangan rantai radikal .
R • + O2  ROO•
ROO• + RH  ROOH + R•
c) Tahapan Terminasi, merupakan tahapan bereaksinya senyawa radikal
dengan radikal lain atau dengan penangkapan radikal, sehingga potensi
propagasinya rendah..
ROO• + ROO•  ROOR + O2
ROO• + R•  ROOR
R • + R• R [ CITATION Meu19 \l 1033 ].

b. Antioksidan
Antioksidan bekerja dengan melindungi lipid dari proses peroksidasi
oleh radikal bebas. Ketika radikal bebas mendapat elektron dari antioksidan,
maka radikal bebas tersebut tidak lagi perlu menyerang sel dan reaksi rantai
oksidasi akan terputus. Setelah memberikan elektron, antioksidan menjadi
radikal bebas secara definisi. Antioksidan pada keadaan ini berbahaya karena
mereka mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan elektron tanpa
7

menjadi reaktif. Tubuh manusia mempunyai pertahanan sistem antioksidan.


Antioksidan yang dibentuk di dalam tubuh dan juga didapat dari makanan
seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, dan
minyak. Ada dua garis pertahanan antioksidan di dalam sel. Garis pertahanan
pertama, terdapat di membran sel larut lemak yang mengandung vitamin A
(betakaroten) E, dan koensim Q. [ CITATION Bor17 \l 1033 ]

Tubuh dalam keadaan normal akan memproduksi radikal bebas yang


berhubungan dengan metabolisme sel fisiologis. Contohnya, sintesis beberapa
hormon akan menghasilkan radikal bebas, juga lekosit polimorfonukleus akan
membentuk radikal bebas untuk membunuh bakteri yang membantu tubuh
memerangi infeksi. Radikal bebas yang lain, seperti Nitric Oxide (NO)
merupakan dasar homeostatis di dalam tubuh karena NO berperan penting,
termasuk menjaga tonus vaskuler, agregasi platelet, adhesi sel, dan lain-lain.
Adapun hal yang diyakini menyebabkan peningkatan radikal bebas berasal dari
berbagai sumber, seperti kegiatan fisik, kimiawi, dan alam. Faktor alam yang
menyebabkan peningkatan radikal bebas adalah pulusi, radiasi, faktor fisik
adalah kehamilan, overtraining, 5 gaya hidup yaitu merokok, minum alkohol,
makanan buruk, kurang berolahraga, efek psikologis seperti stres, emosi,
berbagai penyakit, faktor lain, seperti obatobatan, terapi radiasi. [ CITATION
Nim15 \l 1033 ]

Mekanisme yang paling umum terjadi dimana radikal bebas dapat


melawan pertahanan antioksidan, radikal bebas tersebut akan menyerang
komponen biokimia di dalam tubuh dan membentuk hydroperoksida. Dalam
bentuk patofisiologis tersebut, sel akan mulai memproduksi radikal bebas
dalam jumlah banyak, dikarenakan stres eksogen (unsur kimia, fisik dan
biologi) dan atau aktivitas metaboliknya (khususnya pada membran plasma,
mitokondria, retikulum endoplasma, dan sitosol), sitosol diantaranya terdapat
radikal hidroksil (HOH) yang berbahaya, merupakan salah satu reaktive
oxygen species (ROS) yang paling berbahaya. Radikal hidroksil dapat
menyarang setiap macam molekul (termasuk karbohidrat, lemak, asam amino,
8

peptide, protein, nukleotid, asam nukleat dan lainlain). Akibat dari proses ini,
setiap molekul akan kehilangan satu elektron dan kemudian menjadi radikal.
[CITATION Zha16 \l 1033 ]

c. Tanaman Herba Meniran (Phyllanthus Niruri L.)

Gambar 1. Herba meniran (Sumber: http://www.perkebunan.litbang.pertanian.go.id)

a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Tracheophyta (Tumbuhan berpembuluh)
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Family : Phyllanthaceae
Genus : Phyllanthus L.
Spesies : Phyllanthus niruri L.
[CITATION nor63 \t \l 1033 ]

b. Morfologi Tanaman Meniran (Phyllanthus Niruri L.)


Meniran (Phyllanthus Niruri L.) adalah salah satu tanaman yang
tumbuh secara liar. Meniran dapat tumbuh di tempat yang berbatu dan
lembab. Tumbuhan ini biasa tumbuh di tepi sungai, semak dan tempat liar
lainnya (Luliana, Desnita, & Sehro, 2019). Tanaman ini memiliki daun
tunggal, berbentuk jorong, ujung tumpul, pangkal membulat, susunan
tulangnya bertulang menyirip, tepi rata, permukaan daun licin, panjang 9
9

mm dan lebar 4 mm, berwarna hijau muda. Sedangkan batangnya memiliki


tekstur basah, bentuk bulat, meniran memiiki permukaan batang yang licin.
Sedangkan akar dari tumbuhan ini termasuk dalam sistem pengakaran
tunggang, bercabang, dan berwarna putih kekuningan[CITATION Hnd14 \l
1057 ].
c. Kandungan Tanaman Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
Pada kajian farmakognostik herba meniran, meniran memiliki
kandungan filantin, hipofilantin, damar, kalium, tanin, saponin, flavanoid
dan triterpenoid [CITATION Hnd14 \l 1057 ]. Senyawa flavonoid memiliki
efek sebagai antioksidan[ CITATION Suj15 \l 1057 ].

d. Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan satu atau lebih senyawa aktif dari
tanaman menggunakan pelarut selektif melalui prosedur standar. Tujuan dari
semua ekstraksi adalah untuk memisahkan antara metabolit tumbuhan yang
larut dengan residu yang tidak larut [ CITATION Azw15 \l 1033 ].

Ekstraksi memiliki dua macam metode yaitu, ekstraksi secara dingin


(maserasi dan perkolasi) dan secara panas (refluks, soxhletasi, dan destilasi
uap).

a) Maserasi
Maserasi adalah metode ekstraksi yang sangat sederhana dengan
kerugian waktu ekstraksi yang lama dan efisiensi ekstraksi yang rendah
ini bisa digunakan untuk ekstraksi komponen termolabil, selain itu cairan
yang digunakan cukup banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan
yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin
[CITATION Tec18 \l 1033 ]
b) Perkolasi

Perkolasi adalah metode ekstraksi yang menggunakan alat


perkolator yaitu wadah silinder yang dilengkapi dengan kran pada bagian
bawahnya. Kelebihan dari metode ini adalah sampel senantiasa dialiri
10

oleh pelarut baru. Sedangkan kerugiannya adalah jika sampel dalam


perkolator tidak homogen maka pelarut akan sulit menjangkau seluruh
area. Selain itu, metode ini juga membutuhkan banyak pelarut dan waktu
lama[CITATION Muk \l 1033 ]

c) Refluks
Refluks adalah metode ekstraksi dengan pelarut pada temperatur
titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relatif
konstan dengan adanya pendinginan balik. Ekstraksi refluks digunakan
untuk mengekstraksi bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan
[ CITATION Chu16 \l 1033 ].
d) Soxhletasi
Soxhletasi adalah metode ekstraksi yang dapat digunakan pada
sampel dengan tekstur lunak dan tidak tahan terhadap panas secara
langsung, pelarut yang digunakan lebih sedikit dan pemanasannya dapat
diatur[ CITATION Kas19 \l 1033 ].
e) Destilasi Uap
Destilasi uap adalah metode ekstraksi yang popular untuk
ekstraksi minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman.
Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia yang
mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal. Pelarut yang
baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya
melarutkanyang tinggi[ CITATION Akd19 \l 1033 ].

e. Fraksinasi
Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa atau golongan
senyawa dari suatu campuran senyawa. Biasanya prinsip pemisahan ini
didasarkan pada sifat fisika-kimia seperti polaritas, kelarutan, titik didih
dan pembentukan kompleks atau garam. Sementara teknik fraksinasi
terbagi menjadi beberapa macam yaitu destilasi, kristalisasi, partisi cair-
cair, dan kromatografi yang meliputi kromatografi kolom, kromatografi
11

lapis tipis, dan High Pressure Liquid Chromatography (HPLC)


[CITATION Alt17 \l 1033 ]

f. Uji Antioksidan Metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil)


Metode absorbansi radikal DPPH merupakan metode yang sederhana,
mudah, dan menggunakan sampel dalam jumlah yang sedikit dengan waktu
yang singkat. Pengukuran aktivitas antioksidan sampel dilakukan pada
panjang gelombang 517 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum
DPPH, dengan konsentrasi DPPH 50 µM. Adanya aktivitas antioksidan dari
sampel mengakibatkan perubahan warna pada larutan DPPH dalam etanol
yang semula berwarna violet pekat menjadi kuning pucat. Metode DPPH
merupakan pengukuran penangkal radikal bebas sintetik dalam pelarut
organik pada suhu kamar oleh suatu senyawa yang mempunyai aktivitas
antioksidan. Proses penangkalan radikal bebas ini melalui mekanisme
pengambilan atom hidrogen dari senyawa antioksidan oleh radikal bebas
sehingga radikal bebas menangkap satu electron dari antioksidan.
[CITATION Sut15 \t \l 1033 ].

Gambar 2 Struktur DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylehydrazyl)


12

B. Kerangka Konsep

Radikal bebas

Inisiasi :
RH + OH R • + H2O

2. Propagasi :
R • + O2 ROO•
Antioksidan
ROO• + RH ROOH + R•

Endogen Eksogen
3. Terminasi :
ROO• + ROO• ROOR + O2
ROO• + R• ROOR
R • + R• R Katalase Flavonoid
Superoksidase Polifenol
Filantin

Stres oksidatif

Senyawa bioaktif

Jantung Koroner
Stroke
DM Ekstrak etanol
Fraksi etil asetat
meniran
meniran

Uji DPPH
13

C. Hipotesis
1. Ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki aktivitas
antioksidan terhadap DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil).
2. Fraksi etil asetat herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki aktivitas
antioksidan terhadap DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil).
14

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian experimental laboraturium
dengan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil) yang
digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan terhadap pengikatan radikal
bebas.

D. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini bertempat di Laboratorium Farmakologi dan Laboraturium
Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Waktu penelitian
Penelitian ini di laksanakan pada bulan November – Desember 2020.

E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
a. Konsentrasi ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.).
b. Konsentrasi fraksi etil asetat herba meniran (Phyllanthus niruri L.).
2. Variabel terikat
a. Besarnya (%) penangkap radikal bebas ekstrak etanol herba meniran
(Phyllanthus niruri L.).
b. Besarnya (%) penangkap radikal bebas fraksi etil asetat herba meniran
(Phyllanthus niruri L.).
3. Variabel terkendali
a. Pelarut
b. Konsentrasi DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil)
c. Suhu
d. Lama inkubasi
15

e. Vitamin C
F. Definisi Operasional
1. Fraksi etil asetat daun meniran (Phyllanthus niruri L.).
Fraksi yang didapatkan dari daun tanaman Phyllanthus niruri L. yang
dikeringkan dan dibuat serbuk, kemudian diekstraksi dengan cara maserasi
menggunakan etanol 70%. Setelah itu masing-masing ekstrak dipekatkan
dengan rotary evaporator menjadi ekstrak kental, lalu dipartisis dengan
corong pisah menggunakan pelarut etil asetat sehingga diperoleh fraksi etil
asetat dan fraksi air.

2. Ekstrak etanol daun meniram (Phyllanthus niruri L.).


Ekstrak yang didapatkan dari daun tanaman Phyllanthus niruri L. yang
dikeringkan dan dibuat serbuk, kemudian diekstraksi dengan cara maserasi
menggunakan etanol 70%. Setelah itu masing-masing ekstrak dipekatkan
dengan rotary evaporator menjadi ekstrak kental.
3. Metode DPPH
Salah satu metode yang digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan.
Prinsipnya dalam metode DPPH melihat perubahan warna DPPH dalam
larutan dari ungu pekat menjadi kuning pucat karena aktivitas sample yang
mengandung antioksidan yang mampu menangkap dan meredam aktivitas
radikal bebas.
G. Instrumen Penelitian

1. Alat

a. Timbangan analitik

b. Blander

c. Oven

d. Gelas ukur

e. Heater
16

f. Rotary evaporator

g. Waterbath

h. Freezer dryer

i. Spektrofotometer

j. Ayakan no. 40 mesh

2. Bahan

a. Ekstrak etanol daun meniran (Phyllanthus niruri L.).

b. Fraksi etil asetat daun meniran (Phyllanthus niruri L.).

c. Vitamin C sebagai kontrol positif

H. Prosedur Penelitian
a. Determinasi Tanaman
Tahap pertama adalah melakukan determinasi tanaman daun meniran
(Phyllanthus niruri L.) yang berasal dari Pasar Gede Surakarta. Determinasi
dilakukan dengan menunjukkan tanaman meniran dan menetapkan
kebenerannya sesuai ciri-ciri morfologi. Determinasi tamanan daun meniran
dilakukan di Laboraturium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

b. Pembuatan Simplisia

Daun meniran dipisahkan dari pengotor baik benda asing maupun bagian
tanaman yang telah rusak kemudian dilakukan pencucian dengan
menggunakan air mengalir yang bersih. Pencucian dilakukan untuk
menghilangkan tanah dan benda asing lainnya yang ada pada simplisia. Herba
meniran kemudian dikeringkan di tempat yang terlindung dari cahaya
matahari langsung hingga kadar air < 10%. Lakukan sortasi kering dengan
17

memisahkan pengotoran yang masih terdapat pada sampel kering. Simplisia


yang sudah benar-benar kering dilakukan penyerbukan dengan blender dan
diayak dengan ayakan no. 40 mesh.
c. Pembuatan Ekstrak etanol daun meniran (Phyllanthus niruri L.)
Kemudian lakukan maserasi dengan cara merendam 800 gram simplisia
menggunakan pelarut 4 liter etanol 70% selama 4 hari, dan setiap harinya di
aduk supaya pelarutan merata. Setelah 4 hari hasil maserasi disaring
menggunakan kertas saring, lalu uapkan pelarut dengan atat rotavapor untuk
mendapatkan ekstrak kental.

d. Pembuatan Fraksi etil asetat daun meniran (Phyllanthus niruri L.)


Sebanyak 800 gram simplisia daun meniran yang telah diserbuk,
dimaserasi dengan 4 liter etanol 70%. Didiamkan selama 4 hari setelah itu
disaring dan maserat hasil ekstraksi dievaporasi dengan rotary evaporator
pada suhu 600 derajat celsius sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak etanol
daun meniran yang diperoleh kemudian dipartisis dengan corong pisah
menggunakan pelarut etil asetat sehingga diperoleh fraksi etil asetat dan
fraksi air.

e. Pembuatan larutan vitamin C sebagai kontrol positif


f. Pembuatan larutan DPPH

g. Uji antioksidan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil)


Metode uji mengikuti metode oleh Tambunan., et al. tahun 2019 yang
melakukan uji antioksidan dengan metode DPPH. Sejumlah larutan sampel
dengan berbagai konsentrasi yaitu 25µL, 50µL, 75µL dan 100µL
dimasukkan dalam labu takar 5 mL ditambah dengan 1 mL DPPH 0,4 mM
dan diikubsi pada suhu 37º Celsius selama 30 menit. Setelah itu diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 515 nm. Sebagai pembanding
digunakan vitamin C yang sudah diketahui sebagai antioksidan. Perhitungan
persen penghambatan (persen inhibisi) DPPH digunakan rumus sebagai
berikut :
18

A blanko−A sampel
×100 %
A blanko

Keterangan :
A blanko = serapan radikal DPPH 1 mM
A sampel = serapan radikan DPPH 1 mM setelah diberi perlakuan
I. Analisis Data
Pengukuran aktivitas penangkap radikal sebenarnya juga merupakan
parameter untuk menguji aktivitas antioksidan. Untuk uji aktivitas penangkap
radikal bebas ini menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil).
Hasil aktivitas penangkap radikal ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun
meniran ini dibandingkan dengan vitamin C dan dinyatakan dengan persen
penghambatan atau inhibisi yang diperoleh dari data absorbansi kemudian
dilakukan perhitungn nilai IC50 dengan menggunakan persamaan regresi yang
menyatakan hubungan antara konsentrasi sampel (x) dengan persen inhibisi (y).
Persamaan regresi linear hubungan antar konsentrasi (ppm) vs persen inhibisi
menghasilkan nilai A, B, dan r dan agar kurva linear maka nilai r harus
mendekati 1, sehingga dapat dihitung persamaan regresi linearnya yaitu :

Y = Bx + A

Keterangan :

x = konsentrasi sampel (ppm)

Y = persen inhibisi

A = intercept

B = slope
19

J. Alur Penelitian
Daun
Daunmeniran
meniran

Sortasi

Pengeringan

Penghalusan

Simplisia

Maserasi dengan pelarut etanol 70%


lauapkan

Ekstrak etanol daun meniran

Ekstrak etanol daun meniran Dipartisis dengan pelarut etil asetat

Dibagi konsentrasi 10, 30, 50 dan 70 ppm

Masukkan dalam labu takar 10 mL

Tambahkan 1 mL DPPH 1 mM

Ukur pada panjang gel 515 nm dengan kontrol (+) vitamin C


Analisis data

20

TAHUN 2020
K. Jadwal Penelitian

I II III IV V

Penyusunan
Proposal

Perbaikan Proposal

Pengambilan Data

Pengolahan dan
Analisis Data

Penyusunan Skripsi

Ujian Skripsi

Perbaikan Skripsi

Tabel 1. Jadwal Penelitian


21

DAFTAR PUSTAKA

Akdağ, A. & Ozturk, E., 2019. Distillation Methods of Essential Oils. Review
Article.

Altemimi, 2017. Phytochemicals: Extraction, Isolation, and Identification of


Bioactive Compounds from Plants Extracts. MDPI Plants.

Alyidrus, R., Ariastiwi, D. A. & Mardi, Y., 2019. Ekstrak Etanol Daun Meniran
(Phyllanthus niruri) Terhadap Mencit Jantan (Mus musculus) yang Diinduksi
Asam Asetat Sebagai Analgetik. Media Farmasi, 15(1), pp. 1-5.

Aster, K. A., 2015. Buku Ajar Patologi Robins. 9 ed. Singapore: Elsevier .

Atere, T., 2018. In Vitro Antioxidant Capacity and Free Radical, Scavenging
Evaluation of Standardized Extract of Costus afer Leaf. Food and Science and
Human Wellness, p. 267.

Azwanida, 2015. A Review on the Extraction Methods Use in Medicinal Plants,


Principle, Strenght and Limitation. Medicinal & Aromatic Plants.

Boroski, M. & Aguinar, A., 2017. Antioxidant Activity of Herbs and Exctracted
Phenolic From Oregano in Canola Oil. International Food Research Journal.

Chen, L., Deng, H. & Cui, H., 2018. Inflammatory Responses and
Inflammation-associated Diseases. Oncotarget, 9(6), pp. 7204-7218.

Chua, L. S., 2016. Reflux Extraction and Clean Up Process by Column


Chromatography for High Yield of Andrographolide Enriched Extract. Journal
of Applied Research on Medicinal and Aromatic Plants.

Dara Setia, A. I. & Tjitaresmi, A., 2017. Aktivitas Antiinflamasi dari berbagai
tanaman. farmaka fakultas farmasi universitas padjajaran, 14(3), pp. 77-86.
22

Elmajdoub, A. A., Awidat, S. K. & El-Mahmoudy, A. M., 2015. Anti-


inflammatory potential of Agaricus in carrageenan-induced model. International
Journal of Basic & Clinical Pharmacology, 4(3), pp. 497-502.

Eva, S. S., 2014. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol SDaun Gatal (Laportea
decumana (Roxb.) Wedd). Pharmacy, 11(01), pp. 98-107.

Francenia, N., 2018. Antioxidant Compounds and Their Antioxidant Mecanism.

Hamzah, N., Najib, A., Thahir, N. & Misqawati, I., 2015. Studi Farmakofor
Reseptor COX-2 Sebagai Anti Inflamasi. JF FIK UINAM, 2(3), pp. 99-107.

Hidanah, S., Sabdoningrum, E. K., Wahjuni, R. S. & Chusniati, S., 2018. Effects
of meniran (Phyllanthus niruri L.) administration on leukocyte profile of broiler
chickens infected with Mycoplasma gallisepticum. Veterinary World, Volume
11, pp. 834-839.

Hndayani, V. & Nurfadillah, 2014. Kajian Farmakognostik Herba Meniran


Hijau (Phyllanthus niruri L.) dan Herba Meniran Merah (Phyllanthus urinaria
L.). Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 1(1), pp. 18-23.

Huyut, Z., Beydemir, S. & Gulcin, L., 2017. Antioxidant and Antiradical
Properties of Selected Flavonoids and Phenolic Compounds. Biochemistry
Research International, pp. 1-2.

Jatmiko, S. W. & Aisyah, R., 2015. Imunitas Alamiah. 1 ed. Surakarta: UNS.

Kasiramar, G., 2019. SIGNIFICANT ROLE OF SOXHLET EXTRACTION


PROCESS IN PHYTOCHEMICAL RESEARCH.

Katzung, B. G., Masters, S. B. & Trevor, A. J., 2012. Basic and Clinical
Pharmacologi. 12 ed. New york: The McGraw-Hill Companies.

Kim, S.-K., 2018. Interrelationship of Uric Acid, Gout, and Metabolic


Syndrome: Focus on Hypertension, Cardiovascular Disease, and Insulin
Resistance. Journal of Rheumatic Disease.
23

Kumar, V., Abbas, A. K. & Aster, C. J., 2015. Buku Ajar Patologi Robbins. 9
ed. Jakarta: Elsevier.

Kurutas, E. B., 2015. The Imprtance of Antioxidants which Play the Role in
Cellular Response Against Oxidative/Nitrosative Stress. Nutritional Journal.

Luliana, S., Desnita, R. & Sehro, S., 2019. Formulasi Sediaan Losio Ekstrak
Etanol Meniran (Phyllanthus niruri L.) Sebagai Penumbuh Rambut Terhadap
Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Wistar. Pharmaceutical Sciences
and Research (PSR), 6(1), pp. 52-61.

Luliana, S., Susanti, R. & Agustina, E., 2017. Uji Aktivitas Antiinflamasi
Ekstrak Air Herba Ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap Tikus Putih (Rattus
norvegicus L.) Jantan Galur Wistar yang Diinduksi Karagenan. Traditional
Medicine Journal, 22(3), pp. 199-205.

Meunier, B. & Robert, A., 2019. Free-Radical Formation by The Peroxidase-


Like Catalytic Activity. The Journal of Physical Chemistry.

Mukhriani, 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa


Aktif. Jurnal Kesehatan.

Murdopo, 2014. Obat Hebal Tradisional. In: Dewi, ed. Warta Ekspor. Jakarta:
Kementrian Perdagangan Republik Indonesia, pp. 1-20.

Necas, J. & Bartosikova, L., 2013. Carrageenan: a review. Veterinarni


Medicina,, 58(4), p. 187–205.

Nimse, S. B. & Pal, D., 2015. Free Radicals, Natural Antioxidants, and Their
Reaction Mecanisms.

nordal, 1963. [Online] Available at: gbif.org/species/5381945 [Accessed 8


Maret 2020].

nordal, 1963. Global Biodiversity Infomation Facility. [Online] Available at:


gbif.org/species/5381945 [Accessed minggu September 2019].
24

Nugroho, T. E. & Subekti, L. W., 2015. Pengaruh pemberian netriun diklofenak


dosis 1,4mg/KgBB dan 2,8mg/KgBB terhadap kadar ureum tikus wistar. Media
Medika Muda, 4(4), pp. 1111-1118.

Nusroh, R. & Hanifah, S., 2019. Manfaat Kopi. Journal of Cardiology, pp. 5-6.

., 2016. Pemupukan Pada Meniran Dalam Upaya Standarisasi Mutu Herba


Meniran., http://www.perkebunan.litbang.pertanian.go.id, diakses pada 20
Setember 2020.

Riskesdas., 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementerian RI Tahun 2013.

Rivai, H., Septika, R. & Boestari, A., 2013. Karakterisasi Ekstrak Herba
Meniran (Phyllanthus niruri Linn) Dengan Analisa Fluoresensi. Jurnal Farmasi
Higea, 5(2), pp. 15-23.

Sari, A. N., 2015. Antioksidan Alternatif Untuk Menangkal Bahaya Radikal


Bebas pada Kulit. Journal of Islamic Science and Technology, p. 65.

Souza, . T. P., Petrovick, P. R. & Lyra, I. L., 2013. Anti-infl ammatory and
antinociceptive activities of Phyllanthus niruri spray-dried standardized extract.
Revista Brasileira de Farmacognosia Brazilian Journal of Pharmacognosy,
23(1), pp. 138-144.

Sujono, T. A. et al., 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Meniran


(phylllanthus niruri L) Selama 90 Hari Terhadap Fungsi Hati Tikus. pp. 136-
142.

Sutrisna, E., 2015. Efek Antioksidan Ekstrak Etanol 70% Biji Alpukat (Persea
americana mill.) dengan Metode DPPH. pp. 167-168.

Sutrisna, E., Maryati, Wahyuni, S. & S Azizah, T., 2019. Anti Inflammatory
Effect of Phyllanthus niruri L from Indonesia ( Pre-Clinic Study). Phamacogn J,
11(6), pp. 1-4.
25

Tambunan, R. M., 2019. Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol 70%
Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terstandar. Jurnal Ilmu Kefarmasian, p.
61.

Weiner, M. L. & McKim Jr, J. M., 2018. Comment on“Revisiting the


carrageenan controversy: do we really understand the digestive fate and safety of
carrageenan in our foods?” by S. David, C. S. Levi, L. Fahoum, Y. Ungar,E. G.
Meyron-Holtz, A. Shpigelman and U. Lesmes,FoodFunct., 2018, 9, 1344–1. The
Royal Society of Chemistry 2019, Volume 10, pp. 1-3.

Wilmana, P. F. & Gan, S., 2012. Analgesik-antipiretik, analgesik- antiinflamasi


non-steroid, dan obat gangguan sendilainnya. In: S. G. Gunawan, ed.
Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI, pp. 230-258.

Wongrakpanich, S., Wongrakpanich, A. & Melhado, K., 2018. A


Comprehensive Review of Non-Steroidal AntiInflammatory Drug Use in The
Elderly. Aging and Disease, 9(1), pp. 143-150.

Zahra, Z. P. & Carolia, N., 2017. Obat Anti-inflamasi Non-steroid (OAINS):


Gastroprotektif vs Kardiotoksik. Majority, 6(3), pp. 153-158.

Zhang, M. & Li, H., 2016. Antioxidant Mechanism of Betaine without Free
Radical Scavenging Ability. Journal of Agricultural and Food Chemistry.

Zhang, Q. W., 2018. Techniques for extraction and isolation of natural product:
a comprehensive review. Chinese Medicine.

Anda mungkin juga menyukai