Anda di halaman 1dari 29

Laporan Tetap Praktikum

TAKSONOMI TUMBUHAN TINGGI


ACARA I DAN II
“KLASIFIKASI TUMBUHAN DAN HERBARIUM”

Oleh :
KELOMPOK V
1. Yodi Sultoni
2. Hana Usmila
3. Kholidatur Rohmi
4. Dila Ika Rani
5. Rida’ul Hayatin
6. Riya Sulistia

LABORATORIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MATARAM (UIN)


MARATAM
2021

i
HALAMAN PENGEASAHAN

Laporan Tetap Praktikum “Taksonomi Tumbuhan Tinggi” Acara I dan II Ini


Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum Selanjutnya

Mataram, Mei 2021

Disahkan Oleh :

Laboran Co.Assisten

(Qurratul Aini S.pd) (Elmira Fazila)


NIM: 180.104.090

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena


atas rahmat dan kasih sayang-Nya, laporan ini bisa kami selseaikan meskipun jauh
dari kata sempurna. Dan tidak lupa shalawat beserta salam kepada junjungan Nabi
besar Muhammad saw.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya tidak lepas dari bantuan pihak
lain, baik dalam bentuk moril dan materil. Sehingga penulis mengucapkan terima
kasih kepada teman–teman yang ikut serta dalam penulisan laporan ini, ucapan
terimakasih juga kepada dosen pengampu yang menyalurkan ilmunya untuk
menambah wawasan penulis, serta kakak – kakak, baik Co.As maupun kakak
yang senantiasa memberikan waktunya untuk membimbing penulis.
Harapan kami atas laporan ini adalah semoga menjadi konstribusi dalam
proses pembelajaran. Kami menyadari bahwa laporan ini membutuhkan
pengayaan–pengayaan dengan ide dan saran yang bersifat membangun demi
mendekati kesempurnaan. Maka semoga laporan ini bisa bermanfaat untuk kami
ataupun pembaca. Allah SWT tempat kembali segalanya dan kebenaran hanya
milik-Nya, maka semoga laporan ini bermaanfaat.

Mataram, Mei 2021

Kelompok V

iii
DAFTAR ISI

COVER
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 3
BAB III METODOLOGI ........................................................................... 7
A. Pelaksanaan .................................................................................... 7
B. Alat dan Bahan ............................................................................... 7
C. Cara Kerja ...................................................................................... 7
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................... 9
A. Hasil Pengamatan ........................................................................... 9
B. Analisis Prosedur ........................................................................... 10
C. Analisis Hasil ................................................................................. 10
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 13
A. Kesimpulan ...................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
TERMINOLOGI
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ٌَْ ‫فَأ ْخَُ َرجْ ٌَا ِه‬
‫ش ْي ء‬
َ ‫ًةَُ اتَ ك ِل‬ َ ٍِ ‫ب‬ِ ‫اء َها ء فَأ ْخَُ َرجْ ٌَا‬ ِ ‫س َو‬ ْ ‫ٍَّ َُّ الَّذِي‬
َّ ‫أىَُ سَ َل ِم ىَ ال‬
ِ ‫ط ْل ِع َِا‬
‫قي ُْ َّا ى داًَيَُِ ج َّ َجٌَّات ِه ْي‬ َ ‫اك تا َّ ِهيَ الٌَّ ْخ ِل ِه ْي‬
ِ َُ‫تز‬َ ‫َض ر ا ًخ ُْ ِرج ِه ٌَْ َحثًّا ه‬ ِ ‫خ‬
‫ب ٍ ا ًْظزّ ا‬ َ ‫الز َّهاىَ ه ْش‬
َ ‫تة ُِا َّ َغي َْز ه‬
ِ ‫تشَُ ا‬ َّ َّ ‫أعَُْ ًَا ب‬
ُّ َّ َ‫الشيْتْى‬
ْ ‫ثنَُ ِر ٍِ ِإذا َ أث َ َن ُْ َر َّييَ ُْعِ ٍِ ۚ ِإ َّى فِي ذ ِلَُ ك ْن لََُ يَات ِل‬
َ‫قَُْ م يؤ ُْ ِهٌْ ى‬ َ ٓ ‫ِإ َل‬
“artinya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka
Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau.
Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan
dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-
kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa
dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya
berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang beriman.”
Menurut Al-Jazairi (2007), Surat Al-An'am ayat 99 menjelaskan
bahwa Allah telah menurunkan air hujan dan menumbuhkan bermacam-
macam jenis tumbuh-tumbuhan yang beraneka warna, rasa, bau, dan
keistimewaanya. Firman
Allah ini sebagai penyempurnaan dari ucapan Musa dan peringatan
bagi penduduk Mekkah yang belum mengenal Allah beserta hak-haknya
dalam tauhid, diturunkanya air hujan dan menumbuhkan beragam
tumbuhan-tumbuhan yang menjadi makanan bagi manusia dan hewan,
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah, pengetahuannya hikmah dan kasih
sayangnya.
Di dunia ini terdapat lebih dari 280.000 spesies tumbuhan, belum
termasuk sekitar 100.000 spesies jamur, yang kesemuanya telah
diidentifikasi dan telah diberi nama sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ada pendapat yang mengelompokan kedalam tumbuhan karena

1
kemiripannya dan ada juga yang mengelompokkannya tersendiri karena
jamur tidak berklorofil. Dari keseluruhan tumbuhan yang tersebar di muka
bumi, sekitar 10% diantaranya berada di Indonesia. Tumbuhan yang
tingkat perkembangannya lebih tinggi, yaitu tumbuhan tingkat tinggi
(Phanerogamae).
Manusia telah memanfaatkan tumbuhan sebagai tanaman sumber
bahan makanan (tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman sayuran,
dan tanaman buah-buahan), sumber bahan obat, sumber bahan
rempah/bumbu, sumber tanaman hias, sumber bahan kerajinan/industri/,
sumber bahan sandang, dan sumber bahan papan. Agar spesies tumbuhan
tersebut dapat dikenali karena kaitannya dengan peranannya dalam bidang
produksi tanaman secara efektif dan produktif, maka perlu dikaji
pengetahuan tentang klasifikasi tumbuhan, sehingga semua tumbuhan
dapat dikelompokkan secara taksonomis berdasarkan ciri-ciri yang
spesifik.
Pada dasarnya tumbuhan tersusun atas tiga organ pokok, yakni
akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Tumbuhan yang
mempunyai tiga organ pokok tersebut digolongkan sebagai
tumbuhan cormofita. Sedangkan bagian lain dari tumbuhan dianggap
sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut
yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat, dan fungsi.

Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh


Turnefor (1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca
Ghini (1490-1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia
adalah orang pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan
melekatkannya di atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber,
1938). Pada awalnya banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku
sebagai koleksi pribadi tetapi pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein –
Herbarium Celebense 39 praktek ini telah berkembang dan menyebar di
Eropa

2
Untuk koleksi objek perlu diperhatikan kelengkapan organ
tubuhnya, pengawetan dan penyimpanannya. Koleksi objek harus
memperhatikan pula kelestarian objek tersebut. Perlu ada pembatasan
pengambilan objek. Salah satunya dengan cara pembuatan awetan.
Pengawetan dapat dilakukan terhadap objek tumbuhan maupun hewan.
Pengawetan dapat dengan cara basah ataupun kering. Cara dan bahan
pengawet nya bervariasi, tergantung sifat objeknya. Untuk organ
tumbuhan yang berdaging seperti buah, biasanya dilakukan dengan awetan
basah. Sedang untuk daun, batang dan akarnya, umumnya dengan awetan
kering berupa herbarium
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak
terserang hama, penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan berhabitus
pohon dan semak disertakan ujung batang, daun, bunga dan buah, sedang
tumbuhan berbentuk herba disertakan seluruh habitus. Herbarium kering
digunakan untuk spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun,
batang, bunga dan akar, sedangkan herbarium basah digunakan untuk
spesimen yang berair dan lembek, misalnya buah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja klasifikasi tumbuhan
2. Bagaimana cara pembuatan herbarium
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan herbarium.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada tahun 1735, Carolus Linnaeus menemukan sebuah sistem penamaan
organisme/ makhluk hidup, sistem ini dikenal dengan nama Binominal
Nomenclature. Setiap nama organisme terdiri dari dua nama dalam bahasa latin,
karena bahasa latin atau yunani merupakan bahasa yang banyak dipakai di
sekolah-sekolah atau lembaga akademik pada saat itu.Nama yang pertama disebut
sebagai Genus dan nama yang kedua adalah nama spesies dari organisme tersebut
dan tidak ditulis dengan huruf kapital. Genus dan spesies ditulis dengan
memberikan garis bawah atau dengan huruf miring. (Heddy, G. 2000).
Keanearagaman hayati adalah keseluruhan variasi organik, baik bentuk,
penampilan, jumlah, maupun sifat yang dapat ditemukan pada tingkat gen,
spesies, dan ekosistem. Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup
yang berbeda. Untuk lebih mudah mempelajari mahluk hidup , maka dilakukan
pengelompokkan atau klasifikasi mahluk hidup sesuai dengan kesamaan bentuk
morfologi, fisiologi, dan anatomi. Hal ini sesui dengan tujuan dari lasifikasi
mahluk hidup ini. Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaaan dan
perbedaan ciri yang dimiliki mahluk hidup . makhluk hidup dengan ciri sama
dikelompokkan dalam satu penggolongan ( Tjitratam, 1983:32).
Persiapan koleksi yang baik di lapangan merupakan aspek penting dalam
praktek pembuatan herbarium. Spesimen herbarium yang baik harus
memberikan informasi terbaik mengenai tumbuhan tersebut kepada para peneliti.
Dengan kata lain, suatu koleksi tumbuhan harus mempunyai seluruh bagian
tumbuhan dan harus ada keterangan yang memberikan seluruh
informasi yang tidak nampak spesimen herbarium (Campable 2003).
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor
(1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-
1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang
pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di
atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya
banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi

4
pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein – Herbarium Celebense 39 praktek ini
telah berkembang dan menyebar di Eropa (Aththorick, 2006).
Herbarium merupakan istilah yang pertama kali digunakan oleh Turnefor
(1700) untuk tumbuhan obat yang dikeringkan sebagai koleksi. Luca Ghini (1490-
1550) seorang Professor Botani di Universitas Bologna, Italia adalah orang
pertama yang mengeringkan tumbuhan di bawah tekanan dan melekatkannya di
atas kertas serta mencatatnya sebagai koleksi ilmiah (Arber, 1938). Pada awalnya
banyak spesimen herbarium disimpan di dalam buku sebagai koleksi pribadi tetapi
pada abad ke-17 Ramadhanil dan Gradstein – Herbarium Celebense 39 praktek ini
telah berkembang dan menyebar di Eropa (Aththorick, 2006).

5
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Rabu, 26 Mei 2021
Waktu : 08:00 – 11;00 WITA
Tempat : TAMAN SURANADI
B. Alat dan Bahan
1. Gunting untuk tanaman
2. Pisau
3. Garpu tanah atau cetok
4. Kantung spsimen
5. Kertas label
6. Koran
7. Sasak bamboo
8. Tali rapia
9. Alcohol 70%
10. Patok bambu
11. Tumbuhan
C. Cara kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan
praktikum, kemudian mengambil tali rafia dan mengikatnya pada
patok yang telah dibuat.
2. Menarik dan membentangkan tali rafia sehingga membentuk persegi
3. Mencari masing-masing tumbuhan gymnospermae dan angiospermae
yang akan diamati
4. Mengklasifikasikan tumbuhan-tumbuhan yang sudah didapat

6
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar hasil pengamtan
Nama Tumbuhan Gamabar Tumbuhan Jenis Tumbuhan
kopi Pohon

P. Chinensis Pohon

Castile elastica Pohon

Sirih Herba

7
Herba
Talas

Mostera Herba

Lamtoro Perdu

8
Spesies B Perdu

Semak

9
2. Table hasil pengamatan

No Nama Jenis Kelompok Manfaat Bagi Manusia


Tumbuhan Tumbuhan
Monokotil Dikotil

1. Menjadi makanan
tambahan
2. Sebagai bahan
pembuat kue, sayur
atau lauk pauk.
3. Di Irian sebagai
makanan pokok
1 Talas Monokotil
masyarakat.
4. sebagai sumber
karbohidrat, protein
dan lemak, mineral
dan vitamin.
5. Sebagai obat.

6. Daun sebagai sumber

nabati

10
1. Air rebusan daun
ketapang sangat baik
untuk perkembangan
janin dalam
kandungan.
2. Mampu menurunkan
diabetes.
3. Menghambat

Pertumbuhan Kanker

4. Mengobati Hepatitis
atau liver hati.
2 Ketapang Monokotil 5. Kulit batang
(Terminalia ketapang bermanfaat
catappa) untuk mengobati
sariawan jika
mengonsumsinya
secara teratur.
6. Baik untuk menjaga
imunitas tubuh.
7. Meningkatkan fungsi
kelenjar susu untuk
ibu yang sedang
menyusui.
8. Meredakan penyakit
Rheumatoid artritis
alias radang sendi.

11
9. Mampu menenangkan
dan melemaskan
sistem saraf.
10. Sifat antioksidan yang
terdapat pada daun
ketapang dapat
mencegah kerusakan
kromosom dan
memberikan efek
antiklastogenik.
11. Mengobati
sakit perut.
12. Menyembuhkan sakit
kepala secara alami.

3. Lamtoro Dikotil 1. Digunakan untuk


penghijauan
2. Sebagai pohon
pelindung dan
peneduh
3. Pencegah erosi.

4. Buahnya
dimanfaatkan sebagai
bahan masakan,
terutama untuk
sayuran.

12
5. Daun muda dapat
digunakan sebagai
pakan ternak.
6. Masakan lamtoro
juga memiliki
manfaat bagi
kesehatan manusia
antara lain
penundaan penuaan
7. Mencegah diare,

8. Mencegah diabetes,
antioxidant, dan lain-
lain.

4. Akar Kuning Dikotil 1. Manfaat akar kuning


mulai dikenal
khasiatnya karena
mampu mengobati
kerusakan hati.

2. Menambah daya
tahan tubuh
3. Memperbaiki fungsi
hati (lever).

B. Analisis Prosedur

Pertama-tama sebelum memulai praktikum siapkan alat-alat dan


bahan-bahannya. Untuk alat-alatnya adalah sasak bambu, tali rafia,
gunting, koran, tisu, pisau, kantung plastik spesimen dan yang terakhir
bambu yang sudah dipotong kecil-kecil sepanjang 1 meter. Kemudian
untuk bahan-bahanya seperti alkohol 70%, dan tumbuhan yang akan

13
dijadikan sebagai herbarium. Kemudian gunting tali rafia sepanjang 10 m
sebanyak 4 buah, lalu buat sekat sepanjang 10 m, 10 m kesamping kiri dan
10 m kesamping kanan, 10 m kebelakang lalu 10 meter lagi kesamping.
Setelah membuat sekat, lakukan pengamatan pada tumbuhan
disekitar sekat yang telah dibuat. Buat catatan apa saja tumbuhan yang
ditemukan, dan tergolong dalam tumbuhan apa yang ditemukan. Misalnya
apakah tumbuhan itu tergolong dalam tumbuhan gymnospermae atau
angiospermae. Setelah itu foto jenis tumbuhan yang kalian dapat sebagai
bukti dokumentasi. Setelah melakukan pengamatan pada tumbuhan,
tentukan tumbuhan mana yang akan dijadikan herbarium. Cara mengoleksi
atau langkah-langkah tumbuhan yang akan dibuat menjadi herbarium,
yaitu caranya tumbuhan-tumbuhan yang memiliki perawakan kecil seperti
herba atau semak dapat dikoleksi secara menyeluh. Sedangkan cara
mengoleksi pohon-pohon yang tinggi, liana dan epifit yakni dengan
mengumpulkan apa saja yang dimiliki oleh tanaman tersebut yang
diseleksi tanpa merusak tanaman tersebut. Pada pengoleksian idealnya
harus berisi semua bagian tanaman seperti akar, batang, daun, buah, biji
dan sebagainya.
Tumbuhan yang dijadikan herbarium diberi etikat gantung dan diberi
nomer urut, nama singkatan kolekterol, tanggal pengambilan dan ditaruh
didalam kantung spesimen. Pada buku koleksi dbuat catatan yang datanya
tidak terbawa spesimen yang diambil yaitu tempat tumbuh, tinggi tempat,
keadaan lingkungan, warna, bau, bagian-bagian dalam tumbuhan (besar
populasi) dan lain-lain. Kemudian melakukan pengeringan dan
pengawetan tumbuhan yang akan dijadikan herbarium. Pada pengeringan
dan pengawetan spesimen dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
oven, pengarangan lampu, diberi bahan kimia atau pengeringan dengan
sinar matahari.
Kemudian setelah pengeringan tumbuhan dengan sinar matahari
selanjutnya ke tahap pengawetan. Meletakkan tumbuhan yang akan
dijadikan herbarium ke atas bambu sasak yang telah dilapisi dengan koran.

14
Tambahkan alkohol 70% pada tumbuhan yang akan dijadikan herbarium
tersebut. Kemudian tutup tumbuhan tersebut dengan korang dan sasak
bambu. Ikat sasak bambu yang dijadikan sebagai penutup herbarium
tersebut, ikat sekuat mungkin. Kemudian setelah itu tunggu beberapa hari
sampai tumbuhan tersebut mengering, Jangan lupa memberikan label pada
tumbuhan tersebut.
C. Analisis Hasil
b. Pohon
1. Kopi
kingdom (Kerajaan) : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Division (Divisi) : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Class (Kelas) : Magnoliopsida
Super Ordo : Asteranae
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea L.
Pengertian Kopi: Kopi (Coffea sp.) adalah spesies tanaman
berbentuk pohon yang termasuk kedalam famili Rubiaceae dan genus
Cofeea. Tanaman kopi tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila
dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 meter. Daunnya bulat
telur dengan ujung agak meruncing. Daun tumbuhan berhadapan
pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Species tanaman
berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus
Coffea. Terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah.
Tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak
mudah rebah. Akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman
kopi yang berasal dari bibit semai atau bibit sambung (okulasi) yang

15
batang bawahnya berasal dari bibit semai. Sementara tanaman kopi
yang berasal dari bibit stek, cangkok, atau okulasi yang batang
bawahnya berasal dari bibit stek tidak memiliki akar tunggang
sehingga relatif mudah rebah.
Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi
umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu
tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang
bila di daerah perakarannya tidak diberi mulsa. Secara alami tanaman
kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi
akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang
bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan okulasi yang
batang bawahnya merupakan semaian.
Panjang akar tunggang dapat mencapai 45-50 cm, dan
terdapat 4-8 akar samping yang tumbuh menurun kebawah sepanjang
2-3 m. selain itu banyak akar cabang samping yang panjang 1-2 m
horizontal, sedalam kurang lebih 30 cm, dan bercabang merata.
Batang atau cabang tanaman kopi terdiri dari: Cabang
reproduksi adalah cabang yang tumbuh tegak lurus pada setiap ketiak
daun bisa mencapai 4-5 tunas reproduksi. Cabang primer adalah
cabang yang tumbuh pada batang utama atau cabang reproduksi dan
berasal dari cabanag primer. Pada setiap ketiak daun hanya
mempunyai satu tunas yaitu tunas primer. Berfungsi sebagai
penghasil bungan karena disetiap ketiak daunnya terdapat mata tunas
yang dapat tumbuh menjadi bunga. Cabang sekunder adalah cabang
yang tumbuh pada cabang primer dan berasal dari tunas sekunder.
Cabang ini bersifat seperti cabang primer dapat menghasilkan bunga.
Cabang kipas adalah cabang reproduksi yang tumbuh kuat pada
cabang primer karena pohon sudah tua. Cabang reproduksi ini
sifatnya sama seperti batang utama dan sering disebut sebagai
cabang kipas. Cabang pecut adalah cabang kipas yang tidak mampu
membentuk cabang primer, mekipun tumbuhnya cuckup kuat.

16
Cabang balik adalah cabang reproduksi yang tumbuh pada acabang
primer berkembang tidak normal dan mempunyai arah pertumbuhan
menuju kedalam mahkota tajuk. Cabang air adalah cabang
reproduksi yang tumbuhnya pesat, ruas-ruas daunnya relatif panjang
dan lunak atau banyak mengandung air.
Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak
meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang
dan ranting-ranting tersusun berdampingan. Pada batang atau
cabang-cabang yang tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun
itu bersleing-seling pada ruas berikutnya. Sedangkan daun yang
tumbuh pada ranting atau cabang yang mendatar, pasangan daun itu
terletak pada bidang yang sama, tidak berselang-seling.
Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas,
sehingga setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan
jumlah tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun
demikian cabang primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk
daun baru, batang pun dapat terus menghasilkan cabang primer
sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Buah terdiri dari
daging buah, dan biji. Daging buah terdiri atas tiga bagian, yaitu
lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan
kulit tanduk (endokarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi pada
umumnya mengandung dua butir biji, tetapi kadang-kadang
mengandung satu butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama
sekali. Biji ini terdiri dari kulit biji dan lembaga. Lembaga atau
sering disebut endosperm merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan
sebagai bahan untuk membuat minuman kopi.
Kopi ternyata memiliki manfaat dalam mengurangi risiko
terkena berbagai penyakit berat, seperti diabetes tipe 2 dan kanker.
Selain itu, kopi juga berguna untuk mengurangi risko penyakit yang
menyerang otak, seperti alzheimer yang dapat berujung pada
penyakit dementia.

17
2. Talas (Colocasia esculenta L., suku talas-talasan atau Araceae) adalah
tumbuhan penghasil umbi-umbian yang cukup penting. Diduga asli
berasal dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, talas
diperkirakan telah dibudidayakan manusia sejak zaman purba, bahkan
pada zaman sebelum padi ditanam orang. Kini talas telah menyebar ke
berbagai belahan dunia, termasuk India, Cina, Afrika Barat dan Utara,
dan Hindia Barat. Talas merupakan makanan pokok, selain sukun, di
beberapa kepulauan di Oseania. Di Indonesia, talas populer ditanam di
hampir semua daerah.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Combretaceae
Genus : Terminalia
Spesies : T. catappa
3. Lamtoro adalah pohon perdu, tinggi 20 meter. Meski kebanyakan
hanya antara 5-10 meter. Percabangan rendah, banyak, dengan
pepagan kecoklatan atau keabuabuan, berbintil-bintil dan berlentisel.
Ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat. Daun
majemuk menyirip rangkap, sirip 3-10 pasang, kebanyakan dengan
kelenjar pada poros daun tepat sebelum pangkal sirip terbawah, daun
penumpu kecil, berbentuk segitiga. Anak daun tiap sirip 5-20 pasang,
berhadapan, bentuk garis memanjang dengan ujung runcing dan
pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan
tepinya berjumbai.
Bunga majemuk berupa bongkol (perbungaan capitulum)
bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol,
tiap-tiap bongkol tersusun dari 100180 kuntum bunga, membentuk
bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 1221 mm, di atas
tangkai sepanjang 2-5 cm. bunga kecil-kecil, berbilangan 5, tabung

18
kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, berukuran 3 mm, mahkota
bentuk solet berukuran 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai
berukuran 10 mm dan lepas-lepas. Buah polong bentuk pita lurus,
pipih tipis, 14-26 cm x 1,5-2 cm, dengan sekat-sekat diantara biji,
berwarna hijau saat muda dan coklat kering jika telah masak, memecah
sendiri sepanjang kampuhnya. Berisi 15-30 biji yang terletak
melintang dalam polongan, bulat telur terbalik, berwarna coklat tua
mengkilap, berukuran 6-10 mm x 34, 5 mm.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Mimosaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephala.
4. Monstera deliciosa atau Janda bolong, tanaman ini termasuk dalam
Kingdom: Plantae,
Divisi: Angiospermae,
Subdivisi: Monocotiledonae,
Ordo: Alismatales,
Family: Araceae, Subfamili: Monsteroideae,
Genus: Monstera,
Species: Monstera deliciosa Liebm.
Pada habitat aslinya tanaman Monstera dapat tumbuh sebagai
tanaman autotrop atau epifit yang tumbuh menjalar berumpun atau
merambat di bawah vegetasi hutan pada intensitas cahaya rendah atau
ternaungi, dan tidak menyukai cahaya matahari langsung.
Tanaman Monstera deliciosa atau Janda bolong ini dapat tumbuh
secara optimal optimal pada lingkungan lembab, media tanah yang

19
bertekstur liat berpasir, serta mengandung banyak bahan organik,
drainase baik, dan berikilim tropis bebas dari frost (embun
beku). Walau menyukai tempat yang lembab, tanaman ini termasuk
agak toleran terhadap kekeringan, sangat sensitif terhadap
5. Klasifikasi Tanaman Daun Sirih
Kingdom : Plantae
Superkingdom : Trachebionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.
Morfologi Dari Tanaman Daun Sirih
1. Akar
Akar dari tanaman daun sirih merupakan sejenis dari akar tunggang
dengan bentuk yang bulat lonjong dan mempunyai warna coklat
kekuningan.
Akar dari tanaman ini terlihat tumbuh merambat ataupun merayap
dan mempunyai banyak sekali tunas baru yang akan tumbuh di bagian
akar.
2. Batang
Batang tanaman ini berbentuk bundar memanjang. Batangnya bisa
mencapai ketinggian sekitar 5-15 m. Tumbuh dengan sangat menyebar
ke berbagai tanaman lainnya yang ada di daerah tersebut.
Di batang tanaman ini terdapat ruas-ruas dan sulur dengan jarak
sekitat 5-10 cm. Sulur ini nantinya digunakan sebagai lokasi baru untuk
pertumbuhan berbagai kecambah baru. Warna dari batang ini
kecoklatan sampai warna kehijauan.

20
3. Daun
Daun tanaman sirih ini berbentuk oval ataupun bulat telur dan
mempunyai warna hijau muda sampai hijau tua.
Daun tanaman ini mempunyai lebar sekitar 2-10 cm dan panjang
sekitar 5-15 cm. Pada permukaan tanaman ini daun di bagian bawahnya
berwarna putih.
Bentuk daun tanaman ini pada umumnya bisa terlihat seperti
halnya jantung yang mana penguat daun akan disematkan.
4. Bunga
Bunga dari tanaman daun sirih ini termasuk juga dalam jenis bunga
majemuk. Berupa biji-bijian yang mana biji-bijian tersebut berdiri
sendiri dan diketahui berada di ujung cabang dan menghadap ke daun
tanaman.
Pada bunga jantan tanaman ini biji-bijiannya mempunyai sifat
dengan panjang gagang yaitu sekitar 1,5-3 cm dan ukuran dari benang
sari yang pendek.
Kepala bunga betina mempunyai pegangan yang terlihat sedikit
lebih panjang jika dibandingkan dengan kepala bunga jantan.
Panjangnya yaitu sekitar 2,5 – 6 cm dan untuk panjang cap mempunyai
ukuran sekitar 3-5 cm.

21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagian besar dari kelompok tumbuhan ini merupakan tumbuhan
biji dan berperawakan pohon. Tumbuhan biji adalah tumbuhan yang
memiliki organ biji sebagai alat reproduksi generatif sedangkan tumbuhan
berperawakan pohon (arbo) adalah tumbuhan yang memiliki ciri-ciri
batang berkayu, besar dan beragam. Batang pohon berkayu karena
memiliki banyak kandungan lignin sehingga batang menjadi keras dan
berwarna kecoklatan. Karakter lain yang dimiliki pohon seperti diameter
batang ≥20 cm serta akan mulai bercabang setelah tinggi pertumbuhannya
melebihi 1 meter.
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan golongan tumbuhan
dengan tingkat perkembangan filogenetik tertinggi. Ciri khas yang dimiliki
oleh tumbuhan berbiji yaitu berupa biji (dalam bahasa Yunani: sperma).
Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) terdiri dari dua sub-divisio yaitu
Gymnospermaedan Angiospermae. Tumbuhan yang ditemukan pada
kawasan taman wisata hutan Suranadi merupakan jenis kelompok
Angiospermae kelas monokotil dan dikotil. Keanekaragaman spesies
tumbuhan sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu
beragamnya makhluk bukanlah hal yang mudah. Klasifikasi membantu
setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar /
kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme. Setiap orang dapat
melakukan klasifikasi pada tumbuhan tetapi untuk melakukan klasifikasi
yang benar harus memenuhi dasar – dasar klasifikasi yang sudah ada.
B. Saran
Tetep menjadi co.ass terbaik ka Elmira

22
DAFTAR PUSTAKA
Cambell, N.A., Reece J.E., dan L.G. Mtchell. 2003. Biologi Edisi Kelima jilid2.

Jakarta:Erlangga.

Heddy,G. 2000. Biologi Pertanian. Jakarta:Rajawali Press.

Tji traram. 1983. Botani Umum 1. Bandung:Angkasa.

Aththorick, T.A, dan Siregar E.S. 2006. Taksonomi Tumbuhan.

Departemen Biologi FMIPA USU. Medan

Balbach, M dan L.C. Bliss. 1996. A Laboratory Manual For Botanu. Sounders

College Publishing, New York.

23
TERMINOLOGI
1. Coffea sp : Kopi
Radix : Akar
Caulis : Batang
Folium : Daun
Fructus : Buah
Semen : Semen
Flos : Bunga
Lignum : Kayu
2. Piper betle ; Daun sirih
Folium : Daun
Radix : Akar
Margo folil : Tepi daun
Petiolus : Tangkai daun
Basis : Pangkal daun
Apex : Ujung daun
3. Monstera
Radix : Akar
Folium : Daun
Petiolus : Tangkai daun
Apex : Ujung daun
4. Talas : Colocasia Esculenta
Folium : Daun
Radix : Akar
Margo folil : Tepi daun
Petiolus : Tangkai daun
Basis : Pangkal daun
Apex : Ujung daun
Tuber : Umbi

24
LAMPIRAN

25

Anda mungkin juga menyukai