FK UNDIP SEMARANG
DAFTAR ISI
I : PERSEPSI 1
II: PROSES BERFIKIR 6
III : KEADAAN AFEKTIF DAN REAKSI EMOSIONIL 14
IV : SIKAP DAN TINGKAH LAKU 23
V : KESADARAN 27
VI : ORIENTASI 31
VII : KONTAK PSIKIK 33
VIII : PERHATIAN 34
IX : DAYA INGATAN 35
X : INTELEK DAN INTELEGENSI 39
XI : EKSPRESI, KARANGAN TULISAN DAN GAMBARAN 41
XII : INSIATIF 42
XIII : DAYA KONSENTRASI 43
XIV : PENDAPAT 44
XV : PENGERTIAN TENTANG DIRINYA SENDIRI 46
XVI : INSTINK DAN DORONGAN INSTINKTUIL 47
XVII : SINDROMA-SINDROMA PSIKIATRI 50
I PERSEPSI
Ilusi
Ilusi adalah suatu persepsi panca-indera disebabkan adanya rangsang panca
indra yang ditafsirkan salah. Dengan lain perkataan adanya interpretasi yang salah dari
suatu rangsang panca indra.
Sebagai missal, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat
menginterpretasi suara bergerak daun-daun sebagai suara yang mendekatinya.
Ilusi sering terdapat pada :
- Keadaan afektif yang luar biasa
- Keinginan yang luar biasa
- Dorongan dan impuls-impuls
impuls-impul s yang mendesak
Pada keadaan bingung karena intoksikasi, baik disebabkan oleh karena racun
maupun infeksi, persepsi dapat di interpretasi salah, karena rangsang sensorik dan
kesan-kesan tidak diubah dan di integrasi secara baik di dalam otak. Ilusi demikian
biasanya kurang berarti, dibandingkan dengan ilusi yang terjadi dengan kesadaran
penuh.
Ada 5 jenis ilusi :
- Visual
- Akustik
- Olfaktorik
- Gustatorik
- Taktil
Halusinasi
Proses berfikir ialah suatu proses intra-psikik yang meliputi pengolahan dari
berbagai fikiran dan faham dengan jalan membayangkan, mengkhayalkan, memahami,
membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjelma pikiran dan paham baru.
Bagi manusia, proses berpikir ini merupakan suatu hal yang sangat penitng,
karena melalui proses berpikir itulah terjadi pengolahan dari pada berbagai siasat untuk
menentukan sikap dan tingkah laku kemudian.
Karena itu, proses berfikir dapat disebut sebagai usaha persiapan untuk
perbuatan kemudian. Proses berfikir dianggap sebagai suatu bentuk : tre-psikik dari
perbuatan manusia, dan oleh karena itu dianggap sebagai bentk integrasi yang tertinggi
pada manusia.
Di dalam proses berfikir itu diolah segala pengaruh dan kesan, serta pengalaman
yang pernah diperoleh manusia, baik dalam interaksi psiko-sosial maupun yang bersifat
konstitusi atau organo-biologik, sehingga terjelmalah suatu bentuk yang lebih kompleks,
lebih integrative dan bertaraf lebih tinggi
Dalam memperhatikan proses berfikir seseorang kita perhatikan :
a. Bentuk pikiran
b. Progresi/kelancaran/arus fikiran
c. Isi pikiran
Penjelasan
1. Keadaan bingung
Adalah gangguan kesadaran ditandai dengan bingung, kacau, gangguan
fungsi asosiasi dan kemiskinan berpikir. Roman mukanya menunjukkan ekspresi
khawatir, bingung, dan kadang-kadang keheran-heranan.
Didapatkan pada :
o Intoksikasi
o Keadaan infeksi
o Traumatic
o Reaksi disosiasi
o Epilepsy
o kegelisahan
2. Kesadaran berkabut / menurun
Adalah gangguan dimana kesadaran tidak lengkap, biasanya karena
gangguan fisik dan kimia, yang menimbulkan kerusakan fungsi dari proses
asosiasi cerebrum. Perhatian melantur, dan penangkapan penderita terhadap
sekitarnya tidak tepat dan tidak lengkap.
Gejala ini sering terdapat pada penderita-penderita dengan penyakit
infkesi dan keadaan-keadaan lain yang mengganggu oksigenasi dan metabolism
cerebral. Kesadaran berkabut juga terdapat pada gangguan psikogen, yaitu pada
reaksi disosiasi.
Tingkatan dari kesadaran berkabut mulai yang paling ringan sampai yang
berat : suf, somnolen, stupor dan koma.
3. Delirium
Merupakan suatu symptom yang kompleks yang disebut sindroma otak
akut. Sindrom ini biasanya berkembang dan berjalan akut, ditandai dengan
kesadaran menurun/berkabut, bingung, gelisah, disorientasi, ilusi dan halusinasi,
cemas atau takut. Kejadian ini biasanya berhubungan dengan infeksi disertai
panas, keadaan toksik, gangguan metabolism (uremia, pellagra, anemia,
perniciosa), dekompensasi cordis dan trauma capitis. Disini terjadi kerusakan
fungsi cerebral dan menyebabkan insufisiensi cerebral. Factor-faktor yang
mempengaruhi kecenderungan terjadinya delirium :
o Pembawaan
o Pengaruh toksin terhadap otak
o Resistensi barier darah cerebrospinal
o Integrasi kepribadian
Kemampuan individu untuk menafsikran apak sebabnya seoran atau
beberapa orang berada di suatu tempat atau di suatu situasi tertentu. Apakah
masing-masing tugasnya dan keperluannya disitu.
Perlu kita perhatikan, bahwa seorang penderita gangguan jiwa, mungkin
mengalami gangguan orientasi dari salah satu atau beberapa orientasi tersebut,
walaupun kesadarannya baik. Hal ini dapat disebabkan oleh karena penderita telah
mengalami pengasingan diri akibat proses mental yang patologik.
Misalnya karena sikap apathy, autism, keadaan afek yang luar biasa. Hal
semacam ini kita sebut dis-orientasi relative. Hal ini tidak boleh kita abaikan.
VII KONTAK PSIKIK
Dalam diagnosis psikiatri, lebih-lebih pada psikiatri statis atau psikiatri diskriptif, sering
suka sekali untuk menentukan diagnosis seorang penderita pada pemeriksaan yang
pertama kali. Di sini kita perlukan suatu observasi lebih lanjut untuk menentukan
diagnose yang lebih pasti.
Dengan diketahuinya gejala-gejala satu persatu, maka kita dapatkan gambaran
keadaan psikis dari penderita tersebut, misalnya apakah penderita dalam keadaan
bingung, dalam keadaan delirant atau dalam keadaan cemas. Akhirnya kita dapat
mengumpulkan dan menyimpulkan beberapa gejala yang selalu terdapat pada suatu
kombinasi tertentu yang kita sebut sindroma atau kumpulan gejala.
1. Sindroma ensefalopati
Merupakan kumpulan gejala-gejala psikiatrik akibat kelainan organic pada otak,
kecuali pada beberapa tumor kecil. Sindrom ensefalopati ini misalnya terdapat
pada : arteriosklerosis cerebri, tumor cerebri, hydrocephalus, trauma capitis,
trauma pada partus (kelahiran), encephalitis, lues cerebri, dementia paralytica,
dementia senilis, dementia presenilis, morbus Pick, morbus Alzheimer, morbus
Humtington, degenerasi dari cerebrum dan lain-lain.
Gejala-gejala dari sindrom ensefalopati :
o Bradyphrenia : lambat dalam progresititas pikiran. Sering gejala ini
merupakan gejala satu-satunya dalam jangka waktu yang lama.
Bradyphrenia harus kita bedakan dengan retardasi.
o Tidak ada inisiatif, sehingga kehilangan spontanitas untuk melakukan
suatu aktivitas.
o Pengendalian dari reaksi emosionil yang sangat kurang, sehingga timbul
keadaan arritabel, misalnya : lekas marah, mudah tersinggung, mudah
sedih dan sebagainya.
o Daya ingatan menjadi mundur, lebih-lebih pada proses pencatatan dan
proses penyimpanan dari peringatan.
o Lama-lama timbul dementia.
Disebabkan oleh karena trauma psikik, bila trauma hilang sindroma depresi
hilang. Gejala-gejala :
o Kemampuan psikik berkurang
o Kelainan psikik tak menonjol
o Psikotrauma diketahui oleh penderita tetapi penderita tidak mengerti,
mengapa kesedihan tak dapat hilang
o Dapat ditolong dengan psikoanalisa
8. Sindroma hipocondri
Pada seorang dengan hypochondri yang sangat kuat, dunia baginya menjadi
sangat kecil dan tak ada artinya, pikiran-pikirannya ditujukan kepada tubuhnya
sendiri. Kadang-kadang hanya mengenai sebagian dari tubuhnya, misalnya :
perutnya, jantungnya, dan lain-lain. Segala sesuatu di dalam badannya
mendapat perhatian yang luar biasa. Timbul bermacam-macam perasaan :
o Penuh dalam kepala
o Berat di dalam dada atau perut
o Hilang keseimbangan
o Tekanan dalam badan
o Segala perasaan tidak enak
Perasaan-perasaan ini kadang-kadang juga dirasakan oleh orang biasa. Tetapi
pada seorang dengan hipochondri menganggap segala perasaan dari dalam
tubuh, berasal dari salah satu perubahan dalam tubuh yang berarti. Timbul
bermacam-macam pikiran yang salah (waham hipochondri), misalnya usus yang
tertutup atau yang tersumbat dan lain-lain. Jika perasaan-perasaan tersebut
tidak masuk akal, maka biasanya adalah waham hipokondri dari seorang
penderita skizofrenia atau penderita dementia paralytika.
9. Sindroma paranoid
Gejala-gejalanya :
o Bermacam-macam waham yang tersusun rapi secara sistematis
o Bermacam-macam halusinasi
o Autisme, dalam dunia wahamnya
Sindroma paranoid berasal dari gangguan afek, terdapat pada ksikosa dimana
efek sangat terganggu, misalnya pada paranoid, manic, depresi dan skizofrenia.
10. Sindroma kataton
Gejala ± gejala :
o Negativism
o Stereotypi
o Katalepsi
o Echolalia
o Echopraxie
o Befehlsautomasi
o Verbigerasi
o Peraoverasi
Jika keadaan ini makin hebat dan terdapat gejala mutisme atau stupor, maka
keadaan ini disebut stupor kateton.
11. Sindroma skizofrenia
Gejala-gejalanya
o Incoherensi
o Autism
o Depersonalisasi
o Paratymi
o Ambivalensi
Pada keadaan delirant sering juga didapatkan sindroma skizofrenia ini, tetapi
kesadaran selalu merendah. Sedangkan pada penyakit skizofrenia,
kesadaran baik dan orientasi juga baik.
12. Eksaltasi kataton
Gejala-gejalanya
o Banyak bergerak
o Agresif
o Logorrhoe
o Inkoherensi
o Paratymi
o Negativism
o Kesadaran baik
13. Eksaltasi manie
Gejala-gejalanya :
o Banyakb bergerak
o Logorrhoe
o Kesadaran baik
o Banyak bicara, tapi dapat dimengerti
o Banyak sombong
o agresif
GEJALA-GEJALA PSIKIATRI