Anda di halaman 1dari 24

PSIKIATRI II SIMTOMATOLOGI

FK UNDIP SEMARANG

DAFTAR ISI
I : PERSEPSI 1
II: PROSES BERFIKIR 6
III : KEADAAN AFEKTIF DAN REAKSI EMOSIONIL 14
IV : SIKAP DAN TINGKAH LAKU 23
V : KESADARAN 27
VI : ORIENTASI 31
VII : KONTAK PSIKIK 33
VIII : PERHATIAN 34
IX : DAYA INGATAN 35
X : INTELEK DAN INTELEGENSI 39
XI : EKSPRESI, KARANGAN TULISAN DAN GAMBARAN 41
XII : INSIATIF 42
XIII : DAYA KONSENTRASI 43
XIV : PENDAPAT 44
XV : PENGERTIAN TENTANG DIRINYA SENDIRI 46
XVI : INSTINK DAN DORONGAN INSTINKTUIL 47
XVII : SINDROMA-SINDROMA PSIKIATRI 50
I PERSEPSI

Istilah persepsi mengandung arti, sebagai berikut :


a. Persepsi, dalam arti kata luas.
Ini berarti pengertian, pemahaman dan tafsiran tentang sesuatu hal tertentu
b. Persepesi, dalam arti kata sempit
Ini berarti sama dengan persepsi panca indera yang berarti tangkapan rangsang
dari luar oleh panca indera.
Dalam pemeriksaan psikiatri khusus harus diperiksa apakah stimulus akustik
(pendengaran), stimulus visual (penglihatan), dan stimulus-stimulus lain, memang di
tangkap oleh individu secara wajar. Perlu diperhatikan, bahwa dalam keadaan psikotik
tertentu, suatu bunyi atau gambaran khusus dapat dipersepsi secara sangat tidak wajar
dan kadang-kadang sangat menakutkan.
Juga dalam keadaan intoksikasi dan keadaan degenerasi organic, maka
persepsi panca indera ini dapat terganggu.
Persepsi adalah hasil interaksi antara dua pihak yaitu satu pihak : rangsang
sensorik yang tertuju kepada individu itu, dan di pihak lain : factor-faktor pengaruh yang
mengatur atau mengolah rangsang itu secara intra-psikik. Factor-faktor pengaruh ini
dapat bersifat biologic, social dan psikologik.
Karena adanya proses pengaruh-mempengaruhi antara kedua pihak tadi,
dimana turut serta proses asosiasi, maka terjadilah suatu hasil interaksi tertentu yang
bersifat ³gambaran psikik´.

Ilusi
Ilusi adalah suatu persepsi panca-indera disebabkan adanya rangsang panca
indra yang ditafsirkan salah. Dengan lain perkataan adanya interpretasi yang salah dari
suatu rangsang panca indra.
Sebagai missal, seorang penderita dengan perasaan yang bersalah, dapat
menginterpretasi suara bergerak daun-daun sebagai suara yang mendekatinya.
Ilusi sering terdapat pada :
- Keadaan afektif yang luar biasa
- Keinginan yang luar biasa
- Dorongan dan impuls-impuls
impuls-impul s yang mendesak
Pada keadaan bingung karena intoksikasi, baik disebabkan oleh karena racun
maupun infeksi, persepsi dapat di interpretasi salah, karena rangsang sensorik dan
kesan-kesan tidak diubah dan di integrasi secara baik di dalam otak. Ilusi demikian
biasanya kurang berarti, dibandingkan dengan ilusi yang terjadi dengan kesadaran
penuh.
Ada 5 jenis ilusi :
- Visual
- Akustik
- Olfaktorik
- Gustatorik
- Taktil

Halusinasi

Halusinasi adalah persepsi panca-indera tanpa rangsang pada reseptor-reseptor


panca indra. Jadi halusinasi adalah persepsi tanpa objek.
Halusinasi merupakan suatu gejala psikiatrik yang gawat (serius). Individu
mendengar suara tanpa adanya rangsang akustik. Individu melihat sesuatu tanpa
adanya rangsang pada mata, membau sesuatu tanpa adanya rangsang pada indra
penciuman. Gejala halusinasi pada umumnya merupakan suatu gejala psikotik,
halusinasi pendengaran sering dijumpai pada skizofrenia, sedangkan halusinasi visual
sering dialami pada penderita dengan psikosa yang akut.
Menetapkan gejala halusinasi adalah penting sekali, akan tetapi lebih penting
lagi ialah menduga proses dinamik yang menjadi dasar dari halusinasi itu, agar kita
dapat memahami secara lebih mendalam, konflik yang dialami oleh penderita tersebut.
Halusinasi dapat pula terjadi pada orang normal, yaitu halusinasi yang terjadi
pada waktu antara waktu tidur dan waktu bangun hal ini kita sebut halusinasi
hypnagogik.
Pada orang normal dapat pua timbul halusinasi dan ilusi dengan pemberian
obat-obatan misalnya :
Mescaline atau d-lysergic acid diethylamide ± 35 (L.S.D)
1. Halusinasi pendengaran (akustik)
Halusinasi ini sering kali berbentuk :
- Akoasma : suara-suara yang kacau balau yang tak dapat dibedakan secara
tegas.
- Phoneme : suara-suara
suara-suar a yang berbentuk suara jelas seperti yang berasal dari
manusia, sehingga penderita mendengar kata-kata atau kalimat tertentu.
Halusinasi akustik merupakan gangguan persepsi yang paling sering kita
jumpai.
Kadang-kadang halusinasi berupa bermacam-macam suara, tetapi
kebanyakan berupa kata-kata yang sedikit membentuk kalimat. Biasanya
kalimat-kalimat itu berisi kata-kata yang ssaling berhubungan atau yang
dialamatkan (ditujukan) kepada penderita. Penderita dapat berbicara atau
bertengkar dengan suara itu. Oleh penderita dikatakan bahwa suara itu
bersumber/berasal dari salah satu bagian tubuhnya atau datang dari jauh.
Kadang-kadang isi perkataan menyenangkan, tetapi biasanya tidak
menyenangkan, menghina, kotor atau bersifat menuduh. Kata-kata yang
tidak menyenangkan ini merupakan proyeksi dari aspek kepribadian yang
tidak diinginkan atau harapan yang tidak diijinkaan masuk ke dalam alam
sadar dalam bentuk semula.
Halusinasi yang menyangkut perintah, biasanya meyakinkan dan
memaksa. Karenanya dapat mengakibatkan perbuatan langsung dan
berbahaya. Pengaruhnya demikian besar sehingga penderita tidak banyak
memperhatikan kenyataan disekelilingnya.
2. Halusinasi penglihatan (visual)
Dijumpai tidak sebanyak gangguan halusinasi visual dibandingkan
halusinasi akustik. Sering disertai dengan kesadaran menurun atau berkabut.
Secara khas banyak dijumpai pada keadaan delirium oleh karena penyakit
infeksi akut atau psikosa organic. Gangguan terjadi pada gangguan otak yang
akut dan reversible.
Halusinasi visual leibh sering menimbulkan ketakutan pada penderita
dibandingkan dengan halusinasi akustik.
Pada keadaan delirium tremens, terjadi halusinasi visual dengan kesan
yang sangat menakutkan dan sangat menggelisahkan.
Halusinasi visual yang tak jelas bentuknya dijumpai pada kelainan dari
cortex cerebri, sedangkan halusinasi visual dengan bentuk yang jelas dan
kejadian-kejadian yang kompleks didapatkan pada kelainan cortex temporo-
parietal, diperkirakan pada bagian yang dominan.
3. Halusinasi olfaktorik (pembauan)
Sering didapatkan pada keadaan skizofrenia dan keadaan lesi dari lobus
temporalis. Halusinasi olfaktorik sering tidak menyenangkan dan tidak disukai.
Timbul sifat penolakan dan merupakan gambaran dari perasaan bersalah.
4. Halusinasi gustatorik (rasa lidah/pengecap)
Halusinasi gustatorik murni jarang dijumpai, tetapi sering terjadi bersama-
sama dengan halusinasi olfaktorik. Ilusi gustatorik lebih sering dijumpai.
5. Halusinasi
alusinasi (taktil) perabaan
Sering dijumpai pada keadaan toksik, misalnya delirium tremens dan juga
pada adiksi kokain.
6. Halusinasi heptik
Ini merupakan suatu persepsi, dimana seolah-olah tubuh sendiri
bersentuhan/bersinggungan secara fisik dengan manusia lain atau benda lain.
Sering kali halusinasi haptik ini bercorak seksual.
7. Halusinasi kinestetik
Penderita merasa bahwa anggota tubuhnya terlepas dari tubuhnya,
mengalami perubahan bentuk dan bergerak sendiri. Sering dijumpai pada
skizofrenia dan keadaan-keadaan toksik. Juga pada keracunan mescalin,
psilocybin dan d-LSD-25.
8. Halusinasi autoskopi, heatoskopi
Penderita seolah-olah melihat dirinya dihadapannya
II PROSES BERPIKIR

Proses berfikir ialah suatu proses intra-psikik yang meliputi pengolahan dari
berbagai fikiran dan faham dengan jalan membayangkan, mengkhayalkan, memahami,
membandingkan dan menarik kesimpulan sehingga terjelma pikiran dan paham baru.
Bagi manusia, proses berpikir ini merupakan suatu hal yang sangat penitng,
karena melalui proses berpikir itulah terjadi pengolahan dari pada berbagai siasat untuk
menentukan sikap dan tingkah laku kemudian.
Karena itu, proses berfikir dapat disebut sebagai usaha persiapan untuk
perbuatan kemudian. Proses berfikir dianggap sebagai suatu bentuk : tre-psikik dari
perbuatan manusia, dan oleh karena itu dianggap sebagai bentk integrasi yang tertinggi
pada manusia.
Di dalam proses berfikir itu diolah segala pengaruh dan kesan, serta pengalaman
yang pernah diperoleh manusia, baik dalam interaksi psiko-sosial maupun yang bersifat
konstitusi atau organo-biologik, sehingga terjelmalah suatu bentuk yang lebih kompleks,
lebih integrative dan bertaraf lebih tinggi
Dalam memperhatikan proses berfikir seseorang kita perhatikan :
a. Bentuk pikiran
b. Progresi/kelancaran/arus fikiran
c. Isi pikiran

A. Gangguan bentuk pikiran


Rangsang berpikir berasal dari berbagai sumber, termasuk dari alam tak
sadar dan alam perasaan, tetapi dikoreksi oeh akal sehat, logika dan realitas.
Pikiran demikian dinamakan rasional dan realistic. Semuanya diarahkan
dan terjadi dalam keadaan kesadaran penuh. Pada keadaan melamun (day
dreaming), berpikir diarahkan tidak hanya oleh pertimbangan realistic tetapi
sebagian besar oleh keinginan egosentrik dan kebutuhan nafsu.
Pada gangguan jiwa, terutama skizofrenia, berpikir dapat diarahkan oleh
factor-faktor diluar kesadaran (bawah sadar) dan menjadi suatu bentuk autisitis
(dereistik).
Berpikir secara autistic merupakan kebalikan dari berpikir secara realistic.
Berpikir autistic bersifat kompleks dengan dorongan dan motivasi afektif
dan konatif lainnya, mendapat kebebasan dan berjalan tanpa menghiraukan
kesadaran dan realitas. Akibatnya, hubungan (asosiasi) faham/pikiran tidak logis
lagi.
B. Gangguan progresi pikiran
Kelancaran dan aktvitas asosiasi dipikiran tentu saja tidak dapat kita
pelajari, kecuali menilai perkataan yang keluar dalam pembicaraan seseorang.
Pada keadaan normal, selalu ada asosiasi tertentu antara satu pokok
pikiran dengan pokok pikiran yang lain, menuju ke satu tujuan terakhir yang
tertentu pula. Di sini harus disertai pula hubungan yang logis antara satu pokok
pikiran dengan pokok pikiran yang lain, sehingga menghasilkan suatu pengertian
yang dapat ditangkap oleh orang lain.
1. Flight of ideas / pikiran yang berloncat-loncat
Pada gangguan mental tertentu, terjadi gangguan di dalam progresi
pikiran ditandai dengan aktivitas asosiasi yang meningkat, dengan
penyimpangan dari satu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain. Pokok
pikiran pokok pikiran ini susul menyusul dengan urutan yang cepat, tetapi
tidak menuju ke suatu tujuan akhir yang tertentu.
Masih ada hubungan yang agak logis antara pokok pikiran yang satu
dengan pokok pikiran yang berikutnya, sehingga isi pikiran seluruhnya masih
bisa di tangkap oleh orang lain.
Banyak pokok pikiran yang timbul secara cepat, karena penderita tidak
dapat memusatkan perhatiannya hanya kepada satu tujuan, tetapi selalu
tertarik perhatiannya kepada pokok pikiran lain yang timbul secara cepat
dalam ingatannya. Asosiasinya sangat cepat, dan timbul bermacam-macam
asosiasi antara pokok pikiran yang satu dengan pokok pikiran yang
berikutnya.
Kita kenal 2 macam asosiasi :
- Asosiasi bunyi : dimana terdapat persamaan kata atau suku kata antara
pokok pikiran yang satu dengan pokok pikiran berikutnya. Misalnya : kapal
terbang²kapal laut²laut jawa²jawa tengah. Engkau²danau-kerbau-
suara parau
- Asosiasi pengertian: dimana terdapat persamaan pengertian antara
pokok pikiran satu dengan pokok pikiran yang berikutnya. Misalnya kapal
terbang²burung garuda ± lambang Negara ± adil makmur
Sering kita dapatkan asosiasi bunyi dan asosiasi pengertian terjadi bersama-
sama. Flights of ideas terdapat pada sindroma manic.
2. Retardasi
Pada penderita ini asosiasi sangat lambat, cara berpikir juga sangat
lambat. Pikirannnya timbul secara pelan-pelan, progresinya lambat, biasanya
dengan nada yang sangat lemah, seolah-olah kata demi kata harus ditarik
keluar.
Kita harus sabar dalam berbicara dengan penderita ini. Keadaan ini
sering kita dapatkan pada sindroma depresi dan juga pada skizofrenia.
3. Pornovorasi dan verbigerasi
Disini terjadi pengulangan terus-menerus dari suatu pokok pkiran,
suatu kalimat atau suatu kata-kata. Pengulangan terjadi secara abnormal.
Persoverasi : jika yang diulangi kalimat-kalimat yang sama
Verbigenasi : jika yang diulangi kata-kata yang sama.
Keadaan ini kita dapatkan pada sindroma kataton.
4. Circumstantiality (pikiran yang berputar-putar)
Pada keadaan gangguan ini penderita tidak dapat mengutarakan
pokok pikirannya secara tegas, tidak dapat membedakan mana yang esensial
dan yang non esensial, sehingga selalu dicampuri dengan bermacam-macam
soal yang tidak berarti. Sehingga banyak timbul penyimpangan-
penyimpangan yang melelahkan. Keadaan ini terdapat pada : oligophrenia,
epilepsy dan dementia semilis.
5. Inkoherensi
Ialah sautu progresif pikiran yang kacau. Beberapa pokok pikiran
dikeluarkan secara sekaligus dalam satu kalimat. Tidak ada hubungan yang
nyata dan logis antara pokok pikiran yang satu dengan pokok pikiran yang
membanggakan dirinya sendiri. Contoh : orang yang sudah tua, untuk
membela kelemahannya sendiri dalam pergaulan sehari-hari selalu
menyatakan : ³ kita dahulu sekolah susah, lebih susah dari sekarang,
pelajaran dahulu lebih sempurna dari sekarang, saya sudah biasa bekerja
dalam suasana tenang dan teratur, sekarang semua ini kacau´.
2. Delusi/waham/pikiran salah
Waham adalah suatu keyakinan atau pikiran yang salah, karena
bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas). Waham dibangun atas
unsur-unsur yang tidak berdasarkan logic, individu tidak mau melepaskan
wahamnya, walaupun telah tersedia cukup bukti-bukti yang objektif tentang
ketidakbenarannya itu. Biasanya waham digunakan untuk mengisi keperluan
atau keinginan-keinginan dari penderita itu sendiri. Tiap waham mempunyai 5
sifat tertentu (syarat)
o Buah pikiran ini selalu mengenai diri sendiri (egosentris)
o Selalu bertentangan dengan realitas
o Selalu bertentangan dengan logika (pikiran sehat)
o Penderita percaya 100 % pada kebenaran pikirannya.
o Tidak dapat dirubah oleh orang lain, sekalipun dengan jalan yang logis
dan rasional.
Waham adalah suatu usaha untuk memberikan suatu gambaran
(pernyataan) dari berbagai macam problem pribadi (kesukaran-kesukaran)
atau tekanan-tekanan yang ada dalam kepribadian penderita yang biasanya
merupakan :
o Keinginan yang tertekan
o Kekecewaan dalam berbagai harapan
o Perasaan rendah diri
o Perasaan rendah diri yang terus-menerus
o Perasaan besalah
o Keadaan-keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap ketakutan
Isi dari waham biasanya merupakan arti simbolis yang samar-samar.
Jenis-jenis waham yang kita kenal :
a. Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, orang berpangkat tinggi,
orang yang pandai sekali, orang kaya banyak uangnya dan banyak
rumahnya. Didapatkan pada sindrom manie.
b. Waham berdosa
Timbul perasaan salah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa
yang besar. Penderita percaya sudah selayaknya dirinya harus dihukum
berat, atau menjalani hukuman mati sekalipun. Didapatkan pada sindroma
depresi.
c. Waham dikejar (waham diancam)
Individu merasa dirinya senantiasa dikejar-kejar oleh orang lain
atau sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya.
d. Waham curiga (waham sindiran
Individu merasa selalu disindir oleh orang-orang di sekitarnya.
Individu curiga terhadap sekitarnya. Biasanya individu yang mempunyai
waham ini mencari-cari hubungan antara dirinya dengan orang lain
disekitarnya, yang bermaksud menyindirkan atau menuduh hal yang tidak
senonoh terhadap diri penderita. Dalam bentuk yang lebih ringan, kita
kenal ´ ideas of reference ³ yaitu idea atau perasaan, bahwa peristiwa
tertentu dan perbuatan-perbuatan tertentu dari orang lain (senyuman,
gerakgerik, tangan, nyanyian dan sebagainya)mempunyai hubungan
dengan dirinya sendiri.
e. Waham cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
f. Waham rendah diri
Perasaan rendah diri/kurang dari pada orang lain.
g. Waham hypochondri
Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada dalam tubuhnya.
Sering didapatkan pada skizofrenia.
h. Waham magik-mistik
Waham mengenai soal-soal magik dan mistik
i. Waham sistematis
Yaitu waham yang sudah dianalisa, memperlihatkan suatu pola
sentral tertentu, yang kemudian dibesarkan atau ditambah-tambah secara
sangat rapi dan simtomatik. Walaupun unsure dasarnya salah dan tak
logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan
berkembang secara konsekuen.
3. Obsesi
Ialah suatu pikiran yang bersifat terpaku, terus menerus menganggu
penderita, terus menerus berulang kembali, yang mendesak ke taraf
kesadaran individu, dan timbulnya tidak dapat dielakkan penderita sendiri.
Obsesi dapat juga merupakan pikiran yang irasional, dan biasanya
disertai suatu sikap emosional yang kuat. obsesi biasanya dijadikan alasan
untuk bertindak dan berbuat secara kompulsif.
Individu yang bersangkutan tahu betul tentang sifat yang tidak normal
dalam sikapnya dan pada umumnya penderita menjadi sangat menderita,
tetapi tidak berkuasa untuk mengubah sikapnya. Perubahan juga tidak dapat
terjadi meskipun orang lain berusaha untuk menginsyafkan melalui jalan yang
logis dan rasional. Contoh : saya harus pergi ke kuburan orang tua. Apa
sebab saya perempuan, bukan laki-laki.
4. Fobia
Ialah suatu keadaan ketakutan atau kegelisahan yang bersifat
irasional, yang diakui ketidak benarannya oleh penderita tetapi tetap
menguasai jalan pikirannya. Biasanya pobia itu bersifat tidak sehat, malahan
kadang-kadang patologik, serta tertuju kepada suatu objek atau situasi
tertentu.
o Baciilopobia : takut akan kuman penyakit
o Claustrophobia : takut berada pada ruang yang tertutup
o Necrophobia : takut akan mayat
o Aerophobia : takut berada di tempat-tempat yang tinggi
o Aichmophobia : takut akan benda-benda tajam
o Planophobia : takut berada di tempat terbuka dan luas dll
17. Gerakan otomatis
Gerakan diluar kemauan penderita, penderita tak sadar bahwa gerakan itu
adalah gerakan sendiri.
18. Gerakan autochtoon
Gerakan yang menurut penderita dilakukan oleh orang lain atau menurut
perasaan penderita dikendalikan oleh dunia luar. Dia tidak sempat melawan
pengaruh ini.
19. Gerakan paksaan atau kompulsif
Gerakan yang disadari oleh penderita sebagai gerakan-gerakannya sendiri,
penderita tahu bahwa gerakan-gerakan itu bertentangan dengan pikiran sehat
dan merupakan gerakan yang luar biasa, tetapi penderita tidak dapat melawan
paksaan yang selalu dirasainya itu. Penderita takut akibat-akibat yang timbul jika
ia menentang paksaan ini.
20. Gerakan impulsive
Gerakan cepat, tidak lama, dilakukan dengan tiba-tiba. Ini adalah manifestasi
dari salah satu nafsu, suatu gerakan dari pengaruh nafsu yang luar biasa tanpa
pertimbangan lebih dahulu.
21. Poriomanie
Nafsu untuk mengembara, untuk keluyuran.
22. Kleptomania
Nafsu untuk mencuri secara tidak sadar.
23. Pyromania
Nafsu untu bermain api, membakar barang-barang atau rumah.
V KESADARAN

Kesadaran ialah keadaan fungsionil daripada individu untuk mengadakan relasi


(hubungan) dan limitasi (membatasi hubungan ini) terhadap dunia sekelilingnya yang
terdiri dari manusia, benda atau faham, seperti yang dapat tertangkap oleh panca
inderanya.
Oleh sebab itu, maka kesadaran individu tadi sampai taraf manakah ia dapat
mengetahui dan menafsirkan dunia sekelilingnya.
Individu dengan kesadaran baik, dapat mengadakan relasi dan limitasi dengan
baik terhadap dunia sekelilingnya. Ia dapat mengetahui dan menafsirkan dengan tepat,
serta dapat mencakup dan menguasai secara halus dan terperinci segala hal yang
terjadi dalam dunia sekelilingnya. Dengan lain perkataan orientasi terhadap
sekelilingnya baik.
Pada tiap kesadaran dapat kita nilai pula luasnya kesadaran dan terangnya
kesadaran. Dalam psikiatri keadaan kesadaran penderita sangat penting untuk
diagnose dan prognose dari suatu penyakit jiwa. Gejala-gejala psikotik dengan
kesadaran normal mempunyai arti yang berbeda jauh dibandingkan gejala-gejala
psikotik dengan kesadaran terganggu.
Secara klinis ada beberapa tingkatan kesadaran dilihat dari kewaspadaan
seseorang terhadap lingkungan. Berturut-turut dari tingan sampai berat :
1. Keadaan bingung
2. Kesadaran berkabut
3. Delirium
4. Keadaan mimpi
5. Stupor

Penjelasan
1. Keadaan bingung
Adalah gangguan kesadaran ditandai dengan bingung, kacau, gangguan
fungsi asosiasi dan kemiskinan berpikir. Roman mukanya menunjukkan ekspresi
khawatir, bingung, dan kadang-kadang keheran-heranan.
Didapatkan pada :
o Intoksikasi
o Keadaan infeksi
o Traumatic
o Reaksi disosiasi
o Epilepsy
o kegelisahan
2. Kesadaran berkabut / menurun
Adalah gangguan dimana kesadaran tidak lengkap, biasanya karena
gangguan fisik dan kimia, yang menimbulkan kerusakan fungsi dari proses
asosiasi cerebrum. Perhatian melantur, dan penangkapan penderita terhadap
sekitarnya tidak tepat dan tidak lengkap.
Gejala ini sering terdapat pada penderita-penderita dengan penyakit
infkesi dan keadaan-keadaan lain yang mengganggu oksigenasi dan metabolism
cerebral. Kesadaran berkabut juga terdapat pada gangguan psikogen, yaitu pada
reaksi disosiasi.
Tingkatan dari kesadaran berkabut mulai yang paling ringan sampai yang
berat : suf, somnolen, stupor dan koma.
3. Delirium
Merupakan suatu symptom yang kompleks yang disebut sindroma otak
akut. Sindrom ini biasanya berkembang dan berjalan akut, ditandai dengan
kesadaran menurun/berkabut, bingung, gelisah, disorientasi, ilusi dan halusinasi,
cemas atau takut. Kejadian ini biasanya berhubungan dengan infeksi disertai
panas, keadaan toksik, gangguan metabolism (uremia, pellagra, anemia,
perniciosa), dekompensasi cordis dan trauma capitis. Disini terjadi kerusakan
fungsi cerebral dan menyebabkan insufisiensi cerebral. Factor-faktor yang
mempengaruhi kecenderungan terjadinya delirium :
o Pembawaan
o Pengaruh toksin terhadap otak
o Resistensi barier darah cerebrospinal
o Integrasi kepribadian
Kemampuan individu untuk menafsikran apak sebabnya seoran atau
beberapa orang berada di suatu tempat atau di suatu situasi tertentu. Apakah
masing-masing tugasnya dan keperluannya disitu.
Perlu kita perhatikan, bahwa seorang penderita gangguan jiwa, mungkin
mengalami gangguan orientasi dari salah satu atau beberapa orientasi tersebut,
walaupun kesadarannya baik. Hal ini dapat disebabkan oleh karena penderita telah
mengalami pengasingan diri akibat proses mental yang patologik.
Misalnya karena sikap apathy, autism, keadaan afek yang luar biasa. Hal
semacam ini kita sebut dis-orientasi relative. Hal ini tidak boleh kita abaikan.
VII KONTAK PSIKIK

Kontak psikik adalah daya kemampuan individu untuk mengadakan hubungan


mental dan emosionil yang wajar dengan orang lain, dalam jangaka waktu yang cukup
dibutuhkan. Hubungan yang wajar dan cukup dibutuhkan ini, hanya sanggup dijalankan
individu apabila ia sanggup pula mencurahkan (mencantumkan) perhatiannya yang
cukup pula terhadap soal yang sedang diperbincangkan.
Maka dalam menilai kontak psikik berturut-turut :
1. Adakah kemampuan untuk kontak psikik ?
2. Sanggupkah melakukan hubungan mental-emosionil secara wajar ?
3. Sanggupkah hubungan mental emosionil ini berlangsung dalam jangka waktu
yang cukup dibutuhkan ?
Apabila penderita diganggu oleh proses-proses patologik, baik yang sifatnya
mental maupun yang sifatnya fisik, seringkali daya kemampuanya untuk mengadakan
kontak psikik sangat kurang sekali atau terbatas.
VIII PERHATIAN

Kemampuan seseorang untuk memperhatikan keadaan di sekitarnya kita sebut


perhatian. Macam-macam gangguan perhatian :
1. Hypervigilitas : perhatian yang luar biasa dan berpindah-pindah objek.
2. Hypovigilitas : kurang perhatian terhadap sekitarnya
3. Autism : hidup dalam alam pikirannya sendiri, sehingga tidak ada perhatian
terhadap sekitarnya.
keinginan atau kehendak itu sangat berkurang. Hal ini sering kita jumpai pada
skizofrenia.
Kadang-kadang kemerosotan dari kehendak nampak dalam hubungannya
dengan beberapa pekerjaan tertentu saja, dan tidak mengenal seluruh bidang
aktifitas manusia. Individu seolah-olah beperan bahwa ia ³kurang sempurna´
atau ³kurang lengkap´, sehingga Ia mudah jatuh kedalam kekuasaan orang lain
yang dorongan kehendaknya lebih kuat.
Istilah ³ abulia social´ menandakan adanya suatu inaktifitas fokal atau
inaktifitas umum terhadap lingkungannya, yang disebabkan karena individu
tersebut tidak mampu untuk menyusun suatu rencana tentang usaha-usaha yang
hendak dijalankannya. Mungkin individu tersebut ingin berhubungan dengan
masyarakat, akan tetapi ia tak mampu mengubah keinginan itu menjadi
perbuatan yang nyata, walaupun jika dilihat secara seksama, ia memiliki tenaga
yang cukup besar untuk itu.
Letak gangguannya justru pada ketidakmampuannya untuk menyusun
siasat atau kebijaksanaan praktis untuk menyelesaikan bebagai soal-soal social
yang dihadapinya, karena dorongan kehendak itu hilang atau berkurang.
b. Stupor
Adalah suatu keadaan yang terjadi karena bekunya segala dorongan
untuk berbuat dan kebalnya keadaan perasaan seorang individu. Penderita

seolah-olah kehilangan segala daya untuk merasakan segala apa-apa dan


mentalnya hilang dari kehidupannya, serta mati segala aktifitas fisik dan
mentalnya. Penderita tak mampu lagi menerima rangsang dan karena itu tak
dapat menilai lagi hakekat dan sifat dari pada apa yang terjadi dalam lingkungan
sekelilingnya.
Kadang-kadang istilah stupor itu diartikan juga sebagai suatu keadaan
dimana individu itu berada dalam suatu keadaan mutisme (membisu tak mau
bicara), tetapi yang tidak disebabkan karena adanya gangguan sensorism.
c. Raptus
Raptus adalah suatu keadaan yang bersifat serangan eksplosif dan
sekonyong-konyong tanpa adanya provokasi yang adekuat, sehingga tmbul
keadaan agitasi yang hebat. Dalam keadaan semacam ini segala dorongan
berbuat dilepaskan dari segala hambatan-hambatannya. Hal ini dapat terjadi
dalam suatu fasekatatonik dari penyakit skizofrenia (raptus impulsivus) dan juga
pada keadaan melancholia, bila terjadi suatu serangan yang eksplosif agitatif
yang hebat disebut juga raptus melancholicus.
d. Amentia

Amentia ialah suatu keadaan kekacauan halusinatorik, dengan kesadaran


yang merendah dan biasanya disebabkan oleh etiologi organo-biologik
(eksogen) yang sifatnya toksik, infeksi atau kelelahan. Dalam hal ini terjadilah
kekacauan dari segala fungsi kepribadian, walaupun penderita kadang-kadang
masih nampak sebagai seorang yang dapat berpikir jelas dan tajam. Keadaan
amentia ini pada umumnya dapat diatasi dengan cukup memuaskan, apabila
keadaan umum fisik belum terlalu merosot, sekalipun keadaan kekacauan itu
dapat berlangsung lama.
XVII SINDROMA-SINDROMA PSIKI ATRI

Dalam diagnosis psikiatri, lebih-lebih pada psikiatri statis atau psikiatri diskriptif, sering
suka sekali untuk menentukan diagnosis seorang penderita pada pemeriksaan yang
pertama kali. Di sini kita perlukan suatu observasi lebih lanjut untuk menentukan
diagnose yang lebih pasti.
Dengan diketahuinya gejala-gejala satu persatu, maka kita dapatkan gambaran
keadaan psikis dari penderita tersebut, misalnya apakah penderita dalam keadaan
bingung, dalam keadaan delirant atau dalam keadaan cemas. Akhirnya kita dapat
mengumpulkan dan menyimpulkan beberapa gejala yang selalu terdapat pada suatu
kombinasi tertentu yang kita sebut sindroma atau kumpulan gejala.
1. Sindroma ensefalopati
Merupakan kumpulan gejala-gejala psikiatrik akibat kelainan organic pada otak,
kecuali pada beberapa tumor kecil. Sindrom ensefalopati ini misalnya terdapat
pada : arteriosklerosis cerebri, tumor cerebri, hydrocephalus, trauma capitis,
trauma pada partus (kelahiran), encephalitis, lues cerebri, dementia paralytica,
dementia senilis, dementia presenilis, morbus Pick, morbus Alzheimer, morbus
Humtington, degenerasi dari cerebrum dan lain-lain.
Gejala-gejala dari sindrom ensefalopati :
o Bradyphrenia : lambat dalam progresititas pikiran. Sering gejala ini
merupakan gejala satu-satunya dalam jangka waktu yang lama.
Bradyphrenia harus kita bedakan dengan retardasi.
o Tidak ada inisiatif, sehingga kehilangan spontanitas untuk melakukan
suatu aktivitas.
o Pengendalian dari reaksi emosionil yang sangat kurang, sehingga timbul
keadaan arritabel, misalnya : lekas marah, mudah tersinggung, mudah
sedih dan sebagainya.
o Daya ingatan menjadi mundur, lebih-lebih pada proses pencatatan dan
proses penyimpanan dari peringatan.
o Lama-lama timbul dementia.
Disebabkan oleh karena trauma psikik, bila trauma hilang sindroma depresi
hilang. Gejala-gejala :
o Kemampuan psikik berkurang
o Kelainan psikik tak menonjol
o Psikotrauma diketahui oleh penderita tetapi penderita tidak mengerti,
mengapa kesedihan tak dapat hilang
o Dapat ditolong dengan psikoanalisa

Sindroma depresi involusi


o Terdapat pada climacterium
o Adanya remming
o Keluhan-keluhan secara berlebihan
o Trias depresi

8. Sindroma hipocondri
Pada seorang dengan hypochondri yang sangat kuat, dunia baginya menjadi
sangat kecil dan tak ada artinya, pikiran-pikirannya ditujukan kepada tubuhnya
sendiri. Kadang-kadang hanya mengenai sebagian dari tubuhnya, misalnya :
perutnya, jantungnya, dan lain-lain. Segala sesuatu di dalam badannya
mendapat perhatian yang luar biasa. Timbul bermacam-macam perasaan :
o Penuh dalam kepala
o Berat di dalam dada atau perut
o Hilang keseimbangan
o Tekanan dalam badan
o Segala perasaan tidak enak
Perasaan-perasaan ini kadang-kadang juga dirasakan oleh orang biasa. Tetapi
pada seorang dengan hipochondri menganggap segala perasaan dari dalam
tubuh, berasal dari salah satu perubahan dalam tubuh yang berarti. Timbul
bermacam-macam pikiran yang salah (waham hipochondri), misalnya usus yang
tertutup atau yang tersumbat dan lain-lain. Jika perasaan-perasaan tersebut
tidak masuk akal, maka biasanya adalah waham hipokondri dari seorang
penderita skizofrenia atau penderita dementia paralytika.
9. Sindroma paranoid
Gejala-gejalanya :
o Bermacam-macam waham yang tersusun rapi secara sistematis
o Bermacam-macam halusinasi
o Autisme, dalam dunia wahamnya
Sindroma paranoid berasal dari gangguan afek, terdapat pada ksikosa dimana
efek sangat terganggu, misalnya pada paranoid, manic, depresi dan skizofrenia.
10. Sindroma kataton
Gejala ± gejala :
o Negativism
o Stereotypi
o Katalepsi
o Echolalia
o Echopraxie
o Befehlsautomasi
o Verbigerasi
o Peraoverasi
Jika keadaan ini makin hebat dan terdapat gejala mutisme atau stupor, maka
keadaan ini disebut stupor kateton.
11. Sindroma skizofrenia
Gejala-gejalanya
o Incoherensi
o Autism
o Depersonalisasi
o Paratymi
o Ambivalensi
Pada keadaan delirant sering juga didapatkan sindroma skizofrenia ini, tetapi
kesadaran selalu merendah. Sedangkan pada penyakit skizofrenia,
kesadaran baik dan orientasi juga baik.
12. Eksaltasi kataton
Gejala-gejalanya
o Banyak bergerak
o Agresif
o Logorrhoe
o Inkoherensi
o Paratymi
o Negativism
o Kesadaran baik
13. Eksaltasi manie
Gejala-gejalanya :
o Banyakb bergerak
o Logorrhoe
o Kesadaran baik
o Banyak bicara, tapi dapat dimengerti
o Banyak sombong
o agresif
GEJALA-GEJALA PSIKIATRI

Gejala-gejala psikiatri dapat ditinjau secara sistematis berdasarkan gangguan-


gangguan dari fungsi jiwa itu sendiri.
Bermacam-macam fungsi jiwa yang harus dimengerti dan di pahami :
- persepsi
- proses berpikir
- keadaan afektif dan reaksi emosionil
- sikap dan tingkah laku
- kesadaran
- orientasi
- kontak pikir
- perhatian
- daya ingatan
- intelek dan intelegensi
- ekspresi, karangan tulisan dan gambaran
- inisiatif
- daya konnotrasi
- pendapat
- pengertian tentang dirinya sendiri
- instink dan dorongah instinktuil
- sindroma-sindroma psikiatri

Anda mungkin juga menyukai