Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk. PONTIANAK

Jl. Khatulistiwa Km. 43, Batu Layang,


Pontianak, Kalimantan barat 78244, Indonesia

Disusun Oleh :

ALI AKBAR ROTIB

3202103010

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
DI PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA

Oleh :
Ali Akbar Toyib
( NIM : 3202103010 )
RINGKASAN
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan akademik yang harus
ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Diploma III di Politeknik Negeri
Pontianak selama kurang lebih 6 minggu di instansi pemerintah atau swasta yang
sesuai dengan bidang mahasiswa. Tujuannya adalah untuk mengaplikasikan dan
menerapkan ilmu yang telah didapat selama proses kuliah ke dalam dunia kerja.
Penulisan sendiri memilih PT. Wilmar Cahaya Indonesia sebagai tempat untuk
melaksanakan PKL yang beralamat di Kelurahan Batu Layang , Kec. Pontianak
Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Pelaksanaan PKL dilakukan mulai tanggal 25 September 2023 sampai dengan
3 November 2023 dengan jam kerja dimulai hari senin - sabtu dari pukul 08:00 –
16:30 Praktek Kerja Lapangan ini dimaksudkan untuk mahasiswa belajar dan
melihat manajemen yang ada diperusahaan atau industri. Data yang diambil
berupa sejarah visi-misi, struktur organisasi dan tugas pokok dalam masing-
masing organisasi.
Tugas yang harus dilakukann mahasiswa dalam mengikuti Praktek Kerja
Lapangan ini yaitu mengamati sistem kerja diindustri tersebut setelah itu
menganalisa sebuah masalah yang menarik untuk dibahas dan dipelajari lebih
rinci sesuai bidang kompetensi kami, yaitu bidang kelistrikan.
PRAKATA

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat mengikuti Praktik Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Mitra Aneka Rezeki.
Laporan ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata
kuliah PKL di program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Pontianak. Adapun isi laporan ini adalah tentang lokasi, waktu
pelaksanaan PKL dan pengamatan kegiatan selama masa PKL
Atas dukungan moral dan material yang diberikan dalam penyusunan
laporan ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua dan sekeluarga yang telah memberi doa dan dukungan
2. Kepada Dr. H. Widodo PS, S.T., M.T..
selaku Direktur Politeknik Negeri Pontianak.
3. Bapak Hasan, ST., MT., selaku Kepala Jurusan Teknik Elektro.
4. Bapak Irman, ST., MT., selaku Ketua Program Studi Teknik Listrik.
5. Bapak Irman, ST., MT., selaku Koordinator Praktik Kerja Lapangan.
6. Bapak M. Ilyas Hadikusuma, S.T., M.Eng., selaku Sekretaris Jurusan.
7. Bapak Ir. Taufik Muzakkir, M.T., selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan.
8. Bapak Irwan Said, sebagai Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di PT. Mitra
Aneka Rezeki
9. Seluruh staf pegawai dan teknisi di PT. Wilmar Cahaya Indoneia .
10. Seluruh staf pengajar Teknik Listrik Politeknik Negeri Pontianak.
Karena keterbatasan pengetahuan dan saya menyadari masih ada kekurangan
atau kesalahan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu saya meminta saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan.
Pontianak, 7 November 2021
Penyusun,

Ali Akbar Toyib


NIM: 3202103010
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (“Perusahaan”) adalah suatu
perseroan terbatas yang bergerak di bidang pengolahan minyak
nabati dan minyak nabati spesialitas yang digunakan untuk industri
makanan dan minuman. Produk-produk yang dihasilkan yaitu
minyak kelapa sawit beserta produk-produk turunannya, minyak
tengkawang dan minyak nabati spesialitas. Selain itu Perusahaan
juga bergerak dalam usaha bidang perdagangan lokal, ekspor,
impor.
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk, dahulu dikenal dengan nama
CV Tjahaja Kalbar yang didirikan pada tahun 1968. Perusahaan
disahkan menjadi Perseroan Terbatas (PT Cahaya Kalbar) pada
tahun 1988 berdasarkan SK Menteri Kehakiman RI No. C2-1390.
HT.01.01.TH.88 tanggal 17 Februari 1988. Pada tahun 1996 menjadi
perusahaan publik dengan nama PT Cahaya Kalbar Tbk. Pada
tahun 2013 Perusahaan berganti nama menjadi PT Wilmar Cahaya
Indonesia Tbk.

PT. Wilmar Cahaya Indonesia yang beralamat di Jalan Khatulistiwa,


Kecamatan Pontianak Utara kembali melakukan penambahan daya listrik dari
LI3/5.540 kVA menjadi LI3/9.690 kVA. Meningkatnya kapasitas produksi
mengharuskan menambah alat produksi yang baru. Sementara daya listrik yang
selama ini dipergunakan tidak mencukupi. Menggunakan listrik PLN adalah
solusi yang tepat agar produksi berjalan dengan lebih efektif dan efisien, kondisi
kelistrikan yang sangat kondusif tentunya berperan penting dalam mendorong
pertumbuhan usaha dan industri yang ada di Kalimantan Barat, khususnya di Kota
Pontianak dan sekitarnya.
Oleh karena itu, dengan dilaksanaannya PKL ini, diharapkan mahasiswa
mudah untuk memahami sistem kelistrikan yang ada pada perusahaan karena
sesuai dengan kompetensi lulusan Politeknik Negeri Pontianak, Jurusan Teknik
Elektro, Program Studi Teknik Listrik dapat memiliki bekal dan kemampuan
serta kompetensi yang cukup dapat diandalkan dalam pelaksanan PKL ini. Selain
itu, kegiatan PKL merupakan salah satu sarana untuk menjalin hubungan antara
kampus dengan dunia industri.

1.2 Penetapan Masalah


PKL bekerja di industri sesuai jadwal kerja yang diberikan. Dalam
kesempatan ini penulis mendalami tentang Sistem Distribusi Kelistrikan pabrik
kelapa sawit PT.MAR. ( masih harus di revisi )

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan


Adapun tujuan PKL ini adalah sebagai berikut ini :
1. Mengetahui struktur organisasi industri.
2. Dapat menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah pada Praktek Kerja
Lapangan sesuai kompetensi
3. Melaksanakan tugas PKL sesuai dengan dengan standar perusahaan tersebut.
4. Dapat mengikuti, menganalisa, dan mensimulisasikan cara kerja dari instrumen
kelistrikan.
5. Dapat mempertanggungjawabkan data yang diperoleh
1.4 Manfaat
Manfaat yang di dapat saat PKL di perusahaan sebagai berikut :

1. Mengenal jajaran staf yang bertugas dalam pengolahan sistem produksi


pabrik kelapa sawit PT. Wilmar Cahaya Indonesia.
2. Mengetahui bagaimana lingkungan kerja yang relevansi relevansi dengan
teori yang di dapat di bangku kuliah.
3. Dapat bersosialisasi dengan pekerja lain sehingga membuat lingkungan
kerja menjadi hidup.
4. Mengerti tentang bahaya lingkungan kerja untuk selalu meningkatkan
keselamtan dan kesehatan dalam bekerja.
5. Pekerja perusahaan dapat terbantu dengan adanya mahasiswa PKL.
6. Ketika perusahaan dikejar target produksi maka mereka mendapat tenaga
tambahan untuk menyelesaikan target tersebut.
7. PKL juga merupakan salah satu kontribusi sebuah perusahaan untuk dunia
pendidikan.
8. PKL juga sangat diperlukan bagi mahasiswa untuk menambah wawasan
dan melihat realita yang ada di dunia industri.

1.5 Metode/ Teknik Pengumpulan Data


1. Diskusi dengan operator dan teknisi yang bekerja di perusahaan.
2. Membaca referensi dari literatur – literatur terkait dan berbagai sumber di
internet.
3. Observasi lapangan di pabrik PT. Wilmar Cahaya Indonesia.

1.6 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan : 25 September 2023 s/d 3 November 2023.

Lokasi : PT. Wilmar Cahaya Indonesia.


Alamat : Jl. Khatulistiwa Km. 43, Batu Layang.
Pontianak, Kalimantan barat 78244, Indonesia.
Jam Kerja : Senin/Jumat ( 08.00 – 16.30 ) Sabtu ( 08.00 –
12.00 ).
1.7 Tempat Pelaksanaan
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Jl. Khatulistiwa Km. 43, Batu Layang,
Pontianak,Kalimantan Barat 78244, Indonesia adalah perusahaan yang bergerak
dibidang produsen minyak nabati.

Lokasi : PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. Pontianak.


Alamat: Jl. Khatulistiwa Km. 43, Batu Layang, Pontianak,Kalimantan Barat
78244, Indonesia.
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT. Wilmar Cahaya Indonesia


Perusahaan ini memulai sejarahnya di Pontianak pada tahun 1968 dengan
nama CV Tjahaja Kalbar dengan bisnis di bidang
pengolahan kopra menjadi minyak kelapa. Pada tahun 1972, perusahaan ini mulai
mengolah minyak kelapa menjadi minyak goreng. Pada tahun 1982, perusahaan
ini membuka pabrik pengolahan kelapa sawit pertamanya di Jawa, tepatnya
di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, untuk mengolah minyak kelapa sawit menjadi
minyak goreng, margarin, dan shortening. Pada tahun 1988, perusahaan ini
mengubah nama dan badan hukumnya menjadi PT Cahaya Kalbar.

Pada tahun 1992, perusahaan ini mulai mengolah biji tengkawang menjadi
lemak tengkawang untuk diekspor ke luar Indonesia. Pada tahun 1995,
perusahaan ini mengakuisisi mayoritas saham PT Inticocoa Abadi Industri
asal Bekasi yang bergerak di bidang produksi cokelat cair, pure prime pressed
cocoa butter, natural cocoa cake, dan kakao padat. Pada tahun 1996, perusahaan
ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta. Pada tahun 1997, perusahaan ini
mengakuisisi beberapa bidang tanah milik pendiri perusahaan ini, serta semua
aset milik PT Mintawi asal Pontianak yang meliputi mesin-mesin produksi
minyak tengkawang, minyak shea, minyak goreng, minyak inti sawit, dan produk
turunannya. Pada tahun 2003, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik
minyak nabati spesialitas baru di Jababeka.

Pada tahun 2005, mayoritas saham perusahaan ini resmi dipegang


oleh Tradesound Investments Ltd. asal British Virgin Islands. Pada tahun 2007,
perusahaan ini memindahkan kantor pusatnya dari Jakarta ke Bekasi. Pada tahun
2009, perusahaan ini menjual mayoritas saham PT Wilmar Benih Indonesia (d/h
PT Inticocoa Abadi Industri) ke PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Natura
Wahana Gemilang. Pada tahun 2017, mayoritas saham perusahaan ini resmi
dipegang oleh PT Sentratama Niaga Indonesia.
Pada tahun 2013 Perusahaan berganti nama menjadi PT Wilmar Cahaya Indonesia
Tbk. PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk merupakan perusahaan di bawah Grup
Wilmar International Limited (“WIL”) yang mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Singapura. Entitas induk Perusahaan adalah PT Sentratama Niaga Indonesia
dan entitas pengendali pemegang saham Perusahaan adalah Wilmar International
Limited.

2.1.1 Deskripsi Geoografi dan Administrasi

2.1.2 Identitas Perusahaan

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

Sebelumnya: CV Tjahaja Kalbar (1968 - 1988)


PT Cahaya Kalbar (1988 - 2013)

Jenis: Perseroan terbatas

Kode emiten: IDX: CEKA

Industri: Minyak nabati

Didirikan: 17 Februari 1988; 35 tahun lalu

Kantor Bekasi, Indonesia


pusat:

Wilayah Indonesia
operasi:

Tokoh Erry Tjuatja


kunci: (Direktur Utama)
Darwin Indigo
(Komisaris Utama)

a) Cocoa butter substitute


Produk:
b) Cocoa butter replacer
c) Lemak es krim
d) Minyak goreng
e) Confectionary fat

Merek:  Sania
 Fonta CK
Pendapatan: Rp 6,144 triliun (2022)
Laba bersih: Rp 221,939 milyar (2022)
Total aset: Rp 1,718 triliun (2022)

Total ekuitas: Rp 1,550 triliun (2022)


Pemilik: PT Sentratama Niaga
Indonesia (87,02%)
Karyawan: 450 (2022)
Situs web: www.wilmarcahayaindonesia.com

PROFILE OF COMPANY

Nama PT. Wilmar Cahaya Indonesia


Perusahaan: Pontianak

Nama Muhammad Erwin


Penanggung
Jawab:

Jabatan: Head Unit

Alamat: Jl. Khatulistiwa Km 4.3 Batu


Layang, Kecamatan Pontianak Utara
Kalimantan Barat Indonesia.

2.2 Visi Misi


2.2.1 Visi
Visi Perusahaan : Untuk menjadi Perusahaan Kelas Dunia dalam industri minyak
nabati dan minyak nabati spesialitas.
2.2.2 Misi
Misi Perusahaan : PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. mempunyai misi
untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan memberikan layanan terbaik
terhadap semua pelanggan; meningkatkan kompetensi dan keterlibatan karyawan
dalam pencapaian visi tersebut; mencapai pertumbuhan usaha yang
menguntungkan dan berkelanjutan serta memberikan nilai jangka panjang bagi
pemegang saham dan karyawan; meningkatkan kepercayaan dan membina
hubungan yang baik dengan agen, pemasok, masyarakat dan pemerintah.
Nilai Perusahaan : PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. mempunyai Budaya
Perusahaan yang didasari:
1. Profesionalisme yang Didasari Rasa Memiliki.
2. Kerendahan Hati yang Didasari Kesederhanaan.
3. Integritas yang Didasari Kejujuran.
4. Kerja Keras yang Didasari Sinergi Tim.
5. Kepemimpinan yang Berwawasan Global

2.3 Peraturan Umum Keselamatan


1. Selalu ingat : Utamakan keselamatan.

2. Jika anda tidak mengerti, tanya pada Supervisor anda.

3. Ingat : Mesin tidak berfikir, anda harus.

4. Jangan menghidupkan mesin yang tanpa pelindung.

5. Peduli dengan sekeliling anda, sediakan waktu untuk membiasakan diriarea


kerja anda.

6. Kenakan pakaian terkancing dan pas di badan untuk menghindari kemungkinan


tersangkut.

7. Rambut yang panjang harus dalam kondisi terlindung, benda berputar dapat
menarik rambut anda.

8. Merokok hanya diperbolehkan pada area yang telah ditentukan. Dilarang


membawa korek atau pemantik di dalam plant.
9. Area plant bukan tempat untuk bercanda berlebihan.

10. Dilarang memasuki tangki kosong, wadah tertutup, atau area terbatas lsinnya
tanpa ijin masuk.

11. Laporkan segera kepada Supervisor anda semua kecelakaan dan cidera,
walaupun terlihat sepele bagi anda.

12. Hati hati terhadap kendaraan bergerak dijalur ril, truk, atau kendaraan lain.
Berjalanlah mengitari ril, bukan menyebrangi ril.

13. Angkatlah beban dengan cara bertumpu pada paha kaki, bukan bertumpu pada
punggung, jika perlu mintalah bantuan pada rekan kerja atau atasan.

14. Kotak dan panel kontrol listrik tidak boleh dibuka atau dirubah kontrolnya
tanpa pelatihan yang memadai,izin, pengawasan, dan perlindungan.

15. Gunakan APD yang sesuai termasuk pakaian pelindung, respirator, kacamata,
atau pelindung muka sesuai kebutuhan.

16. Laporkan semua potensi bahaya atau tindakan tidak aman kepada Supervisor
anda.

17. Berjalanlah selama anda bekerja, tidak perlu berlari.

18. Jaga area kerja anda tetap bersih, kering, dan teratur.

19. Lindungi tangan anda, kunci mesin.

20. Lindungi mata anda, gunakan kacamata atau pelindung muka sesuai
kebutuhan.

21. Gunakan pakaian dan sepatu yang sesuai di area kerja. Dilarang menggunakan
rok, sandal, ataupun sepatu hak tinggi.

22. Gunakan tali penahan jatuh ketika terdapat risiko jatuh dengan ketinggian di
atas 2 meter, termasuk saat ke atap gedung yang tanpa pagar pelindung.

23. Pertimbangkan bantuan tambahan ketika menggunakan tangga portabel.


24. Gunakan jaket pelampung ketika bekerja dekat air yang dalam.

25. Alkohol dilarang dikonsumsi di tempat kerja atau selama 4 jam sebelum
masuk kerja.

26. Anak anak, anggota keluarga, dan pihak yang tidak berkepentingan dilarang
berada di area kerja karena dapat terluka.

27. Gunakan area pejalan kaki yang ditandai. Dilarang berjalan dibawah benda
berat yang tergantung atau berdiri dekat tumpukan barang.

28. Dilarang mengelas, memotong atau memarti tanpa ada ijin kerja panas.

29. Gunakan pegangan ketika naik atau taran tangga.

30. Dilarang menggunakan telepon selular di area operasional atau produksi.

31. Gunakan atau tangani bahan kimia berbahaya hanya setelah anda mendapat
pelatihan pemahaman akan bahayanya.

32. Anda dilarang memasuki area terlarang tanpa ijin terlebih dahulu.

33. Ketika bagian atas beban yang diangkat oleh forklift selevel dada pengemudi
atau lebih tinggi, maka forkliftharus berjalan mundur.
2.4 Struktur Organisasi
2.5 Tugas Pokok dan Fungsi Bidang/Bagian Tempat Mahasiswa PKL
Tugas utama departemen engineering dalam industri adalah merancang,
mengembangkan, dan merawat produk, sistem, dan proses. Para engineer
bertanggung jawab untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmiah dan matematika
untuk memecahkan masalah yang ada pada industri. Tugas departemen
engineering, meliputi:
1. Penelitian dan Pengembangan (R&D): Para engineer di departemen ini sering
terlibat dalam kegiatan penelitian untuk berinovasi dan mengembangkan produk
baru atau meningkatkan produk yang sudah ada. Ini dapat melibatkan
perancangan prototipe, pengujian material, dan eksperimen.
2. Desain dan Pengembangan Produk: engineer bekerja untuk merancang produk,
mempertimbangkan fungsionalitas, estetika, keamanan, dan biaya. Mereka
menggunakan perangkat lunak desain berbantu komputer (CAD) untuk membuat
skematik dan blueprints rinci.
3. Peningkatan Proses: engineer menganalisis proses dan sistem yang ada dalam
industri untuk mengidentifikasi ketidakefisienan dan area-area yang perlu
ditingkatkan. Mereka kemudian merancang dan menerapkan proses baru atau
memodifikasi yang sudah ada untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi
biaya.
4. Kontrol Kualitas: Memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas adalah
tugas penting. engineer mengembangkan dan menerapkan prosedur kontrol
kualitas, melakukan uji dan inspeksi, serta membuat penyesuaian yang diperlukan
untuk menjaga standar kualitas yang tinggi.
5. Manajemen Proyek: engineer sering memimpin atau berpartisipasi dalam tim
lintas fungsional untuk mengelola proyek. Ini melibatkan koordinasi tugas,
menetapkan batas waktu, mengelola anggaran, dan memastikan bahwa proyek
diselesaikan dengan sukses dan tepat waktu.
6. Kepatuhan Lingkungan dan Keselamatan: Engineer memastikan bahwa industri
mematuhi peraturan lingkungan dan standar keselamatan. Mereka merancang
sistem dan proses yang meminimalkan dampak lingkungan dan mengutamakan
keselamatan baik bagi pekerja maupun konsumen.
7. Pemeliharaan dan Perbaikan: Engineer terlibat dalam pemeliharaan dan
perbaikan peralatan dan mesin. Mereka mendiagnosis masalah, mengembangkan
solusi, dan mengawasi proses perbaikan untuk meminimalkan waktu henti dan
menjaga efisiensi operasional.
8. Integrasi Teknologi: Dengan kemajuan teknologi yang pesat, engineer
mengintegrasikan teknologi baru ke dalam sistem yang sudah ada atau merancang
sistem baru sepenuhnya untuk memanfaatkan keuntungan otomatisasi, analisis
data, dan teknologi-teknologi baru lainnya.
9. Kolaborasi: Engineer bekerja sama dengan para profesional dari berbagai
bidang seperti pemasaran, penjualan, dan manufaktur untuk memastikan bahwa
produk dikembangkan dengan efisien, dipasarkan secara efektif, dan diproduksi
dalam skala besar.
10. Pembelajaran Berkelanjutan: Engineer tetap update dengan perkembangan
terbaru di bidang mereka, terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi dan
metodologi baru yang muncul.
Secara keseluruhan, departemen teknik memainkan peran penting dalam
mendorong inovasi, memastikan kualitas, dan meningkatkan proses dalam sebuah
industri, menjadikannya salah satu pilar operasional industri yang sangat penting.
2.6 Keseehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi prioritas utama dalam
menjalankan proses kerja dalam semua industri yang wajib menjadi
sebuah kebiasaan yang ditempatkan oleh sebuah karyawan agar selalu
terlindungi. Penerapan kesehatan kerja dan menjalin kelancaran dan
proses produksi yang berlangsung.

Sebelum terjun kelapangan teknisi melakukan safety briefing


terlebih dahulu ke K3L untuk melihat apakah pekerjaan yang akan
dilakukan aman baik dari segi peralatan maupun lingkungannya.

Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja meliputi beberapa


penggunaan barang safety equipment seperti berikut :

1. Helm Safety
2. Wearpack
3. Sepatu Safety
4. Masker
Selain itu, PT. Wilmar Cahaya Indonesia terdapat juga
beberapa papan peringatan yang menjadi tanda suatu ruangan
berbahaya pada setiap di area tertentu. Untuk keselamatan kerja,
PT. Wilmar Cahaya Indonesia mempunyai aturan umum yang menjadi
keharusan untuk ditaati oleh setiap orang yang berada di kawasan
tersebut. Adapun peraturan itu diantaranya sebagai berikut :

1. Tamu wajib lapor ke petugas keamanan.


2. Wajib mengenakan Id Card di area yang terbatas.
3. Wajib menggunakan sepatu pengaman dan helm keselamatan.
4. Patuhi peraturan, petunjuk dan rambu-rambu yang ada.
5. Dilarang merokok.
6. Dilarang mengambil gambar.
7. Batas kecepatan kendaraan operasional maksimum 20 km/jam.
8. Buanglah sampah pada tempatnya
Utamakan keselamatan kerja.
2.7 Penjelasan PT. Wilmar Cahaya Indonesia
Adapun penjelaan tentang bangunan serta fungsi dari bangunan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Workshop

Workshop adalah ruangan yang di gunakan untuk kegiatan breafing


sebelum melakukan keiatan atau melakukan kegiatan lapangan dimana
pekerja berkumpul dan mendapatkan arahan dari pimpinan, selain itu
workshop juga memmpunyai tempat penyimpanan alat dan bahan untuk
perlengkapan kerja.
2. Utility

Fungsi utility merupakan dapartemen yang mensupply energii selain dari


energy PLN. Energy yang dihasilkan didapatkan dari proses pembakaran fiber
dan cangkang di dalam tungku boiler. Dapartemen ini juga terdapat WTP ( Water
treathmen plant ), plant pengolahan air untuk kebutuhan operasional unit
perusahaan yang akan diolah karena tidak menggunakan jasa PDAM.
3. Area PK Crushing

Merupakan dapartemen yang bertugas sebagai pengolahan dan


pengepresan biji kernel menjadi minyak CPKO ( Crtide Palm Oil ). Adapun
warna minyak hasil pengpresan ini masih berwarna hitam.
4. Area Pump House

Merupakan tempat yang dibangun untuk pembongkaran CPO, dimana


mobil yang membawa angkutan akan di periksa, lalu di bongkar (CPO) yang
akan di salurkan ke tangka penyimpanan CPO.

5. Area Refenery dan Fractination


6. Area Consumer Pack

Merupakan plan untuk pengolahan CPKO ( Crude Palm Karnel oil )


menjadi CPO ( Crude Palm Oil ) lalu di murnikan dengan beberapa campuran
chemical untuk menjadikan minyak goreng yang siap di edarkan ke
masyarakat.

7. Area Warehouse CPC


Merupakan dapartemen yang betugas sebagai pengemsan minyak
goreng yang sudah di beri lebel yang akan di kemas ke dalam kotak yang
berfariasi, ada kotak yang di isi dgn minyak goreng berbobot 500mg dan
1000mg.

8. Water Treatment Plant


Merupakan tempat pengolahan limbah agar aman di alirkam ke sungai,
dimana sebelum limbah di alirkan limbah yang telah di proses akan di uji di
penampungan yang dimana di dalam penampungan tersebut di isi dengan ikan
untuk memastikan bahwa limbah tidak lagi berbahaya untuk lingkungan.

9. Illipe Plant

Merupakan dapartemen yang bertugas untuk pengolahan pengepresan


biji tengkawang menjadi CIO.

10. Area Warehouse PKE


Merupakan dapartemen bertugas menampung limbah berbentuk serbuk
dari hasil berbagai pengepresan, dimana limbah yang di tampung akan di jual
ke berbagai daerah yang biasa di gunakan untuk pengolahan pakan ternak
seperti pakan ayam.
11. Area Solvent Extraction
Merupakan dapartemen yang bertugas mengolah hasil pengepresan
minyak biji tengkawang. Area ini sangatt sensitive dengan api, dan alat
elektronik dikarenakan ada beberapa alat yang menggunakan bahan kimia.

12. Area Dermaga

Area dermaga adalah tempat untuk kapal berlabuh yang mana kapal
tersebut membawa barang/kebutuhan yang keluar masuk ke dalam perusahaan.

BAB III
URAIAN/PEMBAHASAN KEGIATAN PKL
3.1 Uraian Pekerjaan Harian
N HARI/TANGGAL KEGIATAN
O
1 Senin /25 Septrmber 2023 Orientasi
2 Selasa /26 Septrmber 2023 Merangkai system Dol dan Star-Delta
3 Rabu /27 Septrmber 2023 Pemberian power pada PC
4 Kamis /28 Septrmber 2023 LIBUR
5 Jumat /29 Septrmber 2023 Instal kontak 3 fhasa dan pemasangan
pengaman RCCB
6 Sabtu /30 Septrmber 2023 Mengkonekkan Grounding pada panel
7 Minggu /1 Oktober 2023 LIBUR
8 Senin /2 Oktober 2023 Pengukuran (ohm) pada Groumdimg
9 Selasa /3 Oktober 2023 Instal motor 3 fhasa 55Kw
10 Rabu /4 Oktober 2023 Instal kontak 3 fhasa
11 Kamis /5 Oktober 2023 Instal sensor suhu dan level pada
tangka CPO
12 Jumat /6 Oktober 2023 Instal sensor suhu dan level pada
tangka CPO
13 Sabtu /7 Oktober 2023 Instal MCB 1 fhasa
14 Minggu /8 Oktober 2023 LIBUR
15 Senin /9 Oktober 2023 Penggecekan ELCB menggunakan
multitester/meger
16 Selasa /10 Oktober 2023 Penarikan kabel network untuk
dihubungkan ke PC
17 Rabu /11 Oktober 2023 Instal PC
18 Kamis /12 Oktober 2023 Instal grounding
19 Jumat /13 Oktober 2023 Instal grounding untuk PC
20 Sabtu /14 Oktober 2023 Pngeboran dan pemasangan glen
kabel pada panel
21 Minggu/15 Oktober 2023 LIBUR
22 Senin /16 Oktober 2023 SAKIT KECELAKAAN
23 Selasa /17 Oktober 2023 SAKIT KECELAKAAN
24 Rabu /18 Oktober 2023 SAKIT KECELAKAAN
25 Kamis /19 Oktober 2023 Penarikan kabel linch
26 Jumat /20 Oktober 2023 Perbikan control valve
27 Sabtu /21 Oktober 2023 Instal motor 3 fhasa 55Kw
28 Minggu/22 Oktober 2023 LIBUR
29 Senin /23 Oktober 2023 Perbaikan motor 3 fhasa 55Kw
30 Selasa /24 Oktober 2023 Penambahan kabel linch
31 Rabu /25 Oktober 2023 Penarikan kabel linch dan NYY
32 Kamis /26 Oktober 2023 Pemeliharaan tangka CPO agar tak
berkarat
33 Jumat /27 Oktober 2023 Instal grounding
34 Sabtu /28 Oktober 2023 Install Arester di atas tangka CPO
35 Minggu/29 Oktober 2023 LIBUR
36 Senin /30 Oktober 2023 Penarrikan kabel network untuk PC
37 Selasa /31 Oktober 2023 Install grounding
38 Rabu /1 November 2023 Perawatan dan perbaikan motor 1
fhasa
39 Kamis /2 November 2023 Perbaikan motor 3 fhasa 55Kw
40 Jumat /3 November 2023 PERPISAHAN

3.2 Topik Pembahasan


3.2.1 Grounding
Sistem pentanahan (grounding) adalah sistem hubungan penghantar yang
menghubungkan sistem, badan peralatan dan instalasi dengan bumi (Ground)
sehingga dapat mengamankan manusia (Human) dari sengatan listrik, dan
mengamankan komponen komponen instalasi dari bahaya tegangan/arus
abnormal. Oleh karena itu sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem
tenaga listrik. Pada saat ini pemasangan pentanahan pada titik netral dari sistem
tenaga merupakan suatu keharusan, karena sistem ini sudah besar dengan
jangkauan yang luas dan tegangan yang tinggi. Pentanahan titik netral ini
dilakukan pada alternator pembangkit listrik dan transformator daya pada gardu –
gardu induk, gardu – gardu distribusi dan Instalasi Rumah.
3.2.2 Jenis – Jenis skema Pentanahan (Grounding) netral sistem daya
Jenis sistem pentanahan akan menentukan skema proteksinya. Berikut ini
adalah jenis-jenis skema pentanahan (Grounding)
a. TT (Terra-Terra) system : saluran (kabel) tanah dan tanah

Pada gambar diatas, dapat terlihat bahwa pentanahan peralatan dilakukan


melalui sistem pentanahan yang berbeda dengan pentanahan titik netral. Pada
sistem ini titik netralnya disambungkan langsung ke tanah, namun bagian –
bagian instalasi yang konduktif disambungkan ke elektroda pentanahan (Ground)
yang berbeda (berdiri sendiri).

b. TN-C 9Terra Neutral-Combined) : Kabel Ground (tanah) dan Netral disatukan

Pada sistem ini, saluran netral dan saluran pengaman (ground) disatukan
secara keseluruhan. Semua bagian sisem mempunyai saluran PEN yang
merupakan kombinasi antara saluran N dan PE. Disini seluruh bagian sistem
mempunyai saluran PEN yang sama.
c. TN-C-S (Terra Neutral-Combined-Separated) : kabel tanah dan Netral dapat
disatukan juga ada yang dipisahkan

Pada sistem pentanahan ini saluran netral dan saluran penagman dijadikan
menjadi satu saluran pada sebagian sistem dan terpisaj pada sebagian sistem
lainnya. Pada gambar diatas dijelaskan bahwa bagian sistem 1 dan 2 mempunyai
satuhantaran PEN (combined) sedangkan pada sistem 3 menggunakan dau kabel
hantaran yaitu Netral dan PE secara terpisah (separated).
d. TN-S (Terra Neutral-Separated) : Saluran (kabel) Tanah dan Netral-
dipisahkan

Pada sistem pentanahan ini, saluran netral dan saluran pengaman terdapat
pada sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua sistem mempunyai dua
saluran N dan PE secara sendiri sendiri (separated).
e. IT (Impedance Terra) System : saluran Tanah melalui Impedansi
Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke tanah namun,
melalui suatu impedansi. Bagian konduktif instalasi dihubungkan langsung ke
elektroda pentanahan secara terpisah. Sistem ini juga disebut sistem pentanahan
Impedansi. Ada beberapa jenis sambungan titik netral secara tidak langsung ini,
antaranya melalui reaktansi, tanah dan kumparan petersen. Antara ketiga jenis
media sambungan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun, secara
teknis jenis sambungan kumparan petersen yang mempunyai kinerja terbaik.

3.2.3 Tujuan system Pentamahan


Sistem Pentanahan dipasang bertujuan untuk mengamankan manusia dari :
a. Tegangan sentuh tidak langsung
Tegangan sentuh tidak langsung adalah tegangan pada bagian alat/
komponen/ rangkaian/ instalasi yang secara normal tidak dilalui arus namun
akibat kegagalan isolasi pada peralatan tersebut maka bagian – bagian tersebut
mempunyi tegangan terhadap tanah.

Bila tidak ada petanahan, maka tegangan sentuh tersebut sama tingginya
dengan tegangan kerja (tegangan langsung). Hal ini sudah tentu
membahayakan manusia yang mengoprasikannya atau yang ada di sekitar
tempat itu.

Selama alat pengaman arus lebih tidak bekerja memutuskan rangkaian,


keadaan ini akan tetap bertahan. Namun dengan adanya pentanahan secara
baik, kemungkinan tegangan sentuh selama terjadi gangguan dibatasi pada
tingkat aman. Yaitu maksimum 50 Volt (V) untuk tegangan bolak balik (AC).
Gambar diatas adalah contoh terjadinya tegangan sentuh tidak langsung
dari body peralatan elektronik. Pada gambar tersebut terlihat jelas perbedaan
antara sebelum dan sesudah ada pentanahan (grounding) pada alat yang
berbody logam.
Pada keadaan sebelum diketanahkan, bila terjadi gangguan (arus
bocor), maka selungkup alat mempunyai tegangan terhadap tanah sama
dengan tegangan sumber (tegangan antara fasa dan Netral). Tegangan ini tentu
sangat membahayakan operator atau orang yang menyentuh selungkup alat
tersebut dan pengaman arus beban lebih tidak bekerja memutuskan aliran bila
tidak melampaui batas kerjanya.
b. Tegangan eksposur

Tegangan eksposur adalah tegangan Ketika terjadinya gangguan tanah


dengan arus yang besar, akan memungkinkan timbulnya beda potensial antara
bagian – bagian yang dilalui arus dan antara bagian – bagian yang tidak dilalui
arus terhadapat tanah
Tegangan ini bisa menimbulkan busur tanah (grounding arc) yang
memungkinkan terjadinya kebakaran bahkan ledakan. Dengan adanya sistem
pentanahan, akan membuat potensial semua bagian struktur, peralatan dan
prmukaan tanah menjadi sam (uniform) shingga mencegah terjadinya loncatan
listrik dari bagian peralatan ke tanah.
Selain itu, ketika terjadi gangguan tanah, tegangan fasa yang mengalami
ganguan akan menurun. Pnurunan tegangan ini sangat menggangu karja
paralel generator-generator sehingga secara ksluruhan akan mengganggu
kinerja sistem tenaga.
c. Tegangan Langkah
Tegangan langkah adalah tegangan yang terjadi akibat arus gangguan
yang melewati tanah. Arus gangguan ini relatif besar dan apabila mengalir
dari tempat terjadinya gangguan kembali ke sumber (titik Netral) malalui
tanah yang mempunyai tahanan relatif besar maka tegangan di permukaan
tanah akan menjadi tinggi.

Gambar diatas menunjukkan bahwa satu tangan memegang dudukan


lampu dan tangan satunya lagi memegang krain air. Diantara kran air dan
dudukan lampu dalam keadaan normal tidak bertegangan. Tetapi ketika terjadi
gangguan ketanah, arus mengalir kembali ke sumber melalui pentanahan Ra
dan Rb. Adanya aliran arus gangguan ini menimbulkan tegangan antara letak
dangguan dan Ra sebesar Vf dan antara krain air dan dudukdan lampu sebesar
Vb.
Besar tegangan ini ditentukan oleh besar arus gangguan dan tahanan
pentanahannya. Semakin besar arus dan tahanan maka. Akan semakin besar
pula tegangan sentuhnya.
Pada gambar diatas dijelaskan bahwa dimana ada salah satu saluran fasa
yang putus dan menyentuh tanah, maka akan terjadi tegangan eksposur
dengan gardien (perhatikan gambar).
Tegangan tersebut ditimbulkan oleh adanya arus gangguan tanah yang
besar dan mengalir melalui tanah untuk kembali lagi ke sumber. Gardien
tersebut akan semakin menurun searah dengan semakin jaunya jarak dari
gangguan tersebut.
Tegangan ini akan sangat membahayakan orang yang ada diatas
permukaan tanah diskitar tempat tersebut (terjadinya gangguan), walaupun
yang bersangkutan tidak meyentuh bagian – bagian mesin.
Tegangan ini adalah tegangan antar kaki dan keara itulah kemudian
disebut tegangan langkah.
Untuk mengamakan tegangan langkah inilah pentanahan dilakukan.
Tegangan langkah dibatasi serendah mungkin dan dalam waktu yang
sependek – pendeknya. Besar tegangan langkah diminimalisir dengan sistem
pentanahan (grounding) sedangkan waktu pemutusan dilakukan dengan
peralatan pengaman.
3.2.4 Jenis – Jenis elektroda pentanahan
Adapun jenis-jenis elektroda pentanahan adalah sebagai berikut :
a. Elektroda Batang ( ROD )
Elekroda batang adalah elektroda dari pipa atau besi profil yang
dipasangkan ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama
kali digunakan sekalis menjadi landasan teori – teori baru dari elektrodajenis lain.
Secara teknis, elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu dengan
menancabkannya kedalam tanah.kelebih elekroda jenis batang (ROD) adalah
tidak memerlukan lahan yang luas. Elektroda ini sering digunakan pada gardu –
gardu induk.

Berikut rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD) :

Dengan keterangan :
RG = Tahanan pentanahan (ohm)
RR = Tahanan Pentanahan untuk batang tunggal (ohm)
Ρ = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LR = panjang elektroda (meter)
AR = diameter elekroda (meter)

b. Elektroda Pelat
Elektroda plat adalah elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau
berlubang) atau dari kawat kasa. Elektroda ini digunakan bila diinginkan tahanan
pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan jenis – jenis
elektroda yang lain. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam.
Rumus tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD) :

Yaitu :
RP = tahanan pentanahan pelat (ohm)
P = tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LP = panjang pelat (m)
WP = lebar pelat (m)
TP = tebal pelat (m)

c. Elektroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita
atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara
dalam. Pemasangan eketroda jenis ini akan sulit dilakukan bila mendapati lapisan
– lapisan tanah yang berbatu.
Disamping sulit pemasangannya, untuk mendapati nilai tahanan yang rendah juga
akan bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut pemasangan secara vertikal
kedalam tanah dapat dilakukan dengan menanam batang hantaran secara
mendatar (horizontal) dan dangkal.

Disamping itu, ternyata tahanan pentanahan yang dihasilkan sangat dipengaruhi


oleh bentuk konfigurasi elektrodanya, seperti dalam bentuk melingkar, radial atau
kombinasi antar keduanya.
Berikut rumus dari perhitungannya :

Dimana :
RW = Tahanan dengan kisi – kisi (grid) kawat (ohm)
P = Tahanan jenis tanah (Ohm-meter)
LW = panjang total grid kawat (m)
dW = Diameter kawat (m)
AW = Luasan yang dicakup oleh grid (m²0)
ZW = kedalaman penanaman (m)

3.2.5 Tahanan Jenis Tanah


Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan pentanahan dari elektroda –
elektroda pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan dalam satuan Ohm-meter.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tahana tanah dalam sistem tahanan
pentanahan. Tidak hanya tergantung pada jenis tanah saja, melainkan dipengaruhi
oelh kandungan moistur, kandungan mineral, dan suhu (suhu tidak berpengaruh
bila diatas titik beku air).
Tabel berikut ini berisikan tahanan jenis tanah yang ada di Negara Indonesia :

Tabel diatas akan sangat penting khususnya bagi para perancang sistem
pentanahan. Ada satu hal yang penting untuk diketahui, yaitu sifat – sifat tanah
bisa berubah antara musim yang satu dengan musim yang lain. Dan tentu hal
tersebut harus benar – benar dipertimbangkan bagi petugas yang hendak
memasang sistem pentanahan.
Dan tabel dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan kasar harga tahanan
pentanahan pada tanah dengan tahanan jenis tanah tipikal berdasarkan jenis dan
ukuran elektroda :

Tabel dibawah ini juga dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemilihan jenis,
bahan dan luas penampang elektroda pentanahan.
Tabel berikut ini memberikan petunjuk tentang luas penampang minimum dari
beberapa jenis kondisi hantaran pengaman.
3.2.6 Pengukuran Tahanan pentanahan
Maksud dari pengukuran ini adalah pengujian, pengujian yang dimaksud
sebenarnya adalah pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan
setelah pemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap
satu tahun sekali.
Pada saat ini telah banyak beredar dipasaran alat ukur tahanan pentanahan yang
biasa disebut Earth tester atau Ground Tester. Dari yang untuk beberapa fungsi
sampai dengan yang banyak fungsi dan kompleks.
Pada instrument cara pengukuran terbagi menjdi dua yaitu Pengukuran
Normal (metode 3 kutub), dan pengukuran praktis (metode 2 kutub) :
a. Metode Pengukuran Normal ( 3 Kutub )
Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal Earth tester pada 3a,
Cek tegangan baterai! (Range saklar : BATT, aktifkan saklar /ON). Jarum harus
dalam range BATT
Cek tegangan pentanahan (range saklar : - V, matikan saklar / OFF)
Cek tahanan pentanahan bantu (range saklar : C&P, matikan saklar 0) Ukurlah
tahanan pentanahan (range saklar : x1Ω ke x1000 Ω) dengan menekan tombol
pengukuran dan memutar selektor, sehingga diperoleh jarum pada galvometer
seimbang / menunjukan angka Nol. Maka hasil pengukuran adalah angka yang
ditunjukan pada selektor dikalikan dengan posisi range saklar (x1 Ω) atau (x1000
Ω)
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
b. Cara Metode Pengukuran 2 Kutub ( Praktis )
Jika pada metode 3 kutub, saklar berposisi pada 3a, maka untuk pengukuran
praktis adalah dengan memposisikan saklar terminal pada 2a
Jika jalur pentanahan digunakan sebagai titik referensi pengukuran bersama, maka
semua sambungan yang terhubung dengan pentanahan itu selelu terhubung
dengan tanah. Jika terjadi bunyi bippp, maka putuskan dan cek lagi.
Cek tegangan baterai dan cek bagian tegangan pentanahan. Caranya hampir sama
dengan metode pengukuran normal, hanya pengecekan tekanan tahanan bantu
tidak diperlukan
Ukur tahanan pentanahan (range saklar : saklar (x1 Ω) atau (x1000 Ω) dan hasil
pengukuran = Rx + Ro
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

c. Cara Pengukuran Elektroda Pentanahan Metode 62%


Pengukuran ini digunakan setelah mempertimbangkan beberapa hal yaitu grafis
dan setelah dilakukan pengujian. Metode 62% adalah metode pengukuran yang
paling akurat namun hanya terbatas pada elektroda tunggal.
Metode 62% ini hanya dapat digunakan untuk elektroda – elektroda yang tersusun
berjajar secara garis lurus dan pentanahannya menggunakan elektroda tunggal,
pipa, atau pelat, dan lain – lain.
Gambar dibawah ini adalah gambar daerah resistansi efektif tumpang tindih :

3.2.7 Fungsi Grounding


Sebagai bagian dari proteksi instalasi listrik rumah, grounding ini
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Untuk tujuan keselamatan, seperti yang dijelaskan sebelumnya, grounding
berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat
terjadi tegangan listrik yang timbul akibat kegagalan isolasi dari system
kelistrikan atau peralatan listrik. Contohnya, bila suatu saat kita menggunakan
setrika listrik dan terjadi tegangan yang bocor dari elemen pemanas di dalam
setrika tersebut, maka tegangan yang bocor tersebut akan mengalir langsung ke
bumi melalui penghantar grounding. Dan kita sebagai pengguna akan aman
dari bahaya kesetrum. Perlu diingat, peristiwa kesetrum terjadi bila ada arus
listrik yang mengalir dalam tubuh kita.
2. Dalam instalasi penangkal petir, system grounding berfungsi sebagai
penghantar arus listrik yang besar langsung ke bumi. Dalam prakteknya,
pemasangan grounding untuk instalasi penangkal petir dan instalasi listrik
rumah harus dipisahkan.
3. Sebagai proteksi peralatan elektronik atau instrumentasi sehingga dapat
mencegah kerusakan akibat adanya bocor tegangan.
Bila ditinjau lebih luas lagi, pengertian dan fungsi grounding akan berbeda bila
diterapkan pada system transmisi tenaga listrik, tujuan pengukuran, pesawat
terbang atau pesawat ruang angkasa.

1. Untuk rangkaian system transmisi tenaga listrik yang besar, bumi itu sendiri
dapat digunakan sebagai salah satu penghantar bagi jalur kembali dari
rangkaian tersebut, dimana dapat menghemat biaya bila dibandingkan
pemasangan satu penghantar fisik sebagai saluran kembali. Perlu diketahui,
arus listrik yang mengalir ke beban akan mengalir kembali ke sumber arus
listrik tersebut.
2. Untuk tujuan pengukuran, bumi dapat berperan sebagai tegangan referensi yang
relatif cukup konstan untuk melakukan pengukuran sumber tegangan lain.
3. Pada pesawat terbang, saat beroperasi tentu tidak memiliki koneksi fisik yang
langsung ke bumi. Karena itu pada pesawat udara, terdapat suatu konduktor besar
yang berfungsi sama seperti grounding, sebagai jalur kembali dari berbagai arus
listrik. Selain itu pesawat udara memiliki static discharge system yang dipasang
pada ujung-ujung sayap, yang gunanya membuang kembali ke udara muatan
listrik yang timbul akibat gesekan dengan angkasa saat terbang, sehingga pesawat
aman dari sambaran petir.

3.3 Analisa Kegiatan PKL


Praktek kerja lapangan di PT. Wilmar Cahaya Indonesia mencakup
berbagai macam bidang berupa pengecekan, perbaikan, pemeliharaan dan
penggantian alat atau sensor yang rusak agar pengoperasian indrustri tetap
berjalan dengan stabil sehingga dapat menciptakan produk yang layak di
konsumsi.

3.3.1 Kesalahan Alar ukur ( Pengukuran Tahanan Grounding )


Permasalahan alat ukur perupakan permasalahan umum yang sering kita
temui saat pengukuran, saat pengukuran di lakukan untuk mengantisipasi alat
ukur yang terkadang tidak mengukur dengan baik setidaknya kita membawa alat
ukur cadangan, karna terkadang kita tidak menyadari bahwa alat ukur yang kita
gunakan sudah memiliki umur yang tua, sehingga memungkinan terjadi kesalahan
pengukuran, Tidak hanyak umur alat yang tua. Factor yang lain juga bisa
mempengaruhi pengukuran, misal alat ukur terbentur saat di lapangan, dan lain
sebagainya.
Berikut hasil pengukuran grounding di salah satu lokasi WICA:

Dari gambar di atas dapat diketahui standar untuk tahanan pada grounding di
WICA tidak boleh melebihi dari 2 ohm, dan hasil dari tabel terukur salah satu
pengukuran melebihi 2 ohm, dan akan di tangani mungkin dengan penambahan
zat aditif pada tahan, atau dengan pemindahan lokasi penanaman kabel grounding
agar hasil yang di dapatkan sekecil mungkin.

3.3.2 Perawatan Grounding Secara rutin


Perawatan grounding sangat penting di lakukan karena sangat berbahaya
jika terjadi arus bocor atau hubung singkat dengan keadaan pentanahan tidak
stabil dan tidak memenuhi standar, maka akan berdampak pada peralatan yang
ada di industri
Tersebut.
Kenapa perawtan harus rutin, karna kitak tidak tahu bahwa banyak faktor ekstrim
yang mempengaruhi pentanahan, seperti cuaca tak menentu yang kadang hujan
dan kadang kemarau, dan banjir, dll.
Semua faktor di atas dapat mempengaruhi komponen pada pentanahan yang dapat
merusak, berkarat dan lain-lain.
Berikut gambar penggantian isolasi dan skun pada kabel PE:

Setelah melakukan perawatan pada grounding wajib di lakukan pengukuran ulang


untuk memastikan setelah perawatah grounding dapat berfungsi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai