Anda di halaman 1dari 58

dr. Ety Retno Setyowati,M.Kes.

,SpPK,MARS

3
PENDAHULUAN
— Sendi :
- suatu engsel yang membuat anggota tubuh
dapat bergerak dengan baik,
- suatu penghubung antara ruas tulang yang
satu dengan ruas tulang lainnya, sehingga
kedua tulang tersebut dapat digerakkan sesuai
dengan jenis persendian yang diperantarainya.
— Persendian : Hubungan dua tulang
— Komponen penunjang sendi :
- kapsula sendi
- ligamen (ligamentum)
- tulang rawan hialin (kartilago hialin)
- cairan sinovial atau cairan sendi
— Sendi sinovial :
- sendi yang dapat mengalami pergerakkan
- memiliki rongga sendi dan permukaan sendinya
dilapisi oleh kartilago hialin. Kapsul sendi
membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi,
tidak meluas tetapi terlipat sehingga dapat bergerak
penuh.
- Sinovium menghasilkan cairan sinovial yang
berwarna kekuningan, bening, tidak
membeku, dan mengandung leukosit.
- Asam hialuronidase bertanggung jawab atas
viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh
pembungkus sinovial.
6
Cairan Sendi
— Definisi
Transudat dari plasma yang memiliki BM yg lebih
tinggi, saccharide rich molecules, terutama
hyaluronat, diproduksi oleh sel sinoviosit B
(fibroblast like synoviocyte)
— Normal:
Komposisi ≈ cairan plasma
Tidak mengandung debris
— Keadaan Artritis:
volumenya akan bertambah sehingga dapat diaspirasi
7
Fungsi utama cairan sendi

• Mendistribusikan sari makanan ke tulang


rawan sendi
• Sebagai cairan pelumas untuk mencegah
pergesekan sendi

8
NILAI NORMAL CAIRAN SENDI
• Netrofil 7% (0-25%)
• Limfosit 24% (0-75%)
• Monosit 48% (0-75%)
• Makrofag 10% (0-26%)
• Sinoviosit 4% (0-25%)
• Hyaluronat 3 mg/mL
• Volume < 4 mL

9
INDIKASI PEMERIKSAAN CAIRAN SENDI
• Keadaan terdapat penambahan jumlah cairan
sendi (efusi)
• Adanya perubahan fisik akibat efusi, misal
pembengkakan sendi
• membantu mendiagnosis penyebab peradangan,
nyeri, dan pembengkakan pada sendi

10
PENGAMBILAN CAIRAN SINOVIAL

— Prosedur dalam pengambilan cairan sinovial dikenal


dengan arthrocentesis

— Tujuan :
1.Pengambilan cairan sinovial berlebihan untuk
mengurangi tekanan yang berlebihan.
2.Injeksi kortikosteroid ke dalam cairan sinovial yang
mengalami inflamasi.
TEKNIK PENGAMBILAN CAIRAN SENDI
(Arthocentesis)

12
anastesi lokal, dokter akan melakukan penyuntikan hingga masuk
ke tempat cairan sinovial berada (area diantara tulang).
13
Pre Analitik
1. Spuit dan jarum yang digunakan (19/21 untuk sendi
besar, 23/25 untuk sendi kecil).
2. Digunakan sarung tangan steril.
3. Dilakukan anastesi lokal (lidokain atau etiklorida
spray).
4. Kapas alkohol dan betadine.
5. Empat tabung penampungan tanpa antikoagulan.

Jumlah cairan berkisar 10-20 ml


Analitik
1.Ditentukan lokasi penusukan, daerah ektensor lebih aman
(bebas saraf) dan beri tanda.
2.Dilakukan tindakan aseptik pada lokasi.
3.Dilakukan anastesi lokal (inflamasi lidokain/prokain dengan
jarum halus atau etiklorida spray).
4.Ditusuk daerah yang sudah ditandai, gunakan jarum yang
sesuai hingga terasa jarum menembus membran sinovial
(seperti menusuk kertas). dan siapkan spuit nya
5.Dilakukan aspirasi perlahan-lahan (untuk meminimalisasi
nyeri).
6.Spesimen ditampung (sesuai urutan tabung pertama kali
diisi).
• Tabung yg dibutuhkan
tabung I: tanpa antikoagulan
makroskopik, viskositas dan tes musin
tabung II:antikoagulan EDTA
mikroskopik, hitung jenis lekosit
tabung III: steril
Heparin/ EDTA
mikrobiologi
tabung IV: tanpa antikoagulan
tes kimia dan imunologi
16
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengambilan sampel:
1.Mengetahui apakah pasien mempunyai gangguan
hemostasis.
2.Melakukan dengan tehnik yang benar dan berusaha
untuk selalu steril.
3.Sampel yang didapatkan sesegera mungkin untuk dibawa
kelaboratoium.
4.Jika akan dikerjakan pemeriksaan glukosa cairan sendi
maka pasien dipuasakan 6-8 jam terebih dahulu.
5.Bila dikehendaki antikoagulan digunakan heparin.
6.Bila akan dilakukan pemeriksaan mikrobiologi wadah
untuk menampung cairan sendi harus steril
Analisis cairan sinovial meliputi:
— Makroskopik
1. Volume
2. Warna
3. Kejernihan
4. Viskositas
5. Bekuan musin
6. Bekuan spontan

18
— Mikroskopik
1.Hitung lekosit
2.Jenis sel
3.Kristal

19
— TES KIMIA
1.Glukosa
2.Enzim: Laktat dehidrogenase (LDH)

— TES SEROLOGI
1.Faktor Rematoid (RF)
2.C-Reactive Protein (CRP)
3.Antinuclear Antibodies (ANA)

20
— TES MIKROBIOLOGI
1.Pengecatan Gram
2.Pengecatan BTA
3.Kultur

21
MAKROSKOPIK

22
1. VOLUME
• Jumlah cairan, menunjukkan derajat
keradangan penyakit
• Digunakan sebagai bahan perbandingan
dengan hasil pengambilan sebelumnya
(aspirasi serial →kearah prognosis)

23
2. WARNA
• Tidak berwarna → kekuningan, kuning,
coklat, coklat tua, hijau, merah / putih
• Tergantung pada: jumlah lekosit, eritrosit,
agen infeksius

24
Synovial fluid: A. Normal B. Bloody

25
Synovial fluid inclusions. A. “Ground pepper” ochronotic
shards. B. “Rice bodies” fibrin-enriched synovium fragments.
26
3. KEJERNIHAN
• Ditunjukkan dengan terbacanya huruf
yang ditempatkan dibelakang tabung gelas
• Bila tidak terbaca:
menunjukkan himpunan sel radang atau
berbagai partikel seperti fibrin, amiloid,
debris yg terkadang sulit dibedakan
dengan pus

27
28
4. VISKOSITAS
Cairan dengan viskositas normal
(kelompok non inflamasi)
• Sulit ditekan keluar
• Dapat membentuk rentangan benang 7-10 cm
atau lebih

Cairan dengan viskositas rendah


(kelompok inflamasi)
• Mudah menetes seperti air
• Dalam cairan bernanah keadaannya lebih kental
(jumlah lekosit↑)
29
30
5. BEKUAN MUSIN (MUCIN CLOT)
Buat larutan asam asetat 7N dari 40,8ml asam
asetat glasial & 100 ml air

4 ml air aquades + cairan sendi 1 ml +


1 tetes asam asetat 7N

Aduk segera menggunakan batang gelas

Baca hasil
Normal: bekuan kenyal dalam cairan jernih

31
Mucin clot test of normal synovial fluid.

32
QUALITATIVE MUCIN PRECIPITATION TEST
A-Normal Clot B-Fair Clot C-Poor.

33
6.BEKUAN MUSIN SPONTAN
• Biarkan sampel selama 1 jam → lihat
bekuan atau tidak
• Normal: tidak membeku
• Kebanyakan cairan sendi patologik akan
membeku spontan,cepat dan besar bekuan
yang sesuai dengan tingkat keradangan

34
35
MIKROSKOPIK

36
1. HITUNG SEL

• Cairan jernih: encerkan dgn NaCl 0,9% /


metilen biru
cara: 2 ml cairan diinkubasi dengan 150 IU
hialuronidase selama 1 jam pada 37OC
• Cairan kental: encerkan dgn bufer
hialuronidase
• Cairan byk eritrosit: encerkan dgn HCl 1%

37
Perhitungan diferensial leukosit
Normal:
- Neutrofil 20%
- Limfosit 15%
- Monosit & makrofag65%
- Eusinofil 2%

38
— JENIS SEL
Cairan disentrifus → apus di kaca obyek biarkan
kering → fiksasi dgn metil alkohol selama 5
menit → tetesi MGG (may Grunwald Giems) /
Wright diamkan 1-2 menit → tambah larutan
buffer pH 6,6 diamkan 3 menit, buang sisa
larutan → warnai dgn Giemsa biarkan 5-10 menit
→ cuci air mengalir → keringkan → baca
mikroskop

39
Normal cellular elements found in synovial fluid include
(A) neutrophils, (B) lymphocytes, (C) monocytes/histiocytes,
and (D) synovial lining cells. A few red blood cells are almost
always present in joint effusions (Wright–Giemsa).
40
Tart cell: a macrophage containing a phagocytized
nucleus that retains some nuclear detail (Wright–Giemsa).

41
Lipid-laden macrophage in synovial fluid
(Wright–Giemsa)

42
LE cell (arrow) is a neutrophil containing a
phagocytized homogeneous nucleus (Wright–Giemsa)

43
Reiter cell (center) is a macrophage that has
phagocytosed one or more neutrophils.

44
— KRISTAL

Cairan disentrifus→ 1- 2 tetes di letakkan diatas


kaca obyek →Tutup dengan kaca penutup →
baca dgn mikroskop biasa atau lebih baik
mikroskop polarisasi

45
46
Monosodium Urate Cystals (MSU)

47
Synovial fluid with acute inflammation and monosodium
urate crystals. The needle-shaped crystals demonstrate negative
birefringence, because they are yellow when aligned with the compensator
filter and blue when perpendicular to the filter
(Wright–Giemsa stain and polarized/compensated light).
48
Calcium pyrophosphate dihydrate crystals
(CPPC)

49
Synovial fluid with acute inflammation and calcium
pyrophosphate dihydrate crystals. The rhomboidal intracellular
crystal (center) demonstrates positive birefringence, because it is
blue when aligned with the compensator filter (Wright–Giemsa
stain and polarized/compensated light).
50
51
52
PERLU PERHATIAN
1. Bahan aspirasi cairan sendi diambil dengan semprit
ukuran 20mL
2. Empat group analisis cairan sendi
Non inflamasi, inflamasi, purulen dan perdarahan
Sebut: volume, warna, kejernihan, hitung lekosit dll
3. Pada kasus sendi yg bengkak mendadak (akut), nyeri
dan kemerahan perlu:
v pemeriksaan makroskopis
v pemeriksaan mikroskopis: kristal dgn metode Filter
analyzer & Polarizer pada mikroskop sinar
(pembesaran 40x)
- Kristal urat monosodium (MSU) pada Gout
- Kristal calcium pirofosfat dihidrat (CPPD) pada
pseudo gout

53
4. Interpretasi utama analisis cairan sendi
- identifikasi kristal
- Jumlah lekosit
5. Cairan sendi purulen dengan jumlah lekosit
>100.000 mm3, >75% PMN perlu kultur disertai
tes sensitivitas antibiotik
6. Kesimpulan mengarah ke diagnosis banding
group I, II, III atau IV

54
55
56
57
58

Anda mungkin juga menyukai