Anda di halaman 1dari 1

Literasi dan Pembangunan

Sebentar lagi Indonesia akan memasuki bonus demografi di tahun 2014. Momen ini akan
menjadi titik penentu kemajuan pembangunan Indonesia di masa depan. Namun, ada satu
persoalan yang perlu diselesaikan untuk mendukung pembangunan negara ini yaitu
kurangnya literasi. Hal ini didukung dengan skor PISA (Programme for International Student
Assessment) literasi Indonesia yang pada tahun 2018 hanya menduduki urutan ke-74,
keenam dari bawah. Tes ini menunjukkan kurangnya literasi Indonesia di kancah dunia.

Padahal literasi memiliki peran penting dalam kehidupan di era Revolusi Industri 4.0.
Literasi tidak hanya sebatas membaca dan menulis tapi juga kemampuan untuk
menggunakan informasi dalam kehidupan sehari-hari. Ketiadaan literasi dapat berimbas
pada keadaan masyarakat yang kurang terinformasi dan sulit berpartisipasi dalam
pembangunan.

Dalam sektor pendidikan, kurangnya literasi dapat berdampak pada rendahnya kualitas
sumber daya manusia yang pada akhirnya akan menghambat potensi generasi muda. Di
samping itu, kurangnya literasi dapat mengurangi ketahanan finansial yang bisa kita
observasi dari maraknya praktik ekonomi tidak sehat, seperti penipuan dan eksploitasi.
Tanpa literasi kita juga lebih rentan terhadap bentuk-bentuk misinformasi.

Literasi adalah pilar utama dalam inklusivitas dan keberlanjutan pembangunan negara.
Maka dari itu diperlukan berbagai upaya untuk mendukung pengembangan literasi. Salah
satu alternatif solusi permasalahan ini adalah integrasi literasi dalam teknologi. Industri 4.0
yang berbasis data dapat membantu kita dalam mendorong pembelajaran melalui
teknologi. Teknologi juga bisa memperluas ranah bacaan dari berbagai topik. Maka dari itu
sudah sepantasnya kita mengoptimalisasikan teknologi untuk peningkatan tingkat literasi
kita demi mendukung pembangunan Indonesia di masa depan

Anda mungkin juga menyukai