Anda di halaman 1dari 4

Kata-kata sulit

Paragraf 1:
Heroik: Bersifat pahlawan
Historis: berkenaan dengan sejarah
Paragraf 2:
Lingua Franca: dalam bahasa Italia berarti bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi
diantara kelompok masyarakat yang mempunyai bahasa yang berlainan
Paragraf 3:
Sugesti: Pengaruh dan sebagainya yang dapat menggerakan hati orang dan sebagainya.
Paragraf 4:
Latah: Meniru-niru sikap, perbuatan, atau kebiasaan orang atau bangsa lain
Paragraf 5:
Tuturan: Sesuatu yang dituturkan; ucapan; ujaran(cerita) dan sebagainya.
Paragraf 6:
Paternalistis: Bersifat kebapaan.
Paragraf 7:
Naifnya: bodohnya.
Paragraf 8:
Awam: orang kebanyakan.
Paragraf 9:
Sempoyongan: Terhuyung-huyung.

Kalimat utama
Paragraf 1:
Oktober telah ditetapkan sebagai Bulan Bahasa.
Paragraf 2:
Sebagai bahasa nasional, BI telah melewati rajutan sejarah yang panjang sejak difungsikan
sebagai lingua franca dan bahasa resmi hingga menjadi bahasa komunikasi di tingkat
global.
Paragraf 3:
Pertama,Kesalahan fatal yang dilakukan oleh media, baik cetak maupun elektronik.
Paragraf 4:Penggunaan satuan bahasa tertentu yang terus berulang dalam sebuah media
tak jarang diyakini sebagai bentuk yang tepat sehingga publik bersikap latah untuk tak
segan-segan menirunya.
Paragraf 5:
Tak hanya dalam bentukan kata, kesalahan logika pun masih sering terjadi dalam
penggunaan bahasa di media.
Paragraf 6:
Kedua,kesalahan fatal yang dilakukan oleh kaum elite di berbagai lapis dan lini yang
seharusnya menjadi panutan sosial dalam berbahasa.
Paragraf 7:
Ketiga, kesalahan fatal akibat merebaknya gejala tuturan Indonesia-Inggris.
Paragraf 8:
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, dalam pemahaman awam seharusnya perlu
mempertimbangkan konteks tuturan.
Paragraf 9:
Dalam kondisi demikian, diperlukan sejak dini kepada generasi masa depan negeri ini agar
mereka tak ikut-ikutan mewarisi berbagai kesalahan fatal semacam itu.

Menyusun Kalimat utama menjadi satu Paragraf

Oktober telah ditetapkan sebagai Bulan Bahasa.Sebagai bahasa nasional, BI telah melewati
rajutan sejarah yang panjang sejak difungsikan sebagai lingua franca dan bahasa resmi
hingga menjadi bahasa komunikasi di tingkat global. Pertama,Kesalahan fatal yang
dilakukan oleh media, baik cetak maupun elektronik. Penggunaan satuan bahasa tertentu
yang terus berulang dalam sebuah media tak jarang diyakini sebagai bentuk yang tepat
sehingga publik bersikap latah untuk tak segan-segan menirunya. Tak hanya dalam
bentukan kata, kesalahan logika pun masih sering terjadi dalam penggunaan bahasa di
media. Kedua,kesalahan fatal yang dilakukan oleh kaum elite di berbagai lapis dan lini yang
seharusnya menjadi panutan sosial dalam berbahasa.Ketiga, kesalahan fatal akibat
merebaknya gejala tuturan Indonesia-Inggris. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,
dalam pemahaman awam seharusnya perlu mempertimbangkan konteks tuturan. Dalam
kondisi demikian, diperlukan sejak dini kepada generasi masa depan negeri ini agar mereka
tak ikut-ikutan mewarisi berbagai kesalahan fatal semacam itu.

Contoh Artikel Ilmiah Populer


JUDUL
Inovasi Sistem Sekolah untuk Membentuk Generasi Indonesia yang Unggul
oleh: Wisnu Aji

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu sarana yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk
sumber daya manusia yang berkualitas.

Dengan pendidikan maka dapat tercipta generasi yang memiliki karakter berkualitas dan
mampu mengaktualisasikan diri untuk menjadi salah satu dari ujung tombak peradaban
berkemajuan.

Pendidikan termasuk salah satu amanat Undang-Undang Dasar 1945. Di dalamnya


disebutkan bahwa tujuan nasional pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa yang pada akhirnya adalah untuk menopang kesejahteraan rakyat Indonesia.

Jika di dalam Pembukaan disebutkan demikian, jika ditinjau lebih jauh mengenai realitas dari
pendidikan Indonesia saat ini masih jauh dari kata tercapai.

Ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pendidikan di Indonesia. Pendidikan Indonesia yang masih bisa dikatakan terpuruk tentunya
akan membawa masalah yang sangat besar.

Akan dibawa ke manakah peradaban negeri ini kelak?

PEMBAHASAN
Sudah banyak orang atau lembaga yang melakukan survey terhadap pendidikan. Baik itu di
tingkat sekolah sampai lintas negara.

Salah satu lembaga yang melakukan survey adalah PISA (Programme for International
Student Assessment).

PISA sendiri menguji keterampilan membaca, matematika dan juga Ilmu Pengetahuan Alam.
Dari hasil uji coba tersebut ternyata Indonesia nomor ke-64 negara dari 65 negara
partisipan.

Lebih lanjut dengan pendidikan yang masih jauh dari negara-negara lainnya, jika melihat ke
dalam media massa atau yang lainnya Selalu saja berita-berita buruk yang ditampilkan.

Di dalam media massa kerap kali diberitakan tindak kriminal hingga asusila yang dilakukan
oleh para remaja. Para pelaku tersebut ternyata kebanyakan masih berstatus sebagai
pelajar.

Melihat dari dua gambaran problem di atas tampak jelas bahwa pendidikan di Indonesia
sedang menuju saat masa kritis dalam segala kondisi.
Di dalam pendidikan Indonesia sangat membutuhkan sentuhan materi sekolah yang
dipadukan dengan pendidikan karakter dan juga budi luhur.

Dengan dipadukannya pendidikan karakter dalam materi pelajaran maka asas negara akan
penuh dengan kearifan.

Hal ini karena benih-benih yang sudah tertanam dalam karakter bangsa adalah kondisi
bangsanya yang penuh kearifan serta religiusitas masyarakatnya sangat tinggi.

Dengan adanya benih-benih karakter yang baik, inilah secara tidak langsung membuktikan
telah adanya benih karakter yang tertanam pada diri individu masyarakat Indonesia, begitu
pula dengan siswa-siswi Indonesia.
Inilah yang menjadi ciri khas siswa Indonesia dengan siswa dari bangsa lainnya. Wawasan
intelektual yang dipadukan dengan budi pekerti seharusnya dapat menjadi modal tambah
bagi para pelajar Indonesia untuk lebih unggul.

Dalam mewujudkan semua itu berbagai kebijakan dibuat oleh Pemerintah dengan harapan
dapat mengarahkan para siswa menjadi unggul dalam segala bidang.

Bidang tersebut meliputi segi kompetensi, karakter, serta jiwa kompetitif sebagai bekal
bersaing dengan pelajar pelajar dari negara lain.

Salah satu kebijakan yang bisa dilihat adalah dibuatnya Kurikulum 2013 sebagai pengganti
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006.

Dalam Kurikulum K13 sendiri pendidikan karakter menjadi salah satu materi yang wajib
dimasukkan di dalam pelajaran.
Pendidikan Kurikulum K13 yang sudah berjalan ini masih belum bisa menunjukkan hasilnya
berupa generasi yang unggul dan mampu bersaing di kancah internasional.

Di dalam dunia pendidikan sendiri perlu adanya inovasi baru untuk mengatasi permasalahan
yang ada. Inovasi yang digunakan bertujuan untuk menciptakan generasi muda berkarakter,
aktif, kreatif, dan kompetitif.

Tujuan dari inovasi ini kemudian disingkat dengan BATIK. Di dalam sistem sekolah ini
mengedepankan adanya perubahan dalam tiga hal pokok, yakni metode pembelajaran,
kalangan pengajar, dan kuantitas siswa di tiap kelas.

PENUTUP

Dari pembahasan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem sekolah yang
ada perlu adanya inovasi dalam belajar mengajar.

Inovasi tersebut adalah dengan menggunakan sistem sekolah BATIK. BATIK sendiri
kepanjangan dari Berkarakter, Aktif, Kreatif dan Kompetitif.

Adapun dalam sistem ini mengedepankan metode pembelajaran, kalangan pengajar, dan
kuantitas siswa di tiap kelas.

Anda mungkin juga menyukai