Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah : BAHASA INDONESIA

SKS : 2 SKS
Kelas : Ilmu Komputer
Waktu : 90 Menit
Dosen Pengampu : Lili Liana, M.Pd

1. Bacalah wacana ilmiah di bawah ini dengan teknik membaca ekstensif! Kemudian
tentukan dan tuliskan ide pokok atau gagasan utama beserta 4 ide penjelas secara
komunikatif dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

IMPLEMENTASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DI


SEKOLAH
Seiring dengan arus globalisasi yang telah masuk dalam seluruh relung kehidupan,
banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pembangunan karakter
dirasa segera untuk dikaji di implementasikan di pendidikan formal (sekolah).
Perlunya pendidikan karakter mendesak untuk dilaksanakan adalah adanya gejala-
gejala yang menandakan tergerusnya karakter bangsa. Tanda-tanda merosotnya
karakter bangsa Indonesia, senyampang apa yang dinyatakan Thomas Lickona
(dalam Barnawi dan M. Arifin, 2016: 12-13), tentang sepuluh tanda zaman yang kini
terjadi, yakni sebagai berikut: a) Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja (atau
bahkan anak-anak). b) Membudayanya ketidakjujuran. c) Sikap fanatik terhadap
kelompok/grup (geng) tertentu. d) Rendahnya rasa hormat terhadap orang tua atau
guru. e) Semakin kaburnya moral baik dan buruk. f) Penggunaan tutur bahasa yang
kian memburuk (makian, cacian, ejekan, hujatan, fitnah, mesoh, alay) tanpa
memperhatikan perasaan orang lain.g) Meningkatnya perilaku yang merusak diri
seperti penggunaan narkoba, alkohol, judi dan seks bebas. h) Rendahnya rasa
tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara. i) Menurunnya etos
kerja dan adanya rasa saling curiga. j) Kurangnya kepedulian diantara sesama.
Di era seperti sekarang ini, ancaman hilangnya karakter semakin nyata. Nilai-nilai
karakter yang luhur tergerus oleh arus globalisasi, utamanya kesalahan dalam
memahami makna kebebasan sebagai anak kandung demokrasi diterjemahkan
sebagai free will, kebebasan berkehendak tanpa aturan yang baku, iklim kebebasan
tidak jarang diartikan dengan kebebasan bertindak. Tawuran antar pelajar, antar
kampung, main hakim sendiri, dan sebagaimana berlangsung di berbagai tempat,
sekaligus menjauhkan kehidupan masyarakat yang beradab, berkarakter, dan
berakhlak mulia.
Fenomena rusaknya karakter akan semakin cepat ketika mayarakat pengguna
teknologi tidak memahami filosofi teknologi sehingga salah dalam memanfaatkan
dan memandang nilai fungsi teknologi. Sebagai contohnya, fungsi HP yang mestinya
untuk komunikasi dan menyimpan data penting banyak oleh masyarakat digunakan
untuk dokumentasi hal-hal yang privat. Karena tidak memiliki pengetahuan
teknologi yang cukup, HP tersebut mudah pindah tangan sehingga datanya tersebar
ke mana-mana. Dampak dari merosotnya karakter, secara individu jelas, seseorang
yang melakukan salah satu tindakan (dari 10 yang dipaparkan di atas) berpotensi
bermasalah dengan hukum, terlibat dalam kekerasan, hilangnya percaya diri, dan
menjadi individu yang tidak jelas/tidak memiliki karakter.
Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional sudah mencanangkan
penerapan pendidikan Karakter untuk semua tingkat pendidikan dari SD hingga
Perguruan Tinggi. Munculnya gagasan program pendidikan karakter dalam dunia
pendidikan di Indonesia dapat dimaklumi, sebab selama ini dirasakan proses
pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia Indonesia yang
berkarakter. Banyak yang menyebut bahwa pendidikan telah gagal membangun
karakter. Banyak lulusan sekolah dan sarjana yang pandai dalam menjawab soal
ujian, berotak cerdas, tetapi mentalnya lemah, penakut dan perilakunya tidak terpuji.
Namun demikian pendidikan karakter yang dilaksanakan memang tidak serta merta
akan menampakkan bentuk / hasil, tetapi merupakan proses panjang.
HAKIKAT PENDIDIKAN KARAKTER
Dalam kajian pendidikan dikenal sejumlah ranah pendidikan, seperti pendidikan
intelek, pendidikan keterampilan, pendidikan sikap, dan pendidikan karakter
(watak). Jika ditilik dari pengalaman sejarah bangsa, pendidikan karakter
sesungguhnya bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia. Beberapa
pendidik Indonesia modern seperti R.A. Kartini, Ki Hajar Dewantara, kemandirian
nasional (National and character building) Soekarno, Hatta, Moh. Natsir dan lain
sebagainya, telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai
pembentuk kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi yang
mereka alami. Akan tetapi, seiring dengan perubahan zaman, agaknya menuntut
adanya penanaman kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan
pendidikan di setiap pembelajaran.
Dalam konteks pendidikan, misalnya, pada masa Orde Lama, untuk membantu
pembentukan karakter bangsa Pendidikan Budi Pekerti masuk menjadi salah satu
pelajaran dalam kurikulum SD 1947, Pendidikan Budi Pekerti lantas bergabung
dengan Pendidikan Agama dalam Kurikulum 1964 dengan nama Agama/Budi
Pekerti, juga ada mata pelajaran khusus tentang kewarganegaraan yang sering
disebut civics (Soepardo dkk dalam Doni Koesoema A, 2011: 49).
Pada masa Orde Baru, bahkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara
dibudayakan dengan lebih sistematis lagi dengan cara mewajibkan untuk mengikuti
Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), dan diadakan
sebuah mata pelajaran khusus, yaitu kewarganegaraan Negara Indonesia, Pendidikan
Moral Pancasila (PMP). Dari uraian di atas mengindikasikan bahwa pemikiran
tentang pendidikan karakter itu tetap bergulir dalam sejarah pendidikan bangsa.
Sumber : Dikutip dari Bambang Dalyono dan Enny Dwi Lestariningsih. (2017).
Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jurnal Polines. Vol. 3 No.
2 Oktober 2017
https://jurnal.polines.ac.id/index.php/bangun_rekaprima/article/view/865

2. Analisislah kesalahan dalam susunan abstrak hasil penelitian berikut ini! Kemudian
tuliskan kembali abstrak dengan benar!

EVALUASI TREND KUALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA


Abstrak
Telah menjadi keyakinan semua bangsa di dunia, bahwa pendidikan mempunyai
peran yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Pemerintah Republik Indonesia
dalam membangun pendidikan di Indonesia berpegang pada salah tujuan bangsa
Indonesia yang tertera dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alenia ke
empat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan tujuan yang tertera
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, dalam batang tubuh
konstitusi itu diantaranya Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31 dan Pasal
32, juga mengamanatkan, bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional yang terbaru ini
diwujudkan dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pada
dasarnya, penelitian ini akan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD)
dan studi dokumentasi. Data hasil FGD dianalisis secara kualitatif dan data hasil
mengedarkan instrument dianalisis secara kuantitatif. Melalui metode tersebut,
penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan dan
kelayakan satuan pendidikan terhadap penerapan delapan standar nasional
pendidikan (SNP), trend kuantitas dan kualitas pendidikan, status akreditasi sekolah,
tingkat pemenuhan, rasional dan tanggapan terhadap SNP, urutan delapan standar
nasional yang harus dicapai, standar nasional yang paling sulit dicapai, tingkat
kepuasan peserta didik terhadap pelayanan sekolah dan hambatan-hambatan dalam
mencapai SNP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, setiap satuan pendidikan
memberi tanggapan yang positif dan layak untuk menerapkan standar nasional
pendidikan. Kualitas lulusan dan persentase lulusan cenderung naik. Jumlah sekolah
yang terakreditasi yang terbanyak adalah nilai B, dengan tingkat pemenuhan delapan
standar nasional dan yang sulit dicapai adalah standar kompetensi lulusan,
ketenagaan, sarana dan prasarana. Variabel standar isi, ketenagaan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, pengelolaan, penilaian, mempunyai hubungan yang positif
yang besarnya bervariasi terhadap variabel standar proses dan komptensi lulusan.
Kualitas pelayanan untuk SD telah mencapai 87,4%, SMP 82,6%, Urutan prioritas
dalam meningkatkan kompetensi lulusan, dilakukan dengan meningkatkan kualitas
standar ketenagaan, isi, sarana dan prasarana, pengelolaan, penilaian, proses dan
pembiayaan meskipun terdapat berbagai hambatan yang dialami sekolah.

Sumber : Modifikasi Sabar Budi Raharjo, 2012.


3. Analisislah kesalahan bahasa pada paragraf berikut!
a. Tuliskan kesalahan-kesalahan yang Anda temukan disertai perbaikannya!
b. Susunlah kembali paragraf menjadi paragraf yang baik!

Sejarah Film
Film atau motion picture ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip
fotografi dari proyektor. Pendahulu teknik film adalah fotografi. Menurut John
Vivian tahun 2008 penemuan tahun 1727 yang mengemukakan bahwa cahaya
menyebabkan nitrat perak menjadi gelap adalah dasar dari perkembangan
teknologi film. Di lihat dari perkembangan awalnya yaitu fotografi, proses
fotografi pertama sekali dikembangkan oleh penemu prancis yang bernama
joseph nicephore niepce sekitar tahun 1816. Walaupun saat itu sudah begitu
banyak dilakukan percobaan dalam dunia pembuatan gambar, niepce merupakan
orang pertama yang menciptakan penggunaan praktis sebuah kamera dan film.
film pertama kali yang diperkenalkan pada publik amerika serikat adalah the life
of an american fireman dan film the great train robbery yang di buat oleh edwin
s. porter pada tahun 1903. Tetapi film the great train robbery yang masa putarnya
hanya 11 menit dianggap sebagai film cerita pertama, karena telah
menggambarkan situasi secara ekspresif dan menjadi peletak dasar teknik yang
baik. tahun 1906 sampai tahun 1916 merupakan periode paling penting dalam
sejarah perfilman di Amerika Serikat karena pada dekade ini lahir film feature,
lahir pula bintang film serta pusat perfilman yang kita kenal sebagai hollywood.
Pada periode ini pula nama mack sennett dengan keystone company, yang telah
membuat film komedi bisu dengan bintang legendaris charlie chaplin. apabila
film permulaannya merupakan film bisu, maka pada tahun 1927 di broadway
Amerika Serikat muncul film bicara yang pertama meskipun belum sempurna.

Sumber : Modifikasi Deasy, 2017.

4. Bacalah dan cermat penggalan karya ilmiah berikut ini! Kemudian evaluasilah/berilah
penilaian terhadap penggalan laporan penelitian ini.

KARAKTER TOKOH DALAM NOVEL KAU, AKU DAN SEPUCUK ANGPAU MERAH
KARYA TERE LIYE
PENDAHULUAN
Pada hakikatnya sebuah karya sastra tidak dapat dilepaskan dari pengarang yang
menulisnya. Sebagai hasil kreatifitas pengarang, karya sastra tidak mungkin terlepas dari
masyarakat, sebagaimana pengarang yang menjadi bagian dari masyarakat (Wellek dan
Warren). Karya sastra memiliki objek, serta tidak berdiri sendiri, terikat oleh dunia dalam
kata yang diciptakan pengarang berdasarkan realitas sosial, dan pengalaman pengarang.
Karya sastra secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh pengalaman
pengarang. Pengarang sebagai anggota masyarakat tidak akan terlepas dari tatanan
masyarakat dan kebudayaan. Hal ini berpengaruh dalam proses penciptaan karya sastra
itu sendiri.
Karya sastra merupakan karya imajinatif pengarang yang menggambarkan kenyataan yang
ada dalam kehidupan masyarakat. Pengarang atau sastrawan menulis berdasarkan
pengalaman hidupnya, baik yang berupa pengetahuan maupun penafsiran terhadap
peristiwa kehidupan yang terjadi dilingkungannya. Selain itu, karya sastra juga merupakan
sarana bagi pengarang untuk mendeskripsikan kehidupan manusia dengan segala
persoalannya.
Menurut Wellek dan Warren (2014), fungsi karya sastra dari suatu kurun waktu ke waktu
lain pada dasarnya sama. Dengan mengutip pendapat Horace, Wellek menyatakan bahwa
karya sastra yang baik mengandung dulce et utile, keindahan dan pemanfaatan, oleh
karena itu, proses pembentukan karya sastra selalu memerlukan perenungan kreatif yang
kritis sehingga hasilnya adalah bentuk karya sastra yang layak dikonsumsi. Salah satu
karya sastra yang meningkat perkembangannya adalah novel.
Alasan menjadikan novel sebagai objek dalam penelitian ini karena Novel salah satu bentuk
prosa yang berukuran luas dan panjang berisi tentang kehidupan manusia, melalui tokoh
yang memiliki karakter tertentu dengan menampilkan berbagai aspek kehidupan, sehingga
mampu membawa pembaca ke arah renungan mengenai isi cerita dan dapat memberikan
kesan tersendiri bagi pembacanya. Novel menggambarkan kehidupan manusia dengan
unsur-unsur kehidupannya.
Untuk memahami novel, dapat dilihat dari struktur secara garis besar dibagi atas dua
bagian, yaitu: (1) struktur dalam (intrinsik) dan (2) struktur luar (ekstrinsik). Struktur intrinsik
adalah unsur-unsur yang membangun cerita seperti tema, tokoh, penokohan, alur (plot),
sudut pandang dan gaya bahasa. Sedangkan ekstrinsik adalah segala macam unsur yang
berada di luar karya sastra yang ikut mempengaruhi kehadiran karya sastra tersebut,
misalnya faktor sosial-ekonomi, faktor kebudayaan, keagamaan, dan tata nilai yang dianut
masyarakat.
Novel juga merupakan karya prosa fiksi yang menceritakan peristiwa kehidupan tokoh yang
dianggap istimewa. Keistimewaan ini dapat berupa perubahan nasib, kisah asmara,
kebaikan hatinya, atau teguhnya seorang tokoh dalam memegang prinsip. Dalam novel juga
menceritakan perjalanan hidup tokoh dengan lengkapatau jelas oleh pengarang. Setiap
tokoh diberi gambaran fisik, pikiran, tingkah laku, dan karakter yang berbeda-beda sehingga
cerita dalam novel tersebut seperti nyata atau menjadi hidup.
Salah satu karya sastra yang menceritakan tentang kehidupan adalah novel Kau, Aku, dan
Sepucuk Angpau Merah. Yang menarik dari novel ini adalah karakter setiap tokoh- tokohnya.
Karakter yang ada dalam novel ini memiliki keseharian dan kehidupan yang menarik untuk dikaji.
Terdapat banyak tokoh dalam novel ini, salah satunya yaitu Borno, ia merupakan tokoh utama
dalam novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah. Ia adalah seorang pengemudi sepit yang
cerdas, pantang menyerah dalam menghadapi keadaan apapun serta memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi. Tokoh lain dalam novel ini adalah Mei dan Pak Tua, Mei seorang gadis cantik yang
misterius sedangkan Pak Tua seorang yang bijaksana dengan petuah-petuah dalam menyikapi
setiap masalah.
Novel kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah memberikan gambaran mengenai karakter tokoh
yang tidak hanya memiliki keindahan fisik semata namun juga memiliki kepribadian yang dapat
menumbuhkan nilai-nilai positif sehingga dapat memberikan motivasi untuk perjuangan hidup.
Tokoh-tokoh dalam cerita akan menentukan hidup atau tidaknya, menarik atau tidaknya suatu
kisah dalam cerita fiksi khususnya novel. Itulah sebabnya penelitian hanya difokuskan karakter
tokoh.
Perkembangan karakter tokoh merupakan hal yang menarik dalam novel, sebab karakter tokoh
ialah sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan tokoh yang satu dengan
yang lainnya. Karakter tokoh menjadi gerbang penulis untuk mengkomunikasikan idenya
terhadap pembaca.
Oleh karena itu, peneliti mencoba mengungkapkan karakter tokoh dengan menerapkan kajian
struktural. Pendekatan struktural merupakan suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara
kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta
mencari hubungan atau keterkaitan unsur-unsur unsur-unsur yang satu dengan yang lain dalam
rangka mencapai kebulatan makna.
PENUTUP
a. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter tokoh dalam novel Kau, Aku
dan Sepucuk Angpau Merah karya Tere Liye difokuskan pada beberapa tokoh yaitu Borno, Pak
Tua, Mei dan Andi. Borno digambarkan sebagai seorang lelaki yang perhatian, setia, optimis,
polos, cerdas, pantang menyerah, cerdas, mandiri dan mempunyai rasa ingin tahu. Pak Tua
digambarkan sebagai sosok yang bijaksana, perhatian, besahabat atau komunikatif, dan juga
memiliki rasa ingin tahu. Mei digambarkan sebagai seorang gadis yang perhatian dan misteius.
Sedangkan Andi digambarkan sebagai seorang yang perhatian, dan rasa ingin tahu.
b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
a. Perlu adanya peningkatan dalam penelitian sastra pada umumnya dan penelitian novel pada
khususnya.
b. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap novel Kau, Aku dan Sepucuk Angpau karya Tere
Liye dengan judul karakter tokoh dapat dijadikan bahan pembelajaran di sekolah khususnya
dalam menganalisis unsur-unsur karya sastra.
c. Penelitian ini hanya mengkaji karakter tokoh yang terkandung dalam novel, untuk itu kepada
peneliti sastra hendaknya melanjutkan analisis dengan mengkaji aspek lain yang tentunya ada
dalam novel tersebut.
d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran di sekolah agar siswa dapat memiliki
pengetahuan yang luas dan memiliki sikap positif terhadap karya sastra secara umum dan novel
secara khusus. Selain itu, hasil penelitian ini dapat membantu siswa dalam memahami lebih
mendalam tentang karakter tokoh dalam novel.

Sumber : Modifikasi Azma Adam, 2015 dalam Jurnal Humanika.

Anda mungkin juga menyukai