Anda di halaman 1dari 10

INTERNALISASI

NILAI-NILAI
PANCASILA
OLEH KELOMPOK 5
Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila
A.Latar belakang
mata kuliah Internalisasi Nilai-nilai Pancasila ini dirancang sebagai
upaya pembentukan dan pengembangan kepribadian mahasiswa
sebagai bekal berkehidupan bermasyarakat dalam mengabdikan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.
Secara teknis matakuliah ini merupakan penggabungan antara dua
matakuliah, yaitu Pancasila dan Kewarganegaraan, selanjutnya hasil
belajar mahasiswa (nilai akhir) dapat didistribusikan sesuai kebutuhan
dalam transkripsi akademik mahasiswa. Di lain pihak Perguruan Tinggi
sebagai institusi yang mempersiapkan sumber daya manusia di
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ikut bertanggung
jawab terhadap kiprah lulusannya. Salah satu hal penting sebagai bekal
bagi lulusan berbagai program studi adalah pengetahuan dan
penghayatan tentang matakuliah pengembangan kepribadian,
khususnya Pancasila dan Kewarganegaraan.
Agar tepat guna dan hasil guna maka Pancasila dan Kewarganegaraan
dikaji dengan strategi kontekstual, artinya sesuai dengan bidang ilmu
yang ditekuni oleh mahasiswa dan dihubungkan dengan persoalan
nyata. Pancasila sebagai norma yang mengatur perilaku berbudaya.
Selain itu, matakuliah ini meskipun berstatus sebagai matakuliah
pengembangan kepribadian, tetapi diharapkan juga bermanfaat sebagai
dasar pembangunan pendidikan karakter dan budaya bangsa
• B.Rumusan masalah
• Apa yang menjadi dasar urgensitas intenalisasi nilai nilai pancasila
sebagai dasar pembangunan pendidikan karakter dan budaya bangsa
• Apa prinsip dasar penangkal degradasi moral intenalisasi nilai nilai
pancasila sebagai dasar pembangunan pendidikan karakter dan
budaya bangsa
• A. Dasar Urgensitas Intenalisasi Nilai-nilai Pancasila Sebagai Dasar
Pembangunan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa
Ada beberapa hal yang menjadi dasar urgensitas internalisasi nilai
nilai pancasila dalam karakter dan buaya bagsa dalam pembangunan
pendiddikan nasioanal. Adapun urgensitas tersebut terletak pada aspek
filosofi , sosiologis, yuridis, dan pendidikan secara detail akan dijelaskan
sebagai berikut :
• a) Dasar filosofil
merupakan suatu kebanggaan takkala dimuka kongres Amrika
Serikat, dalam kunjungan pertamanya di Negri ini (16 mei -3 juni 1956 ),
bung karno dengan kepercayaan diri yang tinggi berpidato menguraikan
pancasila. Setiap sila disebutkan, hadirin bertepuk riu diakhiri dengan
standin ovation yang panjang. Tanpak disana, betapa pun rumusan
pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri, kandungan nilainya bisa
diterima secara universal. Keberanian bung karno mengkampanyekan
pancasila pada dunia itu kembali disampaikan dalam pidatonya didepan
PBB, 30 september tahun 1990, yang berjudul “To Build the World
Anew”.
b) Dasar sosiologi
secara sosiologi potret buram wajah pendidikan Indonesia diwarnai
dengan serangkaian tindakan meliputi kekerasan, anarkisme,
pengunaan narkotika, dan pembuatan asusila, merupakan wujud ketidak
selerasan antara teori yang diajarkan di institusi dengan kondisi sosial
yang terjadi dan mengakibatkan buruknya kualitas Pendidikan Indonesia.
c) Dasar yuridis
secara yuridis maka dasar urgensitas internalisasi nilai nilai Pancasila
melalui pemberlakuan konsep Pendidikan karakter dan budaya bangsa
diletakan pada aspek kebijakan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Mengacu pada ketentuan hokum maka bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat meletakan cita-cita
luhurnya dalam bernegara didalam alinea ke empat UUD N RI Tahun 1945
yang berbunyi :”melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpa
dara Indonesia dan untuk memajukan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social”
d) Dasar Pendidikan
dasar penerapan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam
Pendidikan karakter dan budaya bangsa tiada lain
diletakan pada empat fodasi Pendidikan modern. Empat
pilar sebagaimana meliputi kemampuan belajar untuk
mengetahui / belajar, belajar melakukan, belajar, belajar
hidup bersama
• B. Prinsip dasar penangkal degradasi moral intenalisasi nilai nilai
pancasila sebagai dasar pembangunan pendidikan karakter dan
budaya bangsa
• Langkah efektif mengembangkan Pendidikan karakter di sekolah baik
tingkat dasar sampai perguruan tinggi harus memperhatikan 4
(empat) prinsip dasar penangkal degradsi yang penulis gagas sebagai
berikut :
• a) Prinsip Moral
• Fokus pendidikan harus menitikberatkan pada pentingnya moral.
Moral yangdidasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila harus dijadikan
fondasi yang ditanamkan secara sengaja pada generasi muda. Peserta
didik harus diajarkan untuk memiliki nilai-nilai positif dalam dirinya
sendiri meliputi jujur, toleransi, kemandirian, disiplin. Tak kala penting
mereka dididik untuk menghargai system nilai, bukan materi atau
harta
• b) Prinsip Komunikasi Keluarga Sekolah
sekolah tidak mungkin mengembangkan Pendidikan karakter tanpa
peranaktif otrang tu. Kerjasama keduanya diperlukan . komunikasi sekolah
dengan keluarga bsa bermacam-macam. Mulai dengan pertemuan orang
tua, bulletin sekolah, surat edara, dan berbagai upayah lainya yang pada
intinya, segala macam cara dan alat komunikasi dengan orang tua bisa
digunakan. Dengan begitu keselaraan dalam penanaman nilai-nilai yang
diajarkan di sekolah dan di lingkup keluarga dapat tercapai.
• c) Prinsip sehat bahagia
Setiap program yang dibuat harus mempertibangkan kesehatan
pertumbuhan anak didik. Kesehatan yang dimaksud adalah kesehatan
jasmani, rohani, dan Psikologi. Peserta didik harus diajarkan bagimana
cara menjaga kesehatan diri mereka melalui pelaksanaan pola hidup
sehat. Selain itu membuat peserta didik merasa nyaman adalah syarat
utama lingkungan belajar yang baik. Model pembelajaran yang diselingi
dengan ice breaking melalui berbagai macam jenis permainan, dinamika
kelompok, atau hal lain yang ditujukan agar peserta didik merasa bahagia
sangat diperlikan. Karna berdasarkan teori Limbic, otak yang terbuka
ketika peserta didik merasa enjoy terhadap apa yang dipelajarinya,
menjadikan materi pembelajaran yang disampaikan lebih mudah terserap.
• d) Prinsip Mendidik Lalu Membudayakan
lembaga Pendidikan adalah sebuah tempat di mana peserta
didik menghayati nilai-nilaidari proses belajar. Karna proses
pembelajaran dan pembentukan karakter sulit diajarkan apabila
hanya sebatas teori saja, maka juga harus diimplementasikan.
Metode belajar dengan melaukan seperti itu sangat efektif
dilaksanakan dengan membudayakan nilai-nilai apa saja yang
telah ditanamkan kepada peserta didik dalam kegiatan sehari-
hari
• A. Kesimpulan
• Bahwa, dasar urgensitas internalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
pembangunan Pendidikan karakter dan budaya bangsa dalam system
Pendidikan nasional Indonesia di letakan pada empat aspek yaitu
aspek filosofis, aspek sosiologis, aspek yuridis, dan aspek Pendidikan.
• Bahwa pembangunan di sektor Pendidikan nasional sebagai garda
depan pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa memiliki
peran srategis dalam rangka mewujudkanmoralitas dan karakter
generasi muda Indonesia yang berjati diri dan beriedentitas. Secara
berkelanjutan bahwa model pendidikan karakter hadir dalam setip
metode pembelajaran dan pengajaran melalui saluran institusi
Pendidikan, keliarga, dan masyarakat. Lebih lanjut bahwa gagasan
internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam membangun Pendidikan
karakter tidak membutuhkan suatu kurikulum baru akan tetapi
terintegrasi sebagai nilai hidup yang baik.

Anda mungkin juga menyukai