Evapro - PMK BBLR
Evapro - PMK BBLR
Oleh:
WIRAHAYU
Pembimbing:
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya yang tidak ternilai, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah diskusi Ilmu Kedokteran Komunitas dengan judul
“EVALUASI METODE KANGGURU TERKAIT DENGAN BERAT BAYI
LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWAT
INAP PANJANG PADA TAHUN 2023”.
Penulis menyadari bahwa kritik dan saran untuk pengembangan makalah ini
sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan hasil studi ini dan sebagai bekal
penulis di masa yang akan datang. Akhir kata penulis juga berharap kiranya
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi mahasiswa, dan semua pihak
yang membutuhkannya.
Penulis
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
NPM :
...........................................
NIP
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................6
Latar Belakang.............................................................................................................6
Rumusan Masalah........................................................................................................7
Tujuan Penulisan.........................................................................................................7
Tujuan Umum 7
Tujuan Khusus ............................................................................ 8
Manfaat Penulisan .............................................................................. 8
Bagi penulis 8
Bagi puskesmas 8
Bagi masyarakat 8
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Hal yang paling
mendasar yang umum dijumpai dalam suatu negara berkembang adalah jumlah
masalah baru yang akan timbul pada masyarakat seperti tingkat kemiskinan semakin
penduduk yang tidak seimbang dengan jumlah lahan untuk memproduksi pangan,
penduduk yang jika dibiarkan lebih lanjut akan menyebabkan masalah sosial lainnya,
seperti kemiskinan dan konflik antar penduduk serta pendidikan yang rendah (BPS,
2020).
Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan
dengan total jumlah penduduk 8.370.485 jiwa. Dari data yang didapat pada
wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Panjang terdapat jumlah sasaran sebanyak 296
ibu hamil dengan resiko tinggi, dimana bumil resti bisa menjadi salah satu faktor
Berdasarkan SKRT tahun 2001, bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan
penyebab utama kematian neonatal yaitu sebesar 29%, sementara angka kejadian
6
BBLR di Indonesia relatif tinggi yaitu sekitar 14%. Perawatan BBLR menjadi sulit
karena terbatasnya alat, biaya yang tinggi, dan tenaga terampil yang mampu
mengoperasikan alat dan melakukan perawatan secara benar. Oleh karena itu,
diperlukan cara alternatif lain dengan teknologi tepat guna yaitu perawatan Metode
Kangguru. Hal ini menjadi perhatian para klinisi dan departemen kesehatan untuk
berikut.
1.2.a. Mengapa masih terdapat kejadian bayi berat lahir rendah di sekitar wilayah
1.2.b. Bagaimana cara untuk menerapkan metode kangguru untuk kejadian BBLR di
Tahun 2022.
7
1.3.b Tujuan Khusus
BBLR.
dan Anak.
angka kematian ibu dan anak melalui perencanaan keluarga dengan mengatur
kehamilan.
8
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Unit pelaksana teknis yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
(Kemenkes RI, 2014) Setiap Puskesmas mempunyai pelayanan di dalam dan di luar
gedung, sesuai jumlah sasaran dan wilayah kerjanya. Sesuai status Puskesmas rawat
inap atau non rawat inap, dalam melaksanakan tugas pokok maupun pengembangan,
tergantung kemampuan sumber daya manusia dan fasilitas terkait yang tersedia
komite nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
No 44, 2016):
a. UKM Esensial
10
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
4. Pelayanan Gizi
b. UKM Pengembangan
masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
Usia lanjut
Kesehatan Jiwa
Kesehatan Gigi
Apotek
Pelayanan Laboratorium
Kesehatan Keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia, dan sejahtera
dari suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya (UU RI no 23 tahun 1992).
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh.
Tujuan umum dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan
termasuk fungsi reproduksinya serta berperan serta aktif dalam mencegah dan
12
1. Kesehatan Ibu dan Anak
6. Keluarga Berencana
3. Persentase ibu hamil yang mempunyai berat badan dan tinggi badan
yang normal
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestsasi. Berat lahir adalah berat yang ditimbang 1
Definisi bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan
berat badan kurang dari 2500 gram tanpa melihat masa kehamilan (Kosim, 2012).
Berat badan lahir adalah salah satu indikasi tumbuh kembang masa anak-anak
hingga masa dewasa dan indikator status gizi yang diperoleh janin dalam kandungan.
BBLR adalah salah satu dari sekian masalah pada defisiensi gizi di beberappa wilayah.
13
BBLR dibagi menjadi 2 kategori, yakni BBLR disebabkan prematur (persalinan pada
usia <37 minggu) dan BBLR disebabkan retardasi pertumbuhan intrauteri atau bayi
yang lahir pada kehamilan >37 minggu namun berat badan kurang dari 2500 gram
(Kosim, 2012).
Bayi dengan BBLR akan mengalami proses kehidupan jangka panjang yang
kurang baik. Kemungkinan lainnya ialah bila bayi tidak meninggal diawal kelahiran,
bayi dengan BBLR berisiko tumbuh dengan lebih lambat dibandingkan dengan bayi
kesehatan (ANC) yang kurang dari 4 (empat) kali (Rahmi, Arsyad, & Rismayanti,
2014). Kunjungan ANC selama >4 kali memiliki makna penting bagi ibu hamil
agar petugas kesehatan dapat memnatau dan memastikan tumbuh kembang anak,
gravida ditujukan kepada wanita yang sedang atau telah hamil tanpa memandang
hasil akhir kehamilannya. Jenis gravida dibagi menjadi dua yakni primigravida dan
14
multigravida. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama
kalinya. Multigravida adalah seorang wanita yang hamil lebih dari satu (Oxorn &
Forte, 2010).
2017). Namun ada pula penelitian yang kontra dengan hasil tersebut
yakni ibu hamil berusia <20 tahun yang lebih didominasi dengan status
premature, dan kejadian BBLR dibandingkan ibu hamil yang berusia lebih tua
hamil dengan risiko tinggi yaitu 4T atau yang biasa disebut 4 Terlalu, ibu hamil
terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak punya anak, dan terlalu pendek jarak
melahirkan antara yang satu dengan anak lainnya. Usia ibu hamil termasuk dalam
faktor kejadian BBLR terutama ibu yang berusia kurang atau lebih dari usia
reproduksi optimal yaitu 20-35 tahun (Manuaba, 2012). Ibu dengan usia kurang
dari 20 tahun belum memiliki peredaran darah menuju serviksk dan uteri yang
Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan BBLR. Saat kebutuhan oksigen lebih
15
tinggi pada masa kehamilan, maka terjadi peningkatan produksi eritopoietin.
Volume plasma darah dan eritrosit juga ikut meningkat. Tetapi jumlah produksi
(Prawirohardjo, 2010a).
Anemia pada masa kehamilan sebagian besar disebabkan oleh kekurangan zat
besi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi,
Risiko yang dapat terjadi akibat anemia pada saat kehamilan adalah BBLR,
perdarahan sebelum dan saat persalinan, dan kematian ibu dan bayi pada kasus
anemia berat(Setiawan, Lipoeto, & Izzah, 2013). Anemia pada ibu hamil trimester
2013).
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi status gizi yang buruk pada
seseorang akibat kurang konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat
besar daripada biasanya untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin sekaligus. Ibu
hamil yang kekurangan kalori dapat berakibat malnutrisi atau KEK. Dampaknya
16
Wulandari, & Lestari, 2014).
Faktor yang berpengaruh pada kejadian KEK ialah pola makan yang kurang
beragam dan porsi yang kurang. Dampak dari ketidakseimbangan asupan gizi
selama masa kehamilan yakni timbulnya gangguan pada ibu dan janin. Bila terjadi
dalam waktu yang lama akan terjadi ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran
energi sehingga terjadi KEK (Yuliastuti, 2013). Selain itu terdapat hubungan
antara ibu hamil yang mengalami KEK dengan kejadian anemia (Aminin et al.,
2014).
Selama kehamilan. ibu hamil yang mengalami KEK berisiko menderita anemia
2,76 kali lebih besar dibanding ibu yang tidak mengalami KEK (Rahmaniar, 2013).
Deteksi KEK menurut FAO dan WHO berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
yakni menghitung berat badan normal dalam kilogram (kg) terhadap tinggi badan
orang dewasa dalam meter kuadrat (m 2) serta tidak terikat dengan jenis kelamin.
Batasan kategori IMT menggunakan ketentuan dari FAO dan WHO. Namun
penggunaan IMT hanya dapat berlaku pada usia dewasa yang berumur >18 tahun
dan tidak sedang hamil (Ariyani, Achadi, & Irawati, 2012). Cara lainnya
menggunakan LiLA (Lingkar Lengan Atas) namun pengukuran ini bukan cara
yang ideal sebab perubahan LiLA memerlukan waktu yang lama (Ariyani et al.,
2012). Pengukuran LiLA untuk deteksi KEK pada ibu hamil di Indonesia
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 yakni <23,5 cm.
17
golongan RNA yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan
mudah terkena infeksi dan menimbulkan AIDS. Salah satu penularan HIV yakni
penularan dari ibu HIV ke janin melalui plasenta selama kehamilan, jalan lahir saat
persalinan, dan ASI pada masa menyusui. Risiko penularan HIV dari ibu ke anak
dapat diturunkan menjadi kurang dari 2% apabila ibu dan anak mendapatkan upaya
melindungi janin dari HIV. Tetapi apabila terjadi peradangan, infeksi, atau
Neonatus yang lahir dari ibu terinfeksi HIV memiliki risiko tertular pada masa
kehamilan sebesar 5-10% saat persalinan (pervaginam) 10-20% dan melalui ASI 5-
20%. Neonatus yang lahir dari ibu dengan HIV mendapatkan tata laksana
pemberian ARV profilaksis bagi bayi dari ibu HIV, konseling pemberian nutrisi,
HIV.Pemberian ARV profilaksis dimulai sejak bayi dilahirkan dan selalu dalam
pengawasan rumah sakit rujukan. Konseling nutrisi bagi ibu HIV diberikan sejak
ANC dan diberikan edukasi untuk pemberian susu formula daripada ASI sebagai
usia 6 minggu sesuai pedoman. Penyuntikan imunisasi kepada bayi yang terpajan
HIV juga tidak sama dengan bayi pada umumnya yakni tidak memberikan
Indonesia, 2018).
Faktor penularan HIV pada ibu ke janin selama kehamilan adalah status gizi dan
penyakit infeksi. Status gizi ibu hamil yang rendah terutama kurangnya asupan
protein, vitamin, dan mineral dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami
18
penyakit infeksi sehingga meningkatkan kadar HIV pada darah ibu yang
kehamilan seperti infeksi menular seksual, infeksi organ reproduksi, malaria, dan
tuberculosis berisiko meningkatkan kadar HIV pada darah ibu sehingga semakin
besar risiko penularan HIV dari ibu ke janin (Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2019).
Skrining HIV pada ibu hamil termasuk standar pelayanan minimal yang
dilaksanakan dengan reagen yang memiliki sensitivitas >99%. Tes HIV dilakukan
dengan cara tes HIV atas inisiatif pemberi pelayanan kesehatan dan konseling.
Jenis pemeriksaan menggunakan serologi HIV metode rapid test pada trimester 1.
Hasil pemeriksaan dari tes antibodiakan menunjukkan hasil negatif berupa non-
reaktif sedangkan hasil reaktif yang artinya positif. Apabila hasil tes inkonklusif,
ibu hamil diminta tes ulang 2 minggu kemudian.Hasil dari tes HIV tersebut apabila
ibu dengan tes positif HIV maka dilakukan konseling PPIA (Pencegahan Penularan
HIV dari Ibu ke Anak) sedangkan ibu dengan tes HIV negatif diberikan penjelasan
untuk menjaga HIV negatif selama hamil, menyusui, dan seterusnya (Kementerian
terjadi setelah 20 minggu kehamilan (Hutcheon, Lisonkova, & Joseph, 2011). Pre
eklampsia ditandai dengan tekanan darah tinggi yakni tekanan darah yang diukur
dengan tensimeter >140/90 mmHg dan positif protein pada urine ibu hamil
(Prawirohardjo, 2010b). Gejala lainnya meliputi sesak nafas karena cairan pada
paru-paru, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, mual dan muntah berlebih,
19
berkurangnya volume urine, pembengkakan pada kaki, wajah, dan tangan
Ibu hamil dengan kenaikan berat badan yang meningkat cepat perlu
inflamasi sistemik dan mempercepat kerusakan sel endotel pembuluh darah yang
mengakibatkan pre eklampsia (Ornaghi et al., 2013). Ibu hamil dengan pre
risiko BBLR (Primayanti, Affarah, Harahap, Kartika, & Wilmayani, 2016). Ibu
Pre eklampsia dapat berkembang dari fase ringan, sedang, berat, hingga
eklampsia (Lalenoh, 2018). Pre eklampsia dibagimenjadi pre eklampsia berat dan
pre eklampsia ringan. Sindrom pre eklampsia ringan meliputi hipertensi, oedema,
dan proteinuria sedangkan pre eklampsia berat dapat terjadi gejala hiperefleksia,
2010b). Kasus BBLR lebih banyak ditemui pada ibu yang mengalami pre
eklampsia berat (Nurliawati, 2014). Pre eklampsia berat pun berhubungan dengan
kejadian BBLR (Nurliawati, 2014). Pada ibu hamil dengan kasus pre eklampsia
pada umur kehamilan <34 minggu juga memiliki hubungan dengan kejadian
20
BBLR karena berpotensi menjadi pre eklampsia berat yang memiliki dampak pada
Pertumbuhan intra uteri dan berat lahir dipengaruhi oleh potensi pertumbuhan
pada kesehatan ibu dan penyakit pada ibu. Munculnya hipertensi pada kehamilan
yang terlalu kecil atau terjadi infark yang luas. Demikian kasus pre eklampsi dan
eklampsi pada ibu hamil berkaitan dengan kasus BBLR (Wati, 2013).
disebabkan oleh virus hepatitis B. Penularan penyakit ini dapat terjadi dari ibu ke
melalui transfusi darah, jarum suntik yang tercemar, pisau cukur, tato, atau
transplantasi organ. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengidap penyakit
Upaya pencegahan penularannya dapat dilakukan dengan tes hepatitis B pada ibu
hamil selama masa kehamilan sebagai deteksi dini dan tata laksana pemberian
HBIg <24 jam pada bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis B (Kementerian
HBsAg non reaktif yang artinya negatif dan HBsAg reaktif yang artinya positif
bila telah melahirkan bayinya maka sang bayi harus diberikan vaksin hepatitis B
21
kurang dari 12 jam secara intra muscular. Melalui vaksinasi maka dapat
efektivitas vaksis sebesar 75%-95% bila diberikan dalam waktu 24 jam setelah
kelahiran. Pemberian vaksin hepatitis B dan HbIg harus diberikan sesuai waktunya
2018).
Sifilis adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri
sifilis akuisita. Sifilis kongenital yakni sifilis yang ditularkan dari ibu ke janin
selama kandungan sedangkan sifilis akuisita adalah sifilis yang ditularkan melalui
Republik Indonesia, 2019). Tes serologi sifilis dibagi dua jeni yakni tes non-
treponema dan tes Treponema. Tes pertama yani tes non-treponema yaitu Rapid
Plasma Reagent atau Rapid Test dan VLDR (Venereal Diseases Research
Laboratory).
pasien diteteskan di atas kaset kemudian ditetesi assay diluent. Jika positif pada tes
non-treponema maka dilanjut dengan tes treponema. Nama alat tersebut yakni
TPHA (Treponema Pallidum Haemagglutination Assay). Alat rapid test ini akan
memunculkan dua hasil yakni dua garis merah pada garis kontrol dan test yang
artinya positif (reaktif) sedangkan negative (non reaktif) ditunjukkan 1 garis pada
Penularan sifilis dari ibu ke janin dapat terjadi selama masa kehamilan karena
22
bakteri Treponema pallidum dapat menembus sawar darah plasenta sehingga ibu
yang terinfeksi sifilis sebelum hamil dapat mengalami abortus, bayi lahir mati, atau
bayi lahir hidup kemudian mati.Pada ibu hamil yang baru terinfeksi sifilis dari
pasangan seksualnya maka bayi lahir hidup dengan tanda sifilis akut atau sifilis
kongenital.Umumnya penularan sifilis dari ibu ke bayi sudah terjadi pada awal
konsepsi, minggu ke-9 kehamilan, minggu ke-16 dan minggu ke-28 kehamilan.
Sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati dapat mengakibatkan keguguran,
Perawatan bayi dari ibu dengan sifilis dianggap neonatus dengan risiko sifilis
pulang dari fasilitas kesehatan. Pada neonatus tanpa atau dengan gejala klinis dari
ibu sifilis tanpa pengobatan maka perlu dirujuk untuk evaluasi dan pengobatan ke
dokter spesialis anak atau spesialis kulit dan kelamin. Tanda klinis kemungkinan
sifilis kongenital antara lain demam, rewel, bayi lahir beringus, BBLR atau gagal
tumbuh, ruam atau bula di mulut, genital, dan anus, telapak tangan dan kaki
2018).
1) Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi atau biasa disebut
2) Dismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
kehamilannya (KMK).
banyaksekali pada sistem tubuhnya disebabkan kondisi tubuh yang belum stabil
Dalam kandungan ibu , bayi berada pada suhu lingkungan 36 o-37oC dan segera
setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah.
Perbedaan suhu ini memberi pengaruh pada kehilangan suhu panas tubuh bayi.
lemak sub kutan, produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak
memadai, belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas
permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding berat badan sehingga mudah
kehilangan panas.
24
b. Gangguan Pernapasan
Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot respirasi yang
lemah sehingga mudah terjadi periodik apneu. Disamping itu, lemahnya reflek
c. Imaturitas Imunologis
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal melalui plasenta
selama trimester ketiga kehamilan karena pemindahan substansi kekebalan dari ibu
ke janin terjadi pada minggu terakhir masa kehamilan. Akibatnya, fagositosis dan
pembenntukan antibodi menjadi terganggu. Selain itu, kulit dan selaput lendir
membran tidak memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan sehingga bayi
kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh, meningkatnya risiko NEC
(Necrotizing Enterocolitis). Hal ini menyebabkan nutrisi yang tidak adekuat dan
e. Imaturitas Hati
25
Kurangnya enzim glukoronil transferase sehingga konjugasi bilirubin direk belum
sempurna dan kadar albumin darah yang berperan dalam transportasi bilirubin dari
f. Hipoglikemi
Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu karena
glukosa. BBLR dapat mempertahankan kadar gula darah selama 72 jam pertama
dalam kadar 40 mg/dL. Hal ini disebabkan cadangan glikogen yang belum
2.2.d. Pencegahan
berbagai upaya pencegahan. Upaya untuk menurunkan angka kejadian BBLR ini akan
lebih efisien apabila Bumil yang mempunyai resiko melahirkan bayi dengan BBLR
dapat dideteksi sedini mungkin. Pemantauan ibu hamil adalah salah satu upaya untuk
meningkatkan kesehatan optimum dan diakhiri dengan kelahiran bayi yang sehat
26
(Wiknjosastro,1997). Menurut Handayani (2003), ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan sebelum hamil agar setiap pasangan dapat merencanakan sebaik mungkin
kehamilan yang akan datang sehingga dapat melahirkan bayi yang normal dan sehat,
yaitu :
b. Menganjurkan agar calon ibu diimunisasi TT atau imunisasi pra nikah untuk
d. Untuk ibu hamil dianjurkan makan lebih banyak dan lebih sering yang dapat
alkohol dan rokok, karena alkohol dapat mengganggu tumbuh kembang janin
plasenta (ari-ari) pada janin. Selain itu, rokok juga dapat menyebabkan plasenta
janin mudah lepas, kelainan bawaan pada bayi dan yang paling membahayakan
Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang menyebabkan bayi
BBLR cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan
27
(Wong, 2008; Pillitteri, 2003) :
a. Dukungan respirasi
Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan
bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini diposisikan
jika mungkin karena posisi ini menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, terapi
b. Termoregulasi
Kebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah tercapainya respirasi adalah
dalam suhu lingkungan yang netral yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi
oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Menurut Thomas (1994) suhu aksilar
optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C – 37,5°C, sedangkan menurut Sauer dan
1) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi dengan
28
ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain sebagai
penggantinya.
2) Pemancar pemanas
4) Inkubator
baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada BBLR imunitas seluler dan
humoral masih kurang sehingga sangat rentan dengan penyakit. Beberapa hal yang
1) Semua orang yang akan mengadakan kontak dengan bayi harus melakukan
2) Peralatan yang digunakan dalam asuhan bayi harus dibersihkan secara teratur.
3) Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki ruang
mencegah penularan.
d. Hidrasi
Bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan tambahan
kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada bayi preterm
karena kandungan air ekstra selulernya lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan
dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya
lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi preterm yang
29
belum berkembang sempurna sehingga bayi tersebut sangat peka terhadap
kehilangan cairan.
e. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR tetapi terdapat
ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya berkembang. Jumlah, jadwal, dan
metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat
Bayi preterm menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam pemberian
oleh usaha memberi makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak membuat bayi
evaluasi status respirasi, denyut jantung, saturasi oksigen, dan variasi dari kondisi
Pada bayi dengan reflek menghisap dan menelan yang kurang, nutrisi dapat
pernafasan.
f. Stimulasi Sensori
Bayi baru lahir memiliki kebutuhan stimulasi sensori yang khusus. Mainan
gantung yang dapat bergerak dan mainan-mainan yang diletakkan dalam unit
perawatan dapat memberikan stimulasi visual. Suara radio dengan volume rendah,
30
suara kaset, atau mainan yang bersuara dapat memberikan stimulasi pendengaran.
Rangsangan suara yang paling baik adalah suara dari orang tua atau keluarga,
juga dapat diberikan selama PMK karena selama pelaksanaan PMK ibu dianjurkan
untuk mengusap dengan lembut punggung bayi dan mengajak bayi berbicara atau
h. Penghematan Energi
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah menghemat energi,
Oleh karena itu BBLR ditangani seminimal mungkin. Bayi yang dirawat di dalam
alas. Dengan demikian kegiatan melepas dan memakaikan pakaian tidak perlu
dilakukan.
Selain itu, observasi dapat dilakukan tanpa harus membuka pakaian. Bayi yang
pengaturan suhu tubuh, energi tersebut dapat digunakan untuk pertumbuhan dan
beristirahat lebih banyak. Posisi telungkup merupakan posisi terbaik bagi bayi
preterm dan menghasilkan oksigenasi yang lebih baik, lebih menoleransi makanan,
Metode kanguru akan memberikan rasa nyaman pada bayi sehingga waktu tidur
31
bayi akan lebih lama dan mengurangi stress pada bayi sehingga mengurangi
Perawatan Metode Kanguru (PMK) adalah cara merawat bayi dalam keadaan
telanjang (hanya memakai popok dan topi) diletakkan secara tegak atau vertical di
dada, antara kedua payudara ibu (ibu telanjang dada) sehingga terjadi kontak antara
kulit ibu dan bayi dengan tujuan bayi memperoleh panas melalui proses konduksi.
antara ibu atau penggantinya dan bayi baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun
setelah pulang.
pelayanan kesehatan. PMK memiliki beberapa kelebihan terkait kebutuhan bayi baru
lahir yakni:
32
5) Mendukung pertumbuhan, pemberian ASI, dan
6) perlekatan ibu-bayi
dari kondisi masing-masing bayi dan ibunya. PMK dapat dimulai sesegara mungkin
setelah kondisi bayi stabil, ibu bersdeia dan telah mengerti tentang PMK.
Saat pertama kali ibu melakukan PMK merupakan saat terpenting menentukan
keberlanjutan PMK. Pada saat itu ibu membutuhkan waktu dan perhatian tenaga
Bila berat lahir bayi 1800 gram atau lebih (usia kehamilan
32-34 minggu) tanpa masalah media berat, umumnya PMK dapat segera dilakukan.
Pada bayi dengan berat lahir <1800 gram (usia kehamilan <32 minggu) sering sekali
ditemukan masalah yang terkait prematuritasnya sehingga PMK tidak dapat segera
dilakukan. Bila bayi perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, PMK
merupakan alternative terbaik untuk menjaga bayi tetap hangat dalam proses transport.
1) PMK intermiten
a. PMK dengan jangka waktu yang pendek (durasi perlekatan minimal 1 jam)
(infus, oksigen)
c. Dapat dilakukan pada semua bayi segera setelah lahir. Lamanya tergantung
dari kebutuhan dan masalah yang ada. Selain itu juga dapat dilakukan pada
2) PMK kontinu
a. Sepanjang hari siang dan malam
33
b. Kondisi stabil: bernapas alami tanpa bantuan oksigen
diperuntukkan pada BBLR yang lahir di fasyankes tersebut atau yang akan
dirujuk ke fasyankes yang lebih tinggi. Pada masyarakat atau di rumah, PMK
dilakukan pada bati yang pasca rawat di fasyankes dan perlu melanjutkan
PMK di rumah.
Berdasarkan lamanya melakukan PMK terdapat dua macam yaitu prolonged skin
Pada umumnya bayi yang memenuhi kriteria untuk dilakukan PMK adalah bayi
BBLR dengan berat lahir = 1800 gram, tidak ada kegawatan pernafasan dan sirkulasi,
PMK dapat ditunda hingga kondisi kesehatan bayi stabil dan ibu
tekanan positif (CPAP), infus intra vena, dan pemantauan lain, hal
petugas kesehatan.
34
BAB III
METODE EVALUASI
Evaluasi program yang akan dilakukan terdiri dari beberapa komponen diantaranya,
masukan (input), proses, keluaran (output), dampak, dan umpan balik (feedback).
Komponen input meliputi sarana dan prasarana, sumber daya manusia, pendanaan,
program yang terus dievaluasi. Komponen output yang dinilai adalah peningkatan
Impact
Pelaksanaan Perawatan Metode Kangguru tercapai untuk menurunkan angka
kematian bayi akibat BBLR.
35
Komponen dampak yang diharapkan adalah peserta mampu memahami dan
kejadian BBLR sehingga mampu menurunkan kasus kematian bayi akibat BBLR.
Evaluasi dilakukan pada Program Pelaksanaan PMK pada pasien dengan kejadian
BBLR di Puskesmas Rawat Inap Panjang pada Tahun 2023. Adapun sumber rujukan
tolak ukur penilaian yang digunakan adalah Pedoman Pelayanan Kesehatan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) Dengan Perawatan Metode Kangguru Di Rumah Sakit
Dan Jejaringnya.
Laporan tahunan program pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya mengenai
36
3.d. Analisis
output adalah dengan menetapkan tolak ukur atau standar yang ingin dicapai.
Nilai standar atau tolak ukur ini dapat diperoleh dari pedoman kerja puskesmas
untuk program perawatan metode kangguru yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Panjang. Indikator didapatkan dari berbagai rujukan yang realistis dan sesuai
sehingga layak digunakan untuk mengukur. Adapun sumber rujukan tolak ukur
penilaian yang digunakan adalah Pedoman Pelayanan Kesehatan Bayi Berat Lahir
Jejaringnya.
Puskesmas dengan tolak ukur tersebut. Bila output Puskesmas tidak sesuai dengan
dalam komponen output tidak semuanya dapat diatasi secara bersamaan. Selain
yang
37
lainnya. Hal ini menandakan bahwa apabila diselesaikan salah satu masalah yang
dianggap paling penting, maka masalah lainnya dapat teratasi pula. Oleh sebab
itu, dengan kriteria USG (Urgency, Seriousness dan Growth. (UxSxG)), prioritas
waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
• Nilai 1 (rendah),
• Nilai 2 (sedang),
• Nilai 3 (cukup),
• Nilai 4 (tinggi),
38
Analisis penyebab masalah dilakukan dengan menggunakan diagram fishbone.
daridiagram atau pada bagian kepala dari kerangka tulang ikannya. Penyebab
Penyebab lain dari masalah selain 6M tersebut dapat dipilih jika diperlukan.
Untuk mencari penyebab dari permasalahan, baik yang berasal dari 6M seperti
teknik brainstorming.
Dalam analisis penyebab masalah pada tulisan ini digunakan kategori 5 M (Man,
39
Untuk menyusun prioritas masalah ada beberapa indikator yang sering
dipergunakan yaitu :
40
a. Pentingnya masalah (Importancy/I), makin penting masalah tersebut, makin
of unmeet need/DU)
c. Sumber daya yang tersedia (resources availability / R), makin tersedia sumber
masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksud adalah yang menunjuk pada
Beri nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk setiap
x R”. Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah yang memiliki nilai tertinggi.
Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, maka akan
41
masalah)
tidak efektif) sampai angka 3 (paling efektif).Prioritas jalan keluar adalah yang
masalah yang dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.
keluar. Nilai efisiensi biasanya dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan
untuk melaksanakan jalan keluar. Makin besar biaya yang diperlukan makin
tidak efisien jalan keluar tersebut. Beri angka 1 (biaya paling sedikit) sampai
angka 5 (biaya paling besar). Nilai prioritas (P) dihitung untuk setiap alternatif
jalan keluar. Dengan membatasi hasil perkalian nilai MxIxV dengan C. Jalan
42
BAB IV
PROFIL PUSKESMAS RAWAT INAP PANJANG
Puskesmas Rawat Inap Panjang berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Panjang
Selatan, Bandar Lampung, merupakan salah satu puskesmas rawat inap yang berada
Puskesmas Rawat Inap Panjang didirikan pada tahun 1964 yang awalnya merupakan
balai pengobatan dan pada tahun 1988 berubah menjadi Puskesmas Rawat Inap yang
memiliki sepuluh tempat tidur. Kemudian pada tahun 2007 dilakukan renovasi
gedung puskesmas menjadi dua lantai dan tempat tidur ditambah menjadi delapan
belas tempat tidur. Puskesmas Rawat Inap Panjang telah terakreditasi “Utama”
Jenis pelayanan yang terdapat di Puskesmas Rawat Inap Panjang terdiri dari Poli
Umum, Poli Gigi, Poli KIA/KB, Poli MTBS, Poli Lansia, Klinik IMS, Klinik VCT,
Klinik IVA, Klinik Sanitasi, Klinik Konsultasi Gizi, Klinik Remaja, Laboratorium
kelurahan yang menjadi tanggung jawab wilayah kerja yaitu kelurahan Panjang
Ketapang Kuala.
Seluruh wilayah kerja mudah dijangkau dengan kendaraan roda empat dan roda dua
dan akses komunikasi cukup lancar. Secara geografis sebagian daerah merupakan
43
daerah perbukitan dan sebagian lagi merupakan daerah pantai. Batas- batas wilayah
Jumlah penduduk di Kecamatan Panjang pada tahun 2019 adalah 78.456 jiwa
44
Berdasarkan data jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap
Panjang tahun 2019 Anda bahwa laki-laki sedikit lebih banyak daripada
perempuan.
Rawat Inap Panjang bervariasi mulai dari SD sampai dengan pendidikan Sarjana.
Mata pencarian sebagian besar masyarakat adalah buruh, baik buruh pabrik, buruh
jumlah penduduk miskin di Kecamatan Panjang adalah 35.529 jiwa dan jumlah
45
3.996 3.982 1.863 14.838
3.935
715 4.572 3.317 2.545 388 345 3.028 14. 195
347
2.301 2.278 3.255 249 141 2.504 10.728
4 Srengsem 2.297 2.389 2.283 229 208 2.509 9.915
5 Pidada 3.875 3.251 3.665 615 136 1.207 12.749
6 Way Lunik 3.852 2.301 2.267 58 85 1.370 9.933
7 Ketapang 2.396 568 293 18 24 342 3.641
46
8 Ketapang 733 283 415 48 62 916 2.457
Kuala
Jumlah 24.02 18.36 18.658 2.320 1.348 13.739 78.456
2 9
a. Visi
b. Misi
c. Nilai-Nilai Organisasi
1. Santun: Bertutur kata halus, bertingkah laku baik, sabar dan tenang
48
5. Integritas : Setiap pelayanan atau tindakan yang kita berikan selalu
d. Moto
Moto dari Puskesmas Rawat Inap Panjang adalah Kesehatan Anda do’a dan
keinginan kami.
a. Ketenagaan
Puskesmas Rawat Inap Panjang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
memadai dan didukung oleh tenaga dokter umum, dokter gigi, bidan, perawat,
perawat gigi, analis kesehatan, penyuluh kesehatan, ahli gizi, apoteker dan tenaga
49
b. Sumber daya kesehatan
Komposisi SDM yang dimiliki Puskesmas rawat inap Panjang tahun 2020,
berdasarkan analisis jabatan yang pernah dilakukan. Puskesmas Rawat Inap Panjang
Tabel 5. Data Kepegawaian Berdasarkan Jumlah Nakes Tahun 2019 di Puskesmas Rawat
Inap Panjang
No Profesi Jumlah Kebutuhan
Yang Ada
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Kasubag TU 1 1
3 Dokter Umum 12 12
4 Dokter Gigi 3 3
5 Perawat 32 32
6 Bidan 21 21
7 Perawat Gigi 3 3
8 Analis Kesehatan 3 3
9 Ahli Gizi 3 3
10 Petugas Kesling 2 2
11 Penyuluh kesehatan 3 3
12 Apoteker 1 1
13 Asisten Apoteker 2 2
14 Pekarya 2 2
15 Staf Administrasi 12 12
16 Perawat Poskeskel 11 11
17 Perawat Pustu 1 1
18 Bidan Poskeskel 8 8
19 Bidan Pustu 3 3
20 Driver 1 2
21 Cleaning Linen 1 1
c. Bentuk Kegiatan
Pelayanan registrasi
50
Pelayanan poli umum
Pelayanan KIA KB
Pelayanan imunisasi
Pelayanan laboratorium
Pelayanan MTBS
Pelayanan IVA
Pelayanan farmasi
g. Mengoptimalkan pelayanan secara tepat waktu, standar mutu, efisien dan dengan
keramah-tamahan.
pasif.
51
Mengoptimalkan kerjasama lintas program dalam memberdayakan masyarakat
52
BAB V
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
Masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara output dengan tolak ukurnya,
sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan antara unsur sistem
lainnya dengan tolak ukur. Identifikasi masalah dimulai dengan melihat adanya
Sumber: Laporan Program PWS KIA Puskesmas Rawat Inap Panjang Tahun 2023
Panjang adalah kurangnya deteksi dini bumil resti. Masalah ini ditegakkan karena
merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah dengan metode
untuk dipecahkan adalah tidak tercapainya target deteksi bumil resti di Puskesmas
53
5.3. Kerangka Konsep Masalah
berikut.
Puskesmas
Pelatihan mengenai
Perawatan metode kangguru
Pencatatan
Peningkatan persentase cakupan kunjungan
deteksi dini bumil resti dan persalinan oleh nakes di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Panjang (O
ibu hamil/melahirkan
(Proses) Penyuluhan mengenai BBLR dan Perawatan Perawatan Metode Kan
54
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.a Kesimpulan
kesehatan.
6.b Saran
Saran evaluasi program kesehatan ibu dan anak terkait perawatan metode
sebagai berikut :
kesehatan.
54
DAFTAR PUSTAKA
BPS (2020) Penduduk Indonesia Menurut Provinsi 1971, 1980, 1990, 1995,
2000, 2010. Available at: https://www.bps.go.id/statictable/2009/02/20/
1267/jumlahpenduduk-hasilsensus-penduduk-sp-dan-survei- pendudukantar-
sensus-supas-menurutprovinsi-1971---2015.html .
BPS (2021) ‘Hasil Sensus Penduduk 2020’, Badan Pusat Statistik. Available at:
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus- penduduk-
2020.html (Accessed: 21 February 2022).
Suryani, Etti (2020). Bayi Berat Lahir Rendah Dan Penatalaksanaanya. Kediri :
Strada Press.
54