Anda di halaman 1dari 11

Tari Lilin – Sebagai warga negara Indonesia, kita pasti sudah tak asing lagi dengan kata ‘Indonesia

kaya
akan seni dan budaya’. Hal ini memang benar adanya karena setiap wilayah di Indonesia, memiliki
kesenian dan kebudayaannya tersendiri. Salah satu kesenian yang cukup terkenal dan akrab di telinga
masyarakat Indonesia adalah tari lilin.

Tari lilin adalah salah satu seni tari tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Sumatera Barat,
khususnya dari wilayah sekitar Minangkabau. Tarian ini dipercaya sebagai sebuah tarian yang sudah ada
sejak zaman istana kerajaan zaman dahulu.

Kesenian yang sudah dikenal sampai ke mancanegara ini, termasuk ke dalam jenis tari yang dibawakan
berkelompok oleh penari perempuan dan dilakukan secara berpasangan. Mereka akan membawa lilin
dengan diiringi oleh alunan musik yang dimainkan oleh sekelompok musisi atau pemusik.

Hal yang menjadi ciri dan keunikan dari tarian ini adalah lilin yang bawa penari. Kedua tangan para
penari ini akan memegang piring kecil yang berisikan lilin yang menyala sebagai properti tariannya.

Para penari akan menarikan tarian lilin secara berkelompok dengan cara memutar piring berisi lilin
tersebut secara hati-hati. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar piring tersebut tidak padam dan selalu
berada di atas telapak tangan penari.

Keunikan dari tarian khas Minangkabau ini juga terdapat pada gerakan tariannya yang selektif dan tidak
sembarangan. Ini bertujuan tidak lain adalah karena menyesuaikan gerakan dengan anggunnya cahaya
lilin yang sedang menyala dan berputar.

Dalam pertunjukannya, tari lilin ini diiringi dengan menggunakan alat musik tradisional dan beberapa
alat musik modern. Alat musik tersebut adalah gitar, biola, accordeon, gong, tok-tok, gendang, dan juga
bonang.

Ingin mengetahui penjelasan lebih lengkap mengenai tari lilin? Di bawah ini, terdapat penjelasan
lengkap tari lilin, sejarah, makna, gerakan, pola lantai, properti, dan musik pengiring. Yuk, simak ulasan
lengkapnya berikut ini.
Tari Lilin

Daftar Isi

Sejarah Tari Lilin

Makna dari Tari Lilin

Gerakan Tari Lilin

Pola Lantai Tari Lilin

Properti Tari Lilin

1. Busana atau pakaian Gede

2. Aksesoris pendukung penari

3. Piring

4. Lilin

Musik Pengiring Tari Lilin

Kesimpulan

Buku Terkait Tarian Daerah

Materi Terkait Tarian Daerah

Sejarah Tari Lilin

Tari Lilin

selasar.com
Pada zaman dahulu, tarian ini awalnya merupakan salah satu tarian yang ditampilkan atau dipentaskan
di dalam istana dan selalu digelar pada malam hari. Menurut sejarah yang dipercayai oleh masyarakat
Minang, tari lilin ini berasal dari sebuah cerita rakyat zaman dahulu.

Cerita rakyat tersebut bermula ketika mereka menceritakan pada zaman dahulu terdapat seorang gadis
yang ditinggalkan oleh pacar sekaligus tunangannya pergi merantau untuk berdagang. Suatu hari,
ternyata gadis tersebut kehilangan cincin pertunangannya.

Gadis tersebut pun langsung mencari cincin tersebut ketika dia menyadari sudah menghilangkan barang
berharga dari tunangannya. Dia bahkan terus mencari cincin tersebut hingga tengah malam dengan
menggunakan lilin yang diletakkan di atas piring sebagai alat bantu penerangannya.

Sang sadis terus berusaha keras untuk menemukan cincin tersebut. Dia pun kemudian berkeliling dan
mengitari pekarangan rumahnya. Dalam proses pencariannya itu, dia harus membungkuk guna
menerangi tanah.

Gadis tersebut pun terkadang bergerak meliuk-liuk dan menengadah seperti berdoa, sehingga terlihat
seperti sebuah gerakan tari yang indah. Tak disangka, gerakan tubuh yang dihasilkan oleh gadis tersebut
pun ternyata melahirkan sebuah keindahan.

Dari peristiwa itu, gerakan gemulai dan luwes tersebut pun mulai dikenal di kalangan gadis-gadis desa.
Inilah bagaimana sejarah awal lahir dan mulai dikenalnya tari lilin di masyarakat Minang.

Dalam melakukan tarian ini, biasanya para penari akan bersikap sangat hati-hati dalam memainkannya.
Hal ini dilakukan agar lilin tersebut terus menyala dan tidak padam.
Ternyata hal tersebut pun terinspirasi dari gading yang mencari cincin. Karena, jika lilin yang digenggam
mati, maka cincin pertunangannya pun tidak akan bisa ditemukan karena malam sudah sangat gelap.

Pada zaman dahulu, tari lilin ini hanya ditampilkan di lingkungan istana pada acara adat tertentu saja.
Tarian ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan dan pencapaian
yang didapat oleh masyarakat.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, fungsi dari tari lilin pun berubah.
Saat ini, tarian khas dari Minangkabau ini tidak hanya ditampilkan dalam upacara adat saja. Tetapi juga
ditampilkan sebagai sebuah pertunjukan seni yang menghibur.

Selain itu, tari ini juga kerap kali ditampilkan dalam penampilan selingan pada prosesi acara
penyambutan tamu. Dalam acara tersebut, tari lilin akan ditampilkan setelah penampilan dari tari
pasambahan. Bahkan tak jarang tarian ini juga dipentaskan untuk menyemarakkan berbagai acara
festival budaya hingga pentas seni, dan pesta pernikahan.

Makna dari Tari Lilin

Tari Lilin

selasar.com
Tari lilin adalah salah satu tari tradisional yang cukup terkenal karena memiliki penampilan yang
memukau. Tarian dari provinsi Sumatera barat juga biasanya digelar masyarakat saat musim panen akan
tiba. Hal ini bermakna sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur kepada dewa dewi dan Tuhan.

Oleh masyarakat Minang, tarian ini juga dianggap masuk ke dalam golongan tari tradisional khusus adat
yang sakral. Oleh karena itu, pertunjukan tari lilin tidak bisa ditampilkan setiap saat dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang.

Masyarakat Minang pun percaya bahwa tarian lilin memiliki makna yang mendalam tentang sejarah
terciptanya. Yakni tentang seorang yang ditinggal merantau oleh kekasihnya dan justru menghilangkan
cincin pertunangan mereka. Karena itu lah dia jadi harus mencari cincin dengan menggunakan lilin pada
malam hari.

Setelah perkembangan zaman, tarian ini mengalami sedikit pergeseran makna. Saat ini, tarian lilin tidak
lagi hanya digelar khusus pada upacara adat tertentu, tetapi juga dipentaskan dalam berbagai acara
kebudayaan yang bermakna penghiburan bagi masyarakat.

Meski begitu, tetap ada sebagian masyarakat Minang yang menggelar tarian ini ketika mendekati
tibanya musim panen padi. Maka dengan demikian, makna dari tari lilin ini tetap dijaga keasliannya oleh
masyarakat Minangkabau.
Gerakan Tari Lilin

Tari Lilin

selasar.com

Pada dasarnya, gerakan dalam tarian lilin didominasi dan mengedepankan gerak yang pelan, anggun,
gemulai, dan pasti lemah lembut. Hal ini karena, selain tarian ini harus menunjukkan keanggunan penari
dalam kilauan cahaya temaram dari lilin, gerakan yang gemulai pun tidak terlepas dari nilai dan makna
filosofi yang terkandung dalam tari lilin.

Gerakan lemah lembut ini dilakukan bertujuan agar lilin yang dipegang oleh penari tidak jatuh, tidak
menetes kemana-mana, serta tentunya terus menyala dan tidak padam. Karena, jika lilin tersebut mati
atau padam, maka cerita yang terkandung dalam pertunjukan tersebut akan menjadi berbeda.

Tarian ini juga tidak memerlukan banyak gerakan rumit, hanya saja para penarinya harus memiliki
konsentrasi dan kewaspadaan yang penuh. Adapun beberapa gerakan yang dominan dari tari lilin ini,
adalah gerak memutar badan, gerak meliuk-liuk, gerak mengayunkan tangan dengan lembut, gerak
membungkukan badan, dan gerak yang dilakukan seperti orang sedang berdoa.

Selain itu, dalam tarian ini juga terdapat serangkaian gerakan yang dimainkan dalam posisi duduk.
Gerakan tersebut berupa lambaian tangan yang lembut, indah, dan sedap dipandang. Gerak ini
menggambarkan suasana saat sekelompok gadis membantu temannya yang sedang mencari cincin,
sehingga tari tradisional ini memiliki drama dan cerita dalam pertunjukannya.
Karena tarian ini termasuk ke dalam tarian yang disakralkan, maka pementasan tarian lilin tidak bisa
dilakukan oleh sembarangan orang. Ini terjadi karena untuk memperoleh gerakan yang gemulai dan
indah, para penari harus melalui latihan yang terstruktur dan menghabiskan waktu yang cukup panjang.

Di samping itu, setiap gerakan dalam tarian lilin ini juga membutuhkan keseimbangan dan kehati-hatian
yang tinggi agar lilin tidak padam apalagi terjatuh. Oleh sebab itu, tak heran jika untuk melakukan tarian
ini, para penari perlu memiliki keahlian khusus guna menjaga agar lilin tetap dalam keadaan menyala.

Setiap penari tarian khas Minang ini pun harus bisa menjaga dan mempertahankan piring yang dipegang
agar tetap dalam posisi yang datar. Ini dilakukan untuk menghindari terpaan angin yang lebih kencang
meski tubuh sedang bergerak melenggak-lenggok.

Meski tarian ini didominasi oleh gerakan yang cenderung lemah lembut, tetapi gerakan dari tari lilin
sangat atraktif, bervariasi, dan tidak monoton atau itu-itu saja. Tarian ini semakin indah berkat adanya
lilin menyala yang digunakan penari. Ini membuat gerakan yang ditampilkan dalam tarian tersebut
terlihat semakin menarik, unik, dan indah.

Pola Lantai Tari Lilin

Tari Lilin

katadata.com

Dalam menampilkan tarian lilin, para penari akan menggunakan pola lantai garis lurus dengan gerakan
yang lemah lembut, gemulai, dan cenderung pelan. Tarian ini biasanya dipentaskan secara berkelompok
oleh penari wanita. Namun, tak jarang juga terdapat pertunjukan yang menampilkan penari gabungan
antara penari wanita dan penari pria secara bersamaan.

Pada saat tarian akan dipentaskan, maka penari akan bersiap dengan memegang piring kecil yang sudah
ada lilin di atasnya. Lilin tersebut pun dalam keadaan menyala ketika tarian dimulai. Setelah itu, penari
yang menggerakkan badannya. Mereka juga akan mengayunkan tangan mereka dengan indah dan
lemah lembut mengikuti irama musik pengiring.
Selain itu, para penari pun akan melakukan gerakan memutar piring dengan posisi piring yang tetap
stabil dan sejajar. Jika melihat pada gerakan yang dilakukan penari, pola lantai dari tari lilin ini dapat
dipandang sebagai sebuah lambang. Sama halnya seperti busana yang digunakan penari, semua hal
dalam tarian ini memiliki makna dan nilai masa lalu yang mendalam.

Properti Tari Lilin

Tari Lilin

regional.kompas.com

Dalam sebuah pementasan kesenian tari lilin, terdapat beberapa perlengkapan dan properti yang harus
disediakan untuk menunjang jalannya pertunjukan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pertunjukan
tersebut terlihat menarik dan menonjol. Untuk mengetahui tentang properti tari lilin, simak penjelasan
di bawah ini.

1. Busana atau pakaian Gede

Pakaian gede adalah busana khusus yang dikenakan oleh seseorang yang akan menarikan tarian lilin.
Pakaian gede sendiri merupakan pakaian adat khas dari daerah Minangkabau Padang yang biasanya
digunakan oleh para pengantin perempuan.

Kostum untuk penari tarian lilin ini terdiri dari busana atas dan busana bawah. Busana atas biasa disebut
sebagai baju batabue, sedangkan untuk busana bagian bawah disebut juga sebagai lambak. Selain itu,
para penari lilin yang lainnya juga akan menggunakan dodot atau dikenal sebagai selendang mantri.

Busana yang dikenakan para penari dalam setiap pertunjukan tari lilin ini bukanlah busana atau kostum
sembarangan. Melainkan, terselip suatu makna besar dalam kostumnya. Busana penari lilin
mengandung makna berupa gambaran tentang masa kejayaan kerajaan Sriwijaya di Indonesia yang juga
mendapatkan pengaruh dari budaya luar, khususnya budaya Tiongkok.

2. Aksesoris pendukung penari


Selain menggunakan busana khusus yang merupakan busana khas daerah Minangkabau Padang, para
penari juga diberikan beberapa aksesoris untuk mempercantik penampilannya. Adapun aksesoris yang
dipakai oleh para penari adalah cincin, galang atau gelang, dukuah (kalung), salampang (selempang),
dan tengkulak atau hiasan untuk kepada.

3. Piring

Properti yang selanjutnya adala dalam pertunjukan tari lilin adalah piring. Bahkan, piring adalah benda
wajib yang harus selalu ada dalam setiap pementasan tari lilin.

Dalam tarian tradisional dari Sumatera Barat ini, piring digunakan untuk meletakkan lilin di atasnya.
Oleh sebab itu, piring yang digunakan juga haruslah piring yang berukuran kecil atau sedang. Ini
bertujuan agar pas atau sesuai saat digenggam di telapak tangan.

Untuk memegang piring tersebut, para penari juga harus memiliki teknik atau keahlian khusus agar
piring tersebut tidak mudah lepas apalagi terjatuh. Cara penari memegang piring sambil mengayunkan-
ayunkan inilah yang membuat tari lilin semakin terlihat unik, menarik, dan sedap dipandang.

4. Lilin

Sesuai dengan namanya, tentu tarian ini akan menjadikan lilin sebagai properti utamanya. Tarian ini juga
terkenal karena keunikannya yang tak lain adalah karena menggunakan lilin untuk menarik.

Sebagai catatan, lilin yang digunakan untuk menari juga harus dalam keadaan hidup atau menyala. Hal
ini tentu sesuai dengan sejarahnya yang mana tarian ini dahulu kala dilakakukan pada saat malam hari
yang gelap.

Seperti yang sudah kita ketahui, keunikan dari tarian ini terletak pada keahlian penari yang meliukkan
badannya sambil membawa piring dan lilin yang dalam keadaan menyala tanpa piring tersebut jatuh dan
lilin yang tetap menyala. Penonton pun tidak perlu khawatir jika lelehan lilin tersebut menetes atau
terkena penari. Karena, lelehan lilin akan terkumpul dalam piring tersebut.

Musik Pengiring Tari Lilin


Untuk mementaskan tari lilin, selain harus disediakan properti, harus pula ada alat musik yang
digunakan untuk mengiringi tarian khas Minangkabau tersebut. Selain itu, alat musik juga bisa membuat
pertunjukan tari menjadi lebih hidup, berwarna, dan tentunya heboh.

Alat musik juga memiliki fungsi sebagai penyampai cerita. Mereka akan mengalunkan musik sebagai
pengiring gerakan agar para penari bergerak secara serentak. Musik juga biasa digunakan sebagai
pemancing emosi penari dan tentunya penonton pertunjukan.

Adapun alat-alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari lilin adalah alat musik tradisional dan alat
musik modern. Di antara alat musik modern yang digunakan adalah biola, gitar, saxophone, dan
accordeon. Sedangkan alat musik tradisional yang digunakan adalah gong, gendang, bonang, dan tok-
tok.

Selain itu, ada juga alat musik khas Melayu yang digunakan dalam pertunjukan. Tak ketinggalan, alat
musik atau instrumen khas dari Sumatera Barat yang bernama Talempong.

Tari Lilin

Kesimpulan

Tari lilin adalah sebuah tarian tradisional dari daerah Minangkabau, Padang, Sumatera Barat. Tarian ini
terkenal karena keunikannya yang menggunakan piring dan lilin sebagai properti utamanya.

Para penari tersebut harus menggerakkan badannya dengan berbagai gerakan yang lemah lembut dan
gemulai. Di antara gerakan penari lilin adalah meliuk-liuk, memutar badan, dan menengadahkan tangan
seperti orang yang sedang berdoa.

Meski terlihat seperti gerakan yang mudah, tetapi yang menjadi kesulitan dari tari lilin ini adalah
bagaimana caranya agar piring yang digenggam penari tidak jatuh. Selain itu, lilin dalam piring juga
harus terus dalam keadaan menyala atau tidak boleh padam.
Adapun hal yang menjadi inspirasi atau asal mula lahirnya tarian ini adalah ketika seorang gadis di
daratan Minang kehilangan cincin dari tunangannya yang sedang merantau untuk berdagang. Dia pun
ingin menemukan cincin tersebut. Karena tak kunjung ditemukan, akhirnya gadis tersebut pun mencari
cincinnya sampai malam hari.

Dia mencari cincin tersebut ke pekarangan rumahnya dengan menggunakan lilin yang disimpan dalam
piring kecil sebagai alat bantu pencahayaannya. Dia pun berlenggak-lenggok dan menghasilkan gerakan
yang indah. Dari situlah asal mula lahirnya tari lilin

Anda mungkin juga menyukai