67
Purwarupa Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Penangkap
Debu Asap Paska Pengelasan
Hanifah Nur Kumala Ningrum1*, Budi Artono2 , Raden Jasa Kusumo Haryo3, Soni Dwi Ardiansyah4
Program Studi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Madiun
hanifah_nkn@pnm.ac.id1*, budiartono@pnm.ac.id 2, jasa@pnm.ac.id3, sonidwiardiansyah@gmail.com4
Abstrak
Residu pengelasan berupa debu dan asap dapat diatasi dengan menggunakan electrostatic precipitator. Alat ini
bekerja dengan memanfaatkan polarisasi partikel bermuatan positif (collecting plate) dan negatif (dari discharge
electrode). Ion negatif setelah melewati jaring dan tertarik kedalam plate yang bermuatan positif. Perancangan ini
meliputi pembangkit tegangan tinggi DC dan perancangan box penyaringan asap. Pembangkit tenaga tinggi DC pada
alat ini menggunakan metode pengali tegangan cockroft – walton 2 tingkat dan 4 tingkat. Kapasitor yang digunakan
adalah tipe 1𝜇F/400V dan dioda 1N5408. Hasil pengujian dari peralatan pada skala laboratorium menunjukkan pengali
tegangan 4 tingkat menghasilkan output sebesar 2.7 KV DC dan menghasilkan efisiensi sebesar 0,24% untuk 2 tingkat,
dan 0,61% untuk 4 tingkat.
Abstract
Welding residue in the form of dust and smoke can be treated using electrostatic precipitators. This tool works by
utilizing the polarization of positively charged particles (collecting plate) and negative (from the discharge electrode).
The negative ion after passing through the net and is attracted into the plate which is positively charged. This design
includes a DC high voltage generator and smoke filtering box design. The DC high power generator in this tool uses
the Cockroft - Walton voltage multiplier with 2 stages and 4 stages. The capacitor used is 1𝜇F / 400V type and 1N5408
diode. The test results of the equipment on a laboratory scale show a 4-stage voltage multiplier produces an output
of 2.7 kV DC and produces an efficiency of 0.24% for 2 stages, and 0.61% for 4 stages.
PENDAHULUAN
Pada indsutri pengelasan baik skala besar maupun skala rumahan (home industry) paparan asap las
dapat dirasakan langsung oleh operator. Dilansir dari American Society of Safety Engineers (ASSE)
menyatakan, salah satu aspek yang paling berbahaya dari pengelasan adalah asap. Asap pengelasan adalah
partikel padat berisi campuran kompleks antara oksida logam, silikat, dan fluida yang dihasilkan selama
proses pengelasan. Salah satu efek dari paparan asap las adalah “metal fume fever”[1], penyakit seperti flu
yang akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Electrostatic Precipitator (ESP) adalah sebuah alat yang dapat menangkap debu hasil proses
pembakaran atau pengelasan dengan jalan memberi arus listrik tegangan tinggi DC pada elektroda
berumuatan negatif (biasa disebut discharge elektroda)[2][3]. Debu-debu bermuatan negatif akan
tertangkap oleh plat-plat yang bermuatan positif (collecting plate)[4]. Setelah debu terakumulasi pada plat
tersebut, sebuah sistem rapper khusus akan membuat abu tersebut jatuh ke bawah dan keluar dari sistem
ESP. Perencanaan dan pembuatan alat ini bertujuan untuk mengurangi partikel debu asap yang keluar di
lingkungan pengelasan.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengalikan tegangan dengan voltage multiplier
cockroft- walton half wave[4] dan [5] 2 tingkat dan 4 tingkat untuk proses ionisasi pada ESP. Konfigurasi
plat yang digunakan adalah plat sejajar (plate to plate)[6]. Diagram kerja sistem yang dipakai untuk ESP
ini adalah seperti gambar 1.
68 JREC (Journal of Electricals and Electronics)
1. Tegangan input AC 220 digunakan untuk supply rangkaian pengali tegangan walton – cockroft 2 tingkat
dan 4 tingkat.
2. Kemudian pengali tegangan menyearahkan sekaligus menaikan tegangan yang digunakan untuk ionisasi
ESP.
3. Discharge plate mengionisasi partikel debu yang lewat dan collecting plate menangkap partikel debu
yang telah memiliki muatan negatif.
4. Selain itu kompresor meniupkan udara agar sample debu bisa masuk ke ESP.
5. Debit udara yang lewat diukur oleh flowmeter.
Hanifah Nur Kumala Ningrum, Budi Artono, Raden Jasa Kusumo Haryo, Soni Dwi Ardiansyah
Purwarupa Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Penangkap Debu Asap Paska Pengelasan 69
Pada rangkaian tersebut digunakan kapasitor 1𝜇F/400 V dan dioda 1N5408. Untuk menentukan
banyaknya tingkatan dan besaran tegangan output yang diinginkan menggunakan perhitungan berikut :
Pengali tegangan 2 tingkat[7],[8],[9]:
Vout = Vin 𝑥 2n
Vout = 220 𝑥 2 𝑥 8
Vout = 3520 V
Dalam pembuatan rangkian pengali tegangan komponen – komponen dirangkai menjadi rangkaian sebagai
berikut :
Dimana :
⍵ = kecepatan migrasi partikel (m⁄s)
Ep = kuat medan precipitator (v/m)
A = jari – jari partikel (m)
p = tekanan (1 atm)
𝜇 = viskositas gas (pascal. detik)
Ec = kuat medan listrik (v/m)
K0 = permitivity (8,85x10−12 F/m)
Untuk mengetahui berapa efisiensi yang dihasilkan oleh ESP maka digunakan perhitungan
menggunakan persamaan berikut :
⍵𝐴
−( 𝑞 )
Eff = 1 - 𝑒 (4)
2 𝑥 12 𝑥 10−2
−( )
= 1 − 2.718 2.5 𝑥 10−4
− 9.6 𝑥 10 −6
= 1 −2.718
= 1 – 0.99
= 0.01 %
Dalam ESP dengan konfigurasi plate to plate, Gambar 5 adalah foto prototype ESP secara keseluruhan.
Flowchart
Gambar 6 merupakan flowchart sistem dimana sistem dimulai pada input sumber 220 Vrms AC
kemudian dinaikan menjadi 1 KV DC dan 2 KV DC. Tegangan ini menjadi sumber untuk mempolarisasi
ion bermuatan negatif pada discharge electrode dan ion positif pada collecting plate pada ESP.
Hanifah Nur Kumala Ningrum, Budi Artono, Raden Jasa Kusumo Haryo, Soni Dwi Ardiansyah
Purwarupa Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Penangkap Debu Asap Paska Pengelasan 71
Gambar 6. Flowchart
Dari pembahasan maka dapat diambil data dan hasil pengujian supply HVDC dan penangkapan debu.
Data tersebut adalah sebagai berikut :
- Pengujian menggunakan tegangan rendah
Pada percobaan kali ini digunakan beberapa variasi tegangan AC menggunakan autotransformer untuk
input rangkaian pengali tegangan. Adapun hasil yang didapat adalah sebagai berikut :
Hanifah Nur Kumala Ningrum, Budi Artono, Raden Jasa Kusumo Haryo, Soni Dwi Ardiansyah
Purwarupa Electrostatic Precipitator (ESP) Sebagai Penangkap Debu Asap Paska Pengelasan 73
Untuk mengetahui berapa besar efisiensi yang dihasilkan ESP ini dihitung dengan perhitungan berikut.
Adapun perhitungan efisiensi untuk ESP dengan supply pengali tegangan 2 stage adalah sebagai berikut :
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan hasil bahwa pada saat rangkaian pengali tegangan
cockroft – walton 2 tingkat dapat mengeluarkan tegangan output yang signifikan yaitu : 50 V AC ke 274 V
DC, 100 V AC ke 527 V DC, 125 V AC ke 630 V DC dan 150 V AC ke 770 V DC. Lalu pada saat rangkaian
pengali tegangan cockroft – walton 4 tingkat dapat mengeluarkan tegangan output yang signifikan yaitu :
25 V AC ke 246 V DC, 50 V AC ke 503 V DC, 75 V AC ke 780 V DC dan 90 V AC ke 940 V DC. Pada
saat rangkaian pengali tegangan cockroft – walton 2 tingkat dan 4 tingkat diuji menggunakan input 220 V
AC, rangkaian pengali tegangan 2 tingkat hanya menghasilkan output maximal hanya 1,30 KV DC dan
untuk rangkaian 4 tingkat nya maximal 2,70 KV DC. Sehingga dari hasil pengujian penangkapan debu pada
ESP diperoleh hasil untuk pengali tegangan 2 tingkat menangkap debu seberat 0,011 g dengan efisiensi
0,24 % dan untuk pengali tegangan 4 tingkat menangkap debu seberat 0,028 g dengan efisiensi 0,61 %.
Saran
Adapun berdasarkan penelitian, ada beberapa saran yang bisa diterapkan untuk penelitian
selanjutnya yaitu tegangan supply HVDC (high voltage direct current) bisa dinaikkan sampai puluhan kilo
Volt, agar korona bisa terbentuk di dalam ESP. Selain itu lebih baik menggunakan Probe HVDC dengan
spesifikasi lebih tinggi untuk memaksimalkan nilai pengukuran. Untuk menghasilkan tegangan HVDC
yang lebih tinggi, bisa menggunakan flyback converter, dan dapat dilakukan penambahan sensor asap dan
monitoring tegangan tinggi DC.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Febrianto A A, Sujoso A D P, Hartanti R I. Hubungan Antara Karakteristik Individu, Paparan Debu
Asap Las (Welding Fume) dan Gas Karbon Monoksida (CO) Dengan Gangguan Faal Paru Pada
Pekerja Bengkel Las (Studi di Kelurahan Ngagel Kecamatan Wonokromo Surabaya). e-Jurnal Pustaka
Kesehatan, vol. 3 (no. 3) September 2015
[2] Fitrianto, Ardy. 2018. Analisa Kinerja Electrostatic Precipitator (ESP) Berdasarkan Hasil Dari
Perubahan Emisi Pada Power Boiler Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Studi Kasus Di Pltu Lestari
Banten Energy). Universitas Teknologi Yogyakarta.
[3] Sudrajad A, Fiemansyah W (2019). Studi Variasi Tegangan Discharge Pada Alat Electrostatic
Precipitator Untuk Filter Udara. Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
[4] Afrian N, Firdaus, Ervianto E. Analisa Kinerja Electrostatic Precipitator (Esp) Berdasarkan Besarnya
Tegangan Dc Yang Digunakan Terhadap Perubahan Emisi di Power Boiler Industri Pulp And Paper.
Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015.
[5] Adam, Masuli Adam (2018). Rancang Bangun Perangkap Nyamuk Menggunakan Metode Cockroft-
Walton Berbasis Tegangan Tinggi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
[6] Wiranata, Rozaq Alfan (2017). Rancang Bangun Electrostatic Precipitator Sebagai Salah Satu
Subsistem Dalam Penangkapan Hasil Spray Pyrolisis. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
[7] Hutama, Achmad Raditya (2011). Perancangan Pembangkit Tegangan Tinggi DC Full Wave Cockroft-
Walton Dan Aplikasinya Sebagai Pengendap Debu Secara Elektret. Semarang: Universitas
Diponegoro
[8] Nikhil M. Waghamare, Rahul P. Argelwar. High Voltage Generation by using Cockcroft-Walton
Multiplier. International Journal of Science, Engineering and Technology Research (IJSETR), Volume
4, Issue 2, February 2015
[9] Suprapto, Djasiman. Peningkatan Kemampuan Sumber Tegangan Tinggi Cockroft Walton 300 Kvno
Ma Menjadi 500 Kv/20 Ma Untuk Tegangan Pemercepat MBE. Prosiding Pertemuan dan Presentasi
IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 27 Juni
2002
Hanifah Nur Kumala Ningrum, Budi Artono, Raden Jasa Kusumo Haryo, Soni Dwi Ardiansyah