Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Petrologi Batugamping
Berdasarkan proses pembentukannya, batugamping terbagi menjadi dua

jenis yaitu batugamping klastik dan batugamping non klastik. Batugamping non-

klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelenterata,

Molusca dan Protozoa, Foraminifera dan sebagainya, jenis batugamping ini

sering disebut sebagai batugamping koral karena penyusun utamanya adalah koral

yang merupakan anggota dari Coelenterata. Batugamping ini merupakan

pertumbuhan/perkembangan koloni koral, oleh sebab itu dilapangan tidak

menunjukkan perlapisan yang baik dan belum banyak mengalami pengotoran

mineral lain (Sukandarrumidi, 2016).

Batugamping klastik, merupakan hasil rombakan jenis batugamping non

klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi, dan sedimentasi. Oleh

karenanya selama proses tersebut terikut jenis mineral lain yang merupakan

pengotor dan memberi warna pada batugamping yang bersangkutan. Akibat

adanya proses sortasi maka secara alamiah akan terbentuk pengelompokan ukuran

butir oleh Grabau (1984) (tabel 2.1). Dikenal jenis kalsirudit apabila batugamping

tersebut fragmental, kalkarenit apabila batugamping tersebut berukuran pasir, dan

kalsilutit apabila batugamping tersebut berukuran lempung. Tingkat

pengotoran/kontaminasi oleh mineral asing berkaitan erat dengan ukuran butirnya

(Sukandarrumidi, 2016; Sukandarrumidi, dkk. 2017).

Tabel 2. 1 Klasifikasi Grabau (1904)

Nama Batuan Keterangan

Calcirudite Ukuran butir lebih bersar dari pasir ( >2 mm)

1
Calcarenite Ukuran butir sama dengan pasir (1/16-2 mm)

Calcilutite Ukuran butir lebih kecil dari pasir ( < 1/16 mm)

Hasil presipitasi kimia, seperti batugamping


Calcipulverite
kristalin.

Hasil pertumbuhan organisme secara insitu


Batugamping Organik
seperti terumbu dan stromatolit.

Sumber : Sukandarrumidi, dkk., (2017)

Selain yang pejal (masif) dijumpai pula batugamping yang sarang (porus).

Mengenai warna dapat dikatakan bervariasi dari putih susu, abu-abu muda, abu-

abu tua, coklat, merah, bahkan hitam. Semuanya disebabkan karena jumlah dan

jenis pengotor yang ada. Warna kemerahan disebabkan oleh mangan oksida besi,

sedang kehitaman karena zat organik. Batugamping yang mengalami metamorfose

berubah menjadi marmer (Sukandarrumidi, 2016).

Penamaan batugamping dalam pengamatan petrografi didasarkan pada

klasifikasi batuan karbonat menurut Folk (1962) (tabel 2.2). Klasifikasi Folk

(1962) merupakan klasifikasi batugamping yang paling dapat diterima secara luas

karena penerapan tipe batuan karbonatnya memiliki kisaran daerah yang luas

sehingga penggunaannya dapat dimengerti. Klasifikasi tersebut didasarkan pada

perbandingan kelimpahan relatif butir karbonat, lumpur karbonat mikrokristalin,

dan semen kalsit (Surjono & Amijaya, 2017).

2
Allochem yaitu material karbonat sebagai hasil presipitasi kimiawi atau

biokimia yang telah mengalami transportasi (tetapi masih berada di dalam

intrabasinal), analog dengan butiran pasir atau gravel pada batuan asal daratan.

Allochem ada empat jenis, yaitu intraclast, oolite, pellet, dan fosil

(Sukandarrumidi, dkk., 2017; Surjono dan Amijaya, 2017).

Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang

tersemen bersama-sama oleh semen mikro kristalin atau tergabung akibat material

organik. Intraklas, sering ditulis intraclast, adalah fragmen dari sedimen yang

sudah terlitifikasi atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air

lumpur pada daerah pasang surut, sering disebut daerah tidal flat (Gambar 2.2)

(Sukandarrumidi, dkk., 2017; Surjono dan Amijaya, 2017).

Gambar 2. 1 Ilustrasi bentuk Intraklas (Folk, 1962)

Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang

mempunyai satu atau lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti

(gambar 2.3). Inti penyusun biasanya partikel karbonat atau butiran kuarsa. Ooid

memiliki ukuran butir 2 mm dan apabila memiliki ukuran >2 mm disebut pisolid

(Sukandarrumidi, dkk., 2017; Surjono dan Amijaya, 2017).

3
Gambar 2. 2 Ilustrasi bentuk ooid (Folk, 1962)

Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau

meruncing yang tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid

antara 0,1-0,5 mm (Sukandarrumidi, dkk., 2017; Surjono dan Amijaya, 2017).

Pellet merupakan partikel berukuran <1 mm berbentuk spheris atau elips

dengan komposisi CaCO3 (gambar 2.4). Secara genesa pellet merupakan kotoran

dari organisme (Sukandarrumidi, dkk., 2017; Surjono dan Amijaya, 2017).

Gambar 2. 3 Ilustrasi bentuk pellet (Folk, 1962)

Skeletal Grain Merupakan butiran cangkang penyusun batuan karbonat

yang terdiri atas seluruh mikrofosil, butiran fosil ataupun pecahan dari fosil-fosil

makro. Cangkang ini merupakan allochem yang paling umurn dijumpai dalam

batugamping (Sukandarrumidi, dkk., 2017; Surjono dan Amijaya, 2017).

Microcrystaline calcite ooze, disebut juga dengan nama micrite, yaitu

material karbonat yang mempunyai diameter 1-4 micron, translucent, dan

4
berwarna kecokelatan (pada sayatan petrografi), Pada contoh batuan setangan

(handspecimen), micrite bersifat opak dan dull, berwarna putih, abu-abu, abu-abu

kecokelatan, atau hitam (Sukandarrumidi, dkk., 2017; Surjono dan Amijaya,

2017).

Sparry calcite, disebut juga sparite, yaitu komponen yang berbentuk butiran

atau kristal yang berdiameter (4-10 micron), dan memperlihatkan kenampakan

yang jernih dan mosaik (pada sayatan petrografi), berfungsi sebagai pore filling

cement (Sukandarrumidi, dkk., 2017; Surjono dan Amijaya, 2017).

5
Tabel 2. 2 klasifikasi batuan karbonat
Batugamping / Batugamping terdolomitisasi sebagian Dolomit
(hasil replacement total)
>10% Allochem (batuan < 10% Allochem
Allochem) (batuan Mikrokristalin)

biohern rocks
Undisturbed
Sparit > Tanpa

Allochem
Mikrit Mikrit > Sparit Allochem ghosts allochem

<1%
Sparry Microcrytalline 1-10% Allochem ghosts
allochemical allochemical rocks
rocks
Intraklas: Finely
Medium
Intrasparudite Intramicrudite Intraclast crystalline
>25% Intraklas crystalline
Intrasparit Intramikrit bearing intraclastic
dolomite
micrite dolomite
Coarsely
Ooids:
>25%
Ooids

Oosparudite Oomicrudite crystalline


Ooids bearing

Mikrit/dismikrit/dolomikrit
Oosparit Oomikrit oolitic
micrite
Finely
Komposisi allochem

dolomite

Allochem dominan

Bukti Allochem
crystalline
Aphanocrys dolomite

Biolitit
Fosil:
< 25% Intraklas

Biosparudite Biomicrudite talline


3:1

Fossiliferous
Biosparit Biomikrit biogenic
micrite
dolomite
Rasio fosil : Pelet
< 25% ooids

1:1

Biopelsparit Biopelmikrit Very fine


Pelet:
crystalline
Pelletiferous Dll.
pellet
micrite
dolomite
1:3

Pelsparit Pelmikrit

Sumber : Folk (1962)

Anda mungkin juga menyukai