Pengelolaan Keuangan
Sederhana Untuk Usaha
KPS/KUPS
1
DAFTAR ISI
Pengantar Pembelajaran.................................................................................................. 3
Deskripsi Modul ......................................................................................................................... 3
Istilah-istilah ............................................................................................................................... 3
2
Pengantar Pembelajaran
Deskripsi Modul
Nama Modul Pengelolaan Keuangan Sederhana Untuk Usaha KPS/KUPS
Ruang Modul ini dibuat dan didesain untuk memberikan
lingkup pengetahuan dan wawasan terkait pentingnya menyusun
pencatatan dan laporan keuangan bagi berlangsungnya
usaha dan pengembangan komoditas skala kawasan hutan
(lanskap)
Kaitan Modul ini merupakan bagian dari serangkaian modul
dengan perencanaan dan pengelolaan usaha. Pencatatan
modul lainnya keuangan merupakan bentuk monitoring proses
pengelolaan usaha dan pengembangan produk. Modul ini
membantu para pelaku usaha untuk mengelola usaha
dengan melakukan pencatatan keuangan sederhana.
Tujuan Memberikan pemahaman dan ketrampilan dalam membuat
Pembelajaran pencatatan keuangan yang sederhana untuk usaha kecil
skala Kawasan hutan.
Luaran Setelah menyelesaikan modul ini, peserta dapat membuat
Pembelajaran pencatatan keuangan sederhana seperti membuat buku
kas, neraca dan laporan rugi laba.
Metode dan Metode pembelajaran yang diberikan adalah pengantar
waktu konsep dan teori serta praktik dan diskusi dengan waktu
pembelajaran belajar 3 x 90 menit.
Prasyarat Peserta memiliki pemahaman awal terkait usaha dan
awal pengembangan komoditas yang dilakukan, proses produksi
dan penjualan komositas barang atau jasa yang
diusahakan.
Istilah-istilah
Perhutanan Sosial (PS) adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang
dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang
dilaksanakan oleh Masyarakat Setempat atau Masyarakat Hukum Adat sebagai
pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan
3
lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Adat dan kemitraan kehutanan
Lembaga Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh kepala desa melalui
musyawarah desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk melakukan pengelolaan HD, bagi sebesar-besarnya kesejahteraan
Masyarakat desa.
Rencana Kerja Tahunan (RKT) adalah penjabaran detail dan tata waktu
pelaksanaan dari dokumen RKPS untuk setiap tahun.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.
4
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
5
Pengelolaan Keuangan
untuk Usaha KPS/KUPS
Keuangan adalah salah satu aspek penting dalam pengelolaan usaha. Aspek
keuangan adalah dua mata pisau yang dapat menjadi kekuatan maupun
kendala untuk para pelaku usaha. Masalah permodalan menjadi salah satu
permasalahan klasik yang hampir sering menjadi batu sandungan untuk
pengembangan usaha. Persoalan ini tentunya dihadapi hampir setiap pelaku
usaha, termasuk pengembangan komoditas dan jasa di Kawasan PS.
Akses permodalan menjadi solusi atas persoalan keuangan yang dihadapi para
pelaku usaha. Akses permodalan biasanya mengharuskan pemilik usaha untuk
melakukan pengelolaan keuangan yang baik. Pengelolaan keuangan tersebut
dilakukan untuk mengatur keuangan yang dimiliki sehingga dapat memisahkan
modal sendiri dan pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha. Pengelolaan
keuangan yang baik akan mencerminkan kinerja pelaku usaha dalam
mengelola usahanya, karena pengelolaan yang baik sangat ditentukan oleh
sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya.
6
Pencatatan Keuangan Sederhana
Setiap usaha membutuhkan pengelolaan keuangan yang tepat agar bisnis
tetap bisa berjalan dengan lancar. Salah satu pengelolaan keuangan yang
sederhana dan harus dilakukan adalah pencatatan kauangan. Pencatatan
transaksi keuangan baiknya dilakukan sesuai dengan standar akuntansi yang
bertujuan untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan
yang jelas dan tegas bagi pihak yang menggunakan informasi tersebut.
Keputusan yang bersifat keuangan merupakan implementasi nyata terhadap
keberlanjutan sebuah unit usaha yang dijalankan. Pencatatan transaksi dengan
standar akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan yang nantinya dapat
membantu pengambilan keputusan.
7
a) Mampu memisahkan antara kegiatan pribadi pemilik usahanya dengan
pencatatan keuangan usaha (yaitu pada Laporan Posisi Keuangan);
b) mampu mendukung upaya keberlanjutan bisnis tersebut;
c) sebagai suatu kegiatan mencatat, menggolongkan, dan
menyajikantransaksi perusahaan menggunakan satuan pengukuran uang;
d) metode yang konsisten dari periode ke periode.
Bagi sebuah usaha,. laporan keuangan adalah salah satu alat untuk mengawasi
dan mengendalikan kas atas usaha tersebut. Namun, masih banyak pemilik
usaha dalam pencatatan keuangannya yang tidak memisahkan aset, utang,
penghasilan, dan pengeluaran perusahaan dengan dana pribadi.
8
Pencatatan transaksi usaha adalah kegiatan mencatat setiap transaksi yang
berhubungan dengan lalu lintas keuangan aktifitas usaha. Secara standar,
transaksi yang perlu dicatat adalah transaksi yang berhubungan dengan kas,
pembelian (tunai dan kredit), penjualan (tunai dan kredit), piutang dan utang.
Mencatat setiap transaksi yang terjadi sangat penting sebagai bahan untuk
menyusun laporan keuangan. Tanpa adanya catatan transaksi usaha, mustahil
laporan keuangan dapat dibuat.Tentunya setiap transaksi juga harus disertai
bukti transaksi, sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar-benar terjadi.
Dalam perhitungan Neraca, nilai modal dan harta ditambah utang harus
memiliki jumlah yang sama di akhir periode. Misalnya ada kas Rp 53.000.000;
peralatan Rp 10.000.000, beban gaji Rp 2.000.000 dimasukan dalam komponen
debit dengan jumlah Rp 65.000.000 maka di bagian komponen kredit nilainya
harus sama Rp 65.000.000 dari kas, utang usaha dan pendapatan. Contoh
pembuatan Laporan Neraca dapat dilihat pada Tabel 2
9
Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas dibuat berdasarkan informasi dari buku kas utama. Seluruh
transaksi yang terjadi akan dilaporkan tanpa perhitungan agardapat
mengetahui kondisi keuangan entitas usaha, apakah untung atau merugi.
Laporan arus kas juga membantu pelaku usaha untuk mengetahui berapa
banyak anggaran kas yang terkuras. Apakah anggaran pengeluaran telah
seimbang atau tidak dengan pendapatannya.
Laporan arus kas ini bisa dibagi menjadi 3 kelompok yaitu yang bersumber dari
aktivitas investasi, belanja dan usaha.
10
Panduan Pencatatan
Keuangan Usaha
Tahapan pencatatan keuangan yang akan diberikan tidak baku. Pencatatan
keuangan usaha dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis usaha.
Misalnya, pencatatan stock tidak perlu dilakukan oleh usaha yang bergerak di
bidang jasa saja. Untuk hal ini, yang perlu dilakukan adalah pencatatan
inventaris/ asset. Panduan untuk membuat pencatatan keuangan dan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:
11
4. Menghitung jumlah modal dan utang. Ini diperlukan untuk membuat neraca awal.
Hitung jumlah modal dan utang secara sederhana seperti contoh berikut ini.
• Uang tunai sekarang misalnya Rp 6.000.000
• Persediaan barang Rp30.000.000
• Utang total sejumlah Rp10.000.000
• Modal sebesar Rp26.000.000
Dari tabel diatas diketahui bahwa kondisi neraca awal berada pada titik
seimbang sebesar Rp 36.000.000.
12
memiliki umur pakai. Stock barang yang selalu diperbaharui juga membantu
meminimalisir kecurangan karena penghitungan stock barang dilakukan
secara berkala.
Aktivitas penhitungan dan pencatatan stok barang biasanya disebut
dengan stock opname. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan
matriks yang berisikan daftar bahan baku atau produk, jumlah minimal stok
dan tanggal pengecekan stok. Contoh Matriks yang dapat digunakan
sebagai berikut:
13
Tabel 4. Tabel pengisian Buku Kas
Buku Kas Utama berisikan rangkuman semua catatan transaksi keuangan dari
awal tadi sampai akhir. Buku kas utama memuat semua pemasukan dan
pengeluaran perusahaan dalam bentuk uang dan barang.
Contoh Kasus
Misalnya pemilik usaha “Sejahtera Bahagia” yang berkonsentrasi pada usaha
pengolahan pupuk organic dan tanaman hias, pada tanggal 7 Januari 2022,
melakukan transaksi penjualan dengan seorang pelanggan bernama Ibu
Juminten dan berhasil menjual 1 ton pupuk kandang, 1 ton sekam basah, dan
100 botol pupuk cair dengan harga keseluruhan Rp17.000.000. Satu hari
kemudian pemilik usaha membayar tagihan telepon dan rekening listrik sebesar
Rp 450.000. Dengan transaksi tersebut, buku yang akan dipengaruhi, antara lain:
Buku Kas, Buku Penjualan, Buku Persediaan, Buku Biaya Jika ditulis dalam bentuk
laporan, akan tergambar seperti beriku
14
Tabel 6. Contoh pengisian buku penjualan
Tanggal Keterangan Jumlah
6/1/2022 Penjualan tunai 17.000.000
Setelah satu hari kemudian, pemilik usaha mengeluarkan biaya untuk membayar
tagihan telepon dan rekening listrik sebesar Rp 450.000. Buku yang dipengaruhi
adalah sebagai berikut.
15
LAMPIRAN
Matriks Latihan dan Kerja
Alat bantu
• Kertas plano, spidol, sticky note (warna-warni)
• Perekam suara dan kamera.
• Daftar Pertanyaan Panduan
Waktu : 180 menit
Proses
1. Peserta menyiapkan contoh kasus entitas usaha KPS/KUPS baik berupa komoditas
ataupun jasa yang sudah berjalan dan ambil kurun waktu sample 1 hari untuk berlatih
membuat catatan keuangan sederhana.
2. Peserta membuat tabel/matrik seperti pada Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4
3. Identifikasi komponen berikut:
1) komponen modal dan hutang untuk membuat neraca awal seperti contoh pada
Tabel 2
2) kebutuhan bahan baku dan komoditas yang diusahakan untuk merancang kartu
stock dan pencatatan stock barang seperti contoh pada Tabel 3
3) komponen pengeluaran, pemasukan/penjualan, hutang, piutang dalam kurun 1
hari sample
4. Buat pencatatan keuangan sederhana menggunakan komponen-komponen diatas
yang dituangkan dalam matriks Neraca, Kartu Stok, dan Kas Besar
5. Hitung pendapatan, Laba Kotor dan Bersih menggunakan Tabel 10.
6. Buat neraca keuangan menggunakan contoh Tabel 11.
16
Tabel 10 Formulir Laporan Laba/Rugi Usaha KPS/KUPS
Biaya lain-lain
Biaya Bunga Pinjaman (dihitung setahun) Rp…………………..
Biaya Depresiasi (Penyusutan Asset/peralatan per tahun) Rp…………………..
Tunjangan Hari Raya (jika ada) Rp…………………..
Total Biaya Lain-lain Rp…………………..
Laba sebelum dipotong pajak Rp…………………..
Pajak Penjualan UKM
(omset penjualan setahun X 1%) Rp…………………..
Laba Bersih
[Laba operasi-biaya lain-pajak] Rp…………………..
17
Tabel 11 Neraca Keuangan Usaha KPS/KUPS
Neraca Tahun 20xxx
Per 1 Januari – 30 Desember 20xx
AKTIVA
Aktiva Lancar (current assets):
1. Kas atau setara kas (jumlah kas diakhir tahun) Rp…………………..
2. Perlengkapan kantor (Harga beli – biaya depresiasi kumulatif) Rp…………………..
3. Piutang Dagang (jumlah piutang konsumen diakhir tahun) Rp…………………..
4. Peralatan produksi (Harga beli – biaya depresiasi kumulatif) Rp…………………..
5. Persediaan barang (stok Produk akhir tahun) Rp…………………..
6. Sewa dibayar dimuka (jika tempat usaha ngontrak) Rp…………………..
Total Aktiva Lancar Rp…………………..
Aktiva Tetap
1. Kendaraan ((Harga beli – biaya depresiasi kumulatif) Rp…………………..
2. Gedung (diluar tanah) (Nilai bangunan–biaya depresiasi kumulatif) Rp…………………..
3. Aset Tanah (Luas?) Rp…………………..
Total Aktiva tetap Rp…………………..
TOTAL AKTIVA Rp…………………..
PASIVA
Hutang Lancar
1. Hutang Dagang (hutang kepada penyedia bahan baku) Rp…………………..
Total Hutang Lancar Rp…………………..
Utang Jangka Panjang
1. Hutang Jangka panjang (hutang di bank) Rp…………………..
2. Hutang Aset (jika aset dibeli kredit) Rp…………………..
Utang Jangka Pendek
6. Hutang Perorangan (jika usaha memiliki hutang perorangan jatuh
tempo dibawah 1 tahun) Rp…………………..
7. Hutang Bank (hutang bank dengan jatuh tempo dibawah satu tahun Rp…………………..
Total Hutang jangka panjang/pendek Rp…………………..
Modal
Modal disetor (modal usaha yang disetorkan) Rp…………………..
Laba/rugi ditahan (laba/rugi yang tidak dibagikan) tahun ini Rp…………………..
Laba/rugi ditahan (laba/rugi yang tidak dibagikan) tahun sebelumnya Rp…………………..
Deviden (laba/rugi yang dibagikan) Tahun ini (jika ada) Rp…………………..
Total Modal Rp…………………..
TOTAL PASIVA Rp…………………..
Nilai Aktiva harus sama dengan nilai Pasiva.
18
Senarai Pustaka
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 April 2002.
Salemba Empat.
Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
Indonesia. Pertauran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.9 Tahun 2021
tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial.
Kimmel, Paul D., Jerry J. Weygandt, and Donald E. Kieso. 2004. Financial
Accounting: Tools for Business Decision Making. 3rd ed. John Wiley & Sons,
Inc.
Krisdiartiwi, Nanik, 2008. Pembukuan Sederhana untuk UKM, Media
Pressindo,Yogyakarta.
Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar: Proses Penciptaan Data – Pendekatan
Sistem. BPFE Yogyakarta.
Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2008. Akuntansi Dasar.
Asgard Chapter Yogyakarta.
19