Anda di halaman 1dari 19

MODUL 7

Pengelolaan Keuangan
Sederhana Untuk Usaha
KPS/KUPS

Draft Disusun sebagai Bahan Diskusi


dalam Workshop Penyusunan Silabus dan Modul Pelatihan Penguatan
Kapasitas Pengembangan Usaha
bagi 5 KPS/KUPS Target Proyek di Kabupaten Kubu Raya
Tanggal 6-7 Oktober 2022

1
DAFTAR ISI
Pengantar Pembelajaran.................................................................................................. 3
Deskripsi Modul ......................................................................................................................... 3
Istilah-istilah ............................................................................................................................... 3

Pengelolaan Keuangan untuk Usaha KPS/KUPS ........................................................... 6


Pencatatan Keuangan Sederhana ........................................................................................ 7
Manfaat Pembuatan Pencatatan Keuangan ....................................................................... 7
Membukukan Transaksi Keuangan ....................................................................................... 8
Jenis-jenis Laporan Keuangan ............................................................................................... 9
Laporan Neraca ..................................................................................................................................................................9
Laporan Laba Rugi .............................................................................................................................................................9
Laporan Perubahan Modal ...........................................................................................................................................9
Laporan Arus Kas .............................................................................................................................................................. 10

Panduan Pencatatan Keuangan Usaha ...................................................................... 11


LAMPIRAN .......................................................................................................................... 16
Matriks Latihan dan Kerja ...................................................................................................... 16

Senarai Pustaka ................................................................................................................ 19

2
Pengantar Pembelajaran
Deskripsi Modul
Nama Modul Pengelolaan Keuangan Sederhana Untuk Usaha KPS/KUPS
Ruang Modul ini dibuat dan didesain untuk memberikan
lingkup pengetahuan dan wawasan terkait pentingnya menyusun
pencatatan dan laporan keuangan bagi berlangsungnya
usaha dan pengembangan komoditas skala kawasan hutan
(lanskap)
Kaitan Modul ini merupakan bagian dari serangkaian modul
dengan perencanaan dan pengelolaan usaha. Pencatatan
modul lainnya keuangan merupakan bentuk monitoring proses
pengelolaan usaha dan pengembangan produk. Modul ini
membantu para pelaku usaha untuk mengelola usaha
dengan melakukan pencatatan keuangan sederhana.
Tujuan Memberikan pemahaman dan ketrampilan dalam membuat
Pembelajaran pencatatan keuangan yang sederhana untuk usaha kecil
skala Kawasan hutan.
Luaran Setelah menyelesaikan modul ini, peserta dapat membuat
Pembelajaran pencatatan keuangan sederhana seperti membuat buku
kas, neraca dan laporan rugi laba.
Metode dan Metode pembelajaran yang diberikan adalah pengantar
waktu konsep dan teori serta praktik dan diskusi dengan waktu
pembelajaran belajar 3 x 90 menit.
Prasyarat Peserta memiliki pemahaman awal terkait usaha dan
awal pengembangan komoditas yang dilakukan, proses produksi
dan penjualan komositas barang atau jasa yang
diusahakan.

Istilah-istilah
Perhutanan Sosial (PS) adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang
dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau Hutan Hak/Hutan Adat yang
dilaksanakan oleh Masyarakat Setempat atau Masyarakat Hukum Adat sebagai
pelaku utama untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan

3
lingkungan dan dinamika sosial budaya dalam bentuk Hutan Desa, Hutan
Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan Adat dan kemitraan kehutanan

Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan,


memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan
kayu, memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu, serta mengolah dan
memasarkan hasil hutan secara optimal dan adil untuk kesejahteraan
Masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

Lembaga Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh kepala desa melalui
musyawarah desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk melakukan pengelolaan HD, bagi sebesar-besarnya kesejahteraan
Masyarakat desa.

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai


fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien, efektif dan
lestari.

Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (Pokja PPS) adalah kelompok


kerja provinsi yang membantu kegiatan percepatan akses dan peningkatan
kualitas Pengelolaan Perhutanan Sosial.

Kelompok Perhutanan Sosial (KPS) adalah kelompok tani hutan dan/atau


kelompok Masyarakat dan/atau koperasi pemegang Persetujuan Pengelolaan
Perhutanan Sosial serta MHA termasuk kelompok tani dan/atau kelompok
Masyarakat pengelola Hutan Rakyat.

Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) adalah kelompok usaha yang


dibentuk oleh KPS yang akan dan/atau telah melakukan usaha.

Rencana Kelola Perhutanan Sosial (RKPS) adalah dokumen yang memuat


rencana penguatan kelembagaan, rencana Pemanfaatan Hutan, rencana
kerja usaha, dan rencana monitoring dan evaluasi.

Rencana Kerja Tahunan (RKT) adalah penjabaran detail dan tata waktu
pelaksanaan dari dokumen RKPS untuk setiap tahun.

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.

4
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil atau
usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

5
Pengelolaan Keuangan
untuk Usaha KPS/KUPS
Keuangan adalah salah satu aspek penting dalam pengelolaan usaha. Aspek
keuangan adalah dua mata pisau yang dapat menjadi kekuatan maupun
kendala untuk para pelaku usaha. Masalah permodalan menjadi salah satu
permasalahan klasik yang hampir sering menjadi batu sandungan untuk
pengembangan usaha. Persoalan ini tentunya dihadapi hampir setiap pelaku
usaha, termasuk pengembangan komoditas dan jasa di Kawasan PS.

Akses permodalan menjadi solusi atas persoalan keuangan yang dihadapi para
pelaku usaha. Akses permodalan biasanya mengharuskan pemilik usaha untuk
melakukan pengelolaan keuangan yang baik. Pengelolaan keuangan tersebut
dilakukan untuk mengatur keuangan yang dimiliki sehingga dapat memisahkan
modal sendiri dan pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha. Pengelolaan
keuangan yang baik akan mencerminkan kinerja pelaku usaha dalam
mengelola usahanya, karena pengelolaan yang baik sangat ditentukan oleh
sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya.

Disamping masalah keuangan, beberapa hal seperti kelayakan usaha, aspek


keuangan, aspek pemasaran dan aspek sumber daya manusia (tenaga kerja)
merupakan permasalahan pelaku usaha yang dirasakan selama ini oleh
perbankan sebagai penyalur dana. Terhambatnya pengembangan usaha juga
salah satunya karena ketidak mampuan dalam pengelolaan usaha termasuk
kegagalan mempertimbangkan aspek-aspek pentingnya pelaporan keuangan,
sehingga tidak jarang beberapa pelaku usaha mengalami kegagalan dalam
usahanya. Dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab kegagalan usaha
dikarenakan masih minimnya pengetahuan pemilik usaha mengenai
pengelolaan keuangan serta pengembangan usaha (Muhammad, et.al, 2019).

6
Pencatatan Keuangan Sederhana
Setiap usaha membutuhkan pengelolaan keuangan yang tepat agar bisnis
tetap bisa berjalan dengan lancar. Salah satu pengelolaan keuangan yang
sederhana dan harus dilakukan adalah pencatatan kauangan. Pencatatan
transaksi keuangan baiknya dilakukan sesuai dengan standar akuntansi yang
bertujuan untuk memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan
yang jelas dan tegas bagi pihak yang menggunakan informasi tersebut.
Keputusan yang bersifat keuangan merupakan implementasi nyata terhadap
keberlanjutan sebuah unit usaha yang dijalankan. Pencatatan transaksi dengan
standar akuntansi akan menghasilkan laporan keuangan yang nantinya dapat
membantu pengambilan keputusan.

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan yang


menggambarkan kinerja sebuah usaha berjalan. Laporan keuangan berguna
bagi pihak bank, kreditur, pemilik usaha dan pihak-pihak yang berkepentingan
dalam menganalisis serta mengintepretasikan kinerja keuangan dan kondisi
perusahaan (Ikatan Akuntan Indonesia,2009). Laporan keuangan (financial
statements) merupakan produk akhir dari serangkaian pencatatan data
transaksi usaha.

Pentingnya pembuatan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi


keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas usaha yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan
keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam
memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga dapat menunjukkan apa yang
telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya (SAK ETAP,2009).

Manfaat Pembuatan Pencatatan


Keuangan
Pencatatan keuangan dapat membantu menentukan arah perencanaan
usaha. Hal ini kaitannya terutama dengan pembuatan keputusan ekonomi yang
bersifat keuangan. Manfaat pembuatan laporan keuangan, yaitu:

7
a) Mampu memisahkan antara kegiatan pribadi pemilik usahanya dengan
pencatatan keuangan usaha (yaitu pada Laporan Posisi Keuangan);
b) mampu mendukung upaya keberlanjutan bisnis tersebut;
c) sebagai suatu kegiatan mencatat, menggolongkan, dan
menyajikantransaksi perusahaan menggunakan satuan pengukuran uang;
d) metode yang konsisten dari periode ke periode.

Laporan keuangan, khususnya laporan posisi keuangan, dapat mengidentifikasi


adanya pemisahan aset usaha dengan aset pribadi (pemiliknya). Padahal,
proses pemisahan ini penting, karena informasi yang diperoleh tidak hanya
dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pada internal usaha,
namun juga untuk pihak luar. Misalnya, sebagai acuan untuk pihak bank pada
saat akan memberikan kredit atau dana.

Laporan keuangan berfungsi sebagai alat untuk menganalisis kinerja keuangan


yang dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan, kenerja dan arus
kas, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar membuat keputusan-keputusan
ekonomi

Bagi sebuah usaha,. laporan keuangan adalah salah satu alat untuk mengawasi
dan mengendalikan kas atas usaha tersebut. Namun, masih banyak pemilik
usaha dalam pencatatan keuangannya yang tidak memisahkan aset, utang,
penghasilan, dan pengeluaran perusahaan dengan dana pribadi.

Membukukan Transaksi Keuangan


Informasi pembukuan atau akuntansi dasar mempunyai peranan penting untuk
mencapai keberhasilan usaha bagi pemilik, pengelola, dan pegawai usaha
mikro. Informasi keuangan dapat menjadi dasar yang andal bagi pengambilan
keputusan ekonomis dalam pengelolaan usaha mikro. Kebanyakan pelaku
usaha hanya mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah
barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang/utang. Namun pencatatan
itu hanya sebatas pengingat saja , tidak dilakukan dengan baik agar dapat
terwujud laporan keuangan yang baik. Pencatatan sederhana tersebut dapat
disusun menjadi catatan yang rapih dengan format sederhana yang
mempertimbangkan alokasi tenaga dan waktu yang terbatas.

8
Pencatatan transaksi usaha adalah kegiatan mencatat setiap transaksi yang
berhubungan dengan lalu lintas keuangan aktifitas usaha. Secara standar,
transaksi yang perlu dicatat adalah transaksi yang berhubungan dengan kas,
pembelian (tunai dan kredit), penjualan (tunai dan kredit), piutang dan utang.
Mencatat setiap transaksi yang terjadi sangat penting sebagai bahan untuk
menyusun laporan keuangan. Tanpa adanya catatan transaksi usaha, mustahil
laporan keuangan dapat dibuat.Tentunya setiap transaksi juga harus disertai
bukti transaksi, sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar-benar terjadi.

Jenis-jenis Laporan Keuangan


Laporan Neraca
Laporan neraca ini berisikan nilai aktiva dan pasiva dalam sebuah usaha/
perusahaan/ badan/ Lembaga.pengelola usaha. Dengan kata lain ini memuat
jumlah asli harta kekayaan perusahaan dan hutang yang dimiliki.

Dalam perhitungan Neraca, nilai modal dan harta ditambah utang harus
memiliki jumlah yang sama di akhir periode. Misalnya ada kas Rp 53.000.000;
peralatan Rp 10.000.000, beban gaji Rp 2.000.000 dimasukan dalam komponen
debit dengan jumlah Rp 65.000.000 maka di bagian komponen kredit nilainya
harus sama Rp 65.000.000 dari kas, utang usaha dan pendapatan. Contoh
pembuatan Laporan Neraca dapat dilihat pada Tabel 2

Laporan Laba Rugi


Laporan laba/rugi berisikan selisih dari modal dan pemasukan. Pencatatan ini
akan menggambarkan bagaimana keuntungan atau kerugian yang dihadapi
oleh entitas usaha. Laporan laba/rugi bisa menampilkan semua pemasukan dan
pengeluaran yang dikelompokkan dan dijumlahkan.

Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal sangat bermanfaat untuk melihat bagaimana modal
bisa menyusut. Dalam laporan perubahan modal, yang harus diingat adalah
pencatatan semua modal di awal periode, penarikan dana di tengah periode,
dan laba/rugi di satu periode.

9
Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas dibuat berdasarkan informasi dari buku kas utama. Seluruh
transaksi yang terjadi akan dilaporkan tanpa perhitungan agardapat
mengetahui kondisi keuangan entitas usaha, apakah untung atau merugi.

Laporan arus kas juga membantu pelaku usaha untuk mengetahui berapa
banyak anggaran kas yang terkuras. Apakah anggaran pengeluaran telah
seimbang atau tidak dengan pendapatannya.

Laporan arus kas ini bisa dibagi menjadi 3 kelompok yaitu yang bersumber dari
aktivitas investasi, belanja dan usaha.

10
Panduan Pencatatan
Keuangan Usaha
Tahapan pencatatan keuangan yang akan diberikan tidak baku. Pencatatan
keuangan usaha dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan jenis usaha.
Misalnya, pencatatan stock tidak perlu dilakukan oleh usaha yang bergerak di
bidang jasa saja. Untuk hal ini, yang perlu dilakukan adalah pencatatan
inventaris/ asset. Panduan untuk membuat pencatatan keuangan dan laporan
keuangan adalah sebagai berikut:

1. Pastikan untuk memisahkan Rekening Pribadi dan Rekening Usaha


2. Menyiapkan Dokumen Pendukung seperti bukti penjualan, bukti pembelian,
tagihan/ invoice
3. Mempersiapan Buku Catatan Transaksi Keuangan
Mempersiapkan beberapa buku catatan keuangan adalah penting karena
setiap item perhitungan harus dicatat pada buku yang berbeda. Buku
catatan yang harus dipersiapkan antara lain: Buku Kas, Buku Persediaan
Barang, Buku Pembelian Barang, Buku Penjualan, Buku Pengeluaran, Buku
Piutang, Buku Hutang dan Pencatatan Stock. Jika ingin menyederhanakan
pencatatan keuangan maka yang utama adalah melakukan pencatatan
Kas, pencatatan hutang, pencatatan putang, dan pencatatan stock.
Contoh pencatatan transaksi penjualan dan pembelian dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

Tabel 1. Buku yang dilibatkan saat transaksi pembelian dan penjualan


Transaksi Penjualan
Penjualan Tunai Penjualan Kredit
Buku Penjualan Buku Penjualan
Buku Kas Buku Piutang
Buku Persediaan Barang Buku Persediaan Barang
Transaksi Pembelian
Pembelian Secara Tunai Pembelian Secara Kredit
Buku Pembelian Buku Pembelian
Buku Kas Buku Kas
Buku Persediaan Barang Buku Persediaan Barang

11
4. Menghitung jumlah modal dan utang. Ini diperlukan untuk membuat neraca awal.
Hitung jumlah modal dan utang secara sederhana seperti contoh berikut ini.
• Uang tunai sekarang misalnya Rp 6.000.000
• Persediaan barang Rp30.000.000
• Utang total sejumlah Rp10.000.000
• Modal sebesar Rp26.000.000

5. Membuat Neraca Awal


Setelah perhitungan tersebut, kemudian disusun neraca awal dari data pada
poin 4., seperti berikut.

Tabel 2. Contoh neraca awal

Aktiva Saldo Pasiva Saldo


Kas Rp. 6.000.000 Hutang Rp. 10.000.000
Persediaan Barang Rp. 30.000.000 Modal Rp. 26.000.000
Saldo Keseluruhan Rp. 36.000.000 Saldo Keseluruhan Rp. 36. 000.000

Dari tabel diatas diketahui bahwa kondisi neraca awal berada pada titik
seimbang sebesar Rp 36.000.000.

6. Membuat Catatan Pengeluaran


Seluruh komponen dan item pengeluaran selama usaha berjalan harus
dicatat dalam buku pengeluaran dan kas agar bisa lebih mudah membuat
laporan dan menyeimbangkannya di akhir tahun.

7. Membuat Catatan Pemasukan


Pencatatan pemasukan dilakukan secara rinci berikut dengan hutang yang
sudah dilunasi.

8. Membuat Catatan Stok Barang


Data mengenai stok barang yang dimiliki dalam sebuah usaha juga penting
untuk laporan keuangan. Stok barang ini bisa berupa bahan baku, atau
produk yang berhasil dijual.
Buku stok barang ini harus diperbaharui setiap harinya selama bisnis ini
berjalan. Mencatat stok barang sendiri memiliki fungsi monitor jumlah barang
yang dimiliki suatu perusahaan bisnis tersebut. Pencatatan stok barang
menggunakan pendekan First In First Out (FIFO) yaitu barang yang pertama
kali masuk stok, harus dikeluarkan pertama atau sesegera mungkin. Hal ini
untuk menghindari terjadinya kadaluarsa pada barang-barang yang

12
memiliki umur pakai. Stock barang yang selalu diperbaharui juga membantu
meminimalisir kecurangan karena penghitungan stock barang dilakukan
secara berkala.
Aktivitas penhitungan dan pencatatan stok barang biasanya disebut
dengan stock opname. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan
matriks yang berisikan daftar bahan baku atau produk, jumlah minimal stok
dan tanggal pengecekan stok. Contoh Matriks yang dapat digunakan
sebagai berikut:

Tabel 3. Contoh matriks kartu stock

Nama Periode Oktober 2022


Produk/ Min
No
Bahan Stock 1 2 3 4 5 6 7
Baku
Blend 200 gr
1
Marja
Blend 500
2
Bimala kg
Blend 500
3
Nakama kg
4 Susu Uht 1 krtn
5 Gula Aren 2 lt
6 Snowhip 2 lt

9. Membuat Catatan Inventaris


Catatan inventaris dilakukan pada buku terpisah/ tersendiri. Catatan ini akan
dipakai untuk memeriksa apa saja asset perusahaan yang dimiliki. Buku
catatan inventaris berisi tentang kepemilikan aset yang sudah diurus dan
dibeli pemilik usaha atas nama usaha. Catatan inventaris ini nantinya akan
dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan sederhana pada akhir
periode.

10. Mengisi Buku Kas Utama


Langkah selanjutnya adalah mengisi atau membuat buku kas, buku
penjualan, buku biaya, dan lain-lain seperti yang telah disebutkan pada tujuh
jenis buku pada poin 1. Untuk menyusun tiap-tiap buku laporan, perlu dibuat
kerangka atau tabel seperti berikut ini.

13
Tabel 4. Tabel pengisian Buku Kas

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

Buku Kas Utama berisikan rangkuman semua catatan transaksi keuangan dari
awal tadi sampai akhir. Buku kas utama memuat semua pemasukan dan
pengeluaran perusahaan dalam bentuk uang dan barang.

11. Menghitung Pendapatan


Penghitungan pendapatan dilakukan menggunakan rumus berikut ini.
Harga Pokok = Saldo Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan Akhir
Laba Kotor = Penjualan – Harga pokok pembelian
Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya

Dengan mengetahui prinsip dasar laporan keuangan sederhana tersebut,


setidaknya akan mendapatkan gambaran lebih mudah dan jelas posisi
keuangan usaha.

Contoh Kasus
Misalnya pemilik usaha “Sejahtera Bahagia” yang berkonsentrasi pada usaha
pengolahan pupuk organic dan tanaman hias, pada tanggal 7 Januari 2022,
melakukan transaksi penjualan dengan seorang pelanggan bernama Ibu
Juminten dan berhasil menjual 1 ton pupuk kandang, 1 ton sekam basah, dan
100 botol pupuk cair dengan harga keseluruhan Rp17.000.000. Satu hari
kemudian pemilik usaha membayar tagihan telepon dan rekening listrik sebesar
Rp 450.000. Dengan transaksi tersebut, buku yang akan dipengaruhi, antara lain:
Buku Kas, Buku Penjualan, Buku Persediaan, Buku Biaya Jika ditulis dalam bentuk
laporan, akan tergambar seperti beriku

Tabel 5. Contoh pengisian buku kas

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo


5/1/2022 Saldo Kas Awal 6.000.000 6.000.000
6/1/2022 Penjualan 17.000.000 23.000.000
Tunai

14
Tabel 6. Contoh pengisian buku penjualan
Tanggal Keterangan Jumlah
6/1/2022 Penjualan tunai 17.000.000

Tabel 7. Contoh penulisan buku persediaan

Tanggal Nama Barang Satuan Dibeli Dijual Sisa Barang


6/1/2022 Pupuk Kandang Kg 1500 1000 500
Sekam Basah Kg 1500 1000 500
Pupuk Cair Botol 150 100 50

Setelah satu hari kemudian, pemilik usaha mengeluarkan biaya untuk membayar
tagihan telepon dan rekening listrik sebesar Rp 450.000. Buku yang dipengaruhi
adalah sebagai berikut.

Tabel 8. Contoh penulisan buku kas

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo


5/1/2022 Saldo kas Awal 6.000.000 6.000.000
6/1/2022 Penjualan 17.000.000 23.000.000
Tunai
7/1/2022 Biaya Telpon 200.000 22.8000.000
7/1/2022 Bayar Listrik 250.000 22.550.000

Tabel 9. Contoh penulisan buku pengeluaran

Tanggal Keterangan Jumlah


7/1/2022 Telepon 200.000
7/1/2022 Listrik 250.000

15
LAMPIRAN
Matriks Latihan dan Kerja
Alat bantu
• Kertas plano, spidol, sticky note (warna-warni)
• Perekam suara dan kamera.
• Daftar Pertanyaan Panduan
Waktu : 180 menit
Proses
1. Peserta menyiapkan contoh kasus entitas usaha KPS/KUPS baik berupa komoditas
ataupun jasa yang sudah berjalan dan ambil kurun waktu sample 1 hari untuk berlatih
membuat catatan keuangan sederhana.
2. Peserta membuat tabel/matrik seperti pada Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4
3. Identifikasi komponen berikut:
1) komponen modal dan hutang untuk membuat neraca awal seperti contoh pada
Tabel 2
2) kebutuhan bahan baku dan komoditas yang diusahakan untuk merancang kartu
stock dan pencatatan stock barang seperti contoh pada Tabel 3
3) komponen pengeluaran, pemasukan/penjualan, hutang, piutang dalam kurun 1
hari sample
4. Buat pencatatan keuangan sederhana menggunakan komponen-komponen diatas
yang dituangkan dalam matriks Neraca, Kartu Stok, dan Kas Besar
5. Hitung pendapatan, Laba Kotor dan Bersih menggunakan Tabel 10.
6. Buat neraca keuangan menggunakan contoh Tabel 11.

16
Tabel 10 Formulir Laporan Laba/Rugi Usaha KPS/KUPS

Laporan laba/rugi per 1 Januari 20xx – 30 Desember 20xx


30 Desember 20xx
Deskripsi

Penjualan (total setahun) Rp…………………..


Harga Pokok Produksi (total setahun) Rp…………………..
Laba/Rugi (penjualan – harga pokok) Rp…………………..
Laba/Rugi Kotor Rp…………………..

Biaya Operasi Usaha


Kas Kecil (kas ditangan pada akhir tahun) Rp…………………..
Biaya operasional tenaga kerja (produksi dan pemasaran) Rp…………………..
Biaya tranportasi (pengangkutan dan distribusi) Rp…………………..
Biaya kantor & pemeliharaan Gudang (alat tulis, listrik,
telpon, dll) Rp…………………..
Biaya Administrasi Bank (jika hutang bank) Rp…………………..
Biaya pemeliharaan alat produksi, kendaraan/pajak Rp…………………..
Biaya Gaji+Uang Makan+lembur Rp…………………..
Total Biaya Operasi Usaha Rp…………………..
Laba Operasi=Laba Kotor-Biaya Operasi] Rp…………………..

Biaya lain-lain
Biaya Bunga Pinjaman (dihitung setahun) Rp…………………..
Biaya Depresiasi (Penyusutan Asset/peralatan per tahun) Rp…………………..
Tunjangan Hari Raya (jika ada) Rp…………………..
Total Biaya Lain-lain Rp…………………..
Laba sebelum dipotong pajak Rp…………………..
Pajak Penjualan UKM
(omset penjualan setahun X 1%) Rp…………………..
Laba Bersih
[Laba operasi-biaya lain-pajak] Rp…………………..

17
Tabel 11 Neraca Keuangan Usaha KPS/KUPS
Neraca Tahun 20xxx
Per 1 Januari – 30 Desember 20xx
AKTIVA
Aktiva Lancar (current assets):
1. Kas atau setara kas (jumlah kas diakhir tahun) Rp…………………..
2. Perlengkapan kantor (Harga beli – biaya depresiasi kumulatif) Rp…………………..
3. Piutang Dagang (jumlah piutang konsumen diakhir tahun) Rp…………………..
4. Peralatan produksi (Harga beli – biaya depresiasi kumulatif) Rp…………………..
5. Persediaan barang (stok Produk akhir tahun) Rp…………………..
6. Sewa dibayar dimuka (jika tempat usaha ngontrak) Rp…………………..
Total Aktiva Lancar Rp…………………..
Aktiva Tetap
1. Kendaraan ((Harga beli – biaya depresiasi kumulatif) Rp…………………..
2. Gedung (diluar tanah) (Nilai bangunan–biaya depresiasi kumulatif) Rp…………………..
3. Aset Tanah (Luas?) Rp…………………..
Total Aktiva tetap Rp…………………..
TOTAL AKTIVA Rp…………………..
PASIVA
Hutang Lancar
1. Hutang Dagang (hutang kepada penyedia bahan baku) Rp…………………..
Total Hutang Lancar Rp…………………..
Utang Jangka Panjang
1. Hutang Jangka panjang (hutang di bank) Rp…………………..
2. Hutang Aset (jika aset dibeli kredit) Rp…………………..
Utang Jangka Pendek
6. Hutang Perorangan (jika usaha memiliki hutang perorangan jatuh
tempo dibawah 1 tahun) Rp…………………..
7. Hutang Bank (hutang bank dengan jatuh tempo dibawah satu tahun Rp…………………..
Total Hutang jangka panjang/pendek Rp…………………..
Modal
Modal disetor (modal usaha yang disetorkan) Rp…………………..
Laba/rugi ditahan (laba/rugi yang tidak dibagikan) tahun ini Rp…………………..
Laba/rugi ditahan (laba/rugi yang tidak dibagikan) tahun sebelumnya Rp…………………..
Deviden (laba/rugi yang dibagikan) Tahun ini (jika ada) Rp…………………..
Total Modal Rp…………………..
TOTAL PASIVA Rp…………………..
Nilai Aktiva harus sama dengan nilai Pasiva.

18
Senarai Pustaka
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Per 1 April 2002.
Salemba Empat.
Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
Indonesia. Pertauran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.9 Tahun 2021
tentang Pengelolaan Perhutanan Sosial.
Kimmel, Paul D., Jerry J. Weygandt, and Donald E. Kieso. 2004. Financial
Accounting: Tools for Business Decision Making. 3rd ed. John Wiley & Sons,
Inc.
Krisdiartiwi, Nanik, 2008. Pembukuan Sederhana untuk UKM, Media
Pressindo,Yogyakarta.
Suwardjono. 2002. Akuntansi Pengantar: Proses Penciptaan Data – Pendekatan
Sistem. BPFE Yogyakarta.
Warsono, Sony, Arif Darmawan, dan M. Arsyadi Ridha. 2008. Akuntansi Dasar.
Asgard Chapter Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai