Anda di halaman 1dari 30

TUGAS PAPER MANAJEMEN USAHA KECIL

DOSEN PENGAMPU
BAPAK HALKADRI FITRA, S.E.,M.M.AK
DISUSUN OLEH :
NURFA AUDEA RAHMI (21059204)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur, saya persembahkan paper ini sebagai hasil dedikasi dan kerja keras
dalam mengeksplorasi serta menganalisis strategi manajemen bagi usaha kecil. Upaya ini
diharapkan dapat memberikan wawasan baru dalam menghadapi tantangan dan
memajukan sektor usaha mikro dan kecil. Terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan inspirasi dalam penulisan paper ini.

Semoga paper ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pemahaman dan
pengembangan manajemen usaha kecil.

Padang, 07 Desember 2023

Nurfa Audea Rahmi

2
DAFTAR ISI
KATAR PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB 1..................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................................................4
1.3 Manfaat Penulisan..........................................................................................................5
1.4 Kajian Pustaka...............................................................................................................5
1.5 Metode Penelitian..........................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2. Definisi Usaha Kecil........................................................................................................7
2.1 Pengertian Usaha Kecil..................................................................................................8
2.2 kriteria dan batasan Usaha Kecil...................................................................................9
2.3 peran dan kontribusi Usaha Kecil dalam perekonomian.............................................10
3. Tantangan yang Dihadapi oleh Usaha Kecil.................................................................11
3.1 keterbatasan Sumber Daya...........................................................................................12
3.2 Persaingan yang ketat..................................................................................................14
3.3 Perubahan pasar yang cepat.........................................................................................16
3.4 Regulasi dan peraturan................................................................................................17
4. Perencanaan Bisnis strategis..........................................................................................18
4.1 Analisis swot................................................................................................................21
4.2 Penetapan visi, misi, tujuan usaha...............................................................................22
4.3 Strategi pengembangan usaha......................................................................................23
5. Pengelolaan keuangan dalam Manajemen dalam Usaha Kecil......................................24
5.1 Menuyusun anggaran...................................................................................................25
6. Pemasaran dan pengembangan produk dalam Manajemen dalam Usaha Kecil............26
PENUTUP........................................................................................................................27
Kesimpulan........................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................29

3
BAB I
1.1 Latar Belakang
Usaha kecil memiliki peran krusial dalam perekonomian global, terutama sebagai
sumber pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Meskipun memiliki potensi besar, sektor usaha kecil
seringkali menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan sumber daya, akses
terbatas terhadap pasar, dan kendala manajerial.

Dalam konteks ini, paper ini bertujuan untuk mendalami aspek manajemen dalam
usaha kecil. Pemahaman yang mendalam terhadap strategi manajemen dapat menjadi
kunci keberhasilan dan kelangsungan usaha kecil. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis terperinci terkait praktik manajerial yang efektif, pengelolaan sumber daya,
dan penerapan inovasi dalam konteks usaha kecil.

Melalui paparan latar belakang ini, diharapkan paper ini dapat memberikan kontribusi
signifikan dalam mengembangkan pengetahuan dan wawasan terkait manajemen
usaha kecil, serta memberikan panduan praktis bagi pemangku kepentingan yang
terlibat dalam sektor ini.

1.2 Tujuan Penulisan


Paper ini ditulis dengan beberapa tujuan utama:
1. Menganalisis Tantangan Manajemen Usaha Kecil: Menyelidiki berbagai tantangan
yang dihadapi usaha kecil dalam hal manajemen, seperti keterbatasan sumber daya,
perencanaan strategis, dan pengelolaan risiko.
2. Menyajikan Praktik Manajemen Efektif: Mengidentifikasi dan menganalisis
praktik manajemen yang efektif dalam meningkatkan kinerja dan keberlanjutan usaha
kecil.
3. Memberikan Wawasan Mendalam: Memberikan wawasan mendalam tentang
bagaimana manajemen yang baik dapat meningkatkan daya saing dan pertumbuhan
usaha kecil dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

4
4. Memberikan Rekomendasi Praktis: Menyajikan rekomendasi praktis untuk
pemangku kepentingan, termasuk pemilik usaha kecil, pemerintah, dan lembaga
pendukung, dalam meningkatkan manajemen usaha kecil.
5. Mendorong Diskusi dan Penelitian Lanjutan:Merangsang diskusi dan penelitian
lanjutan terkait manajemen usaha kecil untuk terus mengembangkan pemahaman dan
praktik terbaik di bidang ini.
Melalui capaian tujuan-tujuan tersebut, diharapkan paper ini dapat memberikan
kontribusi positif dalam meningkatkan kapasitas dan keberlanjutan usaha kecil, serta
memperkaya literatur mengenai manajemen dalam konteks bisnis skala kecil.

1.3 Manfaat Penulisan


Penulisan paper mengenai manajemen usaha kecil memiliki sejumlah manfaat yang
signifikan, antara lain:
1.Peningkatan Pemahaman: Memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap
tantangan dan peluang manajemen yang dihadapi oleh usaha kecil.
2. Panduan Praktis: Menyajikan panduan praktis bagi pemilik usaha kecil dalam
mengelola sumber daya, merencanakan strategi, dan mengatasi hambatan manajerial.
3. Kontribusi Terhadap Literatur: Memperkaya literatur akademis dan praktis
mengenai manajemen usaha kecil dengan menyajikan temuan dan analisis baru.
4. Mendorong Perubahan Kebijakan: Menyediakan dasar bagi pengambilan kebijakan
yang lebih efektif dalam mendukung pengembangan usaha kecil dari segi
manajemen.
5. Peningkatan Daya Saing: Memberikan wawasan dan rekomendasi yang dapat
meningkatkan daya saing usaha kecil di pasar yang kompetitif.
6. Inspirasi untuk Inovasi: Merangsang inovasi dalam praktek manajemen usaha
kecil, membantu pengusaha untuk mengembangkan pendekatan baru yang lebih
efisien dan efektif.
7. Pemberdayaan Ekonomi Lokal:Dapat berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi
lokal melalui peningkatan kinerja dan keberlanjutan usaha kecil di tingkat lokal.

5
Melalui manfaat-manfaat tersebut, paper ini diharapkan dapat menjadi sumber
pengetahuan yang berharga bagi berbagai pihak yang terlibat dalam pengembangan
dan dukungan usaha kecil.

1.4 Kajian Pustaka


Dalam penulisan ini, kami melakukan kajian pustaka terhadap berbagai sumber
terpercaya, termasuk buku, jurnal dan artikel yang berkaitan dengan manajemen
usaha kecil. Kamijuga melakukan anaisis kasus dari beberapa usaha kecil yang telah
sukses.

1.5 Metode penulisan


1. Studi literatur : melakukan kajian pustaka terhadap sumber sumber yang relavan
tentang manajemen usaha kecil
2. Analisis kasus : menganlisis kasus kasus usaha kecil yang sukses alam
mengelola bisnis mereka
3. Penyusunan struktur : menyusun struktur paper usaha kecilberdasarkan latar
belakang, tujuan, manfaat, kajian pustaka, metode penelitian, pembahasan,
kesimpulan dan saran.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2. Definisi Dan karakteristik Usaha Kecil


2.1 Pengertian Manajemen Usaha Kecil
Manajemen usaha kecil adalah serangkaian kegiatan dan proses yang dilakukan
oleh pemilik atau manajer usaha kecil untuk merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan
mengendalikan berbagai aspek operasional guna mencapai tujuan bisnisnya. Ini mencakup
pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, pemasaran, produksi, dan berbagai elemen
lainnya dengan tujuan meningkatkan kinerja dan kelangsungan usaha pada skala yang lebih
kecil. Manajemen usaha kecil melibatkan pengambilan keputusan strategis, penyesuaian
terhadap perubahan pasar, dan penerapan praktik-praktik terbaik untuk mendukung
pertumbuhan dan keberlanjutan usaha.
Usaha kecil adalah entitas bisnis dengan skala operasional yang relatif kecil, seringkali
dimiliki dan dijalankan oleh satu atau beberapa orang. Kriteria untuk mengkategorikan suatu
bisnis sebagai usaha kecil dapat bervariasi berdasarkan negara dan sektor industri, tetapi
biasanya mencakup parameter seperti pendapatan, jumlah karyawan, atau nilai aset yang
terbatas. Usaha kecil cenderung memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam pengambilan
keputusan, adaptasi terhadap perubahan pasar, dan interaksi yang lebih dekat dengan
pelanggan. Meskipun ukurannya kecil, usaha kecil memainkan peran penting dalam ekonomi
dengan kontribusi pada penciptaan lapangan kerja, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi lokal.
Usaha kecil juga dapat dipahami sebagai bisnis dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Skala Operasional Terbatas: Usaha kecil biasanya memiliki skala operasional yang lebih
kecil dibandingkan dengan perusahaan besar, baik dalam hal produksi, penjualan, atau jumlah
karyawan.
2. Pemilikan Independen: Sebagian besar usaha kecil dimiliki secara independen oleh satu
atau beberapa individu yang dapat menjadi pemilik tunggal atau mitra. Pemilik seringkali
terlibat langsung dalam kegiatan sehari-hari bisnis.

7
3. Karakteristik Lokal atau Niche: Banyak usaha kecil cenderung fokus pada pasar lokal atau
niche tertentu. Mereka dapat memiliki keunggulan kompetitif dalam memenuhi kebutuhan
pasar yang spesifik.

4. Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Usaha kecil sering kali lebih fleksibel dalam merespons
perubahan pasar dan kebijakan. Mereka dapat membuat keputusan dengan cepat dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang dinamis.

5. Keterlibatan Pemilik dalam Manajemen: Pemilik usaha kecil seringkali terlibat langsung
dalam keputusan manajerial dan operasional. Mereka mungkin melakukan berbagai peran,
termasuk manajer, pengusaha, dan pekerja.

6. Kontribusi pada Ekonomi Lokal: Usaha kecil dapat memiliki dampak yang signifikan pada
ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerja, mendukung komunitas lokal, dan
berperan dalam pengembangan ekonomi daerah.

7. Keterbatasan Sumber Daya:Umumnya, usaha kecil beroperasi dengan sumber daya yang
terbatas, baik dalam hal modal finansial, teknologi, atau kemampuan pemasaran.

8. Inovasi dan Kreativitas: Sebagai akibat dari struktur yang lebih kecil dan kurangnya
birokrasi, usaha kecil seringkali lebih mampu bersifat inovatif dan kreatif dalam pendekatan
mereka terhadap pasar dan produk.
Pengertian usaha kecil dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kriteria yang digunakan
dalam suatu negara atau industri tertentu.
2.1 Kriteria dan batasan usaha kecil
Kriteria dan batasan untuk mengidentifikasi usaha kecil dapat berbeda-beda tergantung pada
negara, sektor industri, atau lembaga yang menetapkannya. Berikut adalah beberapa kriteria
umum yang sering digunakan:

1. Jumlah Karyawan

8
Usaha kecil seringkali memiliki jumlah karyawan yang terbatas. Jumlah ini dapat bervariasi,
misalnya, kurang dari 50 atau 100 karyawan, tergantung pada pedoman di suatu negara.

2. Pendapatan Tahunan atau Omset:


Kriteria berdasarkan pendapatan tahunan atau omset bisnis sering digunakan. Misalnya,
suatu usaha mungkin dianggap kecil jika omsetnya di bawah batas tertentu, seperti satu juta
dolar.
1. Usaha Mikro : ( Aset )Maks. 50 Juta, (Omset) Maks. 300 Juta
2 Usaha Kecil: (Aset )> 50 Juta - 500 Juta, (Omset) > 300 Juta - 2,5 Miliar
3 Usaha Menengah : (Aset) > 500 Juta - 10 Miliar, (Omset) > 2,5 Miliar - 50 Miliar

3. Jumlah Aset
Nilai total aset suatu bisnis dapat menjadi kriteria. Usaha kecil mungkin memiliki aset yang
lebih terbatas dibandingkan dengan perusahaan besar.

4. Skala Operasional
Usaha kecil seringkali dikenali dengan skala operasional yang lebih kecil, dengan produksi
atau layanan yang tidak sebesar perusahaan besar.

6. Kepemilikan Independen:*
- Usaha yang dimiliki secara independen dan tidak terafiliasi secara signifikan dengan
perusahaan besar dapat dianggap sebagai usaha kecil.

7. Keterlibatan Pemilik
Tingkat keterlibatan pemilik dalam operasional bisnis dapat menjadi faktor, dengan usaha
kecil seringkali memiliki keterlibatan pemilik yang lebih besar.

2.3 peran dan kontribusi Usaha Kecil dalam perekonomian


Usaha kecil memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian dengan kontribusinya yang
mencakup berbagai aspek. Berikut adalah beberapa peran dan kontribusi utama usaha kecil
dalam perekonomian:

9
1. Penciptaan Lapangan Kerja
Usaha kecil menciptakan lapangan kerja secara lokal, membantu mengurangi tingkat
pengangguran, dan memberikan kesempatan pekerjaan bagi penduduk setempat.

2. Inovasi dan Kreativitas


Karena sifatnya yang fleksibel, usaha kecil cenderung lebih inovatif dan kreatif dalam
menciptakan produk baru, layanan, dan model bisnis. Inovasi ini dapat memberikan dorongan
pada pertumbuhan ekonomi.

3. Dukungan pada Ekonomi Lokal


Usaha kecil sering berbasis di komunitas lokal dan membeli barang dan jasa dari bisnis
setempat, membantu memperkuat ekonomi lokal dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
regional.

4. Pemberdayaan dan Pelibatan Masyarakat


Usaha kecil memberikan peluang kepemilikan dan pemberdayaan masyarakat setempat.
Pemilik usaha kecil cenderung memiliki keterlibatan langsung dengan komunitas mereka.

5. Adaptabilitas Terhadap Perubahan


Ukuran yang lebih kecil memungkinkan usaha kecil lebih cepat beradaptasi terhadap
perubahan pasar dan perubahan ekonomi. Hal ini dapat meningkatkan ketahanan mereka
terhadap tantangan eksternal.

6. Diversifikasi Ekonomi
Usaha kecil memberikan kontribusi pada diversifikasi ekonomi dengan menciptakan
beragam jenis bisnis di berbagai sektor. Hal ini membantu mengurangi risiko yang terkait
dengan ketergantungan pada satu industri.

7. Pemberdayaan Wirausaha

10
- Usaha kecil membantu membangun budaya wirausaha dengan memberikan kesempatan
kepada individu untuk menciptakan dan mengembangkan bisnis mereka sendiri.

8. Peningkatan Keberlanjutan Ekonomi


Usaha kecil dapat memberikan keberlanjutan ekonomi dengan menciptakan produk dan
layanan lokal, mengurangi kebutuhan akan impor, dan mendukung siklus ekonomi regional.

9. Keterlibatan di Pasar Internasional


- Beberapa usaha kecil berhasil mengembangkan kehadiran di pasar internasional, membuka
peluang untuk ekspansi dan pertumbuhan lebih lanjut.

Melalui peran-peran ini, usaha kecil memainkan peran penting dalam membentuk dinamika
ekonomi dan memberikan kontribusi yang berkelanjutan terhadap pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan.

3.Tantangan yang Dihadapi oleh Usaha Kecil


Usaha kecil dihadapkan pada sejumlah tantangan yang dapat mempengaruhi kinerja dan
keberlanjutan bisnis. Beberapa tantangan utama termasuk:

1. Keterbatasan Sumber Daya Keuangan


Usaha kecil seringkali menghadapi keterbatasan modal dan akses terbatas ke sumber daya
keuangan. Ini dapat membatasi kemampuan mereka untuk mengembangkan, mengikuti tren
pasar, atau mengatasi masalah keuangan mendesak.

2. Persaingan yang Intensif


Lingkungan bisnis yang kompetitif dapat membuat sulit bagi usaha kecil untuk bersaing
dengan perusahaan besar yang memiliki skala ekonomi lebih besar dan sumber daya yang
lebih banyak.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia:

11
Mencari, mempertahankan, dan mengelola sumber daya manusia yang berkualitas dapat
menjadi tantangan. Keterbatasan sumber daya sering membuat sulit bagi usaha kecil untuk
bersaing dalam merekrut tenaga kerja yang berkualitas.

4. Perubahan Peraturan dan Kebijakan


Usaha kecil dapat terpengaruh oleh perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah, termasuk
perubahan pajak, regulasi lingkungan, dan peraturan ketenagakerjaan.

5. Teknologi dan Inovasi


Penerapan teknologi dan berinovasi dapat menjadi tantangan bagi usaha kecil yang mungkin
tidak memiliki sumber daya atau keahlian yang cukup untuk mengadopsi perubahan tersebut.

6. Pemasaran dan Visibilitas


- Meningkatkan pemasaran dan visibilitas dapat menjadi sulit bagi usaha kecil dengan
anggaran iklan yang terbatas. Mereka mungkin kesulitan membangun merek dan mencapai
audiens yang lebih luas.

7. Perencanaan dan Manajemen Waktu


Keterbatasan waktu dan sumber daya dapat membuat perencanaan strategis dan manajemen
waktu menjadi sulit. Usaha kecil perlu memprioritaskan tugas dan fokus pada kegiatan yang
memberikan nilai tambah.

8. Ketergantungan pada Pemilik


- Kesehatan dan kinerja bisnis seringkali sangat tergantung pada pemilik usaha. Jika pemilik
tidak dapat bekerja atau terlibat, usaha kecil dapat mengalami kesulitan. Pemahaman dan
penanganan tantangan-tantangan ini dapat membantu usaha kecil dalam mengembangkan
strategi yang lebih efektif untuk pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.
3.1 keterbatasan Sumber Daya dalam usaha kecil
Keterbatasan sumber daya merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh usaha
kecil. Beberapa keterbatasan sumber daya yang umum dialami oleh usaha kecil meliputi:

12
1. Keterbatasan Modal Finansial
Usaha kecil seringkali memiliki akses terbatas ke modal finansial. Keterbatasan ini dapat
membatasi kemampuan mereka untuk memperluas operasi, menginvestasikan dalam inovasi,
atau mengatasi kebutuhan keuangan mendesak.

2. Sumber Daya Manusia yang Terbatas


Jumlah karyawan dalam usaha kecil biasanya terbatas, yang berarti bahwa setiap anggota
tim mungkin harus mengemban berbagai peran. Keterbatasan sumber daya manusia dapat
menghambat produktivitas dan pertumbuhan.

3. Teknologi yang Terbatas


Usaha kecil mungkin tidak memiliki anggaran yang memadai untuk mengadopsi teknologi
terbaru. Keterbatasan ini dapat mempengaruhi efisiensi operasional dan daya saing di pasar.

4. Akses Terbatas ke Pasar Keuangan


Mendapatkan pinjaman atau pendanaan tambahan dari pasar keuangan dapat menjadi sulit
bagi usaha kecil, terutama jika mereka tidak memiliki sejarah kredit yang kuat atau jaminan
yang memadai.

5. Infrastruktur dan Fasilitas Terbatas


Keterbatasan dalam infrastruktur fisik dan fasilitas dapat mempengaruhi produksi,
distribusi, dan penyediaan layanan. Ini dapat menciptakan hambatan untuk memenuhi
permintaan pasar.

6. Ketergantungan pada Pemilik


- Banyak usaha kecil sangat tergantung pada pemiliknya. Keterbatasan ini menjadi jelas jika
pemilik tidak dapat secara konsisten terlibat atau memerintah usaha tersebut.

7. Pengelolaan Waktu yang Terbatas

13
Pemilik usaha kecil sering kali menghadapi tantangan dalam pengelolaan waktu karena
harus menangani berbagai tugas, mulai dari manajemen operasional hingga pemasaran,
dengan sumber daya yang terbatas.

8. Keterbatasan Akses ke Penelitian dan Inovasi


Usaha kecil mungkin tidak memiliki sumber daya untuk melakukan penelitian dan
pengembangan atau mengikuti tren inovatif dalam industri tertentu.

9. Keterbatasan Pengetahuan Industri


Pemilik usaha kecil mungkin tidak memiliki pengetahuan mendalam tentang industri atau
pasar yang bersaing, yang dapat membatasi kemampuan mereka untuk membuat keputusan
strategis yang tepat.

Pemahaman dan manajemen yang efektif terhadap keterbatasan sumber daya ini dapat
membantu usaha kecil untuk tetap kompetitif dan berkelanjutan dalam lingkungan bisnis yang
dinamis.
3.2 Persaingan yang ketat
Persaingan yang ketat adalah salah satu tantangan utama dalam manajemen usaha kecil.
Beberapa aspek persaingan yang perlu diperhatikan oleh manajer usaha kecil meliputi:

1. Pesatnya Perubahan Pasar


Pasar yang berubah dengan cepat, termasuk tren konsumen dan teknologi, dapat membuat
sulit bagi usaha kecil untuk tetap relevan dan bersaing.

2. Persaingan Harga
Persaingan harga yang intens dapat menjadi kendala, terutama jika usaha kecil sulit bersaing
dalam hal skala dan efisiensi biaya.

3. Keberagaman Pilihan Konsumen


Konsumen modern memiliki banyak pilihan, dan keberagaman ini dapat membuat usaha
kecil harus berjuang untuk memahami dan memenuhi preferensi pelanggan.

14
4. Tantangan Pemasaran dan Branding
Pemasaran dan pembangunan merek menjadi lebih penting dalam persaingan ketat. Usaha
kecil perlu memiliki strategi pemasaran yang efektif untuk membedakan diri mereka dari
pesaing.

5. Akses Terbatas ke Sumber Daya


Keterbatasan sumber daya, baik dalam hal modal, personel, atau teknologi, dapat membatasi
kemampuan usaha kecil untuk bersaing secara efektif.

6. Tantangan Inovasi
Persaingan yang ketat memerlukan kemampuan inovasi untuk mengembangkan produk atau
layanan baru yang dapat memenangkan hati pelanggan.

7. Ketidakpastian Ekonomi
Ketidakpastian ekonomi dapat membuat konsumen lebih berhati-hati dalam pengeluaran
mereka, dan usaha kecil perlu dapat menyesuaikan diri terhadap fluktuasi pasar.

8. Tantangan Penetrasi Pasar


- Memasuki pasar yang sudah dikuasai pesaing dapat menjadi tugas yang sulit bagi usaha
kecil. Pemahaman pasar dan segmentasi yang baik menjadi kunci.

9. Ketergantungan pada Pasar Lokal


Usaha kecil yang terlalu tergantung pada pasar lokal mungkin menghadapi risiko jika terjadi
perubahan kondisi ekonomi atau persaingan yang lebih ketat di wilayah tersebut.

10. Pemantauan dan Respons Cepat


Persaingan yang ketat memerlukan kemampuan untuk terus memantau perubahan pasar dan
meresponsnya dengan cepat. Keterbatasan sumber daya dapat membuat ini menjadi tugas
yang menantang.

15
11. Kemampuan Bersaing dalam Pemasaran Digital
Pemasaran digital menjadi semakin penting, dan usaha kecil perlu bersaing secara efektif
dalam dunia online untuk mencapai audiens yang lebih luas.

3.3 Perubahan pasar yang cepat.


Manajemen yang efektif dalam menghadapi tantangan ini memerlukan strategi yang baik,
pemahaman pasar yang mendalam, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan
lingkungan bisnis.
Perubahan pasar yang cepat dapat menjadi tantangan signifikan bagi manajemen usaha kecil.
Untuk menghadapi dinamika pasar yang berubah dengan cepat, manajemen perlu
mempertimbangkan langkah-langkah strategis berikut:

1. Analisis Pasar yang Terus-Menerus


- Manajemen harus terus melakukan analisis pasar untuk memahami tren, kebutuhan
pelanggan, dan perubahan dalam perilaku konsumen. Informasi yang akurat dan terkini
menjadi kunci dalam mengambil keputusan strategis.

2. Fleksibilitas dalam Strategi Bisnis


Manajemen perlu memiliki strategi bisnis yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan
perubahan pasar. Kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat dapat meningkatkan daya saing
dan kelangsungan usaha.

3. Inovasi Produk dan Layanan


Mendorong inovasi dalam produk dan layanan adalah kunci untuk tetap relevan. Usaha
kecil perlu selalu mencari cara untuk memenuhi atau bahkan melebihi harapan pelanggan
melalui penawaran yang inovatif.

4. Penguatan Pemasaran Digital


Pemasaran digital yang efektif dapat membantu usaha kecil menjangkau pasar yang lebih
luas dan tetap terhubung dengan pelanggan. Manajemen perlu memahami dan memanfaatkan
dengan baik platform digital yang sesuai dengan bisnis mereka.

16
5. Kemitraan dan Aliansi Strategis
Membentuk kemitraan atau aliansi strategis dengan pihak lain dalam industri dapat
memberikan keuntungan kompetitif. Kolaborasi dapat membantu mengatasi keterbatasan
sumber daya dan mempercepat pertumbuhan.

6. Pengelolaan Risiko dengan Bijak


Manajemen perlu memiliki rencana pengelolaan risiko yang baik untuk mengantisipasi dan
merespons perubahan pasar yang mungkin timbul. Ini mencakup penilaian risiko finansial,
operasional, dan strategis.

7. Peningkatan Efisiensi Operasional


- Menjaga efisiensi operasional dan mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat
ditingkatkan adalah langkah penting. Hal ini dapat membantu mengurangi biaya dan
meningkatkan daya saing.

8. Fokus pada Pelayanan Pelanggan


Pelayanan pelanggan yang baik tetap menjadi faktor kunci. Manajemen perlu memahami
kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman yang positif untuk mempertahankan dan
menarik pelanggan baru.

9.Pelatihan dan Pengembangan Karyawan


Karyawan yang terampil dan terlatih dapat menjadi aset berharga. Manajemen perlu
memastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi
perubahan pasar dan mengelola perubahan internal.

10. Monitor dan Respon Cepat


Memantau perubahan pasar secara terus-menerus dan merespons dengan cepat menjadi
penting. Manajemen harus siap mengubah strategi atau taktik operasional jika diperlukan.

17
Dengan mengambil langkah-langkah ini, manajemen usaha kecil dapat meningkatkan
ketangguhan mereka terhadap perubahan pasar yang cepat dan meningkatkan peluang untuk
pertumbuhan yang berkelanjutan.

3.4 Regulasi dan peraturan


Regulasi dan peraturan yang berkaitan dengan manajemen usaha kecil bervariasi di
setiap negara dan bahkan dapat berbeda di dalam satu negara untuk industri yang berbeda.
Namun, ada beberapa aspek umum yang sering diatur oleh pemerintah untuk mendukung dan
mengatur usaha kecil. Beberapa di antaranya meliputi:

1. Registrasi Bisnis
Persyaratan untuk mendaftarkan usaha kecil, yang dapat melibatkan proses
pendaftaran, izin usaha, dan peraturan lainnya yang terkait dengan status hukum perusahaan.

2. Pajak dan Kewajiban Keuangan


Peraturan mengenai pajak, pelaporan keuangan, dan kewajiban keuangan lainnya yang
harus diikuti oleh usaha kecil. Ini termasuk pembayaran pajak penghasilan, PPN (Pajak
Pertambahan Nilai), dan kewajiban lainnya.

3. Peraturan Ketenagakerjaan
Regulasi yang mengatur hubungan antara pengusaha dan karyawan, termasuk
ketentuan gaji, waktu kerja, keamanan kerja, dan hak-hak karyawan lainnya.

4. Perlindungan Konsumen
Aturan yang dirancang untuk melindungi hak konsumen, seperti label produk, garansi,
dan kebijakan pengembalian barang.

5. Perizinan dan Regulasi Lingkungan


Persyaratan perizinan dan regulasi lingkungan yang harus diikuti oleh usaha kecil
untuk memastikan kepatuhan terhadap standar kebersihan dan keberlanjutan.

18
6. Regulasi Kesehatan dan Keselamatan
Aturan yang menetapkan standar kesehatan dan keselamatan yang harus diikuti oleh
usaha kecil untuk melindungi kesejahteraan karyawan dan masyarakat umum.

Manajemen usaha kecil harus memahami dan mematuhi regulasi dan peraturan yang
berlaku dalam konteks operasional mereka. Ini membantu menjaga kepatuhan hukum,
memitigasi risiko, dan membangun dasar yang kuat untuk pertumbuhan bisnis.

4 Perencanaan Bisnis strategis.


Perencanaan strategi adalah suatu proses sistematis dan terencana yang melibatkan
identifikasi tujuan jangka panjang dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Ini
melibatkan langkah-langkah seperti analisis lingkungan internal dan eksternal, penentuan visi
dan misi, serta pengembangan strategi untuk mencapai tujuan bisnis.

Dalam konteks usaha kecil, perencanaan strategi melibatkan langkah-langkah konkret


seperti mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal usaha, peluang dan ancaman di
lingkungan eksternal, dan merumuskan rencana aksi untuk mencapai keberhasilan jangka
panjang. Ini memberikan arah dan fokus bagi manajemen dalam mengambil keputusan,
mengelola sumber daya, dan beradaptasi dengan perubahan pasar. Perencanaan strategi juga
mencakup pemantauan terus-menerus terhadap kinerja usaha, evaluasi efektivitas strategi
yang diimplementasikan, dan koreksi arah bila diperlukan. Keseluruhan, perencanaan strategi
membantu menciptakan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan dan keberlanjutan usaha
kecil di tengah-tengah tantangan pasar yang dinamis.
Perencanaan strategi adalah langkah penting dalam mengelola usaha kecil.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam merencanakan strategi untuk
usaha kecil:
1. Analisis SWOT
Identifikasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan
ancaman (Threats) dari usaha kecil. Ini membantu dalam memahami posisi unik bisnis dan
lingkungan di sekitarnya.

19
2. Tentukan Visi daan misi
Definisikan visi jangka panjang dan misi jangka pendek usaha kecil. Ini membantu
memberikan arah dan tujuan yang jelas.

3. Pemahaman Target Pasar


- Analisis dan identifikasi siapa target pasar usaha kecil. Pemahaman yang baik tentang
kebutuhan dan preferensi pelanggan membantu dalam menyusun strategi pemasaran yang
efektif.

4. Penetapan Tujuan Bisnis


- Tetapkan tujuan bisnis yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatas
waktu (SMART). Ini memberikan landasan untuk mengevaluasi kinerja dan mencapai
pertumbuhan yang diinginkan.

5. Identifikasi Strategi Bisnis


- Tentukan strategi utama untuk mencapai tujuan bisnis. Ini mungkin melibatkan strategi
diferensiasi produk, biaya rendah, ekspansi pasar, atau inovasi produk dan layanan.

6. Pengelolaan Risiko
- Identifikasi potensi risiko dan cara untuk mengelolanya. Ini mencakup risiko operasional,
finansial, hukum, dan risiko lainnya yang mungkin mempengaruhi usaha kecil.

7. Anggaran dan Perencanaan Keuangan


- Buat anggaran dan perencanaan keuangan yang realistis. Ini melibatkan
proyeksi pendapatan, pengeluaran, dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan bisnis.

8. Pemasaran dan Promosi


- Rencanakan strategi pemasaran dan promosi untuk membangun merek, menjangkau
target pasar, dan memperoleh pelanggan. Pemahaman mendalam tentang saluran
pemasaran dan komunikasi efektif diperlukan.

20
9. Sumber Daya Manusia
- Tentukan kebutuhan sumber daya manusia dan strategi manajemen sumber daya manusia
untuk memastikan karyawan terlatih, terampil, dan berkontribusi secara positif.

10. Pemantauan dan Evaluasi


- Tetapkan sistem pemantauan dan evaluasi untuk mengukur kinerja bisnis terhadap
tujuan dan mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dalam strategi.

11. Fleksibilitas dan Respons Cepat


- Rencanakan untuk fleksibilitas agar bisa merespons perubahan pasar dengan cepat.
Usaha kecil perlu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan strategi mereka sexsuai
dengan perubahan yang terjadi.

12. Komitmen terhadap Inovasi


- Dorong budaya inovasi di seluruh organisasi. Usaha kecil yang inovatif lebih mampu
beradaptasi dengan perubahan pasar dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.

Perencanaan strategi yang baik membantu memastikan bahwa usaha kecil memiliki arah
yang jelas, fokus pada prioritas yang benar, dan dapat menghadapi tantangan di pasar dengan
lebih baik.

4.2 Analisis Swot


Analisis SWOT adalah suatu metode yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan
(Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang
dihadapi oleh suatu organisasi, proyek, atau inisiatif. Analisis ini membantu dalam
pemahaman mendalam tentang faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat memengaruhi
kinerja dan strategi.

Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing elemen dalam analisis SWOT:

1. Strengths (Kekuatan)

21
- Kekuatan internal yang membedakan organisasi dari yang lain. Ini bisa mencakup sumber
daya unik, keahlian khusus, reputasi yang baik, atau aset lain yang memberikan keunggulan
kompetitif.

2. Weaknesses (Kelemahan)
- Faktor internal yang dapat merugikan atau menghambat kinerja. Ini mencakup aspek-
aspek seperti kurangnya sumber daya, ketergantungan pada satu sumber, kekurangan dalam
keterampilan atau teknologi, dan sebagainya.

3. Opportunities (Peluang)
- Faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk keuntungan organisasi. Peluang bisa
berupa tren pasar, perubahan regulasi yang menguntungkan, perkembangan teknologi, atau
celah pasar yang belum terpenuhi.

4. Threats (Ancaman)
- Faktor eksternal yang dapat menjadi hambatan atau risiko bagi organisasi. Ancaman bisa
berasal dari persaingan intensif, perubahan tren pasar, risiko ekonomi, atau faktor lingkungan
lainnya.

4.2 Penetapan visi, misi, tujuan usaha


 Visi : Visi adalah gambaran atau citra yang diinginkan tentang masa depan yang ideal,
aspiratif, dan menginspirasi yang ingin dicapai oleh suatu organisasi atau entitas. Ini
mencerminkan tujuan jangka panjang dan arah yang diinginkan. Contoh visi untuk sebuah
usaha kecil bisa menjadi sesuatu seperti:"Menjadi penyedia terkemuka solusi inovatif dalam
industri kami, memberikan nilai tambah yang tak tertandingi bagi pelanggan, dan menjadi
perusahaan yang diakui karena integritas, keberlanjutan, dan keunggulan dalam pelayanan."
 Misi : Misi adalah pernyataan singkat yang menjelaskan tujuan inti, fungsi, dan tujuan
pokok suatu organisasi. Ini merinci alasan eksistensi organisasi dan memberikan pandangan
tentang tugas-tugas khusus yang diemban untuk mencapai visi dan tujuan jangka panjang
contoh misi usaha kecil :” menyediakan produk teknologi yang inovatif dengan membrikan
kualitas terbaik dan juga layanan yangluar biasa.

22
 Tujuan : Tujuan adalah pernyataan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan
berbatas waktu (SMART) yang menentukan hasil yang diinginkan atau pencapaian yang
diharapkan. contoh tujuan usaha kecil :
1) Meningkatkan pangsa pasa sebesar 10% dalam 2 tahun ke depan
2) Meningkatkan kepuasan pelanggan denan 15% dalam setahun

4.3 Strategi pengembangan usaha kecil


Strategi pengembangan usaha kecil adalah pendekatan yang direncanakan dan
diimplementasikan untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan usaha. Tujuan strategi
pengembangan adalah untuk memperluas pangsa pasar, meningkatkan pendapatan, dan
mencapai keberlanjutan jangka panjang. Berikut adalah beberapa strategi pengembangan yang
umum digunakan oleh usaha kecil:

1. Perluasan Produk atau Layanan


- Menambahkan produk atau layanan baru ke portofolio untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan yang lebih luas.

2. Ekspansi Pasar
- Mencari peluang di pasar baru, baik secara geografis maupun demografis, untuk
meningkatkan jumlah pelanggan.

3. Diversifikasi Produk
- Menambahkan variasi atau versi baru dari produk yang sudah ada untuk memenuhi
permintaan yang berbeda.

4. Inovasi Produk atau Layanan


- Terus-menerus melakukan inovasi dalam produk atau layanan untuk tetap bersaing di pasar
yang berubah cepat.

5. Pengembangan Kemitraan

23
- Membangun kemitraan atau kerjasama dengan pihak ketiga untuk saling mendukung dan
memperluas jangkauan.

6. Pemasaran Digital
- Memanfaatkan strategi pemasaran digital untuk meningkatkan visibilitas online dan
menjangkau pelanggan baru.

7. Peningkatan Kualitas Produk atau Layanan


- Fokus pada peningkatan kualitas untuk mempertahankan kepuasan pelanggan dan
membangun reputasi positif.

8. Ekspansi Geografis atau Online


- Mengeksplorasi peluang untuk membuka cabang baru atau memasarkan produk secara
online.

9. Peningkatan Layanan Pelanggan


- Meningkatkan kualitas layanan pelanggan untuk membangun hubungan jangka panjang
dan mendapatkan kesetiaan pelanggan.

10. Pengembangan Pasar Niche


- Memasuki pasar niche dengan fokus pada segmen pasar yang spesifik atau kebutuhan
pelanggan yang khusus.

11. Peningkatan Efisiensi Operasional


- Meninjau dan meningkatkan proses operasional untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan efisiensi.

Pemilihan strategi pengembangan harus sesuai dengan kebutuhan, potensi, dan lingkungan
bisnis usaha kecil. Fleksibilitas dan kemampuan untuk merespons perubahan pasar adalah
kunci keberhasilan implementasi strategi pengembangan.
5. Pengelolaan keuangan dalam Manajemen dalam Usaha Kecil

24
Pengelolaan keuangan dalam manajemen usaha kecil memiliki peran krusial dalam
memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam
pengelolaan keuangan usaha kecil:

1. Perencanaan Anggaran
- Menetapkan anggaran yang jelas untuk memastikan alokasi sumber daya yang efisien dan
mengelola pengeluaran dengan bijak.

2. Pemantauan Kas
- Memantau arus kas harian untuk memahami sejauh mana perusahaan dapat memenuhi
kewajiban keuangan dan memastikan likuiditas yang memadai.

3. Pengelolaan Utang
- Mengelola kewajiban utang dengan bijak, termasuk pembayaran tepat waktu dan
bernegosiasi dengan pemberi pinjaman jika diperlukan.

4. Pemilihan dan Pemantauan Sumber Pendapatan


- Mengidentifikasi dan mengoptimalkan berbagai sumber pendapatan, serta memantau
kinerja setiap sumber pendapatan.

5. Pengelolaan Inventaris
- Mengoptimalkan persediaan untuk menghindari pemborosan atau kekurangan persediaan
yang dapat mempengaruhi penjualan dan keuangan.

6. Pengelolaan Investasi
- Memutuskan investasi yang cerdas dan mengelola portofolio investasi agar sesuai dengan
tujuan keuangan jangka panjang.

7. Pemantauan Laba Rugi


- Melacak laba rugi secara berkala untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan
mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.

25
8. Pengelolaan Pajak
- Memahami kewajiban pajak, mengelola pelaporan pajak, dan mencari peluang
penghematan pajak yang sah.

9. Pengelolaan Kredit Pelanggan


- Menetapkan kebijakan kredit yang tepat dan memantau pembayaran pelanggan untuk
mengelola risiko kredit.

5.1 penyusunan anggaran usaha kecil


Penyusunan anggaran untuk usaha kecil adalah langkah penting dalam perencanaan keuangan.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu dalam menyusun anggaran usaha
kecil:

1. Identifikasi Pendapatan
- Tinjau dan identifikasi semua sumber pendapatan potensial, termasuk penjualan produk
atau layanan, investasi, dan sumber pendapatan lainnya.
2. Perkirakan Biaya Tetap
- Tentukan biaya tetap bulanan, seperti sewa, gaji karyawan, biaya utilitas, dan asuransi.
3. Perkirakan Biaya Variabel
- Hitung biaya variabel yang terkait langsung dengan produksi atau penjualan, seperti bahan
baku, biaya produksi, dan biaya pemasaran.
4. Pertimbangkan Biaya Operasional
- Sertakan biaya operasional seperti biaya perjalanan, pelatihan karyawan, dan biaya
administratif.
5. Hitung Biaya Pajak
- Hitung kewajiban pajak yang mungkin termasuk pajak pendapatan, PPN, atau pajak
lainnya yang berlaku di wilayah bisnis.
6. Tentukan Dana Darurat
- Sisihkan sejumlah dana sebagai cadangan darurat untuk menghadapi keadaan darurat atau
ketidakpastian.

26
7. Hitung Pengeluaran Diskresioner
- Tinjau pengeluaran yang bersifat diskresioner, seperti promosi, acara, atau proyek khusus.
8. Perhitungan Depresiasi
- Jika ada aset berharga, pertimbangkan depresiasi dan sertakan biaya ini dalam anggaran.

6. Pemasaran dan pengembangan produk dalam Manajemen dalam Usaha Kecil


pemasaran dan pengembangan produk dalam manajemen usaha kecil adalah dua elemen kunci
untuk mencapai keberhasilan dan pertumbuhan. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat
diterapkan dalam pemasaran dan pengembangan produk pada tingkat manajemen usaha kecil:
 Pemahaman pasar dan pelanggan : lakukan riset pasar untuk memahami kebutuhan dan
perilaku pelanggan potensial
 Penentuan porposi nilai : tentukan porposi nilai yang membedakan produk anda dari pesaing
 Pengembangan produk : terus mengembangkan produk agar tetap relavan dankompetitif.
 Strategi harga : tentukan Strategi harga sesuai dengan pasar dan persaingan
 Promosi dan pemasaran : gunakan berbagai saluran Promosi dan pemasaran untuk
memperluas jangkauan
 Penjualan : tentukan strategi penjualan yang efektif
 Layanan pelanggan : berikan pelayanan yang unggul
 Evaluasi, penyesuaian : lakukkan evauasi secara berkala terhadap strategi
 Beradaptasi dengan perubahan : selalu siap dengan perubahan tren yang terjdi.
Pemasaran dan pengembangan produk yaitu proses yang berkelanjutan, saling terlibat dengan
pelangan, oantau pasar dan erinovas dengan pertumbuhan.

27
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran
Dalam paper manajemen usaha kecil, telah dibahas berbagai aspek yang melibatkan
latar belakang, tujuan, manfaat, kajian pustaka, metode penulisan, contoh, dan elemen-elemen
esensial terkait manajemen usaha kecil. Manajemen usaha kecil memiliki peran krusial dalam
mencapai keberlanjutan, pertumbuhan, dan daya saing di pasar yang berubah cepat, Dalam
kajian pustaka, berbagai sumber penelitian memberikan pandangan yang kaya tentang tantangan,
peluang, dan praktik terbaik dalam manajemen usaha kecil, dalam menentukan strategi harga
yang tepat, promosi dan pemasaran yang efektif juga berperan penting dalam pemasaran usaha
kecil.
Evaluasi dan penyesuaian terhadap strategi bisnis, beradaptasi dengan perubahan pasar
dan tren industri sehingga memberikan layanan pelanggan yang unggul adalah langkah penting
dalam pengembangan bisnis. Selain itu fleksibilitas, adapsibilitas dan inovasi juga diperlukn
untuk mencapai kesuksesan dalam manajemen usaha kecil.
Saya menyarankan agar pemilik usaha kecil terus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam menjalani usaha melalui pelatihan dan pendidikan yang relavan, serta
meningkatkan inovasi terhadap produk yang dijual.

28
DAFTAR PUSTAKA
https://usd.ac.id/biro/personalia/daftar.php?id=fasilitas&noid=26&offset=10#:~:text=Mana
jemen%20sumber%20daya%20manusia%20adalah,mencapai%20tujuan%20yang%20tel
ah%20ditentukan.

https://runsystem.id/id/blog/manajemen-sumber-daya-
manusia/#:~:text=Manajemen%20sumber%20daya%20manusia%20adalah,pekerjaan%2
0yang%20dilakukan%20oleh%20karyawan.

https://www.gramedia.com/literasi/manajemen-sdm/

https://pascasarjana.umsu.ac.id/pengertian-manajemen-pemasaran-tujuan-beserta-
contohnya/

https://ojk.go.id/id/kanal/iknb/pages/lembaga-keuangan-micro.aspx

https://sahabat.pegadaian.co.id/artikel/wirausaha/5-langkah-wajib-dalam-
mengembangkan-usaha-kecil-dan-menengah

https://linebank.co.id/blog/general/strategi-pengembangan-usaha/

https://www.jurnal.id/id/blog/tips-terapkan-manajemen-usaha-untuk-bisnis-kecil/

https://repository.penerbiteureka.com/publications/557913/manajemen-usaha-mikro-kecil-
dan-menengah-umkm
https://asana.com/id/resources/swot-
analysis#:~:text=Analisis%20SWOT%20adalah%20teknik%20yang,sebenarnya%20analis
is%20ini%20cukup%20sederhana.

29
30

Anda mungkin juga menyukai