Anda di halaman 1dari 3

Dari hasil penelitian tersebut minat membaca mahasiswa FIP UNY termasuk rendah.

Rendahnya
minat baca tersebut terpengaruh oleh beberapa faktor. Dalam persentase faktor yang ditunjukan itu
sebanyak 79.20% mahasiswa FIP UNY kadang-kadang memiliki keinginan untuk membaca. Kondisi
tersebut nyatanya tidak hanya terjadi kepada mahasiswa FIP UNY. Namun, termasuk sebagai masalah
nasional yang harus dihadapi. Minat membaca mahasiswa saat ini semakin perlu ditingatkan. Dengan
membaca ini maka akan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berbagai hal. Dalam (Igwe,
2016) mengemukakan bahwa “reading is one of the fundamental building blocks of learning.”
Pemikiran tersebut dapat diartikan bahwa membaca merupakan bangunan paling dasar dari sebuah
proses ppembelajaran. Sehingga roses pembelajaran mahasiswa dapat berjalan lancar apabila
kebiasaan membaca tertanam dalam diri mahasiswa yang belajar.

Menurut Setiawati (2022), dalam pembelajaran membaca, ada dua jenis membaca, yaitu program
membaca intensif dan program membaca ekstensif. Program membaca intensif berisi rencana
peningkatan kemampuan membaca yang dilakukan secara sistematis dan bertahap setiap aspek
kemampuan membaca seperti di atas. Selain itu, dalam program membaca intensif juga dilatihkan
membaca untuk memahami isi bacaan secara mendalam. Kegiatan membaca juga membawa
manfaat bagi kehidupan, sebab kebiasaan membaca yang baik akan mempersiapkan seseorang untuk
menjadi anggota masyarakat yang baik pula.

Tidak hanya itu, sejalan dengan pemilikiran Olasehinde dkk., (2015) juga meyakini bahwa
kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan dapat dilihat dari kegiatan membaca yang
dilakukannya. Kemudian, manfaat lain dari kegiatan membaca dapat berguna untuk meningkatkan
pertumbuhan intelektual dan emosional seseorang (Shafi & Loan, 2010). Sehingga, membaca
berperan untuk pengembangan intelektual dan emosional seseorang secara menyeluruh. Hasilnya
seseorang itu dapat mengembangkan dan merealisasikan diri.

Seperti pada penelitian tersebut, mahasiswa FIP UNY mempunyai beberapa faktor yang menghambat
mahasiswa dalam membaca, yang paling besar adalah berasal dari dalam diri mahasiswa yang
ditunjukan dengan kebiasaan atau kegemaran membaca yang sangat rendah. Sementara faktor yang
dari luar (eksternal) adalah jenis bahan bacaan, mahasiswa kurang berminat membaca buku-buku
yang mata kuliah/ teks ilmiah, layout buku yang kurang menarik, teks ilmiah kaku dan membosankan,
serta lingkungan yang kurang kondusif. Pendapat tersebut juga sejalan dengan pemikiran Prasetyono
(2008) menyatakan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi budaya membaca ialah kebiasaan,
motivasi, keinginan membaca, lingkungan sekolah, masyarakat, keberadaan perpustakaan,
ketersediaan bahan bacaan, peran guru, dan perkembangan teknologi. Semua faktor di atas saling
berkaitan untuk membentuk budaya membaca seseorang. Seseorang yang mempunyai motivasi yang
tinggi pasti secara perlahan akan mempunyai keinginan untuk membaca.

Untuk menghadapi mahasiswa yang kehilangan minat membaca dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Penelitian lain yang dilakukan oleh (Hidayat, 2017) mengungkapkan bahwa adanya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memiliki pengaruh kuat terhadap minat baca
seseorang, yang dapat diartikan semakin maju teknologi maka minat baca siswa juga akan semakin
rendah. Saat ini sudah banyak media internet mampu untuk meningkatkan minat baca mahasiswa.
Media ini menyediakan aplikasi membaca buku di Gadget.

Selain itu, untuk solusi mengatasi minimnya minat baca dapat menggunakan buku elektronik. Hal ini
sesuai dengan pandangan (Saleh, 2006) yaitu buku elektronik yang dapat menghemat ruangan,
multiple akses, tidak dibatasi ruang dan waktu, dapat berbentuk multimedia, serta biaya lebih
murah. Buku elektronik yang tersedia di Gadget bukan hanya dalam bentuk tulisan saja, tetapi
terdapat juga buku elektronik yang berbentuk gambar ataupun komik.

DAFTAR PUSTAKA

Chukwunonso Obi, B., Chinwuba Okoye, T., Okpashi, V. E., Nonye Igwe, C., & Olisah Alumanah, E.
(2016). Comparative study of the antioxidant effects of metformin, glibenclamide, and repaglinide in
alloxan-induced diabetic rats. Journal of diabetes research, 2016.

Hidayat, R. (2017). Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Minat
Baca Peserta Didik Kelas XI di Perpustakaan SMA Teladan Way Jepara Tahun Pelajaran 2016/2017.
Digital Repository UNILA. http://digilib.unila.ac.id/26539/16/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf.

Kamalova, L. A., & Koletvinova, N. D. (2016). The problem of reading and reading culture
improvement of students-bachelors of elementary education in modern high institution.
International Journal of Environmental and Science Education, 11(4), 473–484.
https://doi.org/10.12973/ijese.2016.318a

Pradita, A. A. (2022). Budaya Membaca Di Kalangan Mahasiswa Pgsd (Sebuah Studi Kasus Di
Kabupaten Sumedang). Jurnal Cakrawala Pendas, 8(2),
341–351.https://doi.org/10.31949/jcp.v8i2.1976

Prasetyono, D.S. (2008). Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada Anak Sejak Dini. Yogyakarta:
Think Yogyakarta.
Saepudin, E. (2015). Tingkat Budaya Membaca Masyarakat. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan,
3(2), 271–282. Retrieved from http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/477108

Saleh, A. R. (2006). Peranan Teknologi Informasi dalam Meningkatkan Kegemaran Membaca dan
Menulis Masyarakat. Jurnal Pustakawan Indonesia, 6, 46–49.
https://www.slideshare.net/rskyra/peranan-teknologi-informasi-dalam-meningkatkankegunaan-
dikonversi

Setiawati, Lis. (2022). Bahasa Indonesia. Universitas Terbuka.

Shafi, S. M., & Loan, F. A. (2010). Reading Habits among college students across Genders. Trends in
Information Management, 6(2), 92–103.

Anda mungkin juga menyukai