Zaman prasejarah adalah zaman ketika manusia belum meninggalkan bukti tertulis.
Berbeda dengan zaman sejarah, zaman ini adalah zaman ketika manusia telah mengenal
tulisan. Sebenarnya, kedua zaman ini dapat ditemukan dengan cara yang berbeda yaitu, (1)
pada zaman sejarah meninggalkan bukti-bukti kehidupan seperti: prasasti, kitab, kebudayaan,
dan lain sebagainya; (2) sedangkan, zaman prasejarah tidak meninggalkan benda-benda
tertulis yang memudahkan para ahli sejarah mengetahui kehidupan zaman itu. Maka untuk
mengetahuinya, para ahli sejarah melakukan penelitian dengan cara:
1. melakukan ekskavasi untuk menemukan peninggalan budaya yang tertanam didalam
tanah
2. mempelajari kehidupan suku-suku terasing pada saat ini yang masih hidup seperti
zaman nenek moyang manusia.
Setelah melakukan kedua hal tersebut, para ahli dapat menyimpulkan bahwa zaman
prasejarah secara garis besar terbagi atas zaman batu dan zaman logam. Hal ini dikarenakan
telah ditemukannya karya-karya seni rupa yang umumnya terbuat dari batu dan logam. Pada
zaman batu karya seni rupa tersebut, khususnya seni lukis, digunakan sebagai media upacara
yang bersifat simbolis.
Seni lukis sendiri sebenarnya telah dikenal sejak zaman batu. Zaman batu dibagi menjadi
empat zaman, yaitu (1) zaman Paleolithikum (batu tua), (2) zaman mesolithikum (batu
tengah), (3) zaman neolithikum (batu muda), (4) zaman megalithikum (batu besar).
Pada zaman mesolithikum telah ditemukan lukisan cap jari dan lukisan yang
menggambarkan perburuan binatang yang ditempatkan pada dinding gua. Ini merupakan
karya lukis tertua. Lukisan ini dikerjakan dengan cara menoreh dinding goa dengan
penggambaran binatang yang realistik dengan dibubuhi warna merah, putih, hitam, dan
coklat. Warna ini dibuat dari bahan pewarna alami. Pewarna ini didapat dari tumbuhan, batu
mineral (hematit atau mineral merah), dan lain sebagainya. Berikut merupakan contoh seni
lukis di Goa Leang-Leang, Sumatra Selatan.