Anggota:
SMA N 1 BANTUL
Seni rupa primitif adalah seni rupa yang bersifat sederhana dan jauh dari
teknik-teknik lukis modern. Seni rupa ini memiliki sifat sahaja, spontan, serta tidak
terikat dengan profesionalisme teknik baik dalam proses penggarapan teknik maupun
dalam perwanaannya. Seni rupa primitif ini juga tidak mengenal latihan untuk
pembuatannya.
Seni rupa pada zaman praaksara masih sangat sederhana dan terkesan
monoton karena tidak adanya warna dan umumnya ditemukan dalam bentuk artefak
atau lukisan di dinding gua atau bebatuan besar. Ditemukannya lukisan di dinding-
dinding gua menjadi salah satu bukti bahwa pada zaman praaksara, manusia juga
sudah mengenal seni rupa. Dilihat berdasarkan bukti artefak yang dikumpulkan,
zaman praaksara kemudian dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu zaman
palaeolithikum, zaman mesolithikum, zaman neolithikum, dan zaman megalithikum.
Keempat zaman tersebut merupakan zaman batu yang perkembangan seni rupanya
dapat diamati.
Seni rupa peninggalan Palaeolithikum diyakini sebagai peninggalan zaman seni rupa
tertua. Peninggalan seni rupa pada zaman ini berupa beberapa alat yang terbuat dari
batu seperti kapak genggam, batu berwarna-warni yang disebut chalcedon, dan
peralatan dari tulang atau tanduk rusa. Objek lukisan pada zaman ini umumnya berupa
telapak tangan, tubuh manusia, dan binatang. Dalam membuat lukisan, manusia
zaman ini memanfaatkan dinding-dinding gua atau bebatuan serta cipratan warna
merah tanah yang dicampur dengan lemak babi.
#2 Seni Rupa Zaman Mesolithikum
Pada zaman batu tengah, peninggalannya berupa peralatan dari batu yang sudah lebih
halus dibanding zaman batu tua. Peninggalan seni rupa pada zaman Mesolithikum
umumnya berupa benda benda yang terbuat dari tulang, kerang, tanduk, serta lukisan
pada dinding gua dan bebatuan.
Pada zaman Neolithikum atau zaman batu baru, manusia sudah menetap dan sudah
tahu cara bercocok tanam. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya berbagai karya
seni rupa dalam bentuk peralatan seperti kapak lonjong, kapak persegi, tembikar,
perhiasan berupa kalung, gelang, dan cincin yang terbuat dari batu warna.
#4 Seni Rupa Megalithikum
Pada zaman batu besar atau Megalithikum, manusia sudah mulai menghasilkan karya
seni rupa dalam ukuran yang lebih besar dengan memanfaatkan bebatuan besar yang
ada di sekitar mereka. Karya tersebut dalam bentuk monumental seperti menhir, tugu
peringatan, temat duduk batu, altar, banguna berundak, sarkofagus, pahatan batu
berbentuk manusia atau binatang, dan sebagainya.
Gaya primitif merupakan salah satu gaya yang digunakan dalam seni rupa.
Adapun seni rupa gaya primitif ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Terciptanya keindahan bukanlah tujuan gaya ini dimana seni diciptakan guna
memenuhi kebutuhan hidup juga kebutuhan ritual atau kepercayaan.
b) Memiliki fungsi dalam upacara ritual dan kepercayaan.
c) Karya yang diciptakan lugas juga sederhana.
d) Terkesan misterius atau terkait dengan ilmu gaib.
e) Bentuk kurang sempurna, cenderung dilebih-lebihkan.
f) Tercipta dengan ekspresif atau penuh emosional dan sesuai dengan ungkapan
perasaan.
D. RAGAM JENIS SENI RUPA PRIMITIF
Seni rupa dapat dikatakan sebagai bagian budaya yang tua. Dalam batas-batas
tertentu, seni rupa telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Karya-karya yang
dimaksud ditemukan dalam bentuk gerabah yang diberi ornament hias tertentu,
patung-patung leluhur masyarakat praaksara, serta catatan-catatan (dalam bentuk
gambar) yang digoreskan pada dinding-dinding goa.
Pada akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, ditemukan pada beberapa
tempat hasil seni yang dianggap orang paling tua hingga saat ini. Penemuan tersebut
merupakan lukisan-lukisan pada dinding gua-gua yang terdapat di Perancis Selatan
dan Spanyol Utara seperti di Combaralles, Font de Gaume, Altamira, dan Alpera.
https://images.app.goo.gl/jARkoBTntjymBhZJ7
https://images.app.goo.gl/p2nBKQr7BuDc94KCA
https://ilmuseni.com/dasar-seni/seni-lukis-aliran-primitivisme
http://agungramadhn.blogspot.com/