Anda di halaman 1dari 19

Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Fase E Kelas X

Dhinta Verdiana Marshativa


Masa Paleolitik, Mesolitik,
Neolitik dan Megalitikum
Identitas sekolah : Target Peserta Didik :
SMAN 1 Singgahan Kelas X Fase E

Alokasi Waktu : Model Pembelajaran :


Pembelajaran Tatap
1 Pertemuan x 2 JP (45')
Muka (PBL)

Capaian Pembelajaran :
Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar asal usul nenek moyang dan jalur
rempah; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam asal usul nenek moyang
dan jalur rempah; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur
rempah dalam ruang lingkup lokal, nasional, serta global; menganalisis serta
mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam dimensi masa lalu,
masa kini, serta masa depan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek
moyang dan jalur rempah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur
rempah secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis.

PROFIL PELAJAR PANCASILA


1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
2. Berkebinekaan Global
3. Bergotong Royong
4. Mandiri
5. Bernalar Kritis
6. Kreatif
Model Pembelajaran
Pembelajaran Tatap Muka (PBL)

Kompetensi Awal

1. Mendeskripsikan penciptaan alam semesta


2. Memahami berbagai manusia dan budaya pada masa Praaksara di
Indonesia
3. Menjelaskan kehidupan masa praaksara di Indonesia
4. Menganalisis kebudayaan masa Praaksara yang masih ada sampai
sekarang di lingkungan terdekat

Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan periodisasi masa pra aksara berdasarkan aspek, arkeoligis


danaspek perkembangan kehidupan masyarakat;
2. Menganalisis perkembangan yang terjadi pada masyarakat Indonesia
pada masa pra aksara dalam teknik pembuatan alat kehidupan,
berdasarkan benda-benda peninggalan yang ditemukan;
3. Mengklasifikasikan perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara di
Indonesia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan dengan
masa bercocok tanam, berdasarkan aspek sosial, ekonomi dan budaya;
4. Membuat tabel hasil analisis hubungan antara perkembangan
masyarakat Indonesia masa pra aksara berdasarkan aspek sosial,
ekonomi, budaya;
5. Menyajikan hasil analisis hubungan antara perkembangan masyarakat
Indonesia masa pra aksara berdasarkan aspek sosial, ekonomi, budaya.
Pengayaan, Remidial, dan Assesment

Pengayaan

Peserta didik memahami perkembangan kehidupan masyarakat pra aksara


di Indonesia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan dengan masa
bercocok tanam, berdasarkan aspek sosial, ekonomi dan budaya melalui
tabel analisis kehidupan masa praaksara masih berlanjut sampai masa kini.

Remidial

Peserta didik mengerjakan soal tentang perkembangan kehidupan


masyarakat pra aksara di Indonesia pada masa berburu dan mengumpulkan
makanan dengan masa bercocok tanam, berdasarkan aspek sosial, ekonomi
dan budaya

Asesmen Formatif Asesmen Sumatif


Mind Mapping mengenai Lembar kerja analisis
kehidupan masa Praaksara tentang perkembangan
di Indonesia kemampuan masyarakat
Indonesia dalam membuat
alat kehidupan pada zaman
batu!
INDIKATOR

Mendeskripsikan periodisasi masa pra aksara


berdasarkan aspek, arkeoligis dan aspek
perkembangan kehidupan masyarakat
Melalui media mind mapping menyeselesaikan
permasalahan tentang kehidupan masa
praaksara
Menyajikan hasil analisis hubungan antara
perkembangan masyarakat Indonesia masa pra
aksara berdasarkan aspek sosial, ekonomi,
budaya
Peserta Didik yang memiliki sikap interaksi,
tolerasi tinggi dan optimalisasi lingkungan
perlu di sesuaikan dengan kebutuhan manusia
agar tidak terjadi dampak negatifnya.Selain
itu, peserta didik juga akan semakin kreatif
dalam menyajikan hasil pemikirannya dalam
bentuk karya kreatifnya.
PEMAHAMAN MAKNA

Menjadi Peserta Didik yang selalu menjaga dan melestarikan


lingkungan dan karakteriistiknya, sehingga lingkungan hidup
manusia menyesuaikan dengan lingkungannya. Selain itu, Peserta
Didik yang memiliki sikap interaksi, tolerasi tinggi dan optimalisasi
lingkungan perlu di sesuaikan dengan kebutuhan manusia agar
tidak terjadi dampak negatifnya.Selain itu, peserta didik juga
akan semakin kreatif dalam menyajikan hasil pemikirannya dalam
bentuk karya kreatifnya.

PERTANYAAN PEMANTIK

Jelaskan pengertian dan ciri dari food gethering dan food


producing?

MEDIA AJAR

Bahan ajar materi dengan link


https://drive.google.com/file/d/1ufXD9SfhI8Glhr0xBW82lsWFD5avja9A/view?
usp=share_link
Slide foto manusia dan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum, mesolitikum, neolitikum
Lembar Kerja

PERSIAPAN PEMBELAJARAN

1. Guru menyapa peserta didik, mengabsen dan memberikan


motivasi singkat
2. Guru mempersilahkan peserta didik memulai pembelajaran
dengan berdoa sesuai dengan agama yang dianutnya
3. Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk menghantarkan
peserta didik pada materi dan diskusi
KEgiatan
Pembelajaran
Kegiatan Awal :
Guru menyampaikan appersepsi;
Memberi salam
Menanyakan kehadiran siswa
Menanyakan materi sebelumnya
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru mengenalkan model pembelajaran PBL
Guru memberikan pertanyaan pemantik
Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi pembelajaran
Guru menyampaikan masalah yang akan dipecahkan secara kelompok
melalui lembar kegiatan yang sudah di sediakan
Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok kerja. Masing-masing kelompok
membahas tentang ;
1. bagaimana pola hunian masyarakat praaksara ?
2. bagaimana keterkaitan antara pola hunian dengan mata pencaharian
manusia praaksara ?.
3. Sebutkan faktor yang menyebabkan pola hunian manusia mengalami
perkembangan !
4. Bagaimana keterkaitan sistem kepercayaan manusia praaksara dengan
corak kehidupannya.
5. Sebutkan perwujudan kepercayaan manusia praaksara yang masih
bertahan hingga dewasa ini.
Kelompok mengamati dan memahami masalah yang disampaikan guru
Guru memastikan setiap anggota memahami tugas masing-masing.
KEgiatan
Pembelajaran
Kegiatan Inti
Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk mencari
data/bahan-bahan/alat yang diperlukan untuk menyelesaikan
masalah.
Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru memantau keterlibatan peserta didik dalam pengumpulan
data/ bahan selama proses penyelidikan.
Peserta didik melakukan penyelidikan (mencari
data/referensi/sumber) untuk bahan diskusi kelompok.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru memantau diskusi dan membimbing pembuatan laporan
sehingga karya setiap kelompok siap untuk dipresentasikan.
Kelompok melakukan diskusi untuk menghasilkan solusi
pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan/disajikan dalam
bentuk karya.
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Guru membimbing presentasi dan mendorong kelompok
memberikan penghargaan serta masukan kepada kelompok lain.
Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi.
Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain
memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan merefleksi
lembar analisis yang sudah disediakan dan membuat kesimpulan
sesuai dengan masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
KEgiatan
Pembelajaran
Penutup
Peserta didik diminta untuk menyimpulkan hasil diskusi.
Guru menanyakan apakah siswa sudah memahami materi yang
telah didiskusikan.
Guru memberi pertanyaan lisan secara acak untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran dan mendapatkan umpan
balik.
Memberi tugas menganalisis lembar kerja analisis yang sudah
disesuaikan

ASESMEN
Menuangkan masalah yang sudah diselesaikan dalam brntuk mind
mapping serta lembar kerja mengenai hasil analisis mengenai masa
kehidupan praaksara di Indonesia

REFLEKSI
Melalui pembelajaran PBL dengan media mind mapping Guru
mengajak peserta didik menganalisis hubungan antara perkembangan
masyarakat Indonesia masa pra aksara berdasarkan aspek sosial,
ekonomi, budaya dan merefleksi manfaat yang didapatkan bila
mempelajari mengenai masa Praaksara di Indonesia seperti
melestarikan kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia, dalam
hal ini alokasi waktu juga harus diperhatikan.
nama:
LEMBAR KERJA
Jelaskan perkembangan ciri-ciri kehidupan masa pra aksara pada setiap tahap
perkembangan kehidupan masyarakatnya berdasarkan mata pencaharian,
kehidupan sosial dan hasil kebudayaannya, dengan melengkapi tabel di bawah ini

Mata Kehidupan Hasil


Masa Pencaharian Sosial Budaya

Masa berburu dan mengumpulkan


makanan tingkat sederhana

Masa berburu dan mengumpulkan


makanan tingkat lanjut

Masa bercocok tanam

Masa Perundagian
Lembar kegiatan pbl
Kelompok 1

Bagaimana pola hunian masyarakat praaksara ?

Kelompok 2

Bagaimana keterkaitan antara pola hunian dengan mata pencaharian manusia praaksara ?

Kelompok 3

Apa saja yang bisa kita ambil manfaat dari kehidupan masa Praaksara dalam kehidupan masa kini?

kelompok 4

Bagaimana muncul sistem kepercayaan manusia praaksara di zaman Mesolitikum? Berikan


buktinya!

kelompok 5

Sebutkan perwujudan kebudayaan manusia praaksara yang masih bertahan hingga dewasa ini!
CONTOH MIND MAPPING
POLA HUNIAN MASYARAKAT PRAAKSARA
Manusia purba mampu Pola hunian manusia purba
menciptakan pola hunian memperlihatkan dua karakter khas, yakni
untuk memenuhi kebutuhan kedekatan dengan sumber air dan
dan bertahan dari keganasan kehidupan di alam terbuka. Pada awalnya,
kondisi alam. Pola hunian masyarakat praaksara hidup secara
manusia purba pada masa berpindah-pindah atau nomaden,
prasejarah sangat tergantung kemudian menjadi semi nomaden, dan
pada kondisi lingkungan dan akhirnya menetap di suatu tempat.
penguasaan teknologi.
Dalam jurnal Pola Zonal Situs-Situs Arkeologi
(1995) karya Subroto, manusia purba memilih
lokasi pemukiman berdasarkan dua faktor utama,
yaitu
Faktor validitas lingkungan seperti
ketersediaan air, adanya tempat berteduh
dan kondisi tanah yang tidak terlalu lembab.
Faktor ketersediaan sumber makanan, baik
berupa flora maupun fauna.

Pola Hunian masa Berburu dan Meramu


Karakteristik pola hunian manusia purba
pada masa berburu dan meramu sangat
tergantung dengan kondisi alam. Hal tersebut
disebabkan oleh rendahnya pengetahuan
mereka mengenai teknologi dan kebudayaan.
Manusia purba pada masa berburu dan
meramu memiliki pola hunian yang
berpindah-pindah (nomaden). Mereka mulai
berpindah ketika sumber daya makanan yang
terdapat di wilayah hunian mulai menipis.

Pola Hunian masa Food Producing


Karakter pola hunian manusia purba pada masa food
producing tidak terlalu bergantung pada alam. Manusia
purba pada masa ini sudah mampu untuk menciptakan
teknologi dan kebudayaan pertanian sederhana untuk
menghasilkan bahan makanan secara mandiri. Manusia
purba pada masa food producing memiliki pola hunian
yang menetap. Pada masa food producing, manusia purba
sudah mampu membuat sistem irigasi untuk pertanian
dalam tingkatan yang sederhana.
CONTOH MIND MAPPING
SISTEM KEPERCAYAAN MASA MESOLITIKUM
Peninggalan zaman Mesolitikum
Karakteristik Zaman yang sangat terkenal adalah
Mesolitikum di antaranya adanya kebudayaan
yaitu kebiasaan manusia kjokkenmoddinger dan
purba tinggal di tepi sungai berkembangnya abris sous
atau laut, jika dibandingkan roche.
dengan manusia purba di
zaman Paleolitikum. Di sisi lain,
manusia purba zaman
Mesolitikum juga banyak yang
tinggal di gua.
Pada Zaman Mesolitikum mereka sudah
mengenal alat gerabah yaitu digunakan untuk
wadah yang dibuat dari tanah liat atau
gerabah serta keranjang dari anyaman.
Gerabah yang dibuat pada periode ini masih
sangat kasar dan sederhana. Dengan hal ini
pola hunian di masa ini adalah Setengah
Menetap atau Semi Sedenter

Sistem Kepercayaan
Pada Zaman Mesolitikum, masyarakatnya
sudah mengenal kepercayaan terhadap roh
nenek moyang. Hal ini tergambar dari
lukisan-lukisan di dinding-dinding gua atau
karang. Lukisan cap tangan dengan latar
belakang cat merah mungkin mengandung
arti kekuatan atau lambang kekuatan
pelindung untuk mencegah roh jahat.

Sistem kepercayaan pada zaman mesolitikum adalah


dinamisme dan animisme. Dinamisme adalah kepercayaan
bahwa setiap benda memiliki roh tau kekuatan gaib.
Sedangkan animisme adalah kepercayaan bahwa nenek
moyang yang telah meninggal masih ada di dunia dan
dilakukan pemujaan. Pada masa Mesolitikum dibuktikan
dengan ditemukannya cap tangan yang menggambarkan
suatu perjalanan arwah yang telah meninggal yang
sedang meraba-raba menuju ke alam arwah. Selain itu,
cap tangan juga merupakan suatu tanda bela sungkawa
dari orang-orang yang dekat dengan yang mati.
CONTOH MIND MAPPING
MANFAAT DARI KEHIDUPAN MASA PRAAKSARA DALAM KEHIDUPAN MASA KINI
Mengetahui asal-usul manusia
Wilayah Indonesia juga mengalami fase
praaksara, yang dibuktikan dengan
banyaknya temuan fosil-fosil manusia
purba. Oleh karena itu, penting Arti penting dari
mempelajari kehidupan zaman praaksara pembelajaran tentang
agar memahami bagaimana asal-usul kehidupan pra-aksara
manusia yang menghuni wilayah adalah kesadaran akan asal
Indonesia. Dengan mempelajari kehidupan usul manusia. Yang akan
zaman praaksara, manusia juga memperkuat jati diri bangsa
diharapkan semakin menghargai asal- sebagai inspirasi dan
usulnya. Selain itu, jati diri dan peringatan.
karakteristik bangsa diharapkan mampu
dipupuk supaya semakin kuat, meski
banyak budaya luar yang
memengaruhinya.

Menghargai kearifan masyarakat


Pada zaman praaksara, masyarakatnya sudah
membangun dan mengembangkan kebudayaannya
sendiri. Meski belum mengenal tulisan dan
kebudayaannya masih sangat sederhana, manusia
saat itu berkreasi guna membangun
peradabannya sendiri. Adapun hasil dari
kebudayaan masyarakat praaksara dibuktikan
dengan peninggalan artefak yang ditemukan saat
ini. Beberapa peninggalan masyarakat zaman
praaksara berupa peralatan sehari-hari seperti
kapak, bangunan Megalitikum, perhiasan, dan lain
sebagainya.

Secara keseluruhan, dengan adanya kehidupan zaman


praaksara dapat dipetik akan pelajaran yang terjadi pada
masa itu, yakni:
Kehidupan yang bergantung akan sesama
Mengetahui dan mempelajari perkembangan hidup
manusia
Mengetahui bagaimana revolusi manusia
Membuat peralatan yang berdasarkan zaman
praaksara
Mengetahui dan mengembangkan cara bercocok
tanam, berburu, dan hidup di alam liar
CONTOH MIND MAPPING
KETERKAITAN ANTARA POLA HUNIAN DENGAN MATA PENCAHARIAN MANUSIA PRAAKSARA
Masa berburu dan meramu Nomaden atau berpindah pindah,
karena manusia praaksara
bergantung pada alam untuk
Pada masa berburu dan kebutuhan makan sehari hari dan
meramu, kemampuan keadaan alam yang tidak dapat
masyarakat dalam diprediksi dan ekstrem.
memanfaatkan bahan di alam
masih sangat terbatas.
Sehingga, pada masa ini, pola
hunian mereka berpindah-
pindah atau nomaden karena Tempat tinggal mereka akan selalu berpindah seiring
manusia purba hidup dengan dengan menipisnya sumber daya makanan yang ada
mencari dan mengumpulkan di wilayah itu. Manusia purba pada masa berburu
makanan (food gathering). dan meramu tingkat lanjut biasanya menetap di
gua-gua alam atau pinggir pantai yang dekat
dengan bahan makanan. Tempat tinggal di gua dan
pinggir pantai atau sungai memang sesuai dengan
mata pencarian berburu dan meramu. Gua yang
ditempati pastinya dekat dengan hutan sebagai
sumber utama makanan yang terdapat umbi-umbian,
daun-daunan, dan buah.

Sedangkan pinggir pantai atau sungai sangat


dekat dengan sumber makanan berupa ikan
dan kerang, serta sumber air. Bahan
makanan yang didapat pun akan langsung
dimakan alias tidak dimasak, karena belum
mengerti cara mengolah makanan. Setelah
bahan makanan di sekitarnya habis, mereka
akan berpindah lagi mencari tempat lain
yang memiliki banyak bahan makanan.

Masa Bercocok Tanam


Pada periode ini, kemampuan berpikir manusia purba telah terasah,
ditandai dengan kemampuan dalam mengolah makanan sendiri (food
producing). Mata pencarian mereka adalah sebagai petani yang
menghasilkan makanan dengan bercocok tanam. Manusia purba mulai
bisa membuka lahan dan menanaminya dengan sayur dan buah untuk
mencukupi kebutuhan pangan. Ketika beralih ke kehidupan bercocok
tanam, pola hunian manusia purba pun berubah. Mereka tidak lagi
berpindah-pindah tempat atau nomaden, tetapi menetap di dekat
lahan yang mereka tanami. Pemilihan tempat tinggal biasanya juga
dipengaruhi oleh sumber air yang dekat dengan alam yang diolahnya.
CONTOH MIND MAPPING
PERWUJUDAN KEBUDAYAAN MANUSIA PRAAKSARA YANG MASIH BERTAHAN
Mengenal astronomi untuk berbagai
keperluan Alat Tukar dan Berdagang
Ilmu astronomi yang masih Manusia zaman praaksara sudah
dipakai sampai saat ini dalam mengenal barter untuk mencukupi
kehidupan yaitu untuk berbagai kebutuhan hidupnya. Tukar
memberikan petunjuk berlayar menukar barang (barter) telah ada
di malam hari. Dalam bercocok semenjak zaman Neolithikum. Barter
tanam, masyarakat juga masih terjadi sampai sekarang.
menggunakan informasi
mengenai musim untuk
menentukan masa tanam
yang tepat.

Menanam Padi di Sawah

Budaya menanam padi sudah ada sejak


Zaman Logam yang waktu itu ditandai
dengan penggunaan kapak corong sebagai
alat cangkul. Kapak corong adalah prototipe
cangkul yang ada di zaman sekarang.
Aktivitas menanam padi dari zaman lampau
membuat Indonesia sampai sekarang menjadi
negara agraris.

Mengatur Masyarakat
Sampai saat ini,masyarakat Indonesia masih mengenal musyawarah
dan mufakat untuk mencari solusi atas masalah. Ini adalah budaya
turun menurun yang bermula dari desa-desa kuno di Indonesia.
Pemimpin juga dipilih melalui musyawarah yang diharapkan bisa
melindungi dari gangguan masyarakat luar atau pun roh jahat, dan
memimpin dengan baik.
RUBRIK PENILAIAN
DISKUSI KELOMPOK

Mengkomuni Berargumen Berkontri


Mendengarkan
No kasikan tasi busi Jumlah skor
(1-4)
(1-4) (1-4) (1-4)

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4


1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :


Keterangan ;
1. Ketrampilan mengkomunikasikan adalah kemampuan peserta didik untuk
mengungkapkan atau menyampaian ide atau gagasan dengan bahasa lisan yang
efektif.
2. Ketrampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan peserta didik
untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan seseorang
ketika sedang mengungkapkan gagasannya.
3. Kemampuan beragumentasi menunjukkan kemampauan peserta didik dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempertanyakan gagasannya.
4. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan peserta didik
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke penarikan
kesimpulan termasuk didalamnya menghargai perbedaan pendapat.
RUBRIK PENILAIAN
PRESENTASI

Menjelaskan Memfisualkan Meresppon


No Jumlah skor
(1-4) (1-4) (1-4)

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4


1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = amat baik

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :


Keterangan ;
1. Ketrampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil
observasi dan diskusi secara meyakinkan.
2. Ketrampilan memfisualisasikan berkaitan dengan kemampuan
peserta didik membuat atau mengemas informasi seunik mungkin,
atau sekreatif mungkin.
3. Ketrampilan merespon adalah kemampuan peserta didik
menyampaikan tanggapan atas pernyataan, bantahan, sanggahan
dari pihak lain secara empatik.
RUBRIK PENILAIAN
MIND MAPPING
Kompenen
Skor
No yang Kriteria
Maksimal
di nilai

1. Menggunakan gambar dan katakunci


yang sangat berbeda dari orang lain
(Skor 4)
2. Menggunakan gambar dan katakunci
yang berbeda dari orang lain (Skor 3)
1 Keaslian 4
3. Menggunakan gambar dankata kunci
yang berbeda dari orang lain (Skor 2)
4. Menggunakan gambar dankata kunci
yang tidak berbeda dari orang lain
(Umum) (Skor 4)

1. Penggunaan kata kunci yang


sangatefektif, semua ide ditulis dalam
bentuk kata kunci (Skor 4)
2. Semua ide ditulis dalam kata kunci dan
kalimat (Skor 3)
2 Kata Kunci 4
3. Penggunaan kata kunci terbatas, semua
ide ditulis dalam bentuk kalimat (Skor 2)
4. Tidak ada atau sangat terbatas dalam
pemilihan kata kunci beberapa ide di
tulis dalam paragraf (Skor 1)

Hubungan 1. Menggunakan lebi dari 3 cabang (SKor


cabang 4)
3 utama 2. Menggunakan 3 cabang (Skor 3) 4
dengan 3. Menggunakan 2 cabang (Skor 2)
lainnya 4. !anya menggunakan 1 cabang (Skor 1)

1. Mengggunakan warna berbedadisetiap


cabang dan pemberiangambar& symbol
pada ide sentral cabang utama dan
cabang lainnya (Skor 4)
Desain 2. Mengggunakan warna berbeda disetiap
4 warna dan cabang dan pemberian gambar & 4
gambar simbolnya pada ide sentral dan cabang
utama (Skor 3)
3. Mengggunakan warna berbeda disetiap
cabang dan pemberiangambar/ simbol
pada ide sentral (Skor 2)

Anda mungkin juga menyukai