Fase E Kelas X
Capaian Pembelajaran :
Peserta didik juga dapat memahami konsep dasar asal usul nenek moyang dan jalur
rempah; menganalisis serta mengevaluasi manusia dalam asal usul nenek moyang
dan jalur rempah; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur
rempah dalam ruang lingkup lokal, nasional, serta global; menganalisis serta
mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur rempah dalam dimensi masa lalu,
masa kini, serta masa depan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek
moyang dan jalur rempah dari pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangan; menganalisis serta mengevaluasi asal usul nenek moyang dan jalur
rempah secara diakronis (kronologi) dan/atau sinkronis.
Kompetensi Awal
Tujuan Pembelajaran
Pengayaan
Remidial
PERTANYAAN PEMANTIK
MEDIA AJAR
PERSIAPAN PEMBELAJARAN
ASESMEN
Menuangkan masalah yang sudah diselesaikan dalam brntuk mind
mapping serta lembar kerja mengenai hasil analisis mengenai masa
kehidupan praaksara di Indonesia
REFLEKSI
Melalui pembelajaran PBL dengan media mind mapping Guru
mengajak peserta didik menganalisis hubungan antara perkembangan
masyarakat Indonesia masa pra aksara berdasarkan aspek sosial,
ekonomi, budaya dan merefleksi manfaat yang didapatkan bila
mempelajari mengenai masa Praaksara di Indonesia seperti
melestarikan kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia, dalam
hal ini alokasi waktu juga harus diperhatikan.
nama:
LEMBAR KERJA
Jelaskan perkembangan ciri-ciri kehidupan masa pra aksara pada setiap tahap
perkembangan kehidupan masyarakatnya berdasarkan mata pencaharian,
kehidupan sosial dan hasil kebudayaannya, dengan melengkapi tabel di bawah ini
Masa Perundagian
Lembar kegiatan pbl
Kelompok 1
Kelompok 2
Bagaimana keterkaitan antara pola hunian dengan mata pencaharian manusia praaksara ?
Kelompok 3
Apa saja yang bisa kita ambil manfaat dari kehidupan masa Praaksara dalam kehidupan masa kini?
kelompok 4
kelompok 5
Sebutkan perwujudan kebudayaan manusia praaksara yang masih bertahan hingga dewasa ini!
CONTOH MIND MAPPING
POLA HUNIAN MASYARAKAT PRAAKSARA
Manusia purba mampu Pola hunian manusia purba
menciptakan pola hunian memperlihatkan dua karakter khas, yakni
untuk memenuhi kebutuhan kedekatan dengan sumber air dan
dan bertahan dari keganasan kehidupan di alam terbuka. Pada awalnya,
kondisi alam. Pola hunian masyarakat praaksara hidup secara
manusia purba pada masa berpindah-pindah atau nomaden,
prasejarah sangat tergantung kemudian menjadi semi nomaden, dan
pada kondisi lingkungan dan akhirnya menetap di suatu tempat.
penguasaan teknologi.
Dalam jurnal Pola Zonal Situs-Situs Arkeologi
(1995) karya Subroto, manusia purba memilih
lokasi pemukiman berdasarkan dua faktor utama,
yaitu
Faktor validitas lingkungan seperti
ketersediaan air, adanya tempat berteduh
dan kondisi tanah yang tidak terlalu lembab.
Faktor ketersediaan sumber makanan, baik
berupa flora maupun fauna.
Sistem Kepercayaan
Pada Zaman Mesolitikum, masyarakatnya
sudah mengenal kepercayaan terhadap roh
nenek moyang. Hal ini tergambar dari
lukisan-lukisan di dinding-dinding gua atau
karang. Lukisan cap tangan dengan latar
belakang cat merah mungkin mengandung
arti kekuatan atau lambang kekuatan
pelindung untuk mencegah roh jahat.
Mengatur Masyarakat
Sampai saat ini,masyarakat Indonesia masih mengenal musyawarah
dan mufakat untuk mencari solusi atas masalah. Ini adalah budaya
turun menurun yang bermula dari desa-desa kuno di Indonesia.
Pemimpin juga dipilih melalui musyawarah yang diharapkan bisa
melindungi dari gangguan masyarakat luar atau pun roh jahat, dan
memimpin dengan baik.
RUBRIK PENILAIAN
DISKUSI KELOMPOK