Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROGRAM KEMITRAAN MASYARAT

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI TEKNOLOGI BEL


SEKOLAH OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER DI DESA
GAMBIRAN

Penyusun:

Aufia Aisa, M.Pd.I (0704049003)


Khalimatus Sa’diyah (2002040933)
Dwi Noviana (2002050671)
Arya Dhiva Handy (2002040935)
Mohamad Mardani (2001011878)

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Teknologi


Bel Sekolah Otomatis Berbasis Mikrokontroller
Di Desa Gambiran
Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Aufia Aisa, M.Pd.I.
b. NIDN : 0704049003
c. Program Studi : Pendidikan Bahasa Arab
d. Alamat surel (e-mail) :
Anggota (1)
a. Nama Lengkap : Khalimatus Sa’diyah
b. NIM : 2002040933
c. Program Studi : Informatika
Anggota (2)
a. Nama Lengkap : Dwi Noviana
b. NIM : 2002050671
c. Program Studi : Sistem Informasi
Anggota (3)
a. Nama Lengkap : Arya Dhiva Handy
b. NIM : 20020409
c. Program Studi : Informatika
Anggota (4)
a. Nama Lengkap : Mohamad Mardani
b. NIM : 2001011878
c. Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Institusi Mitra
a. Nama Mitra : Karang Taruna Desa Gambiran
b. Alamat Mitra : Desa Gmbiran Kecamatan Mojoagung
c. Penanggung Jawab :
d. Tahun Pelaksanaan : 2023
e. Biaya Keseluruhan : Rp. 603.000,00 ,-

Jombang, 14 November 2023

Mengetahui,
Ketua LPPM, Ketua Pelaksana,

Muhammad Kris Yuan Hidayatulloh, M.Pd. (Aufia Aisa, M.Pd.I.)

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
karuniaNya yang telah dilimpahkan kepada kita. Laporan Pengabdian kepada
Masyarakat Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban terhadap kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas KH. A. Wahab Hasbullah
Jombang.
Dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
memberikan bantuan baik secara moral maupun spiritual dalam pelaksanaan dan
penyusunan laporan diantaranya:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Gatot Ciptadi, DESS, IPU, ASEAN Eng, selaku Rektor
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Tambakberas Jombang atas kesempatan
yang diberikan untuk mengikuti program ini.
2. Bapak Muhammad Kris Yuan Hidayatulloh, M.Pd., selaku Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNWAHA.
3. Bapak Jupri selaku Kepala Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung.
4. Masyarakat Desa Gambiran yang ikut berpartisipasi dalam PKM.
5. Segenap civitas akademika UNWAHA Tambakberas Jombang yang
membantu mulai awal hingga akhir selama mengikuti PKM.
Laporan Akhir ini disusun berdasarkan apa yang telah dijalankan selama
melaksanakan PKM di Desa Gambiran Kecamatan Mojoagung Kabupaten
Jombang. Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan serta cara penulisan laporan ini, karenanya
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat
diharapkan.

Jombang, 3 September 2023


Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Analisis Situasi..........................................................................................1

B. Permasalahan Mitra...................................................................................3

C. Tujuan Program.........................................................................................3

BAB II.....................................................................................................................4
SOLUSI DAN TARGET LUARAN.....................................................................4
A. Solusi Permasalahan..................................................................................4

B. Target Luaran............................................................................................4

BAB III....................................................................................................................5
METODE PELAKSANAAN................................................................................5
A. Khalayak Sasaran......................................................................................5

B. Metode Pendekatan...................................................................................5

C. Pelaksanaan Kegiatan................................................................................5

D. Evaluasi Pelaksanaan Program..................................................................9

E. Analisis Berkelanjutan Program................................................................9

BAB IV..................................................................................................................11
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI.........................................................11
A. Hasil Yang Dicapai.................................................................................11

B. Fungsi dan Manfaat Produk....................................................................11

C. Dampak Ekonomi dan Sosial..................................................................12

D. Luaran yang Dicapai...............................................................................12

iv
BAB V....................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.......................................................................................14

B. SARAN...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Analisis Situasi
Pengertian pemberdayaan sudah banyak dikemukakan oleh para pakar.
Bila dilihat dari akar katanya, “daya” merupakan kata dasar dan ditambah
awalan “ber”, yang berarti mempunyai daya, daya sama dengan
tenaga/kekuatan, maka arti kata berdaya adalah mempunyai tenaga/kekuatan.
Berdasarkan penjelasan tadi, maka pemberdayaan dapat diartikan sebagai
upaya yang dilakukan agar objek menjadi berdaya atau mempunyai
tenaga/kekuatan (Maryani, D., & Nainggolan, R. R. E. 2019).
Dalam Bahasa Indonesia, kata pemberddayaan berasal dari Bahasa
Inggris, yaitu empowerment. Merrian Webster dalam Oxford English
Dictionary mengartikan empowerment dalam 2 arti yaitu:
1) To give ability or enable to, yang diterjemahkan sebagai
memberi kemampuan atau cakap untuk melakukan sesuatu;
2) To give power of authority to, yang berarti memberi
kewenangan/kekuasaan.
Pemberdayaan masyarakat merupakan kegiatan peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan menyelesaikan
permasalahan yang dialami masyarakat
Adapun tujuan utama pemberdayaan masyarakat adalah memberikan
kekuatan kepada masyarakat, khususnya kelompok lemah yang memiliki
ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan ini bisa diakibatkan karena kondisi
internal (persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (ditindas
oleh struktur sosial yang tidak adil). Harapannya setelah diberdayakan,
masyarakat bisa lebih sejahtera, berdaya atau mempunyai kekuatan dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang utama, dan pada akhirnya akan
menciptakan masyarakat yang mandiri. Kemandirian yang dimaksud di sini
tidak sekedar dilihat dari aspek ekonomi saja, namun juga secara sosial,
budaya, dan hak bersuara/berpendapat, bahkan sampai pada kemandirian
masyarakat dalam menentuan hak-hak politiknya (Hamid, 2018).

1
Bel merupakan suatu alat yang dapat mengeluarkan bunyi dan
mempunyai fungsi sebagai kode, alat pengingat dan alat komunikasi. Seiring
dengan perkembangan zaman, bel yang masih sederhana itu dirubah menjadi
bel listrik manual. Umumnya pada sebagian besar sekolah pengoperasian bel
sekolah ini dilakukan secara manual, yaitu ada guru piket atau petugas
sekolah yang harus selalu siap untuk membunyikan bel sekolah sesuai dengan
jam-jam yang telah ditentukan dengan cara melihat waktu pada jam dinding
dan menekan tombol bel. Seiring dengan kemajuan zaman sehingga hampir
semuanya yang manual dibuat menjadi terkomputerisasi. Dengan adanya
sistem komputerisasi ini membuat pengguna lebih mudah dalam
menyelesaikan segala permasalahannya. Dalam kegiatan belajar mengajar
disekolah pihak penjaga sekolah/guru piket disibukkan dengan aktifitas
membunyikan bel di sekolah saat jam masuk sekolah, ganti pelajaran,
istirahat serta pulang sekolah yang mungkin setiap hari lebih dari lima kali.
Tetapi petugas seringsekali lupa membunyikan bel sekolah pada saat yang
tepat, Dari kelalaian tersebut menyebabkan tersitanya waktu pelajaran yang
menyebabkan efektifitas kegiatan belajar mengajar menjadi berkurang.
Bel atau lonceng sekolah adalah suatau perangkat atau alat komunikasi
yang sering ditemukan di sekolah. Perangkat ini merupakan alat bantu untuk
memberikan instruktsi kepada seluruh murid dalam melaksanakan suatu
kegiatan tertentu. Pada umumnya sekolah menggunakan lonceng yang terbuat
dari bahan besi yang kemudian dipukul dengan teknik tertentu agar
menghasilkan suara untuk menyampaikan informasi kepada murid sekolah,
seperti 3x pukulan menandakan berbaris dihalaman dan sebagainya.
Kemudian seiring dengan perkembangan teknologi, sudah banyak sekolah
yang menggunakan bel listrik sebagai alternatif pengganti dari lonceng
sekolah yang terbuat dari besi.
Secara geografis Desa Gambiran terbentang pada 07° 56’53,64” lintang
Selatan serta 112° 32’82,92” Bujur Timur. Batas Daerah: sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, sedangkan di
sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kauman, Kecamatan Mojoagung.

2
Batasan di sebelah Barat dengan Desa Tejo, Kecamatan Mojoagung, dan di
sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Janti, Kecamatan Mojoagung.
Teknologi yang semakin berkembang pada saat ini, tidak dapat
dipungkiri lagi banyak orang yang menggunakan teknologi sebagai alat untuk
menyambung tali silaturahmi, berdagang maupun hal lainnya yang mencakup
semua aktivitas manusia itu sendiri, baik secara individu maupun secara
kelompok. Maka daripada itu, Perkembangan teknologi terjadi karena
seseorang menggunakan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang
dihadapinya, yang terjadi pada perubahan pola hidup manusia yang lebih
pragmatis, hedonis, sekuler, dan melahirkan generasi instan namun juga
mengedepankan efektifitas dan efisiensi dalam tingkah laku dan tindakannya.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan.
Menurut instruksi presiden Nomor 3 Tahun 2001 tentang anjuran
penggunaan Teknologi Tepat Guna kepada beberapa kementerian
menyebutkan bahwa:
Teknologi Tepat Guna adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak
lingkungan, dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara mudah
serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek
lingkungan hidup.
Teknologi Tepat Guna merupakan teknologi sederhana yang dapat
dibuat dengan sarana yang ada disekitar kita dan dapat berguna untuk
meningkatkan nilai efisiensi dan efektifitas dari proses dan hasil. Berdasarkan
penjabaran diatas maka salah satu kegiatan pengabdian KKN-PPM
Universitas K.H A. Wahab Hasbullah di Desa Gambiran difokuskan pada
teknologi tepat guna yaitu memberikan pelatihan perancangan alat berbasis
mikrokontroller, yang nantinya diharapkan bisa menjadi potensi desa yang
kreatif dan inovatif.

3
B. Permasalahan Mitra
Berdasarkan hasil analisis situasi dan di atas, muncul permasalahan
yang perlu diselesaikan berkaitan dengan rencana kegiatan pengabdian pada
masyarakat pada skema KKN-PPM ini untuk mitra adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman Mitra mengenai cara merancang, merakit, dan
mengatur bel sekolah otomatis.
2. Belum adanya bel sekolah otomatis pada sekolah-sekolah di desa
Gambiran.
3. Kurang aktifnya kelompok karang taruna
C. Tujuan Program
Berdasarkan permasalahan mitra diatas, target yang akan dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara merancang,
merakit, dan mengatur bel sekolah otomatis.
2. Memberikan pengalaman nyata dalam merancang, membangun, dan
mengoperasikan system teknologi yang dapat menjadi aset bagi desa.
3. Mendorong inovasi lokal remaja karang taruna agar dapat
mengembangkan solusi berbasis teknologi untuk masyarakat.

4
BAB II
SOLUSI DAN TARGET LUARAN

A. Solusi Permasalahan
Pada permasalahan pertama yaitu kurangnya pemahaman mengenai
mengenai cara merancang, merakit, dan mengatur bel sekolah otomatis, solusi
yang diberikan adalah mengadakan workshop kepada Karang Taruna Desa
Gambiran sehingga luaran yang diperoleh sebagai berikut:
1. Karang Taruna mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang cara
merancang, merakit, dan mengatur bel sekolah otomatis.
2. Karang Taruna mendapatkan pemahaman mengenai teknologi bel sekolah
otomatis
Permasalahan kedua yaitu belum adanya bel sekolah otomatis pada
Lembaga pembelajaran di Desa Gambiran. Solusi yang diberikan adalah
mengadakan workshop perancangan bel sekolah otomatis sehingga luaran
yang diperoleh sebagai berikut:
1. Karang Taruna mendapatkan dorongan inovasi lokal agar dapat
mengembangkan solusi berbasis teknologi untuk masyarakat.
2. Karang Taruna mendapatkan pengalaman nyata dalam merancang,
membangun, dan mengoperasikan system teknologi yang dapat menjadi
aset bagi desa

B. Target Luaran
Sasaran dari kegiatan workshop perancangan bel sekolah otomatis
adalah remaja Karang Taruna. Dimana sebelum mengikuti pelatihan ini para
peserta belum tau bagaimana cara merancang, merakit, dan mengatur bel
sekolah otomatis yang dapat mendorong inovasi lokal untuk mengembangkan
solusi berbasis teknologi untuk masalah desa dan dapat menjadi asset bagi
desa. Kegiatan ini dilakukan di Kantor Balai Desa Gambiran dengan jumlah
peserta kurang lebih 8 orang, harapannya mereka dapat menyebarkannya
kepada masyarakat lain.

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Khalayak Sasaran
Lokasi pelatihan perancangan bel sekolah otomatis ini dilakukan di
Desa Gambiran, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang yang belum
memiliki bel sekolah otomatis pada lembaga pembelajaran. Mitra dari
kegiatan pelatihan perancangan Bel Sekolah Otomatis ini adalah kelompok
masyarakat umum yaitu remaja Karang Taruna di wilayah Desa Gambiran.
Dimana jumlah peserta pelatihan perancangan bel sekolah otomatis ini
berjumlah 8 orang dan diharapkan dapat membantu menyebarkan kepada
warga desa yang lain. Selama ini warga Desa Gambiran belum ada yang
memiliki inovasi teknologi tepat guna. Untuk itu pelatihan perancangan bel
sekolah otomatis sangat diperlukan dengan harapan dapat Mendorong inovasi
lokal agar masyarakat dapat mengembangkan solusi berbasi teknologi untuk
permasalahan di desa.

B. Metode Pendekatan
Metode pendekatan dalam kegiatan pengabdian padsa masyarakat
dalam program KKN-PPM ini menggunakan metode CBR (Community
Based Research) Paradigma CBR ini menekankan pentingnya community
based (berbasis masyarakat) di semua langkah dan proses pengabdian
berbasis riset.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan pelatihan perancangan “Bel
Sekolah Otomatis” adalah Karang Taruna di wilayah Desa Gambiran.
Kegiatan ini dilaksanakan di Kantor Balai Desa Gambiran Kecamatan
Mojoagung Kabupaten Jombang dengan jumlah sekitar 8 orang. Kemudian
mahasiswa Universitas KH A. Wahab Hasbullah sebagai pengusul Program
Kemitraan Masyarakat (PKM) yang mempunyai pengalaman dalam
perancangan bel sekolah otomatis.
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam
skema KKN-PPM ini adalah menggunakan metode pelatihan secara tatap

6
muka. Metode ini berbentuk sosialisasi dan pelatihan sampai sasaran dapat
merakit Bel Sekolah Otomatis. Dalam pelaksanaan pengabdian ini terdapat
beberapa tahapan-tahapan diantaranya:
1. Identifikasi Kebutuhan Masyarakat
Pada proses identifikasi ini dilakukan survey secara langsung
dengan melihat kondisi mitra di desa Gambiran Kecamatan Mojoagung
kabupaten Jombang Jawa Timur. Peniliti tidak hanya mengamati lokasi
mitra, melainkan juga menganalisis kebutuhan dan perencanaan
pembuatan Bel Sekolah Otomatis. Hal ini diharapkan agar kegiatan dapat
berjalan lancar dan masyarakat mendapat manfaat serta pengetahuan dan
mendapatkan dorongan inovasi lokal agar dapat mengembangkan solusi
berbasis teknologi untuk masyarakat Desa Gambiran.
2. Perancangan Alat
Dari hasil observasi yang telah dilakukan, tim peneliti berencana
membuat bel sekolah otomatis. Dalam tahap ini berisi tentang
perancangan bel sekolah otomatis. Alat-alat yang dibutuhkan dalam
pembuatan bel sekolah otomatis diantaranya yaitu:
a. Arduino
b. Modul Bluetooth HC-05
c. LCD 16x2 I2C
d. Modul relay
e. DF Player mini mp3
f. Speaker
3. Pembuatan
Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
a. Siapkan komponen yang dibutuhkan;
b. Rangkai semua komponen sesuai dengan gambar di bawah ini;

7
c. Apabila sudah selesai merangkai, selanjutnya buka IDE Arduino dan
upload program yang telah disiapkan.
d. Sebelum upload program pastikan library yang dibutuhkan telah
terinstall.
e. Upload program dengan cara menekan tombol upload atau melalui
tombol keybosrd CTRL+U, pastikan pengaturan board pada Arduino
Nano serta pastikan port telah sesuai.
f. Masukkan file suara yang telah disiapkan ke dalam kartu memori/SD
card (file mp3 dan folder mp3).
g. Pasangkan SD card pada DF player.
h. Install aplikasi bel sekolah yang telah diberikan pada perangkat
android.
i. Jika Langkah-lahkah di atas sudah selesai maka bel sekolah sudah siap
di uji.
4. Uji Operasi
Sebelum ke tahap selanjutnya, kami melakukan uji operasi terlebih
dahulu untuk uji kesiapan bel sekolah. Dalam menguji alat tersebut, hal
yang pertama yang dilakukan adalah memberikan daya pada bel sekolah
otomatis. Kemudian coba setting jadwal pelajaran menggunakan aplikasi
bel sekolah yang telah terinstall pada perangkat android, jika lcd
menampilkan jadwal pelajaran yang telah di setting dan speaker berbunyi
sesuai dengan waktu yang telah disetting maka bel sekolah siap di
gunakan.
5. Pendampingan Operasional
Tahap ini meliputi monitoring dan evaluasi. Monitoring program
ini dilakukan untuk mengetahui kendala yang ada dalam proses
pelaksanaan program, melihat perkembangan program yang dilaksanakan
dan mencari solusi terhadap suatu permasalahan. Setelah tahap
monitoring selesai, kemudian dilakukan tahap evaluasi program. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pelaksanaan program.
Supaya dapat diperbaiki menjadi lebih baik lagi. Tahap ini dilakukan

8
oleh mahasiswa, dosen peneliti, dan masyarakat Desa Gambiran
Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
6. Penerapan Produk Bel Sekolah Otomatis kepada Mitra
Pada tahap ini, masyarakat diajak untuk melihat secara langsung
dan mencoba sendiri dalam proses perancangan bel sekolah otomatis.
Dengan harapan supaya masyarakat dapat melihat sendiri hasilnya dan
berminat untuk mengembangkannya secara mandiri, lebih sadar akan
pentingnya mengembangkan solusi berbasis teknologi untuk masalah
desa, dan sebagai contoh untuk desa-desa lainnya.
Bel sekolah merupakan sebuah perangkat yang dibutuhkan disekolah
sebagai media pendukung untuk menyampaikan informasi atau sebagai
pemberitahuan pergantian jam kepada siswa dan guru. Namun masalah yang
sering muncul adalah suara bel yang dihasilkan pada umumnya hanya sebatas
bunyi yang tidak memiliki informasi tertentu dan sulit untuk dipahami, selain
itu bel diaktifkan secara manual melalui tenaga piket yang bertugas untuk
menyampaikan informasi dan membunyikan bel sekolah pada jam atau waktu
tertentu. Dengan begitu, bel sekolah otomatis yang dapat mengeluarkan suara
merupakan sebuah solusi dari gambaran masalah diatas. Berikut adalah
gambar produk bel sekolah otomatis.

Gambar 1. Bel Sekolah Otomatis


Adapun alur pelaksanaan kegiatan adalah : mulai – identifikasi
kebutuhan mitra (analisis situasi dan masalah) – ijin mitra – perancangan
program – pembuatan program dan uji coba program – pelaksanaan kegiatan

9
– pendampingan operasional (monitoring dan evaluasi) – penerapan produk
kepada masyarakat – rencana keberlanjutan program.
Adapun partisipasi mitra dalam pelaksanaa kegiatan ini memiliki peran
sebagai :
a. Kelompok mitra mengikuti sosialisasi/pelatihan agar mempunyai
pengetahuan perancangan Bel Sekolah Otomatis, kemudian kelompok
mitra juga sangat aktif hal itu dibuktikan dengan beberbagai pertanyaan
yang disampaikan dan mengikuti proses pembuatan dari awal hingga
akhir.
D. Evaluasi Pelaksanaan Program
Kegiatan evaluasi pelaksanaan program perancangan alat berbasis
mikrokontroller diharapkan agar masyarakat dapat memahami teknologi dan
memiliki keterampilan praktis dalam membuatnya. Akan tetapi pada
kenyataan di lapangan ternyata perancangan alat berbasis mikrokontroller ini
terlihat masih kurang sempurna, hal tersebut dikarenakan alat-alat yang
digunakan dalam perancangan alat berbasis mikrokontroller oleh panitia
pelaksana sangat terbatas.
Kemudian belum adanya toko di daerah Desa Gambiran yang
menyediakan komponen-komponen yang dibutuhkan dalam perancangan bel
sekolah otomatis. Sehingga apabila beberapa evaluasi tersebut di tindaklanjuti
tentu remaja karang taruna akan dapat melihat potensi peluang karir dibidang
teknologi dan rekayasa dan juga dapat mengembangkan solusi berbasis
teknologi untuk masalah desa.

E. Analisis Berkelanjutan Program


Analisis berkelanjutan program setelah selesai kegiatan pelatihan
perancangan alat berbasis mikrokontroller untuk meningkatkan
pemberdayaan masyarakat Desa Gambiran, dipaparkan sebagai berikut :
1. Perlu adanya fasilitas pendukung yang lengkap dalam proses perancangan
alat berbasis mikrokontroller.

10
2. Setelah kegiatan pengabdian diharapkan masyarakat dapat melatih
keterampilan dalam bidang teknologi dan rekayasa guna mengembangkan
solusi berbasis teknologi.
3. Masyarakat mulai menyadari bahwa teknologi sanagat di perlukan.
4. Perlu adanya pendampingan kepada Karang Taruna Desa Gambiran agar
Bel Sekolah Otomatis ini dapat direalisasikan dan memberikan dampak
yang positif dalam peningkatan kualitas dan keterampilan masyarakat
Desa Gambiran.

11
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

A. Hasil Yang Dicapai


Pelaksanaan program kerja bidang teknologi informasi yang bertema
“Pemberdayaan Karang Taruna Di Era Digital Untuk Meningkatkan
Keteramplian Anggota ” berjalan dengan lancar, meski mengalami beberapa
kendala namun kami selaku pelaksana langsung melakukan evaluasi. Dimana
peserta yang di undang 20 orang sedangkan yang hadir hanya 8 orang, hal ini
dikarenakan pada hari itu bersamaan dengan acara lain sehingga tidak bisa
hadir semua.
Sedangkan evaluasi mengenai produk Bel Sekolah Otomatis adalah
biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan bel sekolah otomatis ini relative
mahal. Selain itu proses upload program terbilang sulit untuk masyarakat di
luar bidang teknologi. Dan evaluasi yang terakhir yakni pemaparan materi
tentang perancangan alat berbasis mikrokontroller ini hanya difokuskan pada
perancangan bel sekolah otomatis saja, sehingga tidak adanya waktu untuk
praktek instalasi pada amplifier yang membuat peserta kurang memahami
perancangan bel sekolah otomatis hingga siap untuk digunakan.
Indikator dan tolak ukur keberhasilan kegiatan yakni, kefahaman
tentang cara merancang, merakit, dan mengatur bel sekolah. Hasil dari
kegiatan tersebut dapat dilihat melalui beberapa peserta yang diminta kedepan
untuk merakit sendiri bel sekolah otomatis dimana tingkat kefahamannya
mencapai 75%. Dimana peserta juga baru mengetahui bagaimana cara
merancang, merakit, dan mengatur bel sekolah otomatis yang relatif mudah.

B. Fungsi dan Manfaat Produk


Fungsi dan manfaat produk Bel Sekolah Otomatis ini antara lain:
1. Bel sekolah otomatis membantu mengatur waktu pelajaran dan istirahat
dengan lebih tepat, sehingga membantu menciptakan lingkungan
pembelajaran yang lebih terstruktur dan efisien Meningkatkan nilai
ekonomis dari sekam padi sehingga memiliki harga jual yang lebih tinggi.

12
2. Pengembangan dan implementasi bel sekolah otomatis dapat melibatkan
anggota komunitas, seperti remaja Karang Taruna di desa, dalam sebuah
proyek yang bermanfaat. Ini memperkuat ikatan dalam komunitas dan
memberikan kesempatan untuk belajar dan berkolaborasi bersama.
3. Pengembangan dan penggunaan bel sekolah otomatis dapat merangsang
minat dan kreativitas dalam teknologi di kalangan remaja. Mereka dapat
merencanakan inovasi lain yang berdampak positif pada masyarakat
mereka.
C. Dampak Ekonomi dan Sosial
1. Dampak Ekonomi
Perancangan bel sekolah otomatis ini tentu memberikan dampak
secara ekonomi bagi masyarakat luas. Dimana Proyek pengembangan bel
sekolah otomatis melibatkan anggota komunitas lokal, seperti remaja
Karang Taruna di desa, dalam proyek teknologi. Ini dapat memberikan
peluang pekerjaan sementara atau proyek yang dapat dijual, yang
menghasilkan pendapatan bagi komunitas.
2. Dampak Sosial
Sedangkan pelatihan perancangan alat berbasis mikrokontroller ini
tentu jugan memberikan dampak secara sosial bagi masyarakat, antara
lain:
a. Proyek bel sekolah otomatis dapat memberdayakan komunitas dengan
memberikan mereka kendali atas solusi teknologi yang relevan dengan
kebutuhan mereka sendiri.
b. Penggunaan bel sekolah otomatis dapat meningkatkan kesadaran
teknologi di kalangan masyarakat, yang dapat membantu mereka dalam
menghadapi tantangan teknologi yang semakin meningkat di dunia
modern.
c. Proyek ini dapat menjadi inspirasi bagi siswa untuk mengejar
pendidikan lebih lanjut di bidang teknologi dan rekayasa.
d. Melalui partisipasi dalam pengembangan bel sekolah otomatis, remaja
Karang Taruna dan siswa dapat mengembangkan keterampilan

13
teknologi, yang dapat membantu mereka dalam dunia kerja yang
semakin terdigitalisasi.

D. Luaran yang Dicapai


1. Luaran Wajib
Berdasarkan proses kegiatan pengabdian pada masyarakat pada
skema KKN-PPM yang sudah dilakukan sejauh ini, luaran yang dicapai
meliputi:
a. Produk berupa Bel Sekolah Otomatis.
b. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
c. Artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal ilmiah.

14
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat pada skema
KKN-PPM, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.
1. Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan Remaja Karang
Taruna perancangan bel sekolah otomatis sebagai upaya pemberdayaan
Karang Taruna di Era Digital.
2. Menumbuhkan keterampilan dalam bidang teknologi dan rekayasa.
3. Membantu Karang Taruna dalam pemberdayaan masyarakat di era digital
dengan hasil produk bel sekolah otomatis sebagai upaya mendorong
inovasi lokal berbasis teknologi di Desa Gambiran.
Secara keseluruhan peserta pelatihan memberikan respons positif
terhadap kegiatan pelatihan perancangan alat berbasis mikrokontroller
sebagai upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat Desa Gambiran di
era digital.

B. SARAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meski sudah dilaksanakan,
namun tak lepas dari kekurangan. Untuk itu kami selaku penyusun
menghimbau agar kegiatan pelatihan perancangan alat berbasis
mikrokontroller ini agar dapat dilakukan secara mandiri. Dengan begitu
masyarakat dapat memiliki keterampilan tambahan dan bisa mendapatkan
tambahan dari produk yang dihasilkan. Serta masyarakat dapat
mengembangkan solusi berbasis teknologi untuk masalah di desa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Maryani, D., & Nainggolan, R. R. E. (2019). Pemberdayaan masyarakat.


Deepublish.
Habib, M. A. F. (2021). Kajian teoritis pemberdayaan masyarakat dan ekonomi
kreatif. Ar Rehla: Journal of Islamic Tourism, Halal Food, Islamic Traveling,
and Creative Economy, 1(2), 82-110.
Kurnia, M., Jaya, I., Jalil, A. R., Arya, N., & Amin, S. (2020). KKN tematik
pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi untuk peningkatan
taraf hidup masyarakat di Kecamatan Pulau Sembilan Kabupaten
Sinjai. Jurnal Pengabdian Masyarakat Hasanuddin, 1-9.
Dwimawati, E., Beliansyah, F., & Zulfa, S. A. (2019). Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pemanfaatan Teknologi Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas
Sumber Daya Manusia Di Desa Gunung Menyan. Abdi Dosen: Jurnal
Pengabdian Pada Masyarakat, 3(1).
Putra, R. R., Hamdani, H., Aryza, S., & Manik, N. A. (2020). Sistem Penjadwalan
Bel Sekolah Otomatis Berbasis RTC Menggunakan Mikrokontroler. Jurnal
Media Informatika Budidarma, 4(2), 386-395.
Linarta, A., & Nurhadi, N. (2019). Aplikasi Bel Sekolah Otomatis Berbasis
Arduino Dilengkapi Dengan Output Suara. Informatika, 10(2), 1-7.
Nugroho, S. A. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Desa Berbasis Teknologi
Tepat Guna Di Daerah. GUEPEDIA.
Afandi, A. (2022). Metodologi pengabdian masyarakat.
Manik, N. A. (2020). RANCANG BANGUN SISTEM PENJADWALAN BEL
SEKOLAH OTOMATIS MENGGUNAKAN SUARA BERBASIS RTC
DENGAN MIKROKONTROLER ATMEGA328P. Jurnal Pancabudi, 2(2).

16
LAMPIRAN I
DAFTAR HADIR PESERTA

DOKUMENTASI
No Tanggal Kegiatan Dokumentasi
1 31 Proses
Agustus Pembuatan
2023 Produk

2 2 Penyampaian
September Materi
2023

3 2 Pendampingan
September pembuatan

17
No Tanggal Kegiatan Dokumentasi
2023 produkBel
Sekolah
Otomatis
kepada mitra

4 2 Sesi Foto
September Bersama
2023

18

Anda mungkin juga menyukai