Anda di halaman 1dari 22

IKF15 - Dasar-Dasar Logika

Penalaran Tidak Langsung

Pertemuan ke 5-6
Diadopsi dari sumber :

Surajiyo, Sugeng. 2017. Dasar-Dasar Logika


Edisi 9. Jakarta: Bumi Aksara.

E. Sumaryono. ,2019. Dasar-Dasar Logika.


Yogyakarta :Kanisius.
Sub-CPMK
• Mahasiswa mampu menjelaskan penalaran tidak
langsung pada dua proposisi sebagai premis dan
kesimpulan. (C2, A2)
Materi
1. Induksi
2. Deduksi
3. Penyimpulan Kausal
4. Persesuaian dan perbedaan
1. Induksi
Induksi
Thomas Henry Huxley menerangkan penalaran induksi dengan
contoh berikut:
• “Anggaplah kita mengunjungi warung buah-buahan karena
ingin membeli apel. Kita ambil sebuah, dan ketika mencicipnya,
terbukti itu masam. Kita perhatikan apel itu dan terbukti bahwa
apel itu keras dan hijau. Kita ambil sebuah yang lain. Itupun keras,
hijau, dan masam. Si pedagang menawarkan apel ketiga. Akan
tetapi sebelum mencicipinya, kita memperhatikannya dan terbukti
yang itu pun adalah keras dan hijau, dan seketika itu kita
beritahukan, bahwa kita tidak menghendakinya, karena yang itu
pun pasti masam, seperti lainnya yang sudah kita cicipi.
• Jalan pikiran pembeli sehingga sampai pada kesimpulan untuk
tidak membeli apel adalah sebuah induksi.
Induksi (Lanj....)
• Menurut Luxley, untuk sampai pada kesimpulan penolakan
apel ketiga, penalaran induktif mesti diikuti penalaran
deduktif:
“Kita menemukan hukum alam bahwa ketika kita ditawari apel yang lain
yang terbukti keras dan hijau, kita pasti berkata, “semua apel yang keras dan
hijau itu masam; apel ini keras dan hijau, jadi apel ini masam”.
• Jalan pikiran inilah yang kita sebut silogisme. Kalau
dirumuskan secara formal penalaran ini menurut Luxley
adalah demikian:
• Apel 1 keras dan hijau adalah masam.
• Apel 2 keras dan hijau adalah masam.
• Semua apel keras dan hijau adalah masam.
Induksi (Lanj...)
• INDUKSI:
• Semua apel keras dan hijau adalah
masam.
• Apel 3 adalah keras dan hijau.
• Apel 3 adalah masam.

• Induksi adalah proses penarikan kesimpulan dari hal-hal yang


bersifat individual kepada yang bersifat universal. Premisnya
berupa proposisi singular sedangkan kesimpulannya berupa
proposisi universal dan berlaku umum. Induksi model ini
dinamakan generalisasi.
2. Deduksi
Deduksi
Kalau penalaran induksi diartikan sebagai proses
penarikan kesimpulan yang bertolak dari sejumlah
proposisi khusus ke proposisi umum, maka penalaran
deduksi menarik kesimpulan dari sejumlah proposisi
umum ke proposisi khusus.
Contoh:
•Semua logam kalau dipanaskan akan memuai.
•Besi termasuk logam.

•Besi kalau dipanaskan akan memuai.


3. Penyimpulan Kausal
Penalaran Kausal
Penalaran kausal adalah proses penarikan kesimpulan
dengan melihat hubungan sebab dan akibat dari dua atau
lebih proposisi. Penalaran ini pertama kali diperkenalkan oleh
John Stuart Mill/metode Mill. Ada lima macam metode Mill,
yaitu:
1) Metode Persesuaian
2) Metode Perbedaan
3) Metode Gabungan
4) Metode Sisa
5) Metode Perubahan Seiring
3.1 Metode Persesuaian
Metode persesuaian (method of Agreement), yaitu metode penalaran yang
terjadi jika dua peristiwa atau lebih dari satu gejala tertentu memiliki satu
faktor yang sama, faktor tersebut dianggap sebagai sebab dari gejala
tersebut.
Contoh:
•P1: Di desa A umumnya orang tua kurang memberi perhatian kepada
anak, dan masyarakat tidak memperhatikan kegiatan anak muda, serta
kurang sekali diadakannnya penyuluhan keagamaan sehingga
kenakalan remaja meningkat.
•P2: Di desa B kurang sekali adanya pendidikan moral agama, dibentuk
adanya karang taruna, bahkan sering juga diadakan ceramah
kepemudaan, terdapat juga kenakalan remaja semakin meningkat.
Ks: Dari dua desa dengan gejala yang sama dapat disimpulkan bahwa
kurangnya pendidikan moral agama yang menyebabkan kenakalan
remaja.
3.2 Metode Perbedaan
Metode perbedaan, yaitu cara penalaran yang terjadi jika terdapat dua
peristiwa, yang satu berkaitan dengan gejala tertentu dan yang lain tidak,
sedangkan pada peristiwa yang satu terdapat sebuah unsur dan pada
peristiwa yang lainnya tidak terdapat maka unsur itulah yang merupakan
sebab dari gejala tersebut.
Contoh:
•P1: Di daerah A pada umumnya orang tua kurang perhatian pada anak,
dan masyarakatnya kurang memperhatikan kegiatan anak muda ke arah
positif, serta kurang sekali adanya pendidikan moral agama sehingga
kenakalan remaja semakin meningkat.
•P2: Di daerah C juga umumnya orang tua kurang perhatian pada anak
dan masyarakatnya kurang memperhatikan kegiatan anak muda ke arah
positif, tetapi pendidikan agama banyak disampaikan sehingga
kenakalan remaja semakin berkurang.
•Ks: Dari dua gejala daerah ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya
pendidikan agama yang mengakibatkan kenakalan remaja meningkat.
3.3. Metode Gabungan

• Metode gabungan adalah cara penalaran yang terjadi jika


dua peristiwa atau lebih terjadi gejala tertentu yang mempunyai
satu unsur yang sama, sedangkan di dalam dua atau lebih
peristiwa tidak terjadi gejala tertentu atau tidak mempunyai
persamaan kecuali tidak adanya unsur itu, unsur yang semata-
mata membuat dua peristiwa itu berbeda merupakan
akibat/sebab dari gejala tersebut.
3.3 Metode Gabungan (Lanj..)
Contoh
• P1: Anton makan nasi goreng pakai lombok pedas dan
minum es teh manis, akibatnya Anton sakit perut.

• P2: Wawan juga makan nasi goreng pakai lombok pedas dan
minum es teh manis, juga sakit perut.

• P3: Anti makan nasing goreng pakai lombok pedas dan


minum es jeruk, tidak sakit perut.

• Ks: Minum es teh manis itulah yang mengakibatkan sakit


perut.
4. Persesuaian dan Perbedaan
4.1 Metode Sisa
• Metode sisa (Method of Residues), cara penalaran
yang terjadi jika terdapat beberapa gejala sebab akibat
dari beberapa faktor dan dengan pengurangan faktor
dapat mengurangi gejala tersebut, sisa dari gejala itu
merupakan akibat dari sebab-sebab selebihnya.
4.2 Metoda Perubahan Seiring
Metode perubahan seiring (method of concomitant variations),
yaitu cara penalaran yang terjadi yang mana antara dua
peristiwa akan berubah jika adanya perubahan unsur peristiwa
kedua, dan sebaliknya unsur perisitiwa kedua tidak memgalami
perubahan jika unsur pada perisitiwa pertama tidak berubah,
maka dua unsur dalam dua peristiwa berhubungan sebagai
sebab akibat.
4.2 Metode Perubahan Seiring
(Lanj..)
• P1: Tanaman padi di sawah dirawat dengan teratur, hama
dicegah dengan baik, dan diberi pupuk kandang dengan takaran
tertentu, ternyata hasilnya meningkat sedikit.
• P2: Tanaman padi di sawah dirawat dengan teratur, hama
dicegah dengan baik, diberi pupuk kandang dengan takaran
lebih sedikit, terbukti hasilnya meningkat banyak.
• P3: Tanaman padi di sawah dirawat dengan teratur, hama
dicegah dengan baik, diberi pupuk kandang dengan takaran
lebih banyak, terbukti hasilnya meningkat lebih banyak lagi.
• Ks: Disimpulkan pupuk kandang dapat meingkatkan hasil
tanaman padi.
Ringkasan
Penalaran tidak langsung merupakan penalaran
yang didasarkan atas dua proposisi atau lebih
sebagi premis kemudian disimpulkan. Penalaran
tidak langsung terdiri dari induksi, deduksi dan
penimpulan kausal
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai