Bab Iv Revisi
Bab Iv Revisi
22
4.4 Hasil Analisis Kadar Abu
Kode Sampel Kadar Abu (gr) % Kadar Abu
W1 0,021 1,04 %
W2 0,022 1,09 %
W3 0,023 1,14 %
W4 0,025 1,25 %
W5 0,031 1,52 %
4.2 Pembahasan
- Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan faktor penting yang mempengaruhi warna
antosianin, pada kondisi asam (pH rendah) antosianin bewarna orange.
Pada tabel 4.1, penelitian ini bixin dilarutkan dalam larutan aseton dan
mendapatkan nilai pH 4 semua, sesuai dengan SNI bixin lebih cenderung memiliki
pH 4 dan tidak lebih dari 5. Bixin yang ada di dalam zat pewarna dalam penelitian ini
telah sesuai. Biji kesumba (Bixa Orellana L) yang mengandung bixin sebagai
pewarna berbahan zat aktif, dengan basis pH pada biji kesumba keling yang paling
disukai karena mempunyai konsistensi, daya sebar dan daya lekat yang paling dapat
diterima dan mempunyai pH 4, pigmen bixin akan lebih stabil, karena pada pH
kurang dari 3 atau lebih dari 5 pigmen bixin akan cepat terdegradasi (Suparmi et al,
2009).
24
4.2.2 Analisa Zat Warna Yang Dihasilkan sesuai dengan SNI
4.2.2.1 Kadar Air
Kadar air adalah banyaknya kandungan air yang terdapat dalam suatu bahan.
Nilai kadar air dapat ditentukan dari pengurangan berat suatu bahan yang dipanaskan
pada suhu pengujian (Winarno, 2002).
Gambar 4.2 Grafik Kadar air cenderung naik dengan rentang nilai 58,92% -
65,71%, didapat nilai kadar air dengan rata – rata 62,282% .Pada pewarna F5 dengan
konsentrasi 100 ml aseton didapat nilai kadar air tertinggi sebesar 65,71% dan pada
pewarna F1 dengan konsentrasi 20 ml aseton didapat nilai kadar air terendah sebesar
51,92%. Berdasarkan (SNI 3144 : 2009) spesifikasi kimia zat pewarna alami
dipasaran dunia batas maksimum kadar air dalam pewarna alami adalah 65%.
Formula yang mendekati SNI adalah F5 dengan nilai rata – rata 65,71%. Sesuai
dengan referensi tersebut maka kadar air yang ada di dalam zat pewarna dalam
penelitian ini telah sesuai. Dapat dilihat bahwa semakin banyak konsentrasi semakin
meningkat konsentrasi rendemen dan kadar air.
25
26
4.2.2.4 antioksidan
Didalam biji kesumba ditemukan suatu zat antioksidan yang diperlukan tubuh
sebagai penangkal radikal bebas (Badan Standarisasi Nasional). Biji kesumba
tebukti berpotensi sebagai antioksidan, memiliki potensi pula sebagai antikanker,
dan anti jamur erta anti inflamatori sehingga dapat dimanfaatkan untuk kesehatan
tubuh.
Uji antioksidan pada biji kesumba di dalamnya untuk mengetahui berapa
besar aktivitas antioksidanya. Uji aktivitasantioksidan dilakukan dengan metode
DPPH dengan pemantauan absorbansi pada panjang gelombang 516 nm
menggunakan spektrometer Uv – Vis.
28