Anda di halaman 1dari 14

 PENGHIMPUNAN : QS.

Al-Qiyamah:17: “inna
‘alaina jam’ahu wa qur’anah” (“Sesungguhnya
atas tanggungan Kamilah penghimpunannya
(di dalam dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya”).
 PENULISAN : penulisan seluruh al-Qur’an
yang memisahkan masing-masing ayat dan
surah di dalam suatu shahifah tersendiri
 BANYAKNYA HUFADZ YANG GUGUR DI
MEDAN PERANG, SEKITAR 70 ORANG GUGUR
DALAM PERANG BI’RI MA’UNAH.
 MENGHINDARI KONFLIK DAN PERPECAHAN
DIANTARA UMMAT ISLAM (BANYAKNYA
DIALEK YANG DIPAKAI DALAM MENULIS DAN
MEMBACA AL-QUR’AN)
 MASA RASULULLAH SAW
 MASA ABU BAKR ASH-SHIDIQ RA
 MASA UTSMAN BIN ‘AFFAN RA
 RASUL MENGANGKAT SEKRETARIS/PENULIS
WAHYU (Khulafa ar-Rasyidun, Mu’awiyah,
Zain bin Tsabit, Khalid bin Walid, Ubay bin
Ka’ab, dan Tsabit bin Qais)
 DASAR: HR. Bukhari Muslim dari Zaid bin
Tsabit: “Di kediaman Rasulullah kami dahulu
menyusun ayat-ayat al-Qur’an yang tercatat
pada riqa’)
 CATATAN: Riqa ‘-ruq’ah : lembaran
kulit/lembaran daun/lembaran kain.
 Para sahabat menulis ayat-ayat al-Qur’an di
permukaan batu, pelepah kurma, tulang unta,
tulang kambing, pelana kuda, lembaran kulit.
 Susunan ayat dan surah berlangsung secara
tauqifi (atas petunjuk Nabi).
 Jumhur ulama berpendapat, bahwa kodifikasi
semasa hidup Rasulullah SAW telah
dipertimbangkan penulisannya supaya
mencakup “tujuh huruf” yang menjadi
landasan turunnya.
 Hasil catatan dan penghimpunan para
sahabat disimpan di rumah Rasulullah,
sedangkan para sahabat tersebut memiliki
salinannya untuk disimpan sebagai
dokumen/arsip pribadi, sehingga model
seperti inilah yang menjadi jaminan diantara
jaminan lainnya untuk menjaga dan
memelihara keaslian al-Qur’an. (Baca QS. Al-
Hijr:9): “inna nahnu nazzalna al-dzikra wa
inna lahu lahafidzun.”
 Konteks : (1) Hasil kodifikasi masa Rasulullah
masih terpencar/terpisah di berbagai media
(batu, pelepah kurma, lembaran kulit, dll.); (2)
70 huffadz gugur di medan perang Yamamah
(tahun ke 12 H) melawan pengikut Musailamah
al-Kadzdzab).
 Tertib ayat dan surat sama persis dengan
kodifikasi masa Rasulullah SAW
 Berlangsung sekitar 1 tahun kemudian setelah
beliau wafat Mushaf tersebut disimpan di rumah
Umar bin Khaththab RA, dan sepeninggal Umar
bin Khaththab mushhaf tersebut disimpan di
rumah Hafshah binti Umar.
 Sebelum diputuskan secara bulat nama
MUSHAF bagi al-Qur’an setelah kodifikasi, ia
dinamakan AS-SIFR (nama ini ditolak Umar
karena nama ini dipakai oleh orang Yahudi).
Ia juga dinamakan AL-MUSHAF (nama ini juga
ditolak karena juga dipakai oleh orang
Habsyah)
 LATAR BELAKANG: KHAWATIR TERJADI
PERSELISIHAN TENTANG KITABULLAH
(diperkuat saran Hudzaifah bin al-Yaman,
mengacu pada apa yang pernah terjadi di
kalangan Yahudi dan Nasrani)
 Utsman lalu mengirim surat kepada Hafshah
agar mengirim Mushaf untuk disalin.
 Utsman mempercayakan tugas penyalinan
Mushaf ini kepada 4 sahabat: Zaid bin Tsabit,
Abdullah bin Zubair, Sa’id bin al-’Ash, dan
Abdurrahman bin al-Harits bin al-Hisyam.
 Pedoman: kalau terjadi perselisihan tentang al-Qur’an
agar ditulis menurut dialek Quraisy, karena al-Qur’an
diturunkan dalam bahasa Quraisy.
 Usai penyalinan menjadi beberapa Mushaf, lalu Mushaf asli
dikembalikan lagi kepada Hafsah (disimpan oleh beliau
hingga wafat, pada masa Marwan bin al-Hakam Mushaf ini
diambil dan dibakar atas pertimbangan khawatir terjadi
perselisihan dan peraguan terhadap Mushaf Utsmani), dan
salinan Mushaf dikirim ke berbagai kawasan Islam
(Jumhur Ulama menyatakan bahwa Utsman menyalin
menjadi 4 Mushaf; Utsman memegang satu Mushaf, tiga
lainnya dikirim ke Kufah, Basrah, dan Syam; sebagian
ulama berpendapat menjadi 7 Mushaf; 4 Mushaf
sebagaimana pendapat Jumhur ulama lalu tiga lainnya
dikirim ke Makkah, Yaman, dan Bahrein).

 As-Suyuti dalam al-Itqan berpendapat bahwa
salinan Mushaf itu sebanyak 5 buah, dengan
argumentasi, bahwa jika 5 buah itu ditambah
Mushaf induk akan menjadi 6 buah dan 1
buah adalah dipegang Utsman sendiri.
 Utsman kemudian memerintahkan agar
semua catatan tentang al-Qur’an atau Mushaf
selain Mushaf yang telah disalin dan dikirim,
dibakar.
 Pendorong utama kodifikasi adalah
perbedaan cara membaca al-Qur’an
 Komisi kodifikasi terdiri dari 4 orang yang
kredibel dan kompeten (Zaid dari al-Anshar
Madinah, 3 yang lain dari Quraisy)
 Sandaran kodifikasi adalah Mushaf asli
 Bahasa Quraisy dijadikan teknik pengecekan
keabsahan
 Ummat Islam hanya dibolehkan memiliki
Mushaf hasil kodifikasi (selainnya dibakar)
 Menjawab pertanyaan: “mengapa ummat
Islam semakin jauh dari al-Qur’an,
bersamaan dengan Mushaf al-Qur’an
semakin banyak dan mudah didapatkan ?”;
“bagaimana caranya agar generasi muda
bangsa ini mencintai al-Qur’an ?”
 Jawaban tidak melebihi 100 kata dan dikirim
ke email : kurnianto.mama@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai