Anda di halaman 1dari 50

library.uns.ac.

id 64
digilib.uns.ac.id

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN MAATSCHAP MENURUT KITAB


UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DENGAN UNDANG-
UNDANG JABATAN NOTARIS

1. MAATSCHAP MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM


PERDATA
KUHPerdata mengenal 2 (dua) istilah, yakni persekutuan dan
perserikatan perdata. Cikal bakal adanya persekutuan dan perserikatan
perdata adalah “Perkumpulan”. Perkumpulan merupakan dasar
terbentuknya Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma, Persekutuan
Komanditer (CV). Perkumpulan dibagi menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu:64
a. Perkumpulan dalam arti luas, perkumpulan yang tidak memiliki
kepribadian tertentu dan tidak dapat dibedakan dengan perkumpulan
jenis lain. Prosedur terbentuknya perkumpulan ini, terjadi dari
beberapa peristiwa dan perbuatan, yaitu:
1) Adanya beberapa orang yang sama-sama memiliki kepentingan
terhadap sesuatu
2) Beberapa orang tersebut sepakat untuk mendirikan perkumpulan
3) Memiliki tujuan tertentu dalam mendirikan perkumpulan
4) Untuk melaksanakan tujuan bersama tersebut dengan cara
mengadakan kerjasama pada koridor perkumpulan yang dibentuk.
Perkumpulan dalam arti luas ini dibentuk untuk menjalankan
perusahaan. Perusahaan yang dimaksud ini adalah sebagai bentuk
usaha untuk mewujudkan tujuan bersama yaitu untuk memperoleh

64
HMN. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, Buku 2 tentang Bentuk-Bentuk
BadanHukum, Djambatan, Jakarta, 1988, Hlm.8 – 10.

commit to user
library.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

keuntungan atau laba bersama. Bentuk perkumpulan tersebut


adalah:
a) Perkumpulan yang tidak berbadan hukum:
1) Persekutuan perdata
2) Persekutuan firma
3) Persekutuan komanditer
b) Perkumpulan yang berbadan hukum:
1) Perseroan terbatas
2) Koperasi
3) Yayasan
4) Perkumpulan saling menanggung
Jadi perkumpulan dalam arti luas merupakan dasar
terbentuknya Persekutuan Perdata (Maatschap
Vennootschap).
b. Perkumpulan dalam arti sempit, perkumpulan yang bukan menjadi
bentuk dasar dari persekutuan dan sebagainya, yang berdiri sendiri
dan terpisah dari bentuk lainnya serta diatur dalam perundang-
undangan tersendiri. Perkumpulan dalam arti sempit ini tidak
berorientasi pada tujuan utama berupa keuntungan atau laba serta
tidak menjalankan perusahaan. Perkumpulan ini disebut dengan istilah
vereniging, yang merupakan dasar terbentuknya Perserikatan Perdata
(Burgelijk Vennootschap).

commit to user
library.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

Perbedaan Persekutuan Perdata dengan Perserikatan Perdata.65


Perserikatan Perdata Persekutuan Perdata
Tidak Menjalankan
1. 1. Menjalankan perusahaan
Perusahaan
Tidak semata-mata hanya
untuk memperoleh Bertujuan untuk
2. keuntungan tetapi lebih 2. memperoleh keuntungan
kepada tujuan kemanfaatan bersama
bersama
Suatu badan usaha yang
termasuk dalam hukum
Suatu badan usaha termasuk bisnis/ekonomi. Contoh:
3. 3.
dalam hukum perdata umum Persekutuan Firma,
Persekutuan Komanditer,
dll.
Dilakukan dengan cara
Dilakukan hanya untuk
4. 4. terus menerus dan terang-
kepentingan tertentu
terangan

65
Arif Indra Setyadi, Perserikatan dan Persekutuan Perdata, MKN UNDIP 2011,
http://notariatundip2011.blogspot.com/2012/04/perserikatan-dan-persekutuan-perdata.html
diakses pada 1 November 2016.

commit to user
library.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id

a. Ketentuan Umum Persekutuan Perdata


Buku III KUHPerdata terdiri atas suatu bagian umum dan
khusus. Bagian umum memuat peraturan-peraturan yang berlaku
bagi perikatan pada umumnya, bagian khusus memuat peraturan-
peraturan mengenai perjanjian yang dipakai dalam masyarakat dan
yang sudah mempunyai nama tertentu, misalnya jual beli, sewa
menyewa, perjanjian perburuhan, maatschap, pemberian
66
(schenking) dan sebagainya. Pasal 1618 KUHPerdata
menjelaskan: “Persekutuan adalah suatu perjanjian dengan mana
dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu
dalam kekayaan bersama, dengan maksud untuk membagi
keuntungan yang diperoleh karenanya”.67 Persekutuan perdata
dibentuk dari orang-orang yang memiliki profesi yang sama dan
berkeinginan untuk berhimpun dengan menggunakan nama
bersama. Contohnya adalah persekutuan diantara para pengacara
atau para akuntan, yang biasanya dikenal dengan istilah associate,
partner, rekan atau Co (compagnon).68
Dalam kepustakan dan ilmu hukum, istilah persekutuan
bukanlah istilah tunggal, karena ada istilah pendampingnya yaitu
perseroan dan perserikatan. Ketiga istilah ini sering digunakan
untuk menerjemahkan istilah Belanda: Maatschap Vennoot Schap.69
Perkataan Belanda “maat” atau “vennoot” berarti kawan atau
sekutu, sehingga makna dari perkataan “maatschap” atau
“vennootschap” adalah sama dengan makna dari perkataan
Indonesia “persekutuan”. Makna yang sama terkandung di dalam
66
Hasanuddin Rahman, Legal Drafting, Cutra Aditya Bakti, Bandung, 2000, Hlm.5.
67
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT.Pradnya Paramita,
Jakarta, 2004.
68
Rudhi Prasetya, Maatschap, Firma, dan Perseroan Komanditer, PT.Citra Aditya Bhakti, Bandung,
2002. Hlm.4-5.
69
Chidir Ali, Badan Hukum, Alumni, Bandung, 1999. Hlm.133.

commit to user
library.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id

perkataan Inggris “partnership”. Perkataan “persekutuan” lebih


tepat dari pada perkataan “perseroan” karena perkataan yang
terakhir ini mungkin menimbulkan dugaan seolah-olah dalam
bentuk kerjasama yang kita bicarakan ini dikeluarkan “sero” atau
saham, padahal pengeluaran sero atau saham ini tidak perlu.70
Menurut pasal 1618 KUHPerdata syarat persekutuan perdata
adalah adanya perjanjian dan pemasukan sesuatu kedalam
persekutuan (inbreng). Perjanjian mendirikan persekutuan adalah
perjanjian konsensual yaitu perjanjian yang terjadi karena ada
persetujuan kehendak para pihak atau ada kesepakatan-kesepakatan
sebelum tindakan-tindakan. Konsekuensinya adalah jika sudah ada
kata sepakat, maka meskipun belum ada inbreng maka persekutuan
sudah dianggap ada. Perjanjian itu mulai berlaku sejak saat yang
ditentukan dalam perjanjian. Hal ini diuraikan dalam pasal 1624
KUHPerdata.71 Pembagian keuntungan dari hasil pemasukan
tersebut, dibuat berdasarkan perjanjian oleh para pihak yang
mendirikannya, dalam perjanjian itu para pihak berjanji
memasukkan sesuatu (modal) kedalam persekutuan, dan hasil dari
usaha yang dijalankan (keuntungan) kemudian dibagi diantara para
pihak sesuai dengan perjanjian.72
Persekutuan perdata lahir karena adanya perjanjian, dalam
pasal 1320 KUHPerdata menerangkan empat syarat sahnya
perjanjian, yaitu:
1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya, ini merupakan
syarat yang harus ada dalam suatu persekutuan. Berdasarkan

70
Subekti, Aneka Perjanjian. Citra aditya Bakti. Bandung. 1995. Hlm.75.
71
H.M.N.Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukukm Dagang Indonesia 2 Hukum Perserikatan
Perusahaan, PT.Djambatan, Jakarta, 1981, Hlm.19.
72
Gunawan Widjaya, Seri Aspek Hukum Dalam Bisnis: Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma, dan
Persekutuan Komanditer, Jakarta, 2006, Hlm.9.

commit to user
library.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id

pada pasal 1321 KUHPerdata sampai dengan pasal 1328


KUHPerdata secara jelas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya
kesepakatan bebas dianggap terjadi pada saat perjanjian dibuat
oleh para pihak, kecuali dapat dibuktikan kesepakatan tersebut
terjadi karena adanya kekhilafan, paksaan, ataupun penipuan.73
a. Masalah kekhilafan diatur dalam pasal 1322 KUHPerdata,
yang menjelaskan bahwa kekhilafan bukanlah alasan untuk
membatalkan perjanjian. Undang-Undang membatasi dua
hal yang dapat menyebabkan batalnya perjanjian karena
kekhilafan, yaitu dalam hal terjadi kekhilafan mengenai
hakikat kebendaan yang menjadi pokok persetujuan tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan kekhilafan
mengenai orang terhadap siapa suatu perjanjian hanya akan
dibuat. Dalam perjnjian pembuatan persekutan, masalah
orang dengan siapa perjanjianakan dibuat merupakan hal
yang penting dan esensi karena dalam persekutan yang pada
dasarnya merupakan kumpulan orang, maka sudah jelas dan
pasti bahwa orang hanya akan berkumpul dengan orang
yang telah mereka kenal. Selain itu dalam persekutuan para
sekutu akan memasukkan ke dalam persekutan tersebut
keahlian mereka yang mana merupakan suatu kemampuan
yang sangat bersifat personal. Dengan memasukkan
keahlian dalam suatu persekutuan maka dapat dikatakan
bahwa pada dasarnya mereka membuat suatu persekutuan
untuk melakukan sesuatu. Perikatan ini tentunya dalam
pelaksanaannya tidak dapat diwakilkan atau dilaksanakan
oleh orang lain atau pihak lain, karena eksistensi dari

73
Ibid, Hlm.15.

commit to user
library.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id

perjanjian persekutuan ini digantungkan pada diri pribadi


dari orang yang mengikatkan diri dalam persekutuan
tersebut.74
b. Masalah paksaan diatur dalam Pasal 1323 KUHPerdata
hingga Pasal 1327 KUHPerdata. Pihak yang dapat
melakukan pemaksaan oleh Pasal 1323 KUHPerdata
dijelaskan dapat merupakan orang yang merupakan pihak
dalam perjanjian, orang yang bukan pihak dalam perjanjian
tetapi mempunyai kepentingan terhadap perjanjian tersebut,
dan orang yang bukan pihak dalam perjanjian dan tidak
memiliki kepentingan terhadap perjanjian yang dibuat
tersebut. Lebih lanjut ketentuan dalam Pasal 1325
KUHPerdata menerangkan bahwa paksaan dapat
membatalkan suatu perjanjian apabila paksaan tersebut
dilakukan terhada psuami atau istri atau keluarga pihak yang
membuat perjanjian dalam garis ke atas maupun ke bawah.
Paksaan yang dilakukan dapat juga berbentuk paksaan fisik
maupun psikis.
c. Masalah penipuan diatur dalam Pasal 1328 KUHPerdata.
KUHPerdata menyatakan bahwa masalah penipuan
mengandung unsur kesengajaan dari salah satu pihak untuk
mengelabui pihak lawannya sehingga pihak yang terakhir ini
memberikan kesepakatannya untuk tunduk pada perjanjian
yang dibuat di antara mereka. Oleh KUHPerdata masalah
penipuan ini harus dibuktikan, tidak cukup apabila hanya
dengan persangkaan.

74
Gunawan Widjaja, Op.Cit, Hlm.17.

commit to user
library.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, diatur di dalam


pasal 1329 KUHPerdata yang menyatakan bahwa: “Setiap orang
adalah cakap untuk membuat perikatan, jika ia oleh Undang-
Undang tidak dinyatakan cakap”. Selanjutnya pasal 1330
KUHPerdata menjelaskan lebih lanjut mengenai siapa-siapa
yang dikategorikan tidak cakap untuk membuat perjanjian,
yaitu:
a. Anak yang belum dewasa, pada dasarnya setiap orang sejak
dilahirkan adalah subjek hukum, dengan pengertian bahwa
setiap orang adalah pendukung hak dan kewajibannya
sendiri. Walau demikian bukan berarti bahwa setiap orang
yang telah dilahirkan dianggap mampu mengetahui segala
akibat dari suatu perbuatan hukum, khususnya dalam
lapangan harta kekayaan. Pasal 330 KUHPerdata
menyatakan bahwa orang yang sudah dewasa adalah orang
yang sudah berusia 21 (dua puluh satu) tahun, atau orang
yang berusia kurang dari itu namun sudah pernah
melangsungkan pernikahan. Anak yang belum dewasa
dalam setiap tindakannya diwakili oleh orang tuanya,
apabila anak tersebut masih berada dibawah kekuasaan
orang tua (yaitu ayah dan ibu secara bersama-sama) atau
walinya jika anak tersebut tidak lagi berada dibawah
kekuasaan orang tuanya (yaitu jika hanya ada salah satu dari
orang tuanya saja).75 Menurut Pasal 39 Undang-Undang
Nomor 2 tahun 2014 UUJN-P, seseorang sudah dapat
dikatakan dewasa apabila telah mencapai usia 18 (delapan
belas) tahun.

75
Kartini Mulja dan Gunawan Widjaja, Perikatan yang lahir dari Perjnjian, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2006, Hlm.128-131.

commit to user
library.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id

b. Orang yang ditaruh di bawah pengampuan, diatur dalam


pasal 433 KUHPerdata dan pasal 436 KUHPerdata, yang
menerangkan bahwa status berada di bawah
pengampunannya seseorang harus dibuktikan dengan surat
penetapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri yang
meliputi tempat kediaman dari orang yang telah diletakkan
di bawah pengampuan mulai berlaku terhitung sejak
penetapan Pengadilan tersebut dikeluarkan. Dengan
diletakkannya seseorang dibawah pengampuan maka orang
tersebut memiliki kedudukan yang sama seperti orang yang
belum dewasa. Orang tersebut menjadi tidak cakap untuk
bertindak dan tidak dapat melakukan perbuatan hukum.
Semua perbuatan hukum yang dilakukan oleh orang yang
berada dibawah pengampuan membawa akibat kebatalan
terhadap perbuatan hukum yang dilakukan olehnya tersebut.
Khusus terhadap seseorang yang ditaruh dibawah
pengampuan karena keborosannya, maka pengampuan
hanya meliputi pada tindakan atau perbuatan hukumnya
dalam lapangan hukum harta kekayaan, serta tidak meliputi
tindakan atau perbuatan hukum dalam lapangan hukum
pribadi. Dengan diletakkannya orang dibawah pengampuan
maka segala tindakan orang yang berada dibawah
pengampuan tersebut harus dilaksanakan oleh
pengampunya, yang demi hukum bertindak untuk dan atas
nama orang yang diampu oleh pengampu tersebut.76
Perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang ditentukan

76
Ibid,Hlm.136-137.

commit to user
library.uns.ac.id 73
digilib.uns.ac.id

oleh undang- undang, namun ketentuan ini sudah tidak


berlaku lagi.
3. Suatu Hal Tertentu, diatur di dalam Pasal 1618 KUHPerdata
yang menjelaskan persekutuan maka kita harus melihat
ketentuan pasal 1618 KUHPerdata yang menjelaskan definisi
persekutuan dan dikaitkan dengan pasal 1332 hingga pasal 1334
KUHPerdata. Dari ketentuan tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang merupakan hal tertentu dalam suatu perjanjian
pembentukan persekutuan adalah “benda” yang dimasukkan
dalam persekutuan tersebut. Benda tersebut adalah benda yang
harus memiliki nilai ekonomis, tanpa nilai ekonomis maka
benda tersebut tidak ada artinya sama sekali, dengan demikian
tidak mungkin dipergunakan untuk memperoleh keuntungan
(yang akan dibagi dalam persekutuan). Dengan demikian
jelaslah bahwa benda yang dapat menjadi pokok persetujuan
meliputi segala macam benda, yang diakui dan dikenal serta
memiliki nilai ekonomis, dapat dimasukkan dalam
persekutuan.77 Ketentuan lebih lanjut terdapat di dalam pasal
1619 ayat (2) KUHPerdata yang menjelaskan bahwa uang dan
keahlian dapat menjadi “sesuatu hal” yang dapat dmasukkan
dalam persekutuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan suatu hal tertentu dalam suatu perjanjian
pembentukan persekutuan adalah:
a. Benda, baik bergerak ataupun tidak bergerak, berwujud
ataupun tidak berwujud
b. Uang
c. Keahlian

77
Gunawan Widjaja, Op.Cit, Hlm.78-79.

commit to user
library.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id

4. Suatu sebab yang tidak terlarang, diatur dalam pasal 1619 ayat
(1) KUHPerdata, terdapat dua hal yang menjadikan perjanjian
pembentukan persekutuan memiliki kausa yang halal, yaitu:
a. Mengenai suatu usaha yang halal, yang selanjutnya diatur
dalam pasal 1620 hingga pasal 1623 KUHPerdata
b. Harus dibuat untuk manfaat bersama para pihak, yang
merupakan teman serikat dalam persekutuan tersebut, yang
menemukan bentuk konkretnya dalam rumusan Pasal 1634
dan pasal 1635 KUHPerdata.
Perjanjian selain harus memenuhi syarat yang telah
ditetapkan dalam pasal 1320 KUHPerdata, juga harus
memenuhi syarat-syarat yang lain, yaitu:
1) Tidak dilarang oleh hukum
2) Tidak bertentangan dengan tata susila dan ketertiban
umum
3) Harus merupakan kepentingan bersama yang dikejar,
yaitu keuntungan sorang teman serikat saja. Selain itu,
keuntungan itu juga tidak harus merupakan penambahan
kekayaan. Oleh karena itu perserikatan mungkin
bertujuan agar:
a) Mencegah pengeluaran biaya
b) Untuk bersama-sama menggunakan sebuah benda,
misalnya mobil, bangunan dan lain-lain.78
Pasal 1620 KUHPerdata membagi 2 (dua) jenis persekutuan
perdata yaitu, persekutuan perdata yang tak terbatas dan
persekutuan perdata terbatas. Persekutuan perdata yang tak terbatas
sering juga disebut persekutuan perdata penuh atau persekutuan

78
H.M.N. Purwosutjipto, Op.Cit, Hlm.20.

commit to user
library.uns.ac.id 75
digilib.uns.ac.id

perdata umum yang diatur dalam pasal 1622 KUHPerdata.


Sedangkan persekutuan perdata terbatas biasa juga dikenal sebagai
persekutuan perdata khusus diatur di dalam pasal 1623
KUHPerdata.
Persekutuan perdata dibentuk untuk mendapatkan
keuntungan, dan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1621
KUHPerdata disyaratkan adanya sesuatu manfaat yang dihasilkan
dari kerajinan atau keahlian pihak tertentu, untuk melakukan
pengelolaan atas benda yang dimasukkan dalam persekutuan.
Keuntungan yang dimaksud berupa manfaat bersama yang
dirasakan oleh setiap anggota persekutuan dalam persekutuan
tersebut. Manfaat atau keuntungan ini harus sesuatu yang berasal
dari kepemilikan suatu benda, atau kenikmatan dari suatu benda
yang dikelola, digunakan atau dikaryakan berdasarkan suatu
keahlian yang juga dimasukkan kedalam persekutuan tersebut.
Ketentuan pasal 1622 KUHPerdata menentukan bahwa,
Persekutuan penuh tentang keuntungan hanyalah mengenai segala
apa yang diperoleh para pihak dengan nama apa pun, selama
berlangsungnya persekutuan sebagai hasil dari usaha mereka.
Keuntungan yang dimaksud disini adalah segala sesuatu yang
akan diperoleh oleh setiap anggota persekutuan dari hasil usaha
mereka, sehingga sesuatu yang sudah ada pada saat presekutuan
terbentuk, atau yang dimasukkan dalam persekutuan bukanlah
termasuk keuntungan dalam persekutuan, dan kerenanya tidak bisa
dibagikan kepada para anggota persekutuan. Dalam hal ini juga
termasuk di dalamnya adalah benda milik bersama dalam
persekutuan, namun jika ditinjau lebih jauh mengenai benda milik
bersama tersebut menghasilkan keuntungan yang lebih baik dari
sekedar pemanfaatan bersama sebagai suatu bentuk keuntungan,

commit to user
library.uns.ac.id 76
digilib.uns.ac.id

maka keuntungan itu juga harus dibagikan secara bersama kepada


para anggota persekutuan. Jadi segala sesuatu yang dimasukkan ke
dalam persekutuan bukanlah keuntungan dalam perksekutuan.
Segala sesuatu yang dimasukkan tersebut entah itu benda, uang atau
keahlian adalah suatu alat untuk memperoleh keuntungan tersebut
atau manfaat bagi persekutuan.79
Persekutuan perdata khusus diatur dalam pasal 1623
KUHPerdata yaitu persekutuan yang gerak usahanya ditentukan
secara khusus, bisa hanya mengenai barang-barang tertentu saja,
atau pemakaiannya, atau hasil yang akan didapat dari barang-barang
itu, atau mengenai suatu usaha tertentu atau penyelenggaraan suatu
perusahaan atau pekerjaan tetap. Jadi, penentuannya ditekankan
pada jenis usaha yang dikelola oleh anggota persekutuan, bukan
pada inbrengnya. Mengenai inbreng, baik pada persekutuan perdata
umum maupun persekutuan perdata khusus harus ditentukan secara
jelas. Kedua persekutuan ini dibolehkan. Yang tidak dibolehkan
adalah persekutuan yang sangat umum yang keuntungannya tidak
diatur secara terperinci seperti yang diatur di dalam Pasal 1621
KUHPerdata.

79
Gunawan Widjaja, Op.Cit, Hlm. 118-120.

commit to user
library.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id

b. Hubungan Antara Para Sekutu Satu Sama Lain


Pemasukkan modal berupa benda dalam suatu persekutuan
pada prinsipnya adalah suatu konstruksi hukum yang hampir sama
dengan hibah, karena pemasukan tersebut tidak memberikan
kontraprestasi secara langsung terhadap pihak yang memberikan
benda tersebut ke dalam persekutuan. Kontraprestasi yang
diharapkan adalah pembagian keuntungan dari hasil kerja dalam
persekutuan, yang dilakukan secara bersama oleh para teman sekutu
dalam persekutuan. Oleh karena itu persekutuan yang semata-mata
berhubungan dengan pemasukan suatu benda ke dalam persekutuan,
maka lahirnya persekutuan adalah pada saat dilakukannya
penyerahan benda ke dalam persekutuan, dengan tanpa adanya
penyerahan tersebut maka persekutuan yang semata-mata
berhubungan dengan benda tersebut tidak pernah dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Teman sekutu lain tidak pernah
dapat melakukan prestasinya sebelum benda tersebut dimasukkan
ke dalam persekutuan.80 Dalam rumusan Pasal 1631 KUHPerdata
jelas ditegaskan bahwa setiap benda yang diserahkan atau
dimasukkan ke dalam persekutuan adalah menjadi tanggungan
persekutuan sepenuhnya, dengan pengertian bahwa persekutuan
menanggung resiko atas kemusnahan dari benda tersebut. Bahkan
lebih jauh lagi, karena persekutuan telah menjadi pemilik dari
benda yang dimasukkan ke dalam persekutuan tersebut maka baik
mengenai biaya maupun ongkos guna pemakaian dan pemeliharaan
benda tersebut menjadi ongkos dan biaya bagi persekutuan
sepenuhnya.81

80
Ibid, Hlm.123.
81
Ibid, Hlm.133.

commit to user
library.uns.ac.id 78
digilib.uns.ac.id

Dalam persekutuan tidak ada ketentuan berapa besarnya


modal atau kekayaan bersama itu. Ada yang memasukkan uang, ada
yang memasukkan barang, bahkan ada pula yang hanya
memasukkan tenaganya saja. Barang yang dimasukkan akan
ditaksir harganya dan teman sekutu yang memasukkan barang
tersebut dianggap mempunyai „saham‟ sebesar nilai barang
tersebut. Adapun oleh undang-undang ditetapkan bahwa teman
sekutu yang hanya memasukkan tenaganya saja mendapat bagian
yang sama dari keuntungan bersama seperti teman sekutu yang
memasukkan „modal‟ (uang) yang paling sedikit sebagaimana
tertulis pada pasal 1663 ayat (2) KUHPerdata. Pemasukan dapat
juga berupa nama baik dan sebagainya. Memperhatikan ketentuan
Pasal 1631 ayat (2) KUHPerdata, Pasal 1646 dan Pasal 1648
KUHPerdata maka harus diingat bahwa: Jika benda yang akan
dimasukkan ke dalam persekutuan musnah sebelum penyerahan
dilakukan maka persekutuan demi hukum menjadi bubar;
a) Jika benda yang dimasukkan ke dalam persekutuan tersebut
habis karena pemakaian maka persekutuan tidaklah bubar
karenanya;
b) Jika benda yang dimasukkan atau telah diserahkan ke dalam
persekutuan musnah karena apa pun juga maka:
1) Jika benda tersebut adalah pokok persetujuan dalam
persekutuan maka persekutuan demi hukum bubar.
Persekutuan yang bubar dalam hal ini adalah persekutuan
khusus yang mengenai harta bersama yang terdiri dari
benda-benda tertentu yang akan dipergunakan untuk
memperoleh keuntungan melaluinya.
2) Jika benda tersebut bukan merupakan pokok persetujuan
dalam persekutuan maka persekutuan tidak menjadi bubar.

commit to user
library.uns.ac.id 79
digilib.uns.ac.id

Dalam hal yang dimasukkan ke dalam persekutuan adalah


keahlian, tenaga atau kerajinan, ketentuan Pasal 1627 KUHPerdata
menentukan bahwa para teman sekutu tersebut diwajibkan memberi
perhitungan kepada perserikatan tentang semua keuntungan yang
telah diperoleh dengan kerajinan yang sedemikian yang merupakan
bagian dari perserikatan. Dapat dijelaskan bahwa dalam konteks
pemasukan keahlian, tenaga atau kerajinan dalam persekutuan maka
teman sekutu yang akan memasukkan keahlian, tenaga atau
kerajinannya tersebut diberikan kewenangan untuk menilai
kemampuannya sendiri. Penilaian ini, dan kuantifikasi keahlian ke
dalam bentuk nilai materiil tersebut selanjutnya akan dipergunakan
untuk memperhitungkan pembagian keuntungan yang diperoleh
dari pelaksanaan kerajinan dan keahlian atau tenaga yang telah
dikeluarkannya tersebut. Dalam hal tidak ada kesepakatan antara
para teman serikat pada saat persekutuan didirikan maka keahlian,
tenaga atau kerajinan tersebut akan dinilai senilai dengan bagian
dari teman sekutu yang memasukkan barang atau uang dengan nilai
yang paling kecil. Apabila persekutuan menderita kerugian maka
berdasarkan ketentuan Pasal 1630 KUHPerdata teman sekutu yang
hanya memasukkan keahlian, tenaga atau kerajinan, juga wajib
mengganti kerugian yang diderita oleh persekutuan selama teman
sekutu tersebut melaksanakan tugasnya dengan mempergunakan
harta kekayaan persekutuan (yang merupakan milik bersama
persekutuan).
Perjanjian persekutuan perdata tidak memiliki pengaruh
keluar (terhadap pihak ketiga) dan para teman sekutu yang
mengatur bagaimana cara kerja sama antara para teman sekutu dan
bagaimana pembagian keuntungan yang diperoleh secara bersama-
sama itu diserahkan sepenuhnya kepada mereka sendiri untuk

commit to user
library.uns.ac.id 80
digilib.uns.ac.id

mengaturnya dalam perjanjian tersebut. Mengenai pembagian


keuntungan ini Undang-Undang telah mengadakan pembatasan
terhadap kebebasan mengatur pembagian keuntungan itu,yaitu:
a) Para teman sekutu tidak boleh memperjanjikan bahwa mereka
akan menyerahkan pengaturan tentang besarnya bagian masing-
masing kepada salah seorang dari mereka atau kepada seorang
pihak ketiga pasal 1634 ayat (1) KUHPerdata. Suatu janji
seperti ini harus dianggap sebagai tidak tertulis dan akan
berlaku peraturan sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang.
b) Para teman sekutu tidak boleh memperjanjikan bahwa kepada
salah seorang akan diberikan semua keuntungan sebagai mana
diatur dalam pasal 1635 ayat (1) KUHPerdata. Janji seperti ini
diancam dengan kebatalan.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa seandainya
dijanjikan bahwa salah seorang akan mendapat bagian yang lebih
besar dari haknya menurut imbangan pemasukan modal maka hal
ini diperbolehkan. Juga diperbolehkan apabila diperjanjikan bahwa
semua kerugian akan dipikul oleh salah seorang atau beberapa
teman sekutu saja sebagaimana tercantum pada pasal 1635 ayat (2)
KUHPerdata. Menurut pasal 1633 KUHPerdata, apabila dalam
perjanjiannya tidak ditetapkan bagian masing-masing teman sekutu
dalam untung dan ruginya persekutuan perdata maka bagian
masing-masing adalah menurut imbangan dengan apa yang telah ia
masukkan. Dari ketentuan tersebut dapat dilihat bahwa pada
prinsipnya cara pembagian keuntungan dan pemikulan kerugian
diserahkan kepada ketentuan para teman sekutu sendiri, namun bila
tidak dibuatkan suatu ketentuan oleh mereka maka berlakulah
ketentuan yang terdapat dalam KUHPerdata.

commit to user
library.uns.ac.id 81
digilib.uns.ac.id

Soal wewenang untuk melakukan pengurusan persekutuan


juga pada prinsipnya diserahkan kepada para teman sekutu sendiri
untuk mengurusnya. Teman sekutu yang dengan suatu janji khusus
dalam persekutuannya ditugaskan melakukan pengurusan
persekutuan berhak, walaupun bertentangan dengan teman sekutu
lainnya, melakukan segala perbuatan yang berhubungan dengan
pengurusan itu, asalkan dia dalam hal itu bertindak dengan itikad
baik. Kekuasaan tersebut selama berlangsungnya persekutuan tidak
dapat ditarik kembali tanpa alasan yang sah, namun jika kekuasaan
tersebut tidak diberikan di dalam perjanjian persekutuannya,
melainkan dibuat didalam suatu akta terkemudian, maka kekuasaan
itu dapat ditarik kembali sebagaimana layaknya suatu pemberian
kuasa biasa. Hal tersebut diatur dalam pasal 1636 KUHPerdata.
Menurut Hofmann sebagaimana dikutip oleh R.Soekardono, apabila
tentang pengurusan ini diatur dalam perjanjian pendirian
persekutuan dan ditugaskan kepada seorang teman sekutu atau lebih
maka anggota pengurus demikian disebut dengan „gerant
statutaire‟. Sedangkan anggota pengurus yang baru ditugaskan di
kemudian hari dengan suatu perjanjian khusus adalah „gerant
mandataire‟. Kedudukan hukum dari kedua jenis pengurus itu
berbeda. Seorang „gerant statutaire‟ menurut Pasal 1636 ayat (2)
KUHPerdata selama berjalannya persekutuan perdata tidak dapat
diberhentikan begitu saja, melainkan hanya berdasar alasan-alasan
menurut hukum (wettige redenen). Undang-Undang sendiri tidak
menjelaskan lanjut tentang alasan-alasan itu. Menurut Hofmann
sebagaimana dikutip oleh R.Soekardono, yang termasuk dalam
alasan itu adalah ketidak cakapan, kekurang seksamaan, menderita
sakit dalam waktu yang lama, dan sebagainya. Singkatnya menurut
R.Soekardono alasan-alasan itu tidak dapat diartikan lain daripada

commit to user
library.uns.ac.id 82
digilib.uns.ac.id

hal-hal, keadaan-keadaan, atau peristiwa-peristiwa yang tidak


memungkinkan seorang anggota pengurus itu bertugas lebih lanjut
karena akan merugikan perkembangan persekutuan. Persekutuan
yang dapat memberhentikan „gerant statutaire‟, yakni para teman
sekutu seluruhnya kecuali teman sekutu yang menjadi anggota
pengurus. Apabila anggota pengurus ini tidak setuju maka
pemberhentian itu dapat dilakukan dengan cara mengajukan
gugatan di depan Hakim untuk mendapatkan putusan tentang soal
apakah pemberhentian itu benar-benar berdasarkan alasan-alasan
menurut hukum. Anggota pengurus yang diberhentikan itu juga
dapat menuntut ganti rugi berdasarkan ketentuan Pasal 1632
KUHPerdata. Lain halnya dengan seorang „gerant mandataire‟.82
Kekuasaan ia sebagai anggota pengurus dapat dicabut sewaktu-
waktu karena kedudukannya sama dengan seorang penerima kuasa
biasa. Ia sendiri juga sewaktu-waktu dapat meminta untuk dicabut
kekuasaannya. Persekutuan juga dapat menunjuk orang diluar
teman sekutu sebagai pengurus dengan menimbulkan hubungan
kerja antara orang yang ditunjuk dengan persekutuan83.
Selanjutnya pasal 1637 KUHPerdata menjelaskan bahwa jika
beberapa teman sekutu telah ditugaskan melakukan pengurusan
persekutuan tanpa ditentukan apa yang menjadi pekerjaan masing-
masing, atau tanpa ditentukan bahwa yang satu tidak diperbolehkan
bertindak jika tidak bersama-sama dengan pengurus lainnya maka
mereka masing-masing berwenang untuk melakukan segala
perbuatan yang berhubungan dengan pengurusan itu. Para teman
sekutu telah dianggap secara timbal balik memberikan kuasa supaya

82
R.Soekardono, Hukum Dagang Indonesia Jilid I (Bagian Kedua), Rajawali Pers, Jakarta, 1991,
Hlm.43.
83
Ibid, Hlm.44.

commit to user
library.uns.ac.id 83
digilib.uns.ac.id

yang satu melakukan pengurusan bagi yang lainnya. Apa yang


dilakukan oleh masing-masing teman sekutu juga mengikat teman
sekutu-teman sekutu lainnya untuk bagian mereka namun mereka
berhak untuk melawan perbuatan tersebut selama perbuatan itu
belum ditutup. Selanjutnya pasal 1639 KUHPerdata mengatur
mengenai pengurusan sebagai berikut:
a. Masing-masing teman sekutu diperbolehkan menggunakan
barang kepunyaan persekutuan asalkan ia memakainya untuk
keperluan sebagaimana barang-barang tersebut dimaksudkan
dan ia tidak memakainya secara berlawanan dengan
kepentingan atau dengan cara lain yang menyebabkan teman
sekutu lain menjadi terhalang untuk memakainya menurut hak
mereka.
b. Masing-masing teman sekutu berhak mewajibkan teman sekutu
lainnya untuk turut memikul biaya yang diperlukan untuk
pemeliharaan barang milik persekutuan.
c. Teman sekutu tanpa seijin teman sekutu lainnya tidak boleh
membuat hal baru pada benda tak bergerak milik persekutuan
meskipun hal tersebut menguntungkan persekutuan.
Pasal 1640 KUHPerdata menetapkan bahwa para teman
sekutu yang tidak menjadi pengurus tidak diperbolehkan
mengasingkan maupun menggadaikan barang-barang bergerak
milik persekutuan atau meletakkan beban di atasnya. Masing-
masing teman sekutu diperbolehkan, walaupun tanpa ijin dari teman
sekutu lainnya, menerima seorang lain sebagai teman sekutu dari
bagiannya dalam persekutuan, tetapi sekalipun ia ditugaskan
melakukan pengurusan kepentingan persekutuan tak dapatlah ia
memasukkan orang ketiga tersebut tanpa seijin teman sekutu
lainnya menjadi anggota persekutuan. Hal ini diatur pada pasal

commit to user
library.uns.ac.id 84
digilib.uns.ac.id

1641 KUHPerdata. Orang luar yang oleh salah seorang teman


sekutu diterima sebagai teman sekutu dari bagian teman sekutu
tersebut dalam bahasa Belanda dikenal dengan nama „onder-
vennoot‟ yang berarti teman sekutu pengikut. Ia hanya mempunyai
hubungan dengan teman sekutu yang menerimanya sebagai
pengikut dan sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan
teman sekutu lainnya. Hanya dengan persetujuan seluruh teman
sekutu baru dapat dimasukkan seorang teman sekutu baru.84

c. Ikatan Peserta Sekutu Terhadap Orang Lain


Persekutuan perdata dibedakan menjadi persekutuan perdata
yang bertindak keluar dan persekutuan perdata bertindak ke dalam.
Persekutuan perdata bertindak keluar yaitu persekutuan yang
diumumkan terang terangan dan pada salah satu teman sekutunya
mendapat kuasa untuk bertindak atas nama persekutuan. Sedangkan
persekutuan yang bertindak ke dalam terjadi apabila para anggota
sekutu berjanji untuk tidak mengumumkan persekutuan tersebut
kepada pihak luar, hanya secara intern saja. Apabila salah satu
teman sekutu melakukan hubungan hukum dengan orang lain, maka
yang terikat adalah orang yang berbuat itu sendiri dan tidak
mengikat dengan persekutuan. Jadi pembedanya terdapat pada ada
tidaknya hubungan dengan orang lain. Suatu persekutuan dari
Notaris, advokat, akuntan, hanya merupakan persekutuan dan tidak
dapat dikatakan perusahaan karena walaupun memperoleh
keuntungan material tapi cara kerjasamanya didasarkan pada
kapasitas kepribadian masing-masing dan mereka bertindak keluar
terang-terangan atas dasar kapasitas kepribadian masing-masing.

84
Ibid, Hlm.147-149.

commit to user
library.uns.ac.id 85
digilib.uns.ac.id

Pasal 1644 KUHPerdata menjelaskan bahwa janji suatu


perbuatan telah dilakukan atas tanggungan persekutuan hanya
mengikat teman sekutu lainnya, kecuali jika orang yang terakhir ini
telah memberikan kuasa kepadanya untuk itu atau jika urusannya
telah memberikan manfaat bagi persekutuan. Hal ini sejalan dengan
penjelasan sebelumnya bahwa persekutuan perdata tidak
mempunyai pengaruh orang lain (terhadap pihak ketiga) dan hanya
menciptakan hubungan intern antara para teman sekutu. Agar para
teman sekutu dapat terikat terhadap pihak ketiga diperlukan
pemberian kuasa oleh para teman sekutu kepada teman sekutu yang
bertindak keluar.
Pasal 1639 KUHPerdata, menjelaskan mengenai perwakilan
dalam persekutuan khusus apabila pada saat persekutuan terbentuk
tidak dibuat perjanjian-perjanjian tertentu.
Bila pada waktu persekutuan dibentuk tidak dibuat perjanjian-
perjanjian tertentu mengenai cara mengurus persekutuan itu, maka
wajib diindahkan aturan-aturan berikut:
1. para peserta dianggap telah memberi kuasa satu sama lain untuk
mengurus persekutuan itu.
Apa yang dibuat oleh masing-masing peserta, sekalipun tanpa
izin para peserta lain, mengikat mereka, tanpa mengurangi hak
mereka atau salah seorang dari mereka untuk melawan
perbuatan tersebut selama perbuatan itu belum ditutup;
2. setiap peserta boleh menggunakan barang-barang kepunyaan
persekutuan, asal untuk keperluan biasa, dan tidak dengan cara
yang bertentangan dengan kepentingan persekutuan atau dengan
cara sedemikian rupa, sehingga para peserta lain mendapat
halangan untuk menggunakannya berdasarkan haknya;

commit to user
library.uns.ac.id 86
digilib.uns.ac.id

3. setiap peserta berhak mewajibkan para rekannya untuk ikut


memikul biaya-biaya yang perlu untuk pemeliharaan barang-
barang kekayaan persekutuan;
4. tanpa izin peserta lain, tidak seorang peserta pun boleh
mengadakan pembaruan-pembaruan pada barang tak bergerak
kepunyaan persekutuan dengan alasan bahwa pembaruan-
pembaruan itu bermanfaat bagi persekutuan,
Dari ketentuan tersebut di atas maka diketahui bahwa apabila
tidak ada teman sekutu yang dikecualikan dari kegiatan pengurusan
maka setiap anggota persekutuan berhak untuk mewakili
persuahaan dan karenanya mengikat persekutuan dengan orang lain
atau pihak ketiga, tindakan ini hanya mengikat kepada anggota
sekutu tersebut dan tidak mengikat teman sekutu lainnya. Dengan
demikian berarti setiap tindakan teman sekutu dalam persekutuan
yang merupakan tindakan pengurusan adalah tindakan yang
mewakili persekutuan dan karenanya mengikat persekutuan. Selama
tidak terjadi pelanggaran dan tidak bertentangan dengan
kepentingan persekutuan maka harta kekayaan persekutuan menjadi
tanggungan bagi persekutuan seperti yang diatur dalamm pasal
1131 KUHPerdata. Tindakan yang berhubungan dengan benda-
benda tidak bergerak milik persekutuan ini harus dilakukan secara
bersama-sama oleh seluruh teman sekutu secara bersama-sama.
Teman sekutu yang dikecualikan dari kegiatan pengurusan sama
sekali tidak berwenang untuk mewakili presekutuan seperti yang di
atur di dalam Pasal 1640 KUHPerdata.85
Daya ikat perwakilan bagi persekutuan yang diatur dalam
pasal 1642 KUHPerdata menjelaskan, “Masing-masing peserta

85
Gunawan Widjaja, Op.Cit. Hlm.172.

commit to user
library.uns.ac.id 87
digilib.uns.ac.id

tidak terikat untuk seluruh utang perseroan dan tidak boleh


mengikatkan para peserta lain, jika mereka ini tidak memberi kuasa
untuk itu kepadanya”, dengan artian bahwa teman sekutu tidak
terikat untuk seluruh hutang persekutuan perdata dan masing-
masing teman sekutu tidak dapat mengikat teman sekutu lainnya
jika mereka ini tidak memberikan kuasa kepadanya untuk itu.
Namun apabila harta persekutuan tidak mencukupi maka teman
sekutu yang bertindak untuk dan atas nama persekutuan tersebut
bertanggungjawab sepenuhnya atas uang yang terbit dari
persekutuannya tersebut yang mengatas namakan persekutuan
diatur dalam pasal 1644 KUHPerdata. Dengan konstruksi hukum
dalam pasal 1644 KUHPerdata maka dapat diketahui bahwa
seorang teman sekutu pengurus dalam persekutuan hanya dapat
mengikat teman sekutu lainnya dalam persekutuan tersebut,
diamping mengikat persekutuan, dalam hal:
1. Teman sekutu lainnya dalam persekutuan tersebut telah
memberikan kuasanya kepada teman sekutu pengurus yang
melakukan tindakan hukum tersebut. Dalam hal ini berlakulah
segala ketentuan yang diatur dalam pemberian kuasa.
2. Persekutuan telah memperoleh manfaat dari hubungan hukum
atau tindakan hukum yang dilakukan oleh teman serikat
pengurus tersebut. Dalam konteks yang demikian, oleh karena
persekutuan telah memperoleh manfaat yang juga dinikmati
oleh para teman sekutu dalam persekutuan (manfaat
persekutuan harus dapat dinikmati oleh setiap teman sekutu
tanpa kecuali) maka sudah selayaknyalah jika teman sekutu-
teman sekutu lainnya ini juga turut menanggung risiko yang
mungkin timbul dari sesuatu yang telah dinikmati olehnya
tersebut. Walau demikian, menurut Gunawan Widjaja, makna

commit to user
library.uns.ac.id 88
digilib.uns.ac.id

bahwa persekutuan telah memperoleh manfaat tidak boleh


diartikan secara mudah dan sederhana, melainkan harus dalam
batasan-batasan yang jelas dan tegas bahwa manfaat tersebut
memang benar-benar telah dirasakan oleh seluruh teman sekutu
dalam persekutuan tersebut.
Pasal 1643 KUHPerdata mengatur mengenai sampai sejauh
mana tanggungjawab para sekutu masing-masing terhadap pihak
ketiga. Para teman sekutu dapat dituntut oleh si berpiutang degan
siapa mereka telah bertindak, masing-masing untuk suatu jumlah
dan bagian yang sama, meskipun bagian teman sekutu yang satu
dalam persekutuan adalah kurang dari bagian teman sekutu yang
lainnya. Terhadap hal tersebut terdapat pengecualian yaitu apabila
sewaktu utang tersebut dibuat dengan tegas ditetapkan kewajiban
para teman sekutu itu untuk membayar utang tersebut adalah
menurut timbangan besarnya bagian masing-masing dalam
persekutuan.
Dengan demikian dapat disimpulkan apabila dalam suatu
tindakan atau perbuatan hukum, seorang teman sekutu tidak
memperoleh kuasa dari teman sekutu lainnya maka sesuai dengan
ketentuan Pasal 1642 KUH Perdata jo. Pasal 1644 KUHPerdata,
tindakan atau perbuatan hukum tersebut tidaklah mengikat teman
sekutu lainnya dalam persekutuan. Dalam hal ada suatu kuasa maka
Pasal 1643 KUHPerdata menjadi berlaku. Dalam hal ini para teman
sekutu tidaklah terikat untuk keseluruhannya, melainkan hanya
untuk suatu jumlah dan bagian yang sama besarnya di antara teman
sekutu yang bertindak dan teman sekutu yang memberikan kuasa,
meskipun bagian masing-masing teman sekutu yang bertindak dan
yang memberikan kuasa dalam persekutuan tidaklah sama, kecuali
apabila waktu perikatan atau utang tersebut dibuat dengan tegas

commit to user
library.uns.ac.id 89
digilib.uns.ac.id

ditetapkan bahwa para teman sekutu yang bertindak dan yang


memberikan kuasa akan membayar utangnya menurut imbangan
besarnya bagianmasing-masing dalam persekutuan.86

d. Bubarnya Persekutuan Perdata


Menurut ketentuan pasal 1646 KUHPerdata, ada beberapa hal
yang menjadi penyebab berakhirnya persekutuan, yaitu:
1. Karena waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian telah
habis.
Pembubaran perseroan yang didirikan untuk suatu waktu
tertentu, tidak boleh dituntut oleh seorang peserta sebelum lewat
waktunya itu, kecuali jika ada alasan yang sah, seperti jika
seorang peserta tidak memenuhi kewajibannya atau sakit-
sakitan sehingga tidak dapat mengurus perseroan itu, atau alasan
lain semacam itu, yang pertimbangan tentang sah dan beratnya
diserahkan kepada pengadilan (Pasal 1647 KUHPerdata). Pada
saat pendirian persekutuan, para calon sekutu akan menentukan
apakah persekutuan akan berlangsung selama jangka waktu
tertentu, misalnya 5 tahun atau untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan (tidak terbaas). Apabila persekutuan didirikan untuk
jangka waktu tertentu, maka sebelum jangka waktu tersebut
berakhir, sekutu tidak dapat menentukan pembubaran
persekutuan, kecuali terdapat beberapa alasan yang sah untuk
bubarnya persekutuan tersebut.
2. Karena musnahnya barang yang dipergunakan untuk tujuan
perseroan atau karena tercapainya tujuan itu.
Jika salah seorang peserta sudah berjanji akan
memasukkan hak milik atas barangnya ke dalam persekutuan,

86
Ibid, Hlm. 169.

commit to user
library.uns.ac.id 90
digilib.uns.ac.id

tetapi kemudian barang ini musnah sebelum dimasukkan, maka


persekutuan menjadi bubar terhadap para peserta. Demikian
pula, dalam semua hal, persekutuan bubar karena musnahnya
barang, bila hanya pemanfaatan barang itu saja yang diperoleh
perseroan, sedangkan barangnya tetap menjadi milik peserta itu.
Akan tetapi persekutuan tidak perlu bubar karena musnahnya
barang itu, bila hak milik atas barang itu telah dimasukkan ke
dalam perseroan (Pasal 1648 KUHPerdata).
Apabila barang, hak milik ataupun kenikmatannya yang
akan dimasukkan kedalam persekutuan musnah sebelum
dilaksanakannya pemasukan, maka persekutuan dapat bubar.
Namun sebaliknya, apabila barang tersebut musnah setelah
pemsukan, maka persekutuan tidak dapat menjadi bubar.
3. Karena kehendak beberapa peserta atau salah seorang peserta
Persekutuan boleh dibubarkan atas kehendak beberapa
peserta atau hanya atas kehendak satu orang peserta, jika
persekutuan itu didirikan untuk waktu yang tak tentu.
Pembubaran demikian baru terjadi jika pemberitahuan
pembubaran disampaikan kepada semua peserta dengan itikad
baik dan tepat pada waktunya (Pasal 1649 KUHPerdata).
Apabila persekutuan didirikan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan, maka seorang atau beberapa orang sekutu dapat
meminta pembubaran persekutuan. Pembubaran persekutuan
dilakukan melalui pemberitahuan penghentian kepada seluruh
sekutu yang Iain. Pemberitahuan penghentian tersebut harus
dilakukan dengan itikad baik dan tidak dilakukan dengan tanpa
pemberian waktu.
Pemberitahuan pembubaran itu dianggap telah dilakukan
dengan itikad buruk bila seorang peserta membubarkan

commit to user
library.uns.ac.id 91
digilib.uns.ac.id

persekutuan itu dengan maksud untuk menikmati sendiri suatu


keuntungan yang oleh semua peserta diharapkan akan dinikmati
bersama. Pemberitahuan pembubaran itu dianggap telah
dilakukan pada waktu yang tidak tepat, bila barang-barang
kekayaan perseroan berkurang, sedang kepentingan persekutuan
menuntut pembubaran itu ditangguhkan (Pasal 1650
KUHPerdata).
Yang dimaksud dengan pemberitahuan penghentian tanpa
itikad baik adalah apabila seorang sekutu menghentikan
persekutuan dengan tujuan mengambil keuntungan bagi diri
sendiri padahal para sekutu telah merancangkan untuk bersama-
sama menikmati keuntungan tersebut, sedangkan yang
dimaksud dengan tidak memberikan waktu adalah apabila
barang-barang persekutuan tidak lagi terdapat dalam
keseluruhannya, sedangkan kepentingan persekutuan
menghendaki agar pembubaran ditunda.
4. Karena salah seorang dari peserta meninggal dunia, ditempatkan
di bawah pengampuan atau bangkrut atau dinyatakan sebagai
orang yang tidak mampu.
Jika telah diperjanjikan, bahwa bila salah seorang peserta
meninggal dunia, persekutuan akan diteruskan dengan ahli
warisnya, atau perseroan akan diteruskan di antara para peserta
yang masih hidup saja, maka perjanjian demikian wajib ditaati.
Dalam hal perjanjian yang kedua ini, ahli waris peserta yang
telah meninggal dunia itu tidak mempunyai hak selain untuk
menuntut pembagian persekutuan itu menurut keadaan pada
waktu meninggalnya peserta tersebut dia harus mendapat bagian
dari keuntungan, tetapi harus pula memikul kerugian
persekutuan yang sudah terjadi sebelum meninggalnya peserta

commit to user
library.uns.ac.id 92
digilib.uns.ac.id

yang meninggalkan ahli waris itu (Pasal 1654 KUHPerdata).


Para sekutu dapat memperjanjikan bahwa apabila salah satu di
antara mereka meninggal, maka persekutuan akan terus
berlangsung dengan ahli waris atau akan tetap berlangsung
diantara sekutu-sekutu yang masih hidup. Apabila para sekutu
menentukan bahwa persekutuan akan tetap berlangsung di
anatara para sekutu yang masih hidup, maka ahli waris dari
sekutu yang telah meninggal tidak mempunyai hak yang lebih
daripada pembagian persekutuan pada saat sekutu tersebut
meninggal. Ahli waris memperoleh bagian dari keuntungan dan
turut menanggung kerugian dari persekutuan yang merupakan
akibat dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan sebelum sekutu
tersebut meninggal.

commit to user
library.uns.ac.id 93
digilib.uns.ac.id

2. MAATSCHAP MENURUT UNDANG-UNDANG JABATAN


NOTARIS
Ketentuan Pasal 20 UUJN menyatakan Notaris dapat menjalankan
jabatannya dalam bentuk perserikatan perdata.
1) Notaris dapat menjalankan jabatannya dalam bentuk perserikatan
perdata dengan tetap memperhatikan kemandirian dan
ketidakberpihakan dalam menjalankan jabatannya.
2) Bentuk perserikatan perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur oleh para Notaris berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dalam menjalankan
jabatan Notaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Menteri.
Dengan adanya perserikatan perdata maka diharapkan dapat
meningkatkan pemberian pelayanan kepada masyarakat di seluruh
Indonesia di bidang kenotariatan, dan meningkatkan pengetahuan dan
keahlian para Notaris. Dengan berdasarkan pertimbangan tersebut maka
perlu dibentuk Peraturan Menteri Tentang Persyaratan menjalankan
Jabatan Notaris Dalam Bentuk Perserikatan Perdata. Pada tanggal 8
Februari 2010 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
mengesahkan Peraturan Menteri dengan Nomor M.HH.01.AH.02.12
tahun 2010 tentang Persyaratan Menjalankan Jabatan Notaris Dalam
Bentuk Perserikatan Perdata yang selanjutnya disebut
(PERMENKUMHAM).
Berdasarkan pasal 1 ayat (1) PERMENKUMHAM Perserikatan
perdata Notaris yang selanjutnya disebut dengan perserikatan adalah
perjanjian kerjasama para Notaris dalam menjalankan jabatan masing-
masing sebagai Notaris dengan memasukkan semua keperluan untuk
mendirikan dan mengurus serta bergabung dalam satu kantor bersama
Notaris. Tujuan diperbolehkannya perserikatan perdata berdasarkan pasal
2 PERMENKUMHAM adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada

commit to user
library.uns.ac.id 94
digilib.uns.ac.id

masyarakat di bidang kenotariatan, meningkatkan pengetahuan dan


keahlian teman serikat serta efesiensi biaya pengurusan kantor.
Pasal 5 ayat (2) PERMENKUMHAM menjelaskan bahwa nama
perserikatan harus didahului dengan frasa “Perseriaktan Perdata Notaris”.
Perseriaktan didirikan oleh dua atau lebih Notaris berdasarkan perjanjian
yang dibuat dengan akta Notaris dalam Bahasa Indonesia. Akta Notaris
tersebut memuat sekurang-kurangnya; nama, alamat, dan tempat
kedudukan perserikatan; nama dan identifikasi teman serikat; nomor dan
tanggal surat keputusan pengangkatan atau surat keputusan pindah teman
serikat; jangka waktu perserikatan; hak, kewajiban, dan tanggungjawab
teman serikat termasuk tanggungjawab terhadap pihak ketiga.
Pasal 6 PERMENKUMHAM menjelaskan sebelum akta Notaris
tersebut dibuat, calon teman serikat menyampaikan rancangan akta
tersebut kepada Menteri dengan melampirkan dokumen-dokumen.
Menteri akan melakukan penelitian rancangan muatan akta Notaris dalam
waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak rancangan akta Notaris
dan dokumen diterima secara lengkap. Menteri menerbitkan surat yang
menyatakan tidak keberatan Notaris yang bersangkutan menjalankan
jabatannya dalam bentuk perserikatan. Rancangan akta dituangkan dalam
bentuk akta Notaris dan ditanda tangani teman serikat, setelah Menteri
menerbitkan surat yang menyatakan tidak keberatan Notaris yang
bersangkutan menjalankan jabatannya dalam bentuk perserikatan. Dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak akta Notaris
ditandatangani, teman serikat memberitahu kepada Menteri mengenai
telah ditandatangani akta tersebut, dengan melampirkan salinan akta
tersebut yang sesuai dengan aslinya. Tembusan dari pemberitahuan
tersbut beserta lampirannya dismpaikan kepada Oraganisasi Notaris dan
Majelis Pengawas Notaris pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan
pusat. Dalam hal salinan akta Notaris yang diasmpaikan ternyata tidak

commit to user
library.uns.ac.id 95
digilib.uns.ac.id

sesuai dengan rancangan yang telah disampaikan kepada Menteri,


Menteri akan memberitahukan kepada Majelis Pengawas Notaris
mengenai ketidak sesuaian tersebut untuk ditindaklanjuti sesuai dengan
ketentuan pasal 85 UUJN.
Dokumen-dokumen yang harus dilengkapi Notaris yang hendak
melakukan perserikatan adalah Notaris harus sudah diangkat dan
mengcapkan sumpah untuk menjalankan jabatannya dengan menyerahkan
bukti berupa foto copy surat keputusan pengangkatan atau foto copy surat
keputusan pindah yang disahkan oleh Notaris lain dan foto copy berita
acara sumpah jabatan yang disahkan oleh Notaris lain. Notaris yang ingin
berserikat harus mempunyai kedudukan di daerah kabupaten atau kota
yang sama serta tidak berada dalam keadaan cuti karena diangkat sebagai
pejabat negara. Notaris harus mempunyai kondite baik yang harus
dibuktikan dengan adanya surat keterngan kondite baik dari Majelis
Pengawas Notaris. Notaris dalam menjalankan perserikatan tidak dalam
hubungan perkawinan atau semenda dan/atau tidak mempunyai hubungan
darah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah, atau garis ke samping
sampai derajat kedua dengan menunjukkan bukti lampiran berupa surat
keterangan dari seluruh anggota serikat yang menyatakan bahwa tidak
ada hubungan perkawinan atau semenda, dan/atau tidak mempunyai
hubungan darah dalam garis lurus ke atas atau kebawah, atau garis
kesamping sampai derajat kedua.
Apabila terdapat teman sekutu yang mempunyai hubungan
perkawinan atau semenda dan/atau mempunyai darah dalam garis lurus
ke atas atau ke bawah, atau garis kesampung sampai derajat kedua,
berdasarkan pasal 4 ayat (2) PERMENKUMHAM maka harus ada teman
serikat lainnya yang tidak mempunyai hubungan sebagaimana yang
dimaksud di atas, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari teman
serikat yang bersangkutan dan surat keterangan tersebut dilampirkan

commit to user
library.uns.ac.id 96
digilib.uns.ac.id

bersama dengan surat keterangan yang menyatakan bahwa tidak ada


hubungan perkawinan atau semenda, dan/atau tidak mempunyai
hubungan darah dalam garis lurus ke atas atau kebawah, atau garis
kesamping sampai derajat kedua.
Pasal 8 PERMENKUMHAM menerangkan Teman serikat memiliki
hak didahulukan untuk diusulkan sebagai pemegang protokol teman
serikat yang berhenti atau pindah tempat kedudukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Teman serikat juga dapat
melanjutkan perserikatan dalam hal teman serikat sekurang-kurangnya
menjadi 2 (dua) orang dan masih dalam ikatan perjanjian karena salah
seorang teman serikat berhenti atau pindah tempat kedudukan. Teman
serikat dapat melihat catatan pembukuan dan laporan keuangan atas
pengurusan perserikatan dan menggunakan barang milik perserikatan
sesuai dengan peruntukannya.
Teman serikat wajib menjalankan jabatan Notaris sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan Kode Etik Notaris serta
wajib memberikan persetujuan atas laporan keuangan perserikatan, Pasal
9 PERMENKUMHAM. Notaris yang menjalankan perserikatan wajib
mencantumkan nama pada papan namanya yang merupakan gabungan
nama dari teman serikat atau diambil dari salah satu nama teman serikat
di tambah dengan kata “dan Rekan” yang didahului dengan frasa
“Perseriaktan Perdata Notaris”, di atur dalam pasal 10
PERMENKUMHAM.
Teman serikat bertanggungjawab atas akta yang dibuat olehnya atau
dihadapannya, bertanggungjawab atas semua dokumen dan/atau protokol
yang berada dalam penyimpanannya, bertanggungjawab terhadap semua
akta yang dibuat olehnya atau dihadapannya, sebelum Notaris yang
bersangkutan mengikatkan diri dalam perserikatan, dan
bertanggugnjawab atas laporan keuangan perserikatan.

commit to user
library.uns.ac.id 97
digilib.uns.ac.id

Berakhirnya teman serikat dalam perserikatan di atur dalam pasal


12 PERMENKUMHAM dikarenakan; berhenti atau diberhentikan dengan
hormat sebagai Notaris, diberhentikan sementara sebagai Notaris,
diberhentikan dengan tidak hormat sebagai Notaris, pindah tempat
kedudukan Notaris, atau bisa juga karena keinginan sendiri dari pihak
teman serikat.
Pengurusan Perserikatan di atur dalam pasal 13
PERMENKUMHAM dilaksanakan oleh Teman Serikat berdasarkan
kesepakatan Teman Serikat yang ditentukan dalamperjanjian. Namun
apabila tidak diperjanjikan mengenai cara pengurusan sebagaimana
dimaksud, pengurusan perserikatan dilaksanakan secara bersama-sama
sesuai dengan ketentuan berikut: Teman Serikat dianggap secara timbal
balik telah memberi kuasa untuk melakukan tindakan pengurusan;
Seorang Teman Serikat berhak menolak tindakan pengurusan yang akan
dilakukan oleh Teman Serikat lain; Masing-masing Teman Serikat boleh
menggunakan barang milik Perserikatan sesuai dengan peruntukannya;
dan Masing-masing Teman Serikat wajib menanggung biaya Perserikatan
secara berimbang dengan pemasukannya. Dalam melakukan tindakan
pengurusan Perserikatan, Teman Serikat wajib melaksanakan dengan
itikad baik dan penuh tanggung jawab untuk kepentingan Perserikatan.
Teman Serikat dilarang melakukan perbuatan hukum tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari Teman Serikat lainnya, untuk:
memperoleh atau memindah tangankan barang bergerak atau tidak
bergerak milik Perserikatan, membebani kekayaan Perserikatan,
meminjam dan/atau meminjamkan uang atas nama Perserikatan,
mengubah peruntukan dan/atau bentuk barang tidak bergerak milik
Perserikatan, menerima Teman Serikat baru. Perbuatan hukum tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari selutuh Teman Serikat tidak mengikat
Teman Serikat lainnya dan menjadi tanggung jawab pribadi Teman

commit to user
library.uns.ac.id 98
digilib.uns.ac.id

Serikat yang melakukan perbuatan hukum tersebut di atur dalam pasal 15


PERMENKUMHAM.
Perubahan Akta pendirian Perserikatan terjadi karena: perubahan
jangka waktu berdirinya Perserikatan; perubahan nama Perserikatan;
perubahan Teman Serikat; dan perubahan isi perjanjian. Perubahan
sebagaimana dimaksud diberitahukan kepada Menteri. Dalam hal
perubahan merupakan penambahan Teman Serikat, Teman Serikat baru
harus melampirkan dokumen sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Pasal 18 PERMENKUMHAM menjelaskan mengenai Peserikatan
bubar karena: hal-hal yang diatur dalam perjanjian; persetujuan bersama
Teman Serikat; teman Serikat keluar atas permintaan sendiri, berhenti
atau diberhentikan dari jabatannya sebagai Notaris, meninggal dunia,
berada di bawah pengampunan, atau dinyatakan pailit; putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Apabila perserikatan bubar karena teman Serikat keluar atas
permintaan sendiri, berhenti atau diberhentikan dari jabatannya sebagai
Notaris, meninggal dunia, berada di bawah pengampunan, atau
dinyatakan pailit, maka perserikatan masih bisa dilanjutkan oleh teman
serikat yang masih ada dalam ikatan perjanjian, jika hal tersebut telah
diperjanjikan dalam perjanjian. Apabila tidak diperjanjikan sebelumnya
maka dapat mengadakan akta perjanjian baru.
Kewajiban yang dilakukan oleh teman serikat yang masih ada
akibat terjadi adanya pembubaran adalah membuat pemberitahuan atau
menyatakan pembubaran tersebut dengan akta Notaris dalam bahasa
Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak terjadinya
pembubuaran. Memberitahukan kepada Menteri dilakukan paling lambat
60 (enam puluh) hari setelah bubarnya perserikatan, Organisasi Notaris
dan Majelis Pengawas Notaris pada tingkat kabupaten atau kota, provinsi
dan pusat dengan melampirkan akta pembubarantersebut. Tidak

commit to user
library.uns.ac.id 99
digilib.uns.ac.id

menggunakan lagi papan nama Perserikatan. Pemberesan aset kekayaan


Perserikatan, dapat dilakukan oleh pihak ketiga atau kesepakatan para
Teman Serikat, berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan.
Setelah dilakukan perbandingan dengan menggunakan teori
Perbandingan Hukum mengenai maatschap menurut Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata dengan Undang-Undang Jabatan Notaris tampak
perbedaan dan persamaan. Menurut Sudikno Mertokusumo, dalam artikel
Hukum yang berjudul “Perbandingan Hukum” mengatakan bahwa cara
memperbandingkan hukum dikenal dua cara, yaitu memperbandingkan
secara makro dan secara mikro. Perbandingan secara makro adalah suatu
cara memperbandingkan masalah-masalah hukum pada umumnya.
Perbandingan secara mikro adalah suatu cara memperbandingkan
masalah masalah hukum tertentu. Tidak ada batasan tajam antara
perbandingan secara makro dan mikro.
Hukum yang telah diketahui yang akan diperbandingkan disebut
“comparatum” (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata), sedangkan
hukum yang akan diperbandingkan dengan yang telah diketahui disebut
“comparandum” (Undang-Undang Jabatan Notaris). Kemudian dari dua
hukum itu perlu ditetapkan apa yang akan diperbandingakan disebut
“tertium comparatum”.
Perbedaan dan persamaan mengenai maatschap menurut Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata dengan Undang-Undang Jabatan Notaris
yaitu:
Pertama, Bahwa akta pendirian persekutuan yang di atur di dalam
KUHPerdata tidak harus dengan akta otentik atau akta notariil, cukup
akta bawah tangan saja. Sedangkan persekutuan perdata menurut UUJN
akta pendiriannya harus dengan akta Notaris dalam Bahasa Indonesia.
Kedua, Draft akta pendirian persekutuan perdata notaris harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Kementerian Hukum dan Hak

commit to user
library.uns.ac.id 100
digilib.uns.ac.id

Asasi Manusia dengan pertimbangan untuk dilakukan pengecekan apakah


anggota maatschap berada dalam satu daerah kerja atau tidak. Berbeda
dengan maatschap KUHPerdata tanpa harus di konsultasikan kepada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Ketiga, Persekutuan menurut ketentuan pasal 1618 KUHPerdata
adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih, yang berjanji untuk
memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan itu dengan maksud supaya
keuntungan yang diperoleh dari perseroan itu dibagi di antara mereka.
Sehingga maksud persekutuan perdata menurut KUHPerdata adalah
untuk membagi keuntungan yang didapat karenanya. Berdasarkan
maksud tersebut, maka tujuan persekutuannya adalah untuk mencari
keuntungan secara bersama-sama. Dibandingkan dengan kedudukan
Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
otentik yang memang diperintahkan oleh Undang-Undang dalam rangka
untuk mewujudkan kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum
sebagaimana dijelaskan dalam penjelasan umum pasal 20 UUJN-P, maka
keberadaan pasal 20 UUJN-P tersebut menjadi kontradiktif. Hal ini
dikarenakan Persekutuan yang dimaksud dalam UUJN adalah hanya
sekedar kantor bersama saja. Pasal 1 ayat (1) PERMENKUMHAM
menjelaskan tentang Perserikatan Perdata Notaris, yang selanjutnya
disebut Perserikatan adalah perjanjian kerjasama para Notaris dalam
menjalankan jabatan masing-masing sebagai Notaris dengan memasukkan
semua keperluan untuk mendirikan dan mengurus serta bergabung dalam
satu kantor bersama Notaris. Keberadaan Notaris secara bersama-sama
dalam satu kantor bersama adalah bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat di bidang kenotariatan, meningkatkan
pengetahuan dan keahlian teman serikat serta efesiensi biaya pengurusan
kantor.

commit to user
library.uns.ac.id 101
digilib.uns.ac.id

Keempat, Persekutuan Perdata menurut KUHPerdata tidak match


apabila digunakan untuk persekutuan perdata Notaris. Hal ini dikarenakan
masing-masing anggota sekutu di KUHPerdata bisa bertindak dan untuk
atas nama persekutuan, sedangkan persekutuan perdata Notaris hanya
menjalankan jabatan masing-masing sebagai Notaris dengan memasukkan
semua keperluan untuk mendirikan dan mengurus serta bergabung dalam
satu kantor bersama Notaris. Persekutuan perdata menurut KUHPerdata
masing-masing anggota sekutu tidak ada kewajiban untuk menjaga
kerahasaiaan, seperti yang dilakukan oleh persekutuan perdata Notaris
yang di atur di dalam pasal 16 UUJN-P.
Dari perbedaan yang disebutkan di atas juga ditemukan persamaan
mengenai karakteristik persekutuan perdata menurut KUHPerdata dengan
Undang-Undang Jabatan Notaris. Letak persamaan karakterisitik yaitu
pada pendirian persekutuannya, sama-sama berdasarkan dengan suatu
perjanjian, harus dua orang atau lebih dan memasukkan sesuatu atau
modal dengan maksud mencari keuntungan. Karena profesi Notaris
sebagai pejabat negara yang tugasnya adalah membuat alat bukti yang
sah, maka hal ini berkaitan dengan persekutuan perdata Notaris yang pada
awal pendiriannya menggunakan perjanjian dengan akta otentik.

commit to user
library.uns.ac.id 102
digilib.uns.ac.id

B. MAATSCHAP YANG DIPERBOLEHKAN OLEH UNDANG-UNDANG


JABATAN NOTARIS

Persekutuan Perdata menurut Pasal 20 Undang-Undang Nomor 2 tahun


2014 UUJN-P:
1. Notaris dapat menjalankan jabatannya dalam bentuk persekutuan perdata
dengan tetap memperhatikan kemandirian dan ketidakberpihakan dalam
menjalankan jabatannya.
2. Bentuk persekutuan perdata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
oleh para Notaris berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Dihapus.

Pasal 20 UUJN 2004 PERMEN 2010 Pasal 20 UUJN-P 2014


1. Notaris dapat 1. Notaris dapat
menjalankan jabatannya menjalankan jabatannya
dalam bentuk dalam bentuk
perserikatan perdata persekutuan perdata
dengan tetap dengan tetap
memperhatikan memperhatikan
kemandirian dan kemandirian dan
ketidakberpihakan ketidakberpihakan
Peraturan Menteri
dalam menjalankan dalam menjalankan
Hukum dan Hak
jabatannya. jabatannya
Asasi Manusia
2. Bentuk perserikatan 2. Bentuk persekutuan
nomor :
perdata sebagaimana perdata sebagaimana
M.HH.01.AH.02.12.
dimaksud pada ayat (1) dimaksud pada ayat (1)
Tahun 2010 tentang
diatur oleh para Notaris diatur oleh para Notaris
persyaratan
berdasarkan ketentuan berdasarkan ketentuan
menjalankan jabatan
peraturan perundang- peraturan perundang-
Notaris dalam bentuk
undangan. undangan.
perserikatan perdata
3. Ketentuan lebih lanjut 3. Dihapus
mengenai persyaratan
dalam menjalankan
jabatan Notaris
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur
dalam Peraturan
Menteri.

commit to user
library.uns.ac.id 103
digilib.uns.ac.id

Dihapusnya ayat 3 bukan berarti berlaku asas hukum Lex posterior


derogat Lex priori yaitu Undang-Undang yang berlaku belakangan
membatalkan Undang-Undang yang berlaku terdahulu, maka jika ada
pertentangan Undang-Undang lama dengan yang baru, maka yang diberlakukan
tetap Undang-Undang yang baru. Dengan adanya hal seperti ini mengakibatkan
batalnya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor :
M.HH.01.AH.02.12. Tahun 2010 tentang persyaratan menjalankan jabatan
Notaris dalam bentuk perserikatan perdata, karena pada pasal yang memuat
ketentuan ini dihapus dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 UUJN-P.
Perlu ditegaskan bahwa PERMENKUMHAM tentang persyaratan
menjalankan jabatan Notaris dalam bentuk perserikatan perdata masih berlaku.
Maksud dihapusnya ayat (3) pada Pasal 20 UUJN-P adalah sebatas menghapus
bunyi dari ayat (3) tersebut bukan peraturan pelaksananya. Hal ini dikarenakan,
ketentuan mengenai persyaratan dalam menjalankan jabatan Notaris dalam
bentuk perserikatan Perdata yang disebutkan dalam Pasal 20 ayat (3) Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2004 UUJN sudah terbit yaitu berupa, Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor : M.HH.01.AH.02.12. Tahun
2010 tentang persyaratan menjalankan jabatan Notaris dalam bentuk
perserikatan perdata. Sehingga tidak perlu disebutkan lagi dalam pasal 20 ayat
(3) UUJN-P karena sudah cukup jelas peraturannya, dengan kata lain pasal 20
ayat (3) UUJN masih berlaku.
Beralihnya perserikatan perdata Notaris ke persekutuan perdata Notaris
menimbulkan ketidak pastian hukum. Menurut Peter Mahmud kepastian hukum
secara normatif adalah ketika suatu peraturan dibuat dan diundangkan secara
pasti karena mengatur secara jelas dan logis, sehingga tidak menimbulkan
keragu-raguan (multitafsir), logis, dan mempunyai daya prediktabilitas.
Kepastian hukum sebagai salah satu tujuan hukum tidak akan terlepas dari
fungsi hukum itu sendiri. Fungsi hukum yang terpenting adalah tercapainya
keteraturan hidup manusia dalam bermasyarakat. Keteraturan ini yang

commit to user
library.uns.ac.id 104
digilib.uns.ac.id

menyebabkan orang dapat hidup dengan berkepastian, artinya orang dapat


mengadakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan
bermasyarakat karena ia dapat mengadakan perhitungan atau prediksi tentang
apa yang akan terjadi atau apa yang bisa ia harapkan.87 Menurut Utrecht,
kepastian hukum mengandung dua pengertian, yaitu pertama, adanya aturan
yang bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh
atau tidak boleh dilakukan, dan kedua, berupa keamanan hukum bagi individu
dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan yang bersifat
umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau
dilakukan oleh Negara terhadap individu.88
Dalam kepustakaan dan ilmu hukum, istilah persekutuan bukanlah istilah
tunggal, karena ada istilah pendampingnya yaitu perseroan dan perserikatan.
Ketiga istilah ini sering digunakan untuk menerjemahkan istilah bahasa
Belanda “maatschap”; “vennootschap”. Maat maupun vennoot dalam bahasa
aslinya (Belanda) berarti kawan atau sekutu. “Persekutuan” artinya persatuan
orang-orang yang sama kepentingannya terhadap suatu perusahaan tertentu.
Sedangkan “sekutu” artinya peserta dalam persekutuan. Jadi, persekutuan
berarti perkumpulan orang-orang yang menjadi peserta pada perusahaan
tertentu. Jika badan usaha tersebut tidak menjalankan perusahaan, maka badan
itu bukanlah persekutuan perdata, tetapi disebut “perserikatan perdata”.
Sedangkan orang-orang yang mengurus badan itu disebut sebagai “anggota”,
bukan sekutu.89

87
Dominikus Rato, Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum, Laksbang
Pressindo, Yogyakarta, 2010, Hlm.59.
88
Riduan Syahrani, Op.Cit , Hlm.23.
89
Sugi Arto, http://artonang.blogspot.co.id/2016/01/persekutuan-perdata-partnership.html, Diakses
pada tanggal 19 Januari 2017.

commit to user
library.uns.ac.id 105
digilib.uns.ac.id

Perbedaan Persekutuan Perdata dengan Perserikatan Perdata.90


Perserikatan Perdata Persekutuan Perdata
Tidak Menjalankan
1. 1. Menjalankan perusahaan
Perusahaan
Tidak semata-mata hanya
untuk memperoleh Bertujuan untuk
2. keuntungan tetapi lebih 2. memperoleh keuntungan
kepada tujuan kemanfaatan bersama
bersama
Suatu badan usaha yang
termasuk dalam hukum
Suatu badan usaha termasuk bisnis/ekonomi. Contoh:
3. 3.
dalam hukum perdata umum Persekutuan Firma,
Persekutuan Komanditer,
dll.
Dilakukan dengan cara
Dilakukan hanya untuk
4. 4. terus menerus dan terang-
kepentingan tertentu
terangan

Dengan demikian, terdapat dua istilah yang pengertiannya hampir sama,


yaitu “perserikatan perdata” dan “persekutuan perdata”. Perbedaannya,
perserikatan perdata tidak menjalankan perusahaan, sedangkan persekutuan
perdata menjalankan perusahaan. Dengan begitu maka perserikatan perdata
adalah suatu badan usaha yang termasuk hukum perdata umum, sebab tidak
menjalankan perusahaan. Sedangkan persekutuan perdata adalah suatu badan

90
Arif Indra Setyadi, Perserikatan dan Persekutuan Perdata, MKN UNDIP 2011,
http://notariatundip2011.blogspot.com/2012/04/perserikatan-dan-persekutuan-perdata.html
diakses pada 1 November 2016.

commit to user
library.uns.ac.id 106
digilib.uns.ac.id

usaha yang termasuk dalam hukum perdata khusus (hukum dagang), sebab
menjalankan perusahaan.
Adapun pertimbangan untuk tidak memperkenankan para Notaris untuk
mengadakan persekutuan adalah karena persekutuan tidak menguntungkan bagi
masyarakat umum. Dikatakan tidak menguntungkan karena perserikatan akan
mengurangi persaingan dan pilihan masyarakat terhadap Notaris yang
dikehendakinya. Selain itu dikhawatirkan persekutuan semacam ini akan
menyebabkan kurang terjaminnya kewajiban merahasiakan yang dibebankan
kepada para Notaris. Sementara dalam dunia kenotariatan, tidak mengenal cara
pembagian keuntungan menurut ketentuan sebagaimana termaktub diatas.
Sebab, dikarenakan Jabatan Notaris merupakan Profesi Luhur yang mempunyai
kewenangan yang sama, sehingga menempatkan para Notaris dalam posisi
sederajat. Tentunya para Notaris akan mendapatkan Honorarium langsung dari
kliennya masing-masing. Dengan demikian, penerapan persekutuan perdata
Notaris tidak lebih kepada kantor bersama.
Didalam praktek persekutuan perdata Notaris dikonsepkan sebagai bentuk
kerjasama dimana dua atau lebih Notaris menyewa satu gedung dan
menempatinya bersama-sama, dengan pembagian ruangan-ruangan dalam
gedung tersebut sebagai kantor dari masing-masing Notaris dalam persekutuan
perdata tersebut, klien diharapkan secara bebas memilih Notaris mana dalam
gedung tersebut yang akan digunakan jasanya. Para Notaris yang tergabung
dalam persekutuan tersebut dapat mempunyai komputer sendiri-sendiri dan
dapat juga mempunyai satu fasilitas baik komputer atau alat-alat kantor secara
bersama-sama. Hubungan dengan pihak lain merupakan hubungan secara
pribadi demikian juga pertanggungjawabannya.
Jadi persekutuan perdata Notaris harus mencerminkan adanya unsur
persekutuan diantara sesama Notaris, persekutuan yang dimaksudkan disini
adalah persekutuan dalam arti sempit yaitu persekutuan dalam arti adanya
kebersamaan dalam penggunaan fasilitas perlengkapan kantor, persekutuan

commit to user
library.uns.ac.id 107
digilib.uns.ac.id

diantara para Notaris bukanlah suatu persekutuan yang melibatkan para Notaris
maupun sekutunya dalam suatu tanggungjawab bersama, kesalahan maupun
kealpaan yang dilakukan oleh angota sekutu Notaris akan ditanggung oleh
masing-masing Notaris itu sendiri tanpa mengikat atau melibatkan Notaris
lainnya. Persekutuan perdata yang diatur dalam UUJN-P berbeda dengan
pengaturan perserikatan perdata yang ada di negeri Belanda, perserikatan yang
dilakukan di Belanda adalah bentuk perserikatan yang lebih luas, aturan
perserikatan perdata di Belanda juga membenarkan perserikatan diantara
profesi yang berbeda, misalnya dalam satu gedung dan dalam suatu fasilitas
yang sama yang ada pada gedung tersebut, dapat digunakan dalam perserikatan
perdata yang terdiri dari pengacara, Notaris maupun dokter.91
Dapat disimpulkan bahwa persekutuan perdata Notaris merupakan hak
atau kesempatan yang diberikan kepada para Notaris, kemudian untuk
selanjutnya dikembalikan kepada masing-masing Notaris untuk menggunakan
atau tidak kesempatan yang diberikan mendirikan persekutuan perdata Notaris
dan rambu-rambunya yang diatur dalam PERMENKUMHAM.
Sebelumnya Notaris dilarang mengadakan perserikatan maupun
persekutuan dengan pertimbangan bahwa persekutuan sedemikian tidak
menguntungkan bagi masyarakat umum, oleh karena itu berarti mengurangi
persaingan dan pilihan masyarakat tentang Notaris yang dikehendakinya,
terlebih ditempat-tempat yang hanya ada beberapa orang Notaris. Selain itu
adanya persekutuan diantara Notaris dapat menyebabkan kurang terjaminnya
kewajiban merahasiakan akta yang dibebankan kepada Notaris. Kemudian
dikemukakan alasan untuk memperkenankan para Notaris mengadakan
persekutuan didalam menjalankan jabatannya, yaitu bagi mereka Notaris yang
telah agak lanjut usianya dalam hal mana tentunya mereka menginginkan dapat
mengurangi kesibukan mereka sebagai Notaris. Akan tetapi tidak boleh

91
Tan Thong Ke, Serba-Serbi Praktek Notaris, Ichtiar Baru, Van Hove, Jakarta, 2000, Hlm.149.

commit to user
library.uns.ac.id 108
digilib.uns.ac.id

dilupakan, bahwa walaupun hal tersebut merupakan alasan yang kuat, namun di
dalam mempertimbangkannya harus diutamakan kepentingan umum, untuk
mana Notaris diangkat.92 Notaris sebagai seorang Pejabat Umum harus
Independen.93 Dalam istilah sehari-hari istilah independen ini sering disama
artikan dengan Mandiri. Dalam konsep Manajemen bahwa penerapan istilah
Mandiri berarti institusi yang bersangkutan secara manajerial dapat berdiri
sendiri tanpa tergantung kepada atasannya, tetapi secara institusional tetap
tergantung kepada (depend on) atasannya. Ketentuan independensi ini, bahkan
diatur tersendiri dalam kewajiban Notaris yang dijabarkan Pasal 16 Ayat (1)
huruf a UUJN: “Dalam menjalankan jabatannya, Notaris berkewajiban:
“bertindak jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga kepentingan
pihak yang terkait dalam perbuatan hukum”. Dilihat dari prinsip-prinsip
Independensi tersebut, yang harus diperhatikan Notaris tidak hanya memiliki
hubungan structural independen dengan Kemenkumham yang mengangkat
Notaris, tetapi juga functional independen antar sesama teman sejawat Notaris
dan financial independen dalam pengelolaan keuangan. functional independen
dijalankan dalam bertindak atas nama jabatan. Pasal 16 huruf (e) menyatakan
bahwa Notaris berkewajiban: “Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta
yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta
sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain”.
Kewajiban ini akan sulit diterapkan apabila Notaris bergabung dalam
perserikatan. Dalam praktek bukan tidak mungkin antar teman sejawat
mengetahui kepentingan para pihak karena berada dalam satu kantor dan satu
administrasi. Bahkan dalam penjelasan Pasal 16 Ayat (1) huruf (e) ini
menerangkan bahwa Kewajiban untuk merahasiakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan akta dan surat-surat lainnya adalah untuk melindungi
kepentingan semua pihak yang terkait dengan akta tersebut. Dengan demikian,

92
Lumban Tobing. Op.Cit. Hlm.107.
93
Habib Adjie, Op.Cit .Hlm.31.

commit to user
library.uns.ac.id 109
digilib.uns.ac.id

dalam konteks filosofis, maka rahasia jabatan merupakan bagian dari instrumen
perlindungan hak pribadi para pihak yang terkait dengan akta yang dibuat oleh
Notaris, sehingga tidak dapat direduksi menjadi instrumen untuk semat-mata
melindungi Notaris.94
Bentuk persekutuan perdata Notaris yang sesuai dengan karaterstik dan
profesi Notaris yang ada pada pasal 20 Undang-Undang No 2 Tahun 2014
UUJN-P selain harus berpedoman kepada PERMENKUMHAM juga harus
mengacu kepada pasal 1618 KUHPerdata karena pada dasarnya karakteristik
persekutuan perdata Notaris sama dengan yang dimaksudkan dalam
persekutuan perdata pada pasal 1618 KUHPerdata, yaitu berdasarkan dengan
suatu perjanjian, harus dengan dua orang atau lebih dan memasukkan sesuatu
atau modal dalam persekutuan perdata dengan maksud mencari keuntungan.
Karena profesi Notaris adalah juga pejabat umum negara yang salah satu
tugasnya adalah membuat alat bukti yang sah maka hal ini juga akan berkaitan
dengan persekutuan perdata Notaris yang pada awal pendiriannya
menggunakan perjanjian dengan akta otentik.
Perjanjian persekutuan perdata harus memuat kepastian dan kemanfaatan
dan keadilan. Isi dari perjanjian persekutuan perdata Notaris semestinya berisi
dan memuat:
a. Notaris yang diangkat menjadi teman sekutu haruslah yang sudah di
sumpah untuk menjalankan jabatannya;
b. Klausula mengenai hak dan kewajiban masing-masing sekutu;
c. Tanggung jawab teman sekutu kepada pihak ketiga;
d. Klausula mengenai pemasukan dan modal.
Dengan adanya aturan mengenai bagaimana perjanjian persekutuan
perdata Notaris seharusnya dibuat maka akan tercipta Kepastian hukum.
Kepastian hukum itu diwujudkan oleh hukum dengan sifatnya yang hanya

94
Syafran Sofyan, Notaris Openbare Amtbtenaren, 2014, http://www.jimlyschool.com/read
/analisis/384/ Notaris- openbare-amtbtenaren-syafran-sofyan/. Diakses pada 19 Januari 2017.

commit to user
library.uns.ac.id 110
digilib.uns.ac.id

membuat suatu aturan hukum yang bersifat umum. Sifat umum dari aturan-
aturan hukum membuktikan bahwa hukum tidak bertujuan untuk mewujudkan
keadilan atau kemanfaatan, melainkan semata-mata untuk kepastian.95
Berbicara mengenai memasukkan sesuatu kedalam persekutuan atau
modal dalam persekutuan perdata Notaris tidak sama seperti persekutuan
perdata yang menjalankan perusahaan, dalam hal ini para Notaris yang
bergabung membentuk persekutuan memasukkan benda-benda seperti mesin
fotocopy yang digunakan untuk bersama, kursi kantor yang digunakan bersama,
komputer yang digunakan bersama, dan biaya biaya yang menjadi
tanggunggungan bersama seperti biaya air, listrik dan biaya sewa gedung. Jadi
modal yang dimasukkan kedalam persekutuan perdata Notaris adalah sepanjang
benda-benda atau biaya-biaya untuk kepentingan kantor bersama.
Pasal 1618 KUHPerdata menyebutkan bahwa dalam persekutuan salah
satu tujuannya adalah membagi keuntungan yang diperoleh karenanya, hal ini
tidak berarti bahwa tidak sepenuhnya persekutuan perdata Notaris mengambil
keuntungan dari persekutuan tersebut. Pasal 36 Undang-Undang No. 30 Tahun
2004 UUJN telah menyebutkan tentang bagaimana Notaris memperoleh
honorarium, Notaris memperoleh honorarium atas pekerjaan jasa hukum yang
diberikan sesuai dengan kewenangannya, dan besarnya honorarium juga sudah
ditentukan oleh UUJN. Keuntungan yang diperoleh pada persekutuan perdata
Notaris adalah hanya sebatas penggunaan gedung dan fasilitas secara bersama-
sama, sehingga menghemat biaya.
Sebagai gambaran bila persekutuan Notaris di Indonesia bisa dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. persekutuan antara para Notaris dalam satu wilayah kerja/ jabatan
b. Notaris yang baru diangkat bisa langsung menjadi sekutu dari Notaris yang
sudah ada;

95
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), Toko Gunung Agung,
Jakarta, 2002, Hlm.82-83

commit to user
library.uns.ac.id 111
digilib.uns.ac.id

c. Notaris yang pindah dari satu daerah kedaerah yang lain, bisa menjadi
teman sekutu dari Notaris yang sudah ada di daerah tersebut;
d. untuk kota-kota besar yang pada saat ini hanya bisa diangkat Notaris
pindahan dari kota lain yang sudah menjalani jabatannya misalnya tiga
tahun, sebaiknya dimungkinkan untuk mengangkat Notaris yang baru di
kota tersebut apabila telah bekerja secara terus menerus di kantor
persekutuan untuk jangka waktu tertentu, dan mereka mendapatkan
rekomendasi dari kantor Notaris tempat mereka bekerja bahwa ia akan
diterima sebagai sekutu segera setelah diangkat sebagai Notaris;
Persekutuan perdata Notaris yang dulu dilarang dalam peraturan jabatan
Notaris, dalam perkembangannya sekarang dibenarkan dalam Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. Dengan pertimbangan jumlah Notaris
yang terus bertambah, yang secara tidak langsung telah bedampak negatif
dalam dunia Notaris, antara lain munculnya persaingan usaha yang tidak sehat
di kalangan Notaris, maka persekutuan perdata Notaris sebagaimana yang
dimaksud merupakan salah satu tindakan yang tepat. Hanya saja kebijakan
persekutuan perdata Notaris yang diatur pada saat ini yaitu dalam UUJN-P
perlu dilakukan dengan perangkat peraturan yang tegas dan jelas, sehingga
tidak terjadi kekaburan dalam pelaksanaannya dan menentukan batasan-batasan
yang jelas terhadap praktek-praktek yang dilarang dalam persekutuan perdata
Notaris.
Secara umum dikenal 3 (tiga) asas perjanjian, yaitu asas konsensualisme,
asas kekuatan mengikat dan asas kebebasan berkontrak. Menurut Herlien
Budiono, ketiga asas tersebut perlu di tambah dengan asas keseimbangan
sehingga lebih sesuai dengan keadaan di Indonesia.96 Di dalam Akta Perjanjian

96
Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotariatan,
Citra Aditya, Bandung, 2010, Hlm.29.

commit to user
library.uns.ac.id 112
digilib.uns.ac.id

persekutuan perdata Notaris juga harus memuat atau memenuhi asas-asas


perjanjian;
1. Asas Konsensualisme
Asas Konsensualisme ditemukan dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang
mensyaratkan adanya kesepakatan sebagai syarat sahnya suatu perjanjian.97
Notaris yang akan membuat persekutuan perdata telah sepakat, perjanjian
persekutuan perdata yang akan didirikan harus berdasarkan alasan yang
baik dan tujuan yang baik sehingga memenuhi asas itikad baik yang
terkandung dalam pasal 1338 ayat (2) KUHPerdata.
2. Asas Pacta sunt servanda
Asas ini juga dikenal dengan asas kekuatan mengikat, pada masing-masing
pihak yang terikat dalam suatu perjanjian dan tidak boleh melakukan
perbuatan yang menyimpang atau bertentangan dari perjanjian tersebut.98
Asas ini merupakan asas yang berhubungan dengan mengikatnya suatu
perjanjian. Perjanjian dibuat oleh para Notaris yang ingin bersekutu yang
dibuat secara sah oleh para Notaris adalah mengikat bagi mereka yang
membuat seperti undang-undang, semua pihak yang terikat oleh kesepakan
dalam perjanjian persekutuan perdata Notaris yang dibuat.
3. Asas kebebasan berkontrak
Terdapat pada pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang menentukan bahwa
semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-Undang
bagi mereka yang membuatnya. Undang-undang memperbolehkan
membuat perjanjian berupa dan berisi apa saja dan perjanjian itu mengikat
mereka yag membuatnya. Tujuan dari pembuat perjanjian adalah
menuangkan kebebasan berkontrak dalam bentuk formal dan sebagai suatu
asas dalam hukum perjanjian. Perjanjian persekutuan perdata yang akan
dilakukan oleh para Notaris ini dibuat untuk menghindari kekosongan

97
Komariah, Hukum Perdata, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang, 2002, Hlm.173.
98
Ibid, Hlm.174.

commit to user
library.uns.ac.id 113
digilib.uns.ac.id

hukum dalam persekutuan perdata Notaris yang memang sebelumnya hanya


berdasarkan pasal 20 Undang-Undang No 2 Tahun 2014 UUJN-P.
4. Asas Keseimbangan
Asas Keseimbangan adalah bertujuan untuk menyelaraskan pranata-pranata
hukum dan asas-asas pokok hukum perjanjian yang dikenal di dalam
KUHPerdata yang berdasarkan pemikiran dan latar belakang individualisme
pada satu pihak dan cara pikir bangsa Indonesia pada lain pihak.99
Kaitannya dengan perjnjian Notaris yang hendak melakukan persekutuan
perdata harus memenuhi dan melaksanakan perjanjian yang telah disepakati
bersama.
Di dalam penerapan persekutuan perdata Notaris juga harus diikuti
dengan prinsip-prinsip moral yang kuat sesuai dengan kode etik Notaris.
Sayangnya, menurut Herlin Budiono Notaris dianggap belum siap untuk
menjalankan Perserikatan sesuai dengan kode etik “Bahwa kehadiran asosiasi
Notaris di Indonesia adalah suatu dilema, di satu pihak ia ingin meningkatkan
kualitas pelayanan Notaris yang lebih baik, namun di segi lain kita belum siap
dengan disiplin, nilai moral dan etika profesi yang tinggi, dikhawatirkan
jangan-jangan asosiasi Notaris berubah menjadi perusahaan akta Notaris”.100
Bia hal ini tidak dicegah, tujuan pendirian persekutuan bukan lagi untuk
meningkatkan kemampuan keilmuan Notaris-Notaris baru. Tapi justru
memfasilitasi Notaris-Notaris senior untuk membuat perusahaan akta bahkan
dinasti Notaris.

99
Herlin Budiono, Op.Cit, Hlm.33.
100
Herlin Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata Di Bidang Kenotariatan, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2007, Hlm.71.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai