Format Laporan TRU
Format Laporan TRU
PERNYATAAN
1. Saya mengerjakan dan menyelesaikan Tugas Rencana Umum ini dengan usaha dan
jerih payah saya sendiri.
2. Saya, baik dengan sengaja atau tidak, tidak menduplikasi semua atau sebagian
pekerjaan Tugas Rencana Umum dari orang lain.
3. Saya, baik dengan sengaja atau tidak, tidak akan memberikan duplikasi semua atau
sebagian pekerjaan Tugas Rencana Umum saya kepada orang lain.
Yang menyatakan,
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
NIP. 198603292015041002
KATA PENGANTAR
ii
Tugas Rencana Umum
2009
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rida dan
rahmatNya laporan yang berjudul “Laporan Tugas Rencana Umum“ ini dapat diselesaikan.
Tulisan ini disusun untuk memenuhi tugas mata Tugas Rencana Umum (LS 1318) Jurusan
Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya.
Dalam proses penyusunan tulisan ini penulis telah mendapatkan dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak sehingga penulispun mengucapkan terima kasih khususnya kepada :
1. Ayah dan ibu kami yang selalu memberi dukungan fisik dan spiritual hingga tugas dan laporan
ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Ir. Indrajaya Gerianto, M.Sc selaku koordinator dan Bapak Taufik Fajar Nugroho, ST.
M.Sc selaku dosen pembimbing mata kuliah Tugas Rencana Umum yang telah memberikan
pengarahan dalam perkuliahan dan pegerjaan tugas ini.
3. Para pengurus Laboratorium Komputasional dan Studio 3D JTSP yang telah memfasilitasi
penulis selama proses pengerjaan tugas ini.
4. Teman-temanku Kopral ’07 yang telah berkenan untuk saling berbagi informasi dalam
perkuliahan dan perngerjaan tugas ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan kami dapat bermanfaat bagi pembaca.
iii
Tugas Rencana Umum
2009
DAFTAR ISI
PERNYATAAN...............................................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................iv
BAB I FILOSOFI RANCANGAN..................................................................................................................1
I.1. Rencana Umum...................................................................................................................................
I.2. Ruang muat..........................................................................................................................................
I.3. Ruang anak buah kapal dan penumpang........................................................................................
I.4. Ruang Navigasi...................................................................................................................................
I.5. Ruang Permesinan..............................................................................................................................
I.6. Permesinan Geladak........................................................................................................................
I.7. Tangki – tangki...................................................................................................................................
BAB II DETAIL LANGKAH DAN PERHITUNGAN...................................................................................19
II.1. Menghitung besarnya tahanan / hambatan kapal........................................................................
II.2. Menghitung Besarnya Daya Mesin Induk dan Memilih Mesin Induk yang Sesuai..................
II.3. Gambar pandangan samping kapal , tentukan jarak gading (frame spacing) dan tinggi
dasar ganda (double bottom)........................................................................................................
II.4. Menentukan Letak Stern Tube Bulkhead, Engine Room Bulkhead, Cargo Hold Bulkhead
dan Collision Bulkhead...................................................................................................................
II.5. Mrencanakan Jumlah Anak Buah Kapal.......................................................................................
II.6. Merencanakan dan menggambar pandangan atas geladak-geladak, dasar ganda dan
tangki-tangki.....................................................................................................................................
II.7. Rencanakan sistem bongkar muat................................................................................................
II.8. Merencanakan ruang muat dan penutupan palka.......................................................................
II.9. Merencanakan dan Menghitung kapasitas tangki-tangki............................................................
II.10. Rencanakan dan hitung permesinan geladak............................................................................
BAB III GAMBAR RANCANGAN...............................................................................................................64
LAMPIRAN...................................................................................................................................................65
iv
Tugas Rencana Umum
2009
BAB I
FILOSOFI RANCANGAN
Rencana Umum (General Arrangement Plan) suatu kapal adalah sebuah perencanaan
ruangan, kompartemen, dan peralatan yang ada pada setiap geladak pada kapal yang
didesain baik secara penempatan maupun ukurannya yang diseuaikan dengan tujuan dari
kapal yang dibuat tersebut.
Dalam perencaan umum sebuah kapal desainer harus memahami tujuan dari kapal
yang dibuat tersebut sesuai dengan permintaan pemilik kapal (owner) tanpa melanggar aturan
– aturan keselamatan dan konstruksi yang telah ditetapkan oleh class ataupun lembaga lain.
Peraturan yang telah ditetapkan oleh class dan lembaga – lembaga lain yang mengatur
hal tersebut harus ditaati demi terjaganya kekuatan konstruksi kapal dan keselamatan para
penumpangnya.
Adapun class yang mengatur tentang hal – hal tersebut antara lain :
Seperti dalam keadaan sebenarnya, dalam pengerjaan Tugas Rencana Umum ini, kita
harus mengkondisikan diri sebagai pelaku dalam mendesain kapal. Kita dituntut untuk dapat
mendesain sebuah kapal yang telah ditentukan sebelumnya dengan menyesuaikan hal – hal
yang harus ada pada kapal tersebut seperti contohnya :
1. Dimensi utama
2. Rencana garis yang telah dibuat
3. Jarak/radius pelayaran
4. Jenis mesin dan ukuran mesin yang akan digunakan
1
Tugas Rencana Umum
2009
5. Ukuran kamar mesin yang akan dirancang
6. Volume ruang muat kapal, muatan kapal dan alat bongkar muat kapal
7. Kebutuhan akomodasi kapal berdasarkan radius pelayaran, jumlah crew dan standar
akomodasi lainnya (meliputi kebutuhan bahan bakar, dll)
8. Peralatan – peralatan pada geladak.
Dalam tugas rencana umum ini, kapal yang dirancang adalah jenis pengangkut muatan
umum (general cargo ship) sehingga, ruang muat yang akan dirancang harus disesuaikan
dengan jenis kapal tersebut
Meskipun sebuah kapal dibuat dengan tujuan utama untuk mengangkut jenis barang
tertentu, namun sorang desainer harus juga memperhitungkan tingkat kenyamanan, kelayakan
dan keselamatan penumpangnya. Untuk itu perlu adanya sebuah aturan dan perencanaan
tentang ruang akomodasi anak buah kapal dan penumpang.
Pengaturan ruang akomodasi baik ukuran dan jenisnya tergantung dari beberapa faktor
antara lain: jumlah crew, standard akomodasi, pembagian kelas crew, kebutuhan fasilitas lain
untuk crew, dll.
Sebagai awalan, langkah yang dikerjakan adalah menentukan jumlah crew dan
mengklasifikasikannya. Banyak cara yang digunakan untuk mengelompokkan crew kapal.
2
Tugas Rencana Umum
2009
Pada awalnya, pengelompokan meniru aturan di kalangan perwira militer angkatan laut yaitu :
captain/master sebagai perwira tertinggi di kapl membawahi para officer (perwira), petty officer
(bintara) dan other ratings (tamtama), yang masing-masing lagi dikelompokkan lagi
berdasarkan spesifikasi bidang tugasnya yaitu:
1. Deck department
2. Engine department
3. Service departmen.
Namun, hal ini kemudian berkembang dan menjadi kurang terikat jelas seiring
perkembangan teknologi. Dengan berembangnya teknologi semakin banyak otomatisasi di
kapal sehingga terjadi pengurangan crew karena sistem yang dulunya membutuhkan bantuan
manusia dalam menjalankannya dapat dijalankan secara otomatis.
Setelah kita menentukan jumlah dan jabatan – jabatan crew, maka kita dapat
menentukan ruangan – ruangan pada geladak untuk akomodasi selama berada di kapal.
Ruangan – ruangan yang akan didesain antara lain adalah :
Kamar
Kamar captain dan chief engineer tempatnya pada boat deck sebelah
depan. Ini memberikan pandangan yang baik ke depan dan samping lapal. Ada
sebagian pendapat yang mengatakan bahwa kamar kapten selalu diletakkan di
portside dan kamar chief engineer di starboard, tetapi pendapat diatas tidak didasari
dengan alasan yang jelas dan lebih terlihat seperti sebuah tradisi captain dan chief
engineer memiliki living room yang terpisah dari kamar tidur. Atau paling tidak kedua
ruangan tersebut dipisahkan dengan memasang penyekat/korden.
3
Tugas Rencana Umum
2009
Kapal 1000 ton - 3000 ton : 2,75 m2
Kapal 3000 ton -10000 ton : 4,25 m2
Kapal 10.000 ton lebih : 4,75 m2
Awalnya sebelum dikeluarkan ketentuan oleh ILO pada tahun 1970 jumlah kamar
mandi dan WC ditentukan berdasarkan besarnya kapal. Namun setelah ditetapkan
ketentuan oleh ILO tersebut dikatakan untuk fasilitas umum, 1 kamar mandi, WC dan
4
Tugas Rencana Umum
2009
wash basin digunakan untuk memfasilitasi 6 orang, sedangkan untuk officer terdapat
satu kamar mandi dan WC pada setiap kamar. Pada wheel house biasanya juga
disediakan 1 buah kamar mandi dan WC.
Perlengkapan cuci meliputi mesin cuci dan lain – lain ditentukan berdasarkan
jumlah crew dan perbandingan spesifikasi tugas – tugas crew tersebut, karena
kebutuhan tiap crew mungkin saja berbeda. Sebagai contoh, crew yang bertugas di
kamar mesin kerjanya lebih padat dan pakaiannya lebih cepat kotor dibandingkan
dengan crew yang lain.
Mess Room
Biasanya 2 mess room untuk satu kapal sudah mencukupi. Satu mess room
untuk para officer dan engineer dan satu mess room untuk crew deck dan mesin yang
lain. Cook, steward, dan boys menggunakan mess room untuk crew deck juga, tetapi
pada waktu yang berbeda karena sebelumnya mereka harus melayani crew yang lain.
Meskipun demikian, kapasitas mess room dihitung untuk seluruh jumlah crew dengan
perhitungan luas minimum 1 m2 per orang. Seringkali mess room dilengkapi dengan
wash basin.
Smoke room, library, sport facilities dll hanya ada di ocean going vessel, tidak di
kapal antar pulau. Untuk kapal kecil cukup dengan recreation room.
Galley bisa ditempatkan di main deck atau poop deck. Galley harus dilengkapi
dengan ventilasi yang baik natural ataupun paksa.Dianjurkan untuk menempatkan
5
Tugas Rencana Umum
2009
kompor atau oven di tempat yang bisa didekati dari 4 arah serta memakai pemanas
listrik karena daya listrik selalu tersedia dan paling aman. Galley dan pantry harus
berada di sebelah mess room, dan bisa dihubungkan dengan lift kecil vertikal untuk
membawa makanan dan perabot makan tanpa melewati tangga.
Tidak ada ketentuan tegas mengenai luas ruang untuk galley kecuali harus
mencukupi untuk menyiapkan makanan bagi seluruh crew dan disesuaikan dengan
kebiasaan mayoritas crew yang ada.
Gambar galley
Provision Store
Pada kapal, provision store berfungsi untuk menyimpan bahan – bahan makanan
selama perjalanan di kapal. Biasanya terdapat 3 jenis store untuk provision yaitu:
Cold store
Berfungsi untuk menyimpan makanan yang harus dibekukan. Suhu ruangan ini
biasanya sekitar - 23o hingga - 30o C.
Vegetable store
Berfungsi untuk menyimpan sayuran, buah-buahan minuman dll yang didinginkan
sampai temperatur sekitar 4o – 10o C. Biasanya vegetable store ditempatkan pada
jalan masuk ke cold store
6
Tugas Rencana Umum
2009
Emergency source of Electrical Power dan battery room harus ditempatkan lebih
tinggi dari poop deck, seringkali di navigation deck.
Ruangan – ruangan lain yang dibutuhkan crew pada accomodation block dapat
disesuaikan dengan kebutuhan, biasanya pada kapal terdapat pula musholla untuk
tempat beribadah dan hospital/ medical room yang berisi obat – obatan, pertolongan
pertama dan beberapa peralatan kesehatan
Selain itu terdapat beberapa ruang besar dan kecil lain dalam accomodation
block seperti linen store, china ware, evaporator/fan, dsb. Ruang-ruang ini ditempatkan
di bawah tangga, menempel pada engine casing atau di bagian belakang kapal.
Ruang Navigasi biasanya meliputi wheel house, radio room dan chart room. Letak
ruang navigasi ini harus berada pada deck yang paling atas yaitu pada navigation deck.
Wheel house adalah ruangan tempat nahkoda untuk mengemudikan kapal, dalam
wheel house terdapat perlatan navigasi. Di dalam wheel house juga ditempatkan pendeteksi
api dan exthinguised control panel.
1. Pengamatan 360o
2. Berada di bagian depan deck.
3. Sebuah sofa yang akan digunakan kapten selama berada di navigation deck
4. Memiliki 2 radar yang independen agar meningkatkan availability sistem sepanjang
waktu.
7
Tugas Rencana Umum
2009
5. Penghubung dengan kapten agar sewaktu - waktu dapat memanggil kapten untuk
segera datang ke wheelhouse apabila terjadi masalah.
6. Diusahakan agar menyediakan semua peralatan dan telepon agar operator dapat
menggunakannya sambil mengamati keadaan pelayaran dengan jelas.
7. Sebisa mungkin membuat banyak jendela yang dapat mencegah refleksi cahaya.
8. Harus ada jarak diluar pintu wheelhouse.
9. Memiliki flying bridge.
Pada bagian luar ruang navigasi terdapat flying brige, yaitu bagian yang menjorok ke
samping kapal (tanpa melebihi lebar kapal) yang befungsi untuk mempermudah melihat
keadaan kapal dan dermaga pada saat bersandar
8
Tugas Rencana Umum
2009
Ruang permesinan atau kamar mesin adalah ruangan tempat motor induk kapal dan
permesinan yang mendukungnya. Ukuran dari ruang mesin haruslah cukup untuk
menempatkan mesin yang dipilih dalam desain dan memungkinkan para crew untuk
melakukan maintenance. Namun pada dasarnya demi optimalnya hasil yang diperoleh dari
suatu kapal, diinginkan ruang mesin yang sekecil – kecilnya namun tetap dapat memenuhi
kebutuhan kapal.
9
Tugas Rencana Umum
2009
Motor induk kapal
Engine control room
Electric generator
Pompa – pompa (untuk bahan bakar, pelumas, dll)
Centrifuge (separator / purifier)
dll
Sejak optimasi biaya diperketat dalam setiap perancangan kapal, terdapat prinsip-
prinsip yang digunakan dalam merancang ruang permesinan seperti yang tertera dibawah ini :
Dalam tugas rencana umum, penggambaran kamar mesin hanya meliputi ukuran
panjang, lebar dan tinggi dari kamar mesin saja ditambah dengan penempatan mesin, gearbox
serta poros. Untuk penempatan system dan peralatan – peralatan lainnya akan dibahas lebih
lanjut pada mata kuliah perancangan kamar mesin.
10
Tugas Rencana Umum
2009
Permesinan Geladak adalah semua peralatan dengan tenaga penggerak yang
ditempatkan selain di kamar mesin dan tidak berhubungan dengan system propulsi utama.
Permesinan geladak didesain sesuai dengan jenis dan tujuan kapal. Berbeda jenis muatan
yang diangkut kapal, jenis permesinan geladaknya bisa berbeda.
Adapun penjelasan lebih lanjut dengan contoh yang spesifik adalah sebagai berikut :
Kapal tidak hanya akan bergerak lurus saja dalam pelayarannya, kapal tentunya
memerlukan maneuver maneuver dan gerakan tertenum untuk itu terdapat kemudi
(rudder) untu dapat merubah arah laju kapal. Pada kapal yang sederhata, contohnya
kapal nelayan kecil, kemudi dapat digerakkan dengan tangan (dengan tenaga
manusia) namun untuk kapal yang berukuran besar, hal tersebut tentunya tidak dapat
diterapkan, sehingga perlu alat bantu untul menggerakkan kemudi. Alat/ mesin yang
dugunakan untuk menggerakkan daun kemudi melalui poros kemudi tersebut disebut
dengan steering gear.
Untuk sistem kontrol steering gear tersebut juga terdapat beberapa macam
seperti : electrical control system, hydraulic control system, dll.
11
Tugas Rencana Umum
2009
Sama halnya dengan jenis steering gearnya, pemilihan sistem kontrolnya juga
harus disesuaikan, sistem kontrol elektrik banyak dipakai pada kapal karena
kesederhanaanya, fleksibilitas yang tinggi, dan transmisi yang mudah.
Dalam dunia perkapalan kita sering mendengar istilah labuh dan sandar. Namun
masih banyak yang kurang memahami tentang kedua istilah tersebut. Seringkali
terjadi kesalahan pengertian antara labuh dan sandar, ada yang terbalik dalam
mengartikannya dan tidak sedikit pula yang menganggapnya sama.
Untuk melakukan labuh dan sandar atau yang dikenal juga dengan istilah
anchoring dan mooring itu kapal memerlukan sejumlah peralatan yang membantunya.
Peralatan – peralatan itu antara lain adalah, untuk berlabuh, berupa jangkar yang
12
Tugas Rencana Umum
2009
mengait dasar perairan dan dihubungkan ke kapal oleh rantai dan untuk bersandar,
berupa tali temali yang cukup kuat untuk menahan kapal.
Alat – alat yang digunakan dalam proses labuh dan sandar yang paling utama
adalah jangkar (anchor) mesin penarik jangkar (windlass), alat penggulung tali
(mooring winch/capstan), dan ruang penyimpan rantai jangkar (chain locker)
Jangkar (anchor) adalah alat untuk berlabuh dengan cara mengaiktan kapal ke
dasar perairan untuk membatasi gerak kapal agar tetap pada kedudukannya meskipun
mendapat tekanan oleh arus laut, angin, gelombang, dan sebagainya.
Gambar anchor
Windlass adalah permesinan pada kapal yang digunakan di kapal untuk menarik
dan menurunkan jangkar.
Gambar windlass
13
Tugas Rencana Umum
2009
Rantai jangkar yang telah ditarik dimasukkan ke dalam chain locker dengan
bantuan gaya gravitasi. Pada bagian bawah chain locker terdapat mudbox sebagai
tempat penyimpanan kotoran-kotoran laut yang terbawa oleh rantai jangkar.
Mooring winch atau yang lebih dikenal dengan istilah capstan merupakan
pralatan digunakan untuk menarik tali utntuk keperluan tambat pada dermaga.
14
Tugas Rencana Umum
2009
Cargo Handling Equipment (Crane)
Peralatan yang digunakan untuk bongkar muat pada kapal berbeda - beda.
Pemilihan alat bongkar muat kapal ini disesuaikan dengan jenis muatan yang diangkut
dan lama perencanaan bongkar muat maksimalnya. Sebagai contoh, jika kapal yang
kita rancang adalah kapal general cargo pengangkut muatan beras dalam karung,
maka alat bongkar muat yang diguakan adalah crane, besar dari tenaga crane dan
spesifikasi sling/kawat penarik dipengaruhi lama waktu bongkar muat. Semakin cepat
rencana untuk membongkar muat muatan kapal maka ukuran sling dan tenaga motor
penggerak yang digunakan harus semakin besar.
Peralatan bongkar muat mungkin saja tidak disertakan pada kapal jika
direncanakan untuk membongkar muat menggunakan fasilitas bongkar muat di
pelabuhan.
Gambar crane
15
Tugas Rencana Umum
2009
Pada kapal sesuai dengan peraturan yang diatur oleh solas harus terdapat
Lifeboat yang mampu menampung seluruh awak kapal. Peletakan sekoci bermacam –
macam sesuai jenisnya, baik di bagian belakang maupun samping kapal.
Gambar lifeboat
Jika sekoci diletakkan pada bagian belakang kapal (biasanya jenis freefall) cukup
menggunakan satu buah saja yang bisa menampung keseluruhan awak. Jik sekoci
diletakkan pada bagian samping kapal, maka harus terdapat pada masing masing sisi
yang di masing – masing sisi dapat menampung seluruh awak kapal.
16
Tugas Rencana Umum
2009
Tangki air tawar sebaiknya tidak diletakkan di double bottom walaupun tidak ada
ketentuan yang mengatur tentang hal tersebut.
MDO digunakan untuk memenuhi kebutuhan mesin bantu berupa generator set.
Genset menyuplai energi listrik diantaranya untuk menggerakkan pompa-pompa
(termasuk pompa unloading), motor windlass, motor capstan, energi listrik untuk
penerangan, dan lain sebagainya.
Penggunaan MDO ini sebenarnya juga tergantung pada jenis mesin yang
digunakan. Jika mesin induk menggunakan bahan bakar MDO maka tangki MDO
harus disesuaikan dengan kebutuhan motor induk.
Jika mesin induk yang digunakan memakai bahan bakar HFO , MDO sering kali
digunakan untuk flashing, atau pembersihan silinder saat pertama distart.
Normalnya, jika tangki digunakan untuk menampung fuel oil maka akan ada
sedikit masalah dengan korosi. Oleh karena itu, tangi membutuhkan pembersihan
secara teratur untuk mengeluarkan lumpur dan diadakan perbaikan jika perlu.
Pada dasar ganda di bagian belakang mesin induk harus dibuat tangki
penampungan (sump tank) untuk menampung L.O. dari mesin induk. Pada beberapa
kasus di bagian depan dibuat tangki L.O. cadangan.
17
Tugas Rencana Umum
2009
Dua jarak gading pada tank top dibelakang mesin induk harus dikosongkan untuk
memasang perlengkapan tangki, sedangkan tangki cadangan di depan hanya
memerlukan satu jarak gading.
Sistem Ballast adalah salah satu system pelayanan dikapal yang mengangkut
dan mengisi air ballast. Sistem pompa ballast ditujukan untuk menyesuaikan tingkat
kemiringan dan draft kapal, sebagai akibat dari perubahan muatan kapal sehingga
stabilitas kapal dapat dipertahankan. Pipa balast dipasang di tangki ceruk depan dan
tangki ceruk belakang (after and fore peak tank), double bottom tank, deep tank dan
tanki samping (side tank). Ballast yang ditempatkan di tangki ceruk depan dan
belakang ini untuk melayani kondisi trim kapal yang dikehendaki. Double bottom ballast
tank dan deep tank diisi ballast untuk memperoleh sarat air yang layak, tangki ballas
samping untuk memperoleh penyesuaian sarat air dalam stabilitas kapal ketika kapal
bermuatan.
18
Tugas Rencana Umum
2009
BAB II
DETAIL LANGKAH DAN PERHITUNGAN
S= 3683.93 m² Fn = Vs/(gxLwl)^0.5
= 0.203
Rn = (VsxLwl)/υ
= 7.46E+08
1.188E-
υ= 06
19
Tugas Rencana Umum
2009
Lr = 34.49 m
dimana c14 adalah nilai koefisien untuk bentuk khusus buritan kapal.
koefisien Cstern (principle of naval architecture vol. II, 91):
Afterbody form Cstern
pram with gondola -25 sehingga untuk bentuk normal
V-shaped section -10 c 14= 1+0.011Cstern
normal shaped 0 = 1
U-shaped section with
Hogner stern +10
0.93+0.4871c(B/L)^1.0681(T/L)^0.4611(L/Lr)^0.1216(L^3/▼)^0.3649(1-Cp)^-
(1+k1)= 0.6402
= 1.24E+00
sehingga :
Rf(1+k1) = 0.5ρV^2Cf(1+k1)S
= 1.87E+02 kN
20
Tugas Rencana Umum
2009
untuk rudder
c4 = arrangement
= 1.0 untuk rudder in the propeller jet
= 1.5 untuk rudder outside the propeller jet
(1+k2)= 2
S bossing
= 1,5 . π . D² D boss= 1.14 m
S bossing
= 6.121 m²
Sapp = 24.794 m²
Stot = Sapp + S
= 3708.73 m²
(1+k2)eq = 1.623
(1+k) = (1+k1)+{(1+k2)eq-(1+k1)}*Sapp/Stot
1.24E+00
Rapp = 1.65E+00 kN
principle of
naval
architectur
e vol. II,
92)
c1 = 2223105.c7^3.7861(T/B)^1.0796(90-iE)^(-1.3757)
= 2.63E+00
dimana :
c7 = B/L untuk 0.11<B/L<0.25
iE = setengah sudut masuk = 18 derajat
karena Ta=Tf=T maka:
iE = 18
c2 = 1 tanpa bulbousbow
c3 = 1-0.8(At/B.T.Cm)
At = immersed area of transom at zero speed
= 0
c3 = 1
21
Tugas Rencana Umum
2009
λ= 1.446 Cp-0.03 L/B untuk L/B ≤ 12
= 8.39E-01 L/B = 6.30
d= -0.9
m1 = 0.01404 L/T - 1.7525 ▼^1/3 /L - 4.7932 B/L - c16
= -2.18E+00
c16 = 8.0798 Cp - 13.8673 Cp^2 + 6.9844 Cp^3
= 1.25E+00
m2 = c15.0.4 e^(-0.034Fn^(-3.29)) L^3/▼ = 118.28845
= -1.07E-03
c15 = -1.69385 untuk L^3/▼ £ 512
maka :
Rw = c1.c2.c3.W.e^[m1Fnd+m2cos(λFn-2)] W= ρ.g.▼
= 4.62E+01 kN = 165232.05 ton
Ca = 0.006(Lwl+100)^-0.16-0.00205+0.003(Lwl/7.5)^0.5*Cb^4*c2(0.04-c4)
= 0.000367
Ra = 0.5 ρ. V^2.Ca.S
= 3.49E+01 kN
5 Tahanan Total
Rt = RF(1+k)+Rapp+Rb+Rtr+Rw+Ra
Rt = 2.70E+02 kN (R transom = 0 dan R bulbous bow = 0)
Dalam hal ini tahanan total masih dalam pelayaran percobaan, untuk kondisi rata-rata
pelayaran dinas harus diberikan kelonggaran tambahan pada tahanan dan daya efektif.
Kelonggaran rata-rata untuk pelayaran dinas disebut sea margin/service margin. Untuk
rute pelayaran 2500 nautical mile diperkirakan sea marginnya adalah sebesar 15-20%
Rt dinas = (1+15%)*Rt
= 3.16E+02 kN
II.2. Menghitung Besarnya Daya Mesin Induk dan Memilih Mesin Induk yang Sesuai.
Secara umum kapal yang bergerak di media air dengan kecepatan tertentu. Karena
bidang / permukaan lambung kapal berkontak dengan fluida cair (air laut) maka akan terjadi
gaya hambat (resistance) yang berlawanan dengan arah gerak kapal tersebut. Besarnya gaya
hambat yang terjadi harus mampu diatasi oleh gaya dorong kapal (thrust) yang dihasilkan dari
kerja alat gerak kapal (propulsor).
Propulsor, dalam hal ini single screw propeller mendapatkan daya dari motor induk kapal.
Namun untuk menentukan besarnya daya motor induk yang harus disediakan, kita harus
22
Tugas Rencana Umum
2009
menghitungnya berdasarkan keadaan system propulsi tersebut dan tahanan yang dimiliki
kapal.
Dibawah ini akan dituliskan lebih jelas tentang perhitungan daya motor induk yang akan
dipasang pada kapal general cargo – Nobuta Maru ini.
Dimensi Utama
Perkiraan - perkiraan
EHP = Rt dinas x Vs
= 2239.87 kW
= 3045.37 Hp
23
Tugas Rencana Umum
2009
= 12.39
= 1
Ta/D = 1.90
karena Ta/D < 2 maka C11 = Ta/D = 1.59
Cp1 = 0.73
C 19 = 0.21
w = 0.324
t = 0.242
1.12
Hull eff = (1-t)/(1-w) = 2
RR eff = 1.050 (antara 1,0 ~ 1,1)
Prop eff = 0.535
24
Tugas Rencana Umum
2009
DHP = EHP/PC
= 3553.40 kW
BHP (mcr)
= BHP (SCR)/eff engine
4070.33 kW
Jadi Daya mesin induk yang dibutuhkan adalah 4070.33 kW (4100 kW)
Berdasarkan perhitungan diatas, maka dipilih mesin yang dayanya mendekati nilai
tersebut. Dalam hal ini dipilih mesin sebagai berikut :
II.3. Gambar pandangan samping kapal , tentukan jarak gading (frame spacing) dan
tinggi dasar ganda (double bottom).
Jarak Gading
II.4. Menentukan Letak Stern Tube Bulkhead, Engine Room Bulkhead, Cargo Hold
Bulkhead dan Collision Bulkhead
Bulkhead :
Collision Bulkhead :
26
Tugas Rencana Umum
2009
diambil 9 meter = 15 jarak gading dari FP
Jumlah anak buah yang ideal pada kapal dapat dihitung dengan rumus
pendekatan
dimana
: Cst = Koefisien steward deck (1.2~1.33)
Cdk = Koefisien deck department (11.5~14.5)
BHP = Tenaga Mesin (HP)
Cadet
s = Perwira tambahan
27
Tugas Rencana Umum
2009
Ceng = koefisien engine department (8.5~11.0)
CN = (L x B x H)/1000
Jumlah ABK harus kurang dari atau sama dengan nilai Zc diatas.
Pembagian jabatan ABK selain/ dibawah captain secara umum dibagi menjadi 3 yaitu :
Deck Department
Engine Departement
Catering Department
Dalam hal ini direncanakan dalam satu kapal terdapat 23 ABK dengan rincian sebagai
berikut :
Jabatan Jumlah
Captain 1 orang
Chief Officer 1 orang
Second Officer 1 orang
Third Officer 2 orang
Boatswain 1 orang
Seaman 3 orang
Quarter Master 1 orang
Chief Engineer 1 orang
Second Engineer 1 orang
Third Engineer 2 orang
Mechanic 2 orang
Oiler 2 orang
Cook 1 orang
Asst. cook 1 orang
Steward 2 orang
Boys 2 orang
Total Awak Kapal 24 orang
Captain
Memberi perintah pada para petugas dan bertanggung jawab penuh diatas
kapal.
Menjalankan kapal pada waktu yang pantas.
Memilih crew kapal dan peralatan yang diperlukan.
Mengatur kapal ketika dalam pelayaran
Menavigasi menurut jalur yang disetujui sebelumnya.
28
Tugas Rencana Umum
2009
Chief officer
Second officer.
Third Officer
Quarter master
Bertanggung jawab untuk fungsi semua permesinan dari kapal, bahan bakar,
persediaan air, listrik, pendingin di kapal.
Mechanic
29
Tugas Rencana Umum
2009
Seaman
Boys
Steward
Mengantar makanan
Membantu cook
Boatswain
Mempunyai tanggung jawab pada life boat dan peralatan safety yang lain
Oiler
Ruangan Ruangan :
Sleeping room
Mess room
30
Tugas Rencana Umum
2009
Setiap kapal dilengkapi dengan mess room yang direncanakan untuk seluruh ABK,
sedangkan untuk perwira mess roomnya harus terpisah dengan mess room lainnya.
Mess room harus dilengkapi dengan meja, kursi, dan perlengkapan yang bisa
menunjang ABK dalam waktu yang bersamaan.
Sedapat mungkin letak mess room didekatkan dengan galley dan pantry atau akan
lebih baik lagi jika susunannya vertical dalam 1 garis.
Cooker dan boys menggunakan mess room yang sama dengan kru lainnya tapi
pada waktu yang berlainan.
Sanitary accommodation
Hospital
Untuk kapal dengan crew lebih dari 15 orang harus memiliki hospital khusus untuk
pelayanan kesehatan ABK.
Sedapat mungkin hospital dekat dengan ruangan-ruangan lainnya di kapal (mudah
dijangkau).
Sirkulasi udara di hospital harus dijamin baik dan lancar.
Gudang
Dry provision store atau gudang tempat penyimpanan makanan kering harus
diletakkan dekat dengan galley ataupun pantry.
Cold store dan gudang untuk penyimpanan daging harus mampu menampung
kapasitas selama pelayaran untuk kebutuhan seluruh ABK dan jalan masuknya
melewati vegetable room untuk menghindari kerugian energi pada saat pintu
dibuka.
Vegetable room didinginkan pada temperatur antara 4 sampai 10 derajat, biasanya
ditempatkan pada jalan masuk ke cold store. Digunakan untuk menyimpan sayuran,
buah – buahan, minuman, dll.
Chart room
Galley
Galley letaknya harus dekat dengan mess room, bila berjauhan harus ada pantry
yang berdekatan dengan mess room.
Galley harus dilengkapi dengan exhaust van.
Wheel house
31
Tugas Rencana Umum
2009
Wheel house harus diletakkan pada deck teratas dan memiliki ketinggian
sedemikian rupa, sehingga pandangan ke arah samping dan depan tidak
terganggu.
Flying bridge dibuat pada sisi samping wheel house sehingga pandangan ke arah
belakang, depan,dan samping harus bebas.
Pintu samping kanan dan kiri wheel house pada umumnya menggunakan pintu
geser.
Radio room
Terletak setinggi mungkin pada geladak yang paling tinggi dan terlindung dari air
dan gangguan cuaca.
ESEP room diletakkan pada deck yang paling atas dan harus mampu menyuplai
listrik selama 3 jam dalam keadaan darurat.
Lampu Navigasi :
Kapal memiliki dua tiang agung dilengkapi dua lampu tiang agung berwarna putih
dengan sudut pancar 225o pada bidang horizontal. Tinggi lampu pada bagian depan,
terpendek 6 meter dan tertinggi 12 meter dan pada lampu tiang dibelakang berada 4.5
m lebih tinggi daripada tiang depan, dan berjarak terpendek antara kedua lampu,
terpendek L/2 dan terpanjang 100 m. Bila kapal hanya memiliki satu tiang agung maka
satu lampu diletakkan diatas rumah geladak paling atas (Koestowo, 1998).
Warna : putih
Jumlah : 3 buah
Visiabilitas : 6 mil
Sudut sinar : 360
Morse Light
Warna : putih
Jumlah : 1 buah
Sudut sinar : 360
Letak : Navigation Deck (Satu tiang dengan Mast Head Light)
Lampu samping dipasang pada kanan kiri runah geladak dan berada ¾ dari
tinggi lampu tiang agung yang terpasang terdepan dan berwarna hijau untuk lampu
sebelah kanan dan merah pada lampu sebelah kiri, dan bersudut 112.5° dari sisi
lambung dalam bidang horizontal ke arah luar (Koestowo, 1998).
32
Tugas Rencana Umum
2009
Lampu Sisi ( Side Light )
Lampu dipasang di buritan tanpa ketentuan tinginya dan berwarna putih bersudut
135° terhadap bidang horizontal
Warna : putih
Jumlah : 1 buah
Visiabilitas : 2 mil
Sinar sudut : 135
Lampu ini dinyalakan jika pada malam hari kapal harus lego jangkar. Lampu ini
berwarna putih dengan sudut pancar 360° terhadap bidang horizontal dan diletakkan
minimal 6 m dari geladak utama. (Koestowo, 1998).
Warna : putih
Jumlah : 1 buah
Visiabilitas : 3 mil
Sudut sinar : 360
Peralatan Akomodasi
Tangga
Pintu
33
Tugas Rencana Umum
2009
Jendela
Engine Casing
Engine casing harus cukup besar untuk memudahkan pekerjaan reparasi mesin
Umumnya engine casing mempunyai tangga dalam. Tangga dalam engine casing lebarnya
antara 0,6 ~ 0,8 m. Ukuran dari engine casing disesuaikan dengan mesin yang digunakan.
Prinsip utamanya adalah agar bagian mesin yang paling besar dapat melewatinya
Engine casing dapat berfungsi sebagai berikut :
Lubang pemasukan mesin
Tempat pipa gas buang
Lubang sinar matahari masuk
Tempat escape ladder
Dalam perencanaan ini dimensi engine casing yang digunakan adalah sebagai berikut:
Panjang
Panjang engine casing adalah 6.5 meter
Lebar
Lebar engine casing adalah 2.6 meter
Gambar :
34
Tugas Rencana Umum
2009
Brige deck
35
Tugas Rencana Umum
2009
Boat deck
Poop deck
36
Tugas Rencana Umum
2009
Main deck
37
Tugas Rencana Umum
2009
Data perencanaan :
Untuk Cargo winch III untuk mengangkat beban pada cargo hold IV
P = 15000 kg = 15 ton
Sehingga :
Q = 0,0032 x 10000 = 32 kg
38
Tugas Rencana Umum
2009
Tb = Pg ,Kg
( P+Q )
k
= ηp
15000+32
= 4 = 20928 kg
0.93
= 6 x 20982 kg
= 125987.4 kg
= 125.987 ton
= 17 x dr
= 17 x 0,020
= 0,34 m
Lb = 1,5 x 0,34 m
= 0,51 m
m = 0,51 / 0,020
= 25,5 26 lilitan
untuk z = 6 lapisan :
39
Tugas Rencana Umum
2009
Lmz = 0,9 x (6 x 0,34+ 62 x 0,020) x 26
= 107.92 m
= 0,56 m
= 0.5 * 0.34+0.22*23314.92
= 6527.773 kgm
= 1023,65 rpm
Dalam satu unit Cargo winch terdapat tiga electric motor yang digunakan antara lain untuk :
Mengangkat muatan
40
Tugas Rencana Umum
2009
Gerakkan naik turun crane
Gerakkan ke kiri dan ke kanan crane
Total daya untuk tiap unit cargo handling adalah : 131.08+137.63+68.8 = 337.5 HP
Peralatan deck crane, boom, dan winch untuk keperluan bongkar muat pada sebuah
kapal harus memenuhi kriteria berikut :
1. Kapasitas angkut muatan yang besar
2. Pengoperasiannya tidak memerlukan banyak orang
3. Dapat dioperasikan sewaktu - waktu dimana kondisi boom siap terpasang untuk
beroperasi secara terus - menerus di pelabuhan
4. Untuk kapal tipe General Cargo, sebuah deck crane harus dapat melayani palka
dengan berputar 360°° pada sumbu slewingnya.
41
Tugas Rencana Umum
2009
( R+bt )
lb = sin α ,m
= 0,7 x 12.9
= 9.03 m
Dimana :
= 2/3 x 12 + 5
= 11.3 m
W = 0,1 x 2 (Pm x d )
( )
1/3
W
D = 0 , 0148 ,cm
= (33900/0,0148)1/3
= 131.8 cm = 1,31 m
42
Tugas Rencana Umum
2009
Diameter dalam tiang mast (d) = 0,96 x D ,m
= 0,96 x 1.31
= 1,26 m
Lb = 17,2 m
Diameter = 400 mm
Perencanaan Palkah
p = 0,6 x Lkompartemen
Ukuran – ukuran lubang palka pada tween deck sama dengan ukuran lubang palka pada
main deck
p = 0,6 x Lkompartemen
43
Tugas Rencana Umum
2009
S=7m
S = 0,7 x Bmoulded ,
Ukuran – ukuran lubang palka pada tween deck sama dengan ukuran lubang palka pada
main deck
S=7m
S = 0,7 x Bmoulded ,
c. Coaming Height
Menurut aturan ABS th 2000 Chapter 3 Part 2 section 15 (5-5-1) tinggi minimal hatchway
coaming adalah
600 mm untuk posisi 1 dan 450 mm untuk posisi 2, karena dalam hal ini posisi ditentukan
dari kekuatan pada bagian tersebut dan kekuatan itu belum dihitung maka diambil nilai
minimal 600 mm
Dalam hal ini dipilih tinggi hatchway coaming sebesar 1.2 meter
44
Tugas Rencana Umum
2009
Untuk system bongkar muat pada kapal ini, direncanakan hanya untuk muatan cargo.
Crane direncanakan melakukan bongkar muat untuk lima Cargo hold.
Dibawah ini adalah perhitungan seluruh perbekalan yang juga termasuk volume bahan
bakar, minyak pelumas, air tawar.
Perhitungan Perbekalan
∆= ▼X ρ
= 16843.23 ton
Keterangan
(konversi) : 1 nautical mile = 1.852 km
1knot = 0.5144 m/s = 1.8504 km/jam
178
SFOC : 100% = g/kWh
177
80% = g/kWh
45
Tugas Rencana Umum
2009
Berat Diesel Oil yang dibawa dalam pelayaran kurang lebih 0.1 ~ 0.2 berat HFO yang
dibawa
SLOC : 2 kg/kW.day
46
Tugas Rencana Umum
2009
WLO x Konstanta penambahan x (1+ Alokasi ekspansi)/
Volume tangki LO = massa jenis LO
= 0.16 m3
Provision &
Crew
Berat provision
total = berat provision x lama perjalanan x jumlah crew
= 0.92 ton
= 0.92 m3 (diasumsikan)
Berat total crew = berat personal x jumlah crew
= 2.3 ton
= 2.3 m3 (diasumsikan)
Air tawar
47
Tugas Rencana Umum
2009
Kebutuhan
Memasak
Permesinan Utama
Estimasi
kebutuhan air = 6~7 g/kWH
= diambil maksimum 7kg/kWH
= 5.97 ton
Permesinan Bantu
Estimasi
kebutuhan air = 0.1~0.2 kebutuhan permesinan utama
diambil maksimum 0.2 kali kebutuhan permesinan
= utama
= 1.19 ton
7.16 ton
Kebutuhan Air Tawar Total : Kebutuhan Makan&Minum + Mandi&Cuci + Memasak + permesinan
=
= 53.53 ton
Volume Tanki air tawar = Kebutuhan Air Tawar Total / Massa jenis air tawar
= 53.5288 m3 dibulatkan menjadi 56 m3
3
= 56 m
= 208.59 ton
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat digambarkan tanki – tanki. Dibawah ini adalah
gambar dari tanki – tanki tersebut sekaligus perhitungan dari gambar tersebut :
Tanki Ballast
48
Tugas Rencana Umum
2009
Displ. Berat
kapal = 16843.23 ton
Berat Air ballast = 10~20% displasmen berat kapal
Volume = 1/3 x jarak WL x jml (Area x S) Volume = 1/3 x jarak WL x jml (Area x S)
= 374.83 m3 = 154.55 m3
49
Tugas Rencana Umum
2009
0.325 224.2 4 896.6
0.650 241.2 2 482.46
0.975 250.8 4 1003
1.300 256.4 1 256.39
2802.22
vol total x
Berat total = 1.025
to
= 1781.41 n
50
Tugas Rencana Umum
2009
PERHITUNGAN JANGKAR
Berdasarkan ABS Rules tahun 2000, section 18-1, untuk mengetahui ukuran dan berat
jangkar dan rantai jangkar maka harus diketahui dulu konstanta yang disebut dengan
Equipment Number (EN) melalui persamaan :
2 /3
EN =k ∆ +mB h+nA
Dimana :
k = 1.0
m = 2.0
n = 0.1
∆ = molded displacement
B = molded breadth
h = tinggi efektif dari summer loadline hingga ujung deck tertinggi
= a + h1 + h2 + h3 + . . . (dimana a = H – T)
=2.5 x (20 + 16.5 + 11.5 + 9) (2.5 x 20) + (2.5 x 16.5) + (2.5 x 11.5) + (2.5 x 9)
= 2.5 x 57
= 142.5 m2
Spesifikasi jangkar dan peralatan jangkar lainnya dapat ditentukan atau dilihat berdasarkan
harga EN pada ABS Rules table 3-5-1. Nilai EN pada kapal ini adalah 1265.32 ,nilai tersebut
pada table terletak antara nilai 1220 dan 1300, sehingga dapat diambil data :
Panjang total rantai yang dipilih = 522.5 m = 285 fathom (15 fathom = 27.5 m) = 19
segel
Diameter rantai jangkar dipilih = 55 mm
1. Ordinary Link
1.00 d = 55 mm
6.00 d = 330 mm
3.60 d = 198 mm
0.70 d = 38.5 mm
2. Enlarged Link
1.10 d = 60.5 mm
6.50 d = 357.5 mm
4.00 d = 220 mm
0.77 d = 42.35 mm
3. End Link
1.20 d = 66 mm
6.75 d = 371.25 mm
4.00 d = 220 mm
4. Kenter Shackle
A = 6.00 d = 330 mm
B = 4.20 d = 231 mm
b = 0,67 d = 36.85 mm
c = 1.83 d = 100.65 mm
d = 1.52 d = 83.6 mm
5. Swivel
3.20 d = 176 mm
5.70 d = 313.5 mm
1.65 d = 90.75 mm
4.70 d = 258.5 mm
2.70 d = 148.5 mm
52
Tugas Rencana Umum
2009
1.55 d = 85.25 mm
1.36 d = 74.85 mm
1.45 d = 79.75 mm
6. Shackle Bolt
1,6 d = 88 mm
0,5 d = 27.5 mm
0,6 d = 33 mm
0,2 d = 11 mm
PERHITUNGAN WINDLASS
Density of material
a = 7,750 Kg/m3
53
Tugas Rencana Umum
2009
Faktor gesekan pada hawse dan stopper (fn)
Fn antara 1,28 ~ 1,35, dalam hal ini diambil nilai = 1,3.
Sehingga gaya tarik dua jangkar :
( ( ))
Tcl=2 fn× ( Ga+ ( Pa × La ) ) × 1−
yw
ya
Tcl = 2 x 1.3 x (3847.5 + (66 x 100)) x (1 – (1.025/7.750))
= 2 x 1.3 x 10447.5 x 0.87
= 23632.24 kg
( Tcl × Dcl )
Mcl= [ kgm ]
( 2 ηcl )
Dimana :
= 13,6 x dc
= 13,6 x 55
= 748 mm = 0.748 m
Sehingga berdasarkan data diatas torsi pada kabel lifter dapat dihitung, dan hasilnya
adalah sebagai berikut:
= 9182.3 / 1,82
= 5045.22 Kg.m
Mcl
Mm= [ kg . m ]
ia× ηa
Dimana :
54
Tugas Rencana Umum
2009
ia = Perbandingan putaran poros motor windlass dengan putaran poros kabel lifter
= Nm /Ncl
Ncl = putaran kabel lifter
= 300/dc
= 300/55
= 5.45
Berdasarkan buku Marine Auxiliary Machinery and System hlm 409 tabel 61, Untuk jenis
electric windlass, Nm =720 – 1550 rpm. Dalam hal ini diambil nilai 1150 rpm. Sehingga ia
adalah
ia = 1150/5.45
= 211.1
ha = Efisiensi peralatan untuk mekanisme penggerak, dipilih type worm gearing
dengan efisiensi 0,70 – 0,85 diambil 0,85
Sehingga berdasarkan data diatas momen torsi pada poros motor dapat dihitung, dan
hasilnya adalah sebagai berikut:
= 5045.22 / 179.36
= 28.13 Kg m
Mm × Nm
Ne= [ HP ]
716.20
Ne = (28.13 x 1150) / 716,20
= 45.2 HP ≈ 46 HP
Dimana :
55
Tugas Rencana Umum
2009
Sm : volume chain locker untuk panjang rantai jangkar 100 fathom dalam m3
d : diameter rantai jangkar [dalam inch ]
Sm = 285/100 x (2.16) 2
= 13.3 m3 , diambil 14 m3
Direncanakan terdapat 2 buah chain locker bervolume ± 13.3 m3 , dengan ukuran (dimensi)
masing – masing :
p x l x t = 2 x 2 x 3.5 = 14 m³
Jumlah :4
Panjang masing - masing : 180 m
Beban Putus : 284 ~ 309 kN = 29000 ~ 31500 kgf
Berdasarkan table normalisasi pada buku Practical Ship Building yang didasarkan dari breaking
stress dari data diatas, maka dipilih tali tambat dengan bahan dari nylon yang mempunyai
spesifikasi sebagai berikut :
56
Tugas Rencana Umum
2009
Rbr
Twb= [ kg ]
6
Dimana :
Twb = 30000 / 6
= 5000 Kgf
19.1 ×Vw
Nw= [ rpm ]
Dw +dw
Dimana :
Vw = 0.25 ms-1
Dw = 7 x 0.025
= 0.175 m
= 23.875 rpm
Dimana :
hw = Efisiensi motor penggulung kapstan (0,9)
iw = Nm/Nw
Nm = putaran motor kapstan
= besarnya untuk jenis elektrik antara (800-1450) rpm,
57
Tugas Rencana Umum
2009
Nm = 1250 rpm
iw = 1250/23.875
= 52.356
Sehingga besarnya momen torsi penggulung adalah :
= 5000 / 94.248
=53.05 kg.m
= 92.6 HP ≈ 93 HP
Dalam menentukan ukuran dari life boat, kita mengambil pada tabel SOLAS sehingga
diperoleh ukuran sebagai berikut :
Ukuran : 6,10×2,06×0,79 m
Volume : 5,94 m3
58
Tugas Rencana Umum
2009
Sesuai dari perencanaan jumlah awak di kapal sebanyak 24 orang dan penempatan
sekoci di samping kapal maka dipilih dua sekoci yang berkapasitas masing - masing 24
orang. Berdasarkan Tabel Standart Ukuran Sekoci oleh SOLAS, didapatkan data sebagai
berikut :
Penentuan dewi-dewi diambil sebanyak 2 buah untuk setiap pelayanan dari 1 sekoci.
Penentuan dimensi dari dewi-dewi berdasarkan lebar sekoci diatas (B = 2060 mm),
maka pada lampiran diambil type Roland RAG.5 dengan dimensi ukuran dewi-dewi adalah
sebagai berikut :
A = 3300 mm
B = 1370 mm
C = 1250 mm
D = 2250 mm
E = 1100 mm
F= 900 mm
G = 2850 mm
H = 400 mm
c. Perhitungan Beban
Qb = 1070 Kg
Qp = 1470 Kg
Qf = 0,05 x ( Qb + Qp )
= 0,05 x 2540
= 127 Kg
59
Tugas Rencana Umum
2009
4. Koefisien gerakan beban yang bergantung dari berat penumpang ; kn = 0,9 - 1,1
Diambil kn = 1
Sehingga :
Q = 0,5 x ( Qb + Qp.kn ) + Qf
= 1397 Kg
= ,Kg
Sehingga :
1 x((1, 05 )6 −1)
6
hf = 6 x(1, 05 ) x(1, 05−1)
= 0,85
a = Jumlah maksimum block antara rel peluncur davit dengan kepala winch = 4
c = Jumlah minimum block antara rel peluncur davit dengan kepala winch = 3
- Tegangan maksimum :
Tmaks = ,Kg
60
Tugas Rencana Umum
2009
= 488,29 Kg
- Tegangan minimum :
0 ,5 x (Qb+0 , 9 xQp)+Qf
Tmin = mx η fx η rx ηs c ,Kg
0 .5 x (1070+0 . 9 x 1470)+127
Tmin = 6 x 0 . 85 x 0 . 9 x( 0. 9 )4
= 439,48 Kg
Tali peluncur di sini dapat berfungsi sebagai tali penarik untuk memasang sekoci pada
peluncurnya. Untuk kekuatan putus :
Rbr ³³ 5566,62 Kg
Berdasarkan tabel 6 halaman 20 buku Practical Ship Building Vol. III B part 1, type 6 x 37 +
1
c = 38 mm
Dalam perencanaan ini diambil tali penarik sebanyak 6 buah dengan diameter tali atau
df sebesar 12 mm.
Dh = ( 5 - 8 ) df
Diambil Dh = 8 df
Sehingga
Dh = 8 x 12
= 96 mm
g. Perhitungan Kecepatan
-Kecepatan pengangkatan
61
Tugas Rencana Umum
2009
Untuk pengangkatan diambil perencanaan kecepatan pada tackel fall atau vf = 0,3 m/detik.
nh = 60.v / p.( Dh + df )
= 19,1.vf / Dh + df
= 53,05 rpm
h. Perbandingan Putaran
nm = 500 - 1600
- Perbandingan Putaran
ibw = nm / nh
= 1500 / 53,05
= 28,28
Karena telah diketahui perbandingan putaran yang besar, maka dipakai pereduksi tipe worm
gear dengan rasio gigi sebesar 24 sampai 44 buah.
= 488,29 + 439,48
= 927,77 Kg
Sehingga
Mh = T.( Dh + df ) / 2
= [927,77 x ( 96 + 12 )x10-3 ] / 2
= 50,09 Kgm
hbw = 0,5
- Torsi
62
Tugas Rencana Umum
2009
Mmb = Mh / hbw.ibw
Ne = Mmb.nm / 716,20
= 5,53 kW
vb = 0,15 m/detik
= 3,71 HP
= 2,77 kW
63
Tugas Rencana Umum
2009
BAB III
GAMBAR RANCANGAN
64
Tugas Rencana Umum
2009
LAMPIRAN
65