PERENCANAAN PELABUHAN
DOSEN PENGAMPU:
Ir. HAMIDUN BATUBARA, MT
DODY TAUFIK SIBUEA, ST., MT
DISUSUN OLEH :
Nama : Dina Ardiyanti Nst
Nim : 5202250007
1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadiran Tuhan YME karna oleh rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah yang CBR (critical Book review) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pelabuhan.
Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pelabuhan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3 Manfaat CBR….................................................................................................................................... 5
B.SARAN............................................................................................................................. 18
3
IDENTITAS BUKU
4
BAB I
PENDAHULUAN
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang
kita memilih satu buku,namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis bahasa,
pembahasan tentang Teknik Jalan Raya.Mahasiswa biasanya sangat malas dan bahkan tidak
mau jika disuruh membaca sebuah buku, maka dari itu dibuat tugas untuk para mahasiswa
mereview/mengkritik sebuah buku agar mahasiswa dapat mengupas isi buku dan tau
bagaimana cara membuat sebuah buku nantinya. Oleh karena itu, penulis membuat Critical
Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi, terkhusus pada
pokok bahasan tentang Perencanaan Perkerasan Jalan Raya.
5
BAB II
RESIONAL BUKU
Kegiatan perancangan selain sebagai kelanjutan aktivitas yang telah diletakkan oleh
perencanaan, juga merupakan penguraian kerangka teknis dan ekonomi dengan memperhatikan
kemampuan usaha detailisasi agar unsur kebutuhan adanya pelabuhan dapat terlaksana.
Keberhasilan pembangunan rancangan (desain) tersebut bukan hanya dari segi teknis saja, tetapi
juga banyak ditinjau dari segi operasi yang menjamin bukan saja dari efektivitas pengoperasian
pelabuhan, juga perlu dilihat dari segi efisiensi dua pihak, dalam hal ini pengguna jasa pelabuhan
dan pengusahaan dari investasi pelabuhan itu sendiri. Operasi (OPS) itr: sendiri banyak terkait
dengan derajat perancangan dan tidak lepas dari dukungan IPTEK. berbagai Jenis ilmu yang
terkait safu dengan lainnya seperti dapat dilihat pada Gambar 4.1, yaitu ilmu-ilinu dasar seperti
Ekonomi, Sistern Sosial, Psikologi, dan Komputer (informasi serta pengendalian) serta terkait
dengan rincian cabang ilrnu-ilmu dimaksud. Perubahan (the change) nilai salah satu dari disiplin
ilmu tersebut akan berpengaruh pada operasi/rancangan pelabuhan.
6
4.2 Pelabuhan ditinjau dari sudut bina pengusahaan
Hubungan pelabuhan dengan daerah lain/pedalamannya, kegiatan-kegiatan tersebut harus
dapat dikelola secara efisien. Dari segi finansial, pengusahaan pelabuhan harus dapat
menghasilkan, dalam arti secara minimal segala biaya (investasi) dan pengoperasiannya harus
dapat ditutup dari hasil pendapatan dalam suatu periode tertentu. Jangka investasi ini biasanya
dihitung selama (30-35) tahun, hingga biaya penyusutannya pun harus dapat dipikul. Pendapatan
pelabuhan (revenue) dikelola dengan sistem tarif jasa pelabuhan. Melibat tingkat pengembalian
panjang inilah (low yielding), maka investasi dan pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia harus
dilakukan oleh tenaga-tenaga berpendidikan dan terampil serta terlatih melalui pelatihan berjenjang
dan berorentasi terbuka serta saling berinteraksi.
7
yang mendukung pelabuhan utama.
Ditinjau dari sisi pengguna jasa pelabuhan, masih dirasakan perlu diperoleh nilai tambah
pelanggan, yang harus diantisipasi oleh pengusaha pelabuhan untuk mampu mencari titik temu
yang seimbang. Dalam rumusan ini, dinyatakan:
Dalam menunjang perdagangan berbentuk arus muatan, subsektor angkutan laut dapat dibagi
menjadi dua klasifikasi, yaitu:
a. Pelayaran samudera (luar negeri)
1. Nilai Valuta (dalam US$) perdagangan luar negeri dari olahan data 'Statistik Ekonomi
Keuangan Indonesia' yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia edisi Oktober 1980 dapat
disimpulkan pada Tabel 4-4 dari data ini, maka neraca perdangan luar negeri Indonesia
sejak tahun 1975 s.d. 1999 selalu dalam keadaan surplus. Komoditi yang dominan
adalah hasil minyak bumi dan komoditi yang sejenis (gas alam, lilin dan sebagainya),
sedangkan nilai angkutan dan perjalanannya masih menunjukan angka minus. hal ini
banyak dipengaruhi oleh jenis muatan dari angka angkutan tramper (angkutan
pelayaran secara tidak tetap).
2. Ditinjau dari Jumlah ton muatan
Pembagian muatan ekspor impor dari jalur utama antara lain: Indonesia- Eropa,
Indonesia-Jepang, dan Indonesia- USA/Canada, masing-masing dapat dilihat pada
Tabel-tabel 4.5a, 4.5b, 4.5c, dan 4.6a, 4.6b, 4.6. Dari tinjauan ini, maka hubungan
perdagangan utama Indonesia adalah dengan Jepang, pembagian muatannya pun cukup
memadai bagi perusahaan pelayaran Indonesia
b. Pelayaran dalam negeri Pembinaan pelayaran dalam negeri diatur dengan pembagian
sebagai berikut:
1) Pelayaran Nusantara (RLS, termasuk sebagai jaringan utama), yang jadwalnya
merupakan frekuensi yang tepat Kapal-kapal yang melayani jalur ini berlabuh dan
berangkat dari pelabuhan tertentu secara teratur, jadwal kedatangan dan
8
keberangkatan diumumkan sebelumnyu, tarif jasa angkatannya ditetapkan
Pemerintah Jumlah kapal yang melayani jaringan pelayaran nusantara ini tercatat
ada 367 unit yang berukuran dari 750 d 3500 DWT dengan jumlah kapasitas
379.631 DWT
2) Pelayaran lokal (termasuk sebagai jaringan lintas cabang/der routes) adalah
pelayaran yang menghubungkan pelabuhan pantai dengan pelabuhan laut.
Pelayaran lokal ini dilakukan oleh kapal-kapal dengan ukuran antara 200 sd 100
DWT dan jumlah kapasitasnya 137.815 BRT. Daerah operasi pelayaran lokal ini
beradius 500 N.MI
3) Pelayaran Rakyat adalah pelayaran dengan menggunakan perahu perahu layar
motor bantu yang digunakan pada saat tertentu bila tidak ada lenaga angin. Pada
masa mendatang, kapal dengan menggunakan tenaga angin akan dintensifkan
pemakaiannya karena langkanya bahan bakar minyak bumi. Beberapa negara maju
pada saat ini sedang giat mengembangkan riset pemakaian tenaga angin untuk
diterapkan pada kapal-kapal berukuran besar.
4) Pelayaran Perintis
Berbeda dengan fungsi pelayaran-pelayaran yang telah disebutkan di atas, fungsi
pelayaran perintis dimaksudkan untuk membuka suatu kegiatan ekonomi suatu
daerah. Kegiatan angkutan pelayaran perintis ini menyatakan suatu dalil The Trade
follow The Ship Daerah yang dimaksud adalah daerah terpencil yang banyak
terdapat di wilayah negara kita. Pelayaran perintia ini dikembangkan pemerintah
sejak pertengahan PELITA II. Kerugian akibat operasi kapal-kapal perintis ini
dipikul oleh pemerintah. Bila perkembangan perekonomian daerah tersebut telah
terbuka, pelayaran perintisini akan digantikan dengan pelayaran lokal. Beberapa
daerah dengan penempatan pelayaran perintis adalah sebelah barat Sumatra, daerah
Riau, daerah Nusa Tengggara Barat dan Timur, daerah Maluku, dan daerah
perairan Irian Jaya. Pada tahun 1980 (akhir) pelaksanaan pelayaran perintis ini
diselenggarakan oleh PT. PELNI
9
Sekedar untuk mendapatkan gambaran terhadap penanganan muatan (cargo handting), dan jenis-
jenis lain akan dibahas beberapa macam kapal dan jenis kapal dilihat dari Tata Letak dan
Pembagian Ruang serta ukuran-ukuran yang diperlukan dalam merencanakan suatu pelabuhan.
10
4.10 Keterpaduan perencanaan dan perancangan
Dari uraian di depan, maka banyak hal bukan saja masalah teknis semata bahkan jauh
melampaui lintasan daerah pedalaman dan pelayaran yang mendukung perdagangan baik
nasional/regional maupun internasional. Dalam waktu tidak lama lagi diberlakukan perdagangan
bebas, Asean (thn 2003) dan Global (the 2020) serta persaingan yang terjadi antar pelabuhan.
Kompetisi pelayanan jasa mengakibatkan perlu adanya perencanaan terpadu. Untuk itu diperlukan
analisis sementara, teoritis, spesial (ruang dan waktu) dan antar-disiplin ilmu, dengan lebih
mendalam.
11
RINGKASAN BAB XI
PARAMETER DALAM PENENTUAN UKURAN PELABUHAN
12
13
14
15
16
BAB III PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
Tata bahasa sudah sesuai EYD , Pembahasannya lengkap dan mudah dimengerti dengan
menampilkan bagan alir, grafik, tabel dan gambar sebagai pendukung pemahaman pembaca.
Segala macam perhitungannya jelas dengan rumus-rumus yang telah dipaparkan
walaupun buku ini terbilang buku lama tapi masih cocok untuk dijadikan pedoman untuk
Praktik Kerja di lapangan. Dan buku ini memiliki halaman yang tidak terlalu banyak,yang
dimana kita ketahui banyak pembaca yang terkadang agak malas dalam membaca buku yang
memiliki halaman yang banyak.
B. Kekurangan Buku
Saya mendapatkan berbagai kelemahan juga diantaranya adalah Sampul judul pada
buku ini juga memiliki kurangnya aspek-aspek elemen dalamnya, seperti sampul buku, warna
pada buku dan sebagainya sehingga kurang menambah nilai estetika dalam buku ini.
17
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat barang,
berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
ke amanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan
intra-dan antarmoda transportasi. (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008).
Menurut Lasse (2011), pelabuhan dapat diartikan sebagai tempat kapal berlabuh
(anchorage), mengolah gerak (maneuver), dan bertambat (berthing), untuk melakukan
kegiatan menaikan dan/atau menurunkan penumpang dan barang secara aman (securely) dan
selamat (safe).
B. SARAN
Untuk lebih memahami suatu pembelajaran mata kuliah seharusnya mahasiswa
menggunakan dua buah buku atau lebih sehingga kita dapat memperdalam ilmu dan
wawasan kita dalam ilmu Perencanaan Pelabuhan khususnya untuk mahasiswa teknik
sipil.
18
DAFTAR PUSTAKA
19