No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Menghitung rytme, volume, dan jumlah nadi selama satu menit.
1. Identifikasi pasien
2. Lakukan informed consent kepada pasien atau keluarga.
3. Atur posisi penderita tidur atau duduk.
PROSEDUR 4. Tentukan lokasi untuk meraba denyut nadi ( dapat di leher, pergelangan
tangan, lipat siku, lipat paha, lipat lutut, atau punggung kaki).
5. Hitung jumlah nadi dalam satu menit
6. Catat hasil pengukuran nadi dalam Lembaran status pasien.
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Informed Consent adalah pernyataan setuju atau ijin dari seseorang (pasien) yang
diberikan dengan bebas, rasional tanpa paksaan tentang tindakan kedokteran yang
akan dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi cukup tentang
tindakan kedokteran yang dimaksud.
TUJUAN Sebagai acuan dalam mendapatkan informasi yang jelas mengenai manfaat dan
resiko program medis yang dilakukan serta mendapatkan informasi yang benar
tentang kondisi pasien. Serta menghindari kesalahpahaman yang akan memicu
komplain dari pasien terhadap rumah sakit.
KEBIJAKAN 4. Undang Undang RI No. 29 tahun 2004.
5. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
6. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
7. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008
PERSIAPAN 1. Formulir persetujuan tindakan medis
ALAT & 2. Formulir menolak dilakukan tindakan medis
BAHAN
PROSEDUR 1. Perawat pelaksana menghadirkan keluarga dan pasien di tempat yang
memungkinkan dan bersifat privasi dipertemukan dengan dokter.
2. Dokter memberi tahu kondisi pasien secara detail dan mudah dimengerti.
3. Dokter memberi tahukan program medis yang akan dilakukan atau dihentikan (
beserta manfaat dan resikonya ).
4. Berikan ijin pada keluarga atu pasien untuk bertanya , hingga benar – benar
merasa jelas.
5. Setelah diberikan penjelasan, berikan waktu kepada keluarga untuk berunding,
setelah selesai persilahkan keluarga beserta saksi untuk mengisi dan
menandatangani formulir persetujuan tindakan medis, dan formulir penolakan
tindakan medis disertai dengan saksi -saksi.
6. Dokter menulis di rekam medis tentang apa yang sudah dijelaskan kepada
keluarga pasien beserta tanggal dan waktu disertai pernyataan persetujuan atau
penolakan yang ditandatangani oleh pihak keluarga .
UNIT UGD
TERKAIT
DOKUMEN 5. Standar Pelayanan Medis, IDI / 1997
TERKAIT 6. Kedaruratan Medik / 2000.
7. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
8. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
9. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
MERUJUK PASIEN KE RUMAH SAKIT
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Merujuk pasien ke rumah sakit adalah keputusan dokter untuk tidak melanjutkan
perawatn di puskesmas karena keterbatasan alat atau tenaga ahli dan mengusulkan
pasien untuk pindah ke rumah sakit.
TUJUAN Sebagai acuan dalam permintaan rujukan kerumah sakit oleh dokter yang
merawat.
KEBIJAKAN 1. Undang Undang RI No. 29 tahun 2004.
2. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
3. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
4. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008.
5. Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008.
PERSIAPAN 1. Formulir rujukan
ALAT & 2. Formulir menolak di rujuk
BAHAN
PROSEDUR 1. Pasien telah diperiksa oleh dokter yang merawat di unit pelayanan rawat inap..
2. Pasien atau keluarga yang berkompeten ( oran tua, suami, istri, saudara
kandung ) telah mendapatkan penjelsan dari dokter pemeriksa mengenai
diagnosa, rencana pengobatan atau tindakan yang dilakukan.
3. Dokter yng merawat membuat surat pernyataan informed consent untuk
dirujuk ke rumah sakit dengan mengisi formulir yang disetujui dan
ditandatangani oleh pihak kelurga pasien.
4. Dokter membuat resume medis di surat rujukan atau pelayanan medis yang
telah diberikan pasien selama di rawat di puskesmas..
5. Pasien atau keluarga dipersilahkan untuk menyelesaikan semua kewajiban
administrasi termasuk biaya pemeriksaan dan tindakan yang telah diterima di
loket pembayaran. Ditanyakan pula apakah hendak mengunakan ambulance
atau tidak.
6. Setelah semua persyaratan administrasi selesai, pasien dibolehkan pulang.
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Rekam medis adalah Berkas yang berisikan catatan dan dolimen tentag idetitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
TUJUAN Untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan . Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis
yang baik dan benar , maka tertib administrasi tidak akan berhasil.
KEBIJAKAN 1. Permenkes RI No. 269 / MENKES / PER / III / 2008.
2. Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008.
PERSIAPAN 1. Family Folder
ALAT & 2. Kartu Tanda Pengenal
BAHAN 3. Kartu Rawat Jalan
4. Kartu Rawat Tinggal
5. Kartu Penderita & indek Penderita Kusta
6. Kartu Penderita & indek Penderita TB
7. Kartu Ibu
8. Kartu Anak dll
9. KMS Balita, anak sekolah, Ibu hamil dan Usila
10. Kartu tumbuh Kembang Balita
11. Kartu Rumah (sanitasi)
PROSEDUR 1. Pasien datang ke karcis untuk mendaftarkan diri sesuai dengan poli yang dituju
( BP umum, BP gigi, KIA, UGD, Poned ).
2. Pasien diperiksa diruang pemeriksaan yang dituju.
3. Pasien mengambil obat diruang obat.
4. Pasien pulang.
Pasien yang dirujuk:
1. Pasien datang ke karcis untuk mendaftar.
2. Pasien diperiksa diruang pemeriksaan yang dituju.
3. Pasien diberi surat rujukan untuk ke rumah sakit oleh dokter.
4. Pasien menyerahkan surat rujukan ke karcis untuk pencatatan rekam medis
5. Pasien langsung ke rumah sakit dengan membawa surat rujukan dari
puskesmas.
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Merupakan tata cara untuk mengetahui derajat panas pada tubuh pasien.
PERSIAPAN
ALAT & Persiapkan alat – alat yang akan digunakan :
BAHAN Termometer badan ( manual / digital )
1. Identifikasi pasien
2. Lakukan informed consent kepada pasien atau keluarga.
3. Atur posisi penderita tidur atau duduk.
PROSEDUR 4. Letakkan termometer badan pada lipat ketiak.
5. Tunggu sampai 3 menit untuk termometer manual dan tunggu hingga
termometer berbunyi untuk termometer digital.
6. Bersihkan alat.
7. Catat hasil pengukuran suhu dalam lembar status pasien.
UNIT
TERKAIT Rawat Inap
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Tata cara mengukur tekanan darah dengan menggunakan Tensimeter untuk
mengetahui ukuran tekanan darah pasien.
1. Identifikasi pasien
2. Lakukan informed consent
3. Atur posisi penderita tidur atau setengah duduk.
4. Letakan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang.
5. Lengan baju dibuka / disingkap ke arah atas.
6. Pasang manset pada lengan atas sekitar 3 cm di atas fosa cubiti ( jangan terlalu
ketat atau longgar )
PROSEDUR 7. Tentukan denyut nadi arteri brachialis dan letakkan diafragma stetoskop di
atasnya.
8. Pompa balon udara manset sampai dengan tekanan 20 mmHg lebih tinggi
setelah denyut nadi arteri radialis tidak terba.
9. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan
manometer sekrup pada pompa udara.
10.Tentukan tekanan sistolik dan diastolik .
11.Lepaskan manset dan stetoskop.
12.Rapikan kembali alat- alat yang telah digunakan.
13.Catat hasil pengukuran tekanan darah.
UNIT
TERKAIT Rawat Inap
DOKUMEN 1. Pedoman Umum Keperawatan Dasar di Rumah Sakit dan Puskesmas / 2004.
TERKAIT 2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
3. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
4. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
AMBULANCE
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
PERSIAPAN
ALAT & 1 Unit Ambulance
BAHAN
UNIT
TERKAIT Petugas / Sopir ambulance.
1. Standar Pelayanan Medis, IDI / 1997
2. Kedaruratan Medik / 2000.
DOKUMEN 3. Pedoman Umum Keperawatan Dasar di Rumah Sakit dan Puskesmas / 2004.
TERKAIT 4. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
5. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
6. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
CUCI TANGAN
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan
lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
DOKUMEN Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber daya terbatas, panduan pencegahan
TERKAIT infeksi – Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, 2004, hal 3-9.
PEMERIKSAAN FISIK
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang
dianggap perlu.
PELAKSANAAN :
- Gorden dipasang.
- Lakukan anamnesa lanjutkan dengan pemeriksaan daerah kepala.
- Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan pemeriksaan daerah dada
setelah selesai baju dipasang kembali.
Hal 2/2
UNIT
TERKAIT BP Dewasa, BP Anak
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
1. Disp. Spuit
2. Kapas alcohol
PERSIAPAN 3. Bengkok
ALAT & 4. Aquabidest steril
BAHAN 5. Gergaji ampul
6. Tempat sampah/bengkok
7. Obat yang dibutuhkan
8. bak instrument
1. Informed consent
2. Baca daftar obat, larutkan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
kebutuhan
3. Cocockan nama obat dan nama pasien.
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikan pada pasien.
5. Atur posisi dan tentukan tempat yang akan disuntik.
PROSEDUR 6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik.
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat.
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan.
9. Obat disemprotkan perlahan-lahan
10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
11. Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase.
12. Pasien dirapikan
Perhatian :
Penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf.
UNIT UGD
TERKAIT
DOKUMEN 1. Pedoman Umum Keperawatan Dasar di Rumah Sakit dan Puskesmas / 2004.
TERKAIT 2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
3. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
4. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
INJEKSI
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
Tata cara pemberian obat per injeksi
Memasukkan obat injeksi secara IM, IV, SC den IC.
TUJUAN
Sebagai acuan untuk pemberian obat per injeksi.
KEBIJAKAN
1. Undang Undang RI No. 29 tahun 2004.
2. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
3. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
4. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008.
5. Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008.
PERSIAPAN
ALAT& 1. Bak spuit 6. Pembendung/stuing
BAHAN 2. Spuit sesuai dengan kebutuhan 7. Bengkok
3. Obat suntik (siap pakai) 8. Bad side/plester
4. Kapas desinfektan 9. Buku injeksi
5. Alas/perlak 10. Gunting
INJEKSI INTRACUTAN
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
Memasukkan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik untuk
memberikan pengobatan.
TUJUAN
Sebagai acuan tindakan melakukan suntikan intracutan (pemberian insulin)
KEBIJAKAN
1. Undang Undang RI No. 29 tahun 2004.
2. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
3. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
4. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008.
5. Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008.
PERSIAPAN
ALAT & 1. Bak semprit. 4. Bengkok.
BAHAN 2. Spuit steril 1 cc. 5. Kapas alkohol.
3. Obat suntikan. 6. Buku suntikan.
PROSEDUR
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan lokasi suntikan
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 45O-90O
8. Melakukan aspirasi (menarik penghisap sedikit)
9. Memasukkan obat perlahan-lahan
10.Mencabut jarum kemudian melakukan masage pada daerah suntikan
11.Merapikan pasien dan alat
12.Mendokumentasikan hasil tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Tempat penyuntikan :
a. Lengan atas sebelah luar, 1/3 bagian dari bahu
b. Paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi panggul
c. Daerah perut, sekitar pusat
d.
UNIT UGD
TERKAIT
DOKUMEN
TERKAIT 1. Pedoman Umum Keperawatan Dasar di Rumah Sakit dan Puskesmas / 2004.
2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
3. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
4. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik agar
mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat
1. Bak spuit
2. Spuit 3 cc / 5 cc
PERSIAPAN 3. Obat suntik (siap pakai)
ALAT & 4. Kapas desinfektan
BAHAN 5. Alas/perlak
6. Pembendung/stuing
7. Bengkok
8. Bad side/plester
9. Buku injeksi
10. Gunting
HAL 2/2
UNIT
TERKAIT UGD
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Melakukan pemeriksaan atau perbaikan suatu alat/instrumen yang digunakan untuk
keperluan pelayanan.
TUJUAN Untuk memastikan bahwa alat ukur masih dapat digunakan untuk melakukan
pemeriksaan/pengujian sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
KEBIJAKAN -
PERSIAPAN
ALAT &
BAHAN
PROSEDUR 1. Pemeliharaan Alat Ukur
a. Peralatan ukur yang digunakan dipastikan teridentifikasi untuk diketahui
penggunaan dan pemeliharaannya.
b. Peralatan ukur tersebut dicatatkan dalam Daftar Alat Ukur yang dibuat oleh
Urusan Perlengkapan.
c. Pengguna/pemegang alat ukur bertanggung jawab untuk menjaga dan
memeliharanya agar tetap dapat digunakan sesuai dengan kemampuannya.
d. Alat ukur akan diperiksa (kalibrasi) dan disesuaikan (setting) secara periodik
untuk memastikan akurasi pengukurannya sesuai dengan kemampuannya.
e. Pelaksanaan pemeriksaan dan penyesuaian alat Ukur dilakukan secara
periodik oleh pihak yang berwenang sesuai dengan prosedur/aturan yang ada.
2. Kalibrasi Alat Ukur
a. Kalibrasi dilakukan pada alat ukur yang telah diidentifikasi pada Daftar Alat
Ukur.
b. Kalibrasi dilakukan secara periodik sesuai dengan jadwal yang ada atau sesuai
dengan kebutuhan yang ada.
c. Jadwal kalibrasi ditetapkan 1 tahun sekali untuk tiap alat dan dicantumkan
pada Daftar Alat Ukur.
d. Pelaksanaan kalibrasi akan dilakukan oleh pihak luar sesuai dengan data yang
ada pada Daftar Alat Ukur.
e. Untuk pelaksanaan kalibrasi keluar, Urusan Perlengkapan akan mengajukan
permohonan pengadaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
f. Setelah disetujui oleh pihak yang berwenang, maka Urusan Perlengkapan
akan mengirimkan alat tersebut kepada pihak luar yang ditunjuk.
g. Urusan Perlengkapan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa alat yang
dikirimkan telah dikalibrasi dengan memeriksa tanda status hasil kalibrasi
serta laporan/catatan/sertifikat dari Pihak pelaksana kalibrasi.
h. Alat yang telah dikalibrasi akan diterima oleh Urusan Perlengkapan untuk
kemudian diserahkan kepada Unit/bagian yang menggunakan.
i. Urusan Perlengkapan akan mencatat waktu dan hasil pelaksanaan kalibrasi
dari alat tersebut pada Daftar Alat Ukur sesuai dengan
Laporan/Catatan/Sertifikat dari pihak pelaksana kalibrasi.
j. Alat-alat ukur yang tidak dapat dikalibrasi atau rusak akan disingkirkan dan
Urusan Perlengkapan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa alat
tersebut ditarik dan tidak digunakan selama proses pengukuran
UNIT TERKAIT UGD
DOKUMEN -
TERKAIT
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Kejang Demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (>38 0C) yang
DEFINISI disebabkan oleh suatu proses ekstrakanial yang bersifat umum, tonik klonik terjadi
beberapa detik sampai 15 menit, penyebab biasanya otitis media akut, pneumonia,
tonsilofaringitis, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih
Oksigen.
PERSIAPAN Diazepam injeksi/tube.
ALAT & Spuit 1 cc, 3 cc
BAHAN Cairan infus RL, NaCl.
UNIT UGD
TERKAIT
Halaman : 2/2
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Tata cara pemasangan infus kepada pasien yang kekurangan cairan tubuh
memberikan cairan pada pasien yang memerlukan perawatan lanjut
TUJUAN Sebagai acuan untuk melakukan tindakan memasang infus.
KEBIJAKAN 1. Undang Undang RI No. 29 tahun 2004.
2. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
3. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
4. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008.
5. Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008.
PERSIAPAN 1. Infuset. 7. Abocath
ALAT & 2. Kasa. 8. Kapas alcohol.
BAHAN 3. Cairan NS, D5%, RL. 9. Spalk.
4. Sarung tangan. 10. Gunting.
5. Verban. 11. Tourniket.
6. Plester.
PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
2. Memberi motivasi pada pasien dan keluarga, bila keluarga dan pasien setuju
diberikan persetujuan tindakan medik.
3. perawat memakai sarung tangan
4. Perlak dan pengalas dipasang.
5. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan.
6. Cairan digantungkan pada standar
7. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol lalu ditusukkan slang
infus, kemudian alirkan sampai udara keluar.
8. Menentukan vena yang akan ditusuk.
9. Disinfeksi area yang akan ditusuk dnegan diameter 5 s/d 10 cm.
10. Menusuk jarum infus/abocath/scalpen pada vena yang telah ditentukan.
11. Bila berhasil darah akan keluar, maka pembendungan dilepas, penjepit
dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan.
12. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester
kemudian mengatur tetesan.
13. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril
14. Gunakan spalk bila perlu.
15. Merapikan pasien dan mengatur senyaman mungkin.
16. Memperhatikan reaksi pasien.
17. Mencatat waktu pemasangan, jenis, jumlah tetesan.
18. Alat-alat dibereskan.
19. Perawat cuci tangan.
UNIT UGD
TERKAIT
DOKUMEN 1. Pedoman Umum Keperawatan Dasar di Rumah Sakit dan Puskesmas / 2004.
TERKAIT 2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
3. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
4. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
PEMASANGAN OKSIGEN
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
Memberikan oksigen pada pasien
TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien
KEBIJAKAN
1. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
2. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
3. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008
PERSIAPAN
ALAT & Tabung O2 lengkap dengan manometer
BAHAN Mengukur aliran (flowmeter)
Botol pelembab berisi air steril / aquadest
Selang O2
Plester
Kapas alkohol
PROSEDUR
PELAKSANAAN :
1. Atur posisi semifoler
2. Sebelum memasang slang pada hidung pasien slang dibersihkan dahulu
dengan kapasa alkohol
3. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali
4. Memasang canul hidung, lakukan fixasi (plester)
5. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advis dokter.
PEMBERIAN RESEP
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Pemberian resep adalah tanda bukti permintaan obat dari dokter untuk diberikan
kepada pasien yang bersangkutan untuk pengambila obat di Loket Obat.
TUJUAN Adanya peraturan tertulis tentang langkah-langkah pasien pemberian resep oleh
dokter terhadap pasien.
PERSIAPAN
ALAT & Blanko Resep.
BAHAN Daftar obat generik.
UNIT UGD
TERKAIT
DOKUMEN
TERKAIT Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Tahun 2007.
PENATALAKSANAAN RUJUKAN
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
Suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau
masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani) atau
secara horizontal (antar unit – unit yang setingkat kemampuannya).
TUJUAN
Membantu menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
meningkatkan efisiensi pelayanan kesehatan di puskesmas.
KEBIJAKAN
Kepmenkes no.128/menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
Kepmenkes no.032/Birhub/72 tentang pelaksanaan referal system
PERSIAPAN
ALAT & 1. Surat rujukan pasien
BAHAN 2. Formulir Informed Consent (persetujuan/penolakan rujukan)
3. Buku register rujukan pasien
4. Buku catatan rekam medis pasien
5. Ambulans
PROSEDUR
PROSEDUR MERUJUK PASIEN:
1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang medik untuk
menentukan diagnosa utama dan banding.
2. Memberikan tindakan pra rujukan sesuai kasus berdasarkan SPO.
3. Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan.
4. Untuk pasien gawat darurat harus didampingi petugas medis/paramedis yang
kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
5. Apabila pasien diantar dengan ambulans,agar petugas dan ambulans tetap
menunggu pasien di IGD sampai ada kepastian pasien tersebut mendapatkan
pelayanan kesehatan di tempat tujuan rujukan.
PROSEDUR ADMINISTRATIF:
1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra rujukan.
2. Membuat catatan rekam medis pasien.
3. Memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan rujukan).
4. Membuat surat rujukan pasien.
5. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
6. Menyiapkan sarana transportasi/ambulans
7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan
administrasi yang bersangkutan.
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Surat Keterangan Sakit adalah laporan tertulis untuk pasien yang memerlukan
istirahat yang dibuat oleh dokter sesuai dengan penyakitnya.
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
Memberikan tinadakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
TUJUAN
Agar luka tidak terjadi infeksi lanjut
Non Streril
1. Perlak + alas perlak / underpad
2. Handschone / gloves bersih
3. Sketsel / tirai
4. Gunting verband
5. Neerbeken / bengkok
6. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
7. Tas plastik kotoran / tempat sampah
8. Alat tulis
9. Form inform consent
10. Form UGD
Hal. 2/2
PROSEDUR 1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada pasien +inform consent
2. Meletakakan perlak + alas dibawah tubuh klien
3. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan irigasi luka
4. Membantu mengatur posisi pasien agar cairan irigasi dapat mengalir dari ujung
atas ke ujung bawah luka
5. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area kerja
6. Mencuci tangan dengan sabun
7. Bila plester kotor, mengenkan gloves non steril,menyemprotkan alkohol 70 %
pada plester yang menempel dikulit pasien untuk melepaskannya.
8. Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket pada luka,
basahi dengan NS / RL steril sampai balutan dapat dilepas dengan mudah
9. Membuang pembalut lama / kotor kedalam tas plastik, kemudian lepaskan
gloves (bagian luar berada didalam) dan buang kedalam tas plastik
10.Mengkaji jumlah , jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi luka (warna
dasar luka, ukur dalamnya goa luka, jaringan nekrotik, granulasi dan epitel,
kontraksi luka, kulit sekitar luka)
11.Menuangkan solution irigasi steril yang hangat kedalam kom steril 200 – 500
ml atau tergantung luas dan kedalaman luka
12.Mengenakan handschone steril
13.Menyemprotkan solution irigasi langsung kedalam luk. Jika luka tidak
berongga, semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit 2,5 cm
diatas luka
14.Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan
bersih
15.Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4-5 cm dari tepi luka
16.Menutup luka dengan pembalut / topical terapi :
17.Menutup luka dengan kasa (ketebalan kassa disesuiakan dengan kebutuhan)
dan rekatkan denga plester ( adhesive dan hipafix/ micrope untuk memfiksasi
18.Meletakan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan
19.Melepaskan gloves dengan bagian luar , kemudian buang kedalam tas plastik
20.Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi pasien
21.Mencuci tangan
22.Mengecek pembalut dan area luka tiap shift, mencatat di chart tentang
penggantian pembalut, penampilan luka dan gambaran cairan luka
UNIT UGD
TERKAIT
DOKUMEN 1. Standar Pelayanan Medis, IDI / 1997
TERKAIT 2. Kedaruratan Medik / 2000.
3. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
4. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
5. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
TATALAKSANA ARTRITIS
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Peralatan:
PERSIAPAN Tensimeter
ALAT & Stetoskop
BAHAN Senter
Blanko resep dan blanko rujukan
TATALAKSANA BATUK
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Suatu mekanisme pertahanan saluran pernapasan dari paparan benda asing dan
lingkungan yang mengandung polutan, patogen, alergen atau zat iritatif.
TUJUAN
PERSIAPAN Peralatan:
ALAT & Tensimeter
BAHAN Stetoskop
Blanko resep dan blanko rujukan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Infeksi saluran napas akut (ISPA) yang biasanya terjadi dalam bentuk
epidemic,dan gejala di hidung lebih menonjol.
Meredakan dan menghilangkan gejala sistemik khas berupa demam, sakit kepala,
TUJUAN nyeri otot, nyeri sendi, nafsu makan hilang serta gejala lokal berupa rasa
menggelitik sampai nyeri tenggorokan, batuk kering, hidung tersumbat, bersin dan
ingus encer. Mengembalikan daya tahan tubuh.
PERSIAPAN Peralatan:
ALAT & Tensimeter
BAHAN Stetoskop
Senter
Blanko resep dan blanko rujukan
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
DEMAM
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Suatu keadaan kenaikan suhu tubuh di atas 37 0 C, yang diukur dengan
termometer air raksa dan tempat pengambilannya dapat di aksila, oral atau rectum
TUJUAN Menurunkan dan mempertahankan suhu tubuh kembali normal berkisar antara
36,50C – 370C.
Peralatan:
Tensimeter
PERSIAPAN Stetoskop
ALAT & Termometer
BAHAN Spatel lidah
Senter
Blanko resep dan blanko rujukan
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
Halaman : 2/2
3. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
4. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
5. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
TATALAKSANA DIABETES MELITUS
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
Penyakit metabolisme yang ditandai oleh tingginya kadar plasma glukosa
(hiperglikemia) yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, aksi insulin atau
keduanya.
TUJUAN
Mencapai dan mempertahankan kadar gula darah dalam ambang batas normal,
serta mencegah terjadinya komplikasi.
KEBIJAKAN
1. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
2. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
3. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008
PERSIAPAN
ALAT & Peralatan:
BAHAN Tensimeter
Stetoskop
Senter
Blanko resep dan blanko rujukan
PROSEDUR
1. Pasien dipersilakan masuk ruangan pemeriksaan
2. Melakukan anamnesa terhadap pasien.
3. Perhatikan gejala diabetes dengan 3P (polifagia, poliuria, polidipsia). Selain itu
perhatikan pula keluhan-keluhan lainnya seperti badan lemah, terasa
kesemutan atau baal serta gatal yang kronik, penurunan berat badan, rasa
lemas dan mudah lelah, adanya luka yang sukar sembuh.
4. Pasien diposisikan sesuai kebutuhan untuk dilakukan pemeriksaan fisik
5. Melakukan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan kadar gula darah) untuk
menegakkan diagnosis. Bila terdapat tanda-tanda komplikasi, pasien segera
dirujuk ke Rumah Sakit
6. Pemberian terapi :
Tindakan umum bagi penderita diabetes antara lain : diet dengan
pembatasan kalori, olahraga dan berhenti merokok
Jika tindakan umum tidak efektif pada penderita diabetes tipe – 2, maka
diberikan antidiabetik oral :
- Klorpropamid mulai dengan 0,1 mg/hari 1x pemberian, maksimal 0,5
mg/hari.
- Glibenklamid mulai dengan 5 mg/hari 1x pemberian, maksimal 10
mg/hari.
- Metformin mulai dengan 0,5 gr/hari 2 – 3x pemberian, maksimal 2
gr/hari.
- Pada penderita diabetes tipe – 1 yang diberikan insulin seumur hidup,
tidak dianjurkan minum antidiabetik oral
Halaman : 2/2
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring dan merupakan bagian dari
DEFINISI infeksi akut orofaring (tonsilo faringitis akut), atau bagian dari influenza
(rinofaringitis)
Peralatan:
PERSIAPAN Tensimeter
ALAT & Stetoskop
BAHAN Senter
Blanko resep dan blanko rujukan
Halamam : 2/2
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Nyeri epigastrium yang hilang timbul / menetap dapat disertai dengan mual /
muntah.
Peralatan:
PERSIAPAN Tensimeter
ALAT & Stetoskop
BAHAN Blanko resep dan blanko rujukan
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
TATALAKSANA GASTROENTERITIS
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Keadaan buang - buang air dengan banyak cairan dan merupakan gejala dari
penyakit - penyakit tertentu atau gangguan lain. Diare akut adalah buang air besar
DEFINISI lembek/cair konsistensinya encer, lebih sering dari biasanya, disertai berlendir,
bau amis, berbusa bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya. Diare non spesifik adalah diare yang bukan disebabkan oleh kuman
khusus maupun parasit.
Peralatan:
PERSIAPAN Tensimeter
ALAT & Stetoskop
BAHAN Senter
Blanko resep dan blanko rujukan
Halaman : 2/2
UNIT
TERKAIT Rawat jalan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, dimana kondisi tekanan darah
DEFINISI sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg
Mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan
TUJUAN diastolik di bawah 90 mmHg serta mengontrol faktor resikonya.
Peralatan:
PERSIAPAN Tensimeter
ALAT & Stetoskop
BAHAN Senter
Blanko resep dan blanko rujukan
PENGUKURAN NADI
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Menghitung jumlah nadi dan pernafasan pasien selama 1 menit untuk mengetahui
volume, rytme, jumlah nadi, per menit.
PERSIAPAN
ALAT & Persiapkan alat – alat yang akan digunakan :
BAHAN Jam yang dapat menunjukan detik
1. Identifikasi pasien
2. Lakukan informed consent kepada pasien atau keluarga.
3. Atur posisi penderita tidur atau duduk.
PROSEDUR 4. Tentukan lokasi untuk meraba denyut nadi ( dapat di leher, pergelangan
tangan, lipat siku, lipat paha, lipat lutut, atau punggung kaki).
5. Hitung jumlah nadi dalam satu menitCatat hasil pengukuran nadi dalam
Lembaran status pasien.
DOKUMEN 1. Pedoman Umum Keperawatan Dasar di Rumah Sakit dan Puskesmas / 2004.
TERKAIT 2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
3. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
PENOBATAN RASIONAL
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
PERSIAPAN
ALAT Buku register pemakaian antibiotik.injeksi dan peresepan
&BAHAN
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
DOKUMEN
TERKAIT Evidence – Based Medicine tahun 2002, laporan bulanan dan laporan triwulan.
REKAM MEDIS
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Rekam medis adalah Berkas yang berisikan catatan dan dolimen tentag idetitas
DEFINISI pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
1. Family Folder
2. Kartu Tanda Pengenal
3. Kartu Rawat Jalan
4. Kartu Penderita & indek Penderita Kusta
PERSIAPAN 5. Kartu Penderita & indek Penderita TB
ALAT & 6. Kartu Ibu
BAHAN 7. Kartu Anak dll
8. KMS Balita, anak sekolah, Ibu hamil dan Usila
9. Kartu tumbuh Kembang Balita
10. Kartu Rumah (sanitasi)
1. Pasien datang ke karcis untuk mendaftarkan diri sesuai dengan poli yang dituju
( BP umum, BP gigi, KIA, UGD, Poned ).
2. Pasien diperiksa diruang pemeriksaan yang dituju.
3. Pasien mengambil obat diruang obat.
PROSEDUR 4. Pasien pulang.
Pasien yang dirujuk:
1. Pasien datang ke karcis untuk mendaftar.
2. Pasien diperiksa diruang pemeriksaan yang dituju.
3. Pasien diberi surat rujukan untuk ke rumah sakit oleh dokter.
4. Pasien menyerahkan surat rujukan ke karcis untuk pencatatan rekam medis
5. Pasien langsung ke rumah sakit dengan membawa surat rujukan dari
puskesmas.
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
DOKUMEN
TERKAIT Buku manual rekam medis, konsil kedokteran Indonesia tahun 2006.
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
Suatu keadaan rasa sakit di kepala seperti ditusuk – tusuk, berdenyut atau perasaan
seperti berputar di area tertentu kepala atau secara keseluruhan.
Peralatan:
PERSIAPAN Tensimeter
ALAT & Stetoskop
BAHAN Senter
Blanko resep dan blanko rujukan
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
PENGUKURAN SUHU
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Merupakan tata cara untuk mengetahui derajat panas pada tubuh pasien.
PERSIAPAN
ALAT & Persiapkan alat – alat yang akan digunakan :
BAHAN Termometer badan ( manual / digital )
1. Identifikasi pasien
2. Lakukan informed consent kepada pasien atau keluarga.
3. Atur posisi penderita tidur atau duduk.
PROSEDUR 4. Letakkan termometer badan pada lipat ketiak.
5. Tunggu sampai 3 menit untuk termometer manual dan tunggu hingga
termometer berbunyi untuk termometer digital.
6. Bersihkan alat.
7. Catat hasil pengukuran suhu dalam lembar status pasien.
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
1. Identifikasi pasien
2. Lakukan informed consent
3. Atur posisi penderita tidur atau setengah duduk.
4. Letakan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang.
5. Lengan baju dibuka / disingkap ke arah atas.
6. Pasang manset pada lengan atas sekitar 3 cm di atas fosa cubiti ( jangan terlalu
ketat atau longgar )
7. Tentukan denyut nadi arteri brachialis dan letakkan diafragma stetoskop di
PROSEDUR atasnya.
8. Pompa balon udara manset sampai dengan tekanan 20 mmHg lebih tinggi
setelah denyut nadi arteri radialis tidak terba.
9. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan Kempeskan balon udara
manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan manometer sekrup pada
pompa udara.
10. Tentukan tekanan sistolik dan diastolik .
11. Lepaskan manset dan stetoskop.
12. Rapikan kembali alat- alat yang telah digunakan.
13. Catat hasil pengukuran tekanan darah.
UNIT Rawat Jalan
TERKAIT
1. Pedoman Umum Keperawatan Dasar di Rumah Sakit dan Puskesmas / 2004.
DOKUMEN 2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
TERKAIT 3. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
4. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
TATALAKSANA URTIKARIA
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Merupakan suatu reaksi ( alergi ) pada kulit yang umumnya dalam bentuk edema
DEFINISI lokal dan bersifat self- limited dalam waktu singkat, meskipun dapat berkembang
menjadi kronik.
TUJUAN Menghilangkan udema lokal sebagai bentuk reaksi (alergi) pada kulit yang bersifat
self – limited serta mengurangi rasa gatal
Peralatan:
PERSIAPAN Tensimeter
ALAT & Stetoskop
BAHAN Sarung tangan
Lampu baterai
Blanko resep dan blanko rujukan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Memberikan tindakan pertolongan akibat adanya benda padat atau binatang yang
masuk kedalam telinga dan hidung
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Pinset anatomis
c. Pinset chirrugis
d. Arteri klem
2. THT shet
PERSIAPAN 3. Kassa dan depres dalam tromol
ALAT & 4. Handschone / gloves steril
BAHAN 5. Neerbeken (bengkok)
6. Lampu kepala
7. Kom kecil / sedang
8. Tetes telingga
9. Cairan pencuci luka dan disinfektan (Cairan NS)
Non Streril
1. Perlak + alas perlak / underpad
2. Handschone / gloves bersih
3. Sketsel / tirai
4. Neerbeken / bengkok
Halaman : 2/2
dengan ukuran biji didalam)
b) Operator memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah
masuk melalui bagian luar biji-bijian tersebut.
c) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde
sudah lebih dalam dari pada posisi biji-bijian, maka dilakukan
pergerakan untuk mengeluarkan biji-bijian.
d) Bila biji-bijian belum keluar dilakukan pengulangan mulai dari awal.
b. Binatang
1) Lintah
a) Operator memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah
masuk melalui bagian luar lintah tersebut.
b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde
sudah lebih dalam dari pada posisi lintah, maka dilakukan
pergerakan untuk mengeluarkan lintah
c) Operator memakai alat sonde telingga / hidung (ukuran sonde
sesuai dangan ukuran lintah didalam)
d) Bila lintah belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal
2) Serangga
a) Operator memasukan sonde kedalam telinga / hidung dengan arah
masuk melalui bagian luar srangga tersebut.
b) Setelah sonde masuk kedalam telingga / hidung dan posisi sonde
sudah lebih dalam dari pada posisi serangga, maka dilakukan
pergerakan untuk mengeluarkan serangga
c) Bila belum keluar dilakukan pengulangan mulai awal
“CATATAN : Untuk pasien anak kecil, operator harus memegang erat pasien agar
pergerakan pasien dapat dikendalaikan sehingga alat dapat dimassukan dengan
tepat dan benar ”
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan
lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan.
UNIT
Rawat Jalan
TERKAIT
DOKUMEN Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber daya terbatas, panduan pencegahan
TERKAIT infeksi – Jakarta; Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, 2004, hal 3-9.
PELAYANAN RAWAT JALAN
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
TUJUAN Untuk memastikan pelaksanaan pelayanan Rawat jalan dilakukan dengan efektif
di Puskesmas Babakan Kabupaten Cirebon.
Halaman : 2/2
11. Dokter melakukan penegakan diagnosa atas hasil anamnesa maupun hasil
pemeriksaan Laboratorium (bila ada).
12. Dari hasil penegakan diagnosa, akan ditetapkan apakah pasien perlu di rujuk
ke poli lain/konseling/RS/Dokter Spesialis). Bila di rujuk, dokter membuat
surat rujukan dalam (Poli lain/konseling), rujukan luar (RS/Dokter Spesialis),
rujukan Jamsostek, ASKES, Jamkesmas, dan surat rujukan asuransi lain).
13. Bila hasil penegakan diagnosa diperlukan tindakan, pasien harus mengisi form
“informd consent” sebagai bukti persetujuan atas tindakan yang akan
dilakukan. Bila pasien tidak bersedia, perlu dilakukan tindakan konseling
untuk menyadarkan pasien. Bila tidak diperlukan tindakan, diberikan resep bila
diperlukan.
14. Setelah melakukan tindakan, dokter memberikan resep dan memberikan
penyuluhan dan saran tentang penyakit dan pengobatannya. Bila diperlukan,
dokter memberikan Surat Keterangan Sakit.
15. Untuk keperluan tertentu (Sekolah, Kerja, Haji, dll), dokter dapat
mengeluarkan Surat Keterangan Sehat untuk pasien.
16. Pasien yang tidak memerlukan resep obat, akan diberikan penyuluhan dan
saran tentang penyakit dan pencegahannya.
17. Pasien mengambil obat di loket obat. Bila tidak tersedia di loket obat, maka
dibuat resep luar untuk pembelian di apotik luar.
18. Hasil pemeriksaan (anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosa dan
terapi) dicatat di dalam kartu status pasien dan ditandatangani oleh dokter.
19. Setiap kunjungan pasiendi rawat jalan di catat di buku register. Bila ada kasus-
kasus tertentu yang berkaitan dengan program dicatat secara lengkap di buku
bantu.
20. Setiap bulan petugas di BP Umum membuat laporan kegiatan pelayanan dan
diserahkan ke bagian TU.
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang
dianggap perlu
PELAKSANAAN :
- Gorden dipasang.
- Lakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala.
Halaman : 2/2
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama dengan pihak luar yang mendukung
DEFINISI kelancaran pelaksanaan pelayanan di Puskesmas Suranenggala guna memenuhl
kebutuhan pelanggan.
TUJUAN Untuk memastikan pelaksanaan program kemitraan berjalan lancar dan tepat
sasaran.
PERSIAPAN
ALAT & Blanko Rujukan.
BAHAN
KESEHATAN JIWA
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
1. Temuan kasus
Kasus di peroleh dari Poli umum melalui prosedur pemeriksaan 2 menit.
2. Register
Pencatatan kasus di buku register yang berisi :
Identitas diri dari nama, umur,dan alamat.
Diagnosa.
3. Kunjungan lapangan
Bila disetujui oleh kepala Puskesmas maka dilakukan kunjungan lapangan
PROSEDUR
ditulis dibuku visum.
Bila tidak disetujui oleh Kepala puskesmas maka hanya tercatat di dalam
register.
4. Apa bila hasil kunjungan lapangan ditemukan :
Diagnosa Psikosa maka pasien akan dirujuk ke Psikiater.
Diagnosa Neurosa maka pasien dilakukan konseling lebih lanjut melalui
kunjungan keperkom
Halaman : 2/2
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
DOKUMEN
TERKAIT Pedoman pelayanan kesehatan jiwa dasar di puskesmas tahun 2004.
PENDAFTARAN PASIEN / LOKET
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
1. Pasien Umum
Pasien yang dalam mendapatkan pelayanan kesehatannya menggunakan biaya /
dana / Anggaran pribadi.
2. Pasien Askes
Pasien yang dalam mendapatkan pelayanan kesehatannya dftanggung oleh
ASKES (Asuransi Kesehatan), termasuk keluarga / peserta (yang tertera di
kartu).
3. Pasien Jamsostek
Pasien yang dalam mendapatkan pelayanan kesehatannya ditanggung oleh
asuransi JAMSOSTEK (jaminan sosial tenaga kerja), termasuk keluarga /
pasien (yang namanya tertera)
4. Pasien Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyaratakat) Pasien yang dakam
mendapatkan pelayanan kesehatannya menggunakan kartu Jamkesmas,
termasuk keluarga.
5. Kartu Berobat
Kartu yang dipakai untuk mendaftar pasien dan sebagal bukti keanggotaan
pasien.
TUJUAN
Membantu memperlancar proses pendataan / pencatatah pasien yang berobat /
mendapatkan pelayanan kesehatan.baik pasien umum baru / lama, pasien asuransi
maupun Jamkesmas sesuai dengan poll yang dituju.
KEBIJAKAN -
PERSIAPAN
ALAT & Karcis Pendaftaran
BAHAN Rekam Medis.
PROSEDUR
1. Pasien mengambil nomor unit sesuai dengan menggunakan 2 jenis kartu,
yattu Kartu Lansia dan Kartu Umum.
2. Pasien menunggu panggilan menurut nomor unit dl ruang tunggu.
3. Petugas Pendaftaran memanggil pasien sesuai nomor urutnya.
4. Pasien datang ke pendaftaran dengan menunjukkan Kartu Berobat
5. Bila Pasien baru, petugas pendaftaran akan memberikan Kartu Berobat
kepada pasien.
6. Untuk pasien Umum, Petugas Pendaftaran menulis identitas Pasien dan
tujuan Poli di Karcis Retribusi. Untuk Pasien Asuransi Identitas pasien
ditulis di lembaran khusus.
7. Pasien Asuransi dicatat dalam Form Daftar Kunjungan Pasien, dan untuk
pasien Jamkesmas dicatat dalam form Kunjungan Peserta Kartu Sehat.
8. Petugas pendaftaran mencatat pasien tersebut di buku pasien dengan
dikelompokkan menjadi 3 ketompok buku yaitu :
a. Buku Pasien Umum
b. Buka Pasien Lansia
c. Buku Pasien Asuransi (Askes, Jamsostek, Jamkesmas)
Halaman : 2/2
UNIT
TERKAIT Loket Pendaftaran
DOKUMEN -
TERKAIT
PEMBERIAN RESEP
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Pemberian resep adalah tanda bukti permintaan obat dari dokter untuk diberikan
kepada pasien yang bersangkutan untuk pengambila obat di Loket Obat.
TUJUAN Adanya peraturan tertulis tentang langkah-langkah pasien pemberian resep oleh
dokter terhadap pasien
PERSIAPAN
ALAT & Blanko Resep.
BAHAN Daftar obat generik.
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
DOKUMEN
TERKAIT Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Tahun 2007.
TATALAKSANA RUJUKAN
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
PROSEDUR ADMINISTRATIF:
1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra rujukan.
2. Membuat catatan rekam medis pasien.
3. Memberikan Informed Consent (persetujuan/penolakan rujukan).
4. Membuat surat rujukan pasien.
5. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
6. Menyiapkan sarana transportasi/ambulans
7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi
yang bersangkutan.
STELISATOR
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
KEBIJAKAN Kepmenkes no 284 tahun 2006 tentang standar pelayanan perawat gigi
1. Masukkan barang yang akan diproses (baik untuk Ozon maupun Sterilisasi)
kemudian tutup pintu dan memulai proses.
2. Sambungkan kabel sterilisator ke stop kontak
3. Tekan tombol POWER untuk kondisi stand by dan lampu indikator akann
menyala
4. Tekan tombol steril untuk mengoperasikan ruang steril ( ruang bagian
PROSEDUR bawah), proses akan berhenti secara otomatis manakala suhu dalam ruangan
telah mencapai suhu max. 170˚C.
5. Tekan tombol Ozon untuk pengoperasian ruang Ozon (ruang bagian atas).
Proses akan berhenti ± 30-45 menit.(Untuk mendapatkan proses yang
maksimal, makan dianjurkan JANGAN membuka pintu alat sterilisator
selama proses Sterilisasi maupun Ozonisasi berlangsung)
6. Setelah semua proses selesai, diamkan ± 20 menit untuk
penetralan/pendinginan.
7. Peralatan dapat dikeluarkan dengan menggunakan korentang
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
Shock Anapilaktik adalah suatu kejadian dimana sirkulasi darah arterial tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik dan jaringan yang diakibatkan
gangguan distribusi
TUJUAN
Sebagai acuan dalam melaksanakan penanggulangan Anapilaktik Shock
KEBIJAKAN
1. Undang Undang RI No. 29 tahun 2004.
2. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
3. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
4. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008.
5. Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008.
PERSIAPAN
ALAT & Peralatan yang perlu disiapkan:
BAHAN Infuse set. Kapas alcohol.
Abocath. Spuit.
Plester. Spalk.
Kassa. Cairan RL.
Betadine.
PROSEDUR
1. Segera baringkan pasien dengan kaki lebih tinggi dari kepala.
2. Longgarkan pakaiannya.
3. Segera berikan suntikan adrenalin 1:1000 sebanyak 0,3-0,5 ml i.m (untuk anak-
anak 0,01 l/kg BB i.m).
4. Suntikan ini dapat diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik.
5. Bila terjadi spasme broncusdapat ditambahkan aminopilin 5-6 mg/kg BB i.v
dosis awal dan dilanjutkan dengan 0,4-0,9 mg/kg BB/menitdalam cairan infuse.
6. Penilaian A, B, C.
UNIT
TERKAIT UGD
Halaman : 2/2
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Halaman : 2/2
11.Pasien dirapikan.
12.Alat dibereskan dan dibersihkan.
13.Operator cuci tangan.
UNIT
TERKAIT UGD
DOKUMEN
TERKAIT 1. Standar Pelayanan Medis, IDI / 1997.
2. Kedaruratan Medik / 2000.
3. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
4. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
5. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
TATALAKSANA HEACTING
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
TUJUAN Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh jahitan untuk
menghindari infeksi lanjutan.
Halaman : 2/2
UNIT
TERKAIT UGD
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI
Memberikan tindakan incisi abses untuk mencegah infeksi lanjutan.
TUJUAN
Sebagai acuan penatalaksanaan drainase / incisi abses untuk menghindari infeksi
lanjutanan.
KEBIJAKAN
1. Undang Undang RI No. 29 tahun 2004.
2. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
3. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
4. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008.
5. Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008.
PERSIAPAN
ALAT & 1. Sebuah pisau bedah atau mata pisau berukuran 10
BAHAN 2. Duk steril
3. Sarung tangan
4. Pinset cirurgis.
5. Gunting maya bulat
6. Kasa gulung 1 inchi.
7. Kapas steril.
8. Larutan plovin / betadin.
PROSEDUR
1. Operator menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan kepasien atau
keluarga pasien (informed consent)
2. Operator memakai handscoen
3. Operator memposisiskan pasien dalam posisi yang memungkinkan terlihatnya
daerah terinfeksi dengan maksimal dengan teknik operasi
4. Operator melakukan asepsis / antisepsis daerah abses dan sekitarnya
5. Pasang duk steril
6. Lakukan anastesi lokal setelah menyiapkan dan menutupi daerah abses,
buatlah sebuah sayatan berbentuk silang sebuah usapan aseptic bakteri harus
dilakukan dari pus segera setelah incise
7. Jepit tepi sayatan silang dengan pinset bergigi dan gunting dengan
menggunakan gunting mayo, tindakan ini akan mengubah bentuk incisi dari
bintang menjadi sebuah lubang dan akan mencegah penutupan luka yang
lebih awal dalam masa pasca operasi dini
8. Hancurkan inokulasi didalam rongga abses dengan jari telunjuk anda,
pastikan tidak ada bagian yang paling dalam didrainase tertinggal
9. Rendam kasa gulung dengan proflavin / betadine dan masukan ke dalam luka,
mulai dari bagian yang paling dalam dan berlanjut keatas
10. Letakkan pembalut ringan diatas luka dan fiksasi dengan elastoplas
11. Konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah luka)
12. Bereskan kembali peralatan
Halaman : 2/2
UNIT
TERKAIT UGD
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing
TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan air kencing
1. Sarung tangan.
2. Kasa steril.
3. Betadine.
4. Pinset.
5. Plester.
PERSIAPAN 6. Bengkok.
ALAT & 7. Gunting.
BAHAN 8. Lubricant / aqua jelly
9. Selang kateter
10. Urine bag
11. Spuit 10 cc
12. Aquadest
13. Perlak
14. Lidokain 2 %
PADA LAKI-LAKI
6. mengolesi slang kateter dengan aqua jelly
7. tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak ± 60O
PROSEDUR 8. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar
PADA WANITA
9. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia
10. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara pelan-pelan
sampai urine keluar
11. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan urine bak
12. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)
Halaman 2/2
UNIT
TERKAIT UGD
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Memberikan tindakan pertolongan pada luka baru dengan cepat dan tepat
Streril
1. Bak instrumen
a. Spuit irigasi 50 cc
b. Soft koteker
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Container untuk cairan irigasi
h. Naal foulder
2. Kassa dan depres dalam tromol
3. Handschone / gloves steril
PERSIAPAN 4. Neerbeken (bengkok)
ALAT & 5. Kom kecil/ sedang
BAHAN 6. Heacting set
7. Spuit 3 cc
8. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
c. Sufratul
9. Topical terapi
a. Oxytetraciclin salep /
b. Gentamicin salep 0,3 %
c. Lidokain ampul
10. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL
b. Betadine
Non Streril :
1. Perlak + Alas Perlak / Underpad
2. Sketsel / Tirai
3. Gunting Verband
4. Neerbeken / Bengkok
5. Plester (Adhesive) Atau Hipafix Micropone
6. Tempat Sampah
Halaman : 2/2
UNIT
TERKAIT UGD
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (misalnya : api, air panas, listrik) atau zat-
zat yang bersifat membakar (misalnya : asam kuat dan basa kuat)
Mencegah masukan kuman-kuman dan kotoran kedalam luka
Mencegah sekresi yang berlebihan
Mengurangi rasa sakit
Mengistirahatkan bagian tubuh yang luka atau sakit
Merawat semua derajat luka bakar sesuai dengan kebutuhan
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka bakar
KEBIJAKAN 1. Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009.
2. Kepmenkes RI No. 279/Menkes/SK/IV/2006.
3. Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008.
4. Permenkes RI No. 290/Menkes/Per/III/2008.
PERSIAPAN PERSIAPAN ALAT STERIL :
ALAT & 1. Pinset anatomi 6. Kassa
BAHAN 2. Pinset chirurge 7. Kapas
3. Gunting 8. Hand scoen
4. Bengkok 9. Spuit
5. Kom kecil 10. NaCl
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
DEFINISI Memberikan tindakan pertolongan pada luka robek dengan cepat dan tepat
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka dalam mencegah perdarahan,
komplikasi dan infeksi nosokomial.
Halaman : 2/2
UNIT
TERKAIT UGD
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
KEBIJAKAN Kepmenkes no 284 tahun 2006 tentang standar pelayanan perawat gigi
1. Masukkan barang yang akan diproses (baik untuk Ozon maupun Sterilisasi)
kemudian tutup pintu dan memulai proses.
2. Sambungkan kabel sterilisator ke stop kontak
3. Tekan tombol POWER untuk kondisi stand by dan lampu indikator akann
menyala.
4. Tekan tombol steril untuk mengoperasikan ruang steril ( ruang bagian bawah),
proses akan berhenti secara otomatis manakala suhu dalam ruangan telah
PROSEDUR mencapai suhu max. 170˚C.
5. Tekan tombol Ozon untuk pengoperasian ruang Ozon (ruang bagian atas).
Proses akan berhenti ± 30-45 menit.(Untuk mendapatkan proses yang
maksimal, makan dianjurkan JANGAN membuka pintu alat sterilisator
selama proses Sterilisasi maupun Ozonisasi berlangsung)
6. Setelah semua proses selesai, diamkan ± 20 menit untuk
penetralan/pendinginan.
7. Peralatan dapat dikeluarkan dengan menggunakan korentang
UNIT
TERKAIT Rawat Jalan
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001
Halaman : 2/2
13. Perawat cuci tangan
UNIT
TERKAIT UGD
DOKUMEN 1. Pedoman Umum Keperawatan Dasar di Rumah Sakit dan Puskesmas / 2004.
TERKAIT 2. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala, 2005.
3. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakatdi Puskesmas, 2006.
4. Pengobatann Dasar di Puskesmas, 2007.
SURAT KETERANGAN SAKIT
No. Dokumen :
PEMERINTAH
UPT PUSKESMAS
KABUPATEN
BABAKAN
CIREBON
Hj. Kurnia Sukma,SKM,M.MKes
NIP. 19600124 198309 2 001