Anda di halaman 1dari 10

TUGAS GEOMORFOLOGI

Dosen Pembimbing

Tarmizi, S.Si, M.Sc

Disusun Oleh:

Nama: Sheva Rachmi Syahrika


NPM: 23041107010049

Mata Kuliah Geologi Dasar


Program Studi Teknik Geofisika
Fakultas Teknik
Universitas Syiah Kuala
T.A 2023/2024
SOAL
1. Carilah Bentang Alam yang ada di Sumatra (ganjil), dan Jelaskan.
a. Jenis Bentang Alam
b. Bentuk muka bumi
c. Proses Dominan pembentukannya
d. Morfologi dan Morfogenesa
e. Stadia

Jawab:

BENTANG ALAM SUMATERA (SUMATERA UTARA)

Sumatra adalah pulau terbesar keenam di dunia dan memiliki berbagai jenis bentang alam yang
menarik. Salah Satu nya Bentang alam Danau Toba yang terletak di Sumatera Utara.

A. Jenis Bentang Alam


Danau adalah salah satu jenis bentang alam yang terbentuk oleh kumpulan air yang
tertahan di dalam cekungan alami atau buatan. Biasanya, danau memiliki karakteristik sebagai
berikut:

 Air Statis: Danau adalah tubuh air yang relatif statis atau lambat bergerak. Ini berbeda
dari sungai yang memiliki aliran yang kontinu.
 Tertutupi oleh Daratan: Danau biasanya dikelilingi oleh daratan di sekitarnya. Ini dapat
berupa pegunungan, dataran rendah, hutan, atau jenis daratan lainnya.
 Sumber Air: Danau dapat memiliki berbagai sumber air, seperti aliran sungai, mata air
bawah tanah, atau air hujan yang tertahan dalam cekungan alami. Beberapa danau juga
memiliki dasar yang berlapis-lapis danau, di mana air dapat berasal dari sumber-sumber
yang berbeda.
 Kedalaman Bervariasi: Kedalaman danau bervariasi. Beberapa danau sangat dalam,
sementara yang lain cukup dangkal.
 Ekosistem Beragam: Danau adalah ekosistem yang kaya dan beragam, sering kali
menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan, tumbuhan air, dan hewan air lainnya.
 Pemanfaatan Manusia: Danau sering digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan
seperti sumber air minum, perikanan, olahraga air, dan rekreasi.
 Bentuk dan Ukuran: Danau dapat berbentuk bulat, oval, panjang, atau bervariasi dalam
bentuknya. Ukuran danau juga sangat bervariasi, dari yang sangat kecil hingga yang
sangat besar seperti Danau Toba di Sumatra yang merupakan salah satu danau terbesar di
dunia.

Danau dapat terbentuk secara alami melalui berbagai proses geologis seperti pengendapan
material oleh sungai, erosi glasial, aktivitas vulkanik, atau melalui proses manusia seperti
pembuatan bendungan untuk keperluan irigasi atau pembangkit listrik tenaga air. Danau dapat
menjadi fitur geografis yang sangat penting dalam lanskap suatu wilayah, dengan dampak
ekologis, sosial, dan ekonomi yang signifikan.

B. Bentuk Muka Bumi:


Danau Toba adalah salah satu danau terbesar di dunia dan memiliki bentuk muka bumi yang
unik. Berikut adalah beberapa karakteristik bentuk muka bumi Danau Toba:

Danau Toba, Sumatera Utara.

1. Kaldera Vulkanik: Danau Toba terletak di kaldera atau kawah besar bekas letusan
gunung berapi supervulkan yang dikenal sebagai Supervolcano Toba. Kaldera ini
memiliki diameter sekitar 100 kilometer dan merupakan salah satu kaldera terbesar di
dunia.
2. Bentuk Oval: Danau Toba memiliki bentuk oval yang panjang dan memanjang. Itu
bukan bentuk bulat atau beraturan seperti banyak danau lainnya.
3. Kedalaman Besar: Danau Toba memiliki kedalaman yang mencapai lebih dari 500
meter di beberapa tempat. Ini menjadikannya salah satu danau terdalam di dunia.
4. Dikelilingi Pegunungan: Danau Toba dikelilingi oleh pegunungan yang curam dan
tinggi. Pegunungan ini merupakan sisa-sisa dari dinding kaldera yang menjulang tinggi di
sekitar danau.
5. Pulau Samosir: Di tengah Danau Toba terdapat sebuah pulau yang disebut Pulau
Samosir. Pulau ini memiliki ukuran yang cukup besar dan menjadi tujuan wisata yang
populer.
6. Aktivitas Geologis: Wilayah sekitar Danau Toba masih aktif secara geologis. Hal ini
tercermin dalam beberapa mata air panas dan aktivitas geotermal yang ada di sekitar
danau.
7. Air Jernih dan Biru: Danau Toba dikenal karena airnya yang sangat jernih dan
berwarna biru. Ini menciptakan pemandangan yang sangat indah, terutama ketika
matahari bersinar terang.
8. Erosi Sungai: Beberapa sungai mengalir ke Danau Toba dan mengikis sebagian daratan
di sekitarnya. Ini menciptakan lereng dan lembah yang indah.

C. Proses Dominan Pembentukannnya

Danau Toba adalah danau yang terbentuk melalui proses geologis yang unik, terutama melalui
aktivitas vulkanik dan letusan gunung berapi. Proses dominan pembentukannya adalah sebagai
berikut:

1. Letusan Gunung Berapi Supervulkan: Danau Toba terletak di dalam kaldera


Supervolcano Toba, yang merupakan salah satu jenis gunung berapi terbesar di dunia.
Kaldera adalah bekas kawah gunung berapi yang meledak besar, dan dalam hal ini,
letusan gunung berapi Toba adalah salah satu yang paling kuat dalam sejarah Bumi.
Letusan Gunung Berapi Supervulkano

2. Letusan Toba: Letusan gunung berapi Toba terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu dalam
suatu kejadian yang dikenal sebagai "Toba Catastrophe Theory." Letusan ini
mengeluarkan sejumlah besar material vulkanik, termasuk abu vulkanik, piroklastik, dan
gas-gas beracun, ke atmosfer.

Gambaran Letusan Toba

3. Pembentukan Kaldera: Akibat letusan tersebut, kawah besar (kaldera) terbentuk di


wilayah yang sekarang menjadi Danau Toba. Kaldera ini memiliki diameter sekitar 100
kilometer dan menciptakan rongga besar yang kemudian terisi air hujan dan air tanah.

Gambaran Pembentukan Kaldera Danau Toba


4. Akumulasi Air: Seiring waktu, air hujan mulai mengisi kaldera, membentuk danau air
tawar yang sangat besar. Air ini juga berasal dari mata air bawah tanah yang memasuki
kaldera.
5. Pulau Samosir: Dalam kaldera, terdapat sebuah pulau besar yang dikenal sebagai Pulau
Samosir. Pulau ini terbentuk sebagai akibat dari aktivitas geologis dan pemisahan oleh
danau.

Pulau Samosir, Sumatera Utara

D. Morfologi dan Morfogenesa

Morfologi adalah studi mengenai bentuk dan struktur fisik suatu objek atau fitur geografi.
Berikut adalah beberapa karakteristik morfologi Danau Toba:

1. Bentuk Kaldera: Morfologi dasar Danau Toba adalah kaldera, yang merupakan
bentukan berbentuk lingkaran atau oval yang sangat besar. Kaldera memiliki diameter
sekitar 100 kilometer.
2. Pulau Samosir: Di dalam kaldera Danau Toba terdapat Pulau Samosir, yang merupakan
pulau yang cukup besar dengan bentuk menyerupai hati. Pulau ini terletak di tengah-
tengah danau dan memengaruhi morfologi danau secara signifikan.
3. Kedalaman Besar: Morfologi dasar Danau Toba adalah kedalaman yang sangat besar,
dengan titik terdalam mencapai lebih dari 500 meter. Danau ini termasuk dalam kategori
danau yang dalam.
4. Pegunungan di Sekitarnya: Danau Toba dikelilingi oleh pegunungan yang curam dan
tinggi. Pegunungan ini adalah sisa-sisa dinding kaldera yang menjulang tinggi di sekitar
danau dan memengaruhi tampilan morfologi danau.
5. Pantai dan Garis Pantai: Pantai Danau Toba dapat berbatu atau berpasir, tergantung
pada lokasinya. Garis pantai danau ini menciptakan morfologi yang beragam di
sepanjang tepi danau.

Morfogenesa Danau Toba:


Morfogenesa adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses pembentukan dan
evolusi geografis atau geologis suatu fitur. Proses pembentukan dan evolusi Danau Toba
melibatkan beberapa langkah utama:

1. Letusan Gunung Berapi Toba: Morfogenesa Danau Toba dimulai dengan letusan
gunung berapi Toba, yang merupakan salah satu letusan gunung berapi supervulkan
terbesar dalam sejarah Bumi. Letusan ini mengeluarkan besar jumlah material vulkanik,
membentuk kaldera besar yang saat ini menjadi cekungan Danau Toba.
2. Pembentukan Kaldera: Letusan Toba mengakibatkan pembentukan kaldera besar yang
menjadi landasan untuk danau. Kaldera ini memiliki bentuk oval dan memiliki dinding
yang curam.
3. Akumulasi Air: Seiring waktu, kaldera mulai mengumpulkan air hujan dan air tanah,
membentuk danau yang sangat besar. Air ini terus mengalir ke dalam kaldera, memenuhi
rongga dengan air tawar.
4. Pembentukan Pulau Samosir: Pulau Samosir terbentuk sebagai hasil aktivitas geologis
dan pemisahan oleh air, yang memengaruhi morfologi danau.
5. Perubahan Morfologi: Morfologi Danau Toba telah berubah seiring waktu, termasuk
perubahan dalam kedalaman dan batas pantainya.

Morfogenesa Danau Toba adalah hasil dari letusan gunung berapi dan pembentukan kaldera,
diikuti oleh pengisian danau dengan air. Seiring waktu, Danau Toba telah menjadi ciri khas
geografis yang unik dan indah di Sumatra, Indonesia.
E. Stadia
Stadia dalam konteks geologi dan pembentukan Danau Toba merujuk pada tahapan-tahapan
penting dalam sejarah geologis dan pembentukan danau ini. Pembentukan Danau Toba melalui
serangkaian stadia dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Stadium 1: Pembentukan Kaldera


Stadium pertama adalah pembentukan kaldera Supervolcano Toba. Ini terjadi sekitar 74.000
tahun yang lalu akibat letusan gunung berapi supervulkan yang sangat kuat. Letusan ini
mengeluarkan besar jumlah material vulkanik, dan kawah besar (kaldera) terbentuk akibat
runtuhnya puncak gunung berapi. Kaldera ini memiliki diameter sekitar 100 kilometer.

 Stadium 2: Akumulasi Air


Setelah pembentukan kaldera, kawah mulai mengumpulkan air hujan dan air tanah dari
sekitarnya. Proses akumulasi air ini berlangsung selama ribuan tahun dan membentuk sebuah
danau besar di dalam kaldera.

 Stadium 3: Pulau Samosir


Selama proses pengisian danau, sebuah pulau besar yang dikenal sebagai Pulau Samosir
terbentuk di tengah danau. Pulau ini adalah hasil dari aktivitas geologis dan pemisahan oleh air
danau. Pulau Samosir memiliki bentuk menyerupai hati dan menjadi ciri khas dalam morfologi
Danau Toba.

 Stadium 4: Evolusi dan Perubahan Morfologi


Sejak pembentukan, morfologi Danau Toba mengalami perubahan seiring waktu. Ini termasuk
perubahan dalam kedalaman dan bentuk garis pantainya, serta perkembangan ekosistem di danau
dan sekitarnya.

2. Secara Geomorfologi, Bagaiman gumuk pasir di pantai Parangtritis Yogyakarta dapat


membentuk? Jelaskan?
Jawab:
Gumuk pasir di pantai Parangtritis, Yogyakarta, merupakan fitur geomorfologi yang
unik dan menarik. Pembentukan gumuk pasir di pantai Parangtritis dipengaruhi oleh berbagai
proses geomorfologis, termasuk deposisi pasir, angin, dan gelombang laut. Berikut adalah
penjelasan tentang bagaimana gumuk pasir tersebut dapat terbentuk:

Gambar Gumuk pasir di pantai Parangtritis, Yogyakarta

1. Deposisi Pasir: Salah satu proses utama dalam pembentukan gumuk pasir adalah
deposisi pasir. Pasir ini biasanya berasal dari proses erosi batuan dan sungai-sungai yang
membawa material pasir ke pantai. Saat air sungai bertemu dengan air laut, terjadi
pengendapan material pasir di pesisir pantai.
2. Angin: Angin memiliki peran penting dalam membentuk gumuk pasir. Di daerah pantai,
angin seringkali membawa pasir dari pantai ke darat. Proses ini disebut "deflasi." Angin
berperan dalam mengangkut dan mengendapkan pasir di tempat-tempat tertentu, sehingga
membentuk gumuk pasir.
3. Gelombang Laut: Gelombang laut juga memainkan peran dalam pembentukan gumuk
pasir. Gelombang membawa pasir ke pantai dan dapat membentuk lereng pasir yang
curam. Pasir ini kemudian terakumulasi dan membentuk gumuk pasir saat air surut.
4. Vegetasi Pantai: Tumbuhan pantai seperti rumput dan semak juga dapat berperan dalam
pembentukan gumuk pasir. Akar tumbuhan ini dapat membantu menjaga pasir tetap
terkumpul dan mencegahnya terbawa oleh angin atau gelombang.
5. Interaksi Antara Proses: Proses-proses ini saling berinteraksi. Misalnya, pasir yang
diendapkan oleh air sungai dapat diubah oleh angin menjadi gumuk pasir. Gelombang
laut dapat membentuk batas-batas gumuk pasir, dan vegetasi pantai dapat memengaruhi
akumulasi pasir.

Anda mungkin juga menyukai