Anda di halaman 1dari 3

Bahan dan kegunaan :

Hidrokortison = zat aktif


Parafin cair = emolien
Setil alkohol = pengental dan emulator
Asam stearat (rentang konsentrasi dalam krim 1-20%)= Pengemulsi
TEA Agent = agen penetral
BHT = Antioksidan
Gliseril = Humektan
Propilenglikol = Humektan atau pembasah
Metil paraben = Pengawet
Propil Paraben = Pengawet
Aquadest = Pelarut

Fase air : (tea, gliserin, propilen glikol, metil paraben, dan aquadest)
Fase minyak : parafin cair, setil alkohol, asam stearat, propil paraben)

Cara kerja :
Ketika hidrokortison dan gliserin dicampurkan dan dimasukan ke dalam fase air (massa 2)
masih suhu 70. Diaduk perlahan
Dan ketika fase air (massa 2) kedalam fase minyak (massa 1) sedikit demi sedikit,
dicampurkan masih dengan suhu 70-80.
Dan ketika campuran sudah dingin suhu 40° akan ditambah bht. Lalu diaduk sampai
homogen hingga terbentuk basis krim

Evalusai sediaan :
1. Uji viskositas
Sediaan krim masukkan bekkerglass dengan viskositas brookfield dengan spindle nomer 5
dengan kecepatan 50rpm
2.Uji organoleptis
Organoleptis dengan bantuan panca indera meliputi bentuk, bau dan warna.
3. Uji pH
Timbang 1,1 gram krim dilarutkan dalam 10ml aquadest lalu diukur dengan pH meter.
Standar nilai pH krim 4,5-8.
4. Uji daya sebar
Beban seberat 50,100,150gr. Timbang 0,5gram krim diletakan diuji data sebar dan ditutup
pakai penutup atasnya diamkan selama 1 menit dan diukur diameter penyebarannya lalu
ditambahkan beban nya 50gram diamkan 1 menit dan dicatat diameternya lalu ditambahkan
bebannya 50gr hingga menjadi 100gr, lalu diamkan 1 menit dan diukur diameternya lalu
ditambahkan kembali 50 gr lagi hingga menjadi 150gr diamkan 1 menit dan diukur
diameternya. Daya sebar yang baik mempunyai diameter 7-10cm.
5. Uji daya lekat
Sebanyak 0,5 g sediaan dioleskan diatas kaca objek, kemuljan tutup dengan kaca objek
lainnya. Tempelkan dua kaca objek hingga menyatu. Tambahkan beban sebesar 250 g selama
5 menit setelah itu lepaskan. Waktu dicatat sampai kedua kaca objek saling lepas. Sesuai
persyaratan, sediaan krim yang baik memiliki daya lekat lebih dari 4 detik.
6. Uji daya tercuci air
Krim dioleskan sebanyak 1 gram pada tangan, kemudian cuci dengan air mengalir melalui
buret, dicatat berapa ml. Air yang diperlukan untuk dapat mencuci krum Analisis data
menggunakan SPSS 210 uji Independent t-test dilakukan untuk mengetahui adanya
perbedaan nilai pH pada hari ke-1 dan pH hari ke 28 setelah penyimpanan krim pada suhu
kamar.
7. Uji viskositas
Sediaan krim masukkan bekkerglass dengan viskositas brookfield dengan spindle nomer 5
dengan kecepatan 50rpm
8. Uji daya proteksi
Uji daya proteksi dilakukan dengan cara memotong kertas saring dengan ukuran (10x10 cm),
kemudian dibasahi dengan larutan fenolftalein (PP) sebagai indikator. Setelah itu kertas
dikeringkan. Kertas tersebut diolesi dengan 0,5 g krim pada sisi permukaan seperti lazimnya
orang menggunakan krim(1). Buat area 2,5x2,5 cm sebanyak 3 tempat pada kertas saring
yang lain, oleskan paraffin padat yang telah dilelehkan pada tepi area kertas saring yang telah
dibuat (2). Kertas (2) ditempelkan diatas kertas (1). Area ditetesi dengan mengunakan NaOH
encer P (4%). Amati timbulnya noda kemerahan pada bagian kertas yang telah dibasahi
larutan PP. Dicatat waktu yang diperlukan mulai saat kertas ditetesi NaOH encer (P) hingga
munculnya warna merah.
9. Uji tipe krim
Ambil krim letakan diatas kaca objek gelas lalu dieesi metilen blue dicampur hingga rata
ditutup de glass dan diamati di bawah mikroskop.. jika terwanai warna biru berarti tipe
minyak dalam air.
10. Homogenitas
Timbang 0,1gram krim lalu ditaruh di objek glass dan ditutup deglass diamati krim merata
dan tidak menggumpal dan di Rana tidak ada partikel kasar dan terasa halus jika homogen.
(Tidak perlu mikroskop)

Anda mungkin juga menyukai