KESEMPATANPEREMPUANDALAMDUNIAKERJA
miQoni’ah
U
UniversitasMa’arifLampung
mail:Umiqoniah235@gmail.com
E
bstrak. Adaperbedaansecarabiologisantaraperempuandanlaki-laki,namunkebudayaan
A
menafsirkan perbedaan biologis ini menjadiseperangkattuntutansosialtentangkepantasan,
hak-hak, dan kuasa. Latar belakang budaya di suatu negara akan tetap berperan penting
dalam upaya mencapai kesetaraan gender dalam bidang ketenagakerjaan. Tujuanpenelitian
ini menganalisis pengaruh-pengaruh budaya terhadap pengalaman dan kesempatan
perempuandalamduniakerja.PenelitianinimenggunakanmetodeSLR(SystemicLiterature
Research) terhadap berbagaiartikelilmiahyangdireview.Hasilreviewpadasepuluhartikel
menyimpulkan bahwa budaya-budaya di Indonesia memiliki dampak yang signifikan
terhadap perempuan di dunia kerja. Budaya membuat ruang lingkup kerja bagi perempuan
menyempit atau bahkan tidak ada sama sekali di beberapa daerah, dan di beberapa daerah
lain budaya justru menjadi alat picu yang paling signifikan dalam pembentukan karakter
pekerjakerasbagiperempuanpadamasing-masingetnis.DaripenelitianSLRinidiharapkan
dapat dijadikan rujukan dan menjadi bahan kajian lebih lanjut serta sebagai informasi
tambahanbaikdibidangpendidikanataupunsosialisasimasyarakat.
Katakunci:Pengaruhbudaya,duniakerjaperempuan
bstract. There are biological differences between women and men, but culture interprets
A
these biological differences into a set ofsocialdemandsaboutappropriateness,rights,and
power.Theculturalbackgroundinacountrywillcontinuetoplayanimportantroleinefforts
toachievegenderequalityinthefieldofemployment.Theaimofthisresearchistoanalyze
culturalinfluencesonwomen'sexperiencesandopportunitiesinworldofwork.Thisresearch
uses the SLR(SystemicLiteratureResearch)methodforvariousscientificarticlesreviewed.
TheresultsofareviewoftenarticlesconcludedthatculturesinIndonesiahaveasignificant
impactonwomenintheworldofwork.Culturemakesthescopeofworkforwomennarrow
or even nonexistent in some areas, and in other areas, culture actually becomes the most
significanttriggerinformingthecharacterofhardworkersforwomenofeachethnicity.Itis
hopedthatthisSLRresearchcanbeusedasareferenceandmaterialforfurtherstudyaswell
asadditionalinformationbothinthefieldsofeducationandcommunityoutreach.
Keywords:Culturalinfluence,women’sworldofwork
1
PENDAHULUAN
ata gender dapat diartikan sebagai peran yang dibentuk oleh masyarakat serta
K
perilaku yang tertanam lewat proses sosialisasi yang berhubungan dengan jenis kelamin
perempuan dan laki-laki. Ada perbedaan secara biologis antara perempuan dan laki-laki,
namun kebudayaan menafsirkan perbedaan biologis ini menjadiseperangkattuntutansosial
tentang kepantasan, hak-hak, dan kuasa. Contoh yang mencolok misalnya, hampir semua
kelompok masyarakat menyerahkan tanggung jawab perawatan anak dan rumah pada
perempuan,sedangkandalamhalmencarinafkahataubekerjadiberikanpadalaki-laki.
Dalam hal menempuh karir, perempuan sering kali dihadapkan oleh situasi yang
membingungkan.Pertanyaan“karirataukeluarga?”seringkalidilontarkankepadaperempuan
yang berkarir dan merekadituntutuntukmemilihsalahsatudarikeduanyayangmerupakan
hal penting dalam hidup. Selain itu, steorotip masyarakat bahwa perempuan yang memilih
menjadiiburumahtangga(IRT)lebihbaikdaripadamenjadiwanitakarirdanstigmabahwa
perempuanberkarirtidakmengutamakanjodohataukeluargadapatmenghilangkanmotivasi
para perempuan untuk terus meraih apa yang mereka inginkan. Menurut Indriyani (2009)
menyatakanperempuanmempunyaiduaperanyaitutradisidantransisi.Tradisimenyangkut
peran perempuan dalam mengurus rumah tangga, sebagai istri, ibu, dan pengelola rumah
tangga. Sedangkan transisi perempuan sebagai tenaga kerja aktif dalam mencari nafkah
sesuaidenganpendidikandanketrampilanyangdimiliki.
Tidak semua masyarakat mengalami diskriminasi berdasarkan ras atauetnis,namun
hampir semua masyarakat mengalami diskriminasi berdasarkan gender dalam bentuk
kesenjangan dan perbedaan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Gender kadang-kadang
dianggapsebagaisesuatuyangkodrati.Misalnyaperanlaki-lakisebagaikepalarumahtangga
atau kepala keluarga dan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga, yang menempatkan
perempuan dalam kerja domestik dan laki-laki dalam kerja publik. Dampak adanya
pandangan tersebut menimbulkan bahkan menumbuhkan asumsi diskriminatif terhadap
gender.Misalnya,bahwaperempuan(terutamadipedesaan)tidakperlumendapatpendidikan
yang tinggiataubahkanjikaperempuansudahmemilikipendidikantinggipun,tetapdinilai
lebihbaikkalauberkonsentrasipadakeluargaataukerjayangbersifatdomestikdibandingkan
memanfaatkankeahliandarihasilpendidikantingginya.
Pengaruhbudayamemegangperanpentingterhadappandangantentangwanitakarir.
Contohnya dalam budaya Jawa, ada pepatah yang mengatakan bahwa perempuan hanya
miliki tugas 3M. Pepatah tersebut lambat laun membentuk opini bahwa tugas seorang
perempuan hanyalah berdandan, melahirkan dan mengurus anak, serta memasak sehingga
perempuanselalumendapatkanbelengguataskehidupannyasendiri.
Diskriminasi ini masih ada, bahkan di kehidupan dunia yang sudah sangat modern
saat ini. Banyak sekali perempuan yang mendapatkan stereotip terkait karir yang harus
diambilnya. Di mana perempuan tidak boleh berpendidikan tinggi, sekalinya di izinkan
berkuliahpemilihanjurusannya-punmasihditentukan.Misalperempuantidakpantasmasuk
ke jurusan Teknik, karena teknik dianggap sebagai pekerjaan yang nantinya hanya boleh
dilakukanolehlaki-laki.Pekerjaanyangbisadipilihsetelahmenyelesaikanstudijugamasih
terbatas, apa pun pekerjaannya masyarakat akan membicarakan dan mencibir bahwa
perempuansudahmelupakankodratnyadanmeninggalkankeluarganyapadahalantarakodrat
2
d an karier merupakan hal yang sangat berbeda. Masih banyak stereotip lain yang selalu
membebankan perempuan sehingga kehilangan kebebasannya sebagai manusia yang boleh
berdirisendiriatashidupnya.Pengaruhbudayaterhadaporientasikarierperempuanmemiliki
dimensi yang beragam. Dampaknya tercermin dalam berbagai aspek, seperti ekspektasi
masyarakat terhadapperangender,norma-normayangberkembang,dandinamikastruktural
di dalam lingkungan kerja. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentangpengaruh
budaya terhadap orientasi karier perempuan memerlukan analisis terperinci tentang
elemen-elemen budaya yang membentuk persepsi dan pilihan mereka dalam
mengembangkankarier.
Penelitian ini bertujuan untukmenjelajahipengaruhbudayaterhadaporientasikarier
perempuan, serta apakah ada perbedaan gender dalam kesempatan karir dan penghasilan
dalambudayatertentu.Denganmengintegrasikantinjauanliteraturyangrelevandantemuan
daripenelitianempiris,penelitianiniberupayamengidentifikasitrenumumdalamhubungan
antarabudayadanorientasikarierperempuan.
METODEPENELITIAN
J enis yang digunakan dalam penelitianiniadalahsystematicliteraturereview(SLR)
dan menggunakan metode bersifat deskriptif. Metode deskriptif adalahmetodemenuturkan
datayangada,misalsituasiyangdialami,suatuhubungan,suatukegiatan,pandangan,sikap,
yang nampak, ataupun tatanan suatuprosesyangsedangberlangsungdenganmenggunakan
analisissertastudiliteratur.
AdapuntahapandalamprosespenelitianSLRadalahsebagaiberikut:Pertama,yaitu
merumuskanmasalah.Padatahapaninipenelitimenulisrumusanmasalahyangakandibahas
secaramendalam.Pertanyaaninidibuatberdasarkankebutuhantopikyangakandipiliholeh
peneliti yaitu: 1) Bagaimana budaya memengaruhi pengalaman perempuan dalam dunia
kerja? 2)Apakah ada perbedaan gender dalam kesempatan karir dan penghasilan dalam
budaya tertentu? Kedua, mencari literature (identifikasi). Setelah merumuskan topic dan
rumusan masalah yang akan diangkat atau diteliti, maka tahapan selanjutnya adalah
melakukan pencarian artikel yang relevan atau yang biasa dikenal dengan istilah search
proses.Studiliteraturiniadalahringkasanataurangkumanyangditetukanberdasarkantema
yangsudahditentukan.Datayangdigunakandalampenelitianiniadalahdatasekunderyang
di peroleh bukan dari pengamatan langsung,akantetapidiperolehdaripenelitian-penelitian
yang sudah dilakukan atau penelitian terdahulu. Sumber data sekunder bisa berupa artikel
atau jurnal yang berakreditasi nasional dengan tema yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Proses pencarianmenggunakansearchenginegooglescholardenganmenggunakanaplikasi
publish or perish. Kata kunci yang digunakan adalah “Pengaruh budaya terhadap karir
perempuan” denganmembatasiartikeldaritahun2010sampaitahun2023.Ketiga,Memilih
hasil pencarian literature yang sesuai dengan Quality Assesment (Penyaringan dan
kelayakan). Tahapan ini dilakukan untuk memutuskan apakah data yang ditemukan layak
atautidakuntukdigunakandalampenelitianSLRdanpadatahapiniditentukannyaInclusion
and Exclusion Criteria (Population, Intervention,comparasion,outcomes,study).Keempat,
literatur yang diperoleh diseleksidandianalisaberdasarkankriteriainclusiondanexclusion.
Diperoleh data terkait kata kunci yaitu sebanyak 20 artikel. Artikel tersebut diseleksi
3
b erdasarkan kriteria inklusi menjadi 10 artikel. Kelima, membuat kesimpulan penelitian.
Tahap kelima adalah memahami hasil pencarian yang telah dirangkum pada tahapanalisis.
Padatahapinipenelitimembuatkesimpulanpenelitianyaitupernyataansingkattentanghasil
analisis deskripsi berasal dari fakta-fakta atau hubungan yanglogisdanberisijawabanatas
pernyataan yang diajukan pada bagian rumusan masalah. Keseluruhan jawaban hanya
berfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan jumlah disesuaikan dengan rumusan masalah
yangada(Handayani2017).
HASILDANPEMBAHASAN
engaruhbudayamemegangperanpentingterhadappandangantentangwanitakarir.
P
Dibawah ini disajikan tabel beberapa artikel penelitian tentang pengaruh budaya terhadap
pengalamandankesempatanperempuandalamduniakerja.
Tabel1.AnalisisDeskriptifLiterature
No. Jurnal Judul Penulis
4
6. J urnalPsikologiUdayana inamikaPerencanaan
D iMadeDyahSathya
N
Vol.5,No.2,2018,Hal KarirRemajaPerempuan Pradnyadaridan
251-267 Bali YohanesKartika
Herdiyanto
opikyangdijadikanpembahasanpadapenelitianinimeliputitentangpengaruh
T
budayaterhadappengalamandankesempatanperempuandalamduniakerja.
Tabel2.AnalisisLiterature
Peneliti VariabelPenelitian MetodePenelitian HasilPenelitian
ilyan,Idaman, S
M osialbudaya, etode penelitian
M asil
H penelitian
danLaOde PartisipasiAngkatan deskriptif dengan menyatakan bahwa
Sahili KerjaWanita, Informan aspek sosial-budaya
Kesejahteraan perempuan pada memberi pengaruhyang
Keluarga rentangusia25-40 signifikan di dalam
tahun yang bekerja bekerja di luar rumah.
di luar rumah yang Budaya kerja yang
merupakan warga dimiliki etnis Jawa,
Kecamatan Bali, Bugis, Toraja dan
Wonggeduku Tolaki di kabupaten
5
onawe merupakanalat
K
picu yang paling
signifikan di dalam
pembentukan karakter
pekerja keras pada
masing-masing etnis
dalamrangka
meningkatkan
kesejahteraankeluarga.
eniNuraeni,
Y esetaraanGender,
K etode penelitian
M asil
H penelitian
danIvanLilin Bidang deskriptif dengan menyatakan bahwa
Suryono Ketenagakerjaandi menggunakan data kesenjangan di bidang
Indonesia yang bersumber ketenagakerjaan masih
dari data sekunder terjadi di era revolusi
yang diperoleh dari industri4.0.Upayayang
prosespenelaahan perlu dilakukan untuk
terhadap pustaka menanganinya antara
yang berkaitan lain: memprioritaskan
dengan masalah penegakan hukum
yang dibahas. Data tentang kesetaraan
primer yang gender di bidang
digunakan ketenagakerjaan,
diperoleh melalui meningkatkan
mekanismeFGD. koordinasi antara
pemerintah pusat dan
daerah, memperkuat
sistem pengawasan,
mengupayakan
perlindungan sosial
yang lebih intens, dan
meningkatkankesadaran
atas hak kesetaraan
gender.
6
embuka lebih banyak
m
lowongan kerja bagi
perempuan untuk
mengatasimasalahini.
nita
A eluargaPerempuan
K asil
H penelitian
Rahmawaty Karir,Kesetaraandan menyatakan bahwa
KeadilanGender kesejahteraan keluarga
yang berkesetaraan dan
berkeadilan gender
dapat terwujud Melalui
kemitraan dan relasi
gender yang harmonis
dalamkeluarga
ahyu
W aknaIstri,Peran
M etode penelitian
M asil
H penelitian
Utamidewi Suami yang digunakan menyatakan bahwa
adalah kualitatif kesuksesan dari
dengan studi perempuan di ranah
fenomenologi.Data publik tidak dapat lepas
diperoleh dengan dari peran pria. Namun,
melakukan penelitian ini juga
observasi. menunjukkan bahwa
Wawancara juga banyak para perempuan
dilakukan kepada atauistrimenjadi
perempuan yang kepala keluarga karena
memiliki karier di mereka merasa mampu
luar rumah serta dibanding laki-laki atau
berperan menjadi suami.
kepalakeluarga.
iMadeDyah
N erencanaanKarir
P etode penelitian
M asil
H penelitian
Sathya PerempuanRemaja kualitatif. Survei menyatakan bahwa
Pradnyadaridan online dilakukan remaja perempuan Bali
YohanesKartika kepada 279 remaja denganikatanbudaya
Herdiyanto perempuan yang kuat dalam
Bali yang berusia penetapan tujuan karir
18 tahun hingga21 cenderunglebih
tahun sejak 5 bersifat terikat,
hingga17 sementara remaja
Oktober2016. dengan ikatan budaya
yang lemah cenderung
lebih fleksibel. Terdapat
faktor internal dan
eksternal yang
menyebabkan dinamika
perencanaan karir pada
remajaperempuanBali
7
ender,Budaya
G k ausal dengan enyatakan
m bahwa
Patriarki,Partisipasi kriteria populasi budaya patriarki
PerempuanPada perempuan yang memiliki pengaruh
PosisiKepemimpinan bekerja pada bisnis positif dan signifikan
keluarganya di terhadapketidaksetaraan
Jawa Timur yang gender, yaitu semakin
dimiliki oleh tinggi budaya patriarki,
anggota semakin tinggi pula
keluarganya yang ketidaksetaraan gender.
sedarah/semenda Artinya,semakinrendah
dalam garis budaya patriarki dan
keturunan lurus ketidaksetaraan gender,
atau menyamping makasemakintinggi
satuderajat. partisipasi perempuan
pada posisi
kepemimpinan.
tikCatur
A ersepsiPerempuan, M
P etode penelitian asil
H penelitian
Budiati SistemBudayaJawa, kualitatif deskriptif menyatakan bahwa
AktualisasiDiri dengan 8 informan nilai-nilai budaya jawa
yang yang cenderung
diidentifikasikan memanjakan dan
sebagai: 3 menikmatkan kaum
perempuan yang laki-laki menimbulkan
telahmenikahdan pembagian kerja antara
bekerja, 5 laki-laki danperempuan
perempuan yang yang dibedakan dalam
telahmenikah duawilayahyaitusektor
dantidakbekerja. publikdansektor
Domestik. Meski
mulanya hanya
diperuntukkan bagi
perempuan keraton,
padaakhirnyanilai-nilai
tersebut memberikan
pengaruhpulabagi
perempuan pada
umumnya.
rifahDea
A eranGanda,Pekerja M
P etode penelitian asil
H penelitian
Riwinda,dan Perempuan kualitatif. Studi menyatakan bahwa
MirwanSurya literatur yang hasil tantangan peran ganda
Perdhana dariberbagaitelaah yang dialami oleh para
literatur akan pekerja perempuan
digunakanuntuk meliputistigma
mengidentifikasi yang beredar di
tantangan peran masyarakat bahwa
ganda serta strategi perempuan dibebankan
untuk pada pekerjaan
menyeimbangkan mengurus keluarga dan
8
p eran ganda pada r umah tangga. Strategi
pekerjaperempuan. untuk menyeimbangkan
kedua peran diantara
lainadalahdengan
memanfaatkan
dukungan sosial dari
lingkungan sosial
seperti keluarga dan
rekankerja.
ikeAnggun
R Perempuan,Birokrasi asil
H penelitian
Artisa menyatakan bahwa
hambatan-hambatan
pada kepemimpinan
perempuan yang
membuat angka
pemimpinperempuan
di dalam birokrasi
Pemerintah Provinsi
DIY masih rendah
berasal dari faktor
budaya yang kurang
mendukung,rendahnya
dukungan lingkungan
kerja serta masih
rendahnya keinginan
atau motivasi
memimpin dari
perempuan itu sendiri.
Perlu adanya
upaya-upaya
pengembangan potensi
perempuan dalam
bidang kepemimpinan
dimana hal tersebut
harus didukung pula
dengandibukanya
peluangbagiperempuan
untukmemimpin.
ari tabel penelitian di atasyangberhasildireviewdidapatinformasibahwabudaya
D
memberikan pengaruh besar bagi perempuan Indonesia khususnya dalam dunia kerja.
Kesenjangan gender akibat kondisi kultur/sosialkarenamasihmenganutkonseppatriarkidi
beberapadaerahIndonesia,tuntutankepadaperempuanuntukmengasuhanakdanmengurus
keluargajauhlebihpentingdibandingkanmencarinafkah,polaasuhorangtuaterhadapanak
perempuan, serta ekspektasi sosial untuk tidak masuk ke dunia kerja. Contohnya dalam
budaya Jawa, ada pepatah yang mengatakan bahwa perempuan hanya memiliki tugas 3M.
Pepatahtersebutlambatlaunmembentukopinibahwatugasperempuanhanyalahberdandan,
memasak,melahirkansertamengurusanak.DemikianpuladalambudayaBali,paraorangtua
9
d engan nilai budaya yangkuat,membuatnilaibudayadalamhalpertimbangankarirremaja
juga berdasarkan budaya, penetapan tujuan karir terikat memilih lokasi yang dekat dengan
orangtuadanlokasidiBali,sertaterikatdalampilihanpekerjaanataupendidikanberdasarkan
orientasiorangtuadanmemungkinkanfleksibilitaswaktu.Sebaliknya,orangtuadengannilai
budaya rendah menjadikan remaja perempuan Bali lebih leluasamenentukanpilihandalam
perencanaankarir.RemajaperempuanBalidenganikatanbudayayanglemahmemilikidasar
pertimbangankarirberpusatpadarentangdirisendiridankeluargadenganaspekdirisendiri
yangditekankan.
Hal tersebut rupanya tidak terjadi di semua wilayah di Indonesia. Di kecamatan
Wonggeduku, kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara contohnya, faktor sosial dan budaya
justrudipandangsebagaisalahsatufaktorutamayangmendorongdanmempengaruhiwanita,
khususnya ibu rumah tangga bekerjadiluarrumah,bekerjadipersawahandanperkebunan.
Latar belakang budaya berkaitan erat dengan nilai-nilai, filosofi dan kearifan lokal yang
dimilikietnisdalamhaletoskerja.BudayakerjayangdimilikietnisJawa,Bali,Bugis,Toraja
dan Tolakimerupakanalatpicuyangpalingsignifikandalampembentukankarakterpekerja
kerasbagiperempuanpadamasing-masingetnis.
KESIMPULANDANSARAN
udaya-budaya di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap perempuan
B
khususnya di tempat kerja. Perbedaan gender dan kondisi budaya/sosial memainkan peran
penting dalam membentuk angkatan kerja, karena hal tersebut sering kali mencerminkan
konseppatriarkidibeberapadaerah.Dibeberapadaerahsepertidaerah-daerahdipulauJawa
dan Bali ruanglingkupkerjabagiperempuanmenjadisangatterbataskarenafaktorbudaya.
Akantetapidibeberapadaerahyanglainsepertididaerah-daerahSulawesiTenggara,budaya
justru menjadi faktor utama pemicu terbentuknya karakter perempuan-perempuan pekerja
kerasdalamrangkamenyejahterakanfinansialkeluarga.
DaripenelitianSLRinidiharapkandapatdijadikanrujukandanmenjadibahankajian
lebih lanjut serta sebagai informasi tambahan baikdibidangpendidikanataupunsosialisasi
masyarakat.
Terakhir penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Pengampu Mata Kuliah
Cross Cultural Understanding, Ibu Mai Zuniati,M.Pd yang telah membimbing penulis di
Universitas Ma’arif Lampung sampai saat ini, juga kepada semua teman-teman kuliah di
kelassemester5proditadrisbahasaInggrisyangtidakbisapenulissebutsatupersatu.
Semoga tulisan ini bermanfaat. Penulis terbuka menerima saran yang membangun
untukperbaikanpenulisanselanjutnya.Terimakasih.
DAFTARPUSTAKA
Milyan, I daman, La Ode Sahili. (2021). Analisis Sosial Budaya Terhadap Partisipasi
Angkatan Kerja Wanita Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga. Jurnal
Ekonomi,Sosial,danHumanioraVol.03No.01,Hal147-157
Yeni Nuraeni, Ivan Lilin Suryono. (2021). Analisis Kesetaraan Gender dalam Bidang
KetenagakerjaandiIndonesia.JurnalIlmuPemerintahanVol.20No.01Hal68-79
10
Ingesti Lady Rara Prastiwi, Dida Rahmadanik. (2020). Polemik Dalam Karir Perempuan
Indonesia.JurnalKomunikasidanKajianMediaVol.4No.1,Hal1-14
AnitaRahmawaty.(2015).HarmoniDalamKeluargaPerempuanKarir:UpayaMewujudkan
Kesetaraan dan Keadilan Gender DalamKeluarga.JurnalStudiGenderVol.8,No.
1,Hal1-34
Wahyu Utamidewi. (2017). Konstruksi Makna Istri Tentang Peran Suami(Studi
Fenomenologi Tentang Istri Sebagai Wanita Karir dan Memiliki Pendapatan yang
lebih Besar dari Suami di Kota Jakarta). JurnalPolitikomInonesianaVol.2,No.2,
Hal63-70
Ni Made Dyah Sathya Pradnyadari, Yohanes Kartika Herdiyanto. (2018). Dinamika
Perencanaan Karir Remaja PerempuanBali.JurnalPsikologiUdayanaVol.5,No.2,
Hal251-267
Fionna Benita. (2021). KetidaksetaraanGenderSebagaiMediasiPengaruhBudayaPatriarki
TerhadapPartisipasiPerempuanPadaPosisiKepemimpinanDalamBisnisKeluarga
diJawaTimur.JurnalAkuntansi,Manajemen,danBisnisVol.8,No.2,Hal71-89
AtikCaturBudiati.(2010).AktualisasiDiriPerempuanDalamSistemBudayaJawa(Persepsi
Perempuan terhadap Nilai-nilai Budaya Jawa dalam Mengaktualisasikan Diri).
JurnalIlmiahUniversitasTrunojoyo.Vol.3,No.1,Hal51-59
Arifah Dea Riwinda, dan Mirwan Surya Perdhana. (2022). Studi LiteraturMengenaiPeran
GandaPadaPekerjaPerempuan.JurnalManajemenDiponegoro.Vol.11,No.4,Hal
1-9
Rike Anggun Artisa. (2014). Perempuan Dalam Birokrasi (Hambatan Kepemimpinan
Perempuan dalam Birokrasi Pemerintah Provinsi DIY). Jurnal Pembangunan dan
KebijakanPublik.Vol.5,No.6,Hal8-15
11