Anda di halaman 1dari 1

Nama : Febby Wanda Soraya

NIM : 02011282227311

Resume HTNI Disertasi Dr. Jimly Asshidiqqie Mengenai Gagasan Kedaulatan Rakyat
Dalam Konstitusi dan Pelaksanaannya di Indonesia: Pergeseran Keseimbangan antara
Indovidualisme dan Kolektivisme dalam kebijakan demokrasi politik dan demokrasi
ekonomi selama tiga masa demokrasi, 1945-1980-an

Kedaulatan rakyat adalah konsep yang mengandung berbagai dimensi dan perjalanan evolusi yang
menarik dalam sejarah konstitusi Indonesia. Pertama-tama, konsep ini dapat dipahami sebagai
sebuah konsep yang mengenai "entitas" serta memiliki unsur individualisme. Pada awalnya,
konsep ini cenderung menuju totalitas dalam paham integralistik yang diajukan Soepomo. Artinya,
konsep kedaulatan rakyat dalam bentuk asalnya lebih menggambarkan keseluruhan masyarakat
yang bersatu sebagai satu kesatuan yang kuat.
Namun, perkembangan signifikan terjadi ketika gagasan HAM diinkorporasikan dalam perumusan
UUD 1945. Akibatnya, konsep kedaulatan rakyat menjadi lebih inklusif, mencakup baik aspek
totalitas maupun aspek individualisme. Dalam konteks ini, konsep kedaulatan rakyat berubah
menjadi konsep yang seimbang dan kreatif. Ini mencerminkan dorongan untuk memahami bahwa
masyarakat terdiri dari individu-individu yang memiliki hak dan martabat yang harus dihormati.
Meskipun dalam rumusan UUD 1945, paham kolektivisme menonjol, semangat sebenarnya yang
ingin diwujudkan oleh para pendiri Republik Indonesia adalah prinsip keseimbangan antara
individualisme dan kolektivisme. Ini disebabkan oleh faktor historis dan konteks perjuangan
kemerdekaan Indonesia yang melibatkan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.
Akibatnya, corak kolektivisme lebih dominan dalam rumusan UUD 1945. Namun, hal ini tidak
sepenuhnya mencerminkan prinsip keseimbangan yang diharapkan.
Konsep kedaulatan rakyat memiliki tempat yang kuat dalam semua tiga konstitusi yang pernah
berlaku di Indonesia, yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS 1949, dan UUDS 1950. Konsep ini
tercermin baik dalam rumusan dasar maupun pembukaan konstitusi-konstitusi tersebut. Hal ini
menegaskan pentingnya konsep kedaulatan rakyat dalam landasan negara Indonesia.
Dalam UUD 1945, konsep kedaulatan rakyat mencakup gagasan demokrasi politik dan ekonomi,
menciptakan kerangka yang inklusif yang mengakui hak-hak individu dan juga kepentingan
bersama. Sebaliknya, dalam Konstitusi RIS 1949, fokus lebih pada demokrasi politik,
meninggalkan aspek ekonomi.
Selain itu, konsep kedaulatan rakyat dalam UUD 1945 tidak hanya mencakup Kedaulatan Rakyat,
tetapi juga Kedaulatan Hukum dan Kedaulatan Tuhan Yang Maha Esa. Konsep ini mencerminkan
keinginan untuk menjaga keselarasan antara berbagai aspek dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Namun, meskipun konsep kedaulatan rakyat sangat kuat dalam konstitusi, penjabarannya dalam
hukum Indonesia tidak selalu konsisten dan utuh. Praktek hukum cenderung parsial dan terkadang
tidak memadukan dengan baik gagasan demokrasi politik dan ekonomi. Selama berbagai periode,
seperti Demokrasi Parlementer, Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi Pancasila, terjadi
perkembangan yang berbeda dalam praktek kedaulatan rakyat dalam aspek politik dan ekonomi.
Bahkan dalam beberapa periode, ada pergeseran antara aspek individualisme dan kolektivisme
dalam hukum dan kebijakan negara.
Dalam keseluruhan konteks ini, konsep kedaulatan rakyat di Indonesia terus berkembang dan
menjadi refleksi dari sejarah, konteks sosial, dan perjuangan kemerdekaan. Pemahaman yang
mendalam tentang konsep ini sangat penting untuk membentuk dasar hukum dan kebijakan yang
sesuai dengan nilai-nilai dan aspirasi rakyat Indonesia, dan untuk menjaga keseimbangan antara
hak-hak individu dan kepentingan bersama dalam masyarakat yang adil dan beradab.

Anda mungkin juga menyukai