Anda di halaman 1dari 20

TUGAS RESUME BUKU

ILMU ORGANISASI PUBLIK


Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Organisasi
Sektor Publik

DOSEN PENGAMPUH : Drs.Bambang Sutikno,M.Si

NAMA : Ferta Monicha


NPM:22010153
Kelas: II D Administrasi Publik

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


STIA BENGKULU
2022/2023
Judul Buku: Ilmu Organisasi Publik

Penulis: Drs.Bambang Sutikno,M.Si

Tahun Terbit: 2023

Jumlah Halaman :83 Halaman

BAB I ORGANISASI

A. PENGERTIAN ORGANISASI

Organisasi berasal dari istilah latin organum istilah yunani organon, arti istilah tersebut
adalah alat, anggota, bagian, atau badan.Dari berbagai pendapat tentang pengertian organisasi
dapat disimpulkan ada tiga macam pendapat yaitu :

1. Sebagian berpendapat bahwa organisasi adalah kumpulan orang

2. Sebagian berpendapat bahwa organisasi adalah proses pembagian kerja.

3. Sebagian lagi berpendapat bahwa organisasi adalah sistem kerjasama.

Dari 3 macam pendapat tersebut yang benar adalah pendapat ketiga yaitu organisasi
merupakan sistem kerjasama. Organisasi bukan hanya sekedar kumpulan orang dan bukan
pula hanya sekedar pembagian kerja, sebab pembagian kerja hanyalah salah satu asas
organisasi, salah satu asas tidaklah dapat menjadi pengertian umum atau dapat dikatakan arti
sebagai tidak menjadi arti keseluruhan. Atas dasar pengertian bahwa organisasi adalah suatu
sistem kerjasama maka dapat kiranya disusun definisi tentang organisasi secara sederhana
sebagai berikut: organisasi adalah suatu sistem kerja sama dari sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu.

Dari defenisi yang sederhana ini dapat dikemukakan adanya faktor-faktor yang dapat
menimbulkan organisasi, berbagai faktor tersebut adalah orang- orang, kerjasama, dan tujuan
tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling lepas berdiri sendiri, melainkan saling
kait merupakan suatu kebetulan. Maka disini digunakan istilah sistem yang berarti kebulatan
dari berbagai faktor yang terkait oleh berbagai asas tertentu.

Mengenai berbagai faktor yang menimbulkan organisasi Hertbet G. Hicks berpendapat


sebagai berikut: "Dibedakan faktor inti (Hicks mengunakan unsur inti), dan faktor kerja
(Hicks mengunakan istilah unsur kerja). Yang termasuk faktor inti adalah orang-orang yaitu
faktor yang membentuk Organisasi, sedangkan yang termasuk faktor kerja yang menentukan
berjalan tidaknya organisasi yaitu:

1. Daya manusia yang terdiri dari:

a. Kemampuannya untuk kerja.

b. Kemampuannya untuk mempengaruhi orang

c. Kemampuannya melaksanakan asas-asas organisasi.

2. Daya bukan manusia yang meliputi alam, udara, cunca, air dan lain-lain

Organisasi sebenarnya tak berwujud, agar organisasi menjadi konkrit haruslah ia diberi nama
jenis tertentu, dan agar dia menjadi jelas harus dibentuk struktur organisasi dan agar menjadi
tegas harus dituangkan dalam bagan organisasi.

Yang disebut/dimaksud dengan struktur organisasi adalah kerangka yang terdiri dari satuau-
satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas, serta wewenang yang masing-
masing mempunyai peranan serta hubungan tertentu dalam kesatuan yang utuh. Struktur
organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik, struktur organisasi
yang baik harus memenulni syarat sehat dan efisien.

Syarat sehat berarti tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan
tertib. Syarat efisien berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing-masing dapat
mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja, agar dapat diperoleh struktur
organisasi yang sehat dan efisien, pada waktu membentuk harus memperhatikan berbagai
asas organisasi.

Asas-asas organisasi berperanan dua macam yaitu pertama: sebagai pedoman untuk
membentuk struktur organisasi yang sehat efisien, dan kedua sebagai pedoman untuk
melakukan kegiatan organisasi agar dapat berjalan lancar. Atas dasar dua macam peranan ini
dapatlah kiranya disusun definisi asas organisasi sebagai berikut: "asas-asas organisasi adalah
berbagai pedoman yang sejauh mungkin hendaknya dilaksanakan agar diperoleh struktur
organisasi yang baik aktivitas organisasi dapat berjalan lancar.

B. AZAS-AZAS ORGANISASI

a) Perumusan Tujuan Dengan Jelas


Tujuan adalah berbagai kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang diusahakan untuk
mencapai dengan kerjasama sekelompok orang, Rumusan tujuan yang jelas memudahkan
penetapan haluan organisasi. pemilihan bentuk, pembentukkan struktur, penentuan macam
pekerjaan yang akan dilakukan, kebutuhan pejabat, menyumbang pengalaman, kecakapan, daya
kreasi dari para anggota organisasi.

Mengenai pentingnya tujuan Herbert G. Hicks berpendapat sebagai berikut:

1. Tujuan akan membantu usaha organisasi.

2. Tujuan dibutuhkan untuk melakukan koordinasi.

3. Untuk koordinasi langkah pertama adalah menetapkan tujuan organisasi.

4. Organisasi yang menginginkan persaingan yang efektif dan tumbuh harus terus menerus

memperbaharui tujuannya.

5. Tujuan adalah arah terakhir dimana semua kegiatan organisasi diarahkan.

6. Tujuan yang diperoleh sebelumnya untuk menetapkan haluan, metode, strategi dan peraturan.

7. Tujuan-tujuan organisasi merupakan tempat pasti dari organisasi, mereka bergerak kedepan

secepat mereka dapat mmencapa

8. Perumusan organisasi yang jelas adalah sama dengan sebuah bintang yang dapat dipakai

untuk perjalanan dengan kapal laut atau pesawat.

Menurut Herbert G. Hicks hubungan antara tujuan individu dengan tujuan organisai
digambarkan sebagai berikut:

1. Antara tujuan individu dengan tujuan organisasi bertolak belakang.

2. Antara tujuan individu dengan tujuan organisasi bertentangan sebagian. 3. Antara tujuan

individu dengan tujuan organisasi netral.

4. Antara tujuan individu dengan tujuan organisasi dapat didekatkan. 5. Antara tujuan organisasi

dengan tujuan individu tetap sama.

b) Departemenisasi adalah asas pembentukan satuan organisasi yang akan beban kerja
tertentu.
Untuk pembentukkan satuan-satuan organisasi harus memperhatikan pedoman-pedoman
sebagai berikut:

1. Jumlah satuan organisasi hendaknya sedikit mungkin sebanyak perlu.

2. Satuan-satuan organisasi yang dibentuk harus berfungsi bulat.

3. Perluasan aktivitas yang wajar pada tahap-tahap pertama harus dapat

ditampung lebih dahulu oleh satuan yang telah ada sehingga tidak perlu tergesah-gesah

membentuk satuan baru.

4. Penambahan atau pengurangan satuan organisasi hendaknya berdasarkan volumen kerja.

5. Bila suatu aktivitas telah ada satuan organisasi yang menampungnya jangan

dibentuk satuan gamabarnya .

6. Satuan-satuan organisasi hendaknya dikelompokkan menurut pembagian fungsi umum dalam


organisasi sebagai berikut:

a. Satuan pimpinan/pimpinan memegang wewenang tertinggi dan penanggung jawab terakhir


dari suatu organisasi.

b. Satuan haluan yaitu satuan organisasi yang melakukan aktivitas menciptakan norma,
peraturan, kebijaksanaan lingkungannya.

c. Satuan operasi yaitu satuan organisasi yang melakukan aktivitas pokok yang langsung
berhubungan dengan tercapainya tujuan organisasi.

d. Satuan komersial yaitu satuan organisasi yang melakukan aktivitas pokok yang langsung
berhubungan dengan tercapainya tujuan organisasi perumusannya berdasarkan pada asas-asas
ekonomi.

e. Satuan penunjang yaitu satuan organisasi yang melakukan untuk melayani kebutuban satuan
lain agar berjalan lancar aktivitas

f. Satuan kontrol yaitu satuan organisasi yang melakukan aktivitas memeriksa apakah aktivitas
yang dilakukan telah sesuai dengan yang.Direncanakan.

g. Satuan konsultasi yaitu satuan organisasi yang melakukan aktivitas memberikan bantuan
keahlian kepada satuan lain.
7. Dalam pembentukkan satuan organisasi perlu dilakukan penerbitan pemakaian momenklatur
atau sebutan satuan organisasi sehingga dari sebutannya yang tepat segera dapat diketahui
fungsi satuan yang bersangkutan.

Pemakaian yang tepat adalah sebagai berikut:

a. Sebutan untuk satuan pimpinan adalah Presidium, Direktorium,sedangkan sebutan untuk


pimpinan antara lain Presiden, Direktur,Kepala, Ketua dan lain-lain.

b. Sebutan untuk satuan untuk haluan adalah Majelis, Dewan, Senat. c. Sebutan untuk satuan
operasi Direktorat Jenderal, Direktor, Seksi,Jawatan.

d. Sebutan untuk komersial adalah Perusahaan Jawatan, Perusahaan Umum, Perusahaan


Perorangan yang didalamnya terdapat/dapat dibentuk Direktorat, Seksi dan Sub Seksi.Daerah,
Biro, Bagian, Sub Bagian.

e. sebutan untuk satuan konsultasi adalah Konsultariat, Sub Konsultariat.

f. Sebutan untuk satuan penunjang adalah Sekretariat Jenderal, Sekretariat

8. Bila satuan-satuan organisasi tersebut dituangkan kedalam bagan organisasi kelompok satuan
organisasi hendaknya diberi warna tertentu pada kotaknya sehingga dari warnanya segera dapat
diketahui fungsinya.

Warna-warna tersebut adalah:

a. Untuk satuan pimpinan berwarna kuning.

b. Untuk satuan haluan berwarna hitam.

c. Untuk satuan operasi bewarna merah.

d. Untuk satuan komersial berwarna biru.

e. Untuk satuan penunjang berwarna hijau.

f. Untuk satuan kontrol berwarna coklat.

g. Untuk satuan konsultasi berwarna orange

9. Berdasarkan pedoman tersebut diatas dapat disusun pola struktur organisasi

Macam-macam Dasar Departemenisasia:

a. Berdasarkan fungsi tertentu


b. Berdasarkan produksi

c. Berdasarkan rangkaian kerja

d. Berdasarkan langganan Berdasarkan jasa

f. Berdasarkan alat

g. Berdasarkan wilayah

h. Berdasarkan waktu

i. Berdasarkan jumlah

c) Pembagian Kerja

Pembagian kerja dapat diartikan dua macam yaitu:

1. Berarti perincian serta pengelompokkan aktivitas yang semacam atau cara hubungannya satu
sama lain untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu.

2. Berarti perincian serta pengelompokkan tugas yang semacam atau hubungannya satu sama
lain untuk dilakukan oleh pejabat tertentu. Erat

Dalam melakukan pembagian kerja hendaknya diperhatikan berbagai pedoman sebagai berikut:

1. Tiap-tiap satuan organisasi harus mempunyai daftar perincian aktivitas.

2. Tiap-tiap pejabat harus mempunyai daftar tugas.

3. Jumlah perincian tugas yang sebaiknya dipegang oleh seorang pejabat berkisar antara 4
macam sampai 12 macam.

4. Variasi tugas bagi seorang pejabat hendaknya yang sejenis atau erat hubungannya.

5. Beban tugas setiap pejabat hendaknya merata.

6. Penempatan para pejabat hendaknya yang tepat.

7. Penambaban atau pengurangan pejabat hendaknya volume kerja.

8. Pembagian kerja terutama yang menyangkut para pejabat dalam suatu. satuan organisasi
jangan sampai menimbulkan "Pengkotakan pejabat"

9. Penggolongan tugas
10. Inti Hukum Perkinson adalah bahwa ada kecendrungan para pejabat untuk selalu menambah
jumlah pegawainya tanpa melihat volume kerja dan ada kecendrungan para pejabat untuk saling
memberikan beban pada pihak lain.

11. Macam-macam Dasar Pembagian Kerja:

a. Berdasarkan fungsi tertentu.

b. Berdasarkan produksi.

c. Berdasarkan rangkaian kerja.

d. Berdasarkan llangganan

e. Berdasarkan jasa.

f. Berdasarkan alat.

g. Berdasarkan wilayah.dan gabungan.

d) Koordinasi

Koordinasi adalah suatu asas yang menyalakan bahwa dalam suatu organisasi harus ada
keselarasan aktivitas diantaranya satuan-satuan organisasi atau keselarasan tugas diantara para
pejabatnya. koordinasi

adalah suatu azas umum dalam suatun organisasi.

 Manfaat koordinasi adalah:

1.Menghindarkan konflik

2. Menghindarkan rebutan sumber atau fasilitas.

3. Menghindarkan waktu menunggu yang lama.

4. Menghindarkan kekembaraan pengerjaan.

5. Menghindarkan kekosongan pengerjaan.

6. Menghindarkan perasaan lepas satu sama lain.

7. Mengindarkan perasaan saling penting.

8. Menjamin kesatuan sikap.

9. Menjamin kesatuan tindak.


10. Menjamin kesatuan kebijaksanaan.

11. Menjamin kesatuan pelaksanaan

•Koordinasi dapat dliakukan dengan cara :

1. Pertemuan informal.

2. Pertemuan resmi.

3. Edaran beranting.

4. Penyebaran kartu.

5. Mengangkat koordinator.

Macam-macam koordinasi :

1. Koordinasi menegak yaitu koordinasi antara satuan atau pejabat yang kedudukannya tidak
sederajat.

2. Koordinasi mendatar yaitu koordinasi diantara satuan atau pejabat yang kedudukannya
sederajat.

3. Koordinasi mekanis yaitu koordinasi urutan penyelesaian pekerjaan secara mekanis, yang
antara lain dapat berupa penyelesaian dengan pekerjaan dengan berjalan atau adanya saling
tanggap diantara para pejabat dalam menghadapi sauatu pekerjaan bersama.

4. Koordinasi prosedur adalah koordinasi yang tergambar padbersama

5. Koordinasi Substansi yaitu koordinasi yang berupa program kerja.

• Luasnya koordinasi adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi didalam diri seseorang pejabat.

2. Koordinasi antara pejabat dengan pejabat.

3. Koordinasi antara pejabat dengan satuan organisasi.

4. Koordinasi antara satuan organisasi dengan satuan organisasi.

5. Koordinasi antara organisasi dengan organisasi.

e) Pelimpahan Wewenang
Wewenang adalah hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas
serta tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik. Pelimpahan adalah penyerahan. Jadi
pelimpahan wewenang berarti penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas serta tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat yang
satu kepada pejabat yang lain.

Dalam melakukan pelimpahan wewenag hendaknya memperhatikan pedoman-pedoman sebagai


berikut:1)Batas wewenang harus jelas.2) Tanggung jawab dipikul oleh kedua belah pihak.
3.)Tugas, tanggung jawab dan wewenang harus seimbang.4)Perlu memperhatikan pendapat dari
pejabat yang menerima limpahan.5)Disertai kepercayaan bahwa yang menerima itu mampu.6)
Perlu adanya bimbingan. 7) Perlu adanya pengontrolan.8)Pelimpahan ini akan berahasil bila
tugasnya jelas, ada pejabat yang bersedia melimpahkan dan ada pejabat yang mampu menerima
limpahan..

Manfaat yang diperoleh dengan melakukan pelimpahan wewenang antara lain:1) Pimpinan
dapat melakukan pekerjaan yang pokok-pokok saja.2)Tiap-tiap tugas dapat dikerjakan pada
tingkat yang tepat.3)Putusan-putusan dapat dibuat dengan lebih cepat.4)Inisiatif dan rasa
tangung jawab dapat dipertinggi.5)Dapat dihindarkan sikap selalu menunggu perintah.
6)Pelayanan dapat berjalan terus walaupun pejabatnya sedang berhperintah7)Berguna pula
untuk latihan menduduki jabatan yang lebih tinggi .

f) Rentangan Kontrol

Rentangan Kontrol adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat di pimpin dengan
baik oleh seseorang atasan tertentu.

Faktor yang mempengaruhi luas sempitnya rentangan kontrol adalah: (1) Faktor Subyektif:
pengalaman, kecakapan kesehatan dan umur.(2) Faktor Obyektif: corak pekerjaan, jarak atau
letak bawahan, stabil labilnya organisasi, jumlah tugas pada atasan, jumlah tugas pada bawahan
waktu penyusaian pekerjaan.

 Untuk menghitung masing-masing hubungan dapat digunakan rumus sebagai berikut:


 1. Hubungan Tunggal : Ht=b
 2. Hubungan Kelompok: Elk-b (2b: 2-1)
 3. Hubungan Silang: Hs-b (b-1)
 4. Hubungan Total: Htt-b (2b: 2+b-1)
 keterangan:
H=Hubungan
B= Jumlah Jawaban
t=Tunggal

Ada suatu pengecualian bahwa walaupun bawahannya banyak beban pimpinan dapat tetap
ringan asal frekuensi hubungan antara atasan bawahan dapat dikurangi. Yang dapat mengurangi
frekuensi tersebut antara lain:1) Adanya Program yang masak. 2)Adanya bawahan yang pandai.
3) Adanya komunikasi yang baik.4) Adanya limpahan wewenang yang cukup. 5) Tidak banyak
terjadinya perubahan.

g) Jenjang Organisasi

Yang dimaksud dengan jenjang organisasi adalah tingkat-tingkat satuan organisasi yang
didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas ke
bawah dalam satu fungsi tertentu.

Tingkat-tingkat dalam struktur organisasi dapat dibedakan menjadi 3(tiga) macam :1)Struktur
organisasi pipih ("Flat Top organizating"), yaitu struktur sampai organisasi yang melaksanakan
jenjang organisasi antara dengan 3 tingkat. 2)Struktur organisais datar yaitu struktur organisasi
yang melaksanakan jenjang sampai dengan 4 tingkat.3)Struktur organisasi curam yaitu struktur
organisasi yang melaksanakan jenjang dengan 5 tingkat. Struktur semacam ini nasib dipandang
baik sebagai mana dikatakan oleh Henry G. Hodges" bahwa jumlah terbanyak jenjang
organisasi yang pada umumnya disepakati adalah enam, dengan anjuran supaya lima tingkat.

h) Kesatuan Perintah

Asas kesatuan perintah berarti bahwa tiap-tiap pejabat hendaknya hanya dapat diperintah dan
bertangung jawab kepada seorang atasan tertentu. W. Warren Haynes dan L. Massi mengatakan
bahwa "tidak ada orang dapat melayani dua kepala" lebih lanjut beliau mengatakan bahwa
dalam buku-buku manajemen, hal itu biasanya dilafalkan sebagai "tidak ada anggota suatu
organisasi dapat melapor kepada dari seorang atasan". Luther Gulick mengatakan bahwa
"seorang tak dapat melayani dua pilihan".)

i) Fleksibilitas

Struktur organisasi hendaknya mudah di rubah untuk disesuaikan dengan perubahan-perubahan


yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktifitas yang sedang berjalan. Perubahan yang
mungkin terjadi sehingga menyebabkan perlunya struktur organisasi dirubah misalnya
perubahan tujuan, penambahan tujuan, perluasan aktivitas, penambahan beban kerja.)

j) Berkelangsungan
Suatu organisasi harus dapat menyediakan berbagai sarana agar dapat melanjutkan aktivitas
operasinya secara terus-menerus. Misalnya dengan meningkatkan mutu para pejabatnya
menggali sumber baru, mengikuti perkembangan lingkungan, menggunakan peralatan baru. J

k) Keseimbangan

Satuan-satuan organisasi harus ditempatkan pada struktur organisasi sesuai dengan peranannya.
Suatu organisasi yang peranannya penting hendaknya ditempatkan pada satuan utama. Satuan
organisasi yang berperanan jangan hanya diletakan dibawah satuan lain secara tidak tepat.
Beberapa satuan organisasi yang berperanan sama hendaknya ditempatkan pada jenjang yang
sama.

C. PENGERTIAN ORGANISASI PUBLIK DAN BISNIS

Sasaran organisasi publik adalah ditujukan kepada masyarakat secara umum, sementara
organisasi bisnis atau privat lebih ditujukan pada hal-hal yang 'terpisah dari masyarakat secara
umum. Organisasi publik dibedakan dengan organisasi bisnis, yaitu dari aspek: (1) tujuan
(antara laba dan non-laba); (2) produk yang dihasilkan (antara public goods dan privnt goods);
(3) cara pengambilan keputusan (antara proses demokratis/birokratis dan proses strategi bisnis),
dan (4) ukuran kinerja (antara socini welfare dan efisiensi). Kendati demikian, dewasa ini
perbedaan antara organisasi publik dan organisasi bisnis cenderung makin kabur, khususnya
setelah munculnya berbagai gagasan baru untuk mengadopsi cara kerja organisasi bisnis pada
organisasi publik. Tujuanya adalah untuk memperbaiki kinerja organisasi publik yang
dipandang tidak efisien, lambat, birokratis, dan tidak berorientasi pada pengguna.

a. Perbedaan Lingkungan Organisasi Publik Dan Bisnis

perbedaan utama antara lingkungan organisasi publik dan organisasi bisnis adalah: lingkungan
otorisasi (authorizingenvironment). Artinya, untuk melakukan sesuatu, organisasi publik
terlebih dulu harus mendapat izin atau legalitas. Sumber publik untuk pendanaan (money) dan
Wewenang (legal authority) diperoleh melalui lingkungan otorisasi tersebut. Misalnya di sini,
pengajuan anggaran kepada DPR, untuk mendapat pengabsahan atas suatu rencana kegiatan
pemerintah. Ini merupakan dasar bagi organisasi membangun kapasitas organisasi dan
kemampuan operasionalnya (operation capabilities).

b)Ciri-Ciri Organisasi Publik dan Privat (Bisnis)

karakteristik organisasi publik yang membedakannya dari organisasi bisnis, yaitu:1)Target atau
sasaran yang tidak bisa terdefinisi secara jelas (multiple, sometimes conflicting, service
objective).2)Harapan-harapan yang beragam dan acapkali bersifat artifisal atau politis (multiple,
sometimes artificially raised expectation).3)Tuntutan dari berbagai pihak yang berbeda (many
stakeholders, often wich with high potential power). 4. Tantotan dari badan-badan yang
menpicurkan soggaran Golemanet expectation of funding bodies), baik pemerintah pusat atau
badan y di tingkat nasional.5) Penerima jasa, yaitu masyarakat, tidak memberikan kontribusi
secara langsung melainkan melalui mekanisme pajak (beneficiaries of service not contributing
directly).6)Sumber anggaran yang berbeda-beda (variable resources from funding
bodies).7)Anggaran yang diterima mendahului pelayanan yang diberikan (funding received in
advance of services). 8)Ada pengaruh dari perubahan politik (changes in ruling local parties).9)
Tuntutan dan arahan yang harus dipatuhi dari pusat (government directives).10)Batasan-batasan
yang ditetapkan oleh undang-undang (statutory requirements).11)Larangan atau pembatasan
untuk melakukan usaha-usaha yang menghasilkan laba (restrictions on raising revenue or
capital). 12)Larangan atau pembatasan untuk menggunakan anggaran di luar tujuan yang secara
formal telah ditetapkan (restriction on spending revenue or capital) 13) Tingkat sensitivitas
terhadap tekanan kelompok masyarakat (sensitivity to community pressure)

c) Tipe-Tipe Organisasi Publik

Salah satu pendapat adalah Sorensen (dalam Elliassen dan Kooiman 1993.225-6), Yang
membagi organisasi empat kategori. masing-masing kategori dibedakan berdasarkan dua hal:
(1) tingkat kejelasan (clarity) dan keterukuran sasaran-sasaran yang ingin dicapai; dan (2)
sejauh mana hubungan sebab-akibat dalam proses operasional organisasi dapat diketahui.
Melalui dua kriteria ini kita memperoleh empat kategori organisasi publik.

d) Hubungan Administrasi Publik Dan Bisnis

Keterkaitan admmistrasi publik dan administrasi bisnis terutama dapat dijelaskan dari adanya
kritik yang tajam terhadap kinerja sector publik. Kritik terhadap kinerja organisasi publik yang
lamban, tidak responsif, dan tidak efisien itu sendiri barangkali bukan sesuatu yang baru. Di
negara-negara Barat pun, di mana konsep birokrasi modern pertama kali dicetuskan, juga
terdapat kecenderungan sintsme atau sikap antipati bila seseorang mendengar kata 'birokrasi'
atau 'birokrat' Terbayang oleh mereka deretan meja dan dokumen yang bertumpuk serta perilaku
yang dingin dan kurang bersahabat dari orang- orang yang ada di sana.

e) Pergeseran Paradigma Organisasi Publik

Upaya-upaya memperbaiki kinerja organisasi publik dipelopori oleh paradigma New Public
Management (NPM). yang secara bersemangat ingin merombak badan-badan pemerintah
menjadi seperti perusahaan swasta. Kendati hasil-hasil nyata dari pemikiran NPM telah terlihat
dalam berbagai kasus, kritik terhadap pendekatan ini cukup tajam. Sejumlah ahli administrasi
berpendapat bahwa organisasi publik memiliki ciri-ciri dan tugas-tugas yang berbeda daripada
organisasi bisnis, sehingga tidak mungkin untuk mencangkokkan ide-ide bisnis ke dalam tubuh
pemerintahan tanpa melakukan penyeleksian terlebih dahulu. Kritik ini menghasilkan
pandangan baru. yaitu NPS, yang terutama menekankan pada jenis-jenis layanan publik yang
sensitif seperti pendidikan, kesehatan, transportasi publik, dan lain-lain. Mereka berpendapat
bahwa di sini badan-badan pemerintah memiliki peran dan tugas yang berbeda, sehingga cara
pandang dalam memperbaiki kinerjanya pun mungkin tidak bisa disamakan dengan organisasi
bisnis.

BAB II ANALISA ORGANISASI

A. Pengertian Analisa Organisasi

Yang dimaksud dengan analisa organisasi adalah proses menelaah dan memeriksa bagian-
bagian dari suatu organisasi dalam hubungannya dengan keseluruhan organisasi. Untuk
melaksanakan analisa organisasi perlu dilakukan penyelidikan organisasi. Yaitu aktivitas untuk
mendapatkan bahan- bahan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan organisasi dengan
maksud untuk melakukan penyempurnaan terhadap organisasi yang bersangkutan.

B. Daftar Pembagian Kerja Dan Perhitungan Kerja

Setiap pejabat dalam suatu organisasi seharusnya sudah pasti memiliki

daftar perincian tugas, tetapi daftar perincian tugas yang disusun sebelum yang bersangkutan
mulai bekerja belum tentu tepat. Guna menilai pembagian kerja sudah tepat atau belum dapat
ditempuh jalan:

1. Para pegawai dipersilakan membuat daftar pekerjaan yaitu daftar yang berisi pekerjaan yang
nyata-nyata dilakukan oleh seorang pegawai. Daftar ini dibuat untuk jangkat waktu :a)
Semingu atau b)Semingu pada masa sibuk dan semingu pada masa tidak sibuk, atau c)
Tergantung kebutuhan asal minimum semingu

2. Setelah daftar pekerjaan terkumpul, dipelajari untuk dapat ditentukan pekerjaan-pekerjaan


yang selalu berulang setiap harinya dalam waktu yang banyak, pekerjaan yang setiap hari
berulang tetapi dalam waktu yang singkat, pekerjaan yang memerlukan waktu banyak tetapi
tidak berulang setiap harinya, pekerjaan yang datangnya secara isendental, kemudian di buat
daftar tugas yaitu daftar yang berisi perincian kesimpulan dari daftar pekerjaan.
3. Setelah daftar tugas terkumpul, maka dapat dibuat daftar aktivitas untuk suatu satuan
organisasi yaitu daftar yang berisi perincian aktivitas sebagai kesimpulan dari daftar tugas.

4. Dari daftar aktivitas dan daftar tugas kemudian dibuatkan daftar pembagian kerja yaitu daftar
yang berisi perincian aktivitas dari suatu satuan organisasi dan daftar perincian tugas dari para
pejabat yang bekerja pada satuan itu.

5. Setelah daftar pembagian kerja selesai lalu dianalisa dengan pertanyaan- sebagai
berikut:a)Aktivitas manakah yang mengunakan waktu terbanyak didalam daftar pembagian
kerja harus terjawab: aktivitas pokok. B)Apakah ada aktivitas yang tidak pada tempatnya?
didalam daftar pembagian kerja harus terjawab tidak ada aktivitas yang waktu terbanyak
padahal tidak ada memakai hubungannya langsung dengan aktivitas pokok.c. Apakah
kemampuan para pegawai telah digunakan dengan tepar? didalam daftar pembagian kerja harus
terjawab tidak ada pegawai yang cakap melakukan pekerjaan sederhana, sebaliknya tidak ada
pegawai yang kurang cakap malah melakukan tugas yang sulit. d)Apakah para pegawai
melaksanakan terlalu banyak tugas yang variasinya sangat berbeda? di dalam daftar pembagian
kerja harus terjawab tidak ada seorang pegawai yang melakukan tugas yang sangat bermacam-
macam.e)Apakah ada satu tugas yang dilakukan oleh terlalu banyak orang? di dalam daftar
pembagian kerja harus terjawab: tidak satu tugas yang terlalu banyak yang menangani sehingga
penyelesaiannya terlambat.f.)Apakah beban kerja telah terbagi merata ? didalam daftar
pembagian kerja harus terjawab tidak ada pegawai yang beban kerjanya banyak sekali, dan juga
tidak ada pegawai yang beban kerjanya terlalu sedikit. Bila atas barbagai pernyataan tersebut
jawabnya tidak seperti tersebut dibelakang, maka berarti bahwa pembagian kerja masih salah.

Perhitungan kerja adalah satu cara untuk menghitung atau mengukur banyaknya pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang pegawai. Perhitungan kerja dapat diperhitungkan untuk mengusahakan
adanya keseimbangan antara beban kerja dengan tata kerja.

Perhitungan kerja dapat digunakan untuk maksud-maksud yang berikut:1. Mengatur pekerjaan.
2)Menggabungkan tugas atau peralatan.3)Membagi pekerjaan secara merata.4)Menemukan
letak suatu kemacetan.5) Menunjukkan kebutuhan jumlah pegawai.6)Mendorong minat kerja.

Cara menghitung pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai tergantung dari macamnya pekerjaan,
misalnya bisa dengan membubuhkan nomor urut, menimbang, mencatat jarak, mencatat
kecepatan dan lain-lain.

C. Satuan O dan M
Yang dimaksud dengan O&M adalah rangkaian kegiatan penyempurnaan yang dilaksanakan
secara terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Beberapa istilah
yang memiliki makna yang sama atau setidak-tidaknya termasuk bidang O&M antara lain
analisa administrasi, manajemen administrasi dan rasionalisasi, efisiensi, penelaahan kerja,
analisa manajemen, pemeriksaan manajemen, konsultasi manajemen, manajemen, tata cara dan
tata aliran, analisa tata cara, penyempurnaan tata cara. Penelitian tata cara, tata cara kerja,
penelaahan gerak dan waktu, penelaahan gerak analisa operasi, operasi dan tata cara, analisa
sistem, sistem dan tata aliran, sistem-sistem keteknikan, penelaahan waktu dan gerak,
penelaahan waktu, pengukuran kerja, penyempurnaan tata kerja.

Fungsi satuan O&M adalah: 1) Memelihara struktur organisasi yang sehat dan efisien yaitu
masing-masing satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib serta
dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.2) Mengusahakan agar
terlaksana dengan baik penerapan asas-asas organisasi. 3) Mengusahakan terpeliharanya pola-
pola hubungan kerja yang sederhana,jelas dan resional yang sesuai dengan kebutuhan yang
nyata.

BAB III DINAMIKA ORGANISASI

A. SIKLUS ORGANISASI
Siklus organisasi adalah pertumbuhan organisasi sejak dari pembentukan,
perkembangan, kemunduran, perbaikan setelah perbaikan mengalami lagi
perkembangan, kemunduran, perbaikan, demikian seterusnya merupakan suatu
lingkungan,

B. ORGANISASI DAN LINGKUNGAN


Prose Organisasi dengan lingkungan
Input : Lingkungan memberikan daya kesempatan dan batas yang menentukan dan
berhasilnya Sifat organisasi.
Out Put : Organisasi dapat terus hidup barang atau jasa yang di perlukan oleh
lingkungan, kegiatannya harus dapat di terima lingkungan.
Umpan Balik : Lingkungan bereaksi pada out put organisasi. Atas dasar reaksi ini
lingkungan menentukan input masa depan pada organisasi.
Unsur-unsur lingkungan :1)Orang-orang. 2)Sumber-sumber fisik dan iklim .3)Kondisi
ekonomi dan pasar. 4) Sikap .5) Hukum
Walaupun lingkungan mempengaruhi organisasi tetapi tidak sama kuatnya sesuatu
pengaruh terhadap organisasi yang satu terhadap organisasi yang lain. Ada organisasi
yang hanya sedikit menerima pengaruh dari lingkungan, bahkan bisa terjadi pada
sesuatu keadaan lingkungan yang tidak dapat mempengaruhi organisasi karena kuatnya
organisasi. Misalnya pada hebatnya pengaruh partai pada organisasi yang sama sekali
tidak terpengaruh walaupun organisasi-organisasi lainnya terpengaruh, co lain misalnya
semua pengaruh tinggi mengadakan pekan perkenalan, tetapi ada sekolahan yang
memang kepribadiannya kuat tetapi tidak mau pekan perkenalan karena memang itu
tidak bermanfaat.
C. PERILAKU ORGANISASI
Prilaku Antara Organisasi
Saling pengaruh antar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam:1)Saling
pengaruh secara sederhana, dan 2)Saling pengaruh secara kompleks.
Disamping itu di dalam organisasi terdapat saling pengaruh yang berupa:1)Kerja sama.
2)Persaingan. 3)Kerjasama persaingan.

BAB IV
BIROKRASI,UKURAN DAN PERTUMBUHAN ORGANISASI

A. BIROKRASI
Menurut Weber bentuk organisasi birokratis merupakan jenis organisasi yang
mempunyai karakteristik yang sesuai bagi sebuah masyarakat industri, baik untuk
lembaga pemerintahan maupun untuk organisasi usaha. Organisasi birokratis, menurut
Weber, dapat menjamin tercapainya alokasi sumber yang terbatas pada sebuah
masyarakat yang kompleks seperti masyarakat industri Eropa. Ia juga mengemukakan
adanya 7 ciri yang dapat dijumpai pada sebuah organisasi birokratis, yaitu:
1. Adanya pengaturan ataupun ke organisasian fungsi-fungsi resmi
2. Adanya pembagian kerja yang jelas dalam organisasi
3. Adanya pengorganisasian yang mengikuti prinsip hirarki
4. Adanya sistem penempatan karyawan yang di dasarkan kemampuan teknis
5. Adanya pemisahan antara pemilikan alat produksi maupun administrasi dari
kepemimpinan organisasi
6. Adanya obyektivitas dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan suatu
jabatan dalam organisasi
7. Kegiatan administratif, keputusan keputusan ,peraturan peraturan dalam
organisasi selalu di tuangkan dalam bentuk tertulis.
a)Otoritas dalam Organisasi
Weber menyatakan bahwa terdapat 3 jenis otoritas, yang berpengaruh terhadap pola
kepemimpinan maupun kegiatan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi, yaitu:
1)Otoritas Rasional-Legal.2)Otoritas Tradisional. 3) Otoritas karismatik

B. HUBUNGAN UKURAN ORGANISASI TERHADAP BIROKRASI


organisasi besar pada umumnya mempunyai perbedaan dari organisasi kecil, terutama
perbedaan pada beberapa dimensi dari struktur- nya, seperti: 1)Formalisasi. 2)
Sentralisasi Sentralisasi. 3)Kompleksitas.
4)Rasio Administratif
adanya dua pola rasio admi- nistratif, yaitu:
a. Pada organisasi berukuran kecil umumnya rasio administratifnya rendah, berarti
bahwa jumlah pimpinan dalam organisasi kecil sebanding dengan kegiatan yang
harus diselesaikan. Juga diperlihatkan bahwa organisasi besar juga mempunyai
rasio administratif yang kecil, berlawanan dengan pendapat Parkinson sebelumnya
diperlihatkan bahwa organisasi besar umumnya mempunyai banyak peraturan,
dengan spesialisasi karyawan yang tinggi, sehingga karyawan tidak memerlukan
terlalu banyask pengawasan dan menyebabkan jumlah pimpinan menjadi kecil
dibandingkan jumlah seluruh karyawan yang ada.
b. Jumlah karyawan penunjang yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan pokok
organisasi seperti karyawan bagian pemeliharaan, tukang tik, dan sebagainya,
bertambah besar jika organisasi berkembang. Pada organisasi yang besar,
diperlukan lebih banyak komunikasi maupun kegiatan surat menyurat sehingga
jumlah tukang tik yang dibutuhkan juga lebih banyak.
C. ANTARA DIMENSI-DIMENSI BIROKRASI
ukuran organisasi merupakan faktor utama yang berpengaruh terhadap besarnya
birokrasi dalam organisasi. Tetapi, dimensi dimensi birokrasi lainnya juga saling
mempengaruhi satu sama lain, dan menyebabkan organisasi menjadi lebih birokratis
pada dimensi-dimensi tertentu. Selain itu, juga telah diperlihatkan bahwa birokrasi
mampu memenuhi kebutuhan koordinasi maupun pengawasan pada organisasi
berukuran besar.
D. PERTUMBUHAN ORGANISASI DAN BIROKRASI
a.)Alasan Pertumbuhan Organisasi
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menemukan alasan mengenai pertumbuhan
organisasi. Beberapa alasan yang dianggap paling penting adalah:
1. Keinginan untuk menjadi lengkap (organizational self-realization)
2. para eksekutif
3.Faktor ekonomis
4.)Kemampuan menjaga kelangsungan hidup (survival)
b) Tahapan Pertumbuhan Organisasi
1. Tahapan pertama : Pertumbuhan melalui Kreativitas
2. Tahapan Kedua: Pertumbuhan melalui Pengarahan
3. Tahapan Ketiga: Pertumbuhan melalui Pendelegasian
4. Tahapan Keempat: Pertumbuhan melalui Koordinasi
5. Tahapan Kelima: Pertumbuhan melalui Kerjasama/Kolaborasi

c) Hubungan Karakteristik Organisasi dan Pertumbuhan

1. Tahapan Bayi

Organisasi baru berdiri, berukuran kecil dan bersifat tidak birokratis. Organisasi hanya
diarahkan oleh seorang pimpinan tunggal, yang juga menetapkan struktur maupun
sistem pengendalian maupun pengawasan.

2. Tahapan Remaja

Organisasi mulai bersifat birokratis, terjadi penambahan jumlah staf penunjang, dengan
prosedur-prosedur yang bersifat lebih formal, dan adanya pembagian kerja yang jelas
Pimpinan.

3. Tahapan Dewasa

Organisasi sudah dewasa (matang), berukuran besar, bersifat birokratis, yang


menggunakan secara ekstensif pada semua bagiannya, sistem pengawasan,
pengendalian dan prosedur-prosedur kerja yang baku.

E. BIROKRASI DAN PERFORMANSI ORGANISASI

a) Performansi Ekonomis

organisasi yang berukuran besar terdapat hubungan yang erat antara performansi
ekonomisnya dengan birokrasi, sementara perusahaan yang mencoba untuk tetap tidak
birokratis mempunyai performansi yang tidak cukup baik. Untuk organisasi berukuran
kecil (kurang dari 2000 karyawan), dijumpai hal yang sebaliknya, yaitu perfor- mansi
yang baik justru dicapai oleh organisasi yang bersifat tidak formal (tidak birokratis).
Dengan demikian berhasil dibuktikan bahwa terdapat hubungan antara ukuran,
birokrasi, dan performansi organisasi.
b) Pandangan Berbeda mengenai Performansi dan Birokrasi
1. Kepuasan Karyawan
KRITIK : 1)Aturan mengurangi spontanitas dan kebebasan, menghambat muculnya
pikican-pikiran yang cemerlang. 2) Spesialisasi membuat pekerjaan jadi "kecil" dan
tidak menantang karyawan agar bekerja dengan baik.
DUKUNGAN : 1)Aturan mengurangi ketidak-pastian, kelicikan, dan akan melindungi
karyawan, Tidak ada aturan membawa lebih banyak masalah dibanding terlalu banyak
aturan. 2) Spesialisasi memberikan kesempatan pada karyawan untuk memperdalam
keahliannya dan menjadi profesional
2. Perubahan
KRITIK : Birokrasi menjadikan organisasi kaku sehingga responnya lambat dan
menghambat inovasi.
DUKUNGAN : Birokrasi menjamin adanya perilaku dan respon yang seragam,
sehingga organisasi menjadi aman dan karyawan berani mengambil resiko.
3. Manajemen
KRITIK : 1)Birokrasi menjadikan organisasi rumit, kompleks, dan sulit dipahami.
2)Birokrasi menyebabkan kontrol dan koordinasi dalam organisasi menjadi sulit
DUKUNGAN : 1)Kekuatan birokrasi terletak pada kemampuannya untuk melampaui
batas atas kekuatan individu. Karena itu, mampu menyelesaikan masalah yang terlalu
rumit bagi individu.2)Struktur birokratis (adanya aturan, hirarki, dsb.) justru merupakan
kontrol dan juga koordinasi

F. KONDISI YANG SESUAI UNTUK ORGANISASI YANG TIDAK


BIROKRATIS

Performansi organisasi tidak selalu jadi baik jika birokrasi ditingkatkan. Birokrasi
memang dapat memberikan beberapa macam keuntungan, tetapi sebaiknya tidak
digunakan pada organisasi yang berukuran kecil, pada organisasi yang anggotanya
sebagian besar terdiri dari para ahli (profesional), dan pada organisasi yang berada di
lingkungan yang tidak stabil, seperti dijelaskan berikut: 1)Organisasi berukuran kecil.
2) Adanya karyawan ahli (profesional). 3) Lingkungan yang tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai