Anda di halaman 1dari 28

MARINE TOURISM

Wisata Bertanggung Jawab dalam Mengamati


dan Berinteraksi dengan Spesies Laut

Amalia Febryane Adhani Mazaya, S. Pi, M. Si


WISATA YANG BERTANGGUNG JAWAB DALAM MENGAMATI DAN
BERINTERAKSI DENGAN SPESIES LAUT

Kegiatan pariwisata belakangan ini semakin


beragam, wisata tidak lagi terbatas sekedar Salah satunya adalah berwisata ke tempat yang
mengunjungi lokasi yang indah tetapi wisatawan bisa melihat dan berinteraksi langsung dengan
juga mencari hal lain yang dapat memberikan satwa di habitatnya.
pengalaman baru yang berkesan.

Para operator wisata pun saat ini sudah semakin


banyak yang mengembangkan jenis wisata ini
karena peminatnya yang semakin bertambah serta
melihat potensi ekonomi yang dihasilkan.
KENAPA PENTING?

Jenis wisata ini sendiri, terkesan tak merusak karena pengunjung hanya “mengamati’ atau
“mengobservasi”, namun bukan berarti kegiatan ini tak berdampak sama sekali.

Sejumlah satwa baik spesies pesisir maupun laut saat ini dalam kondisi terancam atau bahkan
hampir punah akibat kerusakan habitat, penangkapan berlebihan dan merusak, polusi,
pembangunan pesisir serta perubahan iklim.

Beberapa satwa yang yang menjadi biota potensi adalah satwa laut yang status populasinya
dalam keadaan rentan dan terancam serta dilindungi oleh undang-undang.

Antara lain: penyu, pari manta, beberapa jenis hiu, burung laut, serta mamalia laut
(lumba-lumba, paus, dan dugong).
▪ Manusia diharapkan meningkatkan kehati-hatian saat melihat atau berinteraksi di
habitat asli satwa, agar tak menimbulkan dampak negatif.

▪ Khusus bagi operator wisata, kelangsungan usaha pariwisata bahari sangat


bergantung pada keasrian dan kelestarian lingkungan di lokasi.

▪ Operator wisata yang menjadi ujung tombak dari semua aktivitas kepariwisataan
bahari adalah kelompok yang diharapkan mampu mengintegrasikan praktik-praktik
ramah lingkungan dalam usaha mereka

▪ Operator wisata menjadi agen penjaga dan pelestari alam serta mampu mendorong
peningkatan penyadatahuan wisatawan terhadap praktik-praktik terbaik selama
berinteraksi dengan satwa.
Dampak dari kegiatan wisata tak bertanggung jawab saat mengamati atau
mengobservasi satwa laut disebut gangguan (disturbance).

Dalam sejumlah kasus, ini terjadi akibat tata cara pengoperasian alat
transportasi yang buruk, aktivitas wisatawan saat di lokasi seperti memberi
makan satwa, memotret dengan flash yang berlebihan atau menyentuh
secara sengaja dan tak sengaja satwa tersebut.

Gangguan-gangguan seperti ini dapat memberi dampak berskala besar dan


berjangka panjang jika: terjadi secara terus-menerus serta aktivitas
wisatawan tak terkontrol.
GANGGUAN
adalah hasil dari interaksi langsung atau tak
langsung antara manusia dengan satwa,
yang mengubah perilaku satwa atau
mengubah lingkungan, serta berdampak
pada keselamatan, atau keberlanjutan hidup
satwa untuk jangka pendek, menengah dan
jangka panjang.
Berikut ini dampak buruk yang dapat terjadi bila aktivitas
wisata mengamati satwa di alam tidak dikelola dengan
baik:

• Kecelakaan/cedera langsung (direct injury)


• Perubahan persebaran satwa
• Satwa menjadi terbiasa (habituasi) dengan kapal atau
manusia sehingga menjadi lebih rentan terhadap
predator serta mengganggu komunikasi satwa dengan
anggota kelompoknya.
• Kerusakan habitat satwa
• Gangguan pada proses biologis satwa
• Gangguan terhadap anakan satwa.
• Kematian
CIRI UMUM SATWA TERGANGGU

Tanda-tanda umum apabila satwa terganggu:

• Terdiam, waspada, dan atau bersembunyi


• Menengadahkan kepala (heads up)
• Bergerak menjauhi sumber gangguan (misal: wisatawan yang berenang dan kapal wisatawan)
• Terjadinya pergerakan yang tiba-tiba dan tidak beraturan
• Seketika satwa membentuk kelompok
• Tamparan kepala atau ekor ke atas permukaan air
• Perubahan perilaku menyelam, seperti tinggal lebih lama di bawah permukaan air atau perubahan pola pernapasan
• Bersuara keras
• Menyerang turis atau ke sesama satwa
• Satwa betina bergegas melindungi anaknya
• Peningkatan kecepatan berenang
KENAPA HARUS DIPERHATIKAN?

• Penting bagi para wisatawan maupun operator wisata untuk mengetahui dampak apa yang ditimbulkan
ketika melakukan aktivitas wisata dengan satwa di habitatnya.

• Hal terpenting adalah mengerti apa yang bisa dan harus dilakukan untuk meminimalisir dampak
tersebut.

• Pentingnya berwisata secara bertanggungjawab terkait dengan aktivitas yang melibatkan interaksi
dengan biota laut
APA YANG PERLU DILAKUKAN?

Hal-hal yang perlu dilakukan bagi wisatawan saat memutuskan melakukan mengunjungi lokasi
wisata yang memiliki potensi satwa laut:

• Pilih operator wisata yang mengerti tentang spesies satwa liar yang akan Anda temui di
lokasi wisata
• Pahami peraturan dan regulasi di daerah pengamatan
• Hormati budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar lokas
• Pastikan bahwa operator wisata Anda memiliki peralatan yang memadai
• Perhatikan dengan baik keadaaan di sekitar Anda
• Hindari mendekati atau mengganggu satwa yang akan naik ke permukaan air
• Tidak mengejar atau menganggu aktivitas satwa
• Jika satwa terlihat gelisah atau terganggu, jaga jarak Anda atau segera tinggalkan area
tersebut
APA YANG PERLU DILAKUKAN?

• Biarkan satwa bergerak dan menentukan waktu munculnya ke permukaan dengan bebas
• Jika satwa mendekati Anda, Tidak balas mendekat
• Hindari kontak fisik atau bersentuhan dengan satwa
• Hindari memberi makan, mengejar (terutama jika satwa berenang menjauh),
menangkap, menarik perhatian, mengendarai, dan menghalangi arah berenang dari
satwa laut yang Anda amati;
• Beberapa hewan sangat sensitif terhadap cahaya flash yang kuat dari kamera Anda.
• Tidak membuang sampah di lokasi pengamatan satwa.
• Tidak mengambil apapun atau membeli satwa atau bagian dari satwa untuk dikoleksi
sebagai souvenir (take only photos and leave only bubbles).
Saat Berinteraksi dengan Biota Laut (Paus, Lumba-lumba dan Dugong)

• Gunakan binokuler atau teleskop;


• Tidak berenang berenang, hindari mendekati
paus/lumba-lumba secara langsung (direct
approach).
• Pastikan jarak minimal adalah 50 - 30 meter
dari lumba lumba;
• Hindari menyelam/berenang dengan mamalia
laut dengan kelompok yang besar
• Hindari membuat suara bising, mamalia laut
adalah satwa yang sensitif terhadap suara;
• Berhati-hatilah pada bagian ekor mamalia laut
yang berukuran besar;
• Apabila Anda mengamati induk dan anakan,
jaga jarak, dan lintasan.
Saat Berinteraksi dengan Biota Laut Hiu

• Jaga jarak minimal Anda dan tubuh satwa adalah 2 meter,


sedangkan jarak minimal Anda dan ekor satwa adalah 3
meter;
• Berenanglah dalam kelompok kecil, 5 orang termasuk
pemandu adalah jumlah yang ideal;
• Hindari gerakan mendadak, bila Anda mengamati hiu
predator gerakan tersebut bisa dianggap provokasi;
• Selalu awas dengan keadaan sekitar, pastikan hiu tahu
bahwa Anda melihatnya;
• Hindari berinteraksi bersama hiu dalam kondisi low
visibility seperti saat fajar dan senja;
• Bawa penghalang saat menyelam bersama hiu.
• Gunakan pelindung tubuh memadai
Saat Berinteraksi dengan Biota Laut Burung Laut

• Gunakan binokuler atau teleskop;


• Jaga jarak 200 meter dari sarang burung laut;
• Memahami situasi dan perilaku burung, serta
menyadari tanda-tanda terganggu;
• Usahakan untuk mengamati dari kapal
• Waspada apakah ada anak burung atau telur di sekitar
Anda;
• Hindari mendekati area sarang burung
• Sebelum pergi, perhatikan kembali lokasi pengamatan
Anda, Tidak sampai terdapat bahan makanan yang
tercecer karena bisa menarik perhatian satwa lain
atau predator.
Saat Berinteraksi dengan Biota Laut Penyu

• Tidak mengganggu tempat peneluran penyu;


• Tidak meninggalkan benda-benda yang bisa
menghalangi penyu naik ke pantai untuk bertelur;
• Bila Anda mengamati proses peneluran, Tidak
menimbulkan suara bising dan gunakan lampu
dengan cahaya yang redup serta nyalakan
seperlunya saja;
• Tidak menyorot lampu kearah kepala penyu.
• Menjauh saat penyu menutupi lubangnya.
• Tidak halangi penyu atau tukik yang akan naik ke
darat atau menuju ke laut;
• Hindari kontak fisik atau sentuhan langsung dengan
penyu atau telurnya.
• Proaktif dan jaga kawasan peneluran penyu dari
sampah dan kerusakan lainnya. Penyu selalu
kembali ke tempat dimana ia menetas. Bila kawasan
tersebut rusak, Penyu mungkin tidak akan kembali.
Mengamati Tukik

• Tidak menyorotkan lampu senter atau cahaya terang ke arah


tukik;
• Tidak mengganggu sarang telur penyu atau membantu tukik
yang sedang muncul ke pasir;
• Tidak membawa hewan peliharaan, khususnya anjing karena
bisa memangsa telur dan tukik;
• Minimalisir penggunaan lampu kilat kamera
• Tidak menyentuh atau memegang tukik;
• Biarkan tukik berlari ke arah laut tanpa gangguan dan bantuan;
• Tetap diam di tempat saat tukik melintasi pantai, agar tak
beresiko menginjaknya;
• Tidak menggunakan cahaya lampu kamera saat tukik menuju
ke laut;
• Tidak mengarahkan cahaya ke tukik saat mereka sudah di laut.
Mengamati Pari Manta

• Tidak membuat suara terlalu keras saat masuk dalam air

• Jaga jarak tidak lebih dari 3 meter dari manta

• Tidak menyentuh manta,

• Jaga posisi dan daya apung (buoyancy) Anda tetap di dasar perairan

• Tidak mengejar manta saat dia mulai berenang menjauh

• Berhati-hati dalam mengeluarkan bubble saat berada dibawah manta

• Tidak menggunakan flashyang kuat (berlebihan) di kamera dan video

• Tidak menginjak, menyentuh karang atau mengambil apapun dari dalam laut.
Praktik-Praktik Panduan untuk Operator Wisata

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait aktivitas wisata dengan satwa di habitatnya. Antara
lain:
• Apakah satwa menunjukkan tanda-tanda terganggu?
• Seberapa besar ukuran kapal Anda dan berapa banyak penumpang di kapal Anda?
• Berapa jumlah kapal lain di sekitar Anda?
• Apakah ada pasangan induk-anak di antara satwa yang Anda amati?
• Apakah satwa yang Anda amati sedang melakukan sesuatu?
• Apakah kapal Anda berada di jalur renang/pergerakan satwa yang Anda amati?
Praktik-Praktik Panduan untuk Operator Wisata
Praktik-Praktik Panduan untuk Operator Wisata
Assigment
• Carilah di internet/literature contoh kasus-kasus biota laut yang
mengalami disturbance akibat aktivitas marine tourism!
• Diskusikan di dalam kelas dengan teman-teman!

Anda mungkin juga menyukai