Anda di halaman 1dari 6

KLasifikasi Ikan Baronang Sebagai Berikut :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo : Perciformes (Perchomorphi)
Subordo : Acanthuroidei
Family : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies : Siganus sp.

A. Morfologi :

Tubuh ikan baronang lebar dan pipih, ditutupi oleh sisik-sisik halus dengan warna
tubuh yang bervariasi. Warna umumnya kecoklatan sampai hitam kehijau-hijauan, pada
bagian punggung terdapat bintik putih, coklat, kelabu atau emas sedangkan dibagian
perut terkadang titik-titik tersebut kabur dan kelihatan seperti garis-garis. Dibagian
belakang tutup insang sebelah atas. Titik-titik ini berwarna hitam atau hilang sama
sekali. Warna ikan baronang dapat berubah-ubah dengan cepat sesuai dengan kondisi
lingkungan dan untuk menghindarkan diri dari bahaya. Ikan baronang yang hidup di
alam bebas mempunyai warna tubuh yang terang sedangkan ikan baronang yang hidup
di tambak mempunyai warna tubuh yang suram. Ikan baronang mempunyai duri-duri
yang berbisa yang terdapat pada 13 duri keras sirip punggung, 4 duri keras sirip perut
dan 7 duri keras sirip dubur. Kepala ikan baronang relative kecil dengan mulut dan gigi-
gigi yang kecil.

B. Biologi :
Ikan baronang adalah jenis ikan yang memakan berbagai macam makanan di alam,
sehingga sebagian ahli menggolongkan ikan baronang sebagai hewan karnivora
(pemakan segala), namun sebagian besar makanan yang dimakan adalah rumput laut
dan ganggang, lumut, dan tumbuhan lainnya sehingga digolongkan ke dalam herbivora
(pemakan tumbuhan) atau vegetaris. Karena itulah ikan baronang di kenal sebagai ikan
kelinci. Ikan baronang (Siganus lineatus) pemakan tumbuhan laut enhalus, halophila,
hypnea, syringodium , halodulae, dan berbagai jenis alga. Ikan baronang pada tingkat
larva memakan plankton kemudian menjadi karnivora atau herbivora disaat mulai aktif
mencari makan. Baronang mempunyai kebiasaan makan dengan melihat-lihat
ganggang, rumput atau lumut dan kemudian menggigitdan memotong- motong
makanan tersebut dengan giginya yang kecil-kecil. Dalam pemeliharaannya ditambak
atau di KJA, ikan beronang tidak menolak memakan makanan pellet, tepung ikan,
cacahan daging ikan dan kerang-kerangan. Dalam mencari makan atau berenang, ikan
beronang selalu bergerombol dalam populasi yang cukup banyak hingga mencapai
ratusan ekor. Tetapi bila kondisi lingkungan memburuk maka masing-masing ikan
berenang secara sendiri- sendiri mempertahankan diri pada suatu daerah tertentu. Ikan
beronang memijah berbeda-beda sesuai dengan jenis dan keadaan lingkungan, tetapi
pada umumnya beronang bergerombol didaerah pantai pada saat air pasang dan mulai
memijah setelah tengah malam disaat air mulai surut. Pembuahan terjadi diluar tubuh
dan telur yang dibuahi berdiameter antara 0,42 – 0,70 mm dan menetas sekitar 25 – 62
jam setelah pembuahan. Larva yang baru menetas berukuran antara 0,76 – 2,00mm.
Larva beronang masih menyerap kuning telur pada tubuhnya hingga hari ke-3 (58 jam
setelah menetas), sedangkan butiran minyak pada tubuhya habis pada hari ke-4 (86
jam setelah menetas) dengan lebar mulut 94,5 um. Benih beronang menjadi daerah
padang lamun (sea grass) sebagai daerah asuhan (nursery ground). Benih beronang
bergerombol di daerah-daerah yang banyak tumbuhan lautnya dan airnya dangkal
antara 10 cm hingga 1 meter. Beronang bersifat fototaksis positif atau tertarik pada
sinar atau cahaya terutama ikan-ikan yang masih muda. Pada waktu malam hari
beronang tidak aktif bergerak melainkan bersandar pada rumput atau tumbuhan laut,
batu dan terumbu karang terutama ikan dewasa. Ikan akan menghindar dengan cepat
bila di kejutkan oleh gerakan di sekitarnya. Beronang dikenal sebagai ikan yang sangat
peka terhadap gangguan di sekitarnya.
Ada 4 faktor yang berhubungan dengan biologi dalam pemilihan lokasi untuk
penempatan ikan di laut , yaitu :
1) Benih Alami
Lokasi yang di pilih untuk budidaya ikan harus dekat dengan sumber benih alami .
Apalagi budidaya ikan masih menggunakan benih alami atau di sekitar lokasi di
temukan ikan baronang.
2) Flora
Flora di sekitar ditempatkan ikan biasanya untuk berupa lamun dan rumput laut.
3) Fauna
Fauna di sekitar lokasi budidaya sangat beragam, baik yang hidup di dalam air
seperti ikan, penyu dan ular ulat, maupun yang hidup di luar air seperti burung
penyambar ikan.
4) Kelestarian lingkungan
Menjaga ekosistem dengan tidak melakukan penebaran racun untuk di bunuh
predator atau merusak tumbuhan seperti lamun.

C. Ekologi :
Habitat ikan baronang pada umumnya di lingkungan perairan terumbu karang
yang banyak tumbuhan lautnya dan didaerah padang lamun (sea grass), namun cirri-
ciri khusus dari habitat tersebut berbeda antar spesies. Jenis Siganus lineatus hidup di
daerah perairan berkarang, sepanjang dermaga pelabuhan dan daerah bervegetasi.
Habitat ikan beronang yang luas ini disebabkan dalam mencari makan dan berkembang
biak, beronang berpindah dari satu habitat ke habitat lain. Ikan ini dapat beradaptasi
dari habitat yang satu ke yang habitat yang lain, yang kondisi lingkungannya berbeda,
seperti dari laut yang bersalinitas tinggi (lebih dari 30 ppt) ke perairan payau (10-20
ppt) hingga ke air tawar (0 ppt). Walaupun beronang dapat memtolerir perubahan
salinitas yang cukup luas tetapi sangat sensitif terhadap perubahan yang drastis.
Beronang dapat mentolerir dan beradaptasi dengan baik bila perubahan terjadi secara
perlahan-lahan. Selain salinitas, beronang juga sangat sensitif terhadap perubahan suhu
dan oksigen yang drastis. Oksigen dibawah 2,0 ppm membuat beronang stress. Ikan
beronang tersebar di kawasan indo pasifik, terutama teluk benggala, teluk siam, pantai
cina selatan, Filipina, Malaysia, jepang dan Indonesia. Penyebaran di Indonesia sangat
luas, dapat ditemukan di perairan nusantara. Menurut beberapa hasil penelitian,
populasi ikan beronang di pantai utara jawa telah mengalami over fishing bahkantelah
menjurus kepunahan spesies.
Beberapa faktor yang mempengaruhi lokasi untuk budidaya ikan baronang yaitu :
1) Kualitas air :
Air di lokasi untuk penempatan ikan harus berkualitas untuk menunjang kehidupan
dan pertumbuhan ikan baronang. Beberapa parameter kualitas air yang perlu di
perhatikan yaitu : -Oksigen tidak boleh kurang dari 2ppm dan optimal untuk
pertumbuhan ikan adalah 3-4 ppm. -Ph air yang cukup baik untuk pertumbuhan
ikan baronang antara 6,5 - 8,5 -Salinitas 15 - 33 promil. -Suhu air sekitar 25 - 32 C -
Kadar amonia tidak lebih dari 0,01 ppm - Total bakteri tidak melampui 3.000 sel per
m³.

2) Kedalaman Perairan Untuk penempatan ikan di laut :


Kedalaman perairan harus cocok, sehingga jaring keramba tidak tersentuh ke dasar
perairan, walaupun pada suhu terendah. kedalaman air paling rendah 10 m dari
pasang surut terendah atau 4-10 m dari dasar jarring.

3) Tinggi gelombang
Tinggi gelombang maksimum 0,5m. tinggi gelombang yang lebih besar dari 0,5 m
harus dihindari. Gelombang yang terus menerus menyebabkan ikan stress dan
selera makannya berkurang sehingga menurun produksi. 4) Fluktasi pasang surut
Fluktasi pasang surut tertinggi dan terendah antara 2-4 m dengan tinggi air pasang
tertinggi paling tinggi tidak lebih dari 2 m. 5) Kecepatan Arus Arus yang terlalu kuat
selain mempengaruhi posisi ikan , juga bahkan mengakibatkan ikan stres, energi
terbuang dan selera makan berkurang. Kecepatan arus di lokasi cukup 0,2 - 0,7 per
detik.
D. Ukuran :
Ukuran ikan Baronang berkisar antara 15 – 18 cm. seekor ikan Baronang ukuran
berat 200 gram Catatan: Karena sifatnya yang berdiam diri di waktu malam, ikan ini
mudah di tombak dengan alat tombak ikan yang dikenal dengan kalawai atau di potong
dengan parang atu sabit. Metode penangkapan ikan seperti ini dilakukan oleh
penduduk di pesisir Maluku dengan menggunakan lampu petromaks.

E. Habitat dan Kebiasaan Hidup


Tempat hidup ikan baronang pada umumnya di lingkungan perairan terumbu
karang yang banyak tumbuhan lautannya dan di daerah padang lamun ( sea gras),
namun cirri – cirri khususnya dari habitat tersebut berbeda antara spesies.
Habitat ikan baronang yang luas disebabkan dalam mencari makan dan
berkembangbiak, ikan baronang berpindah dari habitat yang satu ke habitat yang lain,
yang kondisi lingkungan( 10 – 20 ppt) hingga ke air tawar ( 0 ppt).
Ikan baronang dapat mentolerir dan beradaptasi dengan baik bila perubahan
terjadi secara perlahan – lahan. Selain salinitas ikan baronang juga sangat sensitife
terhadap perubahan suhu dan oksigen yang drastis. Oksigen di bawah 2,0 ppm
membuat ikan baronang stres.
Ikan baronang bersifat fototaksis positif atau tertarik pada sinar/cahaya, terutama
ikan – ikan yang masih muda.

F. Perkembang biakan
Ikan baronang memijah berbeda – beda sesuai dengan jenis dan keadaan
lingkungan, tetapi pada umumnya ikan baronang bergerombol di daerah pantai pada
saat air pasang dan mulai memijah setelah tengah malam di saat air mulai surut.
Pembuangan terjadi di luar tubuh dan telur di buahi berdiameter 0,42 – 0,70 mm dan
menetas sekitar 25 – 62 jam setelah pembuahan. Larva yang baru menetas berukuran
antara 0,76 – 2,00 mm. Larva ikan baronang masih menyerap kuning telur pada
tubuhnya hingga hari ke-3 (58 jam setalah menetas) dengan lebar mulut 94,5 µm.
TUGAS
TEKNIK AKUAKULTUR PAYAU
“IKAN BARONANG”

KELOMPOK I :

FADLI JAMLEAN ROBEKA M. DUARKOSSU


DAVID RENWER MARIA F. OHOILULIN
KARDI UMATERNATE HELMA WAMIR
ADE ARIYANI RENUAT SOSYAWATI WUARLELA
NOFIYANTI KUBANGUN SHARLY RAHANRA

TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN


POLITEKNIK PERIKANAN NEGERI TUAL
2011

Anda mungkin juga menyukai