Removel SiO2 Dalam Lumpur Sidoarjo Menggunakan Proses Fusi Alkali Khasan Akbar - Rev02

INSTITUT TEKNOLOGI
ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI
Removal SiO2 Dalam Lumpur Sidoarjo

Menggunakan Proses Fusi Alkali
Khasan Alif P. 08.2019.1.90248

Akbar Wahyudi 08.2019.1.90256
DOSEN PEMBIMBING
Erlinda Ningsih, S.T, M.T.
Jurusan Teknik Kimia

PROGRAM
Fakultas SARJANA
Teknologi Industri JURUSAN
TEKNIK KIMIA FAKULTAS i
Institut Adhi Tama Surabaya
TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022
INSTITUT TEKNOLOGI
ADHI TAMA SURABAYA
SKRIPSI

Khasan Alif Pratama 08.2019.1.90248

Akbar Wahyudi 08.2018.1.90256
DOSEN PEMBIMBING
Erlinda Ningsih, S.T, M.T.
PROGRAM SARJANA JURUSAN

TEKNIK KIMIA FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2022

Fakultas Teknologi Industri
i
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio massa Na2CO3
terhadap %Removal SiO₂ dan pengaruh waktu saat proses fusi alkali berlangsung terhadap
%Removal SiO₂. Dalam proses fusi alkali dilakukan beberapa perubahan terhadap prosedur
analisa saat dilakukan penambahan alkali Na2CO3 dan sampel lumpur dengan masing-masing
perbandingan massa 1:1, 2:1, dan 3:1 untuk mengetahui dan mendapatkan %Removal saat
perbedaan rasio massa antara natrium karbonat dan lumpur dilakukan, kemudian dipanasakan
dengan suhu tinggi agar reaksi dapat berlangsung dengan suhu 700 oC dengan menggunakan
furnace. Selain itu, dilakukan perubahan saat pemanasan berlangsung dengan masing-masing
waktu 1; 1,5; 2; 2,5; dan 3 jam untuk melihat pengaruh yang terjadi. Alur penelitian terdiri
dari preparasi bahan baku dimana bahan baku sebelum diproses lebih lanjut dilalui ayakan
terlebih dahulu, kemudian dilakukan analisa atau pengujian lebih lanjut menggunakan XRF
untuk mengetahui kandungan unsur SiO₂ dari beberapa perubahan yang dilakukan.
Hasil pengukuran SiO2 dari masing-masing sampel dengan perbedaan variabel
percobaan memberikan hasil %Removal pada rasio massa Na2CO3 : lumpur sidoarjo 3:1 dan
waktul proses fusi alkali 3 jam sebesar 37.06%.
Kata kunci : Lumpur Lapindo, Fusi Alkali, Na2CO3, XRF, Furnace
I
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas segala
rahmat, hidayah serta karunianya, sehingga skripsi dengan judul “Removal SiO2
Dalam Lumpur Sidoarjo Menggunakan Proses Fusi Alkali” dapat penulis selesaikan
dengan baik. Skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Teknik di Program Strata Satu Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Adhi
Tama Surabaya. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan banyak terima kasih
kepada :
1. Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi.
2. Kedua orang tua penulis yang selalu membantu dukungan penuh dan do’a
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian.
3. Yustia Wulandari, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Institut
Teknologi Adhi Tama Surabaya.
4. Erlinda Ningsih, S.T., M.T., selaku Dosen Pembingbing dan koordinator
skripsi.
5. Kartika Udyani, S.T, M.T. selaku Dosen Wali.
6. Teman-teman Teknik Kimia Angkatan 2018 yang memberikan dukungan dan
semangat.
7. Orang-orang terdekat penulis yang selalu ada dan memberikan semangat
serta dukungan.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali kekurangan,
untuk itu penulis memohon kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi.
Surabaya, Februari 2023
Penulis

iii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................i
ABSTRAK.............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Silika ................................................................................................................. 4
2.2 Lumpur Lapindo ................................................................................................ 5
2.3 Natrium Karbonat .............................................................................................. 5
2.4 Fusi Alkali ......................................................................................................... 6
2.5 X-Ray Flourescence (XRF)................................................................................. 7
2.6 Screening ........................................................................................................... 8
2.7 Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................... 18
3.2 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................................ 18

iInstitut Adhi Tama Surabaya viv
3.3 Gambar Alat .................................................................................................... 19

3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................... 20
3.5 Prosedur Penelitian .......................................................................................... 20
3.6 Alur Penelitian ................................................................................................. 22
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Fusi Alkali ....................................................................................................... 23
4.2 Pengaruh Rasio Massa Na2CO3 Terhadap Lumpur Sidoarjo ............................. 26
4.3 Pengaruh Variasi Waktu................................................................................... 26
BAB V SIMPULAN
5.1 Simpulan.......................................................................................................... 28
5.2 Saran................................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 29

iInstitut Adhi Tama Surabaya v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kondisi lumpur Sidoarjo ..................................................................... 5

Gambar 2.2 Proses Flouresence Sinar-X ................................................................. 7
Gambar 3.1 Alat XRF ........................................................................................... .19
Gambar 3.2 Alat uji kadar air ............................................................................... .19
i
Institut Adhi Tama Surabaya vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sifat-sifat fisika dari silika ...................................................................... 4

Tabel 4.1 Hasil pengukuran XRF SiO2 dalam sampel lumpur sidoarjo terhadap
Na2CO3 menggunakan metode fusi alkali .............................................. 24
Tabel 4.2 Hasil %Removal pengukuran SiO2 dalam sampel lumpur sidoarjo terhadap
Na2CO3 menggunakan metode fusi alkali .............................................. 26
ii
Institut Adhi Tama Surabaya vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kabupaten Sidoarjo terletak diprovinsi Jawa Timur memiliki semburan lumpur
yang merupakan salah satu fenomena bentuk kerusakan alam yang diakibatkan oleh
perbuatan manusia. Namun, dibalik bencana tersebut terdapat potensi yang dapat
dimanfaatkan. Semburan lumpur yang keluar menyebabkan sebagian orang meneliti
kandungan yang terdapat di dalam lumpur tersebut guna mengambil senyawa-senyawa
yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Penelitian kandungan mineral yang dilakukan (Ciptawati dkk., 2022) pada
lumpur sidoarjo dengan berbagai macam variabel jarak radius pengambilan sampel
mulai dari 500 hingga 1500 m dari titik utama semburan menggunakan X-Ray
Fluorescence dan X-Ray Diffraction kemudian sampel masukkan kedalam sample
holder yang kemudian disinari sinar-X. Menurut hasil pengukuran pada sampel
dengan dengan jarak radius 500 m memiliki kandungan silika 45,0%, jarak radius 1000
m 45,3%, dan 43,3% untuk sampel jarak radius 1500 m untuk nilai kandungan oksida.
Berdasarkan analisa (Aristianto, 2006) terdapat unsur kandungan lainnya,.
berikut beberapa kandungan unsur dalam lumpur sidoarjo seperti 0,57% TiO2, 18,27%
Al2O3, 5,6% Fe2O3, dan 53,08% SiO2. Dalam penelitian ini dilakukan analisa
menggunakan proses fusi alkali, Dalam penelitian lainnya dimana terlebih dahulu
dilakukan sintesis kaolin yang menghasilkan metakaolin dengan metode fusi alkali
untuk sintesis zeolit NaX dengan perbandingan berat NaOH : Kaolin 2:1 di roast suhu
o
600 C selama 1 jam kemudian dihaluskan menjadi serbuk dikarakterisasi
menggunakan XRD, SEM dan FTIR. Didapatkan hasil kandungan silika sebelum dan
sesudah proses pencucian yaitu dari 65,7% menjadi 76,1% (Lestari dkk., 2019).
Pada penilitian yang dilakukan (Reza, 2021.) pada penelitian ini menggunakan
padatan NaOH sebagai senyawa alkali dan terak Feronikel dicampur pada furnace
dengan suhu 1100oC selama 1 jam, menggunakan analisa XRF dimana dihasilkan
Na2O sebesar 0,56%, MgO 29,5%, Al2O3 5,34%, SiO2 46,76%, CaO 0,81%, Fe2O3

1
13,3%, NiO 0,085%, ZnO 0,029%, Lain-lain 2,066%, selanjutnya diproses

karbontermik.
Fusi alkali adalah proses dekomposisi lumpur dengan cara mereaksikan lumpur
dengan senyawa alakali menggunakan suhu tinggi dengan variabel waktu. Dengan
pertimbangan maka dalam penelitian ini menggunakan senyawa alkali NaOH dengan
variabel suhu,waktu dan alat pemanasan yang bervariasi.
Polimerisasi pada asam silikat memberikan hasil silika yang tersusun dari rantai
satuan SiO4 tetrahedral dengan bentuk SiO2. Dalam material silikat terdiri dari
beberapa bahan alam seperti gelas, kuarsa, pasir, dan sebagainya. Dialam silika
berstruktur kristalin sedangkan dalam senyawa sintetikberbentuk amorph (Claudio
airoldi dan Luiza N. H. Arakaki, 2001). Silika memiliki dua unsur penyusun yaitu
oksigen (O2) dan silikon (Si), pada kerak bumi diperkirakan tersusun dari 60% silika
dalam bentuk silikat (Brown dan Rushton, 2005).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapat %Removal SiO2
berdasarkan sebelum dan setelah penambahan rasio massa Na2CO3 terhadap lumpur
sidoarjo menggunakan proses fusi alkali, dimana pada penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh (Tijan Kamil, 2020) digunakan NaOH sebagai basa yang digunakan
karena sifatnya sangat reaktif dan dapat mendokomposisi phospat, namun penggunaan
NaOH yang cenderung kurang ramah terhadap lingkungan sekitar maka penambahan
NaOH tidak dilakukan dan sebagai pengganti dilakukan penambahan Na2CO3 sebagai
basa nya dan dinilai lebih ramah terhadap lingkungan sekitar.
Pengaruh waktu pada saat proses fusi alkali berlangsung juga turut diperhatikan,
seperti yang dilakukan pada penelitian terdahulu oleh (Tijan Kamil, 2020) dengan suhu
700 oC dalam waktu 2 jam diperoleh hasil dekomposisi SiO2 sebesar 40,13% dengan
menggunakan sampel leburan terak timah, kemudian (Lestari dkk., 2019) dengan
sampel kaolin diperoleh silika 65,7% dengan suhu 600 oC dalam waktu 1 jam, oleh
karenanya adanya perbedaan waktu dan sampel mengindikasikan perbedaan silika
yang didapat, sehingga pada penelitian ini dilakukan proses fusi alkali dengan
beberapa waktu untuk mendapat hasil yang maksimal pada sampel lumpur sidoarjo
tersebut, selanjutnya dilakukan pengujian lebih lanjut menggunakan XRF.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana %Removal SiO2 yang didapatkan berdasarkan proses sebelum dan
setelah penambahan rasio massa Na2CO3 terhadap lumpur sidoarjo
menggunakan proses fusi alkali ?
2. Bagaimana %Removal SiO2 yang didapatkan berdasarkan pengaruh
perbedaan waktu terhadap lumpur sidoarjo menggunakan proses fusi alkali?
1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh rasio massa terhadap %Removal SiO₂.
2. Untuk mengetahui pengaruh waktu fusi alkali terhadap %Removal SiO₂.
1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui nilai %Removal SiO2 yang diperoleh berdasarkan rasio
massa penambahan Na2CO3 dan pengaruh perbedaan waktu terhadap lumpur
sidoarjo menggunakan proses fusi alkali.
2. Menjadi data pendukung sebagai referensi analisa lebih lanjut.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Silika
Silikon dioksida (SiO2) yang dikenal sebagai silika sering ditemukan dalam
lempung. Silika adalah senyawaan oksida logam yang melimpah di alam, tetapi terikat
dengansenyawalainbaik fisik maupun kimiawinya. Struktur dan morfologi silika
secara umum memiliki sifat hidrofobik (Nugroho dkk., 2006).
Silika dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan struktur molekul yaitu silika
berstruktur kristalin dan silika berstruktur amorf. Molekul silica yang membentuk pola
atau kristal disebut sebagai silika struktur kristalin biasanya ditemukan banyak dialam.
Silika struktur amorf terbentuk melalui proses sintentis. Proses sintetis senyawa silika
dapat dibuat menggunakan larutan silikat atau dari pereaksi silang (Lujan, 2007). Sifat
fisika dari silika dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.1 Sifat-sifat fisika dari silika (Sumber : Perry, 1997)
Wujud Serbuk
Berat Molekul 60.08 g/mol
Warna Putih
Titik Leleh 1400 °C
Titik Didih 2230 °C
ρ Bahan 2.645gram/cm3
s.g 2.32 pada 20 °C
Kelarutan di Air Tidak larut

Institut Adhi Tama Surabaya 4
2.2. Lumpur lapindo

Tahun 2006 terdapat kegiatan eksplorasi PT. Lapindo yang menimbulkan
bencana semburan lumpur yang menjadi bencana nasional. Banyak upaya penanganan
khusus untuk mengurangi dampak negatifyang dihasilkan karena semburan lumpur
terus berlangsung hingga kini. Semburan lumpur yang keluar dari lubang berdiameter
50 m tercata dalam satu hari mengeluarkan sebanyak 50.000-120.000 m3 (Herawati,
2007).
Menurut (Utomo, 2009) lumpur lapindo memiliki kandungan 0.73% timbal,
0.3% cadmium, 0.4% tembaga, 7.89% besi, 1.93% kalium, 1.54% kalsium, 0.91%
klorin, 1.75% magnesium, 1.17% natrium, 13.27% alumunium, dan 25.67% silica.
Gambar 2.1 Kondisi lumpur Sidoarjo Saat Ini (Sumber : Penulis)
2.3. Natrium Karbonat

Garam natrium netral dari asam karbonat disebut sebagai natrium karonat yang
bersifat higroskopis serta bahan yang paling penting digunakan dalamindustri kimia
dan dikenal sejak dahulu. Pengembangan proses pengolahan baru oleh Lablanc pada
tahun 1742-1806 yang telah ditemukan yang menjadi dasar pembuatan natrium
karbonat dalamjumlahbesar (Rima, 2010). Natrium karbonat merupakan senyawa yang
mudah larut dalam air, rasa pahit, serta membentuk larutan alkali yang kuat. Natrium
karbonat sehari-hari digunakan untuk menetralkan laju korosi dari klorin, pembuatan
sabun, serta digunakan sebagai larutan elektrolit.

Sifat kimia fisika natrium karbonat (sumber : BPOM)

 Rumus molekul : Na2CO3
 Wujud : granular, serbuk kristal, dan padat
 Warna : putih tak berbau
 Berat molekul : 105,99 g/mol
 Titik lebur : 851°C atau 563,8°F
 Berat jenis : 2,532 g/l (air = 1g/l)
 Kelarutannya 45,5 g/100 ml air panas dan gliserol, larut sebagian dengan
air dingin, tidak larut dalam aseton dan alkohol.
 Berbahaya jika terhirup, dapat menyebabkan iritasi pada mata dan kulit
serta saluran pernafasan.
2.4. Fusi Alkali

Fusi alkali merupakan proses dekomposisi terak dengan cara mereaksikan terak
timah dengan senyawa alkali pada suhu tinggi. Pada proses ini bermanfaat dalam
mengurangi kandungan silika yang tinggi dalam terak timah. Fusi alkali biasanya
disebut juga dekomposisi kering yang menggunakan NaOH sebagai senyawa alkalinya
(Briliant dkk., 2017).
Dekomposisi menurut (Suganal, 2018) merupakan proses penghancuran bahan
organik, anorganik, dan energi menjadi lebih sederhana secara metabolik . Menurut
(Gomes Silveira dkk., 2022). Laju dekomposisi dipengaruhi oleh faktor senyawa
organik dan faktor tanah.
Faktor bahan organik seperti komposisi kimiawi, nisbah C/N, ukuran bahan, dan
kadar lignin, sedangkan untuk faktor tanah seperti kelembaban, suhu, struktur, tekstur,
dan kandungan oksigen, serta reaksi tanah, kemudian ketersediaan unsur hara terutama
N, P, K, dan S. Teknik dekomposisi ini menggunakan garam alkali, membutuhkan
konsumsi energi yang lebih tinggi (Liu, 2013),
Karena dekomposisi dilakukan pada suhu 600 °C. Sebanyak 100 gram Terak
timah ditambahkan NaOH 200 gram, dipanaskan pada suhu 700oC selama 2 jam

menggunakan muffle furnance. Kemudian produk di dinginkan dengan air dan

dilakukan penggerusan (Tijan Kamil, 2020.). Sama halnya yang dilakukan (Elisa,
2019.) Lumpur lapindo dan senyawa alkali (NaOH) dengan rasio 1:2 dilakukan proses
fusi alkali pada suhu 700 oC hanya saja beda parameter waktu yaitu 1 jam.
2.5. Karakterisasi X-Ray Flourescence (XRF)

X-Ray Fluorescence merupakan metode analisa unsur dalam sampel berbentuk
cair, serbuk, maupun padatan. Emisi fluoresensi yang dihasilkan sampel akibat radiasi
sinar-Xdiukur menggunakan panjang gelombang spesifik dari kandungan sampel
secara individu (Panalytical, 2009).
XRF digunakan untuk mengetahui komposisi unsur dari suatu sampel, kemudian
memiliki keunggulan yaitu tidak merusak sampel dan waktu analisa yang cukup
singkat. Analisis XRF terjadi akibat fotolistrik yang didasarkan pada pencacahan
sinar-X dan identifikasi unsur. Terjadi efek fotolistrik dari elektron dalam atom sampel
yang dipancarkan sinar berenergi tinggi. XRF tidak hanya dihasilkan dari sinar-X
tetapi dapat berasal dari eksitasi primer yaitu elektron, proton, atau partikel alfa, yang
berenergi tinggi (Jamaluddin, 2016).
Gambar 2.2 Proses Flouresence Sinar-X

2.6. Screening
Screening merupakan proses pemisahan berdasarkan perbedaan ukuran partikel
secara mekanik. Produk dari proses screening ada dua yaitu ukuran lebih besar
daripada ukuran lubang ayakan atau biasa dikenal oversize dan ukuran yang lebih kecil
daripada ukuran lubang yaitu undersize.
Ketika didapatkan sampel yang lebih kecil dari ayakan akan memiliki ukuran
yang seragam dan untuk material yang tidak lolos dilakukan penghalusan. (Soeharto,
1991.) Kriteria ayakan antara lain adalah :
1. Ukuran mata jala.
2. Jumlah mata jala (mesh) per satuan panjang, misalnya per cm atau per inchi
(sering sama dengan nomor ayakan).
3. Jumlah mata jala per setuan luas, umumnya per cm2 .
Screening atau pengayakan merupakan suatu pemisahan ukuran berdasarkan
kelas-kelasnya pada alat sortasi.

2.7 Penelitian Terdahulu
Nama Tahun Judul Hasil

Akbar 2020 Optimasi Dari penelitian tersebut Untuk
Yulandra, Iga Presipitasi parameter pembuatan alkali atau
Trusnawatia, I Logam Tanah umpan pada proses Fusi alkali
Made Jarang Dari dilakukan pada suhu 450°C dengan
Bendiyasa, Campuran rasio padatan NaOH (Basa Kuat)
Wahyu Rachmi Konsentrat terhadap campuran konsentrat LTJ
Pusparini, Logam Tanah sebesar 1:1 didalam furnace selama
Himawan Tri Jarang Dengan 3 jam untuk memutus ikatan fosfat,
Bayu Murti Metode Pelindian fospat pada proses fusi
Petrus “Response alkali menggunakan aquadest
Surface hangat pada suhu 80°C .
Methodologi”
Aminatus 2018 Sintesis Zeolit Kaolin dicuci dengan aquades lalu
Arifah NaX dari Kaolin dikeringkan. Kemudian dihaluskan
Blitar dengan dan diayak menggunakan ayakan
Alkali Fusi ukuran 200-230 mesh. Kaolin
menggunakan dirubah menjadi metakaolin dengan
Metode metode fusi alkali, kemudian 4,29
Hidrotermal dan gram kaolin dan 8,58 gram NaOH
Sonikasi Variasi (1:2) di campur dan dikalsinasi pada
Waktu suhu 600°C selama 1 jam.
Kristalisasi Metakaolin dihaluskan hingga
serbuk dan dikarakterisasi
menggunakan XRD, FTIR dan
SEM. Kandungan Silika sebelum
dan sesudah proses pencucian yaitu

dari 65,7% menjadi 76,1.
Briliant, 2017 Studi Pemisahan Dilakukan proses prespitasi sebelum

Mubarok, M. Thorium dari di lakukan proses ekstraksi. Proses
Zaki , Kuurnia , Besi dan Logam presipitasi dilakukan dengan
Riesna Tanah Jarang menggunakan larutan ammonium
Prassanti dalam Larutan hidroksida kemudian dikeringkan
Asam Nitrat menggunakan oven suhu 105°C
dengan selama 8 jam.
Ekstraksi Pelarut
Menggunakan
Ekstraktan
Trioctylphosphi
ne.
Chengkun Yi, 2021 Synthesis, Dalam pengkarakteristikan analysys
Hongyan Zhao, structure and menggunakan XRD serta dan XRF.
Liang Chen, catalytic activity Inisiator yang efisien untuk
Wenshan Ren of rare-earth polimerisasi pembukaan cincin rac-
metal complexes lactide dengan logam tanah jarang
derived from
chiral
phosphoryl-
dulfonylamides
Endang 2022 Analisis Variabel jarak radius pengambilan

Ciptawati, Kandungan sampel mulai dari 500 hingga 1500 m
Mohammad Mineral dari dari titik utama semburan

menggunakan X-Ray Fluorescence dan
Hilfi Azra Lumpur Panas
X-Ray Diffraction kemudian sampel
Dzikrulloh, Sidoarjo sebagai
masukkan kedalam sample holder yang
Maya Oki Potensi Sumber
kemudian disinari sinar-X. Menurut

Septiani, Viska Silika dan Arah hasil pengukuran pada sampel dengan
Rinata , Deni Pemanfaatannya dengan jarak radius 500 m memiliki
Ainur Rokhim, kandungan silika 45,0%, jarak radius

1000 m 45,3%, dan 43,3% untuk
Nabilah
sampel jarak radius 1500 m untuk nilai
AzfaFauziyyah,
kandungan oksida. Pengujian XRD
Dinda Sribuana
memberikan keseuaian hasil uji
XRF, dimana paling dominan
adalah fase kuarsa (SiO2).
Berdasarkan kedua hasil ini, dapat
disimpulkan bahwa kandungan
mineral lumpur panas Sidoarjo pada
3 radius berbeda memberikan hasil
yang relatif sama, berpotensi
sebagai sumber silika yang
bermanfaat sebagai adsorben logam
berat, bidang pertanian, hingga
katalis.
Farzaneh Sadri 2017 A review on the Alkaline cracking menggunakan

,Amir cracking, baking suhu 140°C dengan lama waktu 3
Mohammad and leaching jam dengan maximal kadar air yang
Nazari, Ahmad processes of rare di dapatkan 7%.
Ghah earth element
reman concentrates

Genghong 2017 Aqueous Bastnaesite konsentrat pertamakali

Shuai, stability of rare dileburkan dengan logam tanah
Longsheng earth and jarang dengan suhu 500-600°C.
Zhao, Liangshi thorium Setelah melakukan proses treatment
Wang, Zhiqi elements during pertama kemudian dilakukan proses
Long, Dali Cui hydrochloric pencucian dengan HCl. Pelarutan
acid leaching of asam klorida selektif untuk
roasted menghasilkan larutan klorida tanah
bastnaesite jarang. Penelitian ini berdasarkan
diagram Eh-pH dari unsur La-,Ce-
,Nd- dan Th-(F)-(Cl)-H2O.
Gyan 2019 Ekstraksi Logam Pasir Zirkon diayak ukuran 120
Prameswara , Tanah Jarang mesh, kemudian di tambahkan
Panut Mulyono, (LTJ) dan dengan NaOH sebanyak 1 kali pasar
Agus Prasetya, Logam berharga Zikron (1:1) kemudian dileburkan
Herry Hasil Fusi Alkali menggunakan furnace suhu 450°C
Poernomo dan Tailing Zirkon selama 3 jam.
Iga Trisnawati
Hosam M. 2022 Study on rare Mengenai logam tanah jarang perlu
Saleh, Samir B. earth elements, diteliti lebih lanjut selain
Eskandar, heavy metals menggunakan ICP dan FTIR bisa
Hazem H. and organic didukung menggunakan
Mahmoud , contents in the karakteristik analisa lainnya. Untuk
Saad A. soil of oil hasil analisa FT-Ir di dapatkan
Abdelaal exploration site spektrum puncak O-H 3700cm-1
at matruh sementara di range 3650 – 3620 cm-
1
Governorate, termasuk golongan tanah liat
Egypt mineral seperti smectite,illite dan
kolinite

Huafang Li, 2021 The Role of Rare Unsur tanah jarang, termasuk
Pengyu Wang, elements in yitrium, neodymium, gadolinium,
Guicai Lin, Biodegradable cesium, erbium, dysprosium,
Jinyan Huang Metals holmium dan skandium sering
digunakan sebagai elemen paduan
untuk meningkatkan sifat mekanik
logam biodegradable dengan
memperbaiki ukuran butir,
membentuk fase perantara baru
Liao Chunfa m 2017 Selective Perbandingan limbah dan NaOH
Li Zhenyuan, extraction and (1,6 : 1) dimana dipanaskan selama
Zeng Yanliang, Removal of rare 2jam menggunakan variasi suhu
Chen Jingyuan, earth metals 400, 700 dan 850°C. Analisasa
Zhong Liqin, from waste karakteristik menggunakan XRD.
Wang Li fluorescent
powder using
alkaline
roasting-
leaching process
Mutia 2019 Penentuan Proses fusi alkali LTA dalam timah

Anggraini, Kondisi terak II di campur dengan NaOH
Fuad Wafa Optimum Proses perbandingan yang digunakan 1:2
Nawawi, Ekstraksi dengan parameter suhu yang
Kurnia Uranium dan digunakan 700°C selama 2 jam.
Setiawan Torium dari Pada terak timah II mengandung
Widana Terak II Timah unsur pengotor silika yang memiliki
dengan Metode konsentrasi cukup tinggi maka
Pelindian Asam diperlukan pemisahan silika yang
Sulfat dan tepat.

Solvent
Extraction
Trioctylamine
(TOA)
Nathalia 2021 Ecological Proses fusi alkali NaOH dan red
Cristina Gomes Geopolymer mud dilakukan pada suhu 100°C
Silveira , Maysa Produced With a dengan macam-macam konsentrasi
Lorena ternary system NaOH yaitu 4 M dan 8 M. Dengan
Figueiredo, of red mud , perbandingan rasio liquid/solid 0,45
Augusto Cesar glass waste, and dan 0,5. Solid terdiri dari red
da Silva Portland Cement mud,glass waste, dan protland
Bezerra , cement.
Fernando
Gabriela da
Silva Araujo
Novita Sari 2021 Peningkatan Dalam peningkatan hasil
Fatiha , Afiq Perolehan pengolahan pada proses fusi alkali
Azfar Pratama Uranium, dilakukan pemanasan pada suhu
Torium, dan 500°C selama 3 jam dengan rasio
Logam Tanah perbandingan 1:1 NaOH.
Jarang dalam
Residu
Pelarutan Parsial
pada
Pengolahan
Monasit

Reza Miftahul 2021 The Product Daripenelitianyangdilakukanmengg

Ulum , Characteristics unakan padatan NaOH dan terak
Burhanuddin Of Treated Feronikel dengan suhu 1100°C
As-Siraj, Latifa Ferronickel Slag selama 1 jam, menggunakan analisa
Hanum Produce by XRF dimana dihasilkan Na2O
Lalasari, Alkali Fusion sebesar 0,56%, MgO 29,5%, Al2O3
Wahyu and 5,34%, SiO2 46,76%, CaO 0,81%,
Mayangsari Carbothermic Fe2O3 13,3%, NiO 0,085%, ZnO
Process 0,029% Lain-lain 2,066%,
selanjutnya diproses karbontermik.
Riska Yudhistia 2018 Ekstraksi Lumpur lapindo dengan rasio 1:2

, Rachmat Alumnia Dalam dilakukan proses fusi alkali suhu
Triandi , Danar Lumpur Lapindo 700°C selama 1 jam. Disini fokus
Purwonugo Menggunakan terhadap pengambilan endapan
Pelarut Asam Al2O3 yang di ekstraksi dengan dua
Klorida cari yaitu dengan pemanasan dan
tanpa pemanasan. Hasil yang
memiliki pemurnian paling tinggi
adalah dengan tinggi nya
konsentrasi pelarut dan tingginya
suhu pemanasan saat ekstraksi.
Tijan Kamil 2020 Ekstraksi Logam Sebanyak 100 gram Terak timah
Tanah Jarang dicampurkan dengan NaOH 200
dari Hasil Proses gram dipanaskan suhu 700°C
Alakali Terak selama 2 jam di dalam muffle
Timah furnance. Kemudian produk di
Menggunakan dinginkan dengan air dan dilakukan
Asam Nitrat penggerusan.

Trinopiawan , 2018 Pelindian Penelitian bertujuan untuk

Kurnia Logam Tanah menemukan kondisi optimal
Mubarok , Jarang dari pelindian LTJ dari terak timah
Mohammad Terak Timah setelah proses fusi alkali. Terak
Zaki dan dengan Asam yang mengandung silika
Mullawati, Klorida setelah menyebabkan pelindian tidak
Budi Yuli melalui Proses efektif secara langsung sehingga
Fusi Alkali perlu dilakukan fusi alkali untuk
memecah scruktursilika dan
meningkatkan porositas terak. Fuli
alkali dilakukan selama 2 jam
dengan rasio massa NaOH : Terak
sebesar 2:1. Hasil fusi alkali
kemudian dicuci sebelum proses
ekstraksi dengan asam klorida.
Tina Kegl, 2019 Adsorpyion of Berisi tentang ulasan teknologi

Aljosa Kosak, rare earth metals adsorpsi unsur tanah jarang dari
Aleksandra from wastewater larutan encer dengan menggunakan
Lobnik, Zoran by berbagai nanomaterial. Berdasarkan
Novak, Anita nanomaterials pengujian laboratorium
Kovac Kralj, menunjukkan kapasitas absorpsi
Irena Ban yang menjanjikan. Proses adsorpsi
yang sebagian besar mengikuti
Langmuir, Freundlich, Sips dan
Isoterm Temkin. Mekanisme
adsorpsi yang dominan adalah
kompleksasi permukaan dan
pertukaran ion.

Wenyu Zhang, 2021 The insights into Kinerja katalitik ion logam tanah
Shuguang Xu, the catalytic jarang pada pembentukan asam
Yuan Xiao, performance of laktat dari biomassa melalui
Diyan Qin, rare earth metal pemanasan microwave. Dimana
Jianmei Li , ions on lactic variabel suhu yang digunakan
Changwei Hu acid formation 220°C dan 280°C.
from biomass
via microwave
heating
Xiancui Zhu, 2021 Synthetic,Chara Serangkaian struktural terdefinisi
Dianjun Guo, cterization, and dengan baik kationik logam tanah
Fangshi Yao, Catalytic jarang yang dijembatani pyrrolyl
Zeming Huang, Activity of dialkil logam tanah tarang dengan
Yang Li, Dinuclear Rare rumus umum (Me3SiCH2)2RE(μ-
Zuowei Xie, Earth Metal L)RE(thf)2(L = 2-(6i Pr2C6H3NCH2)
and Shaowu C4H3N
Wang

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Laboratorium Teknologi Proses Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya.
Laboratorium PT.Quantum Labs.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan dilakukan pada bulan April hingga Juni 2022.
3.2. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan
a. Lumpur Sidoarjo
b. Aquades
c. Na2CO3
2. Alat
a. Seperangkat muffle furnace Nabertherm
b. Ball mill dan ayakan
c. XRF Spectro Xepos Ametex
d. Timbangan Analitik
e. Moisture KETT Electrik Laboratory

3.3. Gambar Alat
Gambar 3.1 Alat XRF
Gambar 3.2 Alat Uji Kadar Air

3.4. Variabel Penelitian

Penelitian dalam proses fusi alkali menggunakan pemanasan dengan suhu
tetap 700oC dan penambahan Na2CO3 ini dilakukan dengan variabel tetap, variabel
berubah dan kondisi operasi, yaitu :
3.4.1. VariabelTetap
Variabel tetap dari penelitian adalah :
a. Berat sampel uji (100gram)
b. Suhu 700 oC (furnace)
3.4.2. Variabel Berubah
Variabel berubah dari penelitian ini meliput :
a. Perbedaan rasio massa Na2CO3 : Sampel Lumpur = 1:1 ; 2:1 ; 3:1.
b. Waktu proses fusi alkali masing-masing rasio (1 ; 1,5 ; 2 ; 2,5 ; 3)
jam.
3.4.3. Kondisi Operasi
Kondisi operasi dari penelitian ini adalah :
a. Suhu operasi 700 oC.
3.5. Prosedur Penelitian

Pengaruh rasio massa dan waktu terhadap karakteristik lumpur sidoarjo
menggunakan proses fusi alkali memiliki 5 tahapan penelitian, yaitu :
1. Pengambilan Sampel
- Dilakukan pengambilan sampel lumpur sesuai titik koordinat.
- Lakukan pengambilan sampel lumpur sesuai yang dibutuhkan sebesar
5 kg.
- Pengambilan dilakukan dari dasar permukaan hingga kedalaman 30 cm.
- Simpan dalam wadah yang sesuai.
2. Pengujian Kadar Air

Untuk acuan kadar air mengacu pada ASTM D 5142-0, contoh (lumpur
sidoarjo) menimang sebanyak ± 100 gram, kemudian memasukkan ke
dalam oven dengan suhu 104-110 oC selama 1 jam sampai beratnya stabil.
Perhitungan Kadar air, rumus :

𝑥1 − 𝑥2
𝐾𝐴 = 𝑋 100%
𝑥1
Keterangan :
KA : Kadar air (%)
x1 : Berat sampel mula-mula (g)
x2 : Berat sampel kering (g)
3. Milling Sampel 100 Mesh

Siapkan ayakan 100 mesh lalu tuangkan sampel lumpur sidoarjo secara
bertahap dan dikuas, pisahkan material kasar lalu masukkan dalam mortar
untuk dihaluskan agar mendapatkan sampel lumpur sidoarjo dengan
jumlah maksimal.
4. Fusi Alkali
Tambahkan 50 g sampel kedalam cawan, lalu tambahkan Na 2CO3
dengan komposisi terhadap sampel lumpur sidoarjo masing-masing 1:1 ;
1:2 ; 1:3, lalu masukkan kedalam furnace dengan suhu 700 oC kemudian
dipanaskan dengan waktu ( 1 ; 1,5 ; 2 ; 2,5 ; 3 ) jam.
5. Analisa
Lakukan analisa dengan menggunakan instrument XRF untuk
mengetahui karakteristik dan kadar SiO2 dari hasil proses fusi alkali.

3.6. Alur Penelitian
Pengambilan
Sampel
Persiapan Lakukan pengujian moisture 104-110 oC

Sampel (penentuan kadar air ) selama 1 jam
Target 15
Milling sampel 100 replikasi
mesh (total 1500g)
Fusi Alkali
Fusi Alkali
Komposisi Na2CO3 : Spl
Na2CO3 : Sampel (1:1, 2:1; 3:1)
Waktu
Furnace 700 °C pemanasan
1;1,5;2;2,5;3
jam
Sampel hasil fusi alkali

dilakuaknpengukuran
SiO2
Analisa
SiO3
Pengujian
XRF

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Fusi Alkali

Lumpur sidoarjo merupakan lumpur panas yang bersifat korosif dan
mengandung unsur pengotor silika yang cukup tinggi, hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap proses atau penelitian selanjutnya sehingga dibutuhkan
pemisahan terlebih dahulu. Untuk mengetahui kandungan silika yang terdapat
dalam lumpur tersebut maka dilakukan pengambilan sampel diarea semburan
lumpur sidoarjo kemudian dilakukan analisa di Laboratorium Teknik Kimia ITATS
untuk selanjutnya dilakukan proses pemisahan menggunakan metode fusi alkali.
Proses fusi alkali bertujuan untuk mengetahui jumlah kandungan silika yang
terdapat pada lumpur sidoarjo selain itu untuk mengurangi pengotor silika tersebut
guna dilakukan penelitian selanjutnya. Metode yang digunakan dalam proses fusi
alkali ini dilakukan dengan mereaksikan Na2CO3 dan lumpur sidoarjo di dalam
furnace dengan suhu 700 °C. Hal ini dilakukan untuk pemutusan ikatan silika
melalui proses dekomposisi kering dengan Na2CO3 tersebut. (Anggraini, 2016)
Pada proses fusi alkali, Na2CO3 sebagai pengikat silika bereaksi dengan
oksida silika dalam lumpur sidoarjo membentuk sodium silikat Na 2SiO2- yang
bersifat larut dalam air (Trinopiawan, 2016). Selain itu lumpur sidoarjo (LUSI)
akan bereaksi dengan ion karbonat, sehingga didapatkan reaksi yang terjadi antara
lumpur sidoarjo dan Na2CO3 sebagai berikut :
(LUSI)2O3.3SiO2(s) + 3 Na2CO3  (LUSI) 2 (CO3)3 + 3 Na2SiO2

(Tijan Kamil, 2020)
Pada proses dekomposisi di suhu 700 °C menyebabkan kerusakan pada

struktur tetrahedral SiO2 sehingga bereaksi dengan ion Na+ membentuk NaSiO2
yang dapat larut dalam air, banyaknya jumlah Na2 CO3 yang direaksikan juga akan
mempengaruhi hasil pemisahan SiO2 pada lumpur sidoarjo, dalam penelitian ini
dilakukan beberapa rasio penambahan Na2CO3 terhadap lumpur sidoarjo untuk
mengetahui %Removal yang didapatkan saat proses pemisahan berlangsung.

Sampel awal sebelum dilakukan proses fusi alkali dilakukan pengukuran untuk
kadar SiO2 memberikan hasil sebesar 48,30%.
Waktu saat proses dekomposisi berlangsung juga dapat mempengaruhi proes
pembentukan Na2SiO2 yang terbentuk karena rusaknya struktur pada SiO2 akibat
reaksi ion Na+. waktu yang digunakan saat proses pemanasan berlangsung
bervariasi, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui efektivitas serta %Removal
yang didapatkan saat proses dekomposisi berlangsung.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan jumlah sampel lumpur sebanyak
15 sampel yang sudah melalui proses fusi alkali, selanjutnya sampel tersebut diukur
secara kuantitatif menggunakan instrumen XRF untuk melihat kandungan SiO2
setelah proses dekomposisi yang dilakukan. Data pengukuran SiO2 dilihat pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil pengukuran XRF SiO2 dalam sampel lumpur sidoarjo terhadap
Na2CO3 menggunakan metode fusi alkali.
Komposisi Waktu (jam)
(Lumpur
sidoarjo : 1 1.5 2 2.5 3
Na2CO3)
1;1 44.30% 42.10% 38.40% 36.50% 34.20%
1;2 43.80% 41.30% 37.10% 34.20% 31.14%
1;3 39.20% 38.10% 35.20% 33.80% 30.40%
Hasil analisis unsur secara kuantitatif pada tabel 4.1 tersebut menunjukkan
bahwa kandungan silika dalam endapan hasil dekomposisi pada masing-masing
variasi waktu dekomposisi dan rasio massa mengalami penurunan dibandingkan
sebelum proses dekomposisi. Hasil XRF menunjukkan bahwa setelah dekomposisi
pada sampel lumpur sidoarjo dengan perbedaan variabel massa dan waktu rata-rata
sebesar 37,32% kandungan SiO2 sehingga rata-rata kehilangan kadar silika dari
hasil awal sebanyak 10,98%.
Penurunan kadar silika terjadi karena proses pembentukan senyawa sodium
silikat pada proses dekomposisi dan adanya oksida silika yang tersisa pada sampel

diakibatkan karena ikatan silikat pada lumpur sidoarjo yang cukup kuat juga reaksi
yang kurang sempurna antara Na2CO3 dan SiO2 (Manhi dkk., 2003).
Data pengukuran yang diperoleh kemudian dilakukan perhitungan
%Removal dengan membandingkan penurunan konsentrasi awal dan konsentrasi
hasil prosesfusi alkali. Berdasarkan hasil perhitungan kemudian dibuatkan hasil
%Removal menggunakan grafik untuk beberapa komposisi Na2CO3 : lumpur
lapindo serta perbedaan waktu operasi, dapat dilihat pada grafik 4.1.
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
%Removal
20.00% 1;1
15.00% 1;2
1;3
10.00%
5.00%
0.00%
1 2 3 4 5
Times (Hour)
Grafik 4.1 Perbandingan Hasil %Removal SiO2 variabel waktu dan komposisi
Pada percobaan pertama dengan komposisi massa Na2CO3 : lumpur lapindo

1:1 memberikan hasil %Removal 8,28% dengan lama proses fusi alkali 1 jam,
12,84% dengan 1,5 jam, 20,50% dengan 2 jam, 24,43% dengan 2,5 jam, dan
29,19% dengan 3 jam. Percobaan kedua dengan komposisi massa Na2CO3 : lumpur
lapindo 1:2 memberikan hasil %Removal 9,32% dengan lama proses fusi alkali 1
jam, 14,49% dengan 1,5 jam, 23,19% dengan 2 jam, 29,19% dengan 2,5 jam, dan
35,53% dengan 3 jam. Percobaan ketiga dengan komposisi massa Na2CO3 : lumpur
lapindo 1:3 memberikan hasil %Removal 18,84% dengan lama proses fusi alkali 1
jam, 21,12% dengan 1,5 jam, 27,12% dengan 2 jam, 30,02% dengan 2,5 jam, dan
37,06% dengan 3 jam. Berdasarkan data pengukuran tersebut dapat penulis bahas
untuk menarik simpulan dari penelitian yang dilakukan.

4.2. Pengaruh Rasio Massa Na2CO3 terhadap Lumpur Sidoarjo

Percobaan proses fusi alkali dengan perbedaan rasio massa Na2CO3 terhadap
lumpur sidoarjo dilakukan guna mengetahui efektivitas reaksi yang terjadi saat
dekomposisi berlangsung dengan mengetahui hasil %Removal yang didapatkan.
Rasio massa antara Na2CO3 dan lumpur sidoarjo yaitu 1:1, 2:1, dan 3:1 dimana
semakin tinggi Na2CO3 yang ditambahkan maka konsentrasi semakin tinggi
sehingga reaktivitas juga semakin tinggi hingga didapat hasil yang optimal (Hafni
et al., 2002). Berikut hasil percobaan rasio massa Na2CO3 terhadap lumpur sidoarjo
pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil %Removal pengukuran SiO2 dalam sampel lumpur sidoarjo
terhadap Na2CO3 menggunakan metode fusi alkali.
Komposisi Waktu (jam)
(Lumpur sidoarjo
1 1.5 2 2.5 3
: Na2CO3)
1;1 8.28% 12.84% 20.50% 24.43% 29.19%

1;2 9.32% 14.49% 23.19% 29.19% 35.53%
1;3 18.84% 21.12% 27.12% 30.02% 37.06%
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan Na2CO3 maka
semakin tinggi juga reaktivitas yang terjadi sehingga dari nilai %Removal
didapatkan hasil yang semakin tinggi seiring dengan Na2CO3 yang bertambah.
4.3. Pengaruh Variasi Waktu

Percobaan sebelumnya didapatkan hasil dimana semakin tinggi penambahan
Na2CO3 maka reaktivitas yang terjadi semakin tinggi sehingga nilai %Removal
pada perbandingan 3:1 antara Na2CO3 dan lumpur sidoarjo mendapatkan nilai
%Removal paling tinggi.
Pada reaksi kimia, kecepatan reaksi juga bergantung pada waktu. Semakin
lama waktu dekomposisi, diharapkan semakin tinggi hasil yang didapat dari proses
reaksi yang terjadi (Sumarni et al., 2011).
Dari data tabel 4.2 diatas didapatkan hasil semakin tinggi waktu proses
dekomposisi kering yang berlangsung maka didapatkan hasil semakin tinggi pula
%Removal yang didapatkan sehingga semakin optimal silika yang didapat.

Berdasarkan penelitian terdapat faktor yang mempengaruhi hasil yang

diperoleh diantaranya proses homogenisasi yang dilakukan dengan alat yang
kurang memadai, kondisi suhu saat preparasi yang kurang stabil, wadah sampel dan
matriks lainnya yang perlu diperhatikan saat melakukan analisa tersebut. Selain itu,
penggunaan Na2CO3 dibanding dengan penggunaan NaOH dalam proses fusi alkali
selain sebagai alternatif juga lebih murah dari segi biaya penelitian dan ramah
lingkungan dibandingkan dengan penggunaan NaOH pada jurnal lainnya dengan
proses dan metode yang sama. Sedangkan untuk kadar SiO2 yang didapat diperoleh
hasil yang tidak berbeda jauh dengan kadar SiO2 yang diperoleh oleh jurnal lainnya
(Ciptawati, 2022) dengan variasi titik pengambilan sampel dimana diperoleh nilai
SiO2 pada pengujian XRF rata-rata dari variasi titik pengambilan sebesar 44,5%
sedangkan pada penelitian ini hasil pengujian XRF sebesar 44,3% untuk komposisi
Na2CO3 : lumpur sidoarjo 1:1 pada waktu 1 jam.

BAB V
SIMPULAN
5.1. Simpulan
1. Berdasarkan hasil percobaan, peningkatan perbandingan massa antara
Na2CO3 : lumpur sidoarjo 1:1, 2:1, dan 3:1 berpengaruh terhadap nilai
%Removal yang diperoleh, semakin besar massa Na2CO3 yang
ditambahkan maka semakin tinggi nilai %Removal yang diperoleh.
2. Peningkatan waktu dalam proses fusi alkali terhadap lumpur sidoarjo
memberikan nilai %Removal yang semakin tinggi. Dari hasil percobaan
diperoleh nilai %Removal tertinggi sebesar 37,06%.
5.2. Saran
1. Lebih memerhatikan kembali alat-alat yang digunakan telah sesuai dan
memadai guna mendapatkan hasil yang optimal dan terhindar dari
beberapa matriks penganggu.
2. Parameter proses fusi alkali dapat ditambahkan untuk melihat batas
efisiensi dari nilai %Removal yang didapatkan.
3. Perlu diperhatikan kembali saat proses dekomposisi berlangsung, suhu
Furnace yang stabil.

DAFTAR PUSTAKA
Aristianto, 2006, Pemeriksaan Pendahuluan Lumpur Panas Lapindo Sidoarjo.

Untuk Produk Keramik, Balai Besar Keramik, Bandung.
Ardiansyah, 2011. Ektraksi Zirconia Dari Pasir Zircon Dengan Metode
Mechanical Activation. Tugas Akhir. Jakarta: Jurusan Fisika Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Brown TP, Rushton L, 2005, Mortality in the UK industrial silica sand industry.
Briliant, Briliant, Mohammad Zaki Mubarok, Kurnia Trinopiawan, and
Riesna Prassanti. 2017. “Studi Pemisahan Thorium Dari Besi Dan Logam
Tanah Jarang Dalam Larutan Asam Nitrat Dengan Ekstraksi Pelarut
Menggunakan Ekstraktan Trioctylphosphine Oxide.” EKSPLORIUM 38 (2):
133. https://doi.org/10.17146/eksplorium.2017.38.2.3924.
Ciptawati, Endang, Mohammad Hilfi Azra Dzikrulloh, Maya Oki Septiani,
Viska Rinata, Deni Ainur Rokhim, Nabilah Azfa Fauziyyah, and Dinda
Sribuana. 2022. “Analisis Kandungan Mineral Dari Lumpur Panas Sidoarjo
Sebagai Potensi Sumber Silika Dan Arah Pemanfaatannya.” IJCA.
Gomes Silveira, Nathália Cristina, Maysa Lorena Figueiredo Martins,
Augusto Cesar da Silva Bezerra, and Fernando Gabriel da Silva Araújo.
2022. “Ecological Geopolymer Produced with a Ternary System of Red Mud,
Glass Waste, and Portland Cement.” Cleaner Engineering and Technology 6
(February). https://doi.org/10.1016/j.clet.2021.100379.
Ismunandar, (2006), Padatan Oksida Logam Struktur, Sintesis dan Sifat-sifatnya ,
Penerbit ITB Bandung
Jumalia R, Zainul Rahadian. 2010. Natrium Karbonat : Termodinamika dan
Transport Ion. Universitas Negeri Padang. Padang
Kang, J. L., Pack, I. S., Hong, S. M., Lee, H. S., & Castranova, V. (2000). Silica
induces nuclear factor-κB activation through tyrosine phosphorylation of
IκB-α in RAW264. 7 macrophages. Toxicology and applied pharmacology,
169(1), 59-65.
Kamil, Tijan. 2020. Ekstraksi Logam Tanah Jarang Dari Hasil Proses Fusi Alkali
Terak Timah Menggunakan Asam Nitrat. UIN Jakarta. Jakarta

Liu Wan-rong, Xin-hai, L., Qi-yang, H., Zhi-xing, W., Ke-zhuan, G., Jin-hui,
L. dan Lian-xin, Z., 2013. Pretreatment study on chloridizing segregation
and magnetic separation of low-grade nickel laterites, Trans. Nonferrous Met.
Soc., China, Vol. 20, p.82-86.
Lujan, M. Cristaline Silica Primer Staff, Branch of Industrial Mineral. 48
http:www.library of congress publication data.org. (22 Maret 2022)
Lestari, Rinta Suci, Mohammad Razif, Jurusan Teknik Lingkungan, Ftsp Institut,
Teknologi Adhi Tama Surabaya. n.d. “PEMANFAATAN LUMPUR
LAPINDO SEBAGAI BATAKO MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND
DAN ABU SEKAM PADI DENGAN STABILISASI/SOLIDIFIKASI
KANDUNGAN LOGAM Pb.”
Rahmadani, Elisa. 2019. Ekstraksi Logam Tanah Jarang Dari Hasil Proses Fusi
Alkali Terak Timah Menggunakan Asam Nitrat. UIN Malang. Malang
Sri Rachmania Juliastuti, DrIr. n.d. “PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO
SEBAGAI BIOLISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN MICROBIAL
FUEL CELLS (MFCS).”
Suharto.1991.Teknologi Pengelasan Logam. Rineka Cipta: Jakarta
Sujatno, Agus. 2015. “Studi Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk
Karakterisasi Proses Oxidasi Paduan Zirkonium” Jurnal Forum Nuklir (JFN).
Pusat Sains dan Teknologi Bahan Maju. PSTBM-BATAN

LAMPIRAN
Perhitungan nilai %Removal Sample

(%𝑺𝒊𝑶𝟐 𝑨𝒘𝒂𝒍−%𝑺𝒊𝑶𝟐 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒇𝒖𝒔𝒊𝒂𝒍𝒌𝒂𝒍𝒊)
Rumus %Removal = %𝑺𝒊𝑶𝟐 𝑨𝒘𝒂𝒍
𝒙𝟏𝟎𝟎%
Hasil analisa %Removal sebagai berikut :

Diketahui :
%SiO2 Sebelum 48.30%
Variabel 1 : Waktu ( 1 jam, 1.5 jam, 2 jam, 2.5 jam, 3 jam)
Variabel 2 : Komposisi Lumpur sidoarjo : Na2CO3 ( 1:1 , 1:2 , 1:3)
Dijawab :
Variabel waktu = 1 jam

Komposisi
1;1 1;2 1;3
%SiO2 44.30% 43.80% 39.20%
Removal
8.28% 9.32% 18.84%
%SiO2
Variabel waktu = 1.5 jam
Komposisi
1;1 1;2 1;3
%SiO2 42.10% 41.30% 38.10%
Removal
12.84% 14.49% 21.12%
%SiO2
Komposisi
1;1 1;2 1;3
%SiO2 38.40% 37.10% 35.20%
Removal
20.50% 23.19% 27.12%
%SiO2
Variabel waktu = 2.5 jam
Komposisi
1;1 1;2 1;3
%SiO2 36.50% 34.20% 33.80%
Removal
24.43% 29.19% 30.02%
%SiO2
Komposisi
1;1 1;2 1;3
%SiO2 34.20% 31.14% 30.40%
Removal
29.19% 35.53% 37.06%
%SiO2

Hasil pengujian XRF





Removel SiO2 Dalam Lumpur Sidoarjo Menggunakan Proses Fusi Alkali Khasan Akbar - Rev02

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Removel SiO2 Dalam Lumpur Sidoarjo Menggunakan Proses Fusi Alkali Khasan Akbar - Rev02

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

INSTITUT TEKNOLOGI

ADHI TAMA SURABAYA

Removal SiO2 Dalam Lumpur Sidoarjo

Khasan Alif P. 08.2019.1.90248

Jurusan Teknik Kimia

Removal SiO2 Dalam Lumpur Sidoarjo

Khasan Alif Pratama 08.2019.1.90248

PROGRAM SARJANA JURUSAN

Jurusan Teknik Kimia

Kata kunci : Lumpur Lapindo, Fusi Alkali, Na2CO3, XRF, Furnace

Surabaya, Februari 2023

Jurusan Teknik Kimia

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................vii

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Silika ................................................................................................................. 4

2.2 Lumpur Lapindo ................................................................................................ 5

2.3 Natrium Karbonat .............................................................................................. 5

2.4 Fusi Alkali ......................................................................................................... 6

2.5 X-Ray Flourescence (XRF)................................................................................. 7

2.6 Screening ........................................................................................................... 8

2.7 Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN

Jurusan Teknik Kimia

3.3 Gambar Alat .................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 29

Jurusan Teknik Kimia

Gambar 2.1 Kondisi lumpur Sidoarjo ..................................................................... 5

Tabel 2.1 Sifat-sifat fisika dari silika ...................................................................... 4

1.1 Latar Belakang

Jurusan Teknik Kimia

13,3%, NiO 0,085%, ZnO 0,029%, Lain-lain 2,066%, selanjutnya diproses

Jurusan Teknik Kimia

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Manfaat Penelitian

Jurusan Teknik Kimia

Jurusan Teknik Kimia

2.2. Lumpur lapindo

Gambar 2.1 Kondisi lumpur Sidoarjo Saat Ini (Sumber : Penulis)

2.3. Natrium Karbonat

Jurusan Teknik Kimia

Sifat kimia fisika natrium karbonat (sumber : BPOM)

2.4. Fusi Alkali

Jurusan Teknik Kimia

menggunakan muffle furnance. Kemudian produk di dinginkan dengan air dan

2.5. Karakterisasi X-Ray Flourescence (XRF)

Gambar 2.2 Proses Flouresence Sinar-X

Jurusan Teknik Kimia

Jurusan Teknik Kimia

2.7 Penelitian Terdahulu

Nama Tahun Judul Hasil

Jurusan Teknik Kimia

dari 65,7% menjadi 76,1.

Briliant, 2017 Studi Pemisahan Dilakukan proses prespitasi sebelum

Endang 2022 Analisis Variabel jarak radius pengambilan

Mohammad Mineral dari dari titik utama semburan