Anda di halaman 1dari 20

LAND MANAGEMENT For REGIONAL DEVELOPMENT

Land Management

Environmental

Regional
Land Value
Development

Land Tenure

Land use Zoning

Thematic Maps Base Plan

Base Maps
LAND MANAGEMENT DI INDONESIA

Land Management

Penguasaan

Regional
Pemilikan
Development

Penggunaan

Pemanfaatan

Thematic Maps Base Plan

Base Maps
❖ Penguasaan tanah adalah hubungan hukum antara orang
per orang, kelompok orang,atau badan hukum dengan
tanah
❖ Pemilikan (Hak milik) adalah hak turun-temurun, terkuat
dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah
❖ Penggunaan tanah adalah wujud tutupan permukaan
bumi baik yang merupakan bentukan alami maupun
buatan manusia.
❖ Pemanfaatan tanah adalah kegiatan untuk mendapatkan
nilai tambah tanpa mengubah wujud fisik penggunaan
tanahnya.
❖ Persediaan Tanah: hasil penilaian terhadap suatu areal
atau bidang tanah, mengenai kemungkinan peruntukan
dan penggunaannya untuk kebutuhan pembangunan
❖ Peruntukan Tanah: keputusan terhadap suatu bidang
tanah guna dimanfaatkan bagi tujuan penggunaan
tertentu

Beberapa Terminologi Berkaitan dengan Land


Use (PP 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah
PENATAGUNAAN TANAH
Penatagunaan tanah sama dengan pola pengelolaan tata guna tanah yang
meliputi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang
berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan
kelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu
kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil

Diselenggarakan melalui:
a. Pelaksanaan Inventarisasi Penguasaan, Penggunaan, dan Pemanfaatan
Tanah;
b. Penetapan Perimbangan antara Ketersediaan dan Kebutuhan
Penguasaan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah Menurut Fungsi
Kawasan;
c. Penetapan Pola Penyesuaian Penguasaan, Penggunaan, dan
Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.
Faktor yg Mempengaruhi:

1. Jenis tanah & kesuburan


2. Kondisi fisiografis, topografi, relief,
ketinggian
3. Aksesibilitas
4. Kemampuan & kesesuaian tanah
5. Tekanan penduduk
6. Aspek Penguasaan & Pemilikan
STRUKTUR KESESUAIAN
LAHAN
ORDER

N S

NOT SUITABLE SUITABLE

N1 N2 S1
Currently Not Suitable Permanently Not Suitable Highly Suitable

S2
Moderately Suitable
S3
Marginally Suitable
ORDO KESESUAIAN
LAHAN:
Sesuai (S – Suitable): lahan yang dapat
digunakan untuk penggunaan tertentu secara
lestari tanpa atau sedikit resiko kerusakan
terhadap sumberdaya lahannya
Tidak Sesuai (N – Not Suitable): lahan yang
mempunyai pembatas sedemikian rupa
sehingga mencegah terhadap suatu
penggunaan tertentu secara lestari
KELAS KESESUAIAN
 Sangat Sesuai (Highly Suitable) – S1: lahan tidak
mempunyai pembatas yg berat utk suatu penggunaan
tertentu secara lestari, atau mempunyai pembatas yang
tidak berpengaruh terhadap produksi lahan & tidak
memerlukan input dalam pengusahaan lahan.
 Cukup Sesuai (Moderately Suitable) – S2: lahan yang
mempunyai pembatas agak berat untuk suatu penggunaan
yang lestari. Pembatas tsb akan mengurangi produktivitas
lahan, serta memerlukan input dalam pengusahaan lahan.
 Sesuai Marjinal (Marginally Suitable – S3: lahan yang
mempunyai pembatas sangat berat apabila dipergunakan
untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari. Pembatas
tersebut akan mengurangi produktivitas dan keuntungan
yang diperoleh serta perlu input lebih untuk mengusahakan
lahan tersebut.
KELAS
KETIDAKSESUAIAN
 Tidak Sesuai Saat Ini (Currently Not Suitable) –
N1: lahan yang mempunyai pembatas dengan
tingkat sangat berat, tetapi masih memungkinkan
untuk diatasi, hanya tidak dapat diperbaiki dengan
tingkat pengetahuan saat ini dengan biaya yang
rasional.
 Tidak Sesuai Permanen (Permanently Not
Suitable) – N2: lahan yang mempunyai pembatas
sangat berat, sehingga tidak memungkinkan untuk
dipergunakan terhadap sesuatu penggunaan
tertentu
LOGO

BISA & TIDAK BISA

BOLEH & TIDAK BOLEH


LANDASAN
 UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang jo UU
No. 11/2020 tentang Cipta Kerja
 PP No. 15/2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
 PP No. 16/2004 tentang Penatagunaan Tanah
 PP No. 21/2021, Penyelenggaraan Penataan
Ruang
 Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi
 Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota
 Perda/Perkada tentang RDTR
Pelanggaran di bidang penataan ruang meliputi:
1. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang;
2. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan izin
pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pejabat
berwenang;
3. pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
persyaratan izin yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang; dan/atau
4. menghalangi akses terhadap kawasan yang
dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan
sebagai milik umum.
Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana
tata ruang meliputi:

1. memanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan ruang


di lokasi yang tidak sesuai dengan peruntukkannya;

2. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di


lokasi yang sesuai peruntukannya; dan/atau

3. memanfaatkan ruang tanpa izin pemanfaatan ruang di


lokasi yang tidak sesuai peruntukannya.
SANKSI
Setiap orang yang melakukan pelanggaran di bidang penataan
ruang dikenakan sanksi administratif, yang berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penghentian sementara pelayanan umum;
d. penutupan lokasi;
e. pencabutan izin;
f. pembatalan izin;
g. pembongkaran bangunan;
h. pemulihan fungsi ruang; dan/atau
i. denda administratif.
Contoh Prosedur Pembangunan Perumahan
Pengurangan/
Pemecahan
Kavling oleh BPN

Pemberian Ijin Lokasi Penerbitan Sertifikat


Oleh Bupati/Walikota Pembangunan Rumah
Tanah Induk Oleh Pengembang
Oleh BPN

Pembebasan Tanah IPPT


Oleh Pengembang Pembeli
Pemecahan Sertipikat
Tanah Induk
Oleh BPN
Pengesahan Site plan
& Penerbitan IMB
Oleh Kimpraswil
Tambang di hutan lindung

Anda mungkin juga menyukai