Anda di halaman 1dari 141

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK PANDEMI COVID-19


TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DALAM
MENILAI KINERJA KEUANGAN PT ADARO
ENERGY TBK PERIODE 2019 HINGGA 2022

Oleh:

LARAS KINANTHI
NIM. 19.651.020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
SAMARINDA
2023
PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK PANDEMI COVID-19


TERHADAP LAPORAN KEUANGAN DALAM
MENILAI KINERJA KEUANGAN PT ADARO
ENERGY TBK PERIODE 2019 HINGGA 2022

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Studi Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial Jurusan Akuntansi

Oleh:

LARAS KINANTHI
NIM 19 651 020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI MANAJERIAL
SAMARINDA
2023

PAGE \* MERGEFORMAT i
PAGE \* MERGEFORMAT i
PAGE \* MERGEFORMAT i
PAGE \* MERGEFORMAT i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Laras Kinanthi
Nim : 19 651 020
Jurusan : Akuntansi
Program Studi : Akuntansi Manajerial
Jenjang : S-1 Terapan
Judul Skripsi :Analisis Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Laporan
Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk
Periode 2019 Hingga 2022

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Analisis Dampak Pandemi COVID-19


Terhadap Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan PT Adaro Energy
Tbk Periode 2019 Hingga 2022” adalah hasil karya saya sendiri dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika
di kemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarism dalam proposal skripsi ini,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.

Samarinda, 9 Juni 2023


Laras Kinanthi
NIM. 19 651 020

PAGE \* MERGEFORMAT i
RIWAYAT HIDUP

Laras Kinanthi, lahir pada 18 Agustus 2001 di Samarinda,


Kalimantan Timur. Anak pertama dari dua bersaudara dari
pasangan Bapak Iwan Gunawan dan Ibu Sri Yuni.
Bertempat tinggal di Jalan Jakarta RT. 72 Loa Bakung,
Sungai Kunjang, Samarinda Kalimantan Timur. Penulis
menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak R.A Darul
Fata Samarinda pada tahun 2007, kemudian pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Islam Darul Fata
Samarinda dan lulus pada tahun 2013. Selanjutnya pada tahun itu juga penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 016 Samarinda
dan lulus pada tahun 2016. Setelah menyelesaikan SMP, penulis melanjutkan
pendidikan menengah atas di SMAN 08 Samarinda. Setelah lulus pada tahun
2019, kemudian penulis mendaftar di Politeknik Negeri Samarinda dengan cara
PMDK dan mengikuti serangkaian proses serta seleksi, hingga akhirnya
dinyatakan lulus dan diterima di Jurusan Akuntansi , Program Studi S1 Terapan
Akuntansi Manajerial. Peneliti menjalani masa perkuliahan selama empat tahun
sampai akhirnya dinyatakan lulus dari Politeknik Negeri Samarinda pada tahun
2023.

PAGE \* MERGEFORMAT i
ANALISIS DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP
LAPORAN KEUANGAN DALAM MENILAI KINERJA
KEUANGAN PT ADARO ENERGY TBK
PERIODE 2019 HINGGA 2022

Nama Mahasiswa : Laras Kinanthi


NIM : 19 651 020
Dosen Pembimbing : 1. Dr. H. Sabri Nurdin, S.E., M.M.
2. Dr. H. Makmur, S.E., M.Si.

ABSTRAK

Permasalahan dalam penelitian ini adalah terjadinya fluktuasi pada penjualan


selama periode 2019, 2020, 2021, dan 2022 dimana pada periode tersebut telah
terjadi wabah virus yaitu Corona Virus Disease atau COVID-19. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dampak dari COVID-19 terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang dinilai dengan rasio keuangan pada PT Adaro Energy Tbk dari
tahun 2019 hingga tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan pendekatan deskriptif yang dilakukan dengan dengan menggunakan
perhitungan terhadap laporan keuangan PT Adaro Energy Tbk yang ditinjau dari
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

Kata Kunci: Pandemi COVID-19, Rasio Keuangan, Laporan Keuangan, dan


Kinerja Keuangan.

PAGE \* MERGEFORMAT i
ANALYSIS OF THE IMPACT OF THE COVID-19 PANDEMIC
ON FINANCIAL REPORTS IN ASSESSING PT ADARO
ENERGY TBK’S FINANCIAL PERFORMANCE
FOR THE PERIOD OF 2019 TO 2022

Name : Laras Kinanthi


Student ID Numbers : 19 651 020
Supervisors : 1. Dr. H. Sabri Nurdin, S.E., M.M.
2. Dr. H. Makmur, S.E., M.Si.

ABSTRACT

The problem in this study is the occurrence of fluctuations in sales during the
periods 2019, 2020, 2021 and 2022 where during that period there was a virus
outbreak, namely Corona Virus Disease or COVID-19. This study aims to
determine the impact of COVID-19 on the company's financial performance as
assessed by financial ratios at PT Adaro Energy Tbk from 2019 to 2022. This
research is a quantitative research with a descriptive approach which is carried
out using calculations on the financial statements of PT Adaro Energy Tbk in
terms of liquidity ratios, solvency ratios, activity ratios, and profitability ratios.

Keywords: COVID-19 Pandemic, Financial Ratios, Financial Statements, and


Financial Performance.

PAGE \* MERGEFORMAT i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa mem-

berikan kemudahan bagi penulis agar dapat menyelesaikan proposal skripsi ini

dengan baik, sehingga proposal yang berjudul “Analisis Dampak Pandemi

COVID-19 Terhadap Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan

PT Adaro Energy Tbk Periode 2019 Hingga 2022” ini dapat diselesaikan.

Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan jenjang pendidikan program Sarjana Terapan Akuntansi

Manajerial Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda. Proposal skripsi ini

disusun berdasarkan data yang peneliti peroleh selama melakukan penelitian.

Dalam penulisan proposal skripsi ini Penulis menyadari bahwa

rampungnya penulisan proposal skripsi ini tidak lepas dari kontribusi berbagai

pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T., selaku Pelaksana Tugas Direktur

Politeknik Negeri Samarinda.

2. Bapak Dr. Sudarlan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri Samarinda dan Bapak Eko Adi Widyanto, S.E., M.SA., selaku

Sekretaris Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda.

3. Bapak Marwanto, S.E., M.Si., Ak., selaku Koordinator Program Studi

Akuntansi Manajerial (S-1 Terapan).

PAGE \* MERGEFORMAT i
4. Bapak Dr. H. Sabri Nurdin, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing I dan

Bapak Dr. H. Makmur, S.E., M.Si. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk dalam penyelesaian proposal

skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Teknisi/Analis serta Administrasi Jurusan

Akuntansi yang telah membantu Penulis sesuai fungsi masing-masing.

6. PT Adaro Energy Tbk sebagai objek yang saya teliti.

7. Kepada kedua orang tua saya, Ayah Iwan Gunawan dan Mamah Sri Yuni

yang tak lelah dalam memberikan doa, dukungan baik moril dan materil,

dalam penyelesaian proposal skripsi ini.

8. Teman-teman Jurusan Akuntansi Manajerial Tahun Angkatan 2019,

khususnya kelas A yang senantiasa saling membantu dan memberikan

semangat dalam proses penyusunan proposal skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal skripsi ini masih

banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala

bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun sehingga dalam

penulisan proposal skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Besar harapan penulis

proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang menggunakannya.

Samarinda, 9 Juni 2023

Laras Kinanthi

PAGE \* MERGEFORMAT i
NIM. 19 651 020

DAFTAR ISI

PROPOSAL SKRIPSI............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI...........................................ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................iii

RIWAYAT HIDUP...............................................................................................iv

ABSTRAK..............................................................................................................v

ABSTRACT............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR..........................................................................................vii

DAFTAR ISI..........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................9

1.3 Batasan Masalah......................................................................................10

1.4 Tujuan Penelitian.....................................................................................10

1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................11

1.6 Sistematika Penulisan..............................................................................11

PAGE \* MERGEFORMAT i
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................13

2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................13

2.2 Tinjauan Pustaka.....................................................................................16

2.2.1 Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19)..................................17

2.2.2 Manajemen Keuangan......................................................................18

2.2.3 Laporan Keuangan...........................................................................19

2.2.4 Analisis Laporan Keuangan.............................................................21

2.2.5 Kinerja Keuangan............................................................................23

2.2.6 Rasio Keuangan...............................................................................24

2.3 Kerangka Pikir Penelitian........................................................................26

2.4 Definisi Konsepsional.............................................................................30

2.4.1 Rasio Likuiditas...............................................................................30

2.4.2 Rasio Solvabilitas.............................................................................32

2.4.3 Rasio Aktivitas.................................................................................34

2.4.4 Rasio Profitabilitas...........................................................................35

2.5 Hipotesis..................................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................38

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................38

3.2 Definisi Operasional................................................................................38

3.2.1 Kinerja Keuangan............................................................................39

PAGE \* MERGEFORMAT i
3.2.2 Laporan Keuangan...........................................................................39

3.3 Jenis dan Sumber Data............................................................................40

3.3.1 Jenis Penelitian.................................................................................40

3.3.2 Sumber Data.....................................................................................40

3.4 Objek Penelitian......................................................................................40

3.5 Teknik Pengumpulan Data......................................................................41

3.6 Teknik Analisis........................................................................................42

3.6.1 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)....................................................42

3.6.2 Rasio Solvabilitas.............................................................................43

3.6.3 Rasio Aktivitas.................................................................................44

3.6.4 Rasio Profitabilitas...........................................................................45

BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................47

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian........................................................47

4.1.1 Sejarah PT Adaro Energy Tbk.........................................................47

4.1.2 Identitas Perusahaan.........................................................................49

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan.................................................................49

4.1.4 Struktur Perusahaan.........................................................................51

4.1.5 Daftar Entitas Anak Perusahaan......................................................54

4.2 Penyajian Data.........................................................................................55

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN..........................................................57

PAGE \* MERGEFORMAT i
5.1 Analisis....................................................................................................57

5.1.1 Analisis Rasio Likuiditas.................................................................57

5.1.2 Analisis Rasio Solvabilitas...............................................................58

5.1.3 Analisis Rasio Aktivitas...................................................................59

5.1.4 Rasio Profitabilitas...........................................................................61

5.2 Pembahasan.............................................................................................63

5.2.1 Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk tahun 2019 hingga 2022

ditinjau dari rasio likuiditas............................................................................64

5.2.2 Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk tahun 2019 hingga 2022

Ditinjau Dari Rasio Solvabilitas.....................................................................68

5.2.3 Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk Tahun 2019 hingga 2022

Ditinjau dari Rasio Aktivitas..........................................................................70

5.2.4 Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk tahun 2019 hingga 2022

Ditinjau dari Rasio Profitabilitas....................................................................73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................78

6.1 Kesimpulan..............................................................................................78

6.2 Saran........................................................................................................83

Bagi Perusahaan.................................................................................................83

Bagi Investor......................................................................................................83

Penelitian selanjutnya.........................................................................................84

PAGE \* MERGEFORMAT i
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................85

LAMPIRAN...........................................................................................................91

DAFTAR TABEL

PAGE \* MERGEFORMAT i
Tabel 1.1 Ikhtisar Posisi Keuangan PT Adaro Energy Tbk.....................................7

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................13

Tabel 4.1 Identitas Perusahaan...............................................................................50

Tabel 4.2 Penyajian Data....................................................................................... 57

Tabel 5.1 Perhitungan Rasio Likuiditas (Current Ratio).......................................57

Tabel 5.2 Perhitungan Rasio Likuiditas (Quick Ratio)..........................................58

Tabel 5.3 Perhitungan Rasio Solvabilitas (Debt to Asset Ratio)............................58

Tabel 5.4 Perhitungan Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio)..........................59

Tabel 5.5 Perhitungan Rasio Aktivitas (Total Asset Turnover).............................60

Tabel 5.6 Perhitungan Rasio Aktivitas (Inventory Turnover)................................60

Tabel 5.7 Perhitungan Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin)............................61

Tabel 5.8 Perhitungan Rasio Profitabilitas (Return on Asset)...............................62

Tabel 5.9 Perhitungan Rasio Profitabilitas (Return on Equity).............................62

Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio

Aktivitas, Rasio Profitabilitas PT Adaro Energy Tbk............................................63

DAFTAR GAMBAR

PAGE \* MERGEFORMAT i
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian..................................................................28

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Perusahaan........................................................ 52

Gambar 5.1 Grafik Current Ratio..........................................................................65

Gambar 5. 2 Grafik Quick Ratio............................................................................ 67

Gambar 5.3 Grafik Debt to Asset Ratio................................................................. 69

Gambar 5.4 Grafik Debt to Equity Ratio............................................................... 70

Gambar 5.5 Grafik Total Asset Turnover...............................................................71

Gambar 5.6 Grafik Inventory Turnover................................................................. 73

Gambar 5.7 Grafik Net Profit Margin................................................................... 74

Gambar 5.8 Grafik Return on Asset.......................................................................76

Gambar 5.9 Grafik Return on Equity.....................................................................77

PAGE \* MERGEFORMAT i
BAB I

PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terkenal memiliki

kekayaan sumber daya mineral. Batubara, bijih besi, minyak bumi, gas

alam, tembaga, emas, perak, dan logam lainnya termasuk di antara mineral-

mineral tersebut. Batubara merupakan komoditas unggulan dalam industri

pertambangan yang terbentuk dari fosil tumbuhan dan juga hewan yang

tertimbun dan telah melewati proses pemanasan di dalam tanah lebih dari

300 juta tahun yang lalu. Arif (2014) menyatakan bahwa batubara adalah

salah satu sumber energi di dunia. Batubara adalah kombinasi atau

campuran yang sangat kompleks dari zat kimia organik yang mengandung

karbon, oksigen, dan hidrogen dalam sebuah rantai karbon. Menurut

Undang-Undang no. 4 tahun 2009 tentang mineral dan batubara, batubara

merupakan endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara

alamiah dari sisa tumbuh-tubuhan dan dapat terbakar. Dalam definisi lain,

batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, berasal dari

tumbuhan, serta berwarna cokelat sampai hitam, yang sejak

pengendapannya terkena proses fisika dan kimia yang menjadikannya kaya

akan kandungan karbon. Arif (2014) mengatakan pula bahwa endapan

batubara di Indonesia tersebar dari Sumatera sampai Papua. Endapan itu

1
paling banyak ditemukan di cekungan-cekungan besar seperti di Aceh,

Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Sektor pertambangan tanah air saat ini berkembang sangat pesat,

yang membuat antar perusahaan disektor pertambangan saling bersaing.

Untuk memiliki keunggulan kompetitif dalam menghadapi pesaing

perusahaan lain dan menumbuhkan nilai perusahaan di masa depan,

perusahaan harus terus berinovasi dan mengembangkan ide atau metode-

metode baru. Manajemen akan menggunakan ide dan metode tersebut dalam

perhitungan matematis untuk meningkatkan nilai perusahaan dimasa

mendatang, guna kesuksesan finansialnya. Oleh sebab itu, hal yang

terpenting dalam meningkatkan nilai perusahaan ialah kinerja keuangan

perusahaan.

Rengganis & Valianti (2020) hasil atau pencapaian perusahaan yang

dicapai selama satu atau lebih periode manajemen keuangan merupakan

pengertian dari kinerja keuangan. Kinerja perusahaan dapat digambarkan

dengan pencapaian perusahaan. Chasanah (2015) kinerja keuangan adalah

deskripsi situasi keuangan selama periode waktu tertentu, termasuk berapa

banyak uang yang dikumpulkan dan dibelanjakan. Kondisi ini biasanya

diukur dengan menggunakan ukuran kecukupan modal, likuiditas, dan

profitabilitas. Dengan demikian, perusahaan memerlukan kinerja keuangan

sebagai acuan untuk membuat laporan keuangan. Laporan keuangan sangat

membantu untuk menentukan keberhasilan ataupun kegagalan dalam

perusahaan. Keputusan keuangan dalam perusahaan dipengaruhi dan

2
ditentukan oleh keberhasilan ataupun kegagalan dalam bisnis atau usaha

tersebut. Dengan kata lain, permasalahan yang sering ada di setiap entitas

usaha disebabkan oleh sektor keuangan perusahaan tersebut.

Kinerja keuangan pada suatu perusahaan dapat dinilai dengan

menggunakan laporan keuangan perusahaan yang meliputi laporan neraca,

laporan perhitungan rugi/laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan

posisi keuangan. Laporan keuangan tersebut sangat penting untuk

mengevaluasi atau menilai prestasi dan kesehatan keuangan perusahaan.

Laporan keuangan juga digunakan oleh entitas usaha sebagai acuan dalam

pengambilan keputusan. Agar laporan keuangan memiliki arti penting bagi

pihak-pihak yang berkepentingan, diperlukan penilaian bagaimana

komponen-komponen yang berbeda dalam laporan keuangan saling

berhubungan satu sama lain. Proses ini dikenal sebagai analisis laporan

keuangan.

Laporan keuangan harus dianalisis terlebih dahulu menggunakan

berbagai alat analisis agar dapat dipahami dan dimengerti. Analisis rasio

keuangan dan analisis trend adalah dua metode yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Analisis rasio keuangan dan

analisis trend dapat memberikan rincian dan gambaran tentang keuggulan

dan kelemahan perusahaan.

Herispon (2016) analisis rasio bertujuan untuk menentukan apakah

situasi keuangan baik atau negatif dengan menggambarkan hubungan antara

dua item atau dengan membandingkan satu jumlah dengan yang lain.

3
Landasan untuk menarik kesimpulan tentang situasi keuangan dan hasil

operasi perusahaan adalah melakukan pemeriksaan hubungan antara

berbagai komponen dalam laporan keuangan. Analis mengetahui bahwa

berbagai rasio tertentu akan membantu dalam menilai dan menafsirkan

status keuangan perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan yang

sebanding, termasuk data perubahan angka rupiah, persentase, dan trend.

Bukhori (2016) ada 5 jenis rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas,

rasio solvabilitas (hutang), rasio keuntungan (profitabilitas), rasio aktivitas,

dan rasio pasar. Selanjutnya, Lukianda (2013) mengatakan bahwa rasio

likuiditas ialah rasio yang digunakan untuk memastikan bahwa suatu

organisasi dapat memenuhi persyaratan jangka pendeknya secara tepat

waktu. Rasio solvabilitas ialah merupakan rasio yang mengukur seberapa

baik perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio

profitabilitas adalah rasio yang menilai kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba atau pendapatan. Rasio aktivitas ialah merupakan rasio

yang menilai tingkat aktivitas aset untuk menentukan seberapa baik aset

digunakan. Rasio pasar ialah rasio yang digunakan untuk menggambarkan

keadaan pasar.

Teknik analisis yang disebut analisis trend digunakan untuk

memprediksi masa depan, membuat perkiraan, dan menentukan apakah data

cenderung naik atau turun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

meramalkan skenario saat ini dan menentukan bagaimana perusahaan telah

berubah selama periode waktu sebelumnya. Hastuti (2021) analisis trend

4
atau tendesi ialah merupakan jenis analisis yang digunakan untuk

mengidentifikasi apakah keadaan keuangan perusahaan memiliki trend naik,

turun, atau bahkan stabil.

Pada tahun 2020 terdapat wabah virus yang masuk ke Indonesia

yaitu, Corona Virus Disease (COVID-19). COVID-19 mulanya ditemukan

pada tahun 2019 akhir, di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. 2 Maret

2020 merupakan kasus pertama COVID-19 dilaporkan masuk ke Indonesia.

Per tanggal 10 November 2022 total kasus COVID-19 telah mencapai angka

6,5 juta kasus di Indonesia. Kusuma (2020) Pandemi COVID-19 merupakan

darurat kesehatan. Pemerintah melakukan tindakan untuk memutus mata

rantai penyebaran virus ini, antara lain menghimbau masyarakat untuk

selalu menjaga jarak dan menjaga kesehatan di era pandemi, mengadakan

vaksin, hingga mempersiapkan rumah sakit dan tenaga kesehatan. Kusuma

(2020) juga mengatakan bahwa pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak

pada kesehatan masyarakat namun juga berdampak langsung pada pasar,

pasokan (produksi barang dan jasa), permintaan (konsumsi dan investasi)

hingga dunia kerja. Social distancing atau jaga jarak yang dihimbau oleh

pemerintah membuat seluruh lapisan masyarakat sulit untuk melakukan

aktivitasnya sehari-hari, terutama para pelaku ekonomi. Dampak ekonomi

dari pandemi COVID-19 begitu luas dan kuat, sehingga tatanan bisnis

berubah.

Dampak COVID-19 terhadap sektor pertambangan di Indonesia,

membuat beberapa perusahaan mengalami penurunan laba, rugi, bahkan

5
collapse (runtuh atau bangkrut). Salah satu perusahaan pertambangan

batubara yang juga terkena dampak dari pandemi COVID-19 ialah PT

Adaro Energy Tbk., yang mana menjadi objek dalam penelitian ini. PT

Adaro Energy Tbk merupakan sebuah perusahaan pertambangan terkenal

dan produsen batubara terbesar kedua di Indonesia yang didirikan pada

tanggal 28 Juli 2004 dan terdaftar pada bursa efek di tanggal 16 Juli 2008.

Perusahaan ini bertujuan untuk menjadi konglomerat pertambangan dan

energi terbesar di Asia Tenggara dan sekarang menjalankan tambang batu

bara terbesar di Indonesia yang terletak di Kalimantan Selatan.

Sebagai salah satu perusahaan pertambangan terkemuka di

Indonesia, informasi keuangan milik PT Adaro Energy Tbk tentunya dapat

dijadikan sebagai bahan analisis rasio laporan keuangan yang menarik guna

mengungkap data yang dapat bermanfaat baik bagi pihak internal maupun

pihak eksternal perusahaan. Temuan analisis rasio laporan keuangan harus

memungkinkan manajemen perusahaan memperoleh data keuangan penting

yang mengidentifikasi kekuatan dan kekurangan prospektif. Mengetahui

detail mendalam mengenai kekurangan dapat membantu manajemen untuk

lebih merefleksikan, mengevaluasi situasi dengan lebih cepat, dan

mengambil tindakan untuk memperbaiki kesalahan yang menyebabkan

kekurangan tersebut. Di sisi lain, perusahaan juga dapat mengambil manfaat

dari temuan analisis rasio laporan keuangan untuk mendongkrak kekuatan

potensial yang ditunjukkan oleh temuan analisis data dan dijadikan sebagai

landasan tambahan modal dalam rangka mengembangkan kinerja

6
manajemen perusahaan dan memposisikannya secara tepat dengan

memperhatikan keadaan dan situasi yang konsisten dengan tata kelola

keuangannya.

Tabel 1.1 Ikhtisar Posisi Keuangan PT Adaro Energy Tbk

Tahun 2019 2020 2021

Penjualan 3457 2535 3993

Laba Usaha 618 285 1528

Total Aset 7217 6382 7587

Total Liabilitas 3234 2430 3129

Laba per Saham (USD) 0,01264 0,00459 0,02927


Sumber data : www.idx.co.id
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat dilihat pada tahun 2020

penjualan perusahaan mengalami penurunan sebesar 31,81% dari tahun

sebelumnya yaitu tahun 2019, dimana penjualan pada tahun 2019 sebesar

USD 3.457 (juta) sedangkan ditahun 2020, penjualan yang diperoleh sebesar

USD 2.535 (juta). Pada tahun 2021 penjualan mengalami kenaikan yang

signifikan yaitu sebesar 69,41% dari tahun 2020, dimana penjualan pada

tahun 2020 sebesar USD 2.357 (juta), sedangkan penjualan ditahun 2021

sebesar USD 3.993 (juta).

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja

perusahaan. Untuk meningkatkan nilai PT Adaro Energy Tbk dimasa yang

akan datang, dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan. Salah satunya dengan menggunakan rasio keuangan.

7
Rasio keuangan yang pertama ialah rasio likuiditas. Rasio likuiditas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam melunasi kewajiban atau utang jangka pendeknya. Berdasarkan

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Fasekhah, 2021) dengan

pembahasan rasio likuiditas berdampak signifikan pada kinerja keuangan

perusahaan karena berada di atas standar industri. Sedangkan penelitian

terdahulu oleh (Adnyana, 2022) menyatakan bahwa kinerja keuangan

perusahaan ditinjau dari rasio likuiditas kurang baik karena berada di bawah

standar industri.

Rasio keuangan yang kedua ialah rasio solvabilitas. Rasio

solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam melunasi kewajiban atau utang jangka panjangnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh (Fasekhah, 2021) dengan

pembahasan rasio solvabilitas berpengaruh baik bagi perusahaan karena

semua unsur rasio solvabilitas berada di atas standar industri atau memenuhi

standar industri. Sedangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

(Adnyana, 2022) menyatakan bahwa kinerja keuangan ditinjau dari rasio

solvabilitas kurang baik karena pendanaan lebih besar dari hutang

dibandingkan dengan pendanaan dari pemegang saham.

Rasio yang ketiga adalah rasio aktivitas. Rasio aktivitas merupakan

rasio yang digunaan untuk mengukur keefektifan perusahaan dalam

menggunakan aktiva atau aset (sumber daya) yang dimiliki olehh

perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Muin,

8
2015), (Fasekhah, 2021), dan (Adnyana, 2022) memperoleh haisl rasio

aktivitas yang menurum dan belum memenuhi standar industri.

Rasio keempat ialah rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen

yang ditunjukkan oleh besar atau kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh dari penjualan atau investasi. Menurut penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh (Muin, 2015), (Fasekhah, 2021), dan (Adnyana, 2022)

ditinjau dari rasio profitabilitas, perusahaan mengalami penurunan atau

perusahaan belum memenuhi standar industri.

Berdasar dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, penulis

ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang hal tersebut dan

memasukkannya ke dalam skripsi dengan judul “Analisis Laporan

Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk”.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka ditentukan

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk baik atau sehat

berdasarkan rasio likuiditas ditinjau dari Current Ratio (CR) dan Quick

Ratio (QR)?

2. Apakah kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk baik atau sehat

berdasarkan rasio solvabilitas ditinjau dari Debt To Asset Ratio (DAR)

dan Debt To Equity Ratio (DER)?

9
3. Apakah kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk baik atau sehat

berdasarkan rasio aktivitas ditinjau dari Total Asset Turnover (TATO)

dan Inventory Turnover (ITO)?

4. Apakah kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk baik atau sehat

berdasarkan rasio profitabilitas ditinjau dari Net Profit Margin (NPM),

Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)?

1.3 Batasan Masalah

Berdasar dari rumusan masalah di atas, batasan masalah dalam

penelitian ini ialah penelitian ini menggunakan rasio keuangan untuk

mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya fluktuasi

terhadap kinerja dari laporan keuangan milik PT Adaro Energy Tbk.

Periode tahun 2018 hingga 2022.

1.4 Tujuan Penelitian

Dilakukannya penelitian ini ialah bertujuan untuk:

1. Mengetahui tingkat rasio likuiditas ditinjau dari current ratio (CR) dan

quick ratio (QR) dalam pengukuran kinerja keuangan milik PT Adaro

Energy Tbk

2. Mengetahui tingkat rasio solvabilitas ditinjau dari debt to asset ratio

(DAR) dan debt to equity ratio (DER) dalam pengukuran kinerja

keuangan milik PT Adaro Energy Tbk

10
3. Mengetahui tingkat rasio aktivitas ditinjau dari total asset turnover

(TATO) dan inventory tirnover (ITO) dalam pengukuran kinerja

keuangan milik PT Adaro Energy Tbk

4. Mengetahui tingkat rasio profitabilitas ditinjau dari net profit margin

(NPM), return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) dalam

pengukuran kinerja keuangan milik PT Adaro Energy Tbk.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil adalah:

1. Bagi penulis, manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini ialah untuk

menambah pengetahuan dan pemahaman penulis, serta untuk

mendapatkan pengalaman dan memungkinkan penulis untuk

menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh semasa perkuliahan di

Politeknik Negeri Samarinda terutama dalam hal analisis laporan

keuangan berdasarkan rasio keuangan.

2. Bagi pembaca, diharapkan penelitian proposal skripsi ini dapat

dipergunakan untuk mendalami ilmi pengetahuan tentang analisis

laporan keuangan dalam menilai kinerja keuangan PT Adaro Energy

Tbk.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan proses atau langkah-langkah

tertentu yang bersifat wajar dan logis yang digunakan di dalam penelitian.

Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

11
BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini yang akan dibahas oleh penulis ialah latar belakang,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini yang akan dibahas ialah pengertian dan tujuan dari

kinerja laporan keuangan, unsur-unsur atau komponen dari laporan

keuangan, rasio keuangan, dan analisis trend, manfaat rasio keuangan,

penelitian terdahulu dan hipotesis.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai situs atau lokasi penelitian,

sumber data, objek penelitian, jenis dan sumber data, jenis penelitian serta

metode penelitian.

BAB VI. HASIL PENELITIAN


BAB V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Penelitian Terdahulu


Peneltian terdahulu adalah penelitian yang terkait langsung dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian terdahulu dapat berfungsi

sebagai pendukung serta pembanding tentang objek yang diteliti dan sebagai

penguat sebuah hasil dari penelitian.

Berikut adalah daftar tabel penelitian terdahulu yang merupakan acuan

penelitian terkait “Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Keuangan

PT Adaro Energy Tbk.”

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Terdahulu

1 Nama Peneliti Muhammad Fathul Muin


Judul Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Aneka Tambang (Persero)
Tbk UBP Nikel Sulawesi Tenggara Di Pomalaa Tahun 2009-2013

Tahun 2019
Variabel Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas
Hasil Penelitian Ditinjau dari: ROE, ROI, QR, CR, collection periods, ITO,
TATO, serta total equity to total asset dan penilaian kinerja
perusahaan aspek keuangan berdasarkan keputusan Menteri
BUMN nomor: KEP-100/MBU/2002 bahwa kinerja keuangan PT
Aneka Tambang (Persero) Tbk UBP Nikel Sulawesi Tenggara
paling baik ditinjau dari aspek keuangan, terjadi pada tahun 2009
dan 2012 masuk dalam kategori sehat dengan predikat AA dengan
total skor 92,14% dan kinerja keuangan pada tahun 2010 masuk
dalam kategori sehat dengan predikat AA dengan total skor
91,43% sedangkan kinerja keuangan yang paling rendah terjadi
pada tahun 2011 dan 2013 masuk dalam kategori sehat dengan
predikat AA dengan total skor 90,71%. Hal ini menunjukkan
kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi SEHAT dan
berkualitas namun sedikit lebih beresiko dibanding kategori AAA.
2 Nama Peneliti Weni Novelasari
Judul Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio
Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Dan Market Value

13
Added (MVA) Pada PT Adaro Energy Tbk
Tahun 2019
Variabel Rasio Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Market Value
Added (MVA).
Hasil Penelitian Dilihat dari: ROA, PT Adaro Energy Tbk memiliki keuangan yang
kurang baik, maka dari Return On Asset tersebut tidak dapat
mengembalikan laba atas modal yang telah diinvestasikan oleh
investor atau penanam modal. GPM, sangat baik karena
perusahaan mampu untuk menjalankan produksinya secara efisien
dan NPM masih di bawah standar industri karena kurang dalam
memajsimalkan laba bersih perusahaan Selanjutnya ditinjau dari
EVA, PT Adaro Energy Tbk mengalami fluktuasi namun
perusahaan masih mampu memberikan nilai tambah ekonomis
kepada perusahaan maupun pemegang saham. MVA, bernilai
positif karena perusahaan mampu memberi nilai tambah pasar dan
menambah kekayaan perusahaan sehingga kekayaan investor dan
pemegang saham juga bertambah.
3 Nama Peneliti Cindi Amilatul Fasekhah
Judul Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT Tambang Batubara Bukit
Asam (Persero) Tbk (Periode 2017-2019)
Tahun 2021
Variabel Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas
Hasil Penelitian Ditinjau dari: rasio likuiditas dikatakan baik karena semua unsur
rasio likuiditas berada di atas standar industri. Rasio solvabilitas
dikatakan solvable karena telah memenuhi standar industri. Rasio
aktivitas kurang baik karena belum memenuhi standar industri.
Rasio profitabilitas kurang baik karena semua unsur rasio
profitabilitas tidak memenuhi standar rasio industri.
4 Nama Peneliti Janice Wijaya
Judul Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Pertambangan Sub
Sektor Coal Mining Yang Terdaftar Di BEI Menggunakan
Economic Value Added (EVA) Dan Metode Market Value Added
(MVA) Periode 2015-2019
Tahun 2021
Variabel Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA)
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan dari metode Economic Value Added
(EVA) menunjukan hasil yang bagus karena disetiap tahunnya
nilai EVA mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil perhitungan dari Market Value Added (MVA)
menunjukan hasil yang menurun disetiap tahunnya hingga bernilai
positif atau MVA > 0, artinya perusahaan memiliki kinerja yang
baik
5 Nama Peneliti I Komang Adi Muliharta Adnyana
Judul Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Batubara Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019 – 2021
Tahun 2022
Variabel Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas

14
Hasil Penelitian Diketahui kinerja keuangan pada tiga perusahaan batubara di
LQ45 ADRO (PT Adaro Energy) Tbk, ITMG (PT Indo
Tambangraya Megah) Tbk, PTBA (PT Tambang Batubara Bukit
Asam Persero) Tbk). Ditinjau dari Rasio Likuiditas, dilihat dari
rata-rata CR perusahaan ITMG dan PTBA memiliki kinerja yang
baik karena berada di atas standar. Sedangkan perusahaan ADRO
memiliki kinerja kurang baik karena masih berada dibawah
standar.
Ditinjau dari Rasio Solvabilitas, secara keseluruhan rata-rata Debt
To Total Asset dari ke tiga perusahaan ITMG dan PTBA memiliki
kinerja yang baik. Sedangkan perusahaan ADRO memiliki kinerja
yang kurang baik, karena pendanaan lebih besar dari hutang
dibandingkan dengan pendanaan dari pemegang saham.
Ditinjau dari Rasio Profitabilitas (ROI, ROE, dan NPM. Secara
keseluruhan rata-rata dari ke tiga perusahaan ADRO, ITMG, dan
PTBA memiliki kinerja yang kurang baik, karena belum
menghasilkan laba yang optimal dari aktiva yang dipergunakan,
dari Ekuitas yang di gunakan, dan dari penjualan yang di lakukan.
Rasio Aktivitas, dilihat dari rata-rata Total Asset Turnover ketiga
perusahaan kurang baik karena rendahnya hasil penjualan
menunjukan bahwa kinerja perusahaan kurang mampu untuk
memanfaatkan aktivanya untuk melakukan penjualan.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, terdapat beberapa persamaan

dan perbedaan antara lain yaitu sebagai berikut:

Pada peneliti Muin (2015) objek yang diteliti yaitu PT Aneka Tambang

(Persero) Tbk pada tahun 2009 hingga 2013 dengan metode penelitian kuantitatif

asosiatif, sedangkan yang diteliti oleh penulis yaitu PT Adaro Energy Tbk periode

2019 hingga 2022 dengan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Alat analisis

yang digunakan sama dengan penulis yaitu menggunakan rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

Pada peneliti Novelasari (2021) objek yang diteliti sama yaitu PT Adaro

Energy Tbk. Perbedaannya terletak pada periode yang diteliti oleh Novelasari

yaitu 2014 hingga 2018 dengan rasio profitabilitas EVA dan MVA, sedangkan

periode yang penulis gunakan yaitu 2019 hingga 2022 dan rasio yang digunakan

yaitu rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.

15
Pada peneliti (Fasekhah, 2021) objek yang diteliti yaitu PT Tambang

Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk dengan periode 2017 hingga 2019, sedangkan

yang diteliti oleh penulis yaitu PT Adaro Energy Tbk dengan periode 2019 hingga

2022. Alat analisis yang digunakan sama dengan penulis yaitu menggunakan rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Metode

penelitian yang digunakan pun sama yaitu, metode deskriptif kuantitatif.

Pada peneliti Wijaya (2021) objek yang diteliti yaitu perusahaan

pertambangan sub sektor coal mining yang terdaftar di BEI, sedangkan yang

diteliti oleh penulis yaitu spesifik pada PT Adaro Energy Tbk. Alat analisis ynag

digunakan oleh Wijaya ialah EVA dan MVA sedangkan alat analisis yang

digunakan penulis ialah rasio likuiditas, solvabilitas, aktiivitas dan profitabilitas.

Persamaannya terletak pada subjek yang dianalisis yaitu kinerja keuangan.

Metode penelitian yang digunakan pun sama yaitu, metode deskriptif kuantitatif.

Pada peneliti (Adnyana, 2022) objek yang diteliti yaitu perusahaan sektor

pertambangan batubara yang terdaftar di BEI, sedangkan yang diteliti oleh penulis

yaitu spesifik pada PT Adaro Energy Tbk. Persamaannya terletak pada rasio yang

digunakan yaitu rasio likuiditas dan rasio solvabilitas. Metode penelitian yang

digunakan pun sama yaitu, metode deskriptif kuantitatif.

2.2 Tinjauan Pustaka


Tinjauan pustaka merupakan suatu langkah dimana peneliti melakukan

review kepustakaan terhadap penelitian yang telah diterbitkan sebelumnya.

Sebelum peneliti melakukan penelitian mengenai “Analisis Laporan Keuangan

Dalam Menilai Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk Periode 2019 hingga

16
2022”, peneliti terlebih dahulu melakukan tinjauan kepustakaan terhadap beberapa

karya-karya ilmiah yang mengangkat tema sejenis dan buku-buku dengan materi

terkait yang hendak dilakukan oleh peneliti. Pada proses ini peneliti juga

melakukan evaluasi dan perumusan yang bermanfaat bagi peneliti kemudian

menggunakan tinjauan pustaka sebagai referensi pembanding terhadap penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun tinjauan pustaka yang dimaksud antara

lain sebagai berikut:

2.2.1 Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19)

Yustika et al. (2020) Pandemi virus Covid-19 adalah epidemi dari penyakit

menular melalui droplet yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyebar

di seluruh dunia. Adanya pandemi Covid-19 menyebabkan lockdown atau

karantina dibeberapa zona atau wilayah, sehingga membatasi mobilisasi

masyarakat.

WHO (2020) Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

jenis coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkan

ini tidak dikenali sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember

2019. Covid-19 saat ini menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di

seluruh dunia. Pandemi ini menyebabkan terbatasnya ruang gerak masyarakat

karena beberapa wilayah menjalani karantina atau terisolasi untuk memutus rantai

virus Covid-19.

(Nugrahayanti, 2020) mengatakan bahwa pandemi Covid-19 merupakan

darurat kesehatan yang bersifat langsung yang disebabkan oleh virus Corona

Virus Disease (Covid-19) dan World Health Organization (WHO) menetapkan

17
wabah ini sebagai pandemi global karena jutaan orang terpapar virus ini dengan

penularan yang sangat cepat sehingga dilakukannya kebijakan social distancing

(jaga jarak) yang berdampak bagi kehidupan berbagai lapisan masyarakat dan

mengubah tatanan bisnis hampir secara keseluruhan.

2.2.2 Manajemen Keuangan

Musthafa (2017) manajemen keuangan merupakan kegiatan menghimpun

dana dari perusahaan guna memenuhi kebutuhan modal yang berasal dari pemilik

perusahaan atau dari pihak diluar perusahaan. Sedangkan menurut Anwar (2019)

Manajemen keuangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang mengelola

keuangan perusahaan baik dari sudut pencarian sumber dana, pengalokasian dana,

maupun pembagian hasil keuntungan perusahaan. Tujuannya adalah agar

perusahaan dapat mengelola sumber daya yang dimiliki terutama dari aspek

keuangan sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal dan pada

akhirnya dapat memaksimumkan kesejahteraan entitas perusahaan.

Sudana (2019) menyatakan bahwa manajemen keuangan adalah salah satu

bidang fungsional dalam suatu perusahaan di samping bidang-bidang fungsional

lainnya, seperti pemasaran, produksi, dan sumber daya manusia. Manajemen

keuangan berguna dalam mengelola keuangan suatu perusahaan yang selanjutnya

akan digunakan untuk penilaian serta pengambilan keputusan.

Handini (2020) menyatakan bahwa manajemen keuangan adalah aktivitas

perusahaan yang berhubungan dengan cara memperoleh dana, menggunakan

dana, dan mengelola asset sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh.

Fungsi utama manajemen keuangan ialah (investment decision) memutuskan

18
terhadap aktiva yang akan dikelola perusahaan, (financing decision) memutuskan

suatu hal yang berkaitan dengan penetapan sumber dana yang diperlukan dan

penetapan perimbangan pembelanjaan yang terbaik, serta (assets management

decision) memutuskan suatu hal yang berkaitan dengan penggunaan dan

pengelolaan aktiva.

Irfani (2020) menyatakan manajemen keuangan didefinisikan sebagai

aktivitas pengelolaan keuangan perusahaan yang berhubungan dengan upaya

mencari dan menggunakan dana secara efisien dan efektif untuk mewujudkan

tujuan perusahaan. Tiga fungsi utama manajemen keuangan yaitu: fungsi

pendanaan yang terbentuk dari aktivitas mencari dana, fungsi operasional, dan

fungsi investasi yang terbentuk dari aktivitas menggunakan dana.

Sudarmanto (2022) manajemen keuangan merupakan keseluruhan

aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan tindakan untuk menghasilkan

dana yang menguntungkan dengan biaya yang minim dan penggunaan dana yang

efisien.

Kesimpulannya, manajemen keuangan merupakan suatu aktivitas atau

kegiatan yaitu merencanakan, mengelola atau menghimpun, menyimpan, serta

mengendalikan dana atau aset dari sebuah perusahaan.

2.2.3 Laporan Keuangan

Sugiyono (2016) laporan keuangan pada perusahaan merupakan akhir dari

kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan

hasil operasi perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi

perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak, baik internal maupun eksternal.

19
Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan. Itulah

sebabnya laporan keuangan sering disebut sebagai language of business atau

bahasa bisnis.

Hidayat (2018) laporan keuangan ialah suatu informasi yang


menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana informasi tersebut
dapat digunakan sebagai gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan. Laporan
keuangan penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil yang telah dicapai oleh perusahaan, sehingga laporan
keuangan diharapkan dapat membantu pengguna untuk membuat keputusan
ekonomi yang bersifat finansial.
Septiana (2019) laporan keuangan adalah informasi keuangan sebuah
perusahaan pada sebuah periode (laporan keuangan bulanan, tiga bulanan,
semesteran, dan tahunan). Laporan keuangan yang umum digunakan oleh
perusahaan antara lain: laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan
laporan arus kas.
Sudarmanto (2022) laporan keuangan adalah catatan berupa informasi
keuangan dari suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Adanya laporan
keuangan dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan khususnya
dalam bidang keuangan.
Prihadi (2019) laporan keuangan adalah hasil dari kegiatan pencatatan

seluruh transaksi keuangan di perusahaan. Transaksi keuangan adalah segala

macam kegiatan yang dapat memengaruhi kondisi keuangan perusahaan, seperti

penjualan dan pembelian. Bagian akuntansi keuangan di perusahaan akan

mengolah data transaksi tersebut, baik secara manual maupun dengan sistem ERP

(Enterprise Resource Planning), yang sudah biasa digunakan.

20
Darmawan (2020) laporan keuangan adalah catatan tertulis yang

menyampaikan aktivitas dan kondisi keuangan suatu bisnis atau entitas. Laporan

keuangan dimaksudkan untuk menyajikan informasi keuangan entitas mencakup

laporan laba rugi, neraca, laporan laba ditahan, dan arus kas.

Fahmi (2020) Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang

menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informais

tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Manajemen menyajikan laporan keuangan dan pihak luar perusahaan akan

menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan.

Kesimpulan dari laporan keuangan ialah dokumen berupa informasi

keuangan dari sebuah perusahaan. Informasi keuangan dengan periode bulanan,

tiga bulanan, semester, dan tahunan. Informasi keuangan tersebut berupa laporan

laba rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas. Kemudian

laporan keuangan akan digunakan sebagai gambaran dari kinerja perusahaan dan

informasi keuangan tersebut dijadikan sebagai acuan untuk mengambil sebuah

keputusan dari para entitas perusahaan.

2.2.4 Analisis Laporan Keuangan

Sumiati dan Indrawati (2019) analisis laporan keuangan dimaksudkan

untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang membantu manajer dalam

mengidentifikasi berbagai kelemahan dan selanjutnya mengambil tindakan

koreksi untuk memperbaiki kinerja. Analisis laporan keuangan utamanya

ditujukan kepada pihak eksternal atau pihak luar, seperti pemerintah, lembaga

keuangan, investor, dan masyarakat. Analisis laporan keuangan meliputi:

21
membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan perusahaan sejenis dalam

industri yang sama (teknik cross section), dan mengevaluasi kecenderungan atau

tren kinerja keungan selama beberapa waktu.

Septiana (2019) analisis laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa

laporan keuangan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Analisis ini lahir

dari suatu konsep dan sistem keuangan. Dengan memahami sifat dan konsep

akuntansi keuangan maka dapat lebih mengenal sifat dan konsep laporan

keuangan, sehingga dapat menjaga kemungkinan salah tafsir terhadap informasi

keuangan, yang pada akhirnya kesimpulan yang didapat akan lebih akurat.

Prihadi (2019) analisis laporan keuangan merupakan kegiatan dalam

analisa laporan keuangan terutama rasio-rasio keuangan pada laporan keuangan

suatu perusahaan. Sementara menurut Kawatu (2019) analisis laporan keuangan

dimaksudkan untuk membantu bagaimana cara memahami laporan keuangan,

bagaimana menafsirkan angka-angka dalam laporan keuangan, bagaimana

mengevaluasi laporan keuangan, dan bagaimana menggunakan informasi

keuangan untuk pengambilan keputusan. Salah satu teknik yang digunakan untuk

menganalisis laporan keuangan ialah rasio keuangan.

Kawatu (2019) analisa laporan keuangan ialah kegiatan dalam menilai

kinerja keuangan dari suatu perusahaan untuk membuat informasi keuangan yang

nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi,

sosial, dan politik.

Kariyoto (2017) financial analisys atau analisa keuangan merupakan suatu

selection, evaluation, dan interpretation terhadap data keuangan, mengkorelasikan

22
dengan informasi lain yang dengan tujuan dapat membantu decision makers

investment dan keuangan. Analisa keuangan ini dapat bermanfaat untuk internal

interest sebagai instrumen evaluasi seperti: kualitas karyawan, efesiensi operasi,

dan aturan kredi, serta untuk kepentingan pihak eksternal dalam mengevaluasi

potensi investasi dan sekuritas kredit bagi pimpinan ataupun entitas lain.

Kesimpulannya, analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan

dalam menganalisa, menelaah, atau mengamati aktivitas dari laporan keuangan

suatu perusahaan dengan menggunakan informasi keuangan dalam bentuk rasio

keuangan.

2.2.5 Kinerja Keuangan

Hery (2015) pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu usaha formal

untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba

dan posisi kas tertentu. Selanjutnya, menurut Fahmi (2017) kinerja keuangan

adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan

telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan

secara baik dan benar.

Kawatu (2019) kinerja keuangan merupakan gambaran keadaan atau

kondisi finansial perusahaan pada waktu atau periode tertentu yang menyangkut

aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, biasanya diukur dengan

indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Selanjutnya Hutabarat

(2020) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat

sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-

aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

23
Wijaya dan Khoironi (2021) kinerja keuangan merupakan suatu analisis

untuk menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dalam menjalankan

usahanya secara finansial yang ditunjukkan dalam laporan keuangan. Dalam

menerapkan analisis tersebut, manajemen akan memilih ukuran yang sesuai

dengan strategi perusahaan. Selanjutnya, menurut Dekrita (2021) penilaian kinerja

keuangan dapat mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan yang telah

dilakukan oleh perusahaan, untuk menentukan atau mengukur efisiensi setiap

bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang

dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, untuk menilai dan mengukur

hasil kerja pada tiap-tiap bagian individu yang telah diberikan wewenang

tanggung jawab, serta untuk menentukan perlu atau tidaknya digunakan kebijakan

atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Kesimpulan kinerja keuangan yaitu kinerja keuangan merupakan deskripsi

atau gambaran dari kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian yang telah diperoleh perusahaan

tersebut.

2.2.6 Rasio Keuangan

Kariyoto (2017) rasio keuangan merupakan teknik analisis laporan

keuangan yang paling sering digunakan dan merupakan instrumen yang dapat

memberikan jalan keluar dan menggambarkan simptom suatu keadaan.

Selanjutnya, menurut Septiana (2019) rasio keuangan merupakan alat analisis

keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan

24
perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (laporan

laba/rugi, laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas).

Hantono (2018) rasio keuangan merupakan salah satu ukuran yang banyak

digunakan dalam melakukan interpretasi laporan keuangan yang dapat

menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial. Rasio keuangan

membandingkan angka dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan terdiri dari:

rasio likuiditas, rasio profitabilitas atau rentabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio

aktivitas.

Darmawan (2020) analisis rasio keuangan adalah analisis kuantitatif yang

menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah

lainnya dan menggunakan alat analisis berupa rasio yang dapat menjelaskan atau

memberikan ilustrasi tentang baik atau buruknya kondisi atau posisi keuangan

suatu perusahaan.

Hutabarat (2020) rasio keuangan adalah perhitungan rasio dengan

menggunakan laporan keuangan yang mempunyai fungsi menjadi alat ukur dalam

menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu analisa rasio

keuangan adalah aktivitas untuk menganalisa laporan keuangan dengan cara

membandingkan akun-akun yang ada dalam laporan keuangan guna melihat

hubungan dan perbandingan antara jumlah akun-akun yang ada di laporan

keuangan.

Fahmi (2020) rasio keuangan disebut sebagai perbandingan jumlah, dari

satu jumlah dengan jumlah lainnya dilihat dari perbandingannya dengan yang

25
diharapkan, nantinya akan ditemukan jawaban yang akan dijadikan bahan kajian

untuk dianalisis dan diputuskan. Ada empat jenis rasio keuangan yaitu: rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

Kesimpulannya, rasio keuangan merupakan sebuah metode, teknik, atau

cara yang digunakan dalam menghitung atau menilai kinerja suatu perusahaan

menggunakan perbandingan data dari laporan keuangan seperti laporan laba/rugi,

laporan perubahan modal, neraca, dan laporan arus kas. Selanjutnya, hasil dari

penilaian rasio keuangan akan dijadikan sebagai acuan untuk menentukan

keputusan dari para entitas perusahaan.

2.3 Kerangka Pikir Penelitian

Firdaus dan Zamzam (2018) kerangka pikir penelitian merupakan logika

teoritis peneliti yang didukung dengan teori-teori yang kuat serta dukungan hasil

penelitian sebelumnya yang relevan. Kerangka pikiran akan menjadi pokok

bahasan setelah peneliti mendapatkan data empiris.

Unaradjan (2019) mengatakan bahwa kerangka pikiran atau kerangka

berpikir merupakan dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-

fakta, observasi, dan telaah kepustakaan. Oleh karena itu, kerangka berpikir

memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam

penelitian. Kerangka pikir menguraikan hubungan dan keterkaitan antar variabel

penelitian. Kerangka pikir juga menggambarkan alur pemikiran penelitian.

Kerangka pikir dapat disajikan dengan bagan yang menunjukan alur pikir peneliti

serta kerkaitan antar variabel yang diteliti, bagan tersebut disebut dengan nama

paradigma atau model penelitian.

26
Candra et al. (2021) konsep yang menggambarkan adanya hubungan

antara variabel satu dengan lainnya yang ditunjukkan dengan arah secara detail

dan sistematis, sehingga penelitian dapat lebih mudah dipahami dan dalam

laporan penelitian, penyampaiannya bisa dijelaskan secara runtut disebut sebagai

kerangka pikir penelitian. Kerangka pikir dibuat sebelum tahap-tahap penelitian,

sehingga bisa memfokuskan peneliti terhadap masalah yang akan dikaji dalam

penelitian. Selain itu, kerangka pikir dalam penelitian dapat membuat pendalaman

penelitian tetap terjaga. Kerangka penelitian merupakan sebuah aturan, taktik, dan

cara agar dapat memperoleh sebuah pengetahuan yang dapat digunakan untuk

menguji salah atau benarnya sebuah hipetosesis.

Kesimpulan dari kerangka pikir ialah suatu konsep keterikatan dari

berbagai faktor atau variabel yang memuat dalil, teori serta konsep yang akan

dijadikan dasar dalam penelitian. Kerangka pikir digunakan untuk membantu

peneliti dalam menentukan dan menguji rumusan masalah, serta mengetahui arah

atau tahapan penelitian.

27
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

28
PT Adaro Energy Tbk adalah objek penelitian ynag dipilih oleh Penulis.

PT Adaro Energy Tbk berkantor pusat di Jakarta dan site atau lokasi tambang

yang berada di Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Penulis

menganalis laporan keuangan milik PT Adaro Energy Tbk dengan rumusan

masalah “Bagaimana kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio

keuangan (likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas)?”.

Rasio keuangan yang digunakan ialah rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban

atau utang jangka pendeknya. Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang

jangka panjangnya. Rasio profitabilitas ialah rasio yang digunakan untuk

mengukur aktivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva atau aset (sumber

daya) yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio yang terakhir ialah rasio profitabilitas,

yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen yang

ditunjukkan oleh besar atau kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dari

penjualan atau investasi.

Hasil analisis akan didapatkan setelah melakukan analisis kinerja

keuangan PT Adaro Energy Tbk dengan menggunakan rasio keuangan yaitu rasio

likuiditas, rasio profitabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas. Sehingga,

didapatkan kesimpulan dampak dari rasio keuangan terhadap kinerja keuangan PT

Adaro Energy Tbk periode 2019 hingga 2022.

29
2.4 Definisi Konsepsional

(Bakry, 2016) definisi konseptual adalah mengubah atau memberi

penjelasan terhadap sebuah konsep yang kemungkinan masih menimbulkan

perbedaan tanggapan menjadi rumusan pernyataan yang lebih tegas, sehingga

maksud dari konsep tersebut dapat dipahami secara seragam oleh seluruh entitas.

(Kusumawaty et al., 2022) definisi konsepsional menyajikan makna

abstraksi atau teoretis dari konsep-konsep yang menjadi sasaran penelitian dan

juga memberi batasan tentang luasnya ruang lingkup penelitian. Definisi

konsepsional dapat memudahkan peneliti dalam mengoperasikan konsep tersebut

di lapangan.

Definisi konsepsional yang digunakan pada penelitian ini ialah rasio

keuangan. Adapun empat jenis rasio keuangan menurut (Fahmi, 2017), yaitu:

rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

2.4.1 Rasio Likuiditas

Kasmir (2018) mengatakan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)

jangka pendek. Bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak

luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Manfaat rasio likuiditas bagi

perusahaan :

a) Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang

yang akan jatuh tempo;

30
b) Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan;

c) Mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan sediaan atau piutang;

d) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada

dengan modal perusahaan;

e) Mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang;

f) Sebagai alat perencanaan ke masa depan, terutama berkaitan dengan kas dan

utang;

g) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu

dengan membandingkan untuk beberapa periode (analisis trend/horizontal);

h) Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing masing

komponen pada aktiva lancar dan utang lancar;

i) Dijadikan sebagai acuan bagi manajemen untuk memperbaiki kinerjanya;

Bagi entitas atau pihak diluar perusahaan seperti kreditur, investor,

distributor, dan masyarakat luas, rasio ini bermanfaat untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga. Adapun jenis-jenis

rasio likuiditas diantaranya:

2.4.1.1 Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-

kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang, maka

semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio rendah atau berada di bawah 200%,

31
dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang (berada

di bawah standar industri).

aktiva lancar
Rasio lancar = x 100%
ℎutang lancar

2.4.1.2 Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (jangka pendek) dengan

aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Karena, sediaan dianggap

memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Standar rata-rata industri untuk rasio

cepat atau quick ratio adalah sebesar 150%.

aktiva lancar − persediaan


Rasio Cepat = x 100%
ℎutang lancar

2.4.2 Rasio Solvabilitas

Kasmir (2018) Rasio Leverage atau Rasio Solvabilitas merupakan rasio

yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan

utang yang tinggi dapat membahayakan perusahaan karena perusahaan akan

masuk dalam kategori extreme leverage yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat

utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Adapun rasio

solvabilitas memiliki implikasi sebagai berikut:

a) Kreditor mengharapkan ekuitas (dana yang disediakan pemilik) sebagai

marjin keamanan. Artinya jika pemilik memiliki dana yang kecil sebagai

modal, resiko bisnis terbesar akan ditanggung oleh kreditor.

32
b) Dengan pengadaan dana melalui utang, pemiliki memperoleh manfaat berupa

tetap dipertahankannya penguasa atau pengendalian perusahaan.

c) Bila perusahaan mendapakan penghasilan lebih dari dana yang

dipinjamkannya dibandingkan dengan bunga yang harus dibayarnya,

pengembalian kepada pemilik diperbesar.

Secara umum ada lima jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan

perusahaan, yaitu:

2.4.2.1 Debt to Assets Ratio (DAR)

Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan

antara total utang dengan total aktiva. Standar rata-rata industri untuk debt to asset

ratio adalah sebesar 35%.

total utang
Debt to Assets Ratio = x100
total aktiva

2.4.2.2 Debt to Equity Ratio (DER)

Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk

utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah

dana yang tersedia di peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan

kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan untuk jaminan utang. Standar rata-rata industri untuk debt to equity ratio

adalah sebesar 90%.

total utang
Debt to Equity Ratio = x 100%
modal sendiri

33
2.4.3 Rasio Aktivitas

Kasmir (2018) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki. Dari hasil

pengukuran rasio ini akan digambarkan sejauh mana suatu perusahaan

mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas

perusahaan. Jenis-jenis rasio ini, yaitu:

2.4.3.1 Perputaran Total Aset atau Total Assets Turnover (TATO)

Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan

dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah

penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan

dalam bentuk harta perusahaan. Jika perputarannya lambat, ini menunjukan bahwa

aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk

menjual. Standar rata-rata industri untuk total asset turnover adalah 2 (dua) kali

perputaran total aktiva.

penjualan
Total Assets Turnover =
total aktiva

2.4.3.2 Perputaran persediaan atau Inventory Turnover (ITO)

Mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam inventory ini berputar

dalam satu periode. Perputaran persediaan merupakan rasio yang tertanam dalam

sediaan berputar dalam satu periode, artinya perputaran sediaan merupakan rasio

yang menunjukan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun.

Semakin kecil rasio ini, maka semakin buruk, demikian sebaliknya. Apabila rasio

34
yang diperoleh tinggi, ini menunjukan bahwa perusahaan bekerja secara efisien

dan likuid. Standar rata-rata industri untuk perputaran persediaan adalah sebesar

20 (dua puluh) kali.

ℎarga pokok penjualan


Inventory Turnover =
rata− rata persediaan

2.4.4 Rasio Profitabilitas

Kasmir (2018) menyatakan bahwa rasio profitabilitas mengukur

efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar atau kecilnya

tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun

investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik deskripsi

kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Jenis-jenis rasio

profitabilitas:

2.4.4.1 Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM)

Marjin Laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Berdasarkan Standar rata-

rata industri untuk marjin laba bersih atau net profit margin (NPM) adalah sebesar

20%.

laba bersiℎ
Net Profit Margin = x 100%
penjualan

35
2.4.4.2 Pengembalian atas aset atau Return On Asset (ROA)

Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih. Standar rata-rata industri

untuk return on aset (ROA) adalah sebesar 30%.

laba bersiℎ
Return On Asset = x 100%
Total aktiva

2.6.4.2 Tingkat Pengembalian Aktivitas atau Return on Equity (ROE)

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari total asetnya dengan

membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata. Standar rata-rata

industri untuk return on equity (ROE) adalah sebesar 40%.

laba bersiℎ
Return On Equity = x 100%
modal sendiri

2.5 Hipotesis

Sarmanu (2017) mengatakan hipotesis berasal dari kata hipo yang artinya

lemah atau rendah, sedangkan tesis berarti penyataan. Sederhananya, hipotesis

adalah pernyataan yang lemah, karena belum ada data dan belum diuji

kebenarannya. Sehubungan dengan pengamatan dan penelitian atas permasalahan

yaitu terjadinya penurunan penjualan yang berdampak pada rasio keuangan pada

laporan keuangan milik PT Adaro Energy Tbk. di atas, maka peneliti

mengemukakan dugaan yaitu:

36
H1 Berdasarkan rasio likuiditas, PT Adaro Energy Tbk. Berada dalam kondisi

yang likuid dalam melunasi utang yang akan segera jatuh tempo, meskipun

mengalami fluktuasi setiap tahunnya.

H2 Berdasarkan rasio solvabilitas, PT Adaro Energy Tbk. Berada dalam kondisi

yang baik, karena perusahaan mampu mengukur sejauh mana aset

perusahaan dibiayai dengan utang.

H3 Berdasarkan rasio aktivitas, PT Adaro Energy Tbk. Berada dalam kondisi

yang aktif atau baik karena perusahaan mampu memanfaatkan sumber daya

yang dimiliki secara efektif dan efisien.

H4 Berdasarkan rasio profitabilitas, PT Adaro Energy Tbk. Berada dalam

kondisi yang kurang baik karena terjadinya penurunan dalam menghasilkan

keuntungan.

37
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis mengambil objek penelitian ini pada PT Adaro Energy Tbk yang

beralamat di Menara Karya lantai 23, Jalan H. R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta

dan site atau lokasi tambang yang berada di Maburai, Kecamatan Muara Pudak,

Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. PT Adaro Energy Tbk terdaftar pada

website Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan situs www.idx.co.id. Penelitian ini

berlangsung selama kurang lebih 11 bulan yang terhitung dari bulan September

2022 sampai dengan bulan Juli 2023. Berikut ini susunan kegiatan beserta alokasi

waktu penelitian.

3.2 Definisi Operasional

Widjono (2007) Definisi operasional adalah batasan pengertian yang

dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan, seperti

penelitian. Definisi operasional dapat disebut sebagai definisi kerja karena

dijadikan pedoman untuk melaksanakan suatu penelitian, juga disebut sebagai

definisi subjektif karena disusun berdasarkan keinginan penulis yang akan

meneliti. Adapun definisi operasional pada penelitian ini ialah sebagai berikut:

38
3.2.1 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan tolak ukur keberhasilan suatu perusahaann

yang tercatat di BEI selama periode tertentu. Salah satunya adalah PT Adaro

Energy Tbk. PT Adaro Energy Tbk menggunakan kinerja keuangan dalam

laporan keuangan yang berisi neraca, perhitungan laba rugi, laporan sumber dan

penggunaan, dan laporan arus kas guna mengetahui keadaan atau kondisi

keuangan perusahaan pada periode tertentu, sehingga dapat diketahui pula sejauh

mana tingkat pencapaian atau keberhasilan yang diperoleh oleh PT Adaro Energy

Tbk.

3.2.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan dokumen berupa informasi keuangan dari

sebuah perusahaan. PT Adaro Energy Tbk membuat informasi keuangan dengan

periode bulanan, tiga bulanan, semester, dan tahunan. Informasi keuangan tersebut

berupa laporan laba rugi guna menyajikan informasi terkait kinerja perusahaan,

laporan perubahan modal atau ekuitas guna menyajikan informasi terkait

perubahan modal atau ekuitas terutama bagi entitas PT Adaro Energy Tbk, dan

neraca guna menyajikan informasi terkait posisi atau kondisi keuangan

perusahaan pada periode tertentu. Kemudian laporan keuangan akan digunakan

sebagai acuan untuk mengambil sebuah keputusan bagi para entitas PT Adaro

Energy Tbk.

39
3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, yaitu

mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh secara

sekunder sehingga dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan

yang diteliti berdasarkan angka-angka. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh

data berupa laporan keuangan perusahaan yang akan dianalisis dengan

menggunakan rasio keuangan. Kemudian, dapat ditarik kesimpulan mengenai

faktor yang menjadi penyebab terjadinya fluktuasi pada laporan keuangan

perusahaan PT Adaro Energy Tbk periode 2019 hingga 2022.

3.3.2 Sumber Data


Penelitian ini, menggunakan sumber data sekunder yaitu berupa laporan

keuangan yang peneliti peroleh dari laporan keuangan PT Adaro Energy Tbk pada

periode tahun 2019 hingga 2022 melalui situs remi www.idx.co.id yang

merupakan situs resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), dimana setiap perusahaan

yang telah go public harus melaporkan laporan keuangan perusahaannya.

3.4 Objek Penelitian


Objek penelitian merupakan sasaran isu dari permasalahan yang akan

diteliti. Objek dari penelitian ini ialah analisis laporan keuangan dalam menilai

kinerja keuangan. Penelitian dilakukan pada PT Adaro Energy Tbk, di dasarkan

pada pertimbangan perusahaan memiliki data yang akan di perlukan untuk

menyusun penelitian tugas akhir. Data tersebut berupa data sekunder, yaitu data

40
yang diperoleh dari dokumen perusahaan, berupa laporan keuangan periode tahun

2019 sampai 2022.

PT Adaro Energy Tbk merupakan perusahaan pertambangan batubara

terpadu yang berbasis di Indonesia. PT Adaro Energy Tbk dan anak

perusahaannya bergerak dalam bidang pertambangan batubara, perdagangan

batubara, jasa kontraktor penambangan, infrastruktur, logistik batubara dan

kegiatan pembangkit listrik. PT Adaro Energy Tbk mulai beroperasi secara

komersial pada bulan Juli tahun 2005. Lokasi utama dari tambang PT Adaro

Energy Tbk terletak di Kalimantan Selatan, tempat di tambangnya envirocoal

yaitu batubara termal dengan kadar polutan yang rendah. PT Adaro Energy Tbk

juga memiliki aset batubara metalurgi (pemanfaatan logam untuk kegunaan

sehari-hari) yang beragam mulai dari batubara kokas semi lunak hingga batubara

kokas keras premium di Indonesia dan Australia.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dokumenter dan

studi kepustakaan. Data dokumenter berupa data laporan keuangan PT Adaro

Energy Tbk periode tahun 2019 sampai 2022 bersumber pada Bursa Efek

Indonesia. Data studi kepustakaan berupa data yang diperoleh dari buku-buku

ilmiah, laporan penelitian, tulisan ilmiah, tesis, literatur, termasuk di dalamnya

adalah bahan-bahan kuliah yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan

dalam menilai kinerja keuangan.

41
3.6 Teknik Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif yaitu

dengan mengumpulkan, mengolah, dan menginterpretasikan data yang diperoleh

sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti

berdasarkan angka-angka.

3.6.1 Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Kasmir (2018) menyatakan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)

jangka pendek. Bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak

luar perusahaan maupun di dalam perusahaan.

3.6.1.1 Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-

kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang, maka

semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio rendah atau berada di bawah 200%,

dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang (berada

di bawah standar rata-rata industri).

aktiva lancar
Current Ratio = x 100%
ℎutang lancar

42
3.6.1.2 Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (jangka pendek) dengan

aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Karena, sediaan dianggap

memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Standar rata-rata industri untuk rasio

cepat atau quick ratio adalah sebesar 150%.

aktiva lancar − persediaan


Quick Ratio = x 100%
ℎutang lancar

3.6.2 Rasio Solvabilitas

Kasmir (2018) Rasio Leverage atau Rasio Solvabilitas merupakan rasio

yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan

utang yang tinggi dapat membahayakan perusahaan karena perusahaan akan

masuk dalam kategori extreme leverage yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat

utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut.

3.6.2.1 Debt To Asset Ratio (DAR)

Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan

antara total utang dengan total aktiva. Standar rata-rata industri untuk debt to asset

ratio adalah sebesar 35%.

total utang
Debt to Assets Ratio = x100%
total aktiva

43
3.6.2.2 Debt To Equity Ratio

Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

Rasio ini dihitung dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk

utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah

dana yang tersedia di peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan. Dengan

kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang

dijadikan untuk jaminan utang. Standar industri untuk debt to equity ratio adalah

sebesar 90%.

total utang
Debt to Equity Ratio = x 100%
modal sendiri

3.6.3 Rasio Aktivitas

Kasmir (2018) mengatakan bahwa rasio aktivitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva

yang dimiliki. Dari hasil pengukuran rasio ini akan digambarkan sejauh mana

suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang

aktivitas perusahaan.

3.6.3.1 Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover)

Rasio ini menunjukan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan

dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah

penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan

dalam bentuk harta perusahaan. Jika perputarannya lambat, ini menunjukan bahwa

aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk

44
menjual. Standar rata-rata industri untuk total asset turnover adalah 2 (dua) kali

perputaran total aktiva.

penjualan
Total Assets Turnover =
total aktiva

3.6.3.2 Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam inventory ini berputar

dalam satu periode. Perputaran persediaan merupakan rasio yang tertanam dalam

sediaan berputar dalam satu periode, artinya perputaran sediaan merupakan rasio

yang menunjukan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun.

Semakin kecil rasio ini, maka semakin buruk, demikian sebaliknya. Apabila rasio

yang diperoleh tinggi, ini menunjukan bahwa perusahaan bekerja secara efisien

dan likuid. Standar rata-rata industri untuk perputaran persediaan adalah sebesar

20 (dua puluh) kali.

ℎarga pokok penjualan


Inventory Turnover =
persediaan

3.6.4 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan

yang ditujukan oleh besar atau kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam

hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio

profitabilitas maka semakin baik deskripsi kemampuan tingginya perolehan

keuntungan perusahaan.

45
3.6.4.1 Marjin Laba Bersih atau Net Profit Margin (NPM)

Marjin Laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Berdasarkan standar rata-

rata industri untuk marjin laba bersih atau net profit margin (NPM) adalah sebesar

20%.

laba bersiℎ
Net Profit Margin = x 100%
penjualan

3.6.4.2 Pengembalian atas aset atau Return On Asset (ROA)

Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih. Standar rata-rata industri

untuk return on aset (ROA) adalah sebesar 30%.

laba bersiℎ
Return On Asset = x 100%
Total aktiva

2.6.4.3 Tingkat Pengembalian Aktivitas atau Return on Equity (ROE)

Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari total asetnya dengan

membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata. Standar rata-rata

industri untuk return on equity (ROE) adalah sebesar 40%.

laba bersiℎ
Return on Equity = x 100%
total ekuitas

46
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Adaro

Energy Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam

penelitian ini berupa data sekunder yaitu dokumen, berupa laporan keuangan PT

Adaro Energy Tbk periode 2019 hingga 2022. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berupa data Current Ratio (CR) dan Quick Ratio (QR) untuk rasio

likuiditas, Debt to Asset Ratio (DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER) untuk rasio

solvabilitas, Total Asset Turnover (TATO) dan Inventory Turnover (ITO) untuk

rasio aktivitas, Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA) dan Return on

Equity (ROE) untuk rasio profitabilitas. Data yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id. Berikut ini disajikan

profil singkat dari PT Adaro Energy Tbk.

4.1.1 Sejarah PT Adaro Energy Tbk

Adaro Energy Tbk (ADRO) memiliki kantor pusat di Gedung Menara

Karya, Lantai 23, Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5, Kav. 1-2, Jakarta Selatan,

Indonesia dan lokasi penambangan yang berada di Tabalong, Kalimantan Selatan.

Adaro Energy Tbk memulai sejarah pada tahun 1970 saat pemerintah Indonesia

membagi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan menjadi 8 blok batu bara.

Empressa Nacional Adaro De Investigation Mineral, S.A. (ENADIMSA) yaitu

perusahaan milik pemerintah Spanyol mengajukan tawaran untuk Blok 8 yang

48
terletak di Tabalong, Kalimantan Selatan. Kemudian, ENADIMSA mendirikan

PT Adaro Indonesia untuk mengelola aktivitas pertambangan batu bara di lokasi

tersebut. Pada tahun 1982, Adaro Indonesia meneken Perjanjian Karya Pengusaha

Pertambangan Batu Bara (PKP2B) dengan pemerintah Indonesia yang berlaku

hingga 30 tahun setelah produksi batu bara dimulai. Tahun 1989 sebuah

konsorsium atau himpunan yangg beranggotan sejumlah perusahaan asal

Indonesia dan Australia membeli saham Adaro Indonesia dari ENADIMSA.

Tahun 1991 Adaro Indonesia resmi mendaftarkan envirocoal atau batu bara ramah

lingkungan sebagai merek dagang untuk produk batu bara dengan kadar abu dan

sulfur yang ultra-rendah dan kadar nitrogen yang rendah. Tahun 1992 Adaro

Indonesia beroperasi secara komersial dengan memproduksi batu bara dari

tambang Paringin. Tahun 2005 Adaro Indonesia di akuisisi oleh Adaro Energy

melalui pembelian terutang sebesar US$923 juta dan ekuitas sebesar US$50 juta.

Di tahun 2008, Adaro Energy resmi terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun

2010 PT Adaro Energy Tbk mulai berekspansi ke luar Kalimantan Selatan seperti

Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan, hingga di tahun 2018 PT Adaro Energy

Tbk berekspansi ke luar Indonesia dengan mengakuisisi tambang batu bara

Kestrel di Australia.

49
4.1.2 Identitas Perusahaan
Tabel 4.1 Identitas Perusahaan
Nama PT Adaro Energy Tbk.
Perseroan bergerak dibidang industri pertambangan
Kegiatan usaha
khususnya tambang batu bara.
Saham perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada
Pencatatan saham
tanggal 16 Juli 2008 dengan kode saham ADRO.
Kantor pusat: Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5, Kav. 1-2,
Jakarta Selatan, Indonesia.
Alamat Lokasi penambangan: daerah Wara dan Tutupan, Kabupaten
Tabalong dan daerah Paringin, Kabupaten Balangan,
Provinsi Kalimantan Selatan.
Telepon +62-21-2553-3060

Fax +62-21-2553-3059

Email corsec@adarominerals.id

Situs perusahaan adarominerals.id


Sumber: adaro.com

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

Visi PT Adaro Energy Tbk adalah menjadi grup perusahaan tambang dan

energi Indonesia yang terkemuka. Dengan misi bergerak dibidang pertambangan

dan energi untuk:

a. Memuaskan kebutuhan pelanggan, yaitu memberikan pelayanan dan produk

sebaik mungkin.

b. Mengembangkan karyawan, yaitu dengan cara memberikan pelatihan atau

training yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja karyawan.

c. Menjalin kemitraan dengan pemasok, yaitu menjalin kerjasama agar dapat

saling memberikan manfaat dan menguntungkan antara perusahaan dan mitra.

d. Mendukung pembangunan masyarakat dan negara, yaitu kewajiban perusahaan

untuk terlibat aktif dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan

50
menerapkan CSR (Corporate Social Responsibility) baik di bidang ekonomi,

lingkungan, kesehatan, pendidikan dan budaya.

e. Mengutamakan keselamatan dan kelestarian lingkungan, yaitu terkait dengan

kegiatan rehabilitasi alam dengan cara mengubah lahan bekas galian tambang

menjadi hutan kembali dan mengembalikan keanekaragaman hayati di wilayah

tersebut.

f. Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham, yaitu Adaro Energy Tbk selalu

berupaya untuk memperbaiki kualitas kinerja perusahaan untuk menghasilkan

tingkat keuntungan (profitability) yang tinggi, dengan hasil akhir adalah

peningkatan harga saham perusahaan di pasar modal.

51
4.1.4 Struktur Perusahaan

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Perusahaan

52
4.1.4.1 Tugas dan Kewajiban Jabatan Struktural Organisasi

Bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh PT Adaro Energy Tbk

termasuk pada bentuk Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure

Organization) merupakan struktur organisasi yang paling umum digunakan oleh

suatu organisasi. Pembagian kerja dalam bentuk Struktur Organisasi Fungsional

ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya seperti Keuangan, Produksi,

Pemasaran dan Sumber daya Manusia. Karyawan-karyawan yang memiliki

keterampilan dan tugas yang sama akan dikelompokan bersama kedalam satu unit

kerja. Adapun rincian tugas dan fungsi jabatan struktural PT Adaro Energy Tbk

adalah sebagai berikut.

1. Dewan komisaris

Dewan Komisaris mempunyai tugas mengawasi direksi-direksi dalam

menjalankan kegiatan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi,

melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka Panjang

Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan

Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dewan komisaris memiliki

kewajiban sebagai berikut.

a. Memberikan saran dan pendapat kepada RJPP, RKAP, dan RUPS yang

diusulkan Direksi serta menandatangani rencana tersebut.

b. Melakukan Pengawasan atas pelaksanaan RKAP, usulan perubahan dan

perbaikan Anggaran Dasar Perusahaan serta melakukan penilaian kinerja

Direksi

53
c. Mengikuti perkembangan kegiatan perusahaan dan segera melaporkan kepada

RUPS disertai dengan saran langkah perbaikan dalam hal perusahaan

menunjukan gejala kemunduran.

d. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan

oleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan.

e. Memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi segala ketentuan dan

peraturan yang berlaku.

2. Dewan Direksi

Dewan Direksi mempunyai tugas memimpin dan mengurus perusahaan

sesuai dengan kepentingan dan tujuan perusahaan, menguasai, memelihara dan

mengurus kekayaan, serta direksi mengatur pola pembagian tugas masing-masing.

Dewan Direksi memiliki kewajiban sebagai berikut.

a. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan perusahaan

sesuai dengan tujuan.

b. Mengawasi kinerja divisi-divisi.

c. Menyusun rencana pengembangan perusahaan, rencana kerja dan anggaran

tahunan, termasuk rencana-rencana lainnya yang berhubungan dengan

pelaksanaan usaha dan kegiatan perusahaan dan menyampaikannya kepada

Dewan Komisaris guna mendapat pengesahan.

d. Menyusun RJPP dan RKAP yang merupakan rencana strategis yang memuat

sasaran dan tujuan perusahaan yang hendak dicapai dan dimintakan

persetujuan Dewan Komisaris.

e. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi perusahaan.

54
f. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan

berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian internal, terutama fungsi

pengurusan, penncatatan, penyimpanan dan pengawasan. Serta membuat

laporan tahunan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

g. Melaporkan informasi yang relevan kepada Dewan Komisaris, misalnya

rencana, program pngembangan SDM, pertanggungjawaban manajemen

resiko, penilaian tingkat kesehatan perusahaan, dan laporan kinerja teknologi.

4.1.5 Daftar Entitas Anak Perusahaan

Berikut adalah daftar entitas anak perusahan dari PT Adaro Energy Tbk:

1. Balangan Coal Companies

Balangan Coal Companies atau Balangan terdiri dari tiga perusahaan yaitu PT

Semesta Centramas (SCM), PT Laskar Semesta Alam (LSA), dan PT

Paramitha Cipta Sarana (PCS). masing-masing memiliki Izin Usaha

Pertambangan (IUP) di area seluas 7.500 ha yang mencakup deposit batu

baranya. Grup Adaro memegang 75% kepemilikan di setiap perusahaan.

Ketiga IUP ini merupakan bagian yang penting bagi portofolio tambang batu

bara Grup Adaro dengan menyediakan sumber tambahan batu bara termal.

2. PT Mustika Indah Permai

Adaro memegang kepemilikan atas PT Mustika Indah Permai sebesar 75%.

PT Mustika Indah Permai memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk

konsesi batu bara seluas 2.000 ha di kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

55
3. PT Bukit Enim Energi

PT Adaro Energy Tbk memegang 61,04% kepemilikan atas PT Bukit Enim

Energi (BEE) yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) seluas sekitar

11.130 ha yang berlokasi 150 km arah barat daya dari ibukota provinsi

Palembang, dan 50 km arah timur dari konsesi PT Mustika Indah Permai.

4. Kestrel Coal Mine

Pada tahun 2018 PT Adaro Energy Tbk mengakuisisi Kestrel sebesar 80%.

Kestrel ialah tambang batu bara metalurgi bawah tanah yang berlokasi di

Queensland, Australia. Akuisisi atas Kestrel menandai bisnis pertama Grup

Adaro di luar Indonesia.

5. Adaro Minerals Indonesia Tbk

Perusahaan pertama yang berada di bawah naungan Adaro Energy ialah

Adaro Minerals Indonesia Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 3 Januari 2022 dengan kode saham ADMR.

4.2.2 Penyajian Data

Pada bagian ini peneliti menyajikan data sekunder yang diperoleh selama

melakukan penelitian, sehingga dengan tersedianya data-data tersebut peneliti

dapat melakukan analisis yang sesuai dengan metode analisis yang digunakan.

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka data sekunder yang diperlukan

adalah sebagai berikut.

56
Tabel 4.2 Penyajian Data
Dalam US Dollar ($)
No Akun 2019 2020 2021 2022
2.109.924. 1.731.867.0 2.838.132.0 5.319.309.00
1 Aktiva Lancar 000 00 00 0
1.232.601. 1.144.923.0 1.361.558.0 2.447.512.00
2 Hutang Lancar 000 00 00 0
121.030. 105.134.0 125.738.0 199.200.00
3 Persediaan 000 00 00 0
7.217.105. 6.381.566.0 7.586.936.0 10.782.307.00
4 Total Aktiva 000 00 00 0
3.233.710. 2.429.852.0 3.450.156.0 4.757.707.00
5 Total utang 000 00 00 0
3.730.072. 3.712.080.0 4.136.780.0 6.024.600.00
6 Ekuitas 000 00 00 0
3.457.154. 2.534.842.0 3.992.718.0 8.102.399.00
7 Penjualan 000 00 00 0
Harga Pokok 15.308. 1.958.1 2.205.3 3.472.89
8 Penjualan 230 13 48 2
404.190. 146.927.0 933.492.0 2.493.080.00
9 Laba bersih 000 00 00 0
3.730.072. 3.712.080.0 4.136.780.0 6.024.600.00
10 Total ekuitas 000 00 00 0
Sumber: idx.co.id

57
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis

5.1.1 Analisis Rasio Likuiditas

5.1.1.1 Current Ratio

Current Ratio pada PT Adaro Energy Tbk yang diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia tahun 2019 hingga tahun 2022 sebagaimana tercantum pada tabel 5.1

sebagai berikut.

Rumus:

aktiva lancar
Current Ratio = x 100%
ℎutang lancar

Tabel 5.1 Perhitungan Rasio Likuiditas (Current Ratio)

Dalam US Dollar ($)


Kinerja
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
Keuangan
2019 2.109.924.000 1.232.601.000 171%
2020 1.731.867.000 1.144.923.000 151% Menurun
2021 2.838.132.000 1.361.558.000 208% Meningkat
2022 5.319.309.000 2.447.512.000 217% Meningkat
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

5.1.1.2 Quick Ratio

Quick Ratio pada PT Adaro Energy Tbk yang diperoleh dari Bursa Efek

Indonesia tahun 2019 hingga tahun 2022 sebagaimana tercantum pada tabel 5.2

sebagai berikut.

Rumus:

58
aktiva lancar − persediaan
Quick Ratio = x 100%
ℎutang lancar

Tabel 5.2 Perhitungan Rasio Likuiditas (Quick Ratio)

Dalam US Dollar ($)


Quick Kinerja
Tahun Aktiva Lancar Persediaan Hutang Lancar
Ratio Keuangan
2019 2.109.924.000 121.030.000 1.232.601.000 161%
2020 1.731.867.000 105.134.000 1.144.923.000 142% Menurun
2021 2.838.132.000 125.738.000 1.361.558.000 199% Meningkat
2022 5.319.309.000 199.200.000 2.447.512.000 209% Meningkat
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

5.1.2 Analisis Rasio Solvabilitas

5.1.2.1 Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio pada PT Adaro Energy Tbk yang diperoleh dari Bursa

Efek Indonesia tahun 2019 hingga tahun 2022 sebagaimana tercantum pada tabel

5.3 sebagai berikut.

Rumus:

total utang
Debt to Asset Ratio = x100%
total aktiva

Tabel 5.3 Perhitungan Rasio Solvabilitas (Debt to Asset Ratio)

Dalam US Dollar ($)


Debt to Asset
Tahun Total Hutang Total Aktiva Kinerja Keuangan
Ratio
2019 3.233.710.000 7.217.105.000 45%
2020 2.429.852.000 6.381.566.000 38% Menurun
2021 3.450.156.000 7.586.936.000 45% Meningkat
2022 4.757.707.000 10.782.307.000 44% Menurun
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

59
5.1.2.2 Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio pada PT Adaro Energy Tbk yang diperoleh dari

Bursa Efek Indonesia tahun 2019 hingga tahun 2022 sebagaimana tercantum pada

tabel 5.4 sebagai berikut.

Rumus:
total utang
Debt to Equity Ratio = x 100%
modal sendiri

Tabel 5.4 Perhitungan Rasio Solvabilitas (Debt to Equity Ratio)

Dalam US Dollar ($)


Debt to Equity
Tahun Total Hutang Ekuitas Kinerja Keuangan
Ratio
2019 3.233.710.000 3.730.072.000 87%
2020 2.429.852.000 3.712.080.000 65% Menurun
2021 3.450.156.000 4.136.780.000 83% Meningkat
2022 4.757.707.000 6.024.600.000 79% Menurun
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

5.1.3 Analisis Rasio Aktivitas

5.1.3.1 Total Asset Turnover

Total Asset Turnover pada PT Adaro Energy Tbk yang diperoleh dari
Bursa Efek Indonesia tahun 2019 hingga tahun 2022 sebagaimana tercantum pada
tabel 5.5 sebagai berikut.
Rumus:
penjualan
Total Assets Turnover =
total aktiva

60
Tabel 5.5 Perhitungan Rasio Aktivitas (Total Asset Turnover)

Dalam US Dollar ($)


Total Asset
Tahun Penjualan Total Aktiva Kinerja Keuangan
Turnover
2019 3.457.154.000 7.217.105.000 0,4790
2020 2.534.842.000 6.381.566.000 0,3972 Menurun
2021 3.992.718.000 7.586.936.000 0,5263 Meningkat
2022 8.102.399.000 10.782.307.000 0,7515 Meningkat
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

5.1.3.2 Inventory Turnover

Inventory Turnover pada PT Adaro Energy Tbk yang diperoleh dari Bursa

Efek Indonesia tahun 2019 hingga tahun 2022 sebagaimana tercantum pada tabel

5.6 sebagai berikut.

Rumus:

ℎarga pokok penjualan


Inventory Turnover =
persediaan

Tabel 5.6 Perhitungan Rasio Aktivitas (Inventory Turnover)

Dalam US Dollar ($)


Harga Pokok Inventory
Tahun Persediaan Kinerja Keuangan
Penjualan Turnover
2019 15.308.230 121.030 126
2020 1.958.113 105.134 19 Menurun
2021 2.222.972 125.738 18 Menurun
2022 3.449.427 199.200 17 Menurun
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

61
5.1.4 Rasio Profitabilitas

5.1.4.1 Net Profit Margin

Net Profit Margin pada PT Adaro Energy Tbk yang diperoleh dari Bursa

Efek Indonesia tahun 2019 hingga tahun 2022 sebagaimana tercantum pada tabel

5.7 sebagai berikut.

Rumus:

laba bersiℎ
Net Profit Margin = x 100%
penjualan

Tabel 5.7 Perhitungan Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin)

Dalam US Dollar ($)


Net Profit
Tahun Laba Bersih Penjualan Kinerja Keuangan
Margin
2019 404.190.000 3.457.154.000 12%
2020 146.927.000 2.534.842.000 6% Menurun
2021 933.492.000 3.992.718.000 23% Meningkat
2022 2.493.080.000 8.102.399.000 31% Meningkat
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

5.1.4.2 Return On Asset

Return on Asset pada PT Adaro Energy Tbk yang diperoleh dari Bursa

Efek Indonesia tahun 2019 hingga tahun 2022 sebagaimana tercantum pada tabel

5.8 sebagai berikut.

Rumus:

laba bersiℎ
Return On Asset = x 100%
Total aktiva

62
Tabel 5.8 Perhitungan Rasio Profitabilitas (Return on Asset)

Dalam US Dollar ($)


Return on
Tahun Laba Bersih Total Aktiva Kinerja Keuangan
Assets
2019 404.190.000 7.217.105.000 6%
2020 146.927.000 6.381.566.000 2% Menurun
2021 933.492.000 7.586.936.000 12% Meningkat
2022 2.493.080.000 10.782.307.000 23% Meningkat
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

5.1.4.3 Return On Equity

Return on Equity pada PT Adaro Energy Tbk yang diperoleh dari Bursa

Efek Indonesia tahun 2019 hingga tahun 2022 sebagaimana tercantum pada tabel

5.9 sebagai berikut.

Rumus:

laba bersiℎ
Return on Equity = x 100%
total ekuitas

Tabel 5.9 Perhitungan Rasio Profitabilitas (Return on Equity)

Dalam US Dollar ($)


Return on
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas Kinerja Keuangan
Equity
2019 404.190.000 3.730.072.000 11%
2020 146.927.000 3.712.080.000 4% Menurun
2021 933.492.000 4.136.780.000 23% Meningkat
2022 2.493.080.000 6.024.600.000 41% Meningkat
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

63
5.2 Pembahasan

Pembahasan ini diperoleh dari hasil analisis sebelumnya yang bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisis kinerja keuangan milik PT Adaro Energy Tbk

]berdasarkan rasio likuiditas (current ratio dan quick ratio), rasio aktivitas (debt

to asset ratio dan debt to equity ratio), rasio aktivitas (total asset turnover dan

inventory turnover), dan rasio profitabilitas (net profit margin, return on asset dan

return on equity), maka hasil dari analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio

Aktivitas, Rasio Profitabilitas PT Adaro Energy Tbk

Nama Rasio 2019 2020 2021 2022


Rasio Likuiditas
Current Ratio 171% 151% 208% 217%
Quick Ratio 161% 142% 199% 209%
Rasio Solvabilitas
Debt to Asset Ratio 45% 38% 45% 44%
Debt to Equity Ratio 87% 65% 83% 79%
Rasio Aktivitas
Total Asset Turnover 0,48 0,40 0,53 0,75

Inventory Turnover 126 19 18 17


Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin 12% 6% 23% 31%
Return on Asset 6% 2% 12% 23%
Return on Equity 11% 4% 23% 41%
Sumber: Data diolah peneliti tahun 2023

64
5.2.1 Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk tahun 2019 hingga 2022
ditinjau dari rasio likuiditas

5.2.1.1 Current Ratio


250%

200%

150%
Persentase

100% Current Ratio

50%

0%
2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 5.1 Grafik Current Ratio

Current Ratio PT Adaro Energy Tbk pada tabel 5.10 cukup fluktuatif, di

tahun 2019 ialah sebesar 171%, pada tahun 2020 turun menjadi 151%, di tahun

2021 meningkat menjadi 208%, selanjutnya Current Ratio di tahun 2022

meningkat menjadi 217%. Penurunan kinerja keuangan di tahun 2020 disebabkan

karena terjadinya penurunan pada aktiva lancar dan terjadi kenaikan pada hutang

lancar millik PT Adaro Energy Tbk, hal tersebut terjadi karena adanya wabah

virus COVID-19 yang menyebabkan terjadinya lockdown atau karantina untuk

menghentikan penyebaran wabah virus COVID-19. Lockdown yang ditetapkan

berdampak pada aktifitas para pekerja serta permintaan dan penjualan bahan

tambang. Kenaikan kinerja keuangan di tahun 2021 dan 2022 terjadi karena

kebijakan New Normal, yaitu kebijakan dalam membuka kembali aktivitas

65
ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar

kesehatan yang ditetapkan setelah pandemi COVID-19. Kebijakan New Normal

yang ditetapkan pada PT Adaro Energy Tbk dengan cara memperhatikan rotasi

karyawan selama periode pembatasan perjalanan dan persyaratan-persyaratan

pengujian kesehatan agar aktifitas pertambangan tetap dapat berjalan dan

perlahan-lahan mulai meningkatkan kinerja keuangan yang sebelumnya menurun

akibat pandemi. Standar industri untuk rasio lancar atau Current Ratio adalah

200%, maka Current Ratio dari tahun 2019 ke tahun 2020 menunjukkan bahwa

PT Adaro Energy Tbk kurang sehat atau kurang baik, karena berada di bawah

standar dan kemampuan perusahaan menurun dalam hal memenuhi kewajiban

jangka pendeknya, dimana jumlah total hutang jangka pendek lebih besar daripada

total aktiva lancar perusahaan. Namun terjadi peningkatan di tahun 2021 dan

2022, yang mana dapat dikatakan dalam keadaan yang baik atau sehat karena

berada diatas standar industri yang menunjukan bahwa PT Adaro Energy Tbk

dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

66
5.2.1.2 Quick Ratio
250%

200%

150%
Persentase

100% Quick Ratio

50%

0%
2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 5. 2 Grafik Quick Ratio

Quick Ratio PT Adaro Energy Tbk pada tabel 5.10 cukup fluktuatif, di

tahun 2019 ialah sebesar 161%, pada tahun 2020 turun menjadi 142%, di tahun

2021 meningkat menjadi 199%, selanjutnya Quick Ratio di tahun 2022 meningkat

menjadi 209%. Penurunan di tahun 2020 disebabkan karena terjadinya penurunan

pada aktiva lancar serta persediaan dan terjadinya peningkatan pada hutang lancar

millik PT Adaro Energy Tbk, hal tersebut terjadi karena adanya wabah virus

COVID-19 yang menyebabkan terjadinya lockdown atau karantina untuk

menghentikan penyebaran wabah virus COVID-19. Lockdown yang ditetapkan

berdampak pada aktifitas para pekerja serta permintaan dan penjualan bahan

tambang. Kenaikan kinerja keuangan di tahun 2021 dan 2022 terjadi karena

kebijakan New Normal, yaitu kebijakan dalam membuka kembali aktivitas

ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan menggunakan standar

kesehatan yang ditetapkan setelah pandemi COVID-19. Kebijakan New Normal

67
yang ditetapkan pada PT Adaro Energy Tbk dengan cara memperhatikan rotasi

karyawan selama periode pembatasan perjalanan dan persyaratan-persyaratan

pengujian kesehatan agar aktifitas pertambangan tetap dapat berjalan dan

perlahan-lahan mulai meningkatkan kinerja keuangan yang sebelumnya menurun

akibat pandemi. Standar industri untuk rasio cepat atau Quick Ratio adalah 150%,

maka Quick Ratio dari tahun 2019 ke tahun 2020 menunjukkan bahwa PT Adaro

Energy Tbk kurang sehat atau kurang baik, karena berada di bawah standar dan

kemampuan perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka pendeknya,

dimana jumlah total hutang jangka pendek lebih besar dibandingkan total aktiva

perusahaan. Namun terjadi peningkatan di tahun 2021 dan 2022, yang mana dapat

dikatakan dalam keadaan yang baik atau sehat karena berada diatas standar

industri yang menunjukan bahwa PT Adaro Energy Tbk dapat memenuhi

kewajiban jangka pendeknya.

68
5.2.2 Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk tahun 2019 hingga 2022

Ditinjau Dari Rasio Solvabilitas

5.2.2.1 Debt to Asset Ratio

50%
45%
40%
35%
30%
Persentase

25%
20% Debt To Asset Ratio
15%
10%
5%
0%
2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 5.3 Grafik Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio PT Adaro Energy Tbk pada tabel 5.10 cukup

fluktuatif, di tahun 2019 ialah sebesar 45%, pada tahun 2020 turun menjadi 38%,

di tahun 2021 meningkat menjadi 45%, selanjutnya Debt to Asset Ratio di tahun

2022 turun 1% menjadi 44%. Penurunan kinerja keuangan di tahun 2020 terjadi

karena penurunan pada total aktiva yang dibiayai oleh utang dari tahun

sebelumnya, turunnya total aktiva terjadi karena pada tahun 2020 ditetapkan

kebijakan lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran wabah virus COVID-

19. Di tahun 2021 terjadi kenaikan pada Debt to Asset Ratio karena ditetapkannya

kebijakan New Normal agar aktifitas pertambangan tetap dapat berjalan dan

perlahan-lahan mulai meningkatkan kinerja keuangan yang sebelumnya menurun

akibat pandemi. Kebijakan New Normal tersebut membuat total aktiva yang

dibiayai oleh utang meningkat dari tahun sebelumnya. Namun Debt to Asset Ratio

69
milik PT Adaro Energy Tbk belum dapat dikatakan sehat atau baik karena masih

berada diatas rata-rata standar industri (total utang yang dimiliki mengalami

kenaikan). Standar industri untuk Debt to Asset Ratio adalah sebesar 35%.

5.2.2.2 Debt to Equity Ratio

100%
90%
80%
70%
60%
Persentase

50%
40% Debt To Equity Ratio
30%
20%
10%
0%
2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 5.4 Grafik Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio PT Adaro Energy Tbk pada tabel 5.10 cukup

fluktuatif, di tahun 2019 ialah sebesar 87%, pada tahun 2020 turun menjadi 65%,

di tahun 2021 meningkat menjadi 83%, selanjutnya Debt to Equity Ratio di tahun

2022 turun menjadi 79%. Penurunan kinerja keuangan di tahun 2020 terjadi

karena penurunan pada total ekuitas (modal) yang dibiayai oleh utang dari tahun

sebelumnya, turunnya total ekuitas (modal) terjadi karena pada tahun 2020

ditetapkan kebijakan lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran wabah

virus COVID-19. Di tahun 2021 terjadi kenaikan pada Debt to Equity Ratio

karena ditetapkannya kebijakan New Normal agar aktifitas pertambangan tetap

dapat berjalan dan perlahan-lahan mulai meningkatkan kinerja keuangan yang

70
sebelumnya menurun akibat pandemi. Kebijakan New Normal tersebut membuat

total ekuitas (modal) yang dibiayai oleh utang meningkat dari tahun sebelumnya.

Walaupun terjadi fluktuasi pada Debt to Equity Ratio milik PT Adaro Energy

Tbk, namun semua hasil rasio tersebut dapat dikatakan baik karena hasilnya

berada dibawah rata-rata standar industri, yaitu sebesar 90%. Hasil penelitian ini

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mebayar hutang jangka panjangnya

baik dengan ekuitas atau modal perusahaan.

5.2.3 Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk Tahun 2019 hingga 2022

Ditinjau dari Rasio Aktivitas

5.2.3.1 Total Asset Turnover

2.5

2.0
Perputaran Total Aktiva

1.5

1.0 Total Asset Turnover

0.5

0.0
2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 5.5 Grafik Total Asset Turnover

Hasil Total Asset Turnover PT Adaro Energy Tbk pada tabel 5.10 pada

tahun 2019 ialah sebesar 0,48 kali, pada tahun 2020 turun menjadi 0,40 kali, di

tahun 2021 meningkat menjadi 0,53 kali, selanjutnya Total Asset Turnover tahun

2022 sebesar 0,75%. Penurunan di tahun 2020 disebabkan karena terjadinya

71
penurunan pada annual sales atau penjualan tahunan millik PT Adaro Energy

Tbk, hal tersebut terjadi karena adanya wabah virus COVID-19 yang

menyebabkan terjadinya lockdown atau karantina untuk menghentikan penyebaran

wabah virus COVID-19. Lockdown yang ditetapkan berdampak pada aktifitas para

pekerja serta permintaan dan penjualan bahan tambang, sehingga terjadinya

penurunan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan berdasarkan

total aktiva milik PT Adaro Energy Tbk. Kenaikan kinerja keuangan di tahun

2021 dan 2022 terjadi karena kebijakan New Normal, yaitu kebijakan dalam

membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas

dengan menggunakan standar kesehatan yang ditetapkan setelah pandemi COVID-

19. Kebijakan New Normal yang ditetapkan pada PT Adaro Energy Tbk dengan

cara memperhatikan rotasi karyawan selama periode pembatasan perjalanan dan

persyaratan-persyaratan pengujian kesehatan agar aktifitas pertambangan tetap

dapat berjalan dan perlahan-lahan mulai meningkatkan kinerja keuangan yang

sebelumnya menurun akibat pandemi. Penjualan sedikit meningkat dari tahun

sebelumnya, sehingga kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan

berdasarkan total aktiva yang dimiliki PT Adaro Energy Tbk meningkat pula dari

tahun sebelumnya. Walaupun terjadi peningkatan yang tidak signifikan pada Total

Asset Turnover milik PT Adaro Energy Tbk, namun semua hasil rasio tersebut

belum dapat dikatakan sehat atau baik karena masih berada dibawah standar

industri. Standar industri untuk Total Asset Turnover adalah sebesar 2 kali

perputaran total aktiva. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan

72
perusahaan dalam mengelola aset atau aktiva yang dimiliki kurang efektif dan

efisien karena nilai-nilai rasio setiap tahunnya berada di bawah standar industri.

5.2.3.2 Inventory Turnover

140

120
Perputaran Total Aktiva

100

80

60
Inventory Turnover
40

20

-
2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 5.6 Grafik Inventory Turnover

Hasil Inventory Turnover PT Adaro Energy Tbk pada tabel 5.10 pada

tahun 2019 ialah sebesar 126 kali, pada tahun 2020 turun menjadi 19 kali, di tahun

2021 turun menjadi 18 kali, selanjutnya Inventory Turnover tahun 2022 sebesar

17 kali. Penurunan di tahun 2020 disebabkan karena terjadinya penurunan pada

Harga Pokok Penjualan dan persediaan millik PT Adaro Energy Tbk, hal tersebut

terjadi karena adanya wabah virus COVID-19 yang menyebabkan terjadinya

lockdown atau karantina untuk menghentikan penyebaran wabah virus COVID-19.

Lockdown yang ditetapkan berdampak pada aktifitas para pekerja serta permintaan

dan penjualan bahan tambang, sehingga terjadinya penurunan pada harga pokok

penjualan (HPP) dan persediaan milik PT Adaro Energy Tbk. di tahun 2021 dan

2022 terus terjadi penurunan karena masih terkena dampak dari pandemi di tahun

73
sebelumnya dan adanya Izin Usaha Pertambangan (IUP) tentang Pembatasan

Produksi Batu Bara. Inventory Turnover milik PT Adaro Energy Tbk menurun

setiap tahunnya, sehingga kemampuan PT Adaro Energy Tbk dalam melakukan

penjualan lemah. Inventory Turnover milik PT Adaro Energy Tbk, belum dapat

dikatakan sehat atau baik karena masih jauh berada dibawah standar industri.

Standar industri untuk Inventory Turnover adalah sebesar 20 kali perputaran total

aktiva. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam

mengelola aset atau aktiva yang dimiliki kurang efektif dan efisien karena nilai-

nilai rasio setiap tahunnya turun dan berada di bawah standar industri.

5.2.4 Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk tahun 2019 hingga 2022

Ditinjau dari Rasio Profitabilitas

5.2.4.1 Net Profit Margin

35%

30%

25%
Persentase

20%

15%
Net Profit Margin
10%

5%

0%
2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 5.7 Grafik Net Profit Margin

74
Hasil Net Profit Margin PT Adaro Energy Tbk pada tabel 5.10 pada tahun

2019 ialah sebesar 12%, pada tahun 2020 turun menjadi 6%, di tahun 2021 naik

menjadi 23%, selanjutnya Net Profit Margin tahun 2022 sebesar 31%. Penurunan

kinerja keuangan di tahun 2020 disebabkan karena terjadinya penurunan pada

penjualan sehingga terjadi penurunan pula dalam menghasilkan laba bersih milik

PT Adaro Energy Tbk, hal tersebut terjadi karena adanya wabah virus COVID-19

yang menyebabkan terjadinya lockdown atau karantina untuk menghentikan

penyebaran wabah virus COVID-19. Lockdown yang ditetapkan berdampak pada

aktifitas para pekerja serta permintaan dan penjualan bahan tambang, sehingga

kinerja keuangan di tahun 2020 berada dibawah standar industri. Kenaikan kinerja

keuangan di tahun 2021 dan 2022 terjadi karena kebijakan New Normal, yaitu

kebijakan dalam membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik

secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang ditetapkan setelah

pandemi COVID-19. Kebijakan New Normal yang ditetapkan pada PT Adaro

Energy Tbk dengan cara memperhatikan rotasi karyawan selama periode

pembatasan perjalanan dan persyaratan-persyaratan pengujian kesehatan agar

aktifitas pertambangan tetap dapat berjalan dan perlahan-lahan mulai

meningkatkan kinerja keuangan yang sebelumnya menurun akibat pandemi. Net

Profit Margin milik PT Adaro Energy Tbk di tahun 2021 ke tahun 2022, dapat

dikatakan sehat atau baik karena berada di atas standar industri. Standar industri

untuk Net Profit Margin adalah sebesar 20 kali perputaran total aktiva.

75
5.2.4.2 Return on Asset

35%

30%

25%
Persentase

20%

15%
Return on Asset
10%

5%

0%
2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 5.8 Grafik Return on Asset

Hasil Return on Asset PT Adaro Energy Tbk pada tabel 5.10 pada tahun

2019 ialah sebesar 6%, pada tahun 2020 turun menjadi 2%, di tahun 2021 naik

menjadi 12%, selanjutnya Return on Asset tahun 2022 sebesar 23%. Penurunan

kinerja keuangan di tahun 2020 disebabkan karena terjadinya penurunan pada

penjualan sehingga terjadi penurunan pula dalam menghasilkan laba bersih dan

penurunan pada total aktiva milik PT Adaro Energy Tbk, hal tersebut terjadi

karena adanya wabah virus COVID-19 yang menyebabkan terjadinya lockdown

atau karantina untuk menghentikan penyebaran wabah virus COVID-19.

Lockdown yang ditetapkan berdampak pada aktifitas para pekerja serta permintaan

dan penjualan bahan tambang. Kenaikan kinerja keuangan di tahun 2021 dan 2022

terjadi karena kebijakan New Normal, yaitu kebijakan dalam membuka kembali

aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan

menggunakan standar kesehatan yang ditetapkan setelah pandemi COVID-19.

76
Kebijakan New Normal yang ditetapkan pada PT Adaro Energy Tbk dengan cara

memperhatikan rotasi karyawan selama periode pembatasan perjalanan dan

persyaratan-persyaratan pengujian kesehatan agar aktifitas pertambangan tetap

dapat berjalan dan perlahan-lahan mulai meningkatkan kinerja keuangan yang

sebelumnya menurun akibat pandemi. Namun Return on Asset milik PT Adaro

Energy Tbk masih berada dibawah standar industri. Standar industri untuk Return

on Asset adalah sebesar 30%. Sehingga hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba, kurang baik karena keuntungan

bersih perusahaan tidak meningkat secara signifikan dan tidak berada diatas

standar rata-rata industri.

5.1 Return on Equity

45%
40%
35%
30%
Persentase

25%
20%
Return on Equity
15%
10%
5%
0%
2019 2020 2021 2022
Tahun

Gambar 5.9 Grafik Return on Equity

Hasil Return on Equity pada PT Adaro Energy Tbk pada tabel 5.10 pada

tahun 2019 ialah sebesar 11%, pada tahun 2020 turun menjadi 4%, di tahun 2021

naik menjadi 23%, selanjutnya Return on Equity tahun 2022 sebesar 41%.

77
Penurunan kinerja keuangan di tahun 2020 disebabkan karena kemampuan

perusahaan menurun dalam hal menghasilkan laba bersih dengan menggunakan

modal sendiri, hal tersebut terjadi karena adanya wabah virus COVID-19 yang

menyebabkan terjadinya lockdown atau karantina untuk menghentikan penyebaran

wabah virus COVID-19. Lockdown yang ditetapkan berdampak pada aktifitas para

pekerja serta permintaan dan penjualan bahan tambang. Kenaikan kinerja

keuangan di tahun 2021 dan 2022 terjadi karena kebijakan New Normal, yaitu

kebijakan dalam membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik

secara terbatas dengan menggunakan standar kesehatan yang ditetapkan setelah

pandemi COVID-19. Kebijakan New Normal yang ditetapkan pada PT Adaro

Energy Tbk dengan cara memperhatikan rotasi karyawan selama periode

pembatasan perjalanan dan persyaratan-persyaratan pengujian kesehatan agar

aktifitas pertambangan tetap dapat berjalan dan perlahan-lahan mulai

meningkatkan kinerja keuangan yang sebelumnya menurun akibat pandemi,

namun hasil rasio tahun 2019, 2020, dan 2021 belum dapat dikatakan sehat atau

baik karena berada jauh dibawah standar industri. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba, kurang

baik karena keuntungan bersih perusahaan tidak meningkat. Standar industri

untuk Return on Equity adalah sebesar 40%.

78
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai

berikut:

1. Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio likuiditas Current

Ratio tahun 2019 hingga 2022 cukup fluktuatif, karena Current Ratio di tahun

2019 ialah sebesar 171%, pada tahun 2020 turun menjadi 151%, di tahun

2021 meningkat menjadi 208%, selanjutnya Current Ratio di tahun 2022

meningkat menjadi 217%. Current Ratio milik PT Adaro Energy Tbk dapat

dikatakan kurang sehat karena berada di bawah standar industri, namun di

tahun 2021 dan 2022 Current Ratio milik PT Adaro Energy Tbk dapat

dikatakan sehat atau baik karena berada di atas standar industri.

Kinerja Keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio likuiditas Quick

Ratio tahun 2019 hingga 2022 cukup fluktuatif, Quick Ratio di tahun 2019

ialah sebesar 161%, pada tahun 2020 turun menjadi 142%, di tahun 2021

meningkat menjadi 199%, selanjutnya Quick Ratio di tahun 2022 meningkat

menjadi 209%. Quick Ratio tahun 2019 milik PT Adaro Energy Tbk berada

di atas standar industri dan dapat dikatakan sehat atau baik, namun di tahun

selanjutnya yaitu 2020, terjadi penurunan pada Quick Ratio milik PT Adaro

Energy Tbk sehingga dapat dikatakan tidak sehat atau baik (berada di bawah

standar industri). Di tahun 2021 dan 2022 terjadi kenaikan yang signifikan

79
pada Quick Ratio sehingga dapat dikatakan dalam keadaan yang sehat atau

baik karena berada di atas standar industri.

Penurunan yang terjadi pada Rasio Likuiditas baik Current Ratio maupun

Quick Ratio PT Adaro Energy Tbk terjadi karena adanya wabah virus

COVID-19 di tahun 2020 yang menyebabkan ditetapkannya kebijakan

lockdown untuk menghentikan rantai penyebaran virus COVID-19, namun

lockdown yang ditetapkan berdampak pada aktifitas para pekerja serta

permintaan dan penjualan bahan tambang yang berdampak pada penurunan

kinerja keuangan milik PT Adaro Energy Tbk.

2. Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio solvabilitas Debt

to Asset Ratio dari tahun 2019 hingga tahun 2022 cukup fluktuatif, karena

Debt to Asset Ratio di tahun 2019 ialah sebesar 45%, pada tahun 2020 turun

menjadi 38%, di tahun 2021 meningkat menjadi 45%, selanjutnya Debt to

Asset Ratio di tahun 2022 turun 1% menjadi 44%. Debt to Asset Ratio di

tahun 2019 hingga tahun 2020 terjadi. Di tahun 2021 terjadi kenaikan yang

signifikan, namun di tahun 2022 terjadi sedikit penurunan sebesar 1%. Debt

to Asset Ratio milik PT Adaro dapat dikatakan tidak sehat karena berada di

atas standar rata-rata industri.

Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio solvabilitas Debt

to Equity Ratio dari tahun 2019 hingga tahun 2022 cukup fluktuatif, karena

Debt to Equity Ratio di tahun 2019 ialah sebesar 87%, pada tahun 2020 turun

menjadi 65%, di tahun 2021 meningkat menjadi 83%, selanjutnya Debt to

Equity Ratio di tahun 2022 turun menjadi 79%. Di tahun 2019 hingga tahun

80
2020 terjadi penurunan pada Debt to Equity Ratio. Di tahun 2021 terjadi

kenaikan yang cukup signifikan, namun di tahun 2022 terjadi penurunan lagi

pada Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio milik PT Adaro dapat

dikatakan dalam keadaan yang sehat atau baik karena masih berada di bawah

standar rata-rata industri.

Penurunan yang terjadi pada Rasio Solvabilitas baik Debt to Asset Ratio

maupun Debt to Equity Ratio PT Adaro Energy Tbk terjadi karena adanya

wabah virus COVID-19 di tahun 2020 yang menyebabkan ditetapkannya

kebijakan lockdown untuk menghentikan rantai penyebaran virus COVID-19,

namun lockdown yang ditetapkan berdampak pada aktifitas para pekerja serta

permintaan dan penjualan bahan tambang yang berdampak pada penurunan

kinerja keuangan milik PT Adaro Energy Tbk.

3. Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio aktivitas Total

Asset Turnover dari tahun 2019 hingga tahun 2022 cukup fluktuatif, karena

Total Asset Turnover pada tahun 2019 ialah sebesar 0,48 kali, pada tahun

2020 turun menjadi 0,40 kali, di tahun 2021 meningkat menjadi 0,53 kali,

selanjutnya Total Asset Turnover tahun 2022 sebesar 0,75%. Total Asset

Turnover di tahun 2019 hingga 2020 terjadi penurunan, selanjutnya di tahun

2021 hingga 2022 terjadi kenaikan yang cukup signifikan, namun Total Asset

Turnover milik PT Adaro Energy Tbk berada dalam keadaan yang kurang

sehat karena berada dibawah standar industri, yaitu dua kali perputaran total

aktiva.

81
Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio aktivitas

Inventory Turnover dari tahun 2019 hingga tahun 2022 cukup fluktuatif,

tahun 2019 ialah sebesar 126 kali, pada tahun 2020 turun menjadi 19 kali, di

tahun 2021 turun menjadi 18 kali, selanjutnya Inventory Turnover tahun 2022

sebesar 17 kali. Inventory Turnover milik PT Adaro Energy Tbk belum dapat

dikatakan sehat atau baik karena terus menurun dan masih berada di bawah

standar industri. Standar industri Inventory Turnover adalah dua puluh kali

perputaran total aktiva.

Inventory Turnover milik PT Adaro Energy Tbk terus terjadi penurunan

karena masih terkena dampak dari pandemi di tahun sebelumnya dan adanya

Izin Usaha Pertambangan (IUP) tentang Pembatasan Produksi Batu Bara.

4. Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio profitabilitas Net

Profit Margin dari tahun 2019 hingga tahun 2022 cukup fluktuatif, karena Net

Profit Margin pada tahun 2019 ialah sebesar 12%, pada tahun 2020 turun

menjadi 6%, di tahun 2021 naik menjadi 23%, selanjutnya Net Profit Margin

tahun 2022 sebesar 31%. Net Profit Margin tahun 2019 hingga 2020 belum

bisa dikatakan sehat atau baik karena berada dibawah standar industri, namun

Net Profit Margin di tahun 2021 hingga 2022 dapat dikatakan sehat atau baik

karena berada di atas standar industri.

Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio profitabilitas

Return on Asset cukup fluktuatif, karena pada tahun 2019 ialah sebesar 6%,

pada tahun 2020 turun menjadi 2%, di tahun 2021 naik menjadi 12%,

selanjutnya Return on Asset tahun 2022 sebesar 23%. Di tahun 2019 hingga

82
2020 terjadi penurunan pada Return on Asset, selanjutnya di tahun 2021

hingga 2022 terjadi kenaikan, namun Return on Asset tidak dapat dikatakan

sehat atau baik karena berada di bawah standar industri.

Kinerja keuangan PT Adaro Energy Tbk ditinjau dari rasio profitabilitas

Return on Equity dari tahun 2019 hingga tahun 2022 cukup fluktuatif, pada

tahun 2019 ialah sebesar 11%, pada tahun 2020 turun menjadi 4%, di tahun

2021 naik menjadi 23%, selanjutnya Return on Equity tahun 2022 sebesar

41%. Di tahun 2019 hingga 2020 terjadi penurunan pada Return on Equity,

selanjutnya di tahun 2021 hingga 2022 terjadi kenaikan, namun Return on

Equity tidak dapat dikatakan sehat atau baik karena berada di bawah standar

industri.

Penurunan yang terjadi pada Rasio Profitabilitas baik Net Profit Margin,

Return on Asset, maupun Return on Equity milik PT Adaro Energy Tbk

terjadi karena adanya wabah virus COVID-19 di tahun 2020 yang

menyebabkan ditetapkannya kebijakan lockdown untuk menghentikan rantai

penyebaran virus COVID-19, namun lockdown yang ditetapkan berdampak

pada aktifitas para pekerja serta permintaan dan penjualan bahan tambang

yang berdampak pada penurunan kinerja keuangan milik PT Adaro Energy

Tbk.

83
6.2 Saran

Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarka penelitian yang

telah dilakukan adalah:

Bagi Perusahaan

Pandemi COVID-19 yang terjadi memberikan dampak tidak hanya pada

kesehatan masyarakat di seluruh dunia, namun juga berdampak pada sektor lain,

khususnya perekonomian dunia. Tidak luput pertambangan di Indonesia yang

terkena dampak dari COVID-19, salah satunya adalah PT Adaro Energy Tbk yang

kinerja keuangannya menurun karena terdampak pandemi COVID-19, maka saran

yang dapat disampaikan peneliti ialah perusahaan dapat memberi atensi atau

perhatian lebih terhadap strategi penjualan yang ideal, agar kinerja keuangan

perusahaan dan profit atau laba yang dimiliki perusahaan dapat bangkit bahkan

berada dalam standar industri pasca pandemi COVID-19.

Bagi Investor
Bagi calon investor diharapkan dapat lebih selektif dalam memilih

perusahaan yang akan dijadikan tujuan untuk berinvestasi. Bagi investor yang

sudah melakukan penanaman modal atau investasi pada PT Adaro Energy Tbk

diharapkan untuk memperdalam ilmu tentang pasar modal serta selalu mengetahui

informasi tentang perusahaan di masa pandemi dan pasca pandemi COVID-19,

agar hasil yang didapatkan investor sesuai dengan yang diharapkan.

84
Penelitian selanjutnya

Peneliti selanjutnya yang menggunakan penelitian yang sama pada masa

pandemi COVID-19 disarankan untuk menambah variabel-variabel lainnya dan

memperpanjang tahun periode sehingga data yang diolah lebih mewakilkan hasil

dari kinerja keuangan suatu perusahaan.

85
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I. K. A. M. (2022). Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan

Batubara Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019 - 2021.

Skripsi, Politeknik Negeri Bali.

Anwar, M. (2019). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan

(Witnasari (ed.); 1st ed.). Jakarta: Kencana.

Arif, I. (2014). Batubara Indonesia (A. Lestari (ed.); 1st ed.). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Bakry, U. S. (2016). Pedoman Penulisan Skripsi Hubungan Internasional

(I. F. Iriyanti (ed.); 1st ed.). Sleman: Deepublish.

Bukhori, I. (2016). Hand Out Manajemen Keuangan. Yogyakarta:

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 1, 106.

Candra, V., Simarmata, N. I. P., Purba, M. B., Hasibuan, M. C. A., Siregar,

T., Karwanto, S., Romindo, & Jamaludin. (2021). Pengantar

Metodologi Penelitian (R. Watrianthos & J. Simarmata (eds.); 1st ed.).

Medan: Yayasan Kita Menulis.

Chasanah, A. (2015). Penilaian kinerja keuangan perusahaan menggunakan

analisis rasio keuangan dan konsep economic value added (EVA)

(Studi kasus pada PT gudang garam, Tbk dan PT HM Sampoerna, Tbk

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013). Jurnal

Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 20(1), 85728.

Darmawan. (2020). Dasar-dasar Memahami Rasio dan Laporan Keuangan

86
(D. M. Lestari (ed.); 1st ed.). Yogyakarta: UNY Press.

Dekrita, Y. A. (2021). Kinerja Keuangan Rumah Sakit Badan Layanan

Umum Daerah (M. Nasrudin (ed.); 1st ed.). Pekalongan: NEM.

Fahmi, I. (2017). Analisis Kinerja Keuangan (4th ed.). Bandung: Alfabeta.

Fahmi, I. (2020). Analisis Laporan Keuangan (D. Handi (ed.); 7th ed.).

Bandung: Alfabeta.

Fasekhah, C. A. (2021). Analisis Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk

Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada Pt. Tambang Batubara

Bukit Asam (Persero) Tbk (Periode 2017-2019). Cilacap: Skripsi,

Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali.

Firdaus, & Zamzam, F. (2018). Aplikasi Metodologi Penelitian (F. Zamzam

(ed.); 1st ed.). Sleman: Deepublish.

Handini, S. (2020). Manajemen Keuangan (S. Handini (ed.); 1st ed.).

Surabaya: Scopindo Media Pustaka.

Hantono. (2018). Konsep Analisa Laporan Keuangan dengan Pendekatan

Rasio dan SPSS (1st ed.). Sleman: Deepublish.

Hastuti, K. T. (2021). Analisa Rasio Keuangan, Common Size, Dan Trend

Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Periode

Tahun 2015-2019. Surabaya: Universitas Hayam Wuruk, Sarabaya, 21.

Herispon. (2016). (Financial Statement Analysis) Riau: Akademi Keuangan

& Perbankan Riau. Analisis Laporan Keuangan, July, 1–176.

Hery. (2015). Analisis Kinerja Manajemen (1st ed.). Jakarta: Gramedia

87
Widiasarana Indonesia.

Hidayat, W. W. (2018). Dasar-Dasar Analisa Laporan Keuangan (F. Fabri

(ed.); 1st ed.). Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Hutabarat, F. (2020). Kinerja Keuangan (G. Puspitasari (ed.); 1st ed.).

Serang: Desanta Muliavisitama.

Irfani, A. S. (2020). Manajemen Keuangan dan Bisnis Teori dan Aplikasi

(Bernadine (ed.); 1st ed.). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kariyoto. (2017). Analisa Laporan Keuangan (Tim UB Press (ed.); 1st ed.).

Malang: UBMedia.

Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan (12th ed.). Depok: Raja

Grafindo Persada.

Kawatu, F. S. (2019). Analisis Laporan Keuangan Sektor Publik (G. D. Ayu

(ed.); 1st ed.). Sleman: Deepublish.

Kusumawaty, I., Achmad, S. V., Ginting, S. D., Yunike, Liana, Y., Diyan,

I., Martiningsih, W., Solehudin, & Lalla, N. S. N. (2022). Metodologi

Penelitian Keperawatan (N. Sulung & R. M. Sahara (eds.); 1st ed.).

Padang: Global Eksekutif Teknologi.

Lukianda, N. (2013). Implementasi Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja

Keuangan. Jurnal WIGA, 3(2), 54–69.

Muin, M. F. (2015). Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Aneka Tambang

(Persero) Tbk UBP Nikel Sulawesi Tenggara Di Pomalaa Tahun 2009-

2013. Makassar: Skripsi, UIN Alauddin Makassar.

Musthafa, H. (2017). Manajemen Keuangan (P. Christian (ed.); I).

88
Yogyakarta: ANDI OFFSET.

Novelasari, W. (2021). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan

Rasio Profitabilitas, Economic Value Added (EVA), Dan Market Value

Added (MVA) Pada PT Adaro Energy Tbk. Universitas Bangka

Belitung.

Nugrahayanti, I. M. (2020). Ekonomi Indonesia Di Tengah Pandemi

COVID-19 (S. M. S. Wahyudi & H. Kusuma (eds.); 1st ed.). Malang:

UMM Press.

Organization, W. H. (2020). Corona Virus QA.

Prihadi, T. (2019). Analisis Laporan Keuangan (Fajarianto (ed.); I). Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Rengganis, O., & Valianti, R. M. (2020). Analisis Kinerja Keuangan Pada

PT . Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka

Belitung PENDAHULUAN Lembaga perbankan merupakan salah satu

sumber perekonomian negara . Dimana kegiatannya sebagai alat

intermediasi yakni menghimpun dana dari masyar. Jurnal Mediasi,

2(2), 110–135.

Sarmanu. (2017). Dasar Metodologi Penelitian (1st ed.). Surabaya:

Airlangga University Press.

Septiana, A. (2019). Analisis Laporan Keuangan (R. Hermawan (ed.); I).

Pamekasan: Duta Media Publishing.

Sudana, I. M. (2019). Manajemen Keuangan Teori & Praktik (2nd ed.).

89
Surabaya: Airlangga University Press.

Sudarmanto, E. (2022). Manajemen Keuangan (M. J. F. Sirait (ed.); 1st ed.).

Medan: Yayasan Kita Menulis.

Sugiyono, A. (2016). Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan (1st ed.). Jakarta:

Grasindo.

Sumiati, & Indrawati, N. K. (2019). Manajemen Keuangan Perusahaan (N.

K. Indrawati (ed.); 1st ed.). Malang: UB Press.

Unaradjan, D. D. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif (K. Sihotang (ed.);

1st ed.). Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Universitas Muhammadiyah Malang. (2020). Ekonomi Indonesia di Tengah

Pandemi Covid 19 (M. S. Wahyudi & H. Kusuma (eds.); 1st ed.).

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Widjono. (2007). Bahasa Indonesia (Sudarmanto (ed.); 1st ed.). Jakarta:

Grasindo.

Wijaya, J. (2021). Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan

Pertambangan Sub Sektor Coal Mining Yang Terdaftar Di BEI

Menggunakan Economic Value Added (EVA) Dan Metode Market

Value Added (MVA) Periode 2015-2019. Riau: Skripsi, Universitas

Islam Riau Pekanbaru.

Wijaya, S., & Khoironi, F. R. (2021). Kinerja Keuangan Manchester United

Plc Sebelum Dan Di Masa Pandemi Covid-19 (Guepedia (ed.); 1st ed.).

Bogor: Guepedia.

90
Yustika, A. E., Faisal, A. H., Sambodo, A., Prasetyantoko, A., Didin, A.,

Damanhuri, S., Sentosa, D. A., Hartati, E. S., Kristiadi, J., & Wijaya,

K. (2020). Pandemi Corona: Virus Deglobalisasi (D. S. Damanhuri, I.

Rahardjo, T. Ahmad, & R. Abdullah (eds.); 1st ed.). Bogor: Penerbit

IPB Press.

91
LAMPIRAN

92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122

Anda mungkin juga menyukai