Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PERENCANAAN POLA PERMUKIMAN, INDEKS SENTRALITAS

TERBOBOT, SKALOGRAM SERTA ANALISIS JARAK DAN KESEMPATAN


TERDEKAT DI KABUPATEN KOTA BAU BAU DALAM ANGKA TAHUN 2022
Disusun oleh: 1. Muhammada Sabarno Akbar (G2F122038) 2.Suharfin Karno (F2G123012)
3. La Ode Umar Maskun (G2F123014)

Abstrak
Dalam suatu perencanaan wilayah, hirarki perkotaan sangat perlu diperhatikan karena
menyangkut dengan fungsi yang ingin di arahkan pada masing-masing kota. Dalam konteks
dinamika yang ada pada perkembangan Kota Bau Bau terlaksananya fungsi itu berkaitan
dengan fasilitas kepentingan umum yang ada di masing-masing wilayah. Distribusi penduduk
pada beberapa bagian wilayah Kota Bau Bau mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah
sarana dan prasarana dan fasilitas pelayanan. Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi ketersediaan fasilitas sosial, ekonomi dan pemerintahan serta menganalisis
hirarki dan distribusi pusat pelayanan di Kota Bau Bau, menganalisis kesesuaian pusat
pelayanan dalam RTRW Kota Bau Bau tahun 2022 terhadap hasil penelitian. Penelitian
menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dan untuk metode analisis
menggunakan metode analisis Pola Permukiman (Settlement Function Analysis), Analisis
Indeks Sentralitas Terbobot (Centrality Index Analysis), skalogram, dan Metode Ambang
Batas (Treshold Analysis). Berdasarkan hasil studi didapat bahwa ketersediaan fasilitas
sosial, ekonomi dan pemerintahan di Kota Bau Bau cukup memadai dimana yang berstatus
orde I berada pada Kecamatan Wolio dan Kecamatan Betoambari, telah memiliki fasilitas
yang cukup lengkap dan memadai. Hasil analisis wilayah Kota Bau Bau terbagi dalam 3 orde,
dimana orde/hirarki I yang terdapat pada Kecamatan Wolio, Kecamatan Murhum dan
Kecamatan Betoambari. Sedangkan untuk orde/hirarki II berada pada Kecamatan
Kokalukuna dan Kecamatan Batupoara. Dan yang berada pada orde/hirarki III yaitu
Kecamatan Sorowolio, Kecamatan Bumgi, dan Kecamatan Lea Lea. Berdasarkan hasil
analisis terdapat perbandingan antara pusat pelayanan dalam RTRW Kota Bau Bau tahun
2022 terhadap hasil analisis.
PENDAHULUAN
Dalam perencanaan pengembangan suatu sistem pusat pelayanan kota dan untuk
menentukan rencana sistem pusat pelayanan kota, wajib diperlukan ketelitian dalam
memperhatikan rencana sistem struktur tata ruang Kota Bau Bau. yang telah dikaji
berdasarkan perkembangan kota, pendistribusian penduduk, kegiatan serta kondisi eksisting
struktur tata ruang kota yang ada saat ini. (RTRW Kota Bau Bau Tahun 2022). Adapun
pembagian pusat-pusat pelayanan kota bertujuan untuk terjadinya pemerataan layanan sarana
dan prasarana perkotaan pada seluruh wilayah. Sebaran pusat pelayanan berhirarki sesuai
dengan kelengkapan fasilitas dan skala pelayanan. Hierarki perkotaan sangat perlu
diperhatikan dalam perencanaan wilayah karena menyangkut fungsi yang ingin di arahkan
untuk masing-masing kota. Dalam konteks dinamika yang ada pada perkembangan Kota Bau
Bau terlaksana atau berjalannya fungsi tersebut,sangat berkaitan erat dengan fasilitas
kepentingan umum yang ada di berbagai wilayah kota. Banyaknya fasilitas yang harus
disediakan di wilayah kota dan harus diukur sesuai luas pengaruh kota atau jumlah penduduk
yang diperkirakan dalam memanfaatkan fasilitas tersebut. Distribusi penduduk pada beberapa
bagian wilayah Kota Bau Bau mengakibatkan terjadinya peningkatan jumlah prasarana dan
sarana dan fasilitas pelayanan.
Dalam penelitian kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan fasilitas
sosial, ekonomi, pemerintahan, menganalisis hirarki dan pembagian pusat pelayanan di Kota
Bau Bau serta menganalisis kesesuaian pusat pelayanan dalam RTRW Kota Bau Bau tahun
2022 terhadap hasil penelitian.
KAJIAN LITERATUR
Pengertian Wilayah dan Kota
Definisi wilayah menurut Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 wilayah adalah
ruang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek fungsional.
Pengertian kota secara umum adalah tempat bermukim, bekerja dan kegiatan warga
kota baik itu dalam bidang ekonomi pemerintahan, dll.
Adapun definisi menurut Bintarto dari segi geografis kota diartikan sebagai suatu
sistim jaringan kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan
diwarnai dengan strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula
diartikan sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami
dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang
bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya.
Hirarki Kota
Kata hirarki (hierarchy) pada dasarnya merupakan organisasi dengan susunan secara
bertingkat (Salim,1996) . Menurut Nasoetion (1985) dalam Sukasmianto (1999), hirarki
terbagi atas dua bagian yaitu hirarki fungsional dan hirarki tata ruang. Hirarki fungsional
terbentuk akibat pengelompokkan kegiatan sosial dan ekonomi tertentu pada tempat tertentu
yang berfungsi sebagai pusat pelayanan. Sedangkan hirarki tata ruang mengacuh kepada
sistem tata ruang wilayah.
Pengertian Sarana
Menurut kamus tata ruang, sarana adalah jaringan dan/atau bangunanbangunan yang
memberi pelayanan dengan fungsi tertentu kepada masyarakat maupun perorangan berupa
kemudahan kehidupan masyarakat dan pemerintah. Sarana merupakan salah satu pelengkap
yang menjadi penunjang kehidupan bagi masyarakat.
Sarana Perkotaan
Sarana perkotaan adalah suatu aktifitas atau ruang yang digunakan untuk melayani
kebutuhan individu dalam lingkungan kehidupan dimana sarana dianggap sebagai produsen
kemudian digunakan oleh konsumennnya yaitu penduduk di sekitar lokasi sarana tersebut.
Sarana merupakan salah satu pelengkap penunjang kehidupan masyarakat, keberadaan sarana
dapat memberikan kepuasan sosial, material dan spiritual bagi masyarakat. Sarana merupakan
faktor penting dalam perkembangan kehidupan di suatu wilayah, tanpa adanya sarana yang
cukup dan seimbang antara kebutuhan dan pemenuhan dapat mengganggu aktifitas
masyarakat.
Penyediaan Sarana Perkotaan
Harus didasari oleh standar sarana dan prasarana sesuai dengan konsep pedoman
Perencanaan Lingkungan Pemukiman Departemen PU dan tidak terlepas dari arahan Rencana
Tata Ruang Kota. Untuk menunjang kehidupan seharihari dan guna menciptakan suatu
lingkungan permukiman yang baik di area perkotaan.
Fasilitas Sosial
Fasilitas sosial merupakan fasilitas yang digunakan orang banyak atau fasilitas yang
ditujukan untuk dipakai bersama. Fasilitas sosial ini diadakan oleh pemerintahan setempat
atau dari pekerja swasta yang menyediakn, guna untuk bisa dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Jenis-jenis fasilitas sosial diantaranya : fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan
fasilitas peribadatan. Menurut Conyers, D dan P. Hills (1984) sarana/fasilitas sosial dapat
meliputi diantaranya:
 Fasilitas pendidikan yang terdiri dari : taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD),
sekolah lanjutan pertama (SLP) dan sekolah lanjutan atas (SLA).
 Fasilitas kesehatan yang terdiri dari : balai pengobatan, BKIA + rumah bersalin,
puskesmas dan balai pengobatan, rumah sakit daerah/wilayah, tempat praktek dokter,
apotek/toko obat.
 Fasilitas pelayanan kesejahteraan atau peribadatan meliputi : tempat ibadah (gereja,
masjid, vihara, klenteng dan pura).

Fasilitas Ekonomi
Fasilitas ekonomi adalah fasilitas yang disediakan pemerintah setempat dalam rangka
menunjang perekonomian dalam suatu wilayah. Adapun Fasilitas ekonomi bisa disediakan
oleh pihak swasta dan fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Menurut
Conyers, D. dan P. Hills (1984) sarana/fasilitas ekonomi dan perdagangan dapat meliputi
diantaranya: warung/kios, merupakan unit usaha ekonomi skala terkecil, pertokoan,
merupakan unit usaha ekonomi skala sedang – besar, pusat perbelanjaan skala lingkungan
(toko dan pasar) dan pusat perbelanjaan dan niaga (toko, pasar, bank, kantor-kantor, industri
kecil).
Fasilitas Pemerintahan
Fasilitas pemerintahan merupakan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah setempat
yang berkaitan dengan fungsi pelayananan untuk masyarakat. Jenis-jenis fasilitas
pemerintahan seperti kantor-kantor pemerintah atau kantor pelayanan publik.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif. Metode analisis yang
digunakan adalah metode analisis Skalogram, Indeks Sentralitas, dan Gravitasi dan
pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder, untuk mengidentifikasi ketersediaan
fasilitas sosial, perekonomian dan pemerintahan dan menganalisis hirarki dan distribusi pusat
pelayanan di Kota Bau Bau.
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh menggunakan data primer, dimana data yang diperlukan
meliputi kondisi geografis wilayah penelitian dengan cara obsevasi atau survei lapangan,
untuk pengambilan foto atau gambar dan juga diskusi terfokus. Adapun data sekunder antara
lain data jumlah penduduk, data jumlah jenis fasilitas perkotaan, data jarak antar wilayah dan
peta-peta yang terkait dengan peneliti.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan observasi, telaah pustaka dan
studi dokumentasi untuk melengkapi data yang ada kaitannya dengan topik penelitian.

TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis Fungsi
1. Adalah analisis terhadap fungsifungsi pelayanan yang tersebar di daerah
perencanaan, dalam kaitannya dengan berbagai aktivitas masyarakat, untuk
memperoleh /memanfaatkan berbagai fasilitas pelayanan tersebut.
2. Akan diketahui tingkat keseimbangan antara pusat-pusat pelayanan yang ada dengan
distribusi penduduk di suatu daerah
3. Terkonsentrasi ataukah tersebar merata?
4. Sudah sesuai fungsi ataukah belum ?
Cara Melakukan Analisis Fungsi
1. Analisis Pola Permukiman (Settlement Function Analysis)
Analisis mengenai hirarki fungsi pelayanan dan daya jangkau pelayanan. Hirarki dan
distribusi pusat-pusat pelayanan
2. Analisis Indeks Sentralitas Terbobot (Centrality Index Analysis)
Untuk mengetahui hirarki pusat pelayanan, seberapa banyak jumlah fungsi yang ada,
berapa jenis dan berapa jumlah penduduk yang dilayani, serta seberapa besar
frekuensi keberadaan suatu fungsi
3. Skalogram
Metode paling sederhana karena hanya menunjukkan daftar komponen-komponen
pendukungnya.
4. Metode Ambang Batas (Treshold Analysis)
Mengetahui seberapa besar jumlah penduduk minimal yang harus dilayani oleh
sebuah fungsi pelayanan.
Tabel 1.1 Jumlah Data Penduduk Kota Bau Bau Berdasarkan Kecamatan Tahun 2022

Dari data tabel jumlah penduduk Kota Bau bau dengan total 159.073 jiwa berdasarkan Kecamatan menunjukan jumlah
angka penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Wolio dengan total jumlah sebesar 43,092 jiwa. Kemudian Kecamatan
dengan jumlah paling kecil adalah Kecamatan Bungi dengan jumlah penduduk 8,468 jiwa. Sementara itu total jumlah
penduduk semua Kecamatan sekota Bau bau sebesar 159,073 jiwa.

PENDUDUK
NO. KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
1 Betoambari 10,407 10,506 20,913
2 Murhum 10,273 10,421 20,694
3 Batupoaro 13,390 13,749 27,139
4 Wolio 21,395 21,697 43,092
5 Kokalukuna 10,459 10,523 20,982

6 Sorawolio 4,541 4,489 9,030


7 Bungi 4,323 4,145 8,468
8 Lea-Lea 4,423 4,332 8,755
TOTAL 79,211 79,862 159,073

RASIO LUAS (Ha) KEPADATAN PENDUDUK AGRARIS (RT/Ha)

1 2,789 7 1
1 609.0 34 7
1 168.0 162 32
1 3,356 13 3
1 1,685 12 2
1 111.0 81 16
1 5,889 1 0
1 334.0 26 5
1 14,941 337 67
Tabel 1.2. Jumlah Data Penduduk Agraris Kota Bau Bau
Tabel 1.3. Kota Bau Bau Dalam Angka

Tabel 1.4.

KETERANGANNYA KODE ZONA PRESENTASE PENDUDUK

Rumah Kepadatan Rendah 13


Rumah Kepadatan Rendah 13
Rumah Kepadatan Rendah 17
Rumah Kepadatan Rendah 27
Rumah Kepadatan Rendah 13
Rumah Kepadatan Rendah 6
Rumah Kepadatan Tinggi 5
Rumah Kepadatan Rendah 6
Rumah Kepadatan Rendah 100

POPULASI
NO KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
1 Betoambari 10,407 10,506 20,913
2 Murhum 10,273 10,421 20,694
3 Batupoaro 13,390 13,749 27,139
4 Wolio 21,395 21,697 43,092
5 Kokalukuna 10,459 10,523 20,982
6 Sorawolio 4,541 4,489 9,030
7 Bungi 4,323 4,145 8,468
8 Lea-Lea 4,423 4,332 8,755
TOTAL 79,211 79,862 159,073

Tabel 1.5.
JENIS FUNGSI
LUAS LAHAN (Ha)

PENDIDIKAN KESEHATAN
RASIO SD SMP SLA PT RS PUS
1 2,789 5.0 2.0 3.0 1.0 1.0 3.0
1 609.0 5.0 5.0 5.0 2.0 2.0 2.0
1 168.0 6.0 0.0 0.0 1.0 1.0 2.0
1 3,356 7.0 7.0 4.0 0.0 4.0 3.0
1 1,685 6.0 4.0 1.0 1.0 0.0 3.0
1 111.0 5.0 4.0 3.0 0.0 0.0 1.0
1 5,889 4.0 4.0 3.0 0.0 0.0 2.0
1 334.0 5.0 2.0 2.0 0.0 0.0 1.0
1 14,941 43 28 21 5 8 17

Tabel 1.6.
FUNGSI
KESEHATAN ADMISTRASI INDEKS FUNGSI
KLI Kec. Ds LMD dst.

0.0 3.0 1.0 1.0 2.0 22


0.0 3.0 1.0 1.0 1.0 27
1.0 3.0 1.0 1.0 2.0 18
2.0 3.0 1.0 1.0 4.0 36
0.0 3.0 1.0 1.0 3.0 23
0.0 3.0 1.0 1.0 2.0 20
0.0 3.0 1.0 1.0 2.0 20
0.0 3.0 1.0 1.0 1.0 16
3 24 8 8 17 182
Tabel 1.7.ANALISIS POLA PERMUKIMAN

PENDUDUK
NO KECAMATAN LUAS (HA)
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL RASIO
1 Betoambari 10,407 10,506 20,913 1 2,789.00

2 Murhum 10,273 10,421 20,694 1 609.0

3 Batupoaro 13,390 13,749 27,139 1 168.0

4 Wolio 21,395 21,697 43,092 1 3,356

5 Kokalukuna 10,459 10,523 20,982 1 1,685

6 Sorawolio 4,541 4,489 9,030 1 111.0

7 Bungi 4,323 4,145 8,468 1 5,889

8 Lea-Lea 4,423 4,332 8,755 1 334.0


TOTAL 79,211 79,862 159,073 1 8,019
TOTAL (%)

Tabel 1.8. Sarana Pelayanan


SARANA PELAYANAN
PENDIDIKAN KESEHATAN
SD SMP SMA/SMK PT RS PUSKESMAS KLINIK
5 2.0 3.0 1.0 1.0 3.0 0.0
11.63 7.14 14.29 20.00 12.50 17.65 -
5 5.0 5.0 2.0 2.0 2.0 0.0
11.63 17.86 23.81 40.00 25.00 11.76 -
6 0.0 0.0 1.0 1.0 2.0 1.0
13.95 - - 20.00 12.50 11.76 33.33
7 7.0 4.0 0.0 4.0 3.0 2.0
16.28 25.00 19.05 - 50.00 17.65 66.67
6 4.0 1.0 1.0 0.0 3.0 0.0
13.95 14.29 4.76 20.00 - 17.65 -
5 4.0 3.0 0.0 0.0 1.0 0.0
11.63 14.29 14.29 - - 5.88 -
4 4.0 3.0 0.0 0.0 2.0 0.0
9.30 14.29 14.29 - - 11.76 -
5 2.0 2.0 0.0 0.0 1.0 0.0
11.63 7.14 9.52 - - 5.88 -
43.00 28.00 21.00 5.00 8.00 17.00 3.00
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Tabel 1.9. Pelayanan Umum


PELAYANAN UMUM
ADMISTRASI TOTAL
KECAMATAN DESA/KELURAHAN LMD dst
3.0 1.0 1.0 2.0 22
12.50 12.50 12.50 11.76 12.09
3.0 1.0 1.0 1.0 27
12.50 12.50 12.50 5.88 14.84
3.0 1.0 1.0 2.0 18
12.50 12.50 12.50 11.76 9.89
3.0 1.0 1.0 4.0 36
12.50 12.50 12.50 23.53 19.78
3.0 1.0 1.0 3.0 23
12.50 12.50 12.50 17.65 12.64
3.0 1.0 1.0 2.0 20
12.50 12.50 12.50 11.76 10.99
3.0 1.0 1.0 2.0 20
12.50 12.50 12.50 11.76 10.99
3.0 1.0 1.0 1.0 16
12.50 12.50 12.50 5.88 8.79
24.0 8.0 8.0 17.0 182
100.00 100.00 100.00 100.0 100.00

Tabel 1.10.

PENDUDUK
NO KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL RASIO
1 Betoambari 10,407 10,506 20,913 1
2 Murhum 10,273 10,421 20,694 1
3 Batupoaro 13,390 13,749 27,139 1
4 Wolio 21,395 21,697 43,092 1
5 Kokalukuna 10,459 10,523 20,982 1
6 Sorawolio 4,541 4,489 9,030 1
7 Bungi 4,323 4,145 8,468 1
8 Lea-Lea 4,423 4,332 8,755 1
TOTAL 79,211 79,862 159,073 1
TOTAL (%)
NILAI BOBOT
Tabel 1.11.Sarana Pelayanan Umum
SARANA PELAYANAN UMUM
LUAS (HA) PENDIDIKAN KESEHATAN
SD SMP SMA/SMK PT RS PUSKESMAS KLINIK
5 2.0 3.0 1.0 1.0 3.0 0.0
2,789.00
11.63 7.14 14.29 20.00 12.50 17.65 -
5 5.0 5.0 2.0 2.0 2.0 0.0
609.0 11.63 17.86 23.81 40.00 25.00 11.76 -
6 0.0 0.0 1.0 1.0 2.0 1.0
168.0 13.95 - - 20.00 12.50 11.76 33.33
7 7.0 4.0 0.0 4.0 3.0 2.0
3,356 16.28 25.00 19.05 - 50.00 17.65 66.67
6 4.0 1.0 1.0 0.0 3.0 0.0
1,685 13.95 14.29 4.76 20.00 - 17.65 -
5 4.0 3.0 0.0 0.0 1.0 0.0
111.0 11.63 14.29 14.29 - - 5.88 -
4 4.0 3.0 0.0 0.0 2.0 0.0
5,889 9.30 14.29 14.29 - - 11.76 -
5 2.0 2.0 0.0 0.0 1.0 0.0
334.0 11.63 7.14 9.52 - - 5.88 -
8,019 43.00 28.00 21.00 5.00 8.00 17.00 3.00
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
0.43 0.28 0.21 0.05 0.08 0.17 0.03
Tabel 1.11.

ADMISTRASI TOTAL
KECAMATAN A/KELURAHAN LMD dst
3.0 1.0 1.0 2.0 22
12.50 12.50 12.50 11.76 12.09
3.0 1.0 1.0 1.0 27
12.50 12.50 12.50 5.88 14.84
3.0 1.0 1.0 2.0 18
12.50 12.50 12.50 11.76 9.89
3.0 1.0 1.0 4.0 36
12.50 12.50 12.50 23.53 19.78
3.0 1.0 1.0 3.0 23
12.50 12.50 12.50 17.65 12.64
3.0 1.0 1.0 2.0 20
12.50 12.50 12.50 11.76 10.99
3.0 1.0 1.0 2.0 20
12.50 12.50 12.50 11.76 10.99
3.0 1.0 1.0 1.0 16
12.50 12.50 12.50 5.88 8.79
24.0 8.0 8.0 17.0 182
100.00 100.00 100.00 100.0 100.00
0.24 0.08 0.08 0.17 1.82

Tabel 1.12.

POPULASI
NO KECAMATAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL RASIO
1 Betoambari 10,407 10,506 20,913 1
2 Murhum 10,273 10,421 20,694 1
3 Batupoaro 13,390 13,749 27,139 1
4 Wolio 21,395 21,697 43,092 1
5 Kokalukuna 10,459 10,523 20,982 1
6 Sorawolio 4,541 4,489 9,030 1
7 Bungi 4,323 4,145 8,468 1
8 Lea-Lea 4,423 4,332 8,755 1
TOTAL 79,211 79,862 159,073 1

Tabel 1.13.
JENIS FUNGSI
LUAS LAHAN (Ha) PENDIDIKAN KESEHATAN
SD SMP SLA PT RS PUS KLI
2,789 X X X X X X
609.0 X X X X X X
168.0 X X X X X
3,356 X X X X X X
1,685 X X X X X
111.0 X X X X
5,889 X X X X
334.0 X X X X
14,941 8 7 7 4 4 8 2

ADMISTRASI INDEKS FUNGSI


Kec. Ds LMD dst.
X X X X 10
X X X X 10
X X X X 9
X X X X 10
X X X X 9
X X X X 8
X X X X 8
X X X X 8
8 8 8 8 72
Tabel 1.14.

Tabel 1.15.
ASAL TUJUAN
NO
KECAMATAN Betoambari Murhum Batupoaro Wolio Kokalukuna
1 Betoambari 3.50 5.57 6.30 9.83
2 Murhum 3.50 2.20 2.80 7.00
3 Batupoaro 5.57 2.20 4.10 6.70
4 Wolio 6.30 2.80 4.10 5.10
5 Kokalukuna 9.83 7.00 6.70 5.10
6 Sorawolio 15.36 12.20 13.00 9.10 5.85
7 Bungi 17.70 17.30 13.30 12.25 7.20
8 Lea-Lea 17.50 13.00 9.74 10.15 5.90
TOTAL 75.76 58.00 54.61 49.80 47.58

Tabel 1.16.
Sorawolio Bungi Lea-Lea TOTAL
15.36 17.70 17.50 75.76
12.20 17.30 13.00 58.00
13.00 13.30 9.74 54.61
9.10 12.25 10.15 49.80
5.85 7.20 5.90 47.58
6.90 9.20 71.61
6.90 4.30 78.95
9.20 4.30 69.79
71.61 78.95 69.79
JENIS FUNGSI
POPULASI
KECAMATA LUAS LAHAN PENDIDIKAN KESEHATAN ADMISTRASI INDEKS
NO
N (Ha) FUNGSI
RASI
LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL SD SMP SLA PT RS PUS KLI Kec. Ds LMD dst.
O
10. 10. 20. 2.
1 Betoambari X X X X X X X X X X
407 506 913 1 789 10
10. 10. 20. 60
2 Murhum X X X X X X X X X X
273 421 694 1 9,0 10
13. 13. 27. 16
3 Batupoaro X X X X X X X X X
390 749 139 1 8,0 9
21. 21. 43. 3.
4 Wolio X X X X X X X X X X
395 697 092 1 356 10
10. 10. 20. 1.
5 Kokalukuna X X X X X X X X X
459 523 982 1 685 9
4. 4. 9. 11
6 Sorawolio X X X X X X X X
541 489 030 1 1,0 8
4. 4. 8. 5.
7 Bungi X X X X X X X X
323 145 468 1 889 8
4. 4. 8. 33
8 Lea-Lea X X X X X X X X
423 332 755 1 4,0 8
79. 79. 159. 14.
TOTAL 8 7 7 4 4 8 2 8 8 8 8
211 862 073 1 941 72
Tabel 1.17. Analisis Fungsi

Tabel analisis fungsi adalah akumulasi dari berbagai analisis, (pola pemukiman indeks sentralitas terbobot, scalogram dan metode ambang batas)
DAFTAR PUSTAKA

Ghafara, (2015). “Kajian Skolagram Guttman dan Indeks Sentralitas Marshall Untuk Penentuan
Pusat-Pusat Pelayanan Wilayah. Studi Kasus: Kabupaten Simalungun Provinsi
Sumatra Utara”. Makalah. Dosen Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
BPS Kota Bau Bau. Dalam angka 2021-2023

Anda mungkin juga menyukai