Anda di halaman 1dari 9

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Seri Konferensi IOP: Ilmu dan Teknik Material

KERTAS •AKSES TERBUKA Anda mungkin juga menyukai

- KEDALAMAN OPTIK MULTI-FREKUENSI PETA


Adsorpsi Asam Lemak Bebas (FFA) pada Minyak Goreng DAN KASUS UNTUK GRATIS–GRATIS
PENYERAPAN DALAM DUA RADIO SYMETRIK
Rendah Menggunakan Zeolit Alam Aktif Sebagai RINGKAS SUMBER: CSO CANDIDATE J1324

Adsorben
+ 4048 DAN CSO J0029 + 3457
JM Marr, TM Perry, J. Baca dkk.

- Implementasi Fast-folding Pipeline untuk


Mengutip artikel ini: Monika Larasati Tres Ayu Putrantidkk2018Konferensi IOP Ser.: Guru. Sci. Ind.299 Pencarian Pulsar Jangka Panjang di Survei
012085 PALFA
E. Induk, VM Kaspi, SM Ransom dkk.

- PENENTUAN POSISI CENTRAL ENGINE DAN


STRUKTUR CAKRAM AKRESI PADA NGC 4261
Lihatartikel online untuk pembaruan dan penyempurnaan. DENGAN PENGUKURAN CORE SHIFT

Takafumi Haga, Akihiro Doi, Yasuhiro


Murata dkk.

Konten ini diunduh dari alamat IP 36.81.62.20 pada 16/05/2022 pukul 15:07
Konferensi Internasional tentang Kimia dan Ilmu Material (IC2MS) 2017 Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu dan Teknik Material1ri2n3g42596978(920'1'8“)”012085 doi:10.1088/1757-899X/299/1/012085

Adsorpsi Asam Lemak Bebas (FFA) pada Minyak Goreng Rendah


Menggunakan Zeolit Alam Aktif Sebagai Adsorben

Monika Larasati Tres Ayu Putranti, Sang Kompiang Wirawan, I Made


Bendiyasa
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 55281
Indonesia
Penulis korespondensi: skwirawan@ugm.ac.id

Abstrak. Adsorpsi asam lemak bebas (FFA) pada minyak goreng kadar rendah menggunakan adsorben
zeolit alam aktif dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu minyak goreng kadar rendah sehingga
dapat memenuhi standar minyak goreng yang telah ditetapkan SNI. 01-3741-2013. Adsorpsi dilakukan
dengan zeolit alam yang diaktivasi dengan larutan HCl dan NaOH dilanjutkan dengan proses kalsinasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa zeolit teraktivasi NaOH menurunkan kadar FFA pada minyak goreng kadar
rendah lebih banyak dibandingkan dengan zeolit alam teraktivasi HCl, dengan konsentrasi NaOH optimum
adalah 0,75 M. Pada analisis kesetimbangan adsorpsi dengan variasi suhu (25
C, 40HaiC, 80HaiC ), diperoleh adsorpsi FFA dengan zeolit alam teraktivasi NaOH mengikuti
Hai

Model Adsorpsi Isoterm Freundlich dengan nilai konstanta kesetimbangan 20,5873; 0,9629 dan
0,8053.

1. Perkenalan
Minyak goreng merupakan salah satu bahan pangan penting yang digunakan untuk mengolah bahan
pangan. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, memberikan nilai kalor, dan memberikan
rasa gurih pada makanan. Kandungan utama minyak goreng adalah trigliserida (triasil gliserol) yang
terbentuk dari gliserol dan berbagai asam lemak. Selain trigliserida, minyak goreng juga mengandung
sejumlah kecil lipid kompleks, sterol, asam lemak bebas (FFA), lilin, pigmen larut minyak, dan hidrokarbon
[2]. Berdasarkan jumlah proses pemurniannya, ada dua jenis minyak goreng yang beredar di pasaran, yaitu
minyak goreng kemasan dan minyak goreng kualitas rendah. Minyak goreng kualitas rendah memiliki
kualitas yang rendah karena hanya memiliki satu penyaringan yang menyebabkan warnanya tidak jernih
dan mengandung FFA lebih tinggi dari minyak goreng kemasan. Budiyanto, dkk. [3], Tangkudung, dkk. [4],
dan Lempang, dkk.
Kandungan asam lemak bebas dalam minyak merupakan salah satu ukuran kualitas minyak goreng, dimana FFA
dinyatakan dengan bilangan asam. Kandungan FFA yang tinggi dapat menyebabkan minyak goreng menjadi lebih cepat
tengik, dimana FFA dapat bereaksi lebih lanjut menjadi aldehid dan keton yang merupakan indikasi terjadinya
ketengikan pada minyak goreng. Selain menyebabkan ketengikan pada minyak, tingginya konsumsi minyak goreng
dengan kandungan asam lemak bebas yang tinggi akan meningkatkan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) atau
kolesterol jahat dalam darah.
Data pemerintah yang diperoleh pada tahun 2015 menunjukkan konsumsi minyak goreng kualitas rendah
sekitar 70%, dan sisanya sudah menggunakan minyak goreng kemasan. Besarnya konsumsi minyak goreng
kualitas rendah tidak sebanding dengan kualitas minyak goreng kualitas rendah, maka perlu dilakukan
peningkatan kualitas minyak goreng kualitas rendah yang memenuhi standar SNI dengan biaya operasional yang
rendah. Pada umumnya pemisahan FFA dari minyak dilakukan dengan mereaksikan dengan larutan basa atau
reaktan lain membentuk sabun, atau bisa disebut proses netralisasi. Proses penetralan minyak goreng adalah

Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah ketentuanLisensi Creative Commons Attribution 3.0. Distribusi lebih lanjut dari karya
ini harus mempertahankan atribusi kepada penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
Konferensi Internasional tentang Kimia dan Ilmu Material (IC2MS) 2017 Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu dan Teknik Material1ri2n3g42596978(920'1'8“)”012085 doi:10.1088/1757-899X/299/1/012085

biasanya dilakukan dengan menggunakan NaOH atau Na2BERSAMA3. Namun, penggunaan NaOH dengan konsentrasi yang
terlalu tinggi dapat mengakibatkan saponifikasi sejumlah kecil trigliserida, sehingga mengurangi rendemen minyak. Sedangkan
netralisasi dengan Na2BERSAMA3, menghasilkan sabun yang sulit dipisahkan, karena pembentukan CO2
gas yang dilepaskan dari karbonat sehingga menimbulkan buih pada minyak [7]. Selain itu, jika dilihat dari segi green
chemistry, proses netralisasinya masih menggunakan reagen yang bersifat toksik.
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan alternatif penghilangan FFA dari minyak goreng kualitas rendah,
dimana penurunan kadar FFA pada minyak goreng kualitas rendah menggunakan adsorben dinilai sederhana,
murah, dan efisien. Salah satu bahan yang menarik untuk dikembangkan sebagai adsorben adalah zeolit alam
yang memiliki luas permukaan yang besar dan selektivitas yang tinggi. Namun, zeolit alam memiliki beberapa
kelemahan, karena ketidakmurnian dan struktur kerangka aluminosilikat yang tidak teratur. Adanya pengotor
tersebut dapat menurunkan aktivitas zeolit sebagai adsorben. Untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi zeolit
alam akan dilakukan aktivasi secara fisika dan kimia.
Widayat dan Haryani [8] menggunakan zeolit alam yang hanya diaktivasi secara fisik (dihancurkan) dalam
studi reduksi bilangan asam, bilangan peroksida dan absorbansi pada proses pemurnian minyak goreng bekas.
Handoko dkk [9] juga meningkatkan kualitas minyak goreng dengan menggunakan zeolit alam aktif. Dalam
penelitiannya, adsorpsi dilakukan dengan dua jenis zeolit aktif, yaitu NZA dan H5-NZA. NZA adalah zeolit alam
yang diaktivasi secara fisik (dihancurkan dan dipanaskan) dan secara kimiawi dengan menggunakan larutan asam
HF dan HCl. Sedangkan H5-NZA adalah NZA yang dikalsinasi di Muffle Furnace (kalsinasi tanpa gas nitrogen)
dilanjutkan dengan proses hidrotermal, kalsinasi dengan gas nitrogen dan oksidasi dengan gas oksigen. Astuti
[10] menurunkan FFA minyak sawit (CPO) menggunakan zeolit alam Lampung yang diaktivasi menggunakan
larutan HCl.
Prediksi interaksi antara FFA dan permukaan adsorben disampaikan oleh beberapa peneliti [9] [11]
menyatakan bahwa gugus karboksil dalam FFA berinteraksi dengan sisi aktif adsorben sehingga FFA
dapat diserap pada adsorben. Sisi aktif zeolit yang dapat berinteraksi dengan molekul FFA adalah
gugus hidroksil yang merupakan situs Bronsted dan kation yang terdapat dalam kerangka
silikaalumina zeolit.
Zeolit yang diaktifkan asam seperti HCl atau H2JADI4akan mengalami proses dealuminasi,
yaitu proses reduksi atom alumina dari kerangka zeolit yang menyebabkan peningkatan rasio
Si/Al dan keasaman zeolit. Sedangkan aktivasi basa menyebabkan lepasnya ikatan akibat
ekstraksi Si dari kerangka zeolit (desilication) yang mengakibatkan penurunan rasio Si/Al pada
zeolit. Zeolit dengan rasio Si/Al rendah cenderung lebih hidrofilik [12]. Perlakuan dengan asam
pada zeolit juga terbukti menyebabkan zeolit menjadi lebih hidrofobik sehingga kapasitas
adsorpsi senyawa polar akan menurun [13]. Gugus karboksil merupakan gugus fungsi yang
memiliki sifat polar, sehingga jika sisi aktif adsorben bersifat hidrofilik maka FFA dapat diserap
secara optimal. Pada penelitian ini membandingkan daya adsorpsi FFA pada zeolit alam tanpa
aktivasi dan yang diaktivasi dengan HCl dan NaOH.

2. Metode
2.1. Aktivasi Zeolit Alam
Zeolit alam Klaten dicuci dengan aquades secara berkala, kemudian dituang dan dikeringkan dalam oven
pada suhu 100 °C. Zeolit alam kemudian dicuci, digerus, dan diayak dengan filtrasi 100 mesh. Serbuk zeolit
alam diaktivasi dengan larutan HCl 1 M dan NaOH sambil diaduk selama 24 jam pada suhu 25
Hai C. Zeolit alam aktif dicuci dengan akuades hingga netral dan dikalsinasi pada suhu 400 °C selama 3 jam.
2.2. Adsorpsi FFA Menggunakan Zeolit Alam Aktif
Zeolit alam dan zeolit alam aktif dicampur dengan minyak goreng kualitas rendah dalam botol vial dengan perbandingan 2:8
dan dimasukkan ke dalam shaker. Itu dicampur dalam shaker selama 5 jam pada 25HaiC. Sampel minyak kadar rendah yang
teradsorpsi kemudian diambil untuk dianalisis kadar FFA-nya.
Zeolit yang lebih baik dalam adsorpsi FFA dianalisis kesetimbangannya dengan adsorpsi pada minyak
goreng kadar rendah dengan variasi konsentrasi larutan asam/basa dan suhu adsorpsi (25HaiC, 40
Hai C, 80HaiC).
2.3. Analisis

2
Konferensi Internasional tentang Kimia dan Ilmu Material (IC2MS) 2017 Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu dan Teknik Material1ri2n3g42596978(920'1'8“)”012085 doi:10.1088/1757-899X/299/1/012085

2.3.1. Analisis kadar asam lemak bebas (% FFA)


Jumlah asam lemak bebas ditentukan dengan titrasi larutan minyak alkohol. Sampel minyak goreng kadar rendah
sebanyak satu gram ditimbang dalam Erlenmeyer dan ditambahkan etanol netral dan 3 tetes indikator PP, kemudian
dipanaskan sampai mendidih di atas pemanas listrik. Larutan sampel dititrasi dengan larutan NaOH 0,01 M sampai
terjadi perubahan warna dari bening menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik. Kandungan asam lemak
bebas dihitung dengan perhitungan berikut:

%FFA =%&'()*+&'(),-.//0x100% (1)


1234567
di mana:

MNaOH : Konsentrasi NaOH


VNaOH (M) : Volume NaOH (mL)
TnFFA : Berat molekul FFA (asam oleat = 282 g/mol): Berat
MSampel sampel minyak goreng mutu rendah

2.3.2. Analisis adsorpsi isotermal


Data yang diperoleh dari penelitian adalah konsentrasi FFA pada kesetimbangan (Ce), dan qeNilai (fraksi FFA yang
teradsorpsi pada permukaan pori zeolit) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
=(?0@SEBUAH?6)
<= (2)
1
Kemudian buatlah plot antara Cedan qeuntuk mendapatkan kurva adsorpsi isotermal. Grafik yang diperoleh
dibandingkan dengan persamaan kesetimbangan yang digunakan untuk mendapatkan model adsorpsi isoterm
yang sesuai dengan percobaan. Penentuan model adsorpsi isotermal dilakukan dengan membandingkan
koefisien relatif dari masing-masing grafik linier adsorpsi isotermal.

3. Hasil
3.1. Karakterisasi Zeolit Alam
Perubahan karakter setelah perlakuan aktivasi termal dan basa dibuktikan dengan metode
karakterisasi menggunakan instrumen FT-IR dan EDX. Spektrum hasil spektroskopi inframerah
terhadap zeolit alam tanpa aktivasi, aktivasi termal dan aktivasi asam ditunjukkan pada Gambar 1.
80
70
60
50
40
%T

30
20
10
0
2250 250
Nomor Panjang Gelombang (1/cm)

Gambar 1Spektrum Inframerah dari (a) Tanpa Aktivasi, (b) Asam Diaktifkan dan (c) Basa Diaktifkan Alami
Zeolit

Terlihat bahwa terdapat beberapa besaran serapan yang timbul akibat adanya vibrasi gugus fungsi
pada sampel zeolit alam. Pada spektrum zeolit alam terdapat serapan pada panjang gelombang
462,92 cm-1menunjukkan adanya vibrasi Si-O-Al, sedangkan pada spektrum asam dan basa teraktivasi
zeolit alam telah bergeser menjadi 470,63 dan 455,20 cm-1. Pergeseran tersebut membuktikan
adanya perubahan karakter Si-O-Al dalam kerangka zeolit alam dimana proses aktivasi mampu
menimbulkan reaksi desilasi dan dealuminasi pada struktur aluminosilikat.

3
Konferensi Internasional tentang Kimia dan Ilmu Material (IC2MS) 2017 Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu dan Teknik Material1ri2n3g42596978(920'1'8“)”012085 doi:10.1088/1757-899X/299/1/012085

Interpretasi ikatan kovalen gugus fungsi penyusun kerangka zeolit alam disajikan pada
Tabel 1.

Tabel 1Interpretasi Spektrum Inframerah Zeolit Alam


Nomor Gelombang (cm-1) Interpretasi Jenis Penyerapan Getaran dari Gugus Fungsi
462.92 Si-O-Al
794,67 Si-O
1211.29 KE4getaran peregangan asimetris internal
1049.28 Si-O-Si
3448.72 vibrasi regangan OH dari H2O, Si-OH dan/atau OH bebas

Perubahan rasio Si/Al ditentukan dengan analisis menggunakan Electron Dispersion X-ray Spectroscopy (EDX).
Teknik analisis ini dilakukan untuk mengetahui komposisi unsur-unsur yang terkandung dalam sampel zeolit.
Berdasarkan karakterisasi unsur Si dan Al yang terkandung dalam struktur zeolit alam menggunakan EDX, data
perubahan rasio Si/Al pada zeolit alam sebelum dan sesudah aktivasi ditunjukkan pada Tabel 2. Dapat dilihat
bahwa pada aktivasi HCl terjadi peningkatan Si/Al rasio, sedangkan pada aktivasi NaOH terjadi penurunan rasio
Si/Al.

Meja 2Si/Al Ratio dari Zeolit Alam sebelum ulang dan setelah aktivasi
Zeolit alam Si/Al
Tidak Ada Aktivasi 7,599
HCl diaktifkan 8.128
NaOH diaktifkan 6.788

3.2. Adsorpsi FFA dengan Zeolit Aktif HCl dan NaOH Alami
Pada penelitian ini asam lemak bebas pada minyak goreng kualitas rendah diadsorbsi menggunakan zeolit alam
yang belum diaktivasi, dan yang diaktivasi menggunakan HCl dan NaOH. Hasil analisis kadar asam lemak bebas
sebelum dan sesudah proses adsorpsi ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3Hasil analisis kandungan FFA sebelum dan sesudah proses adsorpsi
penyerap Konten FFA (%)
sebelum adsorpsi setelah adsorpsi
Zeolit alam 0,4 0,33
ZAA HCl 1 M 0,4 0,2
ZAA NaOH 1 M 0,4 0,15

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa penurunan kadar FFA terbesar pada minyak goreng kadar rendah adalah dengan menggunakan zeolit NaOH teraktivasi sebagai

adsorben. Penurunan kadar FFA dengan zeolit teraktivasi NaOH dapat mencapai 62,5%, sedangkan dengan zeolit alam tanpa aktivasi dan zeolit teraktivasi HCl persentase

penurunannya hanya 17,5% dan 50%. Zeolit alam merupakan mineral alam berpori yang memiliki luas permukaan yang besar dan selektivitas yang tinggi. Namun, zeolit

alam memiliki kelemahan, karena ketidakmurnian dan struktur kerangka alumina-silikat yang tidak teratur, daya adsorpsi zeolit alam sangat rendah. Pengotor-pengotor

molekul organik, anorganik dan air yang ada pada zeolit alam menutupi situs aktif pada permukaan pori sehingga molekul adsorbat tidak dapat diserap. Hal ini dibuktikan

dengan rendahnya FFA yang teradsorpsi pada zeolit alam tanpa aktivasi. Pengaktifan zeolit oleh larutan asam dapat menyebabkan dealuminasi dimana rasio Si/Al akan

meningkat dan zeolit menjadi hidrofobik. Sedangkan zeolit alam yang diaktivasi dengan basa dapat menyebabkan desilikasi dimana rasio Si/Al akan menurun, dan zeolit

menjadi lebih hidrofilik. Asam lemak bebas merupakan senyawa karboksilat yang memiliki sisi polar yaitu pada gugus karboksil (-COOH) yang juga bersifat elektropositif

(asam). Berdasarkan hal tersebut dapat dijelaskan bahwa FFA akan lebih tertarik pada permukaan hidrofilik Sedangkan zeolit alam yang diaktivasi dengan basa dapat

menyebabkan desilikasi dimana rasio Si/Al akan menurun, dan zeolit menjadi lebih hidrofilik. Asam lemak bebas merupakan senyawa karboksilat yang memiliki sisi polar yaitu

pada gugus karboksil (-COOH) yang juga bersifat elektropositif (asam). Berdasarkan hal tersebut dapat dijelaskan bahwa FFA akan lebih tertarik pada permukaan hidrofilik

Sedangkan zeolit alam yang diaktivasi dengan basa dapat menyebabkan desilikasi dimana rasio Si/Al akan menurun, dan zeolit menjadi lebih hidrofilik. Asam lemak bebas

merupakan senyawa karboksilat yang memiliki sisi polar yaitu pada gugus karboksil (-COOH) yang juga bersifat elektropositif (asam). Berdasarkan hal tersebut dapat dijelaskan

bahwa FFA akan lebih tertarik pada permukaan hidrofilik

4
magang Mistry and Material Science (IC2MS) 2017 Penerbitan IOP
TIO C ce dan Enginee1ri2n3g42596978(920'1'8“)”012085 doi:10.1088/1757-899X/299/1/012085

adsor y adalah zeolit alam yang diaktivasi dengan larutan basa NaOH. Molekul
Predi een FFA dengan sisi zeolit polar ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2Prediksi interaksi antara olit

3.3. Adsorpsi FFA dengan NaOH Konsentrasi Va ivasi


Diketahui zeolit alam teraktivasi NaOH ha dibandingkan melawan FFA
dengan zeolit alam tanpa aktivasi dan konsentrasi teraktivasi ion NaOH
dilakukan untuk menentukan zeolit alam yang optimum. di alam
Pengaruh konsentrasi NaOH terhadap iklan FFA ditunjukkan minyak goreng adalah

pada Gambar 3.

0,5

0,45
%FFA (%)

0.4

0.35

0,3
0 0,5 1 1.5
Konsentrasi NaOH (M)
Gambar 3Pengaruh variasi konsentrasi NaOH terhadap penurunan jumlah FFA

Hasil yang ditunjukkan pada Gambar 3 menyatakan bahwa konsentrasi NaOH optimum
untuk pengaktifan zeolit alam adalah 0,75 M. Dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi
NaOH maka semakin banyak molekul FFA yang teradsorpsi pada pori zeolit yang ditunjukkan
dengan semakin kecilnya konsentrasi NaOH. Kandungan FFA yang terkandung dalam minyak
goreng bermutu rendah. Namun pada konsentrasi NaOH 1 M dan 1,25 M kadar FFA pada minyak
goreng kadar rendah setelah adsorpsi kembali meningkat. Konsentrasi 1,0 dan 1,25 M telah
membuat viskositas larutan NaOH menjadi sangat tinggi atau menjadi lebih kental sehingga
difusivitas larutan ke dalam pori-pori zeolit akan berkurang. Penurunan difusivitas larutan
NaOH ke dalam pori-pori menyebabkan banyak pengotor dalam pori-pori sehingga luas
permukaan zeolit akan berkurang dan menyebabkan daya adsorpsi menjadi kecil [15]. Sebagai
tambahan,3+yang terlepas karena konsentrasi NaOH yang tinggi mengakibatkan luas permukaan
mikropori menurun.

3.4. Analisis adsorpsi isotermal


Data adsorpsi isotermal dinyatakan sebagai jumlah adsorbat yang diserap oleh adsorben
sebagai fungsi konsentrasi dan suhu sehingga dalam penelitian ini analisis adsorpsi isotermal
digunakan konsentrasi awal FFA dan suhu sebagai variabel bebas. Kesetimbangan adsorpsi

5
Konferensi Internasional tentang Kimia dan Ilmu Material (IC2MS) 2017 Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu dan Teknik Material1ri2n3g42596978(920'1'8“)”012085 doi:10.1088/1757-899X/299/1/012085

tergantung pada interaksi antara adsorben (polar, non-polar, hidrofilik, hidrofobik, dll) dan
kondisi operasi seperti suhu, tekanan dan konsentrasi [16], sedangkan kapasitas adsorpsi
adsorben melibatkan interaksi 3 faktor, yaitu konsentrasi adsorbat dalam fluida, konsentrasi
adsorbat dalam padatan, dan temperatur sistem [17].
Adsorpsi isotermal adalah hubungan jumlah molekul yang diserap dalam adsorben dengan
konsentrasi absorbat pada fluida. Banyak model adsorpsi isoterm telah ditemukan untuk memodelkan
berbagai kesetimbangan adsorpsi. Model teoritis digunakan untuk mendekati hasil eksperimen dari konsep
teoritis. Untuk mengevaluasi data adsorpsi, persamaan isoterm yang sesuai diperlukan untuk sistem
adsorpsi. Dari beberapa persamaan isoterm yang ada, masing-masing memiliki keterbatasan. Dalam
penelitian ini digunakan beberapa persamaan isoterm antara lain:

Model Adsorpsi Isotermal Henry


<= .< (3)

Model Adsorpsi Isotermal Langmuir


<=F4.GH.?6
(4)
IJGH.?6

Model Adsorpsi Isotermal Freundlich


M
<=L. <N (5)

Berdasarkan data konsentrasi FFA pada kesetimbangan (Ce) dapat diperoleh qe(Persamaan 2) dan plot
kurva adsorpsi isotermal berdasarkan model adsorpsi isotermal Henry, Langmuir dan Freundlich disajikan
pada Gambar 4. Koefisien korelasi yang diperoleh dari ketiga model isoterm, pada adsorpsi FFA
menggunakan zeolit teraktivasi NaOH menunjukkan bahwa data eksperimen adalah paling dekat dengan
model Freundlich. Pendekatan Freundlich menunjukkan bahwa permukaan heterogen dari zeolit
teraktivasi heterogen memiliki kemampuan adsorpsi FFA yang tidak sama. Hal ini dapat terjadi karena
terdapat dua kemungkinan interaksi antara molekul FFA dan situs aktif pada permukaan pori zeolit, yaitu
dengan gugus hidroksil pada situs Bronsted dan Na+ion. Selain menunjukkan terjadinya adsorpsi
heterogen, pendekatan model Freundlich juga menunjukkan terbentuknya lapisan multilayer pada
permukaan pori zeolit. Rantai karbon yang panjang dalam molekul FFA bersifat nonpolar, memungkinkan
untuk memiliki afinitas dengan sisi nonpolar molekul FFA lainnya yang kemudian membentuk lapisan
multilayer.
Model isoterm adsorpsi Freundlich merupakan pendekatan yang paling mendekati data kesetimbangan
adsorpsi FFA menggunakan zeolit alam teraktivasi basa, dimana linierisasi frekuensi Freundlich dilakukan untuk
mendapatkan nilai konstanta kesetimbangan yang ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4Parameter Value dari Persamaan Linear Model Freun dlich adsorpsi isotermal
Suhu Adsorpsi
Parameter
25HaiC 40HaiC 80HaiC
R2 0,9492 0,9271 0,9628
KF 0,5873 0,9629 0,8052
n 1.2931 1.2297 1.3706

KFNilai tersebut menunjukkan kapasitas aktif zeolit alam, sedangkan n merupakan indikator efisiensi proses
adsorpsi pada berbagai konsentrasi FFA. Nilai n yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin banyak zeolit
yang menyerap FFA dengan meningkatnya suhu.

6
Konferensi Internasional tentang Kimia dan Ilmu Material (IC2MS) 2017 Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu dan Teknik Material1ri2n3g42596978(920'1'8“)”012085 doi:10.1088/1757-899X/299/1/012085

0,025 0,7

0.6
0,02
0,5
0,015

CAe/qe
0.4
qe

0,01
0,3
0,005
0.2

0 0.1
0,001 0,003Cae0,005 0,007 0,001 0,003CAe0,005 0,007

25 °C 40 °C 80 °C 25 °C 40 °C 80 °C

(sebuah) (b)
- 2.90000 -2.60000 -2.30000 -2.00000
- 1,50000

- 1,70000

- 1,90000
log qe

- 2.10000

- 2.30000

- 2,50000
log CAe

25 °C 40 °C 80 °C
(c)
Gambar 4(a) Kurva Model adsorpsi isotermal Henry (b) Langmuir dan (c) Freundlich

4. Kesimpulan
Kapasitas adsorpsi FFA pada minyak goreng kadar rendah menggunakan zeolit teraktivasi NaOH lebih baik
dibandingkan zeolit alam tanpa aktivasi dan zeolit alam teraktivasi HCl yang dapat mencapai penurunan kadar
FFA hingga 62,5%. Konsentrasi NaOH optimum dalam aktivasi zeolit alam sebagai adsorben FFA dalam minyak
goreng kadar rendah adalah 0,75 M. Model kesetimbangan adsorpsi asam lemak bebas pada zeolit teraktivasi
NaOH mengikuti Model Adsorpsi Isoterm Freundlich dengan konstanta kesetimbangan 0,5873; 0.9629 dan 0.8053
dan nilai n adalah 1.2931; 1.2297 dan 1.3706.

Referensi
[1] Winarno, FG, 1997,Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka, Jakarta Referensi lain
[2] Gesper, KA, dkk., 1987,Ilmu Pangan, UI Press, Jakarta
[3] Budiyanto, Zuki, M., dan Hutasoit, MS, 2012, Ketahanan Minyak Goreng Kemasan dan Minyak
Curah pada Penggorengan Kerupuk Jalin,Jurnal Agro Industri,Jilid 2No. 1, ISSN 2088-5369,
Bengkulu
[4] Tangkudung, M., Kadir, S., Pateda, SM, 2013, Perubahan Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak
Goreng Curah, Minyak Jagung dan Minyak Zaitun setelah Proses Penggorengan Berulang,
Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas
Gorontalo
[5] Lempang, IR, Fatimawali, Pelealu, NC, 2016, Uji Kualitas Minyak Goreh Curah dan Minyak
Goreng Kemasan di Manado,Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi,Jil. 5No.4, 155-161
[6] Laksito, I., 201Vol 3No.1, 18-23, 5, Konsumsi Minyak Goreng Curah Masyarakat Masih Tinggi,

7
Konferensi Internasional tentang Kimia dan Ilmu Material (IC2MS) 2017 Penerbitan IOP
Konferensi IOP Seri: Ilmu dan Teknik Material1ri2n3g42596978(920'1'8“)”012085 doi:10.1088/1757-899X/299/1/012085

www.bisnis.news.viva.co.id/news/, diakses pada tanggal 15 Maret 2017


[7] Ketaren, S., 1986,Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, UI Press, Jakarta
[8] Widayat, S., dan Haryani, K., 2006, Optimasi Proses Adsorpsi Minyak Goreng Bekas dengan
Adsorben Zeolit Alam : Studi Pengurangan Bilangan Asam,Jurnal Teknik Gelagar,Vol 17, No.1,
77-82
[9] Handoko, DSP, Triyono, Narsito, Dwi, T., 2009, Peningkatan Kualitas MInyak Jelantah
Menggunakan Adsorben H5-NZA dalam Reaktor Sistem Fluid Foxed Bed,Jurnal Ilmu Dasar,
Vol 10No.2, 121-132
[10] Astuti, W., Junaedi, A., Suryani, E., Ismail, R., 2006, Penurunan Kadar Asam Lemak Bebas Minyak
Kelapa Sawit (CPO) Menggunakan Zeolit Alam Lampung,Prosiding Seminar Nasional Iptek
Solusi Kemandirian Bangsa, ISBN 979 368859 9, Yogyakarta
[11] Sari, VIP, 2007,Perbandingan Aktivitas NZA dan NCA pada Peningkatan Beberapa Variabel
Kualitas ( Refreshing ) Minyak Goreng Bekas dengan Reaktor Fluid Fixed-Bed, Universitas
Jember.
[12] Jozefaciuk, G., & Bowanko, G., 2002, Pengaruh perlakuan asam dan alkali pada luas permukaan dan
energi adsorpsi mineral terpilih,Tanah Liat dan Mineral Tanah Liat,50771–783
[13] Sumin, L., Youguang, M., Shuhua, S., & Chunying, Z., 2009, Pengaruh modifikasi
hidrofobik zeolit pada penyerapan Co2 dalam pelarut yang berbeda,Jurnal Teknik
Kimia Cina,1736–41
[14] Rahayu, LH, Purnavita, S., & Sriyana, HY, 2014, Potensi Sabut dan Tempurung Kelapa sebagai
Adsorben untuk Meregenasi Minyak Jelantah.Jurnal Momentum,1047–53
[15] Treybal, RE, 1981,Operasi Perpindahan Massal, JV Brown & M. Eichberg, Eds.,McGraw-Hill,
Inc, Edisi ketiga,Jil. 5Singapura.
[16] Thomas, WJ, dan Crittenden, B., 1998,Teknologi dan Desain Adsorpsi, Buku Sains dan
Teknologi Elsevier
[17] Richardson, JF, Harker, JH, Backhurst, JR, 2002,Teknologi Partikel dan Proses Pemisahan
diTeknik Kimia Coulson dan Richardson, Vol 2, Edisi kelima, Butterworth-Heinemann

Anda mungkin juga menyukai