ekstrinsik dibuat oleh Kayla Luckyana. Belajar dikala pandemi Aku duduk tak berdaya seperti kehabisan tenaga. Pak Yanto, wali kelasku memberitahukan dengan tegas bahwa pembelajaran harus dilaksanakan di rumah. Itu berarti, seluruh aktivitas sekolah akan dihentikan sementara. Namun, entah sampai kapan. Semua ini terjadi gara- gara virus yang hadir di wilayah kami. Untuk menghentikan penyebaran virus tersebut, terpaksa sekolah harus dihentikan dan melakukan pembelajaran jarak jauh. Tetapi, baru hari ketiga pembelajaran terhambat. Aku dan teman-temanku yang memiliki keterbatasan ekonomi harus susah payah membeli kuota dan gadget. Karena pembelajaran dilakukan melalui laptop ataupun smartphone yang membutuhkan internet. “Mak, boleh nggak beliin aku hp yang lebih bagus?” pintaku ke Emak, meskipun aku tak tega karena hasil jualan tempe di pasar hanya cukup untuk sehari-hari.
“Nanti ya Lina, Emak
nabung dulu,” jawab Emak pelan. Aku hanya sesekali bisa mengikuti pembelajaran lewat handphone yang sudah usang. Terkadang aku tidak bisa mengikuti video pembelajaran. Aku mencari cara agar aku tetap bisa mengikuti pelajaran. Lalu aku teringat dengan Dira. Teman sekelasku yang pintar dan kaya, kebetulan rumahnya pun dekat dengan rumahku. Tetapi, ketika aku mengetuk pintu rumahnya, ia dengan sombong seperti mengusirku. “Kamu mau numpang belajar Lin?”
“Iyah Dir boleh nggak ngeliat di
laptop kamu? Kita bareng- bareng gitu belajarnya.”
“Hmm gimana ya, tapi aku mau
ke rumah nenekku sekarang..” ujar dia pelan dan aku mengetahui bahwa ia hanya mencari-cari alasan.
“Oh gitu, iya gapapa Dira. Hati-
hati ke rumah neneknya ya,” aku langsung berbalik badan dan kudengar ia pun langsung menutup pintu rumah. Untunglah satu minggu sesudahnya kantor desa menyediakan laptop dan wifi gratis. Aku bisa menggunakannya sesuai dengan jam pelajaran. Kutemui juga teman-temanku yang bernasib sama di kantor desa. Aku dan mereka semangat mengikuti pelajaran meskipun dalam kondisi seperti ini. UNSUR INTRINSIK Tema: Pendidikan
Tokoh: • Lina : baik, semangat, pantang menyerah. • Emak : sabar dan penyayang. • Dira : sombong dan pelit • Pak Yanto : baik dan tegas
Alur cerita: Maju, karena di cerita ini
hanya menjelaskan masa yang akan datang. Tahapan Alur Tahap anti klimaks : Tahap pengenalan : Aku duduk Untunglah satu Minggu tak berdaya seperti kehabisan sesudah nya kantor desa tenaga, Pak Yanto, wali kelasku menyediakan laptop dan memberitahukan dengan tegas wifi gratis bahwa pembelajaran harus dilakukan dirumah. Tahap penyelesaian : Aku dan mereka semangat Tahap penanjaran : Semua ini mengikuti pelajaran terjadi gara-gara virus yang meskipun dalam kondisi hadir di wilayah kami. seperti ini.
Tahap klimaks : Aku dan teman- Amanat : Meraih pendidikan
temanku yang memiliki dan mengikuti keterbatasan ekonomi harus pembelajaran disekolah susah payah membeli kuota harus tetap semangat dan gadget dikondisi apapun Unsur ekstrinsik Latar belakang penulis : Pengarang merupakan penulis cerpen yang tinggal dikalangan masyarakat sosial, sehingga cerpen yang ia tulis dan ciptakan merupakan latar belakang dari lingkungan nya sendiri, cerpen - cerpen yang ia hasilkan juga mampu memberikan motivasi pada pembacanya. Nilai-nilai Nilai Moral : Pada saat aku dan teman teman nya tetap semangat belajar didalam kondisi seperti ini.
Nilai sosial : Ketika sang
pemeran utama meminta kepada sang ibu sebuah ponsel yang lebih modern. TERIMAKASIH