Anda di halaman 1dari 16

Semua bilang

storytelling penting,
tapi gak ada yang
ajarin gimana
caranya
Mari kita cari tau!
Kalo udah ngomongin
storytelling…
hampir bisa dipastiin
gak akan ada yang
kontra.
Masalahnya, definisi
storytelling kadang
susah buat dijelasin.
Makanya, supaya lebih
simpel…
mari kita cari tau beberapa
tahapan dasar dalam
storytelling!
1. Tentuin Sumber Cerita

Sumber cerita storytelling ada tiga:


pengalaman pribadi,
cerita/pengalaman orang lain, dan
imajinasi (fiksi).

Rumusnya:
Kalau asalnya dari pengalaman pribadi,
banyak-banyakin merenung.
Kalau sumbernya dari cerita orang lain,
kumpulin detailnya selengkap mungkin.
Kalau basisnya adalah imajinasi,
perbanyak baca cerpen/novel fiksi.
2. Pilih Kata Ganti
Persona

Ada tiga angle untuk nentuin jenis kata


ganti persona dalam storytelling:
orang pertama: saya, aku, gue, kami,
kita;
orang kedua: Anda, kamu, lo, kalian;
orang ketiga: dia, mereka, beliau, nama
tokoh.

Pilih yang paling sesuai dengan


personality dan kebutuhan cerita,
misalnya:
pakai "kita" untuk menekankan
solidaritas tim, atau
pakai "kami" untuk nunjukin teamwork
yang lebih eksklusif.
3. Buka Tulisan dengan
Keterangan Latar
Keterangan latar adalah jalan pintas untuk
menghidupkan imajinasi pembaca.

As we all know, jenis latar ada tiga:


latar waktu,
latar tempat,
latar suasana.

Biar nggak bertele-tele, buka storytelling


dengan latar yang paling ngaruh ke inti
cerita, contohnya:
utamain latar waktu kalau cerita kamu
kronologis,
itamain latar tempat kalau cerita kamu
deskriptif,
utamain latar suasana kalau cerita
kamu emosional.
4. Pertimbangkan
Dialog Langsung

Meskipun nggak harus ada dalam


setiap storytelling, dialog langsung
punya peran yang penting untuk:

nunjukin emosi yang autentik,


menambah kesan ekspresif, dan
memperkuat karakter.

Selain itu, dialog langsung juga


memudahkan pembaca untuk
mengenali percakapan antartokoh,
baik secara tertulis maupun lisan.
5. Pakai Unsur Transisi

Storytelling yang berhasil pasti punya


alur cerita yang ngalir.

Supaya tiap bagian cerita saling


terkait, kamu bisa tambahin kata
penghubung dan kata transisi,
seperti:
setelah itu,
namun,
padahal,
justru,
sebenarnya,
akibatnya,
di sisi lain,
bahkan.
Sama seperti skill lainnya,
storytelling akan terasah
kalau terus dilatih.
Emangnya storytelling
sepenting itu?
Yes. Zaman sekarang,
storytelling bakal kepake
banget di berbagai
kerjaan.

Khususnya di bidang
Sales dan Marketing.
Kalau kamu tertarik
dengan kedua bidang itu,

kamu bisa terus belajar


storytelling sambil cari
peluang kerja yang
relevan.
Caranya?
Klik link di caption!

Anda mungkin juga menyukai