Anda di halaman 1dari 2

Skenario Segitiga Restitusi

Kasus 1
Balqis Tidak Mengumpulkan Tugas
Saat pelajaran IPAS kelas 5 diberi tugas karena guru kelas harus menghadiri undangan di Aula Eks
Korwil. Setelah dicek tugasnya, ternyata ada yang tidak mengumpulkan tugas.
Langkah 1: Menstabilkan Identitas
Balqis : “Selamat siang, Bu.”
Guru : “Selamat siang. Silakan duduk.”
“Mba Balqis tahu mengapa dipanggil ke sini?”
Balqis : “Mungkin berkaitan dengan tugas IPAS, Bu.”
Guru : “Ya, benar, kemarin kamu masuk kan?”
Balqis : “Iya Bu, masuk, tetapi saya tidak mengumpulkan tugas.”
Guru : “Mba Balqis, semua orang pernah melakukan kesalahan, begitu juga bu guru. Karena kita manusia
biasa bukan makhluk yang sempurna. Di sini ibu tidak akan mencari siapa yang salah, tetapi disini
kita sama-sama mencari solusi supaya mba Balqis bisa mengumpulkan tugas. “
Balqis : “Iya, Bu.
Langkah 2 : Validasi Tindakan yang Salah
Guru : “Boleh ibu tahu, mengapa kamu tidak mengumpulkan tugas?
Balqis : “Saya tidak selesai mengerjakan tugas bu. Sehingga tidak bisa ikut mengumpulkan seperti teman-
teman.
Guru : “Mengapa tidak selesai? Padahal semua teman-teman kamu bisa selesai”
Balqis : “Saya capek dan mengantuk bu. Soalnya saya tidur terlalu malam. Jadi saya tidak bisa menyelesaikan.
Langkah 3 : Menanyakan keyakinan kelas
Guru : “Kamu masih ingat keyakinan kelas kita?”
Balqis : “Masih Bu.”
Guru : “Kira-kira yang kamu lakukan itu sudah sesuai dengan keyakinan kelas belum?
Balqis : “Belum bu.”
Guru : “Keyakinan yang mana?”
Balqis : “Selalu Bertanggung Jawab bu.”
Guru : “Nah, ternyata kamu tahu ya. Lalu, apakah kamu punya solusi untuk mbaalah ini?”
Balqis : “Iya bu. Pertama, saya minta maaf karena tidak mengumpulkan tugas. Kedua, saya tidak akan tidur
terlalu malam. Dan yang ketiga, saya akan mengerjakan tugas dari bu guru dan akan saya kumpulkan
besok.”
Guru : “Baik, terima kasih. Bu guru apresiasi untuk tanggung jawabmu dan kamu boleh kembali istirahat.”
Balqis : “Terima kasih bu, permisi.”
KASUS 2
Cathlin tidak memakai sepatu
Saat Pelajaran setelah istirahat pertama guru melihat ada siswa yang tidak memakai sepatu. Saat istirahat
kedua, murid itu dipanggil untuk klarifikasi.
Langkah 1 : Menstabilkan identitas
Cathlin : “Assalamu’alaikum bu”
Guru : “Wa’alaikum salam. Silahkan masuk. Silahkan duduk”
Cathlin : “Terima kasih Bu”
Guru : “Mba Cathlin, kamu tahu mengapa dipanggil kesini?”
Cathlin :” Kenapa ya bu, emmmm mungkin karena saya tidak memakai sepatu”
Guru :”Iya betul. Kamu membawa sepatu kan?”
Cathlin :”Iya bu bawa.”
Guru : “Mba Cathlin setiap manusia pernah berbuat kesalahan termasuk bu guru. Hal itu adalah hal wajar.
Dan setiap tindakan kita pasti ada alasannya.”
Cathlin : “ iya bu .”
Langkah 2 : Validasi Tindakan yang salah
Guru : “Mba Cathlin pasti punya alas an ya, mengapa kamu tidak memakai sepatu?”
Cathlin : “ Kan tadi baru solat dhuha di musola bu.”
Guru : “ Baiklah di musola memang harus melepas sepatu. Tapi kalua di kelas apakah boleh tidak memakai
sepatu?
Cathlin : “ Tidak bu. Maaf saya salah bu. Setelah solat saya langsung bermain. Jika tidak pakai sepatu lebih
enak bu, tidak panas.
Langkah 3 : Menanyakan keyakinan kelas
Guru : “ Walaupun kamu nyaman tidak memakai sepatu, kira-kira apakah itu sudah memenuhi keyakinan
kelas kita?”
Cathlin : “Tidak bu “
Guru : “ Kamu masih ingat keyakinan kelas kita? “
Cathlin : “ Datang tepat waktu, menjaga kebersihan, memakai seragam lengkap.
Guru : “ Nah ternyata kamu masih ingat ya, lalu apa yang akan kamu lakukan selanjutnya ?”
Cathlin: “ Saya akan langsung memakai sepatu setelah solat. Saat bermain juga saya akan tetap memakainya
bu”
Guru : “ Baik. Mulai kapan kamu akan melaksanakannya?”
Cathlin : “Sekarang bu. Sampai kelas saya akan langsung memakai sepatu bu”
Guru : “ Bagus, kamu sudah berusaha untuk menjadi lebih baik, ibu doakan semoga kamu menjadi anak
yang selalu mematuhi aturan sekolah.”
Cathlin : “ Baik bu “
Guru : “ Terima kasih.“

Anda mungkin juga menyukai