Anda di halaman 1dari 89

iv | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga

KATA PENGANTAR

Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan


Nasional memberikan mandat kepada Kementerian/Lembaga untuk melaksanakan
pengarusutamaan gender (PUG). Pengarusutamaan gender merupakan strategi untuk
mengintegrasikan perspektif gender dalam pembangunan yang dimulai dari proses perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi seluruh kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan. PUG ditujukan untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam
pembangunan, yaitu pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia,
baik laki-laki maupun perempuan. Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi
kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam mengakses dan mengontrol sumber daya,
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan proses pembangunan, serta mendapatkan
manfaat dari kebijakan dan program pembangunan. Strategi PUG dilaksanakan melalui
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG). PPRG dilakukan melalui analisis
gender dan mekanisme penandaan (tagging) anggaran di dalam Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja K/L).
Di dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor
1 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan, Penelaahan, dan Perubahan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga, K/L menyusun Renja dengan memastikan ketepatan penandaan anggaran
yang mencakup nawacita, Prioritas Nasional, Program Prioritas, Kegiatan Prioritas, Proyek Prioritas,
Proyek Prioritas Strategis (Major Project), janji Presiden, dan tematik (dukungan APBN) serta
memastikan kesiapan dokumen pendukung yang dibutuhkan. Penandaan Anggaran Responsif
Gender (ARG) menjadi bagian dari penandaan tematik (dukungan APBN) dengan syarat
kelengkapan dokumen berupa Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang disertai Gender Budget Statement
(GBS).
Penandaan ARG dilakukan untuk mengidentifikasi Program/Kegiatan/Rincian Output
Kementerian/Lembaga yang terkait dengan upaya peningkatan kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan. Hal ini dilakukan untuk memastikan integrasi gender ke dalam proses
perencanaan dan pengganggaran di seluruh K/L, serta pengendaliannya melalui pemantauan dan
evaluasi dalam rangka memastikan kinerja pembangunan dan anggaran peningkatan kesetaraan
gender tersebut. Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga Edisi III
ini disusun untuk merevisi pedoman edisi sebelumnya sesuai perkembangan kebijakan terbaru
terkait Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran. Pedoman ini diharapkan menjadi
panduan bagi K/L dalam melakukan penandaan, pemantauan, dan evaluasi anggaran responsif
gender di dalam Renja K/L sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian dan Lembaga (RKA K/L) dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan
berpartisipasi aktif sehingga pedoman ini dapat diterbitkan. Pedoman ini akan terus disempurnakan
sesuai masukan dan hasil pembelajaran dari penerapannya.
Jakarta, 3 Agustus 2021

Subandi Sardjoko
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan,
Kementerian PPN/Bappenas

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| iii


iv | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ iii


DAFTAR ISI .............................................................................................................................................................v
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................................. vii
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................................................................... viii
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
1.2. Definisi....................................................................................................................................... 6
1.3. Tujuan ........................................................................................................................................ 6
1.4. Ruang Lingkup ....................................................................................................................... 6
1.5. Kebijakan dan Landasan Hukum ..................................................................................... 7
BAB 2 PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER ............................ 10
2.1. Proses Perencanaan dan Penganggaran.................................................................... 10
2.2. Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender .................................. 11
2.3. Instrumen Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender ............ 14
2.3.1. Gender Analysis Pathway...................................................................................... 14
2.3.2. Gender Budget Statement ..................................................................................... 18
BAB 3 PENANDAAN ANGGARAN RESPONSIF GENDER .................................................................... 26
3.1. Penandaan Anggaran Tematik APBN .......................................................................... 26
3.1.1. Rincian Output Kegiatan sebagai Basis Penandaan Anggaran .............. 27
3.2. Waktu dan Proses Penandaan ARG ............................................................................. 28
BAB 4 PENGENDALIAN DAN EVALUASI................................................................................................... 40
BAB 5 PENUTUP ................................................................................................................................................ 44
LAMPIRAN ........................................................................................................................................................... 45
Lampiran 1. Tata Cara Penandaan Anggaran Responsif Gender pada Penyusunan
Renja K/L dalam Sistem Informasi KRISNA Renja K/L ....................................................... 47
Lampiran 2. Daftar Anggaran Responsif Gender Tahun 2021 ....................................... 59

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| v


DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Tahapan Penyusunan Gender Analysis Pathway ........................................................ 16


Tabel 2.2. Contoh Pengisian Gender Analysis Pathway................................................................ 17
Tabel 2.3. Transformasi GAP ke dalam GBS...................................................................................... 19
Tabel 2.4. Format Gender Budget Statement .................................................................................... 20
Tabel 2.5. Contoh 1 Pengisian Gender Budget Statement ........................................................... 21
Tabel 2.6. Contoh 2 Pengisian Gender Budget Statement ........................................................... 22
Tabel 3.1. Waktu dan Proses yang Dilakukan terkait Penandaan ARG di dalam
Perencanaan dan Penganggaran Tahunan .................................................................. 30
Tabel 4.1. Pembagian Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengendalian dan Evaluasi .. 40

vi | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sinkronisasi Sistem Perencanaan dan Penganggaran........................................ 10


Gambar 2.2. Rangkaian Proses Penyusunan RKP dan Renja K/L ............................................. 10
Gambar 2.3. Bentuk Integrasi Gender pada Tahapan Pembangunan ................................... 12
Gambar 2.4. Kerangka Analisis Gender dengan Gender Analysis Pathway ......................... 15
Gambar 3.1. Penandaan Tematik (Dukungan APBN) dalam Sistem Informasi KRISNA .. 26
Gambar 3.2. Struktur Data dalam Sistem Informasi KRISNA..................................................... 27
Gambar 3.3. Waktu Pelaksanaan Penandaan dalam Siklus Perencanaan dan
Penganggaran Tahunan................................................................................................. 28

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| vii


DAFTAR SINGKATAN

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara


ARG Anggaran Responsif Gender
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
DIPA Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
DJA Direktorat Jenderal Anggaran
GAP Gender Analysis Pathway
GBS Gender Budget Statement
IDG Indeks Pemberdayaan Gender
IPG Indeks Pembangunan Gender
KAK Kerangka Acuan Kerja (Term of Reference/TOR)
KPPPA Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
KRISNA Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran
KRO/RO Klasifikasi Rincian Output/Rincian Output
PPRG Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
PUG Pengarusutamaan Gender
Renja K/L Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
Renstra K/L Rencana Strategis Kementerian/Lembaga
RKA K/L Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga
RKP Rencana Kerja Pemerintah
RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJPN Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
RSPP Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran
SBPA Surat Bersama Pagu Anggaran
SBPI Surat Bersama Pagu Indikatif

viii | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 1
2 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Upaya pemerintah untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan inklusif
dilakukan antara lain melalui kebijakan pengarusutamaan gender (PUG). PUG merupakan strategi
untuk mengintegrasikan perspektif gender dalam pembangunan, mulai dari penyusunan kebijakan,
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan. PUG ditujukan untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam pembangunan, yaitu
pembangunan yang lebih adil dan merata bagi setiap insan baik laki-laki maupun perempuan.
Kesetaraan gender dapat dicapai dengan mengurangi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan
dalam mengakses dan mengontrol sumber daya, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan
proses pembangunan, serta mendapatkan manfaat dari kebijakan dan program pembangunan.
Adanya ketidakadilan dan kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan yang mencakup
berbagai bentuk mulai dari pelabelan, marjinalisasi, subordinasi, beban ganda dan diskriminasi
berbasis gender.

Mandat untuk melaksanakan PUG oleh semua kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah
daerah telah dimulai sejak dikeluarkannya Instruksi Presiden (Inpres) Republik Indonesia No.
9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Mandat tersebut
diperkuat melalui Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 – 2025, yang dijabarkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009, RPJMN 2010-2014, RPJMN 2015-2019, dan RPJMN
2020-2024. Dalam rangka percepatan pelaksanaan PUG, pada tahun 2012 diluncurkan Strategi
Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender melalui Perencanaan dan Penganggaran yang
Responsif Gender (Stranas PPRG) melalui Surat Edaran Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas,
Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak. Mandat ini diperkuat dengan komitmen pemerintah untuk melaksanakan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya pada Tujuan 5 yaitu mencapai kesetaraan gender.

Meskipun PUG sudah berjalan lebih dari 20 tahun, peningkatan kesetaraan gender masih
berjalan lambat. Global Gender Gap Report (2020) mencatat Indeks Kesenjangan Gender Indonesia
menempati posisi ke 85 dari 153 negara yang diukur. Apabila dibandingkan dengan negara-negara
di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi ke-8 yang artinya Indonesia masih tertinggal
dalam hal kesetaraan gender dibandingkan negara berkembang lain seperti Filipina, Laos, dan
Thailand. Dari empat faktor yang diukur, faktor ekonomi dan politik merupakan faktor penyumbang
kesenjangan gender terbesar di Indonesia. Skor Indonesia untuk kesetaraan di bidang ekonomi dan
politik masing-masing adalah 0,685 dan 0,172. Rendahnya angka tersebut disebabkan oleh antara
lain rendahnya partisipasi perempuan di di posisi legislator, rendahnya tingkat partisipasi Angkatan
kerja perempuan (TPAK Perempuan), serta tingginya kesenjangan upah antara laki-laki dan
perempuan.

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 3


Selanjutnya, dari capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) terlihat bahwa IPM perempuan
tidak meningkat lebih cepat dibandingkan dengan IPM laki-laki sehingga penurunan kesenjangan
gender (IPG) berjalan sangat lambat dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir. Bahkan
kesenjangan gender cenderung meningkat di masa Pandemi COVID-19 di mana terjadi penurunan
IPG dari 91,07 di tahun 2019 menjadi 91,06 di tahun 2020.

Dari sisi pemberdayaan perempuan terlihat sudah ada peningkatan yang relatif baik di mana
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) meningkat signifikan dari 72,10 di tahun 2018 menjadi 75,24
di tahun 2019. Peningkatan ini disebabkan oleh partisipasi politik perempuan yang semakin baik
pada Pemilu 2019, yaitu dari sekitar 18 persen menjadi 20,52 persen (KPU, 2019). Namun demikian,
angka ini masih jauh dari target 30 pesen keterwakilan perempuan di DPR. Terkait partisipasi
perempuan di lembaga eksekutif, proporsi perempuan yang menduduki jabatan struktural Eselon I
dan II tidak meningkat berarti dalam 5 (lima) tahun terakhir, masing-masing dari 13,04 persen
(2015) menjadi 14,76 (2020) dan dari 15,67 (2015) menjadi 16,58 (2020) (BKN, 2020). Perempuan
yang sudah bekerja profesional juga masih menghadapi fenomena glass ceiling, yaitu fenomena
yang menggambarkan hambatan-hambatan yang dihadapi perempuan ketika mencoba meraih
posisi lebih tinggi dalam suatu perusahaan, kantor pemerintahan, pendidikan atau organisasi non-
profit.

Lebih lanjut, kesenjangan gender juga masih terjadi di berbagai bidang pembangunan
lainnya, seperti:.
1. Di bidang pendidikan, rata-rata lama sekolah perempuan masih lebih rendah dibandingkan
laki-laki yaitu 8,07 tahun dibandingkan 8,90 tahun (BPS, 2020). Sementara, anak perempuan
yang putus sekolah rentan mengalami perkawinan anak yang mengakibatkan tidak
terpenuhinya hak-hak anak, mengalami risiko melahirkan anak stunting, dan kematian ibu.
2. Di bidang kesehatan, Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi, yaitu 305/100.000 kelahiran
hidup (SUPAS 2015). Saat ini, penularan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga (IRT) meningkat.
Jumlah penderita AIDS tertinggi adalah IRT, mencapai 16.844 orang (Kementerian Kesehatan,
2018). Resiko dari ibu rumah tangga yang positif ini akan berpotensi menularkan AIDS kepada
bayinya.
3. Di bidang ketenagakerjaan, TPAK Perempuan masih rendah dan relatif stagnan dalam 2 (dua)
dekade terakhir. Rata-rata TPAK laki-laki adalah 82 persen sementara perempuan hanya
sebesar 82 persen. Berbagai studi menunjukkan salah satu penyebab rendahnya TPAK
perempuan adalah konflik dan dilema antara mengasuh anak (care work) atau bekerja.
Keputusan perempuan untuk mengasuh anak atau bekerja ditentukan oleh pengetahuan,
tingkat pendidikan, serta norma sosial budaya, agama dan peran gender tradisional yang
selama ini melekat pada perempuan. Selain itu, isu ketimpangan upah perempuan dan laki-
laki masih menjadi tantangan. Pada perempuan yang bekerja, perempuan cenderung lebih
rentan untuk tidak dibayar ataupun mendapat upah yang lebih kecil dari laki-laki. laki-laki
mendapatkan upah 20%-23% lebih tinggi dari pada perempuan (ILO, 2020).
4. Di bidang ekonomi, perempuan adalah pelaku atas lebih dari 50 persen UMKM di Indonesia.
Namun, perempuan mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya karena
menghadapi isu gender antara lain tidak memperoleh dukungan suami/keluarga, kesulitan

4 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


memperoleh izin usaha, kesulitan membagi waktu antara usaha dengan keluarga, serta
keterbatasan akses permodalan baik ke bank penyedia maupun jasa lainnya, keterbatasan
akses pelatihan, dan kendala norma gender tradisional yang melekat. Sehingga mayoritas
usaha yang dimotori oleh perempuan terus berada di level usaha informal, usaha kecil dan
mikro, serta sulit untuk naik kelas.
5. Di bidang hukum, masih terdapat 439 kebijakan dan regulasi diskriminatif gender (Komnas
Perempuan, 2020). Selain itu, pengetahuan aparat penegak hukum dan para calon aparat
hukum terkait isu gender dan pentingnya kesetaraan gender masih perlu ditingkatkan.
6. Di bidang infrastruktur, hunian dan sanitasi yang tidak layak menghambat perempuan dalam
melakukan aktivitas. Rumah tangga yang memiliki akses terhadap layanan sanitasi layak dan
air minum layak masing-masing adalah 82,27 persen dan 89,27 persen (BPS, 2019).
Keterbatasan air bersih menyebabkan perempuan sulit mengelola rumah tangga dan
melakukan kegiatan produktif dan ekonomis. Hunian sempit dan infrastruktur sanitasi yang
berlokasi jauh dan gelap menyebabkan perempuan rentan mengalami kekerasan dan
pelecehan seksual.
7. Dalam hal akses terhadap sumber daya alam, partisipasi perempuan dalam pengambilan
keputusan masih rendah. Pembukaan/pembebasan lahan tanpa melibatkan perempuan
menyebabkan terampasnya hak perempuan dalam mengelola sumber daya alam.
8. Dalam hal perlindungan perempuan dari kekerasan, hasil Survei Pengalaman Hidup
Perempuan Nasional (SPHPN) tahun 2016 menunjukkan 1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun
pernah mengalami kekerasan fisik selama hidupnya. Komnas Perempuan mencatatat ada
431.471 kasus kekerasan sepanjang tahun 2019, meningkat dari tahun 2018 sebesar 406.178
kasus. Angka ini turun menjadi 299.911 kasus pada tahun 2020 karena response rate yang
rendah dan kendala korban dalam melaporkan kasus selama pandemic COVID19. Selain itu,
jumlah pengaduan langsung kepada Komnas Perempuan meningkat sebanyak 40 persen
(Catahu 2020). Angka perkawinan anak juga masih sangat tinggi, mencapai 10,19 persen
pada tahun 2020 (Susenas, BPS).
9. Di bidang pertahanan dan kemanan, terdapat emerging issues mengenai keterlibatan
perempuan dan anak dalam aksi terorisme di mana peran strategis perempuan sebagai ibu
dimanfaatkan untuk mentransmisikan ideologi radikal dan mempersiapkan anak-anak
sebagai martir (Komnas Perempuan, 2018)
Untuk menjawab berbagai persoalan tersebut, Perencanaan dan Penganggaran yang
Responsif Gender (PPRG) memegang peranan strategis untuk memastikan kebijakan publik yang
disusun memperhatikan berbagai kerentanan yang dihadapi oleh perempuan dan juga kelompok
rentan lainnya sehingga manfaat pembangunan dapat dirasakan secara lebih adil dan merata bagi
seluruh warga negara. PPRG disusun dengan mempertimbangkan keadilan dan kesetaraan bagi laki-
laki dan perempuan dalam hal memperoleh akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan.
Melalui PPRG, diharapkan alokasi sumber daya pembangunan menjadi lebih efektif, efisien, adil,
dan dapat dipertanggungjawabkan.
PPRG sebagai upaya melaksanakan PUG merupakan bentuk implementasi dari penganggaran
berbasis kinerja yang menjadi filosofi dasar penganggaran di Indonesia. Pada tahapan perencanaan,
PPRG mengintegrasikan persepektif gender, meliputi aspirasi, pengalaman, kebutuhan dan
permasalahan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki, termasuk mereka dengan kebutuhan

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 5


khusus; ke dalam proses perencanaan. Hal ini mencakup perencanaan jangka Panjang (RPJP),
perencanaan jangka menengah (RPJMN dan Renstra K/L) hingga ke perencanaan tahunan (RKP dan
Renja K/L). Sedangkan penganggaran responsif gender merupakan pendekatan untuk
mengalokasikan anggaran bagi perencanaan yang disusun sebagai hasil dari analisis gender.
Penganggaran responsif gender akan direfleksikan ke dalam dokumen anggaran seperti RKA dan
DIPA K/L yang responsif gender.
Penerapan penganggaran berbasis kinerja mengalami perubahan penganggaran dari input
base menjadi output base. Tantangan terbesar yang dihadapi dari awal penerapan hingga saat ini
adalah berkaitan dengan rumusan Output, kualitas Output, dan hubungan Output dengan Outcome.
Selain itu, pengukuran kinerja penganggaran juga menjadi isu krusial lainnya. Berkaitan dengan hal
tersebut, dilakukan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP) di mana program dan
kegiatan dapat bersifat lintas, dan keluaran dinyatakan dalam Output yang riil, berupa Klasifikasi
Rincian Output (KRO) dan Rincian Output (RO). RSPP secara efektif digunakan mulai tahun anggaran
2021. Melalui RSPP, diharapkan keterkaitan/keselaran antara visi misi presiden – fokus
pembangunan (arah Presiden) – 7 (tujuh) agenda pembangunan dan tugas fungsi K/L dan daerah
menjadi lebih terlihat, khususnya dalam upaya menurunkan ketimpangan gender.

1.2. Definisi
Penandaaan anggaran adalah proses memberikan tanda (tagging) pada Rincian Output (RO)
dalam dokumen perencanaan dan penganggaran yang bertujuan untuk mengelompokan RO pada
anggaran sesuai dengan kategori yang telah ditentukan, yaitu nawacita, Prioritas Nasional, Program
Prioritas, Kegiatan Prioritas, Proyek Prioritas, Proyek Prioritas Strategis (Major Project), janji
Presiden, dan tematik (dukungan APBN).

Penandaan Anggaran Responsif Gender (ARG) adalah proses memberikan tanda (tagging)
pada RO dalam dokumen Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) sebagai bentuk
komitmen K/L dalam mendukung pengarusutamaan gender dalam pembangunan. Penandaan ARG
menjadi salah 1 (satu) dari 8 (delapan) anggaran tematik (dukungan APBN).

1.3. Tujuan
Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender ini bertujuan untuk memberikan panduan
bagi K/L dalam melakukan penandaan, pemantauan, dan evaluasi anggaran responsif gender pada
tingkat keluaran (RO) di dalam Renja K/L. Renja K/L tersebut kemudian menjadi acuan dalam
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA K/L) dan DIPA.

1.4. Ruang Lingkup


Buku pedoman ini mencakup:
1. Konsep dan instrumen Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG)
2. Proses identifikasi dan penandaan Rincian Output yang responsif gender di dalam Renja
K/L.
3. Proses penelaahan Rincian Output yang responsif gender yang dilakukan oleh
Kementerian PPN/Bappenas dan Kemenkeu sesuai dengan lingkup tanggung jawab,
tugas pokok, dan fungsi masing-masing.

6 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


4. Proses pengendalian dan evaluasi anggaran responsif gender yang diselenggarakan oleh
Kementerian PPN/Bappenas, Kemenkeu, KPPPA dan K/L terkait sesuai dengan lingkup
tanggung jawab, tugas pokok, dan fungsi masing-masing.

1.5. Kebijakan dan Landasan Hukum


Kebijakan dan landasan hukum terkait penandaan anggaran responsif gender adalah sebagai
berikut:

1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
2005-2025
3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan
dan Penganggaran Pembangunan Nasional
6. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
7. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024
8. Peraturan Menteri Perencanaan Pembanguan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 5
Tahun 2018 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
9. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 1
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penyusunan, Penelaahan, dan Perubahan Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga
10. Peraturan Dirjen Anggaran Nomor PER-5/AG/2020 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian /Lembaga dan Pengesahan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Penandaan anggaran responsif gender yang tercakup di dalam buku pedoman ini hanya dilakukan
pada belanja K/L dalam APBN, tidak termasuk Belanja Non-K/L, Dana Transfer ke Daerah dan Dana
Desa, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 7


8 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 9
BAB 2
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
YANG RESPONSIF GENDER

2.1. Proses Perencanaan dan Penganggaran


Sistem perencanaan dan penganggaran disusun mengacu pada UU Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, dan PP Nomor 17 Tahun 2017 tentang tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan
Penganggaran Pembangunan Nasional.
Gambar 2. 1. Sinkronisasi Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Gambar 2.1 memperlihatkan sinkronisasi sistem perencanaan dan penganggaran yang


berlaku saat ini. Renja K/L disusun berpedoman pada Renstra K/L dengan mengacu pada Rencana
Kerja Pemerintah (RKP). Setelah Renja K/L ditelaah dan ditetapkan oleh Kementerian
PPN/Bappenas berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, disusun RKA K/L yang nantinya akan
menjadi Rincian APBN.
Gambar 2. 2. Rangkaian Proses Penyusunan RKP dan Renja K/L

Sumber: Permen PPN/Kepala Bappenas No. 1/2021 (Dikutip dari Paparan Dit. Alokasi Pendanaan Pembangunan)

10 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Siklus perencanaan dan penganggaran di Indonesia dimulai pada tanggal 1 Januari sampai
dengan 31 Desember di tahun yang sama, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.2. Alur tersebut
memperlihatkan bahwa Renja K/L dibuat selambat-lambatnya di Bulan April, dengan mengacu pada
Renstra K/L dan pagu indikatif. Di bulan berikutnya setelah semua Renja K/L dikumpulkan oleh
Kementerian PPN/Bappenas, dan seluruh anggarannya dibahas bersama DPR RI, maka
ditetapkanlah RKP yang telah memuat pagu sementara. Selanjutnya, RKP akan digunakan sebagai
dasar penyusunan RKA K/L dan kumpulan dari seluruh RKA K/L menjadi Lampiran RAPBN. Tahap
berikutnya, setelah RAPBN dibahas dan disahkan menjadi APBN maka ditetapkanlah pagu definitif
K/L dan RKA K/L menjadi DIPA K/L.

2.2. Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender


Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) merupakan upaya untuk
mengintegrasikan perspektif gender di dalam sistem perencanaan dan penganggaran, serta
pengendaliannya melalui pemantauan dan evaluasi. Perspektif gender yang dimaksud meliputi
pengalaman, aspirasi, kebutuhan, potensi dan penyelesaian permasalahan perempuan dan laki-laki
(KPPPA, 2010: 4). PPRG dilakukan untuk menjamin keadilan dan kesetaraan gender bagi laki-laki
dan perempuan dalam aspek akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan.
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender bukanlah proses yang terpisah dari sistem
perencanaan dan penganggaran yang ada, tetapi lebih merupakan upaya sistematis untuk
meningkatkan kualitas dokumen perencanaan dan penganggaran. Hal penting dalam penyusunan
dokumen perencanaan pembangunan adalah mewajibkan penggunaan analisis gender dalam
menyusun kebijakan strategis dan kebijakan operasional (KPPPA, 2010:1). Dokumen kebijakan
pembangunan meliputi RPJPN, RPJMN, Renstra K/L, RKP, Renja K/L yang dioperasionalkan melalui
RKA K/L dan DIPA. Dokumen kebijakan tersebut menjadi dasar/payung penyusunan program dan
kegiatan yang responsif gender.
Pelaksanaan PPRG di K/L mengikuti siklus perencanaan dan penganggaran secara nasional.
Siklus dimulai dengan penyusunan Renja K/L di November-Desember tahun sebelumnya (T-2)
sampai dengan April (T-1), dan dilanjutkan dengan diterimanya pagu indikatif, dan berakhir setelah
keluarnya DIPA di Agustus-Desember tahun yang sama (T-1).
Penyusunan PPRG mempunyai tujuan untuk:
1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pengambil keputusan tentang
pentingnya isu gender dalam kebijakan pembangunan dan pentingnya upaya untuk
mempercepat terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender sesuai dengan tugas dan
fungsi K/L.
2. Memastikan bahwa alokasi anggaran pembangunan dan belanja negara/pengeluaran
pembangunan akan menjamin adanya manfaat yang adil bagi kesejahteraan laki-laki dan
perempuan.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran, serta membangun
transparansi anggaran dan akuntabilitas pemerintah dalam mewujudkan kesetaraan.
4. Membantu mengurangi kesenjangan gender dan menghapuskan diskriminasi terhadap
perempuan dan atau laki-laki dalam pembangunan.

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 11


5. Meningkatkan partisipasi masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, dalam
penyusunan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
6. Menjamin agar kebutuhan dan aspirasi laki-laki dan perempuan dari berbagai kelompok
sosial (berbagai jenis kelamin, usia, ras, suku, dan lokasi) dapat diakomodasikan ke dalam
belanja/pengeluaran (lihat KPPPA, 2010:9).

Di dalam siklus pembangunan yang utuh, PPRG secara otomatis juga akan mencakup aspek
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi yang akan dilaporkan di dalam sistem pemantauan dan
evaluasi. PPRG tidak berarti bahwa aspek gender hanya akan ada di tahapan perencanaan dan
penganggaran saja tetapi harus dimaknai sebagai satu siklus pembangunan yang utuh. Integrasi
perspektif gender di setiap tahapan pembangunan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk
sebagaimana diuraikan pada gambar berikut:
Gambar 2. 3. Bentuk Integrasi Gender pada Tahapan Pembangunan

1. Tahap analisis situasi, yaitu dengan mengidentifikasi perbedaan potensi dan kebutuhan,
akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat sumber daya pembangunan pada laki-laki dan
perempuan dengan menggunakan data-data terpilah berdasarkan jenis kelamin.
Dilakukan eksplorasi norma gender, relasi gender, dan berbagai bentuk ketidaksetaraan
antar kelompok, serta pengaruh dan dampaknya terhadap kebijakan/program
pembangunan.

2. Tahap perencanaan dan penganggaran, yaitu dengan memperhatikan aspek gender di


dalam perumusan setiap kebijakan/program/kegiatan.

3. Tahap pelaksanaan kegiatan, yaitu dengan memperhatikan partisipasi laki-laki dan


perempuan secara bermakna dan seimbang atau dengan berpihak pada salah satu
kelompok yang lebih membutuhkan (afirmasi).

4. Tahap pemantauan dan evaluasi, yaitu dengan menggunakan berbagai indikator yang
sensitif gender, data terpilah gender, dan menganalisis dampak/manfaat
kebijakan/program terhadap laki-laki dan perempuan.

12 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Selanjutnya, untuk memastikan pelaksanaan integrasi gender berjalan optimal, pengawasan
juga dilakukan terhadap proses bisnis PPRG. Hasil dari pelaksanaan PPRG juga dapat menjadi bagian
dari pelaporan kepada publik sebagai bentuk akuntabilitas kinerja K/L, yaitu dengan melaporkan
besaran ARG dan menunjukkan temuan dan praktek baik/buruk terkait PUG melalui PPRG. Upaya
ini juga menjadi marketing strategy dalam mempromosikan kesetaraan gender dan mendorong
sektor lain untuk melaksanakan PUG melalui PPRG.

Perencanaan yang disusun dengan analisis gender akan menghasilkan Anggaran Responsif
Gender (ARG), di mana kebijakan pengalokasian anggaran disusun untuk mengakomodasi
kebutuhan yang berbeda bagi laki-laki dan perempuan. ARG dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

1. Anggaran khusus target gender adalah anggaran yang bersifat afirmatif, ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan kelompok yang lebih tertinggal dibandingkan kelompok lainnya
berdasarkan hasil analisis gender. Contoh anggaran khusus target gender antara lain:
a. Anggaran pendidikan politik bagi perempuan;
b. Anggaran pemberdayaan ekonomi perempuan;
c. Anggaran pelibatan laki-laki dalam pencegahan KDRT; dan
d. Anggaran peningkatan kesertaan KB pria.

2. Anggaran kesetaraan gender adalah anggaran untuk mengurangi atau menghilangkan


kesenjangan gender. Melalui analisis gender dapat diketahui adanya kebutuhan yang
berbeda antara laki-laki dan perempuan serta adanya kesenjangan relasi antara laki-laki
dan perempuan dalam hal akses, partisipasi, kontrol dan manfaat terhadap sumber daya
pembangunan. Contoh anggaran kesetaraan gender antara lain:
a. Anggaran pembangunan infrastruktur yang didesain responsif terhadap kebutuhan
laki-laki dan perempuan;
b. Anggaran penanganan pengungsi korban bencana yang dialokasikan dengan
mempertimbangkan perbedaan kebutuhan laki-laki dan perempuan. Perempuan
memiliki kebutuhan spesifik, khususnya terkait kesehatan reproduksi yang
seringkali terabaikan dalam penanganan bencana. Tempat penampungan
pengungsi dan hunian sementara yang dibangun dengan mengakomodasi
kebutuhan khusus perempuan, misalnya tersedia ruang berganti pakaian,
menyusui, dan sarana MCK dan air bersih; dan
c. Anggaran penyediaan sarana produksi pertanian yang aman dan ramah bagi
perempuan; dan
d. Anggaran peningkatan kapasitas pelaku industrial terkait kesetaraan di tempat
kerja.

3. Anggaran pelembagaan PUG adalah anggaran yang bersifat enabler, ditujukan untuk
memperkuat kapasitas kelembagaan PUG dan menginternalisasi PUG di dalam proses
bisnis K/L. Dalam hal ini K/L dapat mengalokasikan anggaran khusus. Contoh anggaran
pelembagaan PUG antara lain:
a. Anggaran koordinasi PUG dan PPRG;
b. Anggaran sosialisasi, advokasi, pelatihan, atau bimbingan teknis PUG/PPRG di K/L;
c. Anggaran penyusunan kebijakan/peraturan untuk mendukung pelaksanaan PUG di
internal K/L (misal anggaran penyusunan data terpilah gender; Permen Pokja PUG).

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 13


ARG berfokus pada bagaimana anggaran keseluruhan dapat memberikan manfaat yang adil
untuk laki-laki dan perempuan
1. ARG bukanlah anggaran yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan
2. ARG bukan berarti alokasi anggaran 50% laki-laki dan 50% perempuan
3. ARG tidak berarti adanya penambahan dana yang dikhususkan untuk perempuan
4. ARG tidak berarti hanya terdapat pada kegiatan khusus pemberdayaan perempuan
5. Tidak harus semua kegiatan dikoreksi agar menjadi responsif gender, namun ada juga
kegiatan yang netral gender

ARG bekerja dengan cara menelaah dampak dari belanja suatu kegiatan terhadap
perempuan dan laki-laki, dan kemudian menganalisa apakah alokasi anggaran tersebut telah
menjawab kebutuhan perempuan dan kebutuhan laki-laki secara seimbang. Oleh karena itu ARG
melekat pada struktur anggaran yang ada dalam RKA KL. Satu keluaran (Rincian Output) yang
dihasilkan oleh kegiatan akan mendukung pencapaian outcome (hasil) program secara keseluruhan,
hanya saja muatan subtansi/materi Rincian Output yang dihasilkan tersebut dicapai dengan
mengintegrasikan perspektif gender di dalamnya.

2.3. Instrumen Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender


Instrumen di dalam melaksanakan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender
meliputi Gender Analysis Pathway (GAP) dan Gender Budget Statement (GBS). Secara teknis, GBS
disusun mengacu pada GAP dan menjadi bagian dari kerangka acuan kerja (KAK) yang wajib
dilampirkan sebagai dokumen pendukung di dalam sistem Informasi KRISNA Renja K/L.

2.3.1. Gender Analysis Pathway


Gender Analysis Pathway/GAP adalah alat bantu analisis gender yang dapat digunakan oleh
perencana kebijakan/program/kegiatan pembangunan dalam menyusun PPRG. GAP digunakan
untuk (a) mengidentifikasi kesenjangan gender (gender gap) dan permasalahan gender (gender
issues) dilihat dari akses, partisipasi, kontrol dan manfaat yang diperoleh laki-laki maupun
perempuan; (b) mengetahui latar belakang terjadinya kesenjangan gender; (c) merumuskan
permasalahan sebagai akibat adanya kesenjangan gender; dan (d) mengidentifikasi langkah-
langkah/tindakan intervensi yang diperlukan untuk memperkecil atau menghapus kesenjangan
gender tersebut. Kerangka analisis gender dengan GAP digambarkan sebagai berikut:

14 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Gambar 2.4. Kerangka Analisis Gender dengan Gender Analysis Pathway

Penyusunan GAP dilakukan dengan 9 langkah yang terbagi ke dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu:

Tahap I: Analisis Isu Gender


Tahap ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap kebijakan pembangunan serta menganalisis
faktor-faktor penyebab kesenjangan gender dengan menggunakan data terpilah berdasarkan jenis
kelamin beserta data-data dukung lainnya yang relevan sebagai data pembuka wawasan. Pada
tahap ini, 5 (lima) langkah yang dilakukan adalah:
1. Mengidentifikasi isu gender dari kebijakan/program/kegiatan/rincian output beserta tujuannya
2. Menyajikan data terpilah menurut jenis kelamin sebagai data pembuka wawasan serta data dan
informasi pendukung lainnya yang dibutuhkan

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 15


3. Mengidentifikasi faktor kesenjangan gender
4. Mengidentifikasi penyebab kesenjangan gender di internal K/L
5. Mengidentifikasi penyebab kesenjangan gender di eksternal K/L

Tahap II: Formulasi Kebijakan dan Rencana Aksi ke Depan


Tahap ini bertujuan untuk memformulasikan kembali kebijakan yang belum responsif gender
menjadi responsif gender. Langkah yang dilakukan yaitu:
6. Merumuskan kembali tujuan dari kebijakan/program/kegiatan/rincian output yang responsif
gender
7. Menyusun rencana aksi untuk menyelesaikan isu gender

Tahap III: Pengukuran Hasil


Tahap ini bertujuan untuk menetapkan ukuran keberhasilan dari rencana aksi yang dilakukan.
Langkah yang dilakukan adalah:
8. Menetapkan data dasar
9. Merumuskan hasil/dampak beserta indikator kinerja dari rencana aksi yang dilakukan untuk
mengatasi ketimpangan gender.

Tabel 2. 1. Tahapan Penyusunan Gender Analysis Pathway

Tahap II
Tahap I Tahap III
Formulasi Kebijakan dan
Analisis Isu Gender Pengukuran Hasil
Rencana Aksi ke depan
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9
Pilih isu DataS Isu Gender Kebijakan & Rencana Aksi Pengukuran Hasil
gender pembuka
pada wawasan Faktor Sebab Sebab Reformulasi Rencana Data dasar Hasil/
Program/ kesenjangan kesenjangan kesenjangan tujuan aksi dampak
Kegiatan/ gender internal eksternal dan
Rincian indikator
Output kinerja dari
rencana
aksi yang
dilakukan
Tuliskan Sajikan Temu kenali isu Temu kenali Temu kenali Reformulasikan Tetapkan Tetapkan Rumuskan
Nama data gender di penyebab penyebab tujuan rencana data dasar hasil dan
Program/ pembuka proses kesenjangan kesenjangan kebijakan/ aksi yang yang diambil dampak
Kegiatan/ wawasan perencanaan gender yang gender yang program/ diperlukan dari langkah beserta
Rincian yang dengan berasal dari datang dari kegiatan/RO untuk 2 ataupun indikator
Output di terpilah memperhatikan internal lingkungan bila tujuan yang mencapai data baru kinerja dari
mana menurut faktor-faktor lembaga dan/ eksternal ada belum tujuan yang relevan rencana
terdapat jenis kesenjangan: atau budaya Lembaga responsif yang untuk aksi yang
isu gender kelamin, akses, organisasi pada proses gender/belum responsif mengukur dilakukan
yang akan kuantitatif partisipasi, pelaksanaan efektif untuk gender/ pencapaian untuk
dianalisis dan kontrol dan program/ menjawab isu menjawab tujuan di mengatasi
beserta kualitatif manfaat kegiatan gender yang isu gender langkah 6 isu gender
tujuannya (Cantumkan diuraikan di di langkah
hanya faktor langkah 2, 3,4 3,4 dan 5
kesenjangan dan 5
yang relevan)
Catatan: Langkah 1 dilakukan pada level program/kegiatan/RO, sedangkah langkah 7 merupakan langkah konkret berupa rencana aksi/upaya
yang akan dilakukan untuk mengatasi isu gender sesuai dengan tugas/fungsi dan kewenangan masing-masing unit kerja pada RO yang
ditandai sebagai ARG.

16 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Tabel 2.2. Contoh Pengisian Gender Analysis Pathway

Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6 Langkah 7 Langkah 8 Langkah 9


Pilih Isu Data Isu Gender Kebijakan dan Rencana Aksi ke Depan Pengukuran Hasil
Strategis/ Pembuka
Kebijakan/ Wawasan Sebab Sebab
Faktor Data Dasar Hasil/Dampak/
Program/ Kesenjangan Kesenjangan Reformulasi Tujuan Rencana Aksi
Kesenjangan (Baseline) Indikator Kinerja
Kegiatan yang Internal Eksternal
akan Meningkatnya akses
dianalisis. - Perempuan terkendala Akses: Implementasi Tidak ada Menambah tujuan Meningkatkan literasi Kredit perempuan terhadap
menjadi wirausaha: Kepemilikan program yang dukungan baru: keuangan melalui Perempuan layanan keuangan
1. 12% Akses permodalan ponsel lebih disusun kurang keluarga terutama Peningkatan Kredit wadah keperempuanan berwirausaha di yang diukur dari:
Perluasan dari bank maupun rendah mengakomodir suami untuk Perempuan (posyandu, PKK, forum bawah 2% - Capaian kredit
akses instistusi lainnya perempuan perempuan mengakses Berwirausaha RT/RW dll) perempuan
permodalan terbatas. (sumber: dibanding laki2 permodalan sebesar 2% per berwirausaha
untuk Tambunan 2017) (Findex 2017) Belum adanya secara mandiri tahun Workshop lembaga meningkat
perempuan 2. 80% UKM perempuan kebijakan (berdikari) keuangan untuk sebesar 2%
kebutuhan kreditnya Manfaat: pemerintah untuk mendorong menyasar - Statistik jumlah
Output: tidak terlayani (IFC - Sarana dan perbankan yang Peran ganda niche market, perempuan yang
Rekomendasi 2018) prasarana menghimbau agar (mengurus anak memiliki kredit
Percepatan 3. Pencairan pinjaman kurang produk perbankan dan pengusaha) Memberikan insentif untuk usaha
perencanaan perempuan 37% lebih memadai/ membidik niche untuk lembaga meningkat
perluasan rendah dari laki-laki kurang ramah market Tingkat pendidikan keuangan yang Ket:
permodalan 4. Kepemilikan aset perempuan perempuan perempuan yang mendahulukan Ukuran untuk
bagi perempuan lebih - Proses/ rendah permodalan untuk memperlihatkan:
perempuan rendah 26% dari laki- prosedur kredit UMKM Perempuan - kesenjangan gender
laki (BBVA 2018) yang sulit hilang/ berkurang
5. 66% debitur pendanaan (Output)
yang gagal bayar - perubahan perilaku
adalah laki-laki dan perubahan
relasi gender
(Outcome)

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 17


2.3.2. Gender Budget Statement
Gender Budget Statement/GBS atau disebut juga dengan Pernyataan Anggaran Gender atau
Lembar Anggaran Responsif Gender (Lembar ARG) merupakan dokumen yang menginformasikan
bahwa suatu kegiatan telah merespon isu gender dan telah dialokasikan anggaran pada kegiatan
tersebut untuk mengatasi ketimpangan gender. GBS disusun dengan terlebih dahulu melakukan
analisis gender. Dalam pedoman ini, alat bantu analisis gender yang digunakan adalah GAP
sebagaimana telah diuraikan di atas. GBS yang menerangkan Rincian Output kegiatan yang
responsif gender, merupakan bagian tak terpisahkan dari kerangka acuan kerja (KAK)/terms of
reference (TOR) dan dilampirkan bersama-sama di dalam KRISNA Renja K/L pada Rincian Output
yang ditandaisebagai ARG. GBS terdiri atas komponen sebagai berikut:
1. Program. Mencerminkan hasil kinerja program yang ingin dicapai. Indikator kinerja
program merupajan alat ukut untuk menilai capaian kinerja program dan rumusannya
dapat bersifat kualitatif/kuantitatif.
2. Kegiatan. Rumusan nomenklatur kegiatan mencerminkan aktivitas yang dilaksanakan
untuk menghasilkan keluaran dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran kegiatan.
3. Rincian Output (RO). Merupakan keluaran (Output) riil yang sangat spesifik yang dihasilkan
oleh unit kerja Kementerian/Lembaga yang berfokus pada isu dan/atau lokasi tertentu
serta berkaitan langsung dengan tugas dan fungsi unti kerja tersebut dalam mendukung
pencapaian sasaran kegiatan yang telah ditetapkan
4. Indikator Rincian Output. Merupakan indikator kinerja untuk mengukur capaian Rincian
Output yang ditetapkan
5. Analisa Situasi. Merupakan uraian ringkas yang menggambarkan persoalan yang akan
ditangani/dilaksanakan, meliputi data pembuka wawasan, faktor kesenjangan, dan
penyebab permasalahan kesenjangan gender (laki-laki vs perempuan, manula/anak-anak
vs usia dewasa, normal vs difabel; Jika data pembuka wawasan berupa data terpilah
kuantitatif untuk kelompok sasaran tidak tersedia, dapat menggunakan data kualitatif;
Rincian Output yang akan dihasilkan mempunyai pengaruh kepada kelompok sasaran
tertentu; Isu gender pada komponen kesenjangan gender yang ada pada komponen
inputnya
6. Rencana Aksi. Terdiri atas komponen yang akan dilakukan untuk
menghilangkan/mengurangi ketidakadilan/ketidaksetaraan gender
7. Alokasi Anggaran Rincian Output. Jumlah anggaran (Rp) yang dialokasikan untuk mencapai
Rincian Output
8. Dampak/Hasil Rincian Output. Dampak/hasil secara spesifik dari Rincian Output yang
dihasilkan dan dikaitkan dengan isu gender serta perbaikan ke arah kesetaraan gender
9. Penanda tangan GBS. Penanggung jawab kegiatan yang dijelaskan dalam GBS tersebut

Dokumen GBS menjadi bagian tak terpisahkan dari KAK Rincian Output yang ditandai sebagai
Tabeldilampirkan
ARG dan harus 0.3 Langkah-langkah Penyusunan
sebagai dokumen GenderdiBudget
pendukung dalam Statement
Sistem Informasi KRISNA
RENJA K/L

18 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Tabel 2.3. Transformasi GAP ke dalam GBS

GAP GBS

Kebijakan/Program/Kegiatan/Rincian Kebijakan/Program/Kegiatan/Rincian
Langkah 1
Output/Tujuan Output/Indikator Rincian Output

Langkah 2 Data Pembuka Wawasan Analisis Situasi

Langkah 3 Faktor Kesenjangan Analisis Situasi

Langkah 4 Sebab Kesenjangan Internal Analisis Situasi

Langkah 5 Sebab Kesenjangan Eksternal Analisis Situasi

Langkah 6 Reformulasi Tujuan Tujuan Rincian Output

Rencana Aksi (aksi konkret di level


Langkah 7 Rencana Aksi komponen ataupun lebih rendah untuk
mengatasi isu gender)

Langkah 8 Data Dasar (Baseline) Analisis Situasi

Hasil dari rencana aksi yang dilakukan


Langkah 9 Hasil/Dampak/Indikator Kinerja (output langsung) dan dampaknya untuk
peningkatan kesetaraan gender (outcome)

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 19


Tabel 2.4. Format Gender Budget Statement

PERNYATAAN ANGGARAN GENDER


(GENDER BUDGET STATEMENT)

Kementerian/Lembaga berisi Nama Kementerian/Lembaga


Unit Organisasi berisi Nama unit eselon I sebagai KPA
Unit eselon II/Satker berisi Nama unit eselon II di Kantor Pusat yang bukan sebagai satker atau
nama satker baik di Pusat atau Daerah
Program Nama program
Kegiatan Nama kegiatan
Rincian Output Rumusan, volume, dan satuan Rincian Output

Indikator Rincian Indikator Rincian Output


Output
Analisa Situasi  Uraian ringkas yang menggambarkan persoalan yang akan
ditangani/dilaksanakan, meliputi: data pembuka wawasan, faktor
kesenjangan, dan penyebab permasalahan kesenjangan gender (laki-laki
vs perempuan, manula/anak-anak vs usia dewasa, normal vs difabel
 Jika data pembuka wawasan berupa data terpilah kuantitatif untuk
kelompok sasaran tidak tersedia, dapat menggunakan data kualitatif
 Rincian Output yang akan dihasilkan mempunyai pengaruh kepada
kelompok sasaran tertentu
Isu gender pada komponen:
 Isu/kesenjangan gender yang ada pada komponen inputnya
Rencana Aksi Rencana Jelaskan rencana aksi yang akan dilakukan untuk
(Dipilih rencana aksi aksi 1 menghilangkan/mengurangi ketidakadilan/ketidaksetaraan
yang secara langsung gender
mengubah kondisi Rencana Jelaskan rencana aksi yang akan dilakukan untuk
kearah kesetaraan aksi 2 menghilangkan/mengurangi ketidakadilan/ketidaksetaraan
gender) gender
… dst
Alokasi Anggaran Jumlah anggaran (Rp) yang dialokasikan untuk mencapai Rincian Output
Rincian Output
Dampak/hasil Rincian Dampak/hasil secara luas dari Rincian Output yang dihasilkan dan dikaitkan
Output dengan isu gender serta perbaikan ke arah kesetaraan gender

Penanggung Jawab Kegiatan,

Nama ……………………………………………….

NIP/NRP……………………………………………

20 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Tabel 2.5. Contoh 1 Pengisian Gender Budget Statement

PERNYATAAN ANGGARAN GENDER


(GENDER BUDGET STATEMENT)

Kementerian/Lembaga Kementerian Koperasi dan UKM


Unit Organisasi xxx
Unit Eselon II/Satker xxx
Program Inklusifitas akses permodalan
Kegiatan Perluasan akses permodalan untuk perempuan
Rincian Output Rumusan percepatan perencanaan perluasan permodalan bagi perempuan
Indikator Rincian Kegiatan pendukung percepatan perencanaan perluasan permodalan bagi perempuan
Output
Analisis Situasi - Perempuan terkendala menjadi wirausaha:
1. 12% Akses permodalan dari bank maupun instistusi lainnya terbatas. (sumber:
Tambunan 2017)
2. 80% UKM perempuan kebutuhan kreditnya tidak terlayani (IFC 2018)
3. Pencairan pinjaman perempuan 37% lebih rendah dari laki-laki
4. Kepemilikan aset perempuan lebih rendah 26% dari laki-laki (BBVA 2018)
5. 66% debitur pendanaan yang gagal bayar adalah laki-laki

- Isu dan Faktor Kesenjangan Gender pada Perempuan Pelaku Wirausaha:


1. Faktor Kesenjangan
Akses: Kepemilikan ponsel lebih rendah perempuan dibanding laki-laki (Findex 2017)
Manfaat:
a. Sarana dan prasarana kurang memadai/kurang ramah perempuan;
b. Proses/prosedur kredit yang sulit.
2. Penyebab Internal
a. Implementasi program yang disusun kurang mengakomodir perempuan;
b. Belum adanya kebijakan pemerintah untuk perbankan yang menghimbau
agar produk perbankan membidik niche market perempuan.
3. Penyebab Eksternal
a. Tidak ada dukungan keluarga terutama suami untuk mengakses
permodalan secara mandiri (berdikari)
b. Peran ganda (mengurus anak dan pengusaha)
c. Tingkat pendidikan perempuan yang rendah
Rencana Aksi Rencana Meningkatkan literasi keuangan melalui wadah keperempuanan
Aksi 1 (posyandu, PKK, forum RT/RW dll)
Rencana Workshop lembaga keuangan untuk mendorong menyasar niche market
Aksi 2
Rencana Memberikan insentif untuk lembaga keuangan yang mendahulukan
Aksi 3 permodalan untuk UMKM Perempuan
Alokasi Anggaran Rp310.058.100.000,00
Rincian Output
Dampak/Hasil Rincian 1. Meningkatkanya kesetaraan gender dalam KUKM yang diukur dengan:
Output 2. Capaian kredit perempuan berwirausaha meningkat sebesar 2%
3. Jumlah perempuan yang memiliki kredit untuk usaha meningkat
Penanggung Jawab Kegiatan,

Nama ……………………………………………….

NIP/NRP……………………………………………

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 21


Tabel 2.6. Contoh 2 Pengisian Gender Budget Statement

PERNYATAAN ANGGARAN GENDER


(GENDER BUDGET STATEMENT)

Kementerian/Lembaga Kementerian PPN/Bappenas


Unit Organisasi Kedeputian Bidang Pembangunan Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Unit Eselon II/Satker Direktorat Kependudukan dan Jaminan Sosial
Program Perumusan Perencanaan Pembangunan
Kegiatan Perencanaan Pembangunan Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Rincian Output Rencana Pembangunan Nasional Jangka Pendek Lingkup Kependudukan dan Jaminan
Sosial
Indikator Rincian Jumlah Kegiatan Penyusunan RKP Lingkup Kependudukan dan Jaminan Sosial
Output
Analisis Situasi Gender telah menjadi salah satu strategi pengarusutamaan di dalam RPJMN 2020-2024,
namun masih terdapat kesenjangan gender di dalam hasil pelaksanaan kebijakan
jaminan sosial tenaga kerja:
- Pekerja informal yang menjadi peserta pekerja program jaminan sosial tenaga kerja
masih rendah.
- Pada tahun 2020, hanya 3,21% dari pekerja informal yang telah menjadi peserta
pekerja program jaminan sosial tenaga kerja.
- Pekerja informal didominasi oleh kelompok perempuan yang bekerja di sektor
UMKM dan industri kecil
- Pekerja informal perempuan umumnya memiliki pengetahuan tentang program
jaminan sosial tenaga kerja (jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan
pensiun, jaminan hari tua) dan manfaat program yang rendah.
- Upah pekerja informal perempuan yang cukup rendah dan tidak diperoleh secara
regular menyulitkan mereka untuk membayar iuran bulanan jaminan sosial tenaga
kerja
- Orientasi pengeluaran di rumah tangga bagi perempuan belum memprioritaskan
untuk pembayaran iuran jaminan sosial tenaga kerja

Sesuai Tusi, Direktorat KJS bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan nasional
terkait jaminan sosial. Dalam rangka pelaksanaan PUG, kebijakan tersebut harus memiliki
perspektif gender yang akan dilakukan melalui:
- Integrasi gender ke dalam kebijakan jaminan sosial di dalam RKP 2023
- Integrasi gender di dalam rincian output Renja K/L mitra
Rencana Aksi Rencana Menyusun dokumen RKP 2023 terkait jaminan sosial tenaga kerja yang
Aksi 1 responsif gender, mencakup kegiatan:
- Mengumpulkan data jumlah pekerja informal, jumlah upah pekerja,
jumlah peserta jaminan sosial tenaga kerja, jumlah agen/kader
jaminan sosial tenaga kerja; berdasarkan jenis kelamin, sektor
pekerjaan, dan lokasi/wilayah
- Melakukan wawancara mendalam dan diskusi terfokus kepada
pekerja informal perempuan yang bekerja sebagai pemilik usaha
mikro dan kecil dan industri kecil untuk memperoleh informasi
mengenai pengetahuan program jaminan sosial tenaga kerja, risiko
pekerjaan, permasalahan/kesulitan yang dihadapi mereka apabila
menjadi peserta jaminan sosial tenaga kerja, masukan atas bentuk
kemudahan yang diinginkan untuk menjadi peserta jaminan sosial
tenaga kerja
- Melakukan wawancara mendalam dan diskusi terfokus kepada K/L,
pemda, dan BPJS Ketenagakerjaan (pusat dan cabang) mengenai
rendahnya kepesertaan pekerja informal perempuan, permasalahan
dan tantangan dalam menjangkau pekerja informal perempuan, dan

22 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


masukan rencana strategi untuk menjangkau pekerja informal
perempuan
- Melakukan wawancara mendalam dan diskusi terfokus kepada
kader/agen program jaminan sosial tenaga kerja terkait kendala
yang dihadapi dalam menjangkau pekerja informal perempuan
sebagai peserta dan masukan atas strategi penjangkauan untuk
menarik pekerja informal perempuan menjadi peserta jaminan sosial
tenaga kerja
- Menyusun alternatif rekomendasi kebijakan (arah kebijakan dan
strategi) untuk meningkatkan kepesertaan jaminan sosial tenaga
kerja dari kelompok pekerja informal perempuan berdasarkan
masukan dari seluruh informan dan pemangku kepentingan terkait.
Rencana Mengawal dan memastikan Renja K/L mitra kerja responsif gender:
Aksi 2 - Mengidentifikasi RO dalam Renja mitra kerja K/L yang potensial
ditandai sebagai ARG
- Mengkomunikasikan RO tersebut kepada mitra kerja K/L dan
mengawal mitra kerja K/L untuk melakukan analisis gender,
menyusun GBS, dan tagging ARG (dalam pelaksanaannya dapat
berkoordinasi dengan Asdep terkait di KPPPA)
Alokasi Anggaran Rp1.000.000.000,00
Rincian Output
Dampak/Hasil Rincian Meningkatnya kebijakan terkait jaminan sosial yang responsif gender:
Output 1. Renja K/L 2023 yang memuat rincian output yang responsif gender dan ditagging
sebagai ARG
2. RKP 2023 yang memuat isu strategis tentang kepesertaan jaminan sosial pada
kelompok pekerja informal perempuan
3. RKP 2023 yang memuat arah kebijakan dan strategi meningkatkan kepesertaan
jaminan sosial pada kelompok pekerja informal perempuan
4. RKP 2023 yang memuat target peningkatan kepesertaan jaminan sosial pada
kelompok pekerja informal

Penanggung Jawab Kegiatan,

Direktur Kependudukan dan Jaminan


Sosial

Nama ……………………………………………….

NIP/NRP……………………………………………

Sumber: Dikutip dari Pelatihan PUG dan PPRG Kementerian PPN/Bappenas, 2021

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 23


24 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
BAB 3
PENANDAAN ANGGARAN RESPONSIF GENDER

3.1. Penandaan Anggaran Tematik APBN


Di dalam Sistem Informasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran (KRISNA),
terdapat pilihan kategori untuk melakukan penandaan yaitu Prioritas Nasional, Nawa Cita, Janji
Presiden, dan Tematik (Dukungan APBN). Penandaan Anggaran Responsif Gender merupakan salah
1 (satu) tema dari 8 (delapan) tema penandaaan tematik (Dukungan APBN). Penandaan anggaran
tematik dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) tema. Misalnya Rincian Output XX merupakan anggaran
responsif gender sekaligus merupakan anggaran mitigasi perubahan iklim dan anggaran kesehatan.
Gambar 3. 1. Penandaan Tematik (Dukungan APBN) dalam Sistem Informasi KRISNA

8 Upaya Konvergensi
Penanganan Stunting 1
Adaptasi
Perubahan Iklim 1
8 2
7 Mitigasi
Perubahan Iklim
Kerja Sama
Selatan – Selatan 2
Anggaran Tematik
dan Triangular
7 APBN 3
6 Infrastruktur Kesehatan
3
Anggaran 6 4
5 Responsif Gender
5
Pendidikan
4
Sumber: Sistem Informasi KRISNA

26 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


3.1.1. Rincian Output Kegiatan sebagai Basis Penandaan Anggaran
Penandaan anggaran (budget tagging) merupakan kewajiban bagi K/L dalam melakukan
pengelompokan keluaran anggaran sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. Penandaan
anggaran tematik pada KRISNA RENJA dilakukan pada level Rincian Output, termasuk Anggaran
Responsif Gender. Setiap Rincian Output, baik Prioritas maupun Nonprioritas wajib dilakukan
penandaaan tematik (terdapat pilihan “Bukan Tematik” jika tidak mendukung tematik). Rincian
Output adalah Output riil yang sangat spesifik, dihasilkan oleh unit kerja K/L, fokus pada isu
dan/atau lokasi tertentu serta berkaitan langsung dengan tugas dan fungsi unit kerja. Penandaaan
yang dilakukan di level Rincian Output tersebut akan terbawa di dalam RKA K/L dan DIPA.

Gambar 3. 2. Struktur Data dalam Sistem Informasi KRISNA

Sumber: Dit. Alokasi Pendanaan Pembangunan, Bappenas

Rincian Output yang ditandai sebagai ARG berada di Unit Kerja Eselon II. Unit Kerja Eselon II
mengindentifikasi RO yang potensial ditandai sebagai ARG berdasarkan analisis gender yang
dilakukan. Untuk memberikan contoh RO yang responsif gender, pada Lampiran II disajikan daftar
keluaran RO responsif gender pada Renja TA 2021 pada sebagian K/L yang telah melakukan
penandaan ARG. Unit kerja terkait dapat melakukan analisis dan telaah kembali terhadap RO
tersebut dan memastikan kesesuaian dan relevansi isu gender yang diselesaikan melalui RO
tersebut. Unit kerja lainnya yang belum pernah melakukan penandaan ARG dapat mulai
mengidentifikasi RO yang relevan berdasarkan analisis gender dengan didukung data-data yang
memadai.

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 27


3.2. Waktu dan Proses Penandaan ARG
Penandaan ARG dilaksanakan mengikuti siklus perencanaan dan penganggaran tahunan dan
dilakukan di dalam Sistem Informasi Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran
Rencana Kerja KL (KRISNA Renja K/L) sebagaimana dijelaskan pada Gambar 3.3. Proses penandaan
anggaran menyatu dengan penyusunan Renja K/L beserta penandaan anggaran lainnya (prioritas
nasional maupun tematik lainnya).

Gambar 3. 3. Waktu Pelaksanaan Penandaan dalam Siklus Perencanaan dan Penganggaran Tahunan

Keterangan:
Apabila Renja yang disusun adalah Renja K/L Tahun Anggaran 2022, maka :
T-2 : Tahun 2020 (2 tahun sebelum Tahun Anggaran Renja K/L)
T-1 : Tahun 2021 (1 Tahun sebelum Tahun Anggaran Renja K/L)
T : Tahun 2022 (Tahun Anggaran)
Dalam hal terjadi keterlambatan proses perencanaan dan penganggaran, penandaan ARG dapat menyesuaikan dengan
tahapan perencanaan dan penganggaran di tahun berjalan

Secara garis besar penandaan ARG dilakukan paling lambat sampai dengan Bulan Juli (t-1)
atau setelah keluarnya Surat Bersama Pagu Anggaran (SBPA):
1. Proses analisis isu gender dan identifikasi RO yang potensial ditandai sebagai ARG di Renja
K/L sudah dapat dilakukan mulai dari November (t-2) sampai dengan Februari (t-1) atau
sebelum dikeluarkannya Surat Bersama Pagu Indikatif (SBPI). Proses ini sejalan dengan
penyusunan Rancangan Awal Renja K/L, mencakup Rumusan Program, Kegiatan, KRO RO,
Lokasi dan Komponen serta Target dan Indikasi Pendanaan. Pada tahap ini K/L
mengidentifikasi Kegiatan, KRO, RO, Lokasi, Komponen Lama (Lanjutan Renja Tahun
Sebelumnya) dan KRO, RO, Lokasi, Komponen Baru dengan mempertimbangan
keselarasannya dengan (a) RPJMN, (b) Renstra K/L, (c) tema, sasaran, arah kebijakan dan
prioritas pembangunan, (d) hasil evaluasi pencapaian kinerja Renja K/L pada tahun
pelaksanaan, dan (e) rencana capaian kinerja Renja K/L tahun perencanaan. Rumusan
Rancangan Awal Renja K/L akan dibahas bersama dengan Bappenas melalui forum bilateral

28 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


meeting, termasuk RO yang telah teridentifikasi potensial ditandai ARG. Selanjutnya, hasil
dari bilateral meeting menjadi acuan K/L di dalam melakukan penyesuaian terhadap
Rancangan Awal Renja K/L. K/L dapat melakukan input di dalam KRISNA Renja K/L, termasuk
melakukan penandaan RO yang responsif gender tersebut.
2. Pada periode Maret sampai dengan Mei (t-1), K/L menyusun Rancangan Renja K/L
berdasarkan Rancangan Awal RKP dan Surat Bersama Pagu Indikatif (SBPI). Penyusunan
Rancangan Renja berpedoman pada peraturan baru, yaitu Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penyusunan, Penelaahan, dan Perubahan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga. K/L
menyusun Rancangan Renja dengan mempertimbangkan (a) Renstra K/L, (b) Rancangan Awal
RKP, (c) SBPI), dan (d) Peraturan perundangan-undangan lain terkait K/L. Selanjutnya,
Rancangan Renja tersebut dibahas di dalam pertemuan tiga pihak tahap pertama/trilateral
meeting tahap 1 (TM 1), termasuk pembahasan RO yang ditandai sebagai ARG. Berdasarkan
hasil kesepakatan TM 1 tersebut, K/L melakukan pemutakhiran Renja di KRISNA, termasuk
pemutakhiran tagging ARG untuk selanjutnya ditelaah bersama oleh Bappenas dan
Kemenkeu.
3. Pada periode Juni sampai dengan Juli (t-1) atau paska keluarnya Surat Bersama Pagu
Anggaran (SBPA), K/L dapat melakukan pemutakhiran kembali penandaan ARG pada RO yang
relevan jika terdapat perubahan (penambahan ataupun pengurangan) sesuai dengan SBPA
dan ditelaah kembali oleh Bappenas dan Kemenkeu melalui forum trilateral meeting tahap 2
(TM 2). Periode ini adalah batas maksimal K/L melakukan penandaan ARG karena pada tahap
selanjutnya seluruh data Renja K/L akan menjadi referensi dalam penyusunan RKA K/L dan
DIPA.
4. Pada Agustus – Desember (t-1), RO yang telah ditandai ARG beserta dokumen pendukungnya
akan terbawa sampai ke RKA K/L dan DIPA.
5. Pada tahun pelaksanaan (t), dilakukan review, pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan RO yang ditandai ARG.

Keberhasilan proses penandaan ARG dalam Renja K/L membutuhkan pemahaman,


komitmen dan kolaborasi bersama antara K/L terkait sebagai pelaksana maupun K/L driver
(Kementerian PPN/Bappenas, DJA Kemenkeu, serta KPPPA). Penyiapan dokumen pendukung
berupa TOR yang dilengkapi dengan GBS beserta ketepatan waktu pendanaan ARG menjadi hal
paling penting untuk diperhatikan.

Adapun proses bisnis penandaan ARG mulai dari awal perencanaan sampai dengan
pemantauan dan evaluasinya beserta peran dan tanggung jawab masing-masing pihak diuraikan
secara rinci pada Tabel 3.1 berikut ini:

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 29


Tabel 3. 1. Waktu dan Proses yang Dilakukan terkait Penandaan ARG di dalam Perencanaan dan Penganggaran Tahunan

K/L Penggerak dan Pelaksana PPRG


Kegiatan
Waktu Kegiatan yang Dilakukan terkait ARG Output
Utama Kemen PPN/
KPPPA Kemenkeu K/L
Bappenas
November Penyusunan Direktorat Sebagai K/L pelaksana PPRG Rancangan Awal RKP yang responsif
(t-2 s.d. Rancangan mitra K/L gender
a. Mengidentifikasi isu gender dan melakukan
Februari (t-1) Awal RKP,
Rancangan analisis gender di bidang yang menjadi
Awal Renja K/L tupoksinya, dengan menggunakan data
dan Bilateral terpilah berdasarkan jenis kelamin dan
Meeting (BM) data pendukung lain yang relevan baik
kuantitatif maupun kualitatif. Dalam
melakukan analisis gender dapat
menggunakan Gender Analysis Pathway
(GAP)
b. Mengintegrasikan isu gender ke dalam
dokumen perencanaan tahunan (Rencana
Kerja Pemerintah/RKP)
c. Sebagai K/L penggerak PPRG
d. Mengidentifikasi RO dalam Renja mitra
kerja K/L mitranya yang potensial ditandai
sebagai ARG
e. Mengkomunikasikan RO tersebut kepada
mitra kerja K/L (dalam bilateral
meeting/forum lainnya) dan mengawal
mitra kerja K/L untuk melakukan analisis
gender, menyusun GBS, dan melakukan
tagging ARG (dalam pelaksanaanya dapat
berkoordinasi dengan Asdep terkait di
KPPPA)

30 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


K/L Penggerak dan Pelaksana PPRG
Kegiatan
Waktu Kegiatan yang Dilakukan terkait ARG Output
Utama Kemen PPN/
KPPPA Kemenkeu K/L
Bappenas
Deputi Bidang a. Melakukan telaah pelaksanaan a. Hasil review/pemantauan/evaluasi
Kesetaraan penandaan ARG pada tahun sebelumnya atas RO K/L yang ditandai ARG
Gender dan b. Melakukan advokasi dan penggalangan tahun sebelumnya.
Asdep Terkait komitmen pelaksanaan PUG dan PPRG di b. Advokasi/sosialisasi PUG dan PPRG
seluruh K/L serta menyampaikan hasil
telaah (poin a) dengan rekomendasinya
kepada K/L
c. Memberikan konsultasi/supervisi kepada
K/L dalam mengidentifikasi RO yang
potensial ditandai sebagai ARG dan
melakukan analisis gender (dalam
pelaksanaannya dapat berkoordinasi
dengan Direktorat mitra kerja K/L di
Bappenas)
Unit Kerja a. Mengidentifikasi isu gender dan a. Rancangan Awal Renja K/L yang
Eselon II melakukan analisis gender di bidang yang responsif gender
Terkait menjadi tupoksinya, dengan menggunakan b. Daftar RO yang potensial ditandai
data terpilah berdasarkan jenis kelamin ARG)
dan data pendukung lain yang relevan,
baik kuantitatif maupun kualitatif. Dalam
melakukan analisis gender dapat
menggunakan Gender Analysis Pathway
(GAP)
b. Mengidentifikasi Rincian Output yang
ditandai sebagai ARG. ARG dapat berupa:
1. Anggaran khusus target gender
(anggaran untuk pemenuhan
kebutuhan dasar khusus perempuan
atau kebutuhan dasar khusus laki-laki
berdasarkan hasil analisis gender)
2. Anggaran kesetaraan gender
(anggaran untuk mengatasi masalah
kesenjangan pada akses, partisipasi,

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 31


K/L Penggerak dan Pelaksana PPRG
Kegiatan
Waktu Kegiatan yang Dilakukan terkait ARG Output
Utama Kemen PPN/
KPPPA Kemenkeu K/L
Bappenas
kontrol dan manfaat terhadap
sumber daya pembangunan)
3. Anggaran untuk penguatan
pelembagaan PUG
c. Dapat mulai melakukan tagging ARG pada
RO yang potensial di dalam Rancangan
Awal Renja K/L di Krisna
Maret s.d. Penyusunan Direktorat Mengoordinasikan pelaksanaan penandaan
Mei (t-1) Rancangan Keluarga, ARG dengan mengirimkan nota dinas kepada
Renja K/L dan Perempuan, Direktorat Mitra K/L Bappenas dan seluruh K/L
Pertemuan Tiga Anak, untuk menyusun Renja K/L yang responsif
Pihak (Trilateral Pemuda, dan gender serta melakukan penandaan ARG di
Meeting/TM) Olahraga dalam Renja K/L
Pertama dalam
Deputi Bidang Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi GAP, KAK yang dilengkapi GBS pada RO
rangka
Kesetaraan PUG dan PPRG kepada seluruh K/L dalam K/L yang ditandai sebagai ARG
penelaahan
Gender dan menyusun analisis gender dan KAK yang
Rancangan
Asdep Terkait responsif gender (dilengkapi dokumen GBS).
Renja KL
Biro a. Mengoordinasikan penyusunan GAP, KAK, a. Keseluruhan dokumen GAP, KAK
Perencanaan GBS dan RAB untuk setiap RO (berdasar yang dilengkapi GBS pada RO K/L
kesepakatan TM 1) yang ditandai sebagai ARG
b. Memberikan telaah awal terhadap RO b. Daftar RO yang ditagging ARG pada
yang ditagging ARG dan memberikan Krisna Renja K/L
feedback kepada unit kerja terkait
c. Mengoordinasikan penandaan ARG di
Aplikasi KRISNA Renja K/L
d. Memastikan kelengkapan dokumen
pendukung penandaan ARG (KAK harus
dilengkapi dengan GBS)
Unit Kerja a. Menyusun GAP, KAK, dan GBS pada Rincian GAP, KAK yang dilengkapi GBS pada RO
Eselon II Output terpilih sebagai ARG. Dalam K/L yang ditandai sebagai ARG

32 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


K/L Penggerak dan Pelaksana PPRG
Kegiatan
Waktu Kegiatan yang Dilakukan terkait ARG Output
Utama Kemen PPN/
KPPPA Kemenkeu K/L
Bappenas
penyusunan KAK RO yang ditandai ARG,
penting untuk diperhatikan:
1. Uraian narasi yang menunjukkan
integrasi gender (dapat melihat GAP)
2. kelengkapan pengisian GBS yang
disusun dengan mengacu pada GAP
3. Analisis situasi isu gender yaitu aspek
akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat serta masalah kelembagaan
PUG. Berisi tentang uraian ringkas
yang menggambarkan persoalan yang
akan ditangani/ dilaksanakan oleh
kegiatan yang menghasilkan Output.
4. Rencana aksi merupakan komponen
input yang secara langsung
menyelesaikan hasil analisis isu
gender tersebut.
5. Besar alokasi dana untuk pencapaian
Output.
b. Menyampaikan dokumen GAP, KAK yang
dilengkapi GBS dan RAB kepada Biro
Perencanaan
Direktorat DJA Biro a. Membahas dan menyepakati RO yang Kesepakatan RO yang responsif gender
Mitra K/L Perencanaan ditandai sebagai ARG di dalam pertemuan dalam pertemuan tiga pihak pertama dan
dan unit kerja tiga pihak sesuai SBPI. Apabila diperlukan, tagging ARG dalam KRISNA Renja K/L
terkait lainnya pertemuan tiga pihak dapat mengundang
Asdep terkait di KPPPA
b. Mengawal K/L mitranya untuk melakukan
tagging anggaran, termasuk untuk ARG
beserta kelengkapan dokumennya.

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 33


K/L Penggerak dan Pelaksana PPRG
Kegiatan
Waktu Kegiatan yang Dilakukan terkait ARG Output
Utama Kemen PPN/
KPPPA Kemenkeu K/L
Bappenas
Direktorat DJA a. Menelaah Rancangan Renja K/L di KRISNA Rancangan Renja K/L yang responsif
Mitra K/L Renja, termasuk RO yang ditandai sebagai gender
ARG berdasarkan kesepakatan TM 1
b. Memastikan kelengkapan dokumen
pendukung Rancangan Renja K/L, termasuk
kelengkapan dokumen GBS (di dalam KAK)
dan RAB
Juni s.d. Juli Pemutakhiran Biro a. Memutakhirkan RO yang ditagging ARG a. Keseluruhan dokumen GAP, KAK
(t-1) Rancangan Perencanaan (apabila ada) dan mengoordinasikan update yang dilengkapi GBS pada RO K/L
Renja dan GAP, KAK, GBS dan RAB untuk RO yang baru yang ditandai sebagai ARG (final)
Pertemuan Tiga (berdasar kesepakatan TM 2) b. Daftar final RO yang ditagging ARG
Pihak (Trilateral b. Mengoordinasikan penandaan ARG di pada Krisna Renja K/L
Meeting/TM) Aplikasi KRISNA Renja K/L sesuai
Kedua dalam kesepakatan TM 2
rangka
c. Memastikan kelengkapan dokumen
pemutakhiran
pendukung penandaan ARG (KAK harus
Rancangan
dilengkapi dengan GBS)
Renja K/L
menjadi Renja Unit Kerja a. Memutakhirkan GAP, KAK, dan GBS pada GAP, KAK yang dilengkapi GBS pada RO
K/L Eselon II Rincian Output terpilih sebagai ARG dan K/L yang ditandai sebagai ARG (sesuai
menyusun GAP, KAK, dan GBS untuk RO hasil kesepakatan TM 2)
yang baru (apabila ada) sesuai kesepakatan
TM 2. Dalam memutakhirkan KAK RO yang
ditandai ARG ataupun dalam
penyusunannya, penting untuk diperhatikan
aspek-aspek:
1. Uraian narasi yang menunjukkan
integrasi gender (dapat melihat GAP)
2. kelengkapan pengisian GBS yang
disusun dengan mengacu pada GAP
3. Analisis situasi isu gender yaitu aspek
akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat serta masalah kelembagaan

34 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


K/L Penggerak dan Pelaksana PPRG
Kegiatan
Waktu Kegiatan yang Dilakukan terkait ARG Output
Utama Kemen PPN/
KPPPA Kemenkeu K/L
Bappenas
PUG. Berisi tentang uraian ringkas
yang menggambarkan persoalan yang
akan ditangani/ dilaksanakan oleh
kegiatan yang menghasilkan Output.
4. Rencana aksi merupakan komponen
input yang secara langsung
menyelesaikan hasil analisis isu
gender tersebut.
5. Besar alokasi dana untuk pencapaian
Output.
b. Menyampaikan pemutakhiran dokumen
GAP, KAK yang dilengkapi GBS dan RAB
kepada Biro Perencanaan
APIP Mereviu GAP, KAK, GBS dan RAB serta Hasil telaah GAP, KAK, GBS dan RAB
memberikan feedback sesuai tugas dan beserta rekomendasi perbaikannya
kewenangannya. Langkah penilaian kelayakan
usulan dan kualitas dari RO yang ditandai ARG
meliputi:
1. Dapatkan dokumen GAP, KAK, GBS, dan
RAB terkait Rincian Output yang ditandai
sebagai ARG.
2. Pastikan KAK dilengkapi dengan GBS
3. Pastikan kelengkapan pengisian GBS yang
memuat unsur satker pelaksana,
program/kegiatan/RO, analisis situasi,
rencana aksi, anggaran RO, dan
hasil/dampak
4. Pastikan apakah RO pada GBS merupakan
RO strategis dan prioritas, yaitu yang
memenuhi 1 atau lebih kriteria sbb:
a. Mendukung pencapaian prioritas
pembangunan nasional;

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 35


K/L Penggerak dan Pelaksana PPRG
Kegiatan
Waktu Kegiatan yang Dilakukan terkait ARG Output
Utama Kemen PPN/
KPPPA Kemenkeu K/L
Bappenas
b. Merupakan kegiatan prioritas
sebagaimana termuat dalam
dokumen perencanaan K/L;
c. Penting dilakukan untuk mengatasi
isu gender;
d. Merupakan anggaran penguatan
pelembagaan PUG.
5. Pastikan apakah analisis situasi
menyajikan data isu gender yang jelas dan
relevan, baik berupa data terpilah atau
data spesifik gender (termasuk isu
kelembagaan PUG)
6. Pastikan apakah analisis situasi
menyajikan faktor-faktor penyebab
terjadinya ketimpangan gender
7. Pastikan terdapat keterkaitan secara logis
antara analisis situasi dengan rencana aksi
yang dilakukan
8. Buat kesimpulan dan rekomendasi
penyempurnaanya
Direktorat DJA Biro a. Membahas dan menyepakati RO yang Kesepakatan RO yang responsif gender
Mitra K/L Perencanaan ditandai sebagai ARG di dalam pertemuan dalam pertemuan tiga pihak kedua dan
dan unit kerja tiga pihak sesuai SBPA (apabila ada tagging ARG dalam KRISNA Renja K/L
terkait lainnya pemutakhiran atau perubahan). Apabila
diperlukan, pertemuan tiga pihak dapat
mengundang Asdep terkait di KPPPA
b. Mengawal K/L mitranya untuk melakukan
tagging anggaran, termasuk untuk ARG
beserta kelengkapan dokumennya.

36 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


K/L Penggerak dan Pelaksana PPRG
Kegiatan
Waktu Kegiatan yang Dilakukan terkait ARG Output
Utama Kemen PPN/
KPPPA Kemenkeu K/L
Bappenas
Direktorat DJA a. Menelaah Rancangan Renja K/L di KRISNA Renja K/L yang responsif gender
Mitra K/L Renja, termasuk RO yang ditandai sebagai
ARG berdasarkan kesepakatan TM 2
b. Memastikan kelengkapan dokumen
pendukung Rancangan Renja K/L,
termasuk kelengkapan dokumen GBS (di
dalam KAK) dan RAB
Agustus s.d. Penyusunan Biro Merekapitulasi Rincian Output yang ditandai Data Rincian Output yang responsif
Desember RKA K/L dan Perencanaan sebagai ARG dan menyampaikan kepada unit gender
(t-1) DIPA kerja terkait di internal K/L sebagai dasar
pemantauan dan evaluasi serta perencanaan di
tahun berikutnya
Direktorat a. Merekapitulasi Rincian Output yang a. Data Rincian Output yang responsif
Keluarga, ditandai sebagai ARG (Berkoordinasi gender
Perempuan, dengan Dit. Alokasi Pendanaan b. Rekomendasi perbaikan ke depan
Anak, Pembangunan Bappenas) dan
Pemuda, dan menyampaikan kepada Direktorat Mitra
Olahraga Kerja K/L Bappenas dan KPPPA
b. Menyusun rekomendasi penyempurnaan
pelaksanaan Penandaan ARG dan
penyempurnaan kebijakan ke depan
Deputi Bidang Melakukan telaah dan memberikan feedback Hasil telaah dan rekomendasi
Kesetaraan terhadap RO yang ditagging sebagai ARG
Gender
beserta Asdep
terkait
Tahun Pelaksanaan Unit Kerja Melaksanakan RO yang responsif gender Hasil pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan kegiatan dan RO Eselon II
(t) di tahun
Dit. KPAPO DJA Melakukan pengendalian dan evaluasi atas Hasil pemantauan dan evaluasi
berjalan
pelaksanaan RO yang responsif gender secara
menyeluruh (sistem dan aplikasi monev)

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 37


38 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 39
BAB 4
PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Keberhasilan sebuah inisiatif tidak hanya bergantung kepada proses dan kualitas
perencanaannya, akan tetapi juga ditentukan oleh pengendalian dan evaluasinya untuk
memastikan perencanaan berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam PP
No. 39 tahun 2006, pengendalian diartikan sebagai serangkaian kegiatan manajemen yang
dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang ditetapkan. Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan untuk
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana dilakukan
melalui kegiatan pemantauan dan pengawasan. Hal ini berarti, pengendalian dilakukan sepanjang
kegiatan sedang berlangsung guna memastikan kesesuaian proses dan capaian dengan rencana
yang disusun. Pengendalian yang baik akan membantu menjawab persoalan atau penyimpangan
sedini mungkin, sehingga dapat segera dirumuskan solusi untuk mengatasi persoalan dan
diharapkan target yang ditetapkan dapat tercapai.
Pada tabel berikut diuraikan peran dan tanggung jawab masing-masing K/L termasuk unit
kerja terkait di dalam pelaksanaan pengendalian dan evaluasi ARG.

Tabel 4. 1 Pembagian Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengendalian dan Evaluasi

No. Kementerian/Lembaga Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengendalian dan Evaluasi
1 Kementerian/Lembaga 1. Memastikan setiap unit kerja di internal KL telah memahami PUG
(Pelaksana PUG dan melaksanakan PPRG
melalui PPRG) 2. Mendorong setiap unit kerja di K/L melakukan analisis gender serta
menyusun GBS (GBS dilampirkan bersama TOR)
3. Memastikan dilakukannya penandaan ARG pada RO yang disepakati
dengan dilengkapi TOR dan GBS
4. Memastikan kualitas RO yang ditandai sebagai ARG adalah kegiatan
strategis yang memiliki daya ungkit untuk peningkatan kesetaraan
gender
5. Merekapitulasi seluruh RO yang ditandai sebagai ARG,
mengevaluasi trendnya setiap tahun, permasalahan dalam
penandaan ARG, dan menyampaikan kepada KPPPA, Bappenas, dan
Kemenkeu
6. Mengevaluasi outcome/dampak dari kegiatan yang ditandai sebagai
ARG terhadap penurunan kesenjangan gender di bidangnya masing-
masing
KPPPA (Penggerak PUG 1. Melakukan sosialisasi PUG dan PPRG di awal siklus perencanaan
2
melalui PPRG) dan penganggaran
2. Menfasilitasi K/L mitranya untuk melakukan analisis gender,
menyusun GAP dan GBS, melakukan penandaan ARG, dan
melampirkan dokumen pendukungnya
3. Memantau pelaksanaan penandaan ARG sudah dilakukan di K/L
mitranya dengan berkoordinasi dengan Biro Perencanaan masing-
masing K/L

40 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


No. Kementerian/Lembaga Peran dan Tanggung Jawab dalam Pengendalian dan Evaluasi
4. Menelaah rekapitulasi output/suboutput ARG dari K/L,
mengevaluasi proses bisnis PPRG di K/L, dan menyusun
rekomendasi perbaikan
5. Mengevaluasi dampak PPRG terhadap penurunan ketimpangan
gender
DJA, Kemenkeu 1. Bersama-sama dengan Bappenas, memastikan dibahasnya kegiatan
3
(Penggerak PUG dan ARG dalam Trilateral Meeting dan mengingatkan K/L mitranya
PPRG) untuk melakukan penandaaan ARG di dalam KRISNA Renja K/L
2. Menelaah Rancangan Renja KL dan memastikan tagging ARG sudah
dilakukan
3. Memastikan kelengkapan dokumen pendukung ARG, khususnya
GBS dilampirkan bersama-sama KAK RO yang ditandai ARG.
4. Menelaah RKA K/L dan memastikan substansi gender telah tertuang
di dalam rincian kegiatannya
5. Menelaah rekapitulasi RO dari K/L, mengevaluasi proses bisnis
PPRG di K/L
6. Menyusun rekomendasi perbaikan proses bisnis PPRG
4 Kementerian PPN/Bappenas (Penggerak PUG dan PPRG)
Direktorat Keluarga, 1. Mengoordinasikan pelaksanaan penandaan ARG melalui sosialisasi
Perempuan, Anak, PUG dan PPRG kepada Direktorat mitra kerja K/L serta unit kerja
Pemuda dan Olahraga eselon II lainnya di internal Bappenas
(Dit. KPAPO) selaku 2. Mengingatkan seluruh K/L untuk mengintegrasikan gender di dalam
koordinator tagging Renja K/L dan melakukan penandaan ARG
ARG)
3. Menyampaikan daftar RO yang sudah ditandai ARG kepada Dit.
Sektor Bappenas dan Biro Perencanaan masing-masing K/L sebagai
acuan pelaksanaan ARG tahun berjalan dan sebagai referensi
penyusunan ARG tahun berikutnya
4. Menelaah (a) hasil reviu pelaksanaan ARG dari Direktorat mitra
kerja K/L di Bappenas dan (b) hasil rekapitulasi penandaan ARG
(berkoordinasi dengan Dit. APP Bappenas)
5. Menyusun rekomendasi perbaikan proses bisnis PPRG
Direktorat mitra kerja 1. Membahas RO yang potensial ditandai sebagai ARG dalam Trilateral
K/L Meeting dan mengingatkan K/L mitranya untuk melakukan
penandaaan ARG di dalam KRISNA Renja K/L (Apabila diperlukan
dapat melibatkan Asdep terkait di KPPPA).
2. Menelaah Rancangan Renja KL dan memastikan RO yang ditandai
sebagai ARG sesuai hasil pembahasan TM.
3. Memastikan kelengkapan dokumen pendukung ARG, khususnya
GBS dilampirkan bersama-sama KAK RO yang ditandai ARG.
4. Menelaah RKA K/L dan memastikan substansi gender telah tertuang
di dalam rincian kegiatannya
5. Mengevaluasi tantangan dan kendala pelaksanaan PPRG di K/L
mitranya, penyusunan analisis gender, GBS dan penandaan ARG
(kebijakan, kelembagaan, akses pada sistem aplikasi KRISNA, aspek
koordinasi, dll) dan menyampaikan kepada koordinator tagging
ARG.

Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga | 41


42 | Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Pedoman Penandaan anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga | 43
BAB 5
PENUTUP
Penandaan ARG merupakan inisiatif untuk memudahkan identifikasi Rincian Output beserta
besaran alokasi anggaran untuk setiap kegiatan yang ditujukan untuk merespon isu gender
termasuk pelembagaan PUG. Fokus utama dalam proses penandaan ARG ini adalah memastikan
bahwa kegiatan yang ditandai mencerminkan kegiatan yang responsif gender, oleh karena itu peran
aktif K/L (bersama-sama dengan KPPPA dan Kementerian PPN/Bappenas) sangat penting dalam
mengidentifikasi Rincian Output ARG serta melakukan penandaan di dalam sistem informasi
KRISNA pada periode perencanaan dan penganggaran.

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender ini diharapkan dapat membantu K/L dalam
proses penandaan ARG di dalam Sistem Informasi KRISNA Renja K/L dalam rangka melaksanakan
komitmen pengarusutamaan gender melalui perencanaan dan penganggaran. Dalam pedoman ini
dijelaskan alur dan mekanisme penandaan ARG yang dimulai dengan identifikasi Rincian Output
yang berpotensi untuk ditandai tematik ARG. Dalam mengidentifikasi Rincian Output yang responsif
gender tersebut, terdapat tiga kategori meliputi: 1) anggaran yang dianggap mampu mengurangi
atau menghilangkan kesenjangan gender; 2) anggaran untuk menangani kebutuhan spesifik gender;
dan 3) anggaran untuk memperkuat pelembagaan PUG di K/L.

Pedoman ini juga memberikan panduan bagi semua pihak yang terkait dalam perencanaan
dan penganggaran, yaitu unit satuan kerja, Biro Perencanaan, APIP di K/L dalam menyiapkan dan
mereview kesiapan semua dokumen pendukung terkait penandaan ARG dalam Sistem Informasi
KRISNA Renja K/L. Demikian juga pedoman ini diperuntukkan bagi unit sektoral di Kementerian
PPN/Bappenas dan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan dalam mereview dan
memberikan persetujuan pada penandaan ARG yang telah dilakukan di Renja K/L. Renja K/L yang
sudah responsif gender tersebut kemudian menjadi acuan di dalam penyusunan RKA K/L.

Penyusunan Pedoman Penandaan ARG Kementerian/Lembaga dimaksudkan agar K/L lebih


terarah dalam melaksanakan strategi PUG melalui PPRG, yaitu untuk menghasilkan daya ungkit
yang lebih besar dalam mencapai sasaran pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan.

44 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


LAMPIRAN

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 45


46 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Lampiran 1. Tata Cara Penandaan Anggaran Responsif Gender pada
Penyusunan Renja K/L dalam Sistem Informasi KRISNA
Renja K/L

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 47


48 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 49
50 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 51
52 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 53
54 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 55
56 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 57
58 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga
Lampiran 2. Daftar Anggaran Responsif Gender Tahun 2021
1. Sekretariat Negara
Kementerian/ 007 Sekretariat Negara Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 007.WA – Program Dukungan Manajemen 6.942.450
Kegiatan 6435 – Penyelenggaraan Manajemen Sumber Daya Manusia dan 6.933.650
Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara (PKASN)
Kementerian Sekretariat Negara
KRO EAM – Layanan Pendidikan dan Pelatihan Internal 6.933.650
Rincian Output 001 Layanan Pendidikan dan Pelatihan Struktural, Teknis 6.933.650
dan Fungsional
Kegiatan 6436 – Pelaksanaan Manajemen Perencanaan, Penganggaran, 8.800
Administrasi Keuangan, dan Pengembangan Akuntabilitas Kinerja
KRO EAB – Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal 8.800
Rincian Output 002 Rencana Kerja 8.800

2. Kementerian Dalam Negeri


Kementerian/ 010 Kementerian Dalam Negeri Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 010.CM – Program Kapasitas Pemerintahan Daerah dan Desa 478.187
Kegiatan 6139 – Pembinaan Penyelenggaraan dan Pembangunan Urusan 478.187
Pemerintahan Daerah
KRO UBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 478.187
Rincian Output 024 Daerah yang menerapkan perencanaan dan 478.187
penganggaran responsif gender (PPRG)

Program 010.CR – Program Pembinaan Politik dan Pemerintahan Umum 700.000


Kegiatan 6145 – Pembinaan Politik Dalam Negeri dan Organisasi 700.000
Kemasyarakatan
KRO QDD – Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 700.000
Rincian Output 002 Kapasitas Pengurus Ormas 700.000

3. Kementerian Luar Negeri


Kementerian/ 011 Kementerian Luar Negeri Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 011.WA – Program Dukungan Manajemen 926.863
Kegiatan 1312 – Pengelolaan Keuangan, BMN, Umum, dan Organisasi Ditjen 926.863
Asia Pasifik dan Afrika
KRO EAH – Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal 926.863
Rincian Output 950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 926.863

4. Kementerian Keuangan
Kementerian/ 015 Kementerian Keuangan Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 015.CB – Program Pengelolaan Belanja Negara 2.884.552
Kegiatan 4781 – Pengelolaan Anggaran Pusat dan TKDD 2.884.552
KRO AAD – Peraturan Presiden 2.884.552
Rincian Output 001 PerPres Rincian Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa 2.884.552

Program 015.CD – Program Pengelolaan Perbendaharaan, Kekayaan Negara 4.119.816


dan Risiko
Kegiatan 4798 – Pengelolaan Aset 2.623.347
KRO AAH – Peraturan Lainnya 2.623.347
Rincian Output 003 Risalah Lelang 2.623.347
Kegiatan 4811 – Penyelenggaraan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Negara 1.496.549

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 59


KRO FAH – Pengelolaan Keuangan Negara 1.496.549
Rincian Output 100 Rekomendasi Hasil Pengawasan BA BUN 1.496.549

Program 015.CE – Program Kebijakan Fiskal 1.670.691


Kegiatan 4764 – Kajian Kebijakan Fiskal dan Sektor Keuangan 1.670.691
KRO ABA – Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan 1.670.691
Rincian Output 005 Kajian Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim, G20, OECD, 1.670.691
dan Multilateral

Program 015.WA – Program Dukungan Manajemen 246.876.451


Kegiatan 4675 – Pengelolaan Organisasi dan SDM 1.254.860
KRO EAF – Layanan SDM 1.254.860
Rincian Output 002 Pengembangan SDM 1.254.860
Kegiatan 4691 – Pengelolaan Organisasi dan SDM 1.051.569
KRO EAF – Layanan SDM 1.051.569
Rincian Output 003 Pengembangan SDM 1.051.569
Kegiatan 4696 – Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik 13.006.453
KRO BMB – Komunikasi Publik 13.006.453
Rincian Output 001 Pembinaan/Edukasi Publik 5.855.251
002 Publikasi 5.789.452
004 Contact Center 1.361.750
Kegiatan 4699 – Pengelolaan Sistem Informasi dan Teknologi 167.086.499
KRO FAB – Sistem Informasi Pemerintahan 167.086.499
Rincian Output 002 SMART CEISA 4.0 94.487.596
003 Pemeliharaan Sistem dan Teknologi Informasi Kepabeanan 72.598.903
dan Cukai
Kegiatan 4708 – Pengelolaan Organisasi dan SDM 18.098.259
KRO EAF – Layanan SDM 18.098.259
Rincian Output 009 Pengembangan SDM 18.098.259
Kegiatan 4729 – Pengelolaan Komunikasi dan Informasi 624.806
KRO BMB – Komunikasi Publik 624.806
Rincian Output 002 Pembinaan/Edukasi Publik 624.806
Kegiatan 4738 – Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum 1.180.924
KRO EAD – Layanan Sarana Internal 1.180.924
Rincian Output 102 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 1.180.924
Kegiatan 4739 – Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik 716.400
KRO BMB – Komunikasi Publik 716.400
Rincian Output 101 Publikasi 716.400
Kegiatan 4740 – Pengelolaan Organisasi dan SDM 4.656.807
KRO EAF – Layanan SDM 4.656.807
Rincian Output 103 Pengembangan SDM 4.656.807
Kegiatan 4741 – Pengelolaan Risiko, Pengendalian, dan Pengawasan Internal 18.961.166
KRO EAK – Layanan Pengawasan Internal 18.961.166
Rincian Output 100 Rekomendasi Hasil Pengawasan Kebijakan Fiskal 16.200
101 Rekomendasi Hasil Pengawasan Pengelolaan Penerimaan 3.224.650
Negara
102 Rekomendasi Hasil Pengawasan Pengelolaan Belanja 1.136.664
Negara
103 Rekomendasi Hasil Pengawasan Pengelolaan 3.060.229
Perbendaharaan, Kekayaan, Negara, dan Risiko
104 Rekomendasi Hasil Pengawasan Dukungan Manajemen K/L 5.392.329
105 Rekomendasi Hasil Pengawasan atas Implementasi 558.856
Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran di
Lingkungan Kemenkeu, K/L, TKDD (DAK), dan Pemda
106 Rekomendasi Hasil Pengawasan Keamanan Teknologi 1.231.830
Informasi dan Komunikasi Kementerian Keuangan

60 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


107 Pedoman Pengawasan atas Penggunaan dan Pemanfaatan 400.180
BMN pada Pengguna Barang dalam Rangka Sinergi
Pengawasan APIP K/L
108 Helpdesk Pencegahan Fraud Kementerian Keuangan 423.288
109 Rekomendasi Hasil Pengawasan atas Penanganan Pandemi 1.347.322
Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
110 Rekomendasi Hasil Penindakan 893.646
111 Rekomendasi Hasil Pencegahan KKN 945.144
112 Hasil Pengawasan Saber Pungli Kementerian Keuangan 112.510
113 Laporan Hasil Verifikasi Kekayaan Pegawai 148.348
114 Laporan Pengawasan Kepatuhan Internal 69.970
Kegiatan 4742 – Pengelolaan Sistem Informasi dan Teknologi 211.462
KRO FAB – Sistem Informasi Pemerintah 211.462
Rincian Output 101 Pemeliharaan dan Pengembangan Sistem 211.462
Kegiatan 4750 – Legislasi dan Litigasi 6.716.810
KRO EAG – Layanan Hukum 6.716.810
Rincian Output 051 Advokasi Hukum 6.716.810
Kegiatan 4755 – Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik 13.310.436
KRO BMB – Komunikasi Publik 13.310.436
Rincian Output 053 Pembinaan/Edukasi Publik 13.310.436

5. Kementerian Pertanian
Kementerian/ 018 Kementerian Pertanian Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 018.DL – Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 29.826.957
Kegiatan 1810 – Penguatan Penyelenggaraan Pelatihan Pertanian 29.826.957
KRO SCC – Pelatihan Bidang Pertanian dan Perikanan 29.826.957
Rincian Output 002 Pelatihan Pertanian bagi Non Aparatur 29.826.957

Program 018.HA – Program Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan 1.484.749.097


Berkualitas
Kegiatan 1773 – Perlindungan Holtikultura 2.919.000
KRO BDD – Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 2.919.000
Rincian Output 010 Penerapan PHT 2.919.000
Kegiatan 1796 – Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin 654.783.040
Pertanian
KRO RAG – Sarana Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup 654.783.040
Rincian Output 001 Alat dan Mesin Pertanian Pra Panen Sub Sketor Tanaman 600.783.040
Pangan
002 Alat dan Mesin Pertanian Pra Panen Sub Sektor Holtikultura 54.000.000
003 Alat dan Mesin Pertanian Pra Panen Sub Sektor Perkebunan 0
004 Alat dan Mesin Pertanian Pra Panen Sub Sektor Peternakan 0
Kegiatan 1816 – Pemantapan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan 353.009.436
Pangan
KRO QDD – Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 353.009.436
Rincian Output 001 Pekarangan Pangan Lestari 288.009.436
002 Pekarangan Pangan Lestari Stunting 65.000.000
Kegiatan 3993 – Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 474.037.621
KRO RAG – Sarana Bidang Pertanian, Kehutanan dan Lingkungan Hidup 474.037.621
Rincian Output 001 Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) 474.037.621

Program 018.KB – Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 184.010.228
Kegiatan 1801 – Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 184.010.228
KRO SDA – Penelitian dan Pengembangan Produk 184.010.228
Rincian Output 502 Diseminasi Teknologi Pertanian 184.010.228

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 61


6. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Kementerian/ 020 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Alokasi Anggaran (Ribu
Lembaga Rupiah)
Program 020.JA – Program Energi dan Ketenagalistrikan 374.412.442
Kegiatan 6353 – Perencanaan, Pembangunan dan Pengawasan Infrastruktur 374.412.442
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
KRO BEG – Bantuan Peralatan/Sarana 374.412.442
Rincian Output 003 Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU TS) 374.412.442

7. Kementerian Perhubungan
Kementerian/ 022 Kementerian Perhubungan Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 022.GA – Program Infrastruktur Konektivitas 8.120.428.829
Kegiatan 4641 – Pelayanan Transportasi Perkeretaapian 3.422.446.561
KRO ABF – Kebijakan Bidang Saranan dan Prasarana 33.763.103
Rincian Output 001 Studi Perencanaan Teknis Bidang Lalu Lintas dan Angkutan 33.763.103
Kereta Api
KRO BAH – Pelayanan Publik Lainnya 38.831.298
Rincian Output 001 Subsidi Perintis Perkeretaapian 38.831.298
KRO CBA – Prasarana Bidang Konektivitas Perkeretaapian 543.234.069
Rincian Output 001 Jalur Kereta Api 339.627.499
002 Jembatan Kereta Api 61.009.166
003 Peningkatan Jembatan Kereta Api 0
004 Stasiun Kereta Api 0
005 Persinyalan Perkeretaapian 0
006 Telekomunikasi Perkeretaapian 0
007 Listrik Aliran Atas 0
008 Infrastruktur Perkeretaapian 14.597.404
KRO PBF – Kebijakan Bidang Sarana dan Prasarana 0
Rincian Output 001 Studi Perencanaan Teknis Bidang Lalu Lintas dan Angkutan 0
Kereta Api (Prioritas Nasional)
KRO RBA – Prasarana Bidang Konektivitas Perkeretaapian 2.808.618.091
Rincian Output 010 Pembangunan Jalur Ganda KA Kiaracondong – Cicalengka 389.725.301
Tahap 1 Segmen Gedebage - Haurpugur
011 Pembangunan Jalur Ganda KA Bogor – Sukabumi 439.769.142
012 Pembangunan Jalur Ganda KA Mojokerto - Sepanjang 246.157.844
013 Peningkatan Jalur KA Lintas Araskabu – Siantar 64.000.000
014 Peningkatan Jalur KA R42 Lintas Lahat – Lubuklinggau 246.783.839
Segmen Bungamas – Lubuklinggau
015 Peningkatan Jalur KA antara Serang – Merak Lintas 160.000.000
Rangkasbitung – Merak
016 Peningkatan Jalur KA Lintas Bandung – Banjar 25.834.400
017 Peningkatan Jalur KA Lintas Banjar – Kroya 24.000.000
018 Peningkatan Jalur KA Lintas Padang – Pariaman 153.972.565
019 Penggantian Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi Stasiun 230.550.000
Cikarang – Stasiun Cikampek
020 Penggantian Sistem Persinyalan dan Telekomunikasi Lintas 98.400.000
Bandung dan Ciroyom
021 Penggantian Sistem Persinyalan Stasiun Yogyakarta – 57.000.000
Stasiun Lempuyangan
022 Peningkatan Fasilitasi Operasi Perkeretaapian pada Lintas 518.300.000
Jatinegara – Bogor dan Manggarai – Jakarta Kota
023 Elektrifikasi Jalur KA Lintas Solo Balapan – Solo Jebres 152.125.000
Kegiatan 4643 – Infrastruktur Konektivitas Transportasi Perkeretaapian 4.697.982.268
KRO CBA – Prasarana Bidang Konektivitas Perkeretaapian 534.761.163
Rincian Output 004 Stasiun Kereta Api 0
008 Infrastruktur Perkeretaapian 534.761.163

62 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


KRO PBF – Kebijakan Bidang Sarana dan Prasarana 89.505.230
Rincian Output 001 Engineering Services For Jakarta Mass Rapid Transit East- 89.505.230
West Line Project Phase I (PHLN)
KRO RBA – Prasarana Bidang Konektivitas Perkeretaapian 4.073.715.875
Rincian Output 001 Pembangunan Prasarana Kereta Api Ringan Light Rail 2.515.001.656
Transit Provinsi Sumatera Selatan Termasuk Supervisi
002 Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk 334.086.443
Manggarai s/d Jatinegara) (Tahap II)
003 Pembangunan Jalur KA Bandara New Yogyakarta 318.279.466
International Airport (NYIA)
004 Pembangunan Jalur Kereta Api Solo Balapan – Bandara Adi 65.598.310
Soemarmo
005 Pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi antara Makassar – 420.000.000
Parepare Segmen 3 (Makassar – Barru)
006 Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s/d 170.000.000
Cikarang
007 Penertiban Lahan untuk Pembangunan Jalan KA antara 60.000.000
Medan - Binjai
008 Penertiban Lahan Jalur KA Lintas Rangkasbitung - Labuan 73.750.000
009 Pembebasan Lahan Jalur KA Lintas Bekasi – Cikarang 50.000.000
010 Penertiban Lahan untuk Jalur Ganda KA antara Rancaekek – 50.000.000
Tanjungsari
011 Pembangunan Fasilitas Pendukung Jalur Kereta Api Bandara 17.000.000
Adi Sumarmo, Solo

8. Kementerian Kesehatan
Kementerian/ 024 Kementerian Kesehatan Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 024.DG – Program Pelayanan Kesehatan dan JKN 1.100.453
Kegiatan 2087 – Pembinaan Pelayanan Kesehatan Primer 1.100.453
KRO PEA – Koordinasi 940.953
Rincian Output 007 Kesepakatan dalam Koordinasi Pelaksanaan Program 940.953
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
KRO UAE – Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan 159.500
Rincian Output 005 Pemantauan dan Evaluasi Program Indonesia Sehat dengan 159.500
Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Program 024.DL – Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 473.040


Kegiatan 2076 – Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan 473.040
KRO DCJ – Pelatihan Bidang Sosial 473.040
Rincian Output 301 Pelatihan Pengarusutamaan Gender Bidang Kesehatan 157.680
302 Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran Responsif 315.360
Gender

Program 024.WA – Program Dukungan Manajemen 759.672


Kegiatan 2036 – Perencanaan dan Penganggaran Program Pembangunan 759.672
Kesehatan
KRO EAB – Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal 759.672
Rincian Output 008 Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Program 759.672
Prioritas Bidang Kesehatan

9. Kementerian Sosial
Kementerian/ 027 Kementerian Sosial Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 027.DQ – Program Perlindungan Sosial 28.782.227.726
Kegiatan 6282 – Penyelenggaraan Bantuan Sosial Program Keluarga Harapan 28.782.227.726
KRO QEB – Bantuan Keluarga 28.782.227.726

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 63


Rincian Output 201 Keluarga yang Mendapat Bantuan Sosial Bersyarat 28.782.227.726

Program 027.WA – Program Dukungan Manajemen 13.297.468


Kegiatan 6289 – Pengelolaan Organisasi dan SDM 13.297.648
KRO EAF – Layanan SDM 10.859.648
Rincian Output 101 Pengelolaan SDM Sekretariat Jenderal 9.960.498
104 Administrasi Umum, Perencanaan dan Kerasipan 1.055.050
102 Pengembangan SDM Sekretariat Jenderal 899.150
KRO EAH – Layanan Organisasi dan Tata Kelola Internal 2.437.820
Rincian Output 101 Manajemen Organisasi Sekretariat Jenderal 2.437.820

10. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Kementerian/ 029 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 029.FB – Program Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim 134.060.069
Kegiatan 5446 – Adaptasi Perubahan Iklim 3.549.825
KRO BDD – Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 3.549.825
Rincian Output 001 Kampung Iklim 3.549.825
Kegiatan 5449 – Mobilisasi Sumber Daya untuk Perubahan Iklim 4.438.011
KRO ABS – Kebijakan Bidang Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim 2.680.090
Rincian Output 001 Bahan atau Rumusan Kebijakan Sumber Daya Pendanaan 2.680.090
dan Perundingan Perubahan Iklim
KRO BDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1.757.921
Rincian Output 001 Kapasitas Sains dan Informasi Teknologi Rendah Karbon 1.757.921
yang Ditingkatkan
Kegiatan 5450 – Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 126.027.233
KRO QDD – Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 115.478.806
Rincian Output 001 Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan 115.478.806
KRO QHC – Operasi Bidang Penanganan Bencana 10.548.427
Rincian Output 001 Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Melalui 10.548.427
Pemadaman Darat

Program 029.FD – Program Kualitas Lingkungan Hidup 45.091.014


Kegiatan 5430 – Penanganan Pengaduan, Pengawasan dan Sanksi 8.067.616
Administrasi
KRO DCE – Pelatihan Bidang Kehutanan dan Lingkungan Hidup 8.067.616
Rincian Output 001 Peningkatan Kapasitas PPLH 8.067.616
Kegiatan 5454 – Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 4.752.768
KRO BDI – Fasilitasi dan Pembinaan Industri 4.752.768
Rincian Output 001 Pembinaan Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non B3 4.752.768
Kegiatan 5455 – Pemulihan Kontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 13.186.960
KRO QAH – Pelayanan Publik Lainnya 13.186.960
Rincian Output 001 Layanan Pemulihan Lahan Terkontaminsasi Limbah B3 Non 13.186.960
Industri
Kegiatan 5456 – Pengelolaan Sampah 16.868.330
KRO BDG – Fasilitasi dan Pembinaan UMKM 16.868.330
Rincian Output 001 Pembinaan dan Fasilitasi Bank Sampah 16.868.330
KRO QMA – Data dan Informasi Publik 2.215.340
Rincian Output 004 Data dan Informasi Sampah Laut 2.215.340

Program 029.FF – Program Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 324.338.348


Kegiatan 5397 – Peningkatan Perencanaan Pengelolaan Hutan Produksi 6.382.036
KRO BIC – Pengawasan dan Pengendalian Lembaga 6.045.662
Rincian Output 001 Perencanaan Pengelolaan Hutan Produksi yang Diawali dan 6.045.662
Dikendalikan
KRO QDB – Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga 336.374

64 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Rincian Output 001 Pembinaan Teknis/Supervisi Perencanaan Pengelolaan 336.374
Hutan Produksi
Kegiatan 5401 – Peningkatan Usaha Industri Kehutanan 9.802.565
KRO BDG – Fasilitasi dan Pembinaan UMKM 9.802.565
Rincian Output 001 Fasilitasi dan Pembinaan UMKM Kehutanan 9.802.565
Kegiatan 5421 – Pengelolaan Kawasan Konservasi 56.753.094
KRO BDB – Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga 56.753.094
Rincian Output 001 Fasilitasi Usaha Ekonomi Produktif di Kawasan Konservasi 56.753.094
Kegiatan 6031 – Pemberian Akses Kelola Kawasan Hutan 45.214.449
KRO ABV – Kebijakan Bidang Kehutanan 1.000.000
Rincian Output 001 Kebijakan Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial 500.000
002 Kebijakan Penanganan Konflik Tenurial dan Hutan Adat 500.000
KRO BDD – Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 14.604.449
Rincian Output 001 Forest Programme II (Development of Biodiversity 14.604.449
Conservation and Watershed Management) Forest
Programme II (FP II)
002 Strengthening Social Forestry in Indonesia (GEF 6) 0
003 Forest Programme V (Social Forestry Support programme) 0
KRO PBV – Kebijakan Bidang Kehutanan 23.160.000
Rincian Output 001 Rekomendasi dan Penyiapan Akses Kelola Perhutanan 16.460.000
Sosial dalam Skema HD, HKm, KK, IPHPS
002 Izin Perhutanan Sosial yang Dievaluasi 2.200.000
003 Hutan Adat dan Hutan Hak yang Ditetapkan 4.500.000
KRO PCC – Perizinan Kelompok Masyarakat 3.750.000
Rincian Output 001 Izin Akses Kelola Perhutanan Sosial dalam Skema HD, HKm, 3.750.000
KK, IPHPS
KRO QAH – Pelayanan Publik Lainnya 2.700.000
Rincian Output 001 Kasus Konflik Tenurial yang Dipetakan 2.700.000
Kegiatan 6032 – Peningkatan Kapasitas Kelompok Perhutanan Sosial dan 206.186.204
Kemitraan Lingkungan
KRO ABV – Kebijakan Bidang Kehutanan 1.001.850
Rincian Output 001 Kebijakan Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial 501.850
002 Kebijakan Kemitraan Lingkungan 500.000
KRO BDD – Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 52.877.754
Rincian Output 001 Community focused Investments to Address Deforestation 36.757.459
and Forest Degradation Forest Investment Program I (FIP I)
002 Forest Investment Promoting Sustainable Community Based 7.583.065
Natural Resource Management and Institutional
Development Project Dorest Investment Program II (FIP-II)
003 Forest Programme III - Sulawesi Programme 8.537.210
KRO PEE – Kemitraan 5.200.000
Rincian Output 001 Kemitraan Kelompok Perhutanan Sosial dan Kemitraan 5.200.000
Lingkungan yang Ditingkatkan
KRO QDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 44.537.400
Rincian Output 001 Tenaga Pendamping Perhutanan Sosial 44.537.400
KRO QDD – Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 3.603.000
Rincian Output 001 Rencana Kerja/Pengelolaan Kelompok Perhutanan Sosial 3.603.000
yang Disahkan
KRO QDG – Fasilitasi dan Pembinaan UMKM 15.000.000
Rincian Output 001 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) yang 15.000.000
ditingkatkan menjadi kelas Gold/Platinum
KRO QEH – Bantuan Kelompok Masyarakat 83.966.200
Rincian Output 001 Sarana dan Prasarana Peningkatan Nilai Tambah Hasil 83.966.200
Hutan dan Jasa Lingkungan

Program 029.KB – Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 5.174.436

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 65


Kegiatan 5391 – Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan 5.174.436
Bidang LHK
KRO DDC – Penelitian dan Pengembangan Modeling 1.574.436
Rincian Output 001 Pengelolaan KHDTK 1.574.436
KRO SDC – Penelitian dan Pengembangan Modeling 3.600.000
Rincian Output 001 Implementasi IPTEK Hasil Hutan, Jasa Lingkungan dan 3.600.000
Keanekaragaman Hayati

Program 029.WA – Program Dukungan Manajemen 212.829.997


Kegiatan 5371 – Pembiayaan Pembangunan Lingkungan Hidup dan 0
Kehutanan
KRO 001 – Jumlah Dana yang Terdistribusi 0
Rincian Output 001 Tanpa Sub Output 0
KRO 002 – Jumlah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Pendapatan 0
Rincian Output 002 Tanpa Sub Output 0
Kegiatan 5385 – Pengawasan yang Profesional Guna Menjamin Mutu Kinerja 17.200.000
Kementerian LHK
KRO EAK – Layanan Pengawasan Internal 17.200.000
Rincian Output 001 Pengawasan Internal pada Inspektorat Wilayah I 4.150.000
002 Pengawasan Internal pada Inspektorat Wilayah II 4.150.000
003 Pengawasan Internal pada Inspektorat Wilayah III 4.150.000
004 Pengawasan Internal pada Inspektorat Wilayah IV 4.350.000
Kegiatan 5413 – Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis 91.607.709
Lainnya Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
KRO EAA – Layanan Perkantoran 59.964.270
Rincian Output 001 Layanan Perkantoran 59.964.270
002 Operasional dan Pemeliharaan Kantor 17.684.922
KRO EAC – Layanan Umum 27.512.439
Rincian Output 001 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 20.512.439
002 Layanan Dukungan Manajemen Satker 7.000.000
KRO EAD – Layanan Sarana Internal 4.131.000
Rincian Output 001 Layanan Sarana Internal 4.131.000
KRO EAE – Layanan Prasarana Internal 0
Rincian Output 001 Layanan Prasarana Internal 0
Kegiatan 5427 – Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis 3.842.544
Lainnya Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
KRO EAD – Layanan Sarana Internal 3.842.544
Rincian Output 001 Layanan Sarana dan Prasarana Internal Kantor Pusat 0
Kegiatan 5445 – Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis 100.179.744
Lainnya Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim
KRO EAA – Layanan Perkantoran 91.463.579
Rincian Output 001 Layanan Perkantoran 91.463.579
KRO EAC – Layanan Umum 7.416.439
Rincian Output 001 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 7.416.439
EAD – Layanan Sarana Internal 1.099.726
001 Layanan Sarana Internal 1.099.726
KRO EAE – Layanan Prasarana Internal 200.000
Rincian Output 001 Layanan Prasarana Internal 200.000

11. Kementerian Kelautan dan Perikanan


Kementerian/ 032 Kementerian Kelautan dan Perikanan Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 032.DL – Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 232.251.928
Kegiatan 2375 – Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan 110.614.763
KRO QDD – Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok Masyarakat 87.414.763

66 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Rincian Output 001 Kelompok Pelaku Utama/Usaha yang Mendapatkan 87.414.763
Pendampingan dari Penyuluhan KP
KRO SCC – Pelatihan Bidang Pertanian dan Perikanan 23.200.000
Rincian Output 001 Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang Dilatih 23.200.000
Kegiatan 2376 – Pendidikan Kelautan dan Perikanan 121.637.165
KRO SAC – Pendidikan Vokasi Bidang Pertanian dan Perikanan 121.637.165
Rincian Output 001 Peserta Pendidikan Vokasi Kelautan dan Perikanan yang 121.637.165
Kompeten

Program 032.EC – Program Nilai Tambah dan Daya Saing Industri 81.521.404
Kegiatan 2357 – Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan 71.535.904
KRO PEH – Promosi 71.535.904
Rincian Output 001 Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan 71.535.904
(Gemarikan)
Kegiatan 2358 – Pengolahan dan Bina Mutu Produk Kelautan dan Perikanan 6.565.000
KRO BDG – Fasilitasi dan Pembinaan UMKM 1.150.000
Rincian Output 002 Unit Pengolahan Produk Hasil KP Skala Mikro Kecil yang 1.150.000
dibina dalam rangka diversifikasi produk
KRO QEG – Bantuan Peralatan/Sarana 5.415.000
Rincian Output 002 Peralatan Pengolahan Ikan 5.415.000
Kegiatan 3989 – Pengendalian Mutu 2.732.500
KRO QIA – Pengawasan dan Pengendalian Produk 2.732.500
Rincian Output 001 Hasil Perikanan di Wilayah RI yang Diawasi Mutunya 2.732.500
Kegiatan 5279 – Pengujian Penerapan Hasil Kelautan dan Perikanan 688.000
KRO AEF – Sosialisasi dan Diseminasi 688.000
Rincian Output 001 Diseminasi Hasil Pengujian Penerapan Kelautan dan 688.000
Perikanan

Program 032.HB – Program Pengelolaan Perikanan dan Kelautan 80.036.635


Kegiatan 2339 – Pengelolaan Perizinan dan Kenelayanan 3.500.000
KRO QDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 3.500.000
Rincian Output 003 Nelayan yang Difasilitasi Pengembangan Usahanya 3.500.000
Kegiatan 2344 – Pengelolaan Perbenihan Ikan 30.500.000
KRO QEG – Bantuan Peralatan/Sarana 30.500.000
Rincian Output 001 Sarana Perbenihan Ikan yang Disalurkan ke Masyarakat 30.500.000
Kegiatan 2352 – Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan 1.779.968
KRO BDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1.779.968
Rincian Output 001 Masyarakat yang Memperoleh Penyadartahuan dalam 1.779.968
Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan
Kegiatan 2363 – Penataan dan Pemanfaatan Jasa Kelautan 44.256.667
KRO RAI – Sarana Pengembangan Kawasan 44.256.667
Rincian Output 001 Lahan Garam yang Difasilitasi 44.256.667

Program 032.KB – Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 8.111.960
Kegiatan 2425 – Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan 402.500
Perikanan
KRO DDA – Penelitian dan Pengembangan Produk 402.500
Rincian Output 001 Teknologi Adaptif Lokasi (TAL) Hasil Riset Pengolahan 402.500
Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan yang
Diterapkan
Kegiatan 2426 – Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan 3.300.000
KRO DDC – Penelitian dan Pengembangan Modeling 300.000
Rincian Output 001 Model Integrasi Sosial Ekonomi Kelauran dan Perikanan 300.000
yang Diterapkan
KRO SDC – Penelitian dan Pengembangan Modeling 3.000.000
Rincian Output 001 Model Sosial Ekonomi Sektor Kelautan dan Perikanan 3.000.000
Kegiatan 2427 – Riset Perikanan 3.009.460

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 67


KRO ABR – Kebijakan Bidang Pertanian dan Perikanan 3.009.460
Rincian Output 001 Rekomendasi Kebijakan Hasil Riset Perikanan 3.009.460
Kegiatan 2428 – Riset Kelautan 1.400.000
KRO DDB – Penelitian dan Pengembangan Purwarupa 1.400.000
Rincian Output 001 Prototipe Alat dan Mesin Hasil Riset dan Perekayasaan 1.400.000
Kelauatan

Program 032.WA – Program Dukungan Manajemen 59.700.823


Kegiatan 2325 – Pengelolaan Perencanaan, Keuangan, dan BMN 9.033.998
KRO EAB – Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal 9.033.998
Rincian Output 001 Layanan Perencanaan Umum 9.033.998
Kegiatan 2328 – Pengelolaan Komunikasi, Informasi Publik dan Umum 14.207.085
KRO EAC – Layanan Umum 14.207.085
Rincian Output 002 Layanan Rumah Tangga 14.207.085
Kegiatan 2329 – Pengelolaan Data dan Informasi 18.794.180
KRO EAJ – Layanan Data dan Informasi 18.749.180
Rincian Output 001 Layanan Data Statistik Kelautan dan Perikanan 18.749.180
Kegiatan 2336 – Dukungan Manajemen Internal Lingkup Inspektorat Jenderal 2.934.700
KRO EAM – Layanan Pendidikan dan Pelatihan Internal 2.934.700
Rincian Output 001 Aparatur Kelautan dan Perikanan yang Kompeyen Lingkup 2.934.700
ITJEN
Kegiatan 2335 – Dukungan Manajemen Internal Lingkup Ditjen Pengawasan 1.553.690
Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
KRO EAM – Layanan Pendidikan dan Pelatihan Internal 1.553.690
Rincian Output 002 PPNS Perikanan yang Ditingkatkan Kapasitasnya 1.553.690
Kegiatan 2637 – Dukungan Manajemen Internal Lingkup Ditjen Pengelolaan 5.267.060
Ruang Laut
KRO EAJ – Layanan Data dan Informasi 5.267.060
Rincian Output 001 Layanan Data Statistik Kelautan dan Perikanan 5.267.060
KRO EAM – Layanan Pendidikan dan Pelatihan Internal 7.910.110
Rincian Output 001 Aparatur KKP yang Diberikan Beasiswa 7.910.110

12. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Kementerian/ 033 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 033.DL – Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi 96.076.000
Kegiatan 4535 – Penyelenggaraan Pelatihan Vokasional Bidang Konstruksi 96.076.000
KRO DAB – Pendidikan Vokasi Bidang Infrastruktur 96.076.000
Rincian Output 001 SDM Vokasional Bidang Konstruksi yang Terbina 96.076.000

Program 033.FC – Program Ketahanan Sumber Daya Air 2.329.210.000


Kegiatan 5040 – Pengembangan Jaringan Air Tanah dan Air Baku 79.210.000
KRO CBG – Prasarana Bidang SDA dan Irigasi 79.210.000
Rincian Output 100 ABSAH/PAH yang Dibangun 79.210.000
Kegiatan 5300 – Operasi dan Pemeliharaan Sarana Prasarana SDA serta 2.250.000.000
Penganggulangan Darurat Akibat Bencana
KRO CDR – OM Prasarana Jaringan Sumber Daya Air 2.250.000.000
Rincian Output 007 P3TGAI 2.250.000.000

Program 033.IA – Program Perumahan dan Kawasan Permukiman 10.793.094.229


Kegiatan 4840 – Penyelenggaraan Pelatihan Vokasional Bidang Konstruksi 915.146.000
KRO RBB – Prasarana Bidang Perumahan dan Permukiman 915.146.000
Rincian Output 010 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat Berbasis 226.690.860
Masyarakat
011 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat Skala 568.059.140
Individu

68 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


013 Sistem Pengelolaan Persampahan Berbasis Masyarakat 120.396.000
Kegiatan 4971 – Penyelenggaraan Permukiman dan Bangunan Gedung 1.230.566.989
KRO CBB – Prasarana Bidang Perumahan dan Permukiman 650.000.000
Rincian Output 008 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis 650.000.000
Masyarakat di Perdesaan
KRO RBB – Prasarana Bidang Perumahan dan Permukiman 580.566.989
Rincian Output 007 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis 580.566.989
Masyarakat di Perkotaan
Kegiatan 4973 – Penyelenggaraan Air Minum yang Layak 1.571.634.610
KRO RBB – Prasarana Bidang Perumahan dan Permukiman 1.571.634.610
Rincian Output 007 Infastruktur Air Minum Berbasis Masyarakat 1.571.634.610
Kegiatan 4976 – Peningkatan Akses Pembiayaan Perumahan 29.600.000
KRO ABF – Kebijakan Bidang Sarana dan Prasarana 3.250.000
Rincian Output 001 Kebijakan Bantuan Pembiayaan Perumahan 3.250.000
KRO AFA – Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria 750.000
Rincian Output 001 NPSK Pengembangan Skema Pembiayaan Perumahan 750.000
KRO PEA – Koordinasi 500.000
Rincian Output 001 Fasilitasi Pembiayaan Perumahan 500.000
KRO QAH – Pelayanan Publik Lainnya 15.100.000
Rincian Output 001 Fasilitasi Subsidi Selisih Bunga dan Bantuan Uang Muka 4.500.000
002 Fasilitasi Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis 5.000.000
Tabungan
003 Fasilitasi Penyaluran FLPP 5.600.000
KRO QFC – Subsidi Kepala Keluarga 10.000.000
Rincian Output 001 Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan 10.000.000
Kegiatan 4978 – Penyediaan Akses Rumah Layak Huni 7.046.146.630
KRO CBB – Prasarana Bidang Perumahan dan Permukiman 1.305.609.887
Rincian Output 001 PSU Rumah Umum 0
002 Rumah Khusus 0
003 Rumah Susun Hunian ASN/TNI/POLRI 0
004 Rumah Susun Hunian MBR/Pekerja 0
005 Rumah Susun Asrama Pendidikan Tinggi 861.865.300
008 Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya 0
009 Bantuan Perumahan Swadaya Usaha 0
KRO RBB – Prasarana Bidang Perumahan dan Permukiman 5.740.536.743
Rincian Output 001 PSU Rumah Umum 288.812.298
002 Rumah Khusus 548.443.931
003 Rumah Susun Hunian ASN/TNI/POLRI 1.371.063.202
004 Rumah Susun Hunian MBR/Pekerja 1.165.002.312
008 Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya 2.315.715.000
009 Bantuan Perumahan Swadaya Usaha 51.500.000
010 Bantuan Stimulan Pembangunan Baru Rumah Swadaya 0

Program 033.WA – Program Dukungan Manajemen 23.191.217


Kegiatan 2392 – Pelaksanaan Pengawasan Penyelenggaraan Pembangunan 213.900
Infrastruktur Bidang PUPR
KRO EAK – Layanan Pengawasan Internal 213.900
Rincian Output 006 Pengawasan Wajib Tingkat Kementerian 213.900
Kegiatan 4969 – Pengelolaan Perencanaan, Keuangan, BMN, dan Umum 22.977.317
KRO EAB – Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal 16.609.008
Rincian Output 001 Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian 16.609.008
KRO EAC – Layanan Umum 6.368.309
Rincian Output 302 Layanan Kesehatan 6.368.309

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 69


13. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Kementerian/ 036 Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Alokasi Anggaran
Lembaga Kebudayaan (Ribu Rupiah)
Program 036.CL – Program Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan 73.229.708
Kegiatan 6337 – Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial 13.200.000
KRO ABN – Kebijakan Bidang Sosial 5.200.000
Rincian Output 001 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Penanganan 1.350.000
Kemiskinan
002 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Jaminan Sosial 1.150.000
003 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Bantuan dan 1.325.000
Subsidi Tepat Sasaran
004 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pemberdayaan 1.375.000
Disabilitas dan Lanjut Usia
KRO PBN – Kebijakan Bidang Sosial 8.000.000
001 Kajian dan Telahaan Penyelenggaraan SJSN 8.000.000
Kegiatan 6338 – Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan 4.950.000
Penanggulangan Bencana
KRO ABP – Kebijakan Bidang Pengembangan Wilayah 2.550.000
Rincian Output 001 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pemerataan 1.250.000
Pembangunan Wilayah
002 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pemberdayaan 1.300.000
Kawasan dan Mobilitas Spasial
KRO ABS – Kebijakan Bidang Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim 2.400.000
Rincian Output 001 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Mitigasi Bencana 1.200.000
dan Konflik Sosial
002 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Kedaruratan dan 1.200.000
Manajemen Pasca Bencana
Kegiatan 6339 – Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan 4.700.000
Pembangunan Kependudukan
KRO ABG – Kebijakan Bidang Kesehatan 4.700.000
Rincian Output 001 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Ketahanan Gizi 1.300.000
dan Promosi Kesehatan
002 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pengendalian dan 1.125.000
Penanggulangan Penyakit
003 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Peningkatan 1.125.000
Pelayanan Kesehatan
004 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Peningkatan 1.150.000
Kualitas Kependudukan dan Keluarga Berencana
Kegiatan 6340 – Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan 4.775.000
Pemuda
KRO ABN – Kebijakan Bidang Sosial 4.775.000
Rincian Output 001 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pemenuhan Hak 1.300.000
dan Perlindungan Anak
002 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pemenuhan Hak, 1.125.000
Perlindungan, dan Pemberdayaan Perempuan
003 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pemberdayaan 1.225.000
Pemuda
004 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Ketahanan dan 1.125.000
Kesejahteraan Keluarga
Kegiatan 6341 – Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan 4.429.708
Prestasi Olahraga
KRO ABH – Kebijakan Bidang IPTEK, Pendidikan dan Kebudayaan 3.500.000
Rincian Output 002 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pemajuan dan 1.200.000
Pelestarian Kebudayaan
003 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Peningkatan 1.175.000
Prestasi Olahraga

70 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


004 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Literasi, Inovasi, 1.125.000
dan Kreatifitas
KRO PBH – Kebijakan Bidang IPTEK, Pendidikan dan Kebudayaan 5.402.286
Rincian Output 001 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Revolusi Mental 5.402.286
KRO QDB – Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga 18.602.126
Rincian Output 001 Penguatan Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental 8.510.334
002 Penguatan Pusat Perubahan di Tingkat Daerah 10.109.792
KRO QMB – Komunikasi Publik 12.907.096
Rincian Output 001 Perluasan Diseminasi GNRM pada Masyarakat 12.907.096
Kegiatan 6342 – Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi 5.175.000
Beragama
KRO ABH – Kebijakan Bidang IPTEK, Pendidikan dan Kebudayaan 5.175.000
Rincian Output 001 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pendidikan Anak 1.375.000
Usia Dini, Dasar, dan Menengah
002 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pendidikan Vokasi 1.250.000
dan Pendidikan Tinggi
003 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Pendidikan 1.300.000
Keagamaan
004 Rekomendasi Alternatif Kebijakan Bidang Moderasi 1.250.000
Beragama

14. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Kementerian/ 047 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 047.DE – Program Kesetaraan Gender, Perlindungan Perempuan dan 19.650.000
Anak
Kegiatan 2790 – Pengarusutamaan Gender Bidang Politik dan Hukum 4.000.000
KRO AEA – Koordinasi 100.000
Rincian Output 001 Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan PUG 100.000
Bidang Polkum
KRO DCJ – Pelatihan Bidang Sosial 250.000
Rincian Output 001 SDM Pendamping Program Bidang Politik dan Hukum yang 250.000
Mendapat Pelatihan Tentang Parameter KG dalam
Pembentukan Peraturan Per-UU-an
KRO FAE – Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan 100.000
Rincian Output 001 Laporan Hasil Monev Pelaksanaan Kebijakan PUG Bidang 100.000
Politik dan Hukum
KRO QDB – Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga 600.000
Rincian Output 001 K/L Bidang Politik dan Hukum yang Diberikan Bimtek dan 600.000
Supervisi Tentang Pelaksanaan Kebijakan PUG
KRO UBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 2.950.000
Rincian Output 001 Daerah yang Diberikan Bimtek dan Supervisi Tentang 950.000
Pelaksanaan Kebijakan PUG di Bidang Politik dan Hukum
002 Daerah yang Diberikan Bimtek dan Supervisi Tentang 2.000.000
Pelaksanaan Kebijakan Kepemimpinan Perempuan
Perdesaan
Kegiatan 2794 – Pengarusutamaan Gender Bidang Sosial dan Budaya 4.000.000
KRO ACD – Standarisasi Lembaga 287.790
Rincian Output 001 Standarisasi Lembaga Layanan Pemberdayaan Perempuan 287.790
Bidang Sosial Budaya
KRO AEA – Koordinasi 331.492
Rincian Output 001 Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan PUG 331.492
Bidang Sosial dan Budaya
KRO BDB – Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga 71.050
Rincian Output 001 K/L Bidang Sosial dan Budaya yang diberikan Bimtek dan 71.050
Supervisi dalam Peningkatan Kapasitas PUG/PPRG
Menurunkan Stunting

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 71


KRO DCJ – Pelatihan Bidang Sosial 459.100
Rincian Output 001 SDM Pendamping Program Bidang Sosial dan Budaya yang 459.100
dilatih tentang KGPA
KRO FAE – Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan 73.500
Rincian Output 001 Laporan Hasil Monev Pelaksanaan Kebijakan PUG di bidang 73.500
Sosial dan Budaya
KRO FBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 569.015
Rincian Output 001 Daerah yang diberikan Bimtek dan Supervisi dalam 569.015
pelaksanaan kebijakan PUG Bidang Sosial dan Budaya
KRO QDB – Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga 952.113
Rincian Output 001 K/L Bidang sosial dan budaya yang yang diberikan bimtek 952.113
dan supervisi tentang pelaksanaan kebijakan PUG
KRO UBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 1.255.940
Rincian Output 001 Daerah yang diberikan Bimtek dan Supervisi tentang 810.480
Pelaksanaan kebijakan PUG bidang sosial dan budaya
002 Daerah yang diberikan Bimtek dan Supervisi dalam 445.460
Peningkatan Kapasitas PUG/PPRG Penurunan Stunting
Kegiatan 2795 – Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi 5.650.000
KRO AEA – Koordinasi 375.000
Rincian Output 001 Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan PUG 375.000
Bidang Ekonomi
KRO DCJ – Pelatihan Bidang Sosial 1.625.000
Rincian Output 001 SDM Pendamping Program Pemberdayaan Ekonomi yang 1.625.000
dilatih tentang KGPA
KRO QDB – Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga 850.000
Rincian Output 001 K/L bidang ekonomi yang diberikan bimtek dan supervisi 850.000
tentang pelaksanaan kebijakan PUG
KRO UAE – Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan 200.000
Rincian Output 001 Laporan Hasil Monev Pelaksanaan Kebijakan PUG Bidang 200.000
Ekonomi
KRO UBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 2.600.000
Rincian Output 001 Daerah yang diberikan Bimtek dan Supervisi tentang 670.000
Pelaksanaan Kebijakan PUG di Bidang Ekonomi
002 Daerah yang diberikan Bimtek dan Supervisi tentang 1.930.000
Pemberdayaan Ekonomi bagi Perempuan Rentan
Kegiatan 5918 – Peningkatan Partisipasi Lembaga Profesi dan Dunia Usaha 3.000.000
KRO AAH – Peraturan Lainnya 300.000
Rincian Output 001 Pedoman Bidang Dunia Usaha dalam KG, PHP, dan PA 300.000
KRO AFA – Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria 100.000
Rincian Output 001 Rumusan NSPK Bidang Lembaga Profesi Dunia Usaha 100.000
KRO BMA – Data dan Informasi Publik 200.000
Rincian Output 051 Rumusan Profil Tematik Bidang LPDU dalam KG, PHP, dan 200.000
PA
KRO FAE – Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan 320.000
Rincian Output 001 Laporan Hasil Monev Pelaksanaan Kebijakan Peningkatan 320.000
Partisipasi LPDU dalam KG, PHP, dan PA
KRO FBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 500.000
Rincian Output 001 Daerah yang diberikan Bimtek dan Supervisi tentang 500.000
Pelaksanaan Kebijakan Partisipasi LPDU dalam KG, PHP, dan
PA
KRO PEA - Koordinasi 360.000
Rincian Output 001 Koordinasi dan Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan 360.000
Peningkatan Partisipasi LPDU dalam KG, PHP, dan PA
KRO QDB – Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga 1.220.000
Rincian Output 001 LPDU yang di fasilitasi dalam Pelaksanaan Kebijakan KG, 1.220.000
PHP dan PA
Kegiatan 6372 – Perumusan Kebijakan Kesetaraan Gender 3.000.000

72 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


KRO AAA – Undang-Undang 450.000
Rincian Output 001 Rancangan Undang-Undang Kesetaraan Gender 450.000
KRO AAD – Peraturan Presiden 500.000
Rincian Output 001 Rancangan Peraturan Presiden tentang Grand Design 500.000
Keterwakilan Perempuan dalam Parlemen
KRO AAG – Peraturan Menteri 450.000
Rincian Output 001 Peraturan Menteri tentang Parameter Kesetaraan Gender 200.000
002 Peraturan Menteri tentang Monitoring Pelaksanaan PUG 250.000
dan Penyusunan Indeks PUG
KRO AFA – Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria 600.000
Rincian Output 001 Rumusan NSPK Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan 600.000
KRO BMA – Data dan Informasi Publik 600.000
Rincian Output 001 Rumusan Profil Tematik bidang Kesetaraan Gender 600.000
KRO FAE – Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan 400.000
Rincian Output 001 Laporan Hasil Monev Kebijakan Kesetaraan Gender 400.000

15. Badan Pusat Statistik


Kementerian/ 054 Badan Pusat Statistik Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 054.GG – Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik 5.436.651
Kegiatan 2896 – Pengembangan dan Analisis Statistik 5.436.651
KRO BMA – Data dan Informasi Publik 5.436.651
Rincian Output 004 Publikasi/Laporan Analisis dan Pengembangan Statistik 5.436.651

16. Badan Pengawas Obat dan Makanan


Kementerian/ 063 Badan Pengawas Obat dan Makanan Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 063.DR – Program Pengawasan Obat dan Makanan 83.797.062
Kegiatan 3165 – Pengawasan Obat dan Makanan di Seluruh Indonesia 67.310.262
KRO BDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 61.208.262
Rincian Output 001 KIE Obat dan Makanan Aman oleh BB/BPOM 61.208.262
KRO BMB – Komunikasi Publik 6.102.000
Rincian Output 001 Layanan Publikasi Keamanan dan Mutu Obat dan Makanan 4.092.000
oleh BB/BPOM
002 Layanan Publikasi Keamanan dan Mutu Obat dan Makanan 1.421.000
oleh Loka POMI
003 Layanan Publikasi Keamanan dan Mutu Obat dan Makanan 589.000
oleh Loka POMI II
Kegiatan 4132 – Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan 1.486.800
KRO BDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1.486.800
Rincian Output 001 Kader / fasilitator keamanan pangan nasional yang 1.486.800
berpartisipasi dalam pengawasan pangan olahan
Kegiatan 4135 – Riset dan Kajian di Bidang Obat dan Makanan 15.000.000
KRO PBG – Kebijakan Bidang Kesehatan 15.000.000
Rincian Output 001 Riset dan Kajian yang Dimanfaatkan 15.000.000

Program 063.WA – Program Dukungan Manajemen 45.941.476


Kegiatan 3159 – Koordinasi Perumusan Renstra dan Rencana Tahunan, 10.503.389
Penyusunan Dokumen Anggaran, Keuangan serta Pengelolaan
Kinerja dan Pelaporan
KRO EAB – Layanan Perencanaan dan Penganggaran Internal 10.503.389
Rincian Output 001 Dokumen Perencanaan Strategis dan Tahunan yang 5.047.782
Disusun/Dikaji Ulang
002 Dokumen Penganggaran yang Disusun 5.455.607
Kegiatan 4110 – Koordinasi Penyusunan Peraturan Perundang-undangan, 4.771.207
Advokasi Hukum, serta Organisasi dan Tata Laksana

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 73


KRO BMB – Komunikasi Publik 4.771.207
Rincian Output 001 Layanan Informasi dan Pengaduan yang Diberikan 4.771.207
Kegiatan 4112 – Pengelolaan Sumber Daya Manusia 9.692.970
KRO EAF – Layanan SDM 9.692.970
Rincian Output 001 Layanan SDM BPOM yang Diselesaikan 9.692.970
Kegiatan 4113 – Pengembangan SDM Aparatur Badan POM 20.937.910
KRO EAM – Layanan Pendidikan dan Pelatihan Internal 20.973.910
Rincian Output 001 SDM Badan POM yang memenuhi Standar Kompetensi 20.973.910

17. Lembaga Ketahanan Nasional


Kementerian/ 064 Lembaga Ketahanan Nasional Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 064.AI – Program Pembinaan Ketahanan Nasional 32.568.207
Kegiatan 3190 – Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pendidikan Bidang 2.745.324
Program dan Pengembangan Pendidikan
KRO DBE – Pendidikan Non Gelar 2.745.324
Rincian Output 001 Pembuatan Perencanaan Kurikulum dan Silabus Pendidikan 457.575
(PPSA dan PPRA)
002 Penyusunan Program Pendidikan (PPSA dan PPRA) 1.793.109
003 Pelaksanaan Evaluasi Pengembangan Pendidikan (PPSA dan 494.640
PPRA)
Kegiatan 3191-Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pendidikan Bidang 4.302.906
Pembinaan Peserta Pendidikan
KRO DCG-Pelatihan Bidang Pertahanan dan Keamanan 4.302.906
Rincian Output 001 Pelaksanaan Adminstrasi Kegiatan Peserta (PPSA dan PPRA) 225.616
002 Pelaksanaan Dukungan Pelayanan Peserta (PPSA dan PPRA) 3.309.714
003 Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Peserta Pendidikan 767.576
(PPSA dan PPRA)
Kegiatan 3192 – Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pendidikan Bidang 15.875.011
Operasional Pendidikan
KRO DBE – Pendidikan Non Gelar 15.875.011
Rincian Output 001 Pelaksanaan Operasional Pengajaran (PPSA dan PPRA) 1.893.164
002 Pelaksanaan Kegiatan Utama Pendidikan (PPSA dan PPRA) 12.307.990
003 Pelaksanaan Tutor dan Pendamping (PPSA dan PPRA) 1.673.857
3193 – Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Pendidikan Bidang 4.449.614
Materi dan Penilaian Peserta Pendidikan
KRO DBE – Pendidikan Non Gelar 4.449.614
Rincian Output 001 Pelaksanaan Penilaian Kegiatan Utama Pendidikan (PPSA 1.463.550
dan PPRA)
002 Pelaksanaan Pengumpulan Pengolahan Data dan 375.021
Administrasi Pendidikan (PPSA dan PPRA)
003 Penyiapan Penyusunan Pengajaran dan Penggandaan 1.337.743
Bahan Pengajaran (PPSA dan PPRA)
004 Kegiatan Tenaga Pengajar Pendidikan (Tajar) 1.273.300
Kegiatan 3194 – Penyusunan Rencana dan Program Deputi Bidang 773.115
Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan
KRO AEA – Koordinasi 773.115
Rincian Output 001 Penyusunan Dokumen Perencanaan 773.115
Kegiatan 3195 – Penyusunan Rencana dan Pembinaan serta Pelaksanaan 1.662.871
Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan
KRO QDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1.662.871
Rincian Output 002 Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan 1.662.871
Kegiatan 3197 – Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Training of Trainer 1.559.366
(ToT) Nilai-nilai Kebangsaan
KRO QDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1.559.366
Rincian Output 004 Training of Trainer (ToT) Nilai-nilai Kebangsaan 1.559.366

74 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


Kegiatan 3198 – Penyusunan Rencana dan Pelaksanaan Sosialisasi Wawasan 1.200.000
Kebangsaan
KRO QDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 1.200.000
Rincian Output 005 Dialog Wawasan Kebangsaan 1.200.000

18. Badan Koordinasi Penanaman Modal


Kementerian/ 065 Badan Koordinasi Penanaman Modal Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 065.WA – Program Dukungan Manajemen 3.130.000
Kegiatan 3208 – Pengembangan Sumber Daya Manusia 3.130.000
KRO DCF – Pelatihan Bidang Ekonomi dan Keuangan 3.130.000
Rincian Output 021 Diklat Bidang Penanaman Modal Internal dan Eksternal 3.130.000

19. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Kementerian/ 068 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 068.DJ – Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan 2.007.180
Keluarga Berencana
Kegiatan 3319 – Pembinaan Ketahanan Remja 650.000
KRO AFA – Norma, Standard, Prosedur, dan Kriteria 50.000
Rincian Output 001 Pedoman di Bidang Pembinaan Ketahanan Keluarga dan 50.000
Remaja
KRO FBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 250.000
Rincian Output 001 Provinsi yang Mendapatkan Bimbingan Teknis di Bidang 250.000
Pembinaan Ketahanan Keluarga dan Remaja
KRO UBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 350.000
Rincian Output 002 Provinsi yang Mendapatkan Pembinaan Pelembagaan 350.000
GenRe
Kegiatan 3320 – Peningkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi 728.290
KRO AFA – Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria 105.940
Rincian Output 001 Pedoman di Bidang Peningkatan Kualitas Kesehatan 105.940
Reproduksi
KRO UBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 622.350
Rincian Output 001 Provinsi yang Mendapatkan Bimbingan Teknis dalam 622.350
Peningkatan Pelayanan KB Pasca Persalinan
Kegiatan 3324 – Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan 628.890
KRO AFA – Norma, Standard, Prosedur, dan Kriteria 200.000
Rincian Output 001 Pedoman di Bidang Pembinaan Ketahanan Keluarga Rentan 200.000
KRO FBA – Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah 228.980
Rincian Output 001 Provinsi yang Mendapatkan Bimbingan Teknis di Bidang 229.980
Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia
KRO PFA – Norma, Standard, Prosedur, dan Kriteria 199.910
Rincian Output 001 Pedoman terkait Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui 199.910
Pendampingan Keluarga

20. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)


Kementerian/ 079 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 079.KB – Program Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 32.400.000
Kegiatan 3390 – Pembinaan, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan 26.400.000
Peneliti
KRO QEJ – Bantuan Pendidikan Tinggi 26.400.000
Rincian Output 008 Peserta Pendidikan Berbasis Riset untuk Bidang Ilmu 26.400.000
Strategis
Kegiatan 3394 – Pemanfaatan dan Inovasi Iptek 4.000.000
KRO QDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 2.000.000

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 75


Rincian Output 003 Partisipan dalam Kompetisi/Pembinaan Inovasi Ilmiah 2.000.000
Remaja
KRO QDG – Fasilitasi dan Pembinaan UMKM 2.000.000
Rincian Output 001 PTEK LIPI Termanfaatkan oleh UKM/Masyarakat 2.000.000
KRO PBH – Kebijakan Bidang IPTEK, Pendidikan dan Kebudayaan 2.000.000
Rincian Output 006 Hasil Penelitian Penguatan Ekosistem Iptek Inovasi nasional 2.000.000

21. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)


Kementerian/ 081 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 081.KB – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) 1.500.000
Kegiatan 6252 – Pengkajian dan Penerapan Teknologi Bidang Lingkungan 1.500.000
KRO SDA – Penelitian dan Pengembangan Produk 622.648
Rincian Output 001 Pilot Project Pengolahan Emas Aluvial di Riau (Emas Non 622.648
Merkuri)
KRO SDB – Penelitian dan Pengembangan Purwarupa 877.352
Rincian Output 001 Prototipe interim storage (Emas Non Merkuri) 586.984
002 Sistem Aplikasi Pemantauan meliputi (Emas Non Merkuri) 290.368

22. Kementerian Perdagangan


Kementerian/ 090 Kementerian Perdagangan Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 090.EE – Program Perdagangan Luar Negeri 4.402.313
Kegiatan 3738 – Peningkatan Peran dan Pemanfaatan Perundingan 3.669.093
Perdagangan Internasional
KRO QDH – Fasilitasi dan Pembinaan Badan Usaha 3.669.093
Rincian Output 001 Fasilitasi FTA Center Jakarta 3.669.093
Kegiatan 3745 – Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Akses Pasar 733.220
KRO PEF – Sosialisasi dan Diseminasi 733.220
Rincian Output 001 Bimbingan Teknis Terkait Penanganan Hambatan 733.220
Perdagangan

Program 090.EF – Program Perdagangan Dalam Negeri 16.110.639


Kegiatan 3716 – Peningkatan Penggunaan dan Pemasaran Produk dalam 8.381.000
Negeri
KRO QDG – Fasilitasi dan Pembinaan UMKM 8.381.000
Rincian Output 001 Fasilitasi Peningkatan Kewirausahaan 8.381.000
Kegiatan 3724 – Pengembangan Kebijakan dan Pemberdayaan Konsumen 7.568.777
KRO QDC – Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat 7.568.777
Rincian Output 052 Konsumen yang Diedukasi 7.568.777
Kegiatan 3762 – Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan 160.862
Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang
Komoditas
KRO BDH – Fasilitasi dan Pembinaan Badan Usaha 160.862
Rincian Output 001 Pelatihan Teknis Pelaku Usaha PBK 160.862

Program 090.WA – Program Dukungan Manajemen 3.153.498


Kegiatan 3708 – Pengelolaan Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian 3.153.498
KRO DCF – Pelatihan Bidang Ekonomi dan Keuangan 3.153.498
Rincian Output 001 Pelatihan Teknis Kemetrologian 1.040.712
002 Fungsional Penera Kemetrologian 755.350
003 Fungsional PPNS Kemetrologian 949.274
004 Pelatihan Kemetrologian (PNBP) 408.162

76 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


23. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Kementerian/ 103 Badan Nasional Penanggulangan Bencana Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 103.FA – Program Ketahanan Bencana 12.396.400
Kegiatan 3884 – Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Prasarana Fisik di 2.650.000
Wilayah Pasca Bencana
KRO ABS – Kebijakan Bidang Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim 2.650.000
Rincian Output 001 Kebijakan Bidang Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim 2.650.000
Kegiatan 3888 – Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi 1.309.400
KRO UAC – Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara 1.309.400
Rincian Output 001 Pendamping Pengkajian Kebutuhan Pascabencana 1.309.400
(Jitupasna) dan Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Pascabencana
Kegiatan 4285 – Penyusunan dan Pelaksanan Kebijakan Teknis Bidang 1.000.000
Dukungan Infrastruktur Darurat
KRO UAC – Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara 1.000.000
Rincian Output 001 Pengelolaan Infrastruktur Darurat 1.000.000
Kegiatan 4289 – Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan PB 7.437.000
KRO AEA – Koordinasi 7.437.000
Rincian Output 003 Koordinasi Sistem Manajemen Logistik dan Peralatan PB 7.437.000

Program 103.WA – Program Dukungan Manajemen 4.963.265


Kegiatan 3873 – Pengelolaan Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan, 2.363.940
organisasi dan Tatalaksana serta kerjasama di Bidang
Penanggulangan Bencana
KRO EAG – Layanan Hukum 2.363.940
Rincian Output 957 Layanan Hukum 1.755.940
969 Layanan Bantuan Hukum 608.000
Kegiatan 3878-Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana 2.599.325
KRO ADI-Sertifikasi Profesi dan SDM 405.700
Rincian Output 007 Menyelenggarakan Sertifikasi dan Uji Kompetensi Profesi 405.700
KRO AEA – Koordinasi 2.193.625
Rincian Output 004 Perencanaan, Koordinasi, dan Monev Diklat PB 2.193.625

24. Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia


Kementerian/ 104 Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Alokasi Anggaran
Lembaga (Ribu Rupiah)
Program 104.DP – Program Penempatan dan Pelindungan PMI 73.696.175
Kegiatan 3894 – Peningkatan Fasilitasi Pelayanan Penempatan dan 60.756.950
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
KRO QAA – Pelayanan Publik kepada masyarakat 60.756.950
Rincian Output 002 Pelayanan Penempatan PMI oleh Pemerintah 721.250
003 Pelayanan penempatan PMI non pemerintah 230.650.000
004 Pelayanan Pelindungan terhadap PMI 22.385.700
005 Pemberdayaan PMI purna dan keluarganya 14.000.000
Kegiatan 4559 – Peningkatan Pelayanan Penempatan Pemerintah Kawasan 2.011.540
Asia dan Afrika
KRO AEA – Koordinasi 884.915
Rincian Output 001 Peluang kerja di negara tujuan penempatan baru dan atau 884.915
negara tujuan penempatan tradisional Skema G to G/G to P
di Kawasan Asia dan Afrika
KRO BAA – Pelayanan Publik kepada Masyarakat 1.126.625
Rincian Output 001 Pelayanan Penempatan Pekerja Migran Indonesia oleh 1.126.625
Pemeritah di Kawasan Asia dan Afrika
Kegiatan 4560 – Peningkatan Pelayanan Penempatan Non Pemerintah 981.848
Kawasan Asia dan Afrika
KRO QAA – Pelayanan Publik kepada masyarakat 981.848

Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga| 77


Rincian Output 001 Pekerja Migran Indonesia yang Ditempatkan oleh Non- 981.848
Pemerintah
4561 – Peningkatan Pelayanan Pelindungan dan Pemberdayaan 4.852.300
Kawasan Asia dan Afrika
KRO QAA – Pelayanan Publik kepada masyarakat 4.852.300
Rincian Output 001 Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya yang 1.020.300
mendapatkan fasilitasi pemberdayaan ekonomi dan sosial
002 Pekerja Migran Indonesia yang mendapatkan fasilitasi 3.832.000
pemulangan (Bermasalah, Sakit, Meninggal)
Kegiatan 4563 – Peningkatan Pelayanan Penempatan Kawasan Amerika dan 347.000
Pasifik
KRO QAA – Pelayanan Publik kepada masyarakat 347.000
Rincian Output 001 Pelayanan Penempatan Pekerja Migran Indonesia di 347.000
Kawasan Amerika dan Pasifik
Kegiatan 4564 – Peningkatan Pelayanan Pelindungan dan Pemberdayaan 1.140.200
Kawasan Amerika dan Pasifik
KRO QAA – Pelayanan Publik kepada masyarakat 1.140.200
Rincian Output 002 Pekerja Migran Indonesia dan keluarganya yang 453.000
mendapatkan fasilitasi pemberdayaan ekonomi dan sosial
003 Pekerja Migran Indonesia Purna yang mendapatkan 687.200
fasilitasi pemulangan (Bermasalah, Sakit, Meninggal)
Kegiatan 4566 – Peningkatan Pelayanan Penempatan Pemerintah Kawasan 680.000
Eropa dan Timur Tengah
KRO BAA – Pelayanan Publik kepada masyarakat 680.000
Rincian Output 001 Pelayanan Penempatan Pekerja Migran Indonesia oleh 680.000
Pemeritah di Kawasan Eropa dan Timur Tengah
Kegiatan 4567 – Peningkatan Pelayanan Penempatan Non Pemerintah 890.072
Kawasan Eropa dan Timur Tengah
KRO QAA – Pelayanan Publik kepada masyarakat 890.072
Rincian Output 001 Pelayanan Penempatan Pekerja Migran Indonesia oleh non 890.072
pemerintah
Kegiatan 4568 – Peningkatan Pelayanan Pelindungan dan Pemberdayaan 2.036.265
Kawasan Eropa dan Timur Tengah
KRO QAA – Pelayanan Publik kepada masyarakat 2.036.265
Rincian Output 001 Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia dan Keluarganya 969.580
002 Fasilitasi pemulangan Pekerja Migran Indonesia yang 1.066.685
menghadapi Bermasalah, Sakit, Meninggal di Kawasan
Eropa dan Timur Tengah

78 | Pedoman Penandaan Anggaran Responsif Gender Kementerian/Lembaga


UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT:

Kementerian PPN/Bappenas
Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga
Jl. Taman Suropati No. 2, Menteng, Jakarta Pusat 10310
Telepon : (021) 310 1925 ext. 2323, 2324
Faksimili : (021) 310 1925
Email : kpapo@bappenas.go.id

Anda mungkin juga menyukai