Anda di halaman 1dari 3

ANAMNESA PENYAKIT JANTUNG KORONER

MATA KULIAH KMB I


(KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH)

DISUSUN OLEH :
JULIO EVIN HANAN ANGGARA
(P1337420719046)
KELAS VIRGINIA HENDERSON

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI D IV KEPERAWATAN MAGELANG
2020
Anamnesis Jantung Koroner :
1. Menanyakan gejala pada pasien yaitu gejala yang sering dikeluhkan
seperti keringat dingin,mual,muntah,mudah lelah saat
beraktivitas,Aritmia atau irama denyut nadi yang kurang stabil,Angina
(nyeri dada akibat berkurangnya suplai darah ke otot jantung) yang
mengakibatkan nyeri sampai menyebar ke lengan,leher,dagu,perut,dan
punggung.
2. Menanyakan riwayat kejadian kardiovaskular pada pasien yaitu apakah
sebelumnya pernah didiagnosis PJK (Penyakit Jantung Koroner). Selain
itu,menanyakan riwayat penyakit kardiovaskular sebelumnya yaitu
hipertensi,gagal jantung,penyakit arteri perifer,penyakit ginjal
kronis,sleep apneu,stroke,damensia.
3. Menanyakan faktor risiko untuk menilai komplikasi penyakit
kardiovaskular dan perencanaan terapi. Hal yang perlu ditanya yaitu
komorbid terkait risiko penyakit kardiovaskular seperti diabetes,gaya
hidup dll.
4. Menanyakan riwayat konsumsi obat untuk penilaian ada tidaknya
konsumsi obat yang memiliki efek yang memicu terjadinya jantung
koroner.
Pemeriksaan Fisik :
1. Pemeriksaan fisik secara Inspeksi,Palpasi,Perkusi,Auskultasi
- Inspeksi : Pemeriksaan visual sederhana atau inspeksi dilakukan untuk
menilai kondisi jantung, yaitu dengan memperhatikan bentuk dan
kondisi dada, memeriksa pembuluh darah di bagian leher, serta
mendeteksi ada tidaknya pembengkakan di tungkai atau organ tubuh
lainnya.
- Palpasi : merupakan pemeriksaan fisik jantung untuk menilai kinerja
dan kondisi jantung, serta mendeteksi kemungkinan adanya kelainan
pada jantung. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memeriksa detak
jantung di permukaan dinding dada. Palpasi juga dapat dilakukan
untuk menilai apakah pembengkakan di tungkai diakibatkan oleh
penumpukan cairan atau bukan.
- Perkusi : dalam pemeriksaan fisik jantung dilakukan dengan cara
mengetuk permukaan dada dengan jari tangan. Bunyi ketukan yang
dihasilkan akan digunakan sebagai indikator kondisi jantung dan
organ di sekitarnya, terutama paru-paru.
- Auskultasi : merupakan metode pemeriksaan yang dilakukan dengan
alat stetoskop untuk mendengarkan bunyi jantung pasien. Selanjutnya,
dokter akan menilai apakah bunyi jantung termasuk normal atau
menandakan adanya kelainan atau gangguan pada jantung. Auskultasi
juga dapat menilai perubahan suara napas di paru-paru, apabila terjadi
penimbunan cairan akibat gangguan jantung.
2. Pemeriksaan EKG, Ekokardiogram,MRI atau CT Scan,Tes
darah,Rontgen,dan Angiografi koroner.
3. Pemeriksaan fisik lengkap
4. Lingkar Pinggang
5. Pemeriksaan antropometri
6. Diagnosa banding
7. Pemeriksaan penunjang (penilaian risiko kardiovaskular,penilaian
penyebab jantung koroner,penilaian komplikasi jantung koroner).

Anda mungkin juga menyukai